Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ASAS ASAS PENDIDIKAN

OLEH :

NAMA : A.A BAGUS EKA PRATAMA


NIM : 202201050037
NO. ABSEN : 17

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji sykur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul Asas – Asas Kependidikan
dan bermanfaat untuk mahasiswa mahasiswi dan untuk para pembaca.
Besar harapan saya bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai pegangan dalam mempelajari materi tentang Asas Asas Pendidikan. Juga
merupakan harapan saya dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua
pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah Dasar Dasar Pendidikan.
Akhir kata saya berharap semoga makalah asas – asas pendidikan dan bermanfaat
untuk pendidikan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang............................................................................................................ 1

2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

3. Tujuan........................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN
1. Asas Pokok Pendidikan................................................................................................ 2

2. Asas Tut Wuri Handayani............................................................................................ 2

3. Asas Kemandirian Dalam Belajar................................................................................ 5

PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................... 6
Saran................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9

ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha dasar yang sistematik – sistemik selalu bertolak
dari sejumlah asas tertentu. Asas asas tersebut berperan sangat penting , kerna
fungsi pendidikan merupakan pilar utama terhadap perekembangan manusia dan
masyarakat tertentu. 
Asas – asas pendidikan merupakan ketentuan yg harus dipedomani atau
menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tercapai tujuannya dan asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari
pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di
Indonesia.
Diantara asas tersebut, ada tiga asas yang diuraikan secara mendetail, yaitu;
Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian
dalam Belajar. Ketiga asas itu dianggap sangat relevan dengan upaya pembinaan
dan pengembangan pendidikan nasional, baik masa kini maupun masa datang. Oleh
karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas
tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan
pendidikan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Asas – Asas Pendidikan?

2. Bagaimana penjelasan dan pengertian Asas- Asas Pendidikan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan dan apa saja asas asas
pendidikan.
PEMBAHASAN
Asas – asas pendidikan merupakan ketentuan yg harus dipedomani atau menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tercapai tujuannya dan asas pendidikan
merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan). Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber
dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di
Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).

Diantara asas tersebut, ada tiga asas yang diuraikan secara mendetail, yaitu; Asas
Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam
Belajar. Ketiga asas itu dianggap sangat relevan dengan upaya pembinaan dan
pengembangan pendidikan nasional, baik masa kini maupun masa datang. Oleh karena
itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar
dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyeleenggaraan pendidikan sehari-
hari.

Asas Tut Wuri Handayani


Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung
arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi
pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila
anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya. (Anshory, Ichsan. 2018. Pengantar
pendidikan). Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan
dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan tersebut serta merta
diterima sebagai salah satu asas pendidikan nasional Indonesia (Jurnal Pendidikan,
No.2:24). 

Asas Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari asas
pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri Handayani adalah :

(*) Tut wuri : mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian yang
berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih.

(*) Handayani : mempengaruhi dalam arti, merangsang, memupuk, membimbing, dan


menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing – masing melalui
disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam jurnal ilmu pendidikan).

Azas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono
(filusof dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi
satu kesatuan asas, masing-masing sebagai berikut;

Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi


contoh) 
adalah hal yang baik mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian
depan, seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam sistem ilmu
pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan / pendapat para muridnya
dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. 

Ing Madya Mangu Karsa (di tengah membangkitkan


kehendak) 
Adalah diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu untuk
mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk memperkuat
motivasi. Dan, guru maju ke tengah-tengah (pemikiran) para muridnya. Dalam posisi ini ia
menciptakan situasi yang memungkinkan para muridnya mengembangkan, memperbaiki,
mempertajam, atau bahkan mungkin mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu
sehingga diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih banyak
manfaatnya. 

Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi


dorongan). 
Asas ini memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri, dan ada
kemungkinan melakukan kesalahan, tanpa ada tindakan (hukuman) pendidik. Hal itu tidak
menjadikan masalah, karena menurut Ki Hajar Dewantara, setiap kesalahan yang dilakukan
anak didik akan membawa pidananya sendiri, karena tidak ada pendidik sebagai pemimpin
yang mendorong datangnya hukuman tersebut. Dengan demikian, setiap kesalahan yang
dialami peserta didik bersifat mendidik. Maksud tut wuri handayani adalah sebagai
pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan perilaku dan segala tindakan
sisiwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirancang. (Umar Tirtarahardja dan La
Sulo, 1994: 123).

Ketiga asas tersebut sebagai semboyang dalam pendidikan merupakan satu kesatuan asas
yang telah menjadi asas penting dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan juga
mengandung makna mengembangkan kodrat alam anak dengan tuntutan agar anak didik
dapat mengembangkan kehidupan lahir dan bathin menjadi subur dan selamat, dan
perkembangan peserta didik harus senantiasa diikuti dengan memberi bantuan pada saat
anak membutuhkan.

Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup ( long life education). Istilah pendidikan seumur hidup
erat kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama
dengan istilah belajar sepanjang hayat. Kedua istilah ini memang tidak dapat dipisahkan,
tetapi dapat dibedakan (Rangga, 2011, dalam jurnal Ilmu Pendidikan).

Penekanan istilah “belajar”adalah perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang


relatif tetap karena pengaruh pengalaman, sedang istilah “pendidikan” menekankan pada
usaha sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan
pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien efektif, dengan kata lain, lingkungan yang
membelajarkan subjek didik (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123). 

Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup, dalam proses belajar mengajar
di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua hal pokok, yaitu; 

(1) membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif 

(2) meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar
sepanjang hayat. Ditinjau dari segi kependidikan, perlunya merancang suatu program atau
kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat dengan
memperhatikan dua dimensi, yaitu; Pertama, Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah
meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan
dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Kedua, Dimensi horisontal dari kurikulum
sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar
sekolah. Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana gambaran manusia
Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai Pancasila, Indonesia menganut asas
pendidikan sepanjang hayat. (La Sulo, 1990: 25-26) Pendidikan sepanjang hayat
memungkinkan tiap warga negara Indonesia. 
a.  mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri dan kemandirian sepanjang
hidupnya .

b. mendapat kesempatan untuk memanfaatkan layanan lembaga-lembaga pendidikan yang


ada di masyarakat. Lembaga pendidikan yang ditawarkan dapat bersifat formal, informal,
non formal. (Anshory, Ichsan. 2018. Pengantar pendidikan)

Asas Kemandirian Dalam Belajar.


Azaz kemandirian dalam belajar ini berkaitan dengan azaz tut wuri handayani maupun
azaz belajar sepanjang hayat. Azaz tut wuri handayani memiliki arti berasumsi dari
kemampuan peseta didik untuk mandiri dalam belajar. Disisi lain pendidik tetap tidak lepas
tangan, bisa diperlukan sebagai fasilator. Sedangkan asas belajar sepanjang hayat juga
berasumsi peserta didik untuk mampu belajar mandiri, jika peserta didik selalu bergantung
ke guru, maka tidak akan mendapatkan belajar sepanjang hayat. (Anshory, Ichsan. 2018.
Pengantar pendidikan)

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung lebih
didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan
dari para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar mandiri yang diutarakan oleh para
ahli seperti dipaparkan sebagai berikut:

(1) Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab
dari proses pelajaran mereka sendiri.

(2) Belajar Mandiri mengintegrasikan self- management (manajemen konteks, menentukan


setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor,
mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya).

(3) Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai
dan memelihara usaha siswa.
(4) Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke
siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan
apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya. Haris Mujiman dalam Joni Raka, T 43
mencoba memberikan pengertian belajar mandiri dengan lebih lengkap. Menurutnya belajar
mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai
suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai
sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk
menguasai suatu kompetensi tertentu. Belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha
individu untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang
lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi pembelajaran.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama
sebagai fasilitator dan motifator (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
PENUTUP
Kesimpulan
Asas – asas pendidikan terdiri dari Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat,
dan belajar mandiri. Dalam asas – asas tersebut perbedaan yang mencolok walaupun
asas – asas tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam asas Tut
Wuri Handayani menekankan pada peran pendidik dan anak didik dalam kegiatan
belajar namun dalam asas belajar sepanjang hayat menekankan pada peran anak diidk
dalam belajar. Anak didik dalam asas belajar sepanjang hayat bukan berrati anak diidk
yang selalu membutuhkan pendiidk dalam belajar, melainkan semua orang yang ingin
belajar seumur hidupnya. Sedangkan asas kemandirian dalam belajar menekan pada
proses belajar yang harus mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang lain.

Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya
untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sulo, La. 1990. Penelah Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP Ujung Pandang.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo, 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Depdikbud.

Rangga. 2011. “Konsep Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan.

Susarno, Drs Lamijan Hadi, M.Pd dan Prof. Dr. MV Roesminingsih, M.Pd. Teori dan
Praktek Pendidikan. 2005. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya.

Anshory, Ichsan. Pengantar Pendidikan. 2018. Universitas Muhammadiyah Malang:


Malang.

Anda mungkin juga menyukai