Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Disusun oleh :
- Ilham Nazwandi ( 3062156194 )
- Elva Risanty ( 3062156220 )
- Ratnasari Dewi ( 3062156253)
Kelas : 05
Semester : 02
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Kependidikan

Dosen pengampu : Arina Wulandari M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
STKIP PGRI BANJARMASIN
2022-2023

i
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pengantar pendidikan yang berjudul
“Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya” ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pengampu yaitu Arina
Wulandari M.Pd yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada kami.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

                                                                                    

                                                                                                  

Banjarmasin, 14 Maret 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
a. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
b. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
c. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. ASAS POKOK PENDIDIKAN............................................................................................2
B. PENERAPAN ASAS PENDIDIKAN (DI SEKOLAH DAN DI LUAR   SEKOLAH)
DEWASA INI..............................................................................................................................5
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. SIMPULAN..............................................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah asas-asas
tertentu. Asas-asas tersebut sangat penting karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Khusus untuk pendidikan di Indonesia,
terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Di antara sejumlah asas tersebut, akan dikaji lebih lanjut tiga buah asas yaitu asas
tut wuri handayanai, asas kemandirian dalam belajar dan asas belajar sepanjang hayat. Ketiga
asas itu dipandang sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa depan.
b. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan asas Tut Wuri Handayani?
2.      Apa yang dimaksud  dengan asas sepanjang hayat?
3.      Apa yang dimaksud dengan asas kemandirian dalam belajar?
4.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui?
5.      Bagaimanakah penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi?
6.      Bagaimanakah pengembangan penerapan asas-asas pendidikan?

c. Tujuan Penulisan
            Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan dan
menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah, yaitu:
1.      Untuk menjelaskan  asas Tut Wuri Handayani
2.      Untuk menjelaskan  asas sepanjang hayat
3.      Untuk menjelaskan  tentang kemandirian dalam belajar
4.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan dilihat dari keadaan yang ditemui
5.      Untuk mendeskripsikan penerapan asas pendidikan pada permasalahan yang dihadapi
6.      Untuk menjelaskan pengembangan penerapan asas-asas pendidikan                

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik
pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan (Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan). Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian kepada cara
penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang bagaimana
layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
 Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberi arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas–asas tersebut bersumber dari
kecenderungan umum  pendidikan di dunia dan bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117).
1.      ASAS TUT WURI HANDAYANI
Asas Tut wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia yang bersumber dari asas
Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis
kemerdekaan dan pendidikan nasional.
Makna Tut wuri Handayani adalah:
a.       Tut wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta
kasih  dan tanpa pamrih.
b.      Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk,
membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak mengembangkan pribadi masing-
masing melalui disiplin pribadi (Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Asas Tut wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar tersebut mendapat tanggapan
positif dari Drs. RMP Sosrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan
untuk melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini ketiga
semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu:
a.       Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh)
b.      Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan kehendak, hasrat atau
motivasi)
c.       Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas)
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri
dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam
penyelenggaraan pendidikan, seorang guru merupakan  pemimpin yang berdiri di belakang
dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi
kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri,
diperintah atau dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi

2
jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri tingkah laku atau perbuatan anak
apabila anak didik tidak dapat menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan
bahwa asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar
siswa aktif (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123)..

2.      ASAS BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah sempurna, dia selalu berkembang
mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan
ilmu dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek
kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat
menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah
dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan yang
dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah
seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat (Tim Pembina MK Pengantar
Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan
seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi
ditelinga, beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal
dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat ini jauh sebelum orang-
orang Barat mengangkatnya (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a.       Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.      Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara
sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya
c.       Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d.      Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e.       Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasik
yang formal, non formal dan informal (La Sulo, 1990: 25-26).
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seharusnya
mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
1.      Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif
2.      Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar
sepanjang hayat
Kurikulum yang dapat dirancang dan  diimplementasikan yaitu kurikulum yang memperhatikan
dua dimensi, yaitu sebagai berikut:

3
1.      Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan
2.      Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu akan
mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya.
Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang
terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai warga yang belajar
sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat yang gemar belajar (learning society). Dengan
kata lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di dalam
sistem pendidikan nasional Indonesia (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).
3.      KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat
kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada
asumsi bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam
belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar
sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik
mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang belajar
sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator, informator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan
mengatur berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga memudahkan peserta didik
berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa
dirinya hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang ada. Oleh karena itu,
guru perlu memberikan dan bahkan merangsang peserta didik untuk mencari informasi selain
dari dirinya sendiri. Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa
peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara maksimal (Umar Tirtarahardja
dan La Sulo, 1994: 123).
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat mengembangkan kemandirian dalam
belajar, yaitu:
a.       Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
b.      Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya
c.       Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang memadai. PSB
memberi peluang tersedianya berbagai jenis sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan.
Dengan dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih dimantapkan dan
dikembangkan (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123).

4
B. PENERAPAN ASAS PENDIDIKAN (DI SEKOLAH DAN DI LUAR   SEKOLAH)
DEWASA INI

1.      KEADAAN YANG DITEMUI


Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui, yakni :
a.       Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. 
b.      Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya
agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang
diinginkannya.
c.       Peserta didik yang memiliki kelainan (cacat fisik atau mental) memperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat
tumbuh menjadi manusia yang mandiri.
d.      Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan
keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang
memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh
diatas normal (Qym, 2009, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang:
a.       Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti
dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam
lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal dan berbagai jenjang pendidikan dari TK
sampai perguruan tinggi.
b.      Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara proporsional.
Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
c.       Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan.
d.       Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
keterampilan, dan sarana pendidikan jasmani.
e.       Pengadaan buku ajar diperuntukkan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:

5
1.      Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar
2.      Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
f.       Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
keterampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur.
g.      Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam
kegiatan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga.
h.      Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia
peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental. 
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah telah mengupayakan usaha-usaha
untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan
prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang (Qym, 2009, dalam Jurnal
Ilmu Pendidikan).

2.      PERMASALAHAN YANG DIHADAPI


Dalam hal penerapan asas-asas pendidikan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa
masalah yang perlu mendapat perhatian, yakni:
a.      Masalah pendekatan komunikasi oleh guru
Dewasa ini, masih terdapat kecenderungan bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan
komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah.
Dalam komunikasi demikian, pendidik menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi
dari peserta didik. Bahkan, tidak jarang peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang
guru. Akibatnya, arus komunikasi cenderung satu arah dan rendahnya umpan balik dari peserta
didik. Komunikasi yang demikian memberikan implikasi yang negatif terhadap out
put pendidikan, yakni membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih
bergantung kepada informasi yang diberikan pendidik (Tim Pembina MK Pengantar
Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
b.      Masalah peranan pendidik
Sejalan dengan pendekatan komunikasi satu arah yang cenderung digunakan pendidik, pendidik
sering menempatkan dirinya sebagai  orang yang paling dominan. Tidak
jarang seorang pendidik, apakah itu orang tua, guru, atau dosen menempatkan dirinya sebagai
orang yang paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar
berlangsung. Padahal dalam era komunikasi canggih ini, sumber informasi datangnya membanjir
dari segala arah, tidak hanya dari sekolah atau sejenisnya, tetapi juga bisa dari media massa

6
seperti televisi, radio, koran, dan bahkan dari internet. Oleh karena itu, tidak tertutup
kemungkinan bahwa orang tua, guru, atau pun dosen ketinggalan informasi dibandingkan dengan
peserta didik. Sehingga dengan demikian,  seorang pendidik harus mendorong peserta
didik untuk mencari informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya belajar mandiri (Tim
Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan).
c.       Masalah tujuan belajar
Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh karena
kemajuan teknologi terutama kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat dunia
semakin “sempit”, sehingga intensitas interaksi antar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh
perbedaan suku, agama, ras, dan asal-usul. Oleh karena itu, tujuan belajar perlu diperluas
dengan learning to life together dan learnign to be, sehingga dengan demikian apa yang
dipelajari hari ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut dalam rangka
menyesuaikan diri dengan perubahan lapangan kerja dan bahkan perubahan dalam berbagai
aspek kehidupan (Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar
Pengantar Pendidikan).

3.      PENGEMBANGAN PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN


Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam penerapan asas-asas pendidikan, maka
perlu diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.
a.      Mengembangkan komunikasi dua arah
Seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah untuk meningkatkan umpan balik dari
siswa. Siswa tidak hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap
permasalahan yang diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong
untuk belajar mandiri, tidak tergantung kepada pendidik saja (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu
Pendidikan).
b.      Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.
Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus dipecahkan atau
didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran. Motivator sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Sedangkan sebagai
organisator, pendidik membimbing peserta didik menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang
telah ada (Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).ss.
c.       Mengembangkan tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning to life
together, dan learning to be.

Berbagai upaya pengembangan dalam penerapan asas-asas pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah, antara lain:

7
1.      Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan
2.      Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
3.      Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa
4.      Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa (Qym, 2009)

8
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Asas-asas pokok dalam penyelenggaraan pendidikan ada tiga, yaitu:
1.      Asas Tut Wuri Handayani, bermakna bahwa setiap anak didik berhak mengatur dirinya
sendiri dan guru tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk
berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa
2.      Asas belajar sepanjang hayat, hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat
bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar.
3.      Asas kemandirian dalam belajar, dapat dikembangkan dengan menghindari campur tangan
guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.
Penerapan asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan
berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat yang bermuara kepada
kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik perlu menyesuaikan pendekatan
yang digunakannya dalam kegiatan pembelajaran.

B. SARAN
Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan ketiga asas pokok
pendidikan yang berlaku di Indonesia. Kita harus dapat melanjutkan perjuangan pendidikan yang
telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Permasalahan yang tengah kita hadapai dalam
pembelajaran haruslah diselesaikan sesuai dengan tuntunan yang telah ada. Dengan demikian,
kita menjadi seorang pendidik yang benar-benar menempatkan diri sebagai fasilitator,
informator, motivator, dan organisator.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sulo, La. 1990. Penelaah Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang: FIP IKIP Ujung
Pandang.
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar
Pendidikan. Padang: FIP UNP.
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Arga, Ugik Ghandes dkk.  2011. “Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”.

Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), (http://pockcoro.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-


asas-pendidikan-serta.html/, diakses pada 28 Februari 2012).
Hartoto. 2008. “Landasan dan Asas-asas Pendidikan serta Penerapannya”. Jurnal
Ilmu Pendidikan, (Online), (http://fatamorghana. wordpress. com/2008/07/12/bab-iii-landasan-
danasas-asas-pendidikan-serta-penerapannya, diakses 07 Oktober 2010).

Rangga. 2011. “Konsep Pendidikan”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),


(http://rangga19. web. id/ konsep-pendidikan. html/, diakses pada 28 Februari 2012).

Qym. 2009. “Asas-asas Pendidikan dan Penerapannya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online),


(http://qym7882.blogspot.com/2009/03/asas-asas-pendidikan-dan-penerapannya.html/, diakses
pada 28 Februari 2012).

10

Anda mungkin juga menyukai