Anda di halaman 1dari 11

DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

MAKALAH

diajukan untuk salah satu mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu :

Dr. Nandang Budiman, M.Pd

Disusun oleh :

Nadia Nahariy Saffanah / Kelas D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena masih terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki.hal ini dikarenakan keterbatasan dari kemampuan dan
wawasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun akan diterima untuk memperbaiki skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat untuk
semua pihak dan penelitian selanjutnya.

Bandung, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
2.1 Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara.......................................................................4
2.2 Tri Pusat Pendidikan......................................................................................................5
2.3 Sistem Among...............................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................8
3.1 Simpulan........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah usaha dalam memberikan yang terbaik bagi anak
bangsa dalam mencerdaskan serta menumbuhkan perilaku yang budi pekerti. Sistem
pendidikan di Indonesia sedang membutuhkan pembaharuan yang dapat memerdekakan
anak. Kita membutuhkan pemikiran-pemikiran tentang filsafat pendidikan yang
berpengaruh terhadap majunya pendidikan di Indonesia. Salah satu tokoh filsafat
pendidikan di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang
banyak memberikan manfaat serta mencerminkan pendidikan yang bersifat nasional.
Pemikirinya Ki Hajar terwujud dalam karyanya yaituan perguruan taman siswa. Banyak
pemikiran Ki Hajar yang dapat kita adaptasi untuk diterapkan dalam pendidikan di
Indonesia.

Berdasarkan masalah tersebut, maka makalah ini disusun untuk menjelaskan dasar-
dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara
serta penjelasan mengenai tri pusat pendidikan dan sistem among pada pendidikan Ki
Hajar Dewantara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara?
2. Apa yang dimaksud tri pusat pendidikan?
3. Apa yang dimaksud sistem among pada pendidikan Ki Hajar Dewantara?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
2. Menjelaskan tri pusat Pendidikan
3. Menjelaskan sistem among pada Pendidikan Ki Hajar Dewantara

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita sebagai sebuah upaya
dalam mengembangkan perilaku, karakter, serta nilai-nilai hidup yang telah kita miliki.
Salah satu tokoh pendidikan yang banyak memberikan pemikiran-pemikiran mengenai
konsep pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang
relevan dengan kehidupan saat ini. Ki Hajar Dewantara biasa disebut dengan bapak
Pendidikan Indonesia. Beliau memiliki nama kecil yaitu Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari keluarga
bangsawan Yogyakarta (cucu Pakualam III). Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di
rumahnya Majumu Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 pada usia 69 tahun. Pada
tanggan 28 November 1959, pemerintah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai
“Pahlawan Nasional”. Dan pada tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan
tanggal 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional” yang dimana tanggal tersebut
merupakan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ialah upaya kebudayaan yang


berlandaskan keadaban untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti seperti kekuatan batin
dan karakter, pikiran intelektual, dan tubuh anak yang sesuai dengan dunianya
(Darmawan, 2016). Selain itu, tujuan pendidikan menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara
yaitu memerdekakan hidup anak serta kehidupan anak secara lahir maupun batin
(Hendratmoko et al., 2017). Merdeka yang dimaksud disini bukan berarti anak bebas dan
lepas begitu saja tanpa adanya pengawasan dari orang dewasa, akan tetapi mengajarkan
anak bagaimana sanggup berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Sebagai
pendidik, kita tidak punya hak untuk mengubah hidup peserta didik kita, karena setiap
masing-masing dari kita mempunyai dasar hidup atau prinsip hidup sendiri. Seperti
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa kemerdekaan ini berkaitan
dengan menciptakan peserta didik yang memiliki kebebasan dalam membangun
keseimbangan dengan masyarakat juga mengembangkan potensi yang dimiliki untuk
menggapai kebebasan dalam mencapai tujuan hidup. Pencapaian ke arah pribadi yang

4
5

merdeka itu ditempuh melalui proses panjang yang disebut belajar (Istiq’faroh, 2020).
Dan menurut Ki Hajar Dewantarapun, pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang
mengikuti dan menyesuaikan tumbuh kembang peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.

Jika dilihat dari aspek filosofi, konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh Ki
Hajar yakni Momong, Among dan Ngemong. Momong yang berarti bahwa pendidikan
itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Dalam
sistem among ini, pengajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka
batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Mengemong anak berarti
memberi kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapi pamong akan bertindak,
kalau perlu dengan paksaan, apabila keinginan anak-anak berpotensi membahayakan
keselamatannya (Istiq’faroh, 2020). Sebagai seorang pendidik, kita memiliki tanggung
jawab dalam menuntun, membimbing, serta menanamkan nilai positif kepada peserta
didik kita. Seperti semboyan yang dimiliki Ki Hajar Dewantara yaitu tut wuri handayani
yang berarti dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan,
ing madya mangun karsa artinya di tengah atau di antara murid, pendidik harus
menciptakan prakarsa dan ide, dan ing ngarsa sung tulada yang artinya di depan, seorang
pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik (Ndawu, 2018).

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan merupakan tuntunan untuk


tumbuhnya kehidupan anak. Yang disebut kekuatan kodrat pada anak yaitu segala
kekuatan batin dan lahir yang ada dalam hidup anak. Para pendidik hanya dapat
membimbing dan mengarahkan tumbuhnya kekuatan-kekuatan tersebut untuk
memperbaiki perilakunya. Berdasarkan konsep tersebut, Ki Hajar Dewantara
menginginkan anak didik ditempatkan sebagai pusat pendidikan, pendidikan sebagai
proses yang bersifat dinamis, dan kita harus mengutamakan keseimbangan antara cipta,
rasa, dan karsa pada diri anak. Sehingga pendidikan tidak hanya sekedar memberikan
ilmu saja, akan tetapi pendidikan menjadi suatu proses dalam pembentukan karakter pada
anak.

2.2 Tri Pusat Pendidikan


6

Pertama, Pendidikan keluarga. Keluarga berperan penting menjadi pusat


Pendidikan karena keluarga tidak hanya dijadikan untuk melaksanakan Pendidikan
individual dan social akan tetapi Pendidikan keluarga menjadi kesempatan bagi orang tua
untuk menumbuhkan segala benih nurani dalam jiwa anak. Ketika keluarga menjadi pusat
pendidikan maka secara tidak langsung orang tua berperan sebagai guru di rumah untuk
mendidik perilaku anak serta memberikan ilmu pengetahuan untuk mencerdaskan pikiran
dan menjadi teladan dalam kehidupan sosial (Marisyah et al., 2019).

Kedua, Pendidikan dalam alam perguruan. Konsep ini bertujuan untuk mencari
dan menanamkan ilmu pengetahuan juga kecerdasaran pikiran bagi anak. Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan sosial merupakan tugas sekolah. Selama sistem sekolah
masih bertujuan untuk pencarian dan pemberian ilmu pengetahuan dan kecerdasan
pikiran maka pengaruhnya tidak banyak bagi kehidupan. Pendidikan dalam alam
perguruan wajib untuk mengusahakan kecerdasan berpikir dan pemberian ilmu
pengetahuan. Apabila sekolah dan keluarga berpisah maka pendidikan yang dihasilkan
dalam ruang keluarga akan sia-sia, karena pengaruh sekolah yang mengasah intelektual
yang sangat kuat. Sekolah tidak dapat berpisah dengan kehidupan keluarga. Sekolah dan
keluarga dapat saling mengisi dan melengkapi agar dapat mencapai tujuan pendidikan
(Marisyah et al., 2019).

Ketiga, Pendidikan dalam alam pemuda. Adanya konsep ketiga ini dilatar belakangi
oleh pergerakan pemuda saat itu yang meniru perilaku serta kebudayaan barat.
Pergerakan pemuda terlihat tampak memisahkan diri dari keluarga. Ki Hajar Dewantara
merasa hal ini berbahaya jika dibiarkan sehingga Ki Hajar Dewantara menempatkan
pergerakan pemuda sebagai pusat Pendidikan. Pergerakan pemuda dirasa sebagai bentuk
dukungan yang besar bagi Pendidikan terutama pada kecerdasan jiwa maupun akhlak dan
dalam berperilaku sosial. Pendidikan dalam alam pemuda sama halnya pada dasar
kemerdekaan yang memberikan kemerdekaan dalam batasan tertentu. Orang tua berperan
sebagai pengawas serta penasihat yang memberikan kemerdekaan kepada para pemuda.
Konsep ini dirasa dapat menghadapi masalah kehidupan moral pada generasi muda
Indonesia.

2.3 Sistem Among


7

Menurut Ki Hajar Dewantara, sistem among merupakan metode pengajaran dan


Pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah, dan asuh. Pada dasarnya guru harus
memiliki keunggulan dalam mengajar yaitu sebagai fasilitator, mempunyai hubungan
komunikasi dengan peserta didik, serta mempunyai relasi dan komunikasi dengan pihak
lain seperti orang tua.
Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam sistem among terdapat dua konsep
dasar yaitu kodrat alam dan kemerdekaan. Kodrat alam merupakan batas perkembangan
potensi kodrat anak dalam perkembangan kepribadian yang menjadi syarat
menumbuhkan serta meraih kemajuan dengan cepat dan sebaik-baiknya. Menurut Ki
Hajar Dewantara, manusia sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam. Manusia
tidak dapat terlepas dari kodratnya , tetapi dapat mengalami kebahagiaan apabila manusia
dapat menyatukan diri dengan kodrat alam yang didalamnya terkandung kemajuan
(Suparlan, 2015). Sedangkan kemerdekaan dapat diartikan sebagai kebebasan dalam
mengatur diri sendiri yang masih memikirkan etika dalam bermasyarakat yang menjadi
syarat untuk membangkitkan, menggerakkan, dan mengembangkat kekuatan lahir batik
anak agar dapat menjadi pribadi yang kuat, berpikir juga bertindak merdeka.
Kemerdekaan ini memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan
kemampuan berpikir, kreatifitas, dam bakat yang ada dalam dirinya (Nurhalita &
Hudaidah, 2021). Asas kemanusiaan menjadi penting pada sistem among ini karena anak
diberikan kebebasan dan kemerdekaan yang terbatas berdasarkan tuntutan kodrat alam
dan menuju ke arah kebudayaan. Dalam sistem among, pendidik harus melatih anak
untuk mencari tahu sendiri pengatahuan agar dapat bermanfaat bagi dirinya (Darmawan,
2016).

Dalam sistem among, pendidik diwajibkan memiliki sikap : ing ngarsa sung
tulada, , ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tulada
berarti didepan artinya guru menjadi tauladan atau contoh yang baik bagi peserta didik.
Guru sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh figur yang baik untuk ditiru
oleh anak serta memberikan keteladanan untuk setiap peserta didik. Sedangkan ing
madya artinya ditengah-tengah yang berarti guru sebagai pendidik harus mampu
menumbuhkan minat, kemauan serta potensi peserta didik dalam mencapai cita-citanya.
Sekolah harus memberikan rasa aman dalam lingkungan sekolah yang mendukung
8

terciptanya kenyaman serta kelancaran pendidikan. Dan yang terakhir tut wuri handayani
artinya dari belakang mempengaruhi. Tutwuri artinya menbersamai dari belakang dengan
penuh tanggung jawab dan perhatian berdasarkan cinta dan kasih saying. Dan handayani
yaitu memberi kebebasan, kesempatan, serta memberikan bimbingan agar peserta didik
dapat mandiri atas pengalamannya sendiri.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat


yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Sehingga tujuan pendidikan dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah membuat
merdeka kehidupan lahir ataupun batin anak. Maka dari itu, tugas pendidik adalah
bersama-sama menuntun peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
dan memperbaiki karakter agar mempunyai perilaku yang baik tanpa mengubah pondasi
atau dasar hidup mereka masing-masing. Pendidikan Ki Hajar Dewantara menjadikan
peserta didik menjadi merdeka dalam menentukan pilihannya. Peran guru tidak hanya
memberikan ilmu pengetahuan di sekolah akan tetapi membantu peserta didik dalam
mengembangkan bakat, minat, karakter, serta potensi yang dimilikinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ab Marisyah, Firman, R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG


PENDIDIKAN Ab, 3, 2–3.

Henricus Suparlan. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi
pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25 (1), 57–74.

Istiq’faroh, N. (2020). Relevansi Filosofi Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Kebijakan


Pendidikan Nasional Merdeka Belajar Di Indonesia. Lintang Songo : Jurnal Pendidikan,
3(2), 1–10. Retrieved from
https://www.journal.unusida.ac.id/index.php/jls/article/view/266Sugiarta, I. M.,
Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, W. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hajar
Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 124.
https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187

Ndawu, T. D. M. (2018). Konsep Tut Wuri Handayani Dalam Pembelajaran Praktik Di Smkn
5 Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional, (April), 130–139. Retrieved from
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/view/3029%0Ahttps://
jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/viewFile/3029/1764

Nurhalita, N., & Hudaidah. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Relevansi
Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21 Abstrak. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(2), 299–303.

Subekti, N. B. (2015). Memaknai Kembali Konsep Nanang Bagus Subekti, 1–4.

Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, W. (2019). Filsafat Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 124.
https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187

Suhartono Wiryopranoto Prof. Dr. Nina Herlina, M. S, Prof. Dr. Djoko Marihandono, D. Y.
B. T. T. M. K. N. (2017). Ki hajar dewantara.

Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A., Hamdany, S., & Pardamean, P. (2022). Filsafat
Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia.
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 3(1), 149–159.
https://doi.org/10.33487/mgr.v3i1.3922

Tinggi, S., & Simpson, T. (2018). Pandangan dan Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
(July)

10

Anda mungkin juga menyukai