MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara”. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena masih terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki.hal ini dikarenakan keterbatasan dari kemampuan dan
wawasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun akan diterima untuk memperbaiki skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat untuk
semua pihak dan penelitian selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
2.1 Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara.......................................................................4
2.2 Tri Pusat Pendidikan......................................................................................................5
2.3 Sistem Among...............................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................8
3.1 Simpulan........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah usaha dalam memberikan yang terbaik bagi anak
bangsa dalam mencerdaskan serta menumbuhkan perilaku yang budi pekerti. Sistem
pendidikan di Indonesia sedang membutuhkan pembaharuan yang dapat memerdekakan
anak. Kita membutuhkan pemikiran-pemikiran tentang filsafat pendidikan yang
berpengaruh terhadap majunya pendidikan di Indonesia. Salah satu tokoh filsafat
pendidikan di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang
banyak memberikan manfaat serta mencerminkan pendidikan yang bersifat nasional.
Pemikirinya Ki Hajar terwujud dalam karyanya yaituan perguruan taman siswa. Banyak
pemikiran Ki Hajar yang dapat kita adaptasi untuk diterapkan dalam pendidikan di
Indonesia.
Berdasarkan masalah tersebut, maka makalah ini disusun untuk menjelaskan dasar-
dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara
serta penjelasan mengenai tri pusat pendidikan dan sistem among pada pendidikan Ki
Hajar Dewantara.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
2. Menjelaskan tri pusat Pendidikan
3. Menjelaskan sistem among pada Pendidikan Ki Hajar Dewantara
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup kita sebagai sebuah upaya
dalam mengembangkan perilaku, karakter, serta nilai-nilai hidup yang telah kita miliki.
Salah satu tokoh pendidikan yang banyak memberikan pemikiran-pemikiran mengenai
konsep pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang
relevan dengan kehidupan saat ini. Ki Hajar Dewantara biasa disebut dengan bapak
Pendidikan Indonesia. Beliau memiliki nama kecil yaitu Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari keluarga
bangsawan Yogyakarta (cucu Pakualam III). Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di
rumahnya Majumu Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 pada usia 69 tahun. Pada
tanggan 28 November 1959, pemerintah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai
“Pahlawan Nasional”. Dan pada tanggal 16 Desember 1959, pemerintah menetapkan
tanggal 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional” yang dimana tanggal tersebut
merupakan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara.
4
5
merdeka itu ditempuh melalui proses panjang yang disebut belajar (Istiq’faroh, 2020).
Dan menurut Ki Hajar Dewantarapun, pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang
mengikuti dan menyesuaikan tumbuh kembang peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Jika dilihat dari aspek filosofi, konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh Ki
Hajar yakni Momong, Among dan Ngemong. Momong yang berarti bahwa pendidikan
itu bersifat mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Dalam
sistem among ini, pengajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka
batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Mengemong anak berarti
memberi kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapi pamong akan bertindak,
kalau perlu dengan paksaan, apabila keinginan anak-anak berpotensi membahayakan
keselamatannya (Istiq’faroh, 2020). Sebagai seorang pendidik, kita memiliki tanggung
jawab dalam menuntun, membimbing, serta menanamkan nilai positif kepada peserta
didik kita. Seperti semboyan yang dimiliki Ki Hajar Dewantara yaitu tut wuri handayani
yang berarti dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan,
ing madya mangun karsa artinya di tengah atau di antara murid, pendidik harus
menciptakan prakarsa dan ide, dan ing ngarsa sung tulada yang artinya di depan, seorang
pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik (Ndawu, 2018).
Kedua, Pendidikan dalam alam perguruan. Konsep ini bertujuan untuk mencari
dan menanamkan ilmu pengetahuan juga kecerdasaran pikiran bagi anak. Menurut Ki
Hajar Dewantara, pendidikan sosial merupakan tugas sekolah. Selama sistem sekolah
masih bertujuan untuk pencarian dan pemberian ilmu pengetahuan dan kecerdasan
pikiran maka pengaruhnya tidak banyak bagi kehidupan. Pendidikan dalam alam
perguruan wajib untuk mengusahakan kecerdasan berpikir dan pemberian ilmu
pengetahuan. Apabila sekolah dan keluarga berpisah maka pendidikan yang dihasilkan
dalam ruang keluarga akan sia-sia, karena pengaruh sekolah yang mengasah intelektual
yang sangat kuat. Sekolah tidak dapat berpisah dengan kehidupan keluarga. Sekolah dan
keluarga dapat saling mengisi dan melengkapi agar dapat mencapai tujuan pendidikan
(Marisyah et al., 2019).
Ketiga, Pendidikan dalam alam pemuda. Adanya konsep ketiga ini dilatar belakangi
oleh pergerakan pemuda saat itu yang meniru perilaku serta kebudayaan barat.
Pergerakan pemuda terlihat tampak memisahkan diri dari keluarga. Ki Hajar Dewantara
merasa hal ini berbahaya jika dibiarkan sehingga Ki Hajar Dewantara menempatkan
pergerakan pemuda sebagai pusat Pendidikan. Pergerakan pemuda dirasa sebagai bentuk
dukungan yang besar bagi Pendidikan terutama pada kecerdasan jiwa maupun akhlak dan
dalam berperilaku sosial. Pendidikan dalam alam pemuda sama halnya pada dasar
kemerdekaan yang memberikan kemerdekaan dalam batasan tertentu. Orang tua berperan
sebagai pengawas serta penasihat yang memberikan kemerdekaan kepada para pemuda.
Konsep ini dirasa dapat menghadapi masalah kehidupan moral pada generasi muda
Indonesia.
Dalam sistem among, pendidik diwajibkan memiliki sikap : ing ngarsa sung
tulada, , ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Ing ngarsa sung tulada
berarti didepan artinya guru menjadi tauladan atau contoh yang baik bagi peserta didik.
Guru sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh figur yang baik untuk ditiru
oleh anak serta memberikan keteladanan untuk setiap peserta didik. Sedangkan ing
madya artinya ditengah-tengah yang berarti guru sebagai pendidik harus mampu
menumbuhkan minat, kemauan serta potensi peserta didik dalam mencapai cita-citanya.
Sekolah harus memberikan rasa aman dalam lingkungan sekolah yang mendukung
8
terciptanya kenyaman serta kelancaran pendidikan. Dan yang terakhir tut wuri handayani
artinya dari belakang mempengaruhi. Tutwuri artinya menbersamai dari belakang dengan
penuh tanggung jawab dan perhatian berdasarkan cinta dan kasih saying. Dan handayani
yaitu memberi kebebasan, kesempatan, serta memberikan bimbingan agar peserta didik
dapat mandiri atas pengalamannya sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Henricus Suparlan. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi
pendidikan Indonesia. Jurnal Filsafat, 25 (1), 57–74.
Ndawu, T. D. M. (2018). Konsep Tut Wuri Handayani Dalam Pembelajaran Praktik Di Smkn
5 Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional, (April), 130–139. Retrieved from
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/view/3029%0Ahttps://
jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnasmpd/article/viewFile/3029/1764
Nurhalita, N., & Hudaidah. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Relevansi
Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21 Abstrak. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(2), 299–303.
Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, W. (2019). Filsafat Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 124.
https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187
Suhartono Wiryopranoto Prof. Dr. Nina Herlina, M. S, Prof. Dr. Djoko Marihandono, D. Y.
B. T. T. M. K. N. (2017). Ki hajar dewantara.
Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A., Hamdany, S., & Pardamean, P. (2022). Filsafat
Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia.
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 3(1), 149–159.
https://doi.org/10.33487/mgr.v3i1.3922
Tinggi, S., & Simpson, T. (2018). Pandangan dan Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara,
(July)
10