Disusun oleh :
I Wayan Deni Widyantara (2216041018)
I Ketut Yodo Jantara Serangan Putra (2216041027)
Amar Insan Firdaus (2216041007)
Yogi Ardiansyah (2216041026)
Kadek Ari Anantika Geordi (2216041017)
I Made Bagus Julihartawan (2216041025)
Dosen Pengampu :
Dr. Wasti Danardani, S.Pd., M.A.
Dr. Anak Agung Ngurah Putra Laksana, S.Pd., M.Pd.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i.
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Among.................................................................................................3
2.2 Tujuan Sistem Among.......................................................................................................3
2.3 Persepektif Sistem Among Bagi Pendidik..........................................................................3
2.4 Persepektif Sistem Among Bagi Peserta Didik...................................................................3
2.5 Kurikulum Dalam Sistem Among......................................................................................4
2.6 Konsep Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan dan Pembelajaran...............4
BAB III PENUTUP.................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................5
3.2 Saran.................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini pendidikan terutama di sekolah telah banyak menerapkan berbagai sistem
dan metode pendidikan dan pembelajaran yang berasal dari negara-negara barat. Memang
sistem tersebut dapat berhasil, namun tidak sedikit pula karena tidak sesuai dengan nilai dan
budaya bangsa Indonesia atau bahkan bertentangan maka sistem tersebut tidak memberikan
hasil seperti yang diharapkan. Dengan demikian, praktik teori dan filsafat pendidikan
tersebut masih juga dianggap kurang memuaskan baik di luar negeri, seperti Amerika Serikat
(Gess-Newsome, dkk:2003) maupun di Indonesia (Tafsir, 2007:8). Dari perspektif ini maka
perlu dicari model pelaksanaan teori pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kebudayaan Indonesia, dengan kata lain bersifat kontektual. Sementara itu, masyarakat
Indonesia masih banyak yang lupa bahwa bangsa Indonesia mempunyai sistem dan metode
pendidikan asli Indonesia, ciptaan putra Indonesia sendiri yang disebut dengan Sistem
Among yang merupakan teori atau gagasan dari Ki Hadjar Dewantara, yang telah diterapkan
melalui pendidikan Taman Siswa. Menurut Supriyanto (2008:12), Sistem Among merupakan
gagasan otentik putra Indonesia, yang digali dari kearifan lokal. Lebih lanjut dikatakan,
sistem ini dapat menjadi unggulan dalam pendidikan di Indonesia dalam menghadapi
persaingan pendidikan antar negara, bahkan dapat menjadi Niche (sistem yang khas,
unggulan) dalam menghadapi persaingan global dalam dunia pendidikan. Sistem Among Ki
Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan karena merupakan
metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and
dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal yaitu: kodrat
alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya
dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir
dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang
berbunyi: Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha. Asas ini
telah banyak dikenal oleh masyarakat daripada Sistem Among sendiri, karena banyak dari
anggota masyarakat yang belum memahaminya.
Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya
mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan
mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang. Tujuan dari Sistem Among adalah
membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan
batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rokhani agar
menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah
air serta manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan Sistem Among, setelah anak didik
menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya dalam masyarakat,
didorong oleh cipta, rasa, dan karsa. Beberapa hasil penelitian mengenai sistem pendidikan
menunjukkan hasil sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Iswanti, dkk (2007:56)
mengenai sistem pendidikan berasrama bagi calon guru sekolah dasar, menyimpulkan
bahwa “sistem pendidikan guru SD berasrama dapat meningkatkan sikap dan kepribadian
calon guru“. Sedangkan penelitian Supriyanto (2008:12) yang membandingkan antara
pembelajaran dengan Sistem Among dengan Student Centered Learning (SCL), mengatakan
bahwa dalam tataran tertentu pembelajaran dalam Sistem Among lebih maju dan sesuai dari
pada metode SCL, sebaliknya dalam tataran tertentu metode SCL yang diterapkan di
Indonesia masih bersifat sentralistik dan belum menjadi suatu metode yang secara otonom
dan otentik dimiliki oleh guru atau dosen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian sistem among ?
2. Apa tujuan sistem among ?
3. Bagaimana persepektif sistem among bagi pendidik ?
4. Bagaimana persepektif sistem among bagi peserta didik ?
5. Bagaimana kurikulum dalam sistem among ?
6. Bagaimana konsep penerapan sistem among dalam proses pendidikan dan pembelajaran ?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kependidikan
2. Mengetahui apa pengertian sistem among
3. Mengetahui apa tujuan sistem among
4. Mengetahui bagaimana persepektif sistem among bagi pendidik
5. Mengetahui bagaimana persepektif sistem among bagi peserta didik
6. Mengetahui bagaimana kurikulum dalam sistem among
7. Mengetahui bagaimana konsep penerapan sistem among dalam proses pendidikan dan
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.6 Konsep Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan dan Pembelajaran
Dalam sistem orientasi pendidikan adalah peserta didik, yang dalam terminologi baru disebut
student centered. Di dalam sistem pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa
yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh
pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anak didik
di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya, sedangkan dalam sistem among,
pendidik disebut sebagai pamong. Pamong bertugas membantu anak didik agar dapat hidup merdeka,
merdeka bukan saja berarti bebas dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi ialah mampu dan
kuatnya orang itu berdiri sendiri, atau kemampuan dan kesanggupan orang itu mengatur hidupnya
sendiri, tidak tergantung dari bantuan orang lain. Dalam pelaksanaan sistem di Among, seorang pamong
publikasi memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pamong harus berpegang pada kemampuan dasar anak didik.
2. Pamong harus menegaskan bahwa setiap anak didik memiliki potensi sesuai dengan garis kodratnya.
3. Pamong harus memberikan kesempatan seluas-luasnya dan menganjurkan kepada anak didik agar
dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
4. Pembinaan anak didik harus berdasarkan atas kemauan sendiri, pemahaman, dan usaha.
5. Pamong mengupayakan agar pembinaan diarahkan kepada kemampuan anak didik untuk mengolah
hasil temuannya.
Pengajaran dalam sistem among berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka lahir
batinnya baik pikiran maupun tenaganya. Perlu diketahui dalam pendidikan bahwa kemerdekaan itu
ada tiga, yaitu berdiri sendiri, tidak bergantung kepda orang lain, dan mampu mengatur diri sendiri.
Guru tidak hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, namun juga harus mendidik murid
untuk mencari sendiri pengetahuan itu dan menggunakannya untuk kepentingan umum [5]. Pamong
hanya memberi pokok-pokok ilmu pengetahuan itu dan murid menambah, memperluas, dan
mengembangkannya. Karena menurut Soedijarto berkembangnya kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah merupakan modal yang utama untuk memberi bekal bagi generasi muda dalam
menghadapi masyarakat yang selalu berubah dengan jalan ini barulah mungkin sekolah sebagai
lembaga pendidikan, yang diharapkan menjadi tempat terjadinya proses sosialisasi dan kulturisasi dapat
berlangsung [10] . Ketika Ki Hajar Dewantara melawan Onderwijs Ordonantie (OO) terlontar gagasan
sekolah semesta di mana secara kodrati setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.
Dikembangkannya juga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melalui sifat kodrati anak dalam sedikit
kinder spellen. Contoh implementasi dari metode kinder spellen yaitu seperti bermain golf, orang
mendapat kebebasan dalam udara segar sambil berlatih sportif mengendalikan diri untuk kesabaran,
kecermatan fisik dan emosional. Demikian pula diklat metode “out bond” yang sejalan dengan metode
kinder spellen.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengertian sistem among, kata "mong" atau "momong" dalam bahasa Jawa memiliki arti mengasuh
anak. Sistem among digunakan dalam pendidikan Taman Siswa, di mana guru atau pendidik disebut pamong
dan bertugas mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Hubungan antara pamong dan peserta didik didasari
oleh cinta kasih, saling percaya, dan kebebasan dari sifat otoriter. Dalam sistem among, peserta didik ikut
aktif dalam proses belajar mengajar yang dipimpin oleh pamong. Sistem among memiliki tujuan untuk
membangun peserta didik menjadi manusia beriman, bertaqwa, merdeka lahir dan batin, berkarakter luhur,
cerdas, berketrampilan, serta sehat jasmani dan rohani. Peserta didik didorong untuk memanfaatkan ilmu
yang mereka kuasai dalam masyarakat, dengan didorong oleh cipta, rasa, dan karsa. Sistem among juga
memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik dalam berbagai tahapan usia, dan
mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri. Kurikulum dalam sistem among mengutamakan pembentukan
kepribadian dan budi pekerti peserta didik. Dalam penerapan sistem among, pendidikan berpusat pada
peserta didik, dengan pendidik sebagai pamong yang membantu peserta didik hidup secara merdeka dan
mandiri. Pamong memberikan perhatian pada kemampuan dasar peserta didik, memberikan kesempatan
untuk berekspresi, dan mengarahkan pembinaan sesuai dengan potensi dan kemauan peserta didik. Sistem
among juga mengedepankan pembangunan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, serta memberikan
kesempatan untuk belajar di luar ruangan melalui metode seperti kinder spellen (permainan anak-anak) dan
kegiatan "out bond".
3.2 Saran
Makalah ini hendaknya dijadikan motivasi belajar bafi pembaca untuk mengetahui tentang
sistem among serta dapat memperluas wawasan tentang sistem sistem among yang lebih jauh dan lebih
dalam lagi. Sehingga pembaca mengetahui dan mampu membaca keadaan-keadaan atau permasalahan
yang terjadi dalam sistem pendidikan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
WANGID, Muhammad Nur. Sistem among pada masa kini: Kajian konsep dan praktik pendidikan.
Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 2009, 39.2.
NOVENTARI, Widya. Konsepsi Merdeka Belajar Dalam Sistem Among Menurut Pandangan Ki Hajar
Dewantara. PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan, 2020, 15.1: 83-91.
APRILIYANTI, Fressi; HANURAWAN, Fattah; SOBRI, Ahmad Yusuf. Sistem Among dalam Penerapan
Nilai-nilai Luhur Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 2020, 5.8: 1048-1055.
INDRAYANI, Nelly, et al. Sistem Among Ki Hajar Dewantara Dalam Era Revolusi Industri 4.0. In:
Seminar Nasional Sejarah ke. 2019. p. 384-400.
YUSUF, Wiwin Fahrudin; NAFI'UDDIN, Moh Badrun. Prinsip Kebebasan Belajar Imam Al-Ghazali Dalam
Sistem Among Prespektif Ki Hajar Dewantara. SAMAWA: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2021, 1.2: 133-
140.