Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH WAWASAN KEPENDIDIKAN

“ TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG SISTEM AMONG “


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Kependidikan

Disusun oleh :
I Wayan Deni Widyantara (2216041018)
I Ketut Yodo Jantara Serangan Putra (2216041027)
Amar Insan Firdaus (2216041007)
Yogi Ardiansyah (2216041026)
Kadek Ari Anantika Geordi (2216041017)
I Made Bagus Julihartawan (2216041025)

Dosen Pengampu :
Dr. Wasti Danardani, S.Pd., M.A.
Dr. Anak Agung Ngurah Putra Laksana, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan yang maha esa yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada kita sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG SISTIM AMONG.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak dan khususnya kepada ibu Dr. Wasti Danardani, S.Pd., M.A
dan bapak Dr. Anak Agung Ngurah Putra Laksana, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Wawasan Kependidikan yang telah membimbing pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini kedepanya.
Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga makalah TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG
SISTIM AMONG ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Singaraja, Mei 2023


Penulis,

I Wayan Deni Widyantara


NIM : 2216041018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i.
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Among.................................................................................................3
2.2 Tujuan Sistem Among.......................................................................................................3
2.3 Persepektif Sistem Among Bagi Pendidik..........................................................................3
2.4 Persepektif Sistem Among Bagi Peserta Didik...................................................................3
2.5 Kurikulum Dalam Sistem Among......................................................................................4
2.6 Konsep Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan dan Pembelajaran...............4
BAB III PENUTUP.................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................5
3.2 Saran.................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Selama ini pendidikan terutama di sekolah telah banyak menerapkan berbagai sistem
dan metode pendidikan dan pembelajaran yang berasal dari negara-negara barat. Memang
sistem tersebut dapat berhasil, namun tidak sedikit pula karena tidak sesuai dengan nilai dan
budaya bangsa Indonesia atau bahkan bertentangan maka sistem tersebut tidak memberikan
hasil seperti yang diharapkan. Dengan demikian, praktik teori dan filsafat pendidikan
tersebut masih juga dianggap kurang memuaskan baik di luar negeri, seperti Amerika Serikat
(Gess-Newsome, dkk:2003) maupun di Indonesia (Tafsir, 2007:8). Dari perspektif ini maka
perlu dicari model pelaksanaan teori pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kebudayaan Indonesia, dengan kata lain bersifat kontektual. Sementara itu, masyarakat
Indonesia masih banyak yang lupa bahwa bangsa Indonesia mempunyai sistem dan metode
pendidikan asli Indonesia, ciptaan putra Indonesia sendiri yang disebut dengan Sistem
Among yang merupakan teori atau gagasan dari Ki Hadjar Dewantara, yang telah diterapkan
melalui pendidikan Taman Siswa. Menurut Supriyanto (2008:12), Sistem Among merupakan
gagasan otentik putra Indonesia, yang digali dari kearifan lokal. Lebih lanjut dikatakan,
sistem ini dapat menjadi unggulan dalam pendidikan di Indonesia dalam menghadapi
persaingan pendidikan antar negara, bahkan dapat menjadi Niche (sistem yang khas,
unggulan) dalam menghadapi persaingan global dalam dunia pendidikan. Sistem Among Ki
Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan karena merupakan
metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and
dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal yaitu: kodrat
alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya
dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir
dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang
berbunyi: Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha. Asas ini
telah banyak dikenal oleh masyarakat daripada Sistem Among sendiri, karena banyak dari
anggota masyarakat yang belum memahaminya.

Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya
mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan
mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang. Tujuan dari Sistem Among adalah
membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan
batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rokhani agar
menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah
air serta manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan Sistem Among, setelah anak didik
menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya dalam masyarakat,
didorong oleh cipta, rasa, dan karsa. Beberapa hasil penelitian mengenai sistem pendidikan
menunjukkan hasil sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Iswanti, dkk (2007:56)
mengenai sistem pendidikan berasrama bagi calon guru sekolah dasar, menyimpulkan
bahwa “sistem pendidikan guru SD berasrama dapat meningkatkan sikap dan kepribadian
calon guru“. Sedangkan penelitian Supriyanto (2008:12) yang membandingkan antara
pembelajaran dengan Sistem Among dengan Student Centered Learning (SCL), mengatakan
bahwa dalam tataran tertentu pembelajaran dalam Sistem Among lebih maju dan sesuai dari
pada metode SCL, sebaliknya dalam tataran tertentu metode SCL yang diterapkan di
Indonesia masih bersifat sentralistik dan belum menjadi suatu metode yang secara otonom
dan otentik dimiliki oleh guru atau dosen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian sistem among ?
2. Apa tujuan sistem among ?
3. Bagaimana persepektif sistem among bagi pendidik ?
4. Bagaimana persepektif sistem among bagi peserta didik ?
5. Bagaimana kurikulum dalam sistem among ?
6. Bagaimana konsep penerapan sistem among dalam proses pendidikan dan pembelajaran ?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kependidikan
2. Mengetahui apa pengertian sistem among
3. Mengetahui apa tujuan sistem among
4. Mengetahui bagaimana persepektif sistem among bagi pendidik
5. Mengetahui bagaimana persepektif sistem among bagi peserta didik
6. Mengetahui bagaimana kurikulum dalam sistem among
7. Mengetahui bagaimana konsep penerapan sistem among dalam proses pendidikan dan
pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Among


Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya
mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan
mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang. Jadi sistem among merupakan adalah cara
pendidikan yang dipakai dalam sistem pendidikan Taman Siswa, dengan maksud mewajibkan pada
guru supaya mengingati dan mementingkan kodrat anak-anak, dengan tidak melupakan segala keadaan
yang mengelilinginya. Hubungan harmonis antara pendidik dengan peserta didik tentunya dilandasi
oleh cinta kasih, saling percaya, saling percaya, jauh dari sifat otoriter dan situasi yang memanjakan.
Dalam hal ini bahwa siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh pamong.
Terdapat tiga aspek penting dalam sistem among yaitu asah, asih, dan asuh

2.2 Tujuan Sistem Among


Tujuan dari Sistem Among adalah membangun anak didik atau peserta didik untuk
menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas
dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang
mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Dalam pelaksanaan Sistem Among, setelah anak didik menguasai ilmu, mereka didorong
untuk mampu memanfaatkannya dalam masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan karsa.
Tujuan dari diadakannya sistem diantara yaitu untuk mendidik peserta didik agar
mendapatkan kemerdekaan sehingga ia bebas mengembangkan bakat dan minat yang
dimilikinya.

2.3 Persepektif Sistem Among Bagi Pendidik


Pendidik dalam sistem kalangan disebut sebagai pamong. Hubungan antara pamong
dengan peserta didik berdasarkan cinta kasih, saling percaya, jauh dari sifat otoriter dan
situasi yang memanjakan. Pamong bertugas membantu peserta didik untuk dapat hidup
merdeka. Merdeka tidak hanya bermakna bebas melakukan hal-hal apa saja dan terlepas dari
perintah dan penguasaan orang lain, namun berarti mampu dan kuatnya peserta didik untuk
berdiri sendiri, kesanggupan mengatur hidupnya sendiri, dan tidak selalu bergantung pada
pertolongan orang lain ketika sedang dalam masalah. Dalam sistem among, tugas pendidik
adalah sebagai support system bagi peserta didiknya sedangkan, pamong hanya sebagai
pemberi dalam proses pembelajaran.

Adapun beberapa pendapat dari Ki Hajar Dewantara yang digunakan sebagai


pedoman bagi pendidik atau pamong, yaitu:
1) Ing Ngarso Sung Tulada (di depan memberi keteladanan).
2) Ing Madya Mangun Karsa (di tengah memberikan semangat).
3) Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dukungan).

2.4 Persepektif Sistem Among Bagi Peserta Didik


Peserta didik yang belum dewasa tentunya masih bergantung pada pamongnya tetapi
ketergantungan peserta didik tersebut hanya bersifat sementara, karena suatu ketika peserta didik
diharapkan dapat berdiri sendiri dan perlahan-lahan peran di antara dalam memberikan bantuan semakin
berkurang sejalan dengan perkembangan peserta didik yang masih masa anak-anak menuju
kedewasaan. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa sistem pendidikan peserta didik harus sesuai
dengan batas umur peserta didik tersebut. Adapun klasifikasinya, yaitu:
1. Usia 10-12 tahun, tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
2. Usia 10-12 tahun sampai 14-16 tahun, muncul perbedaan perang dan tabiat antara laki-laki dan
perempuan.
3. Usia 14-16 sampai umur 18-20 tahun, waktunya pubertas.
4. Usia 18-20 tahun ke atas datanglah waktu kesabaran dalam tabiat anak-anak muda dan kita harus
mengubah sikap kita terhadap mereka.
5. Usia 24-26 tahun, anak-anak muda boleh kami lepaskan dari pengawasan kami.

2.5 Kurikulum Dalam Sistem Among


Sebagai seorang pemikiran dan praktisi pendidikan Ki Hajar dalam berbagai bukunya tidak
langsung mengartikan kurikulum secara teknis. Namun secara substansial dapat dijumpai bahwa Ki
Hajar Dewantara dengan caranya sendiri banyak membicarakan masalah kurikulum, yakni kurikulum
dalam arti konvensi, yaitu nama-nama mata pelajaran yang perlu diajarkan kepada para peserta didik
sesuai dengan tingkatannya. Ki Hajar Dewantara membagi beberapa pelajaran untuk anak didik yaitu
mata pelajaran yang selain memberi pengetahuan atau kepandaian juga berpengaruh terhadap kemajuan
batin, dalam arti memamatkan pikiran, rasa dan kemauan kemudian mata pelajaran yang memberi bekal
pada anak-anak untuk hidupnya kelak dalam dunia pergaulan umum, yaitu mata pelajaran yang meliputi
lapangan kultural dan kemasyarakatan. Melihat dari penjelasan di atas terlihat bahwa kurikulum dalam
sistem kalangan menginginkan agar bahan pelajaran yang diberikan kepada anak didik unggul
mengarah pada pembentukan kepribadian dan budi pekerti untuk keluhuran hidup anak didik.

2.6 Konsep Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan dan Pembelajaran
Dalam sistem orientasi pendidikan adalah peserta didik, yang dalam terminologi baru disebut
student centered. Di dalam sistem pelaksanaan pendidikan lebih didasarkan pada minat dan potensi apa
yang perlu dikembangkan pada anak didik, bukan pada minat dan kemampuan apa yang dimiliki oleh
pendidik. Apabila minat anak didik ternyata akan ke luar “rel” atau pengembangan potensi anak didik
di jalan yang salah maka pendidik berhak untuk meluruskannya, sedangkan dalam sistem among,
pendidik disebut sebagai pamong. Pamong bertugas membantu anak didik agar dapat hidup merdeka,
merdeka bukan saja berarti bebas dari perintah dan penguasaan orang lain, tetapi ialah mampu dan
kuatnya orang itu berdiri sendiri, atau kemampuan dan kesanggupan orang itu mengatur hidupnya
sendiri, tidak tergantung dari bantuan orang lain. Dalam pelaksanaan sistem di Among, seorang pamong
publikasi memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pamong harus berpegang pada kemampuan dasar anak didik.
2. Pamong harus menegaskan bahwa setiap anak didik memiliki potensi sesuai dengan garis kodratnya.
3. Pamong harus memberikan kesempatan seluas-luasnya dan menganjurkan kepada anak didik agar
dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, dan perbuatannya.
4. Pembinaan anak didik harus berdasarkan atas kemauan sendiri, pemahaman, dan usaha.
5. Pamong mengupayakan agar pembinaan diarahkan kepada kemampuan anak didik untuk mengolah
hasil temuannya.
Pengajaran dalam sistem among berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka lahir
batinnya baik pikiran maupun tenaganya. Perlu diketahui dalam pendidikan bahwa kemerdekaan itu
ada tiga, yaitu berdiri sendiri, tidak bergantung kepda orang lain, dan mampu mengatur diri sendiri.
Guru tidak hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, namun juga harus mendidik murid
untuk mencari sendiri pengetahuan itu dan menggunakannya untuk kepentingan umum [5]. Pamong
hanya memberi pokok-pokok ilmu pengetahuan itu dan murid menambah, memperluas, dan
mengembangkannya. Karena menurut Soedijarto berkembangnya kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah merupakan modal yang utama untuk memberi bekal bagi generasi muda dalam
menghadapi masyarakat yang selalu berubah dengan jalan ini barulah mungkin sekolah sebagai
lembaga pendidikan, yang diharapkan menjadi tempat terjadinya proses sosialisasi dan kulturisasi dapat
berlangsung [10] . Ketika Ki Hajar Dewantara melawan Onderwijs Ordonantie (OO) terlontar gagasan
sekolah semesta di mana secara kodrati setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.
Dikembangkannya juga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melalui sifat kodrati anak dalam sedikit
kinder spellen. Contoh implementasi dari metode kinder spellen yaitu seperti bermain golf, orang
mendapat kebebasan dalam udara segar sambil berlatih sportif mengendalikan diri untuk kesabaran,
kecermatan fisik dan emosional. Demikian pula diklat metode “out bond” yang sejalan dengan metode
kinder spellen.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pengertian sistem among, kata "mong" atau "momong" dalam bahasa Jawa memiliki arti mengasuh
anak. Sistem among digunakan dalam pendidikan Taman Siswa, di mana guru atau pendidik disebut pamong
dan bertugas mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Hubungan antara pamong dan peserta didik didasari
oleh cinta kasih, saling percaya, dan kebebasan dari sifat otoriter. Dalam sistem among, peserta didik ikut
aktif dalam proses belajar mengajar yang dipimpin oleh pamong. Sistem among memiliki tujuan untuk
membangun peserta didik menjadi manusia beriman, bertaqwa, merdeka lahir dan batin, berkarakter luhur,
cerdas, berketrampilan, serta sehat jasmani dan rohani. Peserta didik didorong untuk memanfaatkan ilmu
yang mereka kuasai dalam masyarakat, dengan didorong oleh cipta, rasa, dan karsa. Sistem among juga
memperhatikan perkembangan dan kebutuhan peserta didik dalam berbagai tahapan usia, dan
mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri. Kurikulum dalam sistem among mengutamakan pembentukan
kepribadian dan budi pekerti peserta didik. Dalam penerapan sistem among, pendidikan berpusat pada
peserta didik, dengan pendidik sebagai pamong yang membantu peserta didik hidup secara merdeka dan
mandiri. Pamong memberikan perhatian pada kemampuan dasar peserta didik, memberikan kesempatan
untuk berekspresi, dan mengarahkan pembinaan sesuai dengan potensi dan kemauan peserta didik. Sistem
among juga mengedepankan pembangunan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, serta memberikan
kesempatan untuk belajar di luar ruangan melalui metode seperti kinder spellen (permainan anak-anak) dan
kegiatan "out bond".

3.2 Saran
Makalah ini hendaknya dijadikan motivasi belajar bafi pembaca untuk mengetahui tentang
sistem among serta dapat memperluas wawasan tentang sistem sistem among yang lebih jauh dan lebih
dalam lagi. Sehingga pembaca mengetahui dan mampu membaca keadaan-keadaan atau permasalahan
yang terjadi dalam sistem pendidikan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

WANGID, Muhammad Nur. Sistem among pada masa kini: Kajian konsep dan praktik pendidikan.
Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi Pembelajaran, 2009, 39.2.

NOVENTARI, Widya. Konsepsi Merdeka Belajar Dalam Sistem Among Menurut Pandangan Ki Hajar
Dewantara. PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan, 2020, 15.1: 83-91.

APRILIYANTI, Fressi; HANURAWAN, Fattah; SOBRI, Ahmad Yusuf. Sistem Among dalam Penerapan
Nilai-nilai Luhur Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 2020, 5.8: 1048-1055.

INDRAYANI, Nelly, et al. Sistem Among Ki Hajar Dewantara Dalam Era Revolusi Industri 4.0. In:
Seminar Nasional Sejarah ke. 2019. p. 384-400.

YUSUF, Wiwin Fahrudin; NAFI'UDDIN, Moh Badrun. Prinsip Kebebasan Belajar Imam Al-Ghazali Dalam
Sistem Among Prespektif Ki Hajar Dewantara. SAMAWA: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2021, 1.2: 133-
140.

Anda mungkin juga menyukai