Anda di halaman 1dari 34

PENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH TEMA LEZATNYA


MAKANANKU, HALAL, DAN THAYIB KELAS VIII MTS ALFALAH
BANGILAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Seminar Proposal

NISA MULIA

NIM : 202501007

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) TUBAN


FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
berkah, dan hidayah- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Flip Chat Untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Tema Lezatnya Makananku ,Halal dan
Thoyib kelas Vlll MTS AlFalah Bangilan Tahun Pelajaran 2023/2024 ”. Proposal
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal.
Proposal ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak baik bantuan
moral maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
terima kasih dan hormat yang setulusnya kepada:
1. Allah SWT, karena peneliti masih diberikan kesehatan, keberuntungan dan
kesempatan sampai dengan terselesaikannya proposal ini.
2. Muslimin, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Seminar Proposal
3. Peneliti pribadi dan keluarga.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
sumbernya berupa literatur buku dan artikel jurnal yang telah peneliti jadikan
referensi guna penyusunan proposal ini. Semoga dapat terus berkarya guna
menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan
yang lebih baik. Peneliti berharap, semoga informasi yang ada dalam proposal
penelitian ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan
dan kesalahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan tulisan yang telah peneliti buat.

Tuban, .. Desember 2023

Peneliti
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................5
1.4 Sepesifikasi Produk yang Diharapkan..........................................................5
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................5
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian.......................................................5
1.7 Penjelasan Istilah..........................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................7

2.1 Penelitian Pengembangan............................................................................7


2.2 Media Pembelajaran.....................................................................................7
2.3 Media Flipchart............................................................................................9
2.4 Minat Belajar Siswa...................................................................................13
2.5 Pembelajaran Fiqih.....................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................27

3.1 Rancangan Pengembangan.........................................................................27


3.2 Prosedur Pengembangan............................................................................28
3.3 Uji Coba Produk.........................................................................................28
3.4 Teknis Analisis Data..................................................................................29
3.5
3.6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembangunan adalah cara, proses
dan tindakan pembangunan. 10 Pembangunan secara umum adalah upaya untuk secara
bertahap meningkatkan keterampilan konseptual, teoritis dan moral melalui pendidikan.
Richey mendefinisikan pengembangan sebagai proses transformasi spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik atau nyata. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2002, pembangunan adalah kegiatan ilmu pengetahuan. Pengetahuan dan teknologi yang
menggunakan kaidah dan teori ilmiah untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada atau untuk menghasilkan teknologi baru.

Nanang Fatah. “Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung:PT Remaja


Rosdakarya, 2006)hal 4.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
diperlukannya bagi dirinya. , untuk masyarakat. , bangsa dan negara. Negara (UU Nomor 20
Tahun 2003). Prihatin (2008:3) berpendapat bahwa hakikat pendidikan universal adalah
menghadirkan kecerdasan, moralitas, dan nilai-nilai spiritual kepada peserta didik dalam
kaitannya dengan perkembangan mental dan fisik. Pendidikan merupakan suatu proses
berkesinambungan yang melibatkan beberapa faktor antara lain tujuan pendidikan, guru,
siswa, materi pembelajaran dan lingkungan (Kompri, 2015:87). Kelima faktor tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus bekerja secara teratur,
saling melengkapi dan berkesinambungan, serta berperan menentukan keberhasilan
pembelajaran.

Prihatin. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia


No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara, mengartikan pengertian


pendidikan; “Pendidikan merupakan prasyarat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam kehidupan, artinya pendidikan mengarahkan seluruh kekuatan kodrat yang ada pada
diri anak, sehingga mencapai tingkat keamanan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
sebagai pribadi dan anggota masyarakat.” Pendidikan merupakan suatu proses humanistik
yang kemudian disebut humanisasi seseorang. Itu sebabnya kita harus bisa menghormati hak
asasi setiap orang. Dengan kata lain, pelajar bukanlah mesin manusia yang bisa dikendalikan
sesuka hati, melainkan generasi yang harus kita bantu dan bantu mematangkan setiap
reaksinya sehingga mampu membentuk manusia yang mandiri dan kritis. Dan Anda
memiliki sikap moral yang baik. Oleh karena itu, pendidikan tidak hanya membentuk pribadi
yang berbeda dengan orang lain dalam hal makan dan minum, berpakaian dan penghidupan,
tetapi disebut dengan humanisasi (Ab Marisyah1, Firman2, 2019).

Ab Marisyah1, Firman2, R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


TENTANG PENDIDIKAN. 3, 2-3.

Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana untuk mempersiapkan
peserta didik mengenal, memahami, menghayati dan mengimani, menjadi manusia yang
bertaqwa dan berakhlak mulia, dimulai dengan mengamalkan ajaran agama Islam dari
sumber utamanya yaitu kitab suci Al. -Quran dan Hadits (Hidayatullah, 2008:12).

Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Tangerang: CV.


Zikri Adfimedia, 2008), 12.

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terkini yang diterapkan di era


perkembangan teknologi dan keterbukaan. Informasi terkini. Dalam kurikulum ini guru dan
siswa diberikan kebebasan dalam belajar atau disebut dengan konsep belajar mandiri.”
Konsep kemandirian dalam dunia pendidikan adalah kemandirian siswa dalam belajar dan
kebebasan lingkungan pendidikan. Untuk memutuskan cara terbaik dalam pembelajaran.
Merdeka belajar merupakan program politik baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nadiem Anwar Makarim. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim,
gagasan kebebasan belajar adalah sekolah, siswa, dan guru mempunyai kebebasan untuk
berinovasi, belajar mandiri, dan kreatif. Kebijakan merdeka belajar ini memberikan
kebebasan kepada siswa, guru, dan sekolah untuk menciptakan pendidikan yang berinovasi
(Anjelina et al., 2021).

N.K.Widiastini,dkk,2023. PENERAPAN MERDEKA BELAJAR DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1,hal 14
Kurikulum Mandiri merupakan konsep yang dirancang agar siswa dapat
mengeksplorasi minat dan kemampuannya sendiri, dan akan berlaku mulai tahun 2022-2023.
Kurikulum mandiri merupakan kurikulum yang sederhana dan lebih komprehensif yang
menitikberatkan pada materi penting dan pengembangan kompetensi siswa pada setiap
tahapannya. Pembelajaran yang lebih mendalam tidaklah cepat dan menyenangkan.
Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan yang luas bagi guru dan
siswa untuk mengeksplorasi dan mendiskusikan materi dan topik dunia nyata seperti
lingkungan, kesehatan, teknologi dan lainnya untuk mengembangkan potensi karakter siswa.
Konsep inti kurikulum belajar mandiri adalah menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan. Implementasinya tentunya memerlukan media dan sumber belajar serta
mediator, yang berarti alasan atau sumber yang membantu mengatur hubungan efektif
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, mediator dapat diartikan
sebagai alat yang menyalurkan dan menyalurkan pesan-pesan pembelajaran.

Mila Mahmudah, dkk, 2022. KORELASI MEDIA DAN SUMBER


PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA,
PROGRESSA, Volume 6. Nomor 2,hal 106

Media dan bahan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pembelajaran.


Sebab keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Dalam pembelajaran memegang peranan
penting dalam mempengaruhi kualitas dan keberhasilan pembelajaran. Pendidikan
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan. Pria Karena sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas tercipta melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dapat
dilihat dan diukur melalui sejumlah indikator, termasuk prestasi siswa. Namun untuk
mencapai indikator tersebut tidaklah mudah. Sebab keberhasilan belajar sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya adalah minat belajar anak. (Slameto, 2010: 180)
Mengatakan bahwa minat adalah perasaan suka dan tertarik terhadap suatu hal atau kegiatan
tanpa ada yang menyuruh. Minat memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
siswa dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat
belajar bekerja lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat belajar. Kegiatan
belajar memerlukan perhatian yang terfokus untuk memahami apa yang dipelajari. Untuk
meningkatkan minat belajar siswa, proses pembelajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan, siswa bekerja dan mengalami lingkungannya sendiri atau berkelompok.

Slamento, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2010), him. 180.

Minat belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar, karena jika
materi pembelajaran tidak sesuai dengan minatnya maka siswa tidak akan belajar dengan baik
karena tidak menarik baginya. Siswa malas belajar dan tidak mendapatkan kepuasan dari
kelas. Materi pembelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Menurut Djamarah, pelatihan yang paling efektif untuk
membangkitkan minat belajar siswa adalah dengan memanfaatkan minat siswa yang sudah
ada dan mengembangkan minat baru pada siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
informasi kepada siswa tentang hubungan antar materi pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah,
2002: 158).

Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,


2002), hlm. 158.

Minat belajar siswa hendaknya selalu dijaga agar tumbuh dalam diri siswa. Namun
seiring dengan kemajuan. Teknologi yang semakin pesat dapat berdampak negatif terhadap
minat belajar siswa. Banyak faktor yang dapat menurunkan minat belajar siswa, seperti
berbagai hiburan, permainan, dan acara televisi yang dapat mengalihkan perhatian siswa dari
buku pelajaran. Selain belajar, banyak terdapat tempat hiburan seperti pusat perbelanjaan,
karaoke, tempat hiburan dan taman bermain. Oleh karena itu, guru dan orang tua harus
membatasi dan memantau secara ketat waktu bermain siswa agar siswa dapat belajar secara
maksimal. Apabila siswa mempunyai minat belajar, maka ia memperoleh pengetahuan dan
pemahaman serta hasil akademik yang baik. Dalam pembelajaran hendaknya guru
memperhatikan kondisi siswa, karena mengamati kondisi siswa sangatlah penting. Prasyarat
yang sangat penting bagi siswa adalah seberapa dekat mereka berhubungan dengan mata
pelajaran. Siswa yang terlibat lebih perhatian dan tertarik pada mata pelajaran yang mereka
pelajari. Minat berkaitan dengan motivasi, karena minat merupakan faktor yang
menimbulkan minat atau pertimbangan selektif dalam diri seseorang, yang menentukan
pilihan suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan dan menyenangkan dalam jangka
panjang. Lama kelamaan memberikan kepuasan. Oleh karena itu, dorongan, perhatian dan
kegembiraan dalam beraktivitas berhubungan dengan faktor-faktor yang membangkitkan
minat. Jika pemicu minatnya rendah maka dapat menyebabkan seseorang kehilangan minat.
Minat yang rendah dapat melelahkan aktivitas. Apabila hal ini terjadi dengan minat belajar
maka akan berdampak pada kemampuan belajar seseorang. Dalam hal ini minat belajar siswa
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa (Aprijal et al. 2020:77).

Aprijal, dkk. 2020. Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa
di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Sungai Salak Kecamatan Tempuling, J. Mitra
PGMI Vol. 6 No. 1,hal 77.
Permasalahan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana
menyajikan materi kepada siswa dengan baik agar dapat mencapai hasil yang efektif dan
efisien. Selain itu permasalahan lain yang sering dicermati adalah guru agama tidak
memperhatikan perbedaan penggunaan metode pengajaran dan upaya peningkatan mutu
pengajaran dengan baik. Oleh karena itu diperlukan metode dan media yang berbeda, seperti
simulasi atau demonstrasi dan penggunaan alat peraga atau lingkungan belajar. Dengan
bantuan media pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami apa yang telah
dipelajarinya.Penggunaan media pembelajaran sangat membantu siswa dalam proses belajar
mengajar. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa media pengajaran merupakan salah satu
komponen pendidikan yang dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
“Karena pada dasarnya pemilihan media dan metode pembelajaran yang tepat sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa.” Salah satu alat pembelajaran yang dapat dijadikan
alternatif alat pembelajaran adalah kartu flip. Paper board terdiri dari media pembelajaran
yang disulap menjadi model paper board yang menarik berupa kalender meja dengan
menggabungkan konsep gambar. Paper board ini berupa lembaran-lembaran kertas yang
dilipat menjadi satu sehingga memudahkan untuk membuka halaman berikutnya. Menurut
Subana dan Sunarti (Asharissa, 2020: 4), media flipchart terdiri dari lembaran-lembaran
kertas yang memuat inti pesan yang bagian atasnya dipelintir agar mudah dibalik. Media
gambar ini mempunyai 4 bagian yaitu sampul, identitas media, petunjuk penggunaan media
dan 5 set gambar. Setiap halaman hanya memiliki satu rangkaian gambar yang
menggambarkan peristiwa tersebut. Setiap rangkaian gambar memiliki ide untuk membantu
siswa mulai belajar. Flip board mampu bersaing dengan teknologi modern. Flip board dapat
didesain dengan menggunakan aplikasi salah satunya Photoshop dan Power Point.

Ashari, Titania. 2020. “Pengembangan Media Flipchart Berbasis Gambar


Sebagai Alternatif Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi”, BAPALA.Vol. 7 (3): hal. 1-
6.

Menurut Hamalik, Azhar Arsyat mengatakan bahwa penggunaan media pendidikan


dalam proses belajar mengajar dapat menimbulkan keinginan dan minat baru, menciptakan
motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar bahkan mempengaruhi psikologis siswa.
Pemanfaatan lingkungan belajar pada tahap orientasi pembelajaran memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi
pembelajaran pada saat ini. Selain meningkatkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman pembelajaran (Cecep
Kustandi, 2011:19).
Cecep Kustandi, Media pembelajaran, cet. Ke-2, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 19.

Delifati Ziliwu,2019. Pengembangan Biologi Dengan Metode Flip chart, Jurnal


Warta Edisi : 59,hal 4.

Berdasarkan, penjelasan diatas, dilakaukan observasi di MTS Alfalah Bangilan pada


tanggal 16 Desember 2023 Berada di jalan weden. Kemudian didapatkan hasil wawancara di
MTS Alfalah, peserta didik disekolah ini Sedikit yang minat belajar, apalagi terhdap
pelajaran PAI mereka lebih tertarik Ekstrakurikuler dikarenakan media pembelajaran yang
digunakan kurang Menarik yakni berupa, LKS, dan Buku Paket.

Hasil observasi di MTS Alfalah dapat diketahui bahwa permasalahan dalam proses
pemebelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga
diperoleh hasil yang efektif dan efisien terutama pada mata pelajaran Fiqih masih terdapat
guru yang belum memberikan perhatian terhadap variasi penggunaan metode mengajar dan
upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik menggunakan model dan media pembelaaran
yang inovatif dan kreatif pendidik hanya menggunakan LKS, dan buku paket.

Sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan bapak ......selaku guru


bidang studi bahwa

“Guru Fiqih belum menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, penyampaian


materi hanya menggunakan buku paket dan LKS dan juga dikarenakan minimnya media
pembelajaran yang dimiliki sekolah, selain itu membuat kesulitan untuk mencoba
meminimalisir pembelajaran agar menarik dan memotivasi siswa untuk belajar Fiqih. Selain
itu guru Fiqih hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan atau tugas
kelompok. Sehingga suasana belajar kurang efektif serta kurang Menarik”

........, wawancara oleh Nisa Mulia. Penggunaan Media Pembelajaran di kelas,


MTS Alfalah, Bangilan,Tuban.

Oleh karena itu, setiap guru seharusnya dapat lebih memaksimalkan Metode
pembelajarannya, agar siswa dapat lebih termotivasi lagi dalam proses Pembelajaran yang
dilakukan. Pemaksimalan metode ajar tersebut salah satunya dapat dengan mengembangkan
media pembelajaran. Pada umumnya pengajar dikelas hanya memakai bahan ajar yang
monoton dan bahan ajar yang praktis yang siap pakai saja tanpa perlu berususah payah untuk
membuatnya seperti halnya sekolah tersebut yang tidak menggunakan media pembelajaran
tambahan selain buku paket LKS dan carta, pendidik hanya menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran, dan setelah guru menyampaikan materi, siswa diberikan tugas untuk
mengisis LKS (Lembar Kerja Ssiwa). Dan terkdang guru melakukan kegiatan diskusi secara
berkelompok, namun kegiatan tersebut cenderung monoton dan hanya sebuah sesi tanya
jawab tanpa memperluas pengetahuan siswa. Prosesnya pembelajaran tersebut tidak dipadu
padankan dengan metode pembelajaran lainnya, dari metode pembelajaran yang diberikan.
Sehingga akhirnya peserta didik merasa bosan ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas,
karena metode pembelajaran ceramah tersebut selalu saja dilakukan berualng-ulang kali tanpa
adanya sselingan.

Dengan metode yang lainnya sehingga meyebabkan kegiatan belajar mengajar


tersebut menjadi membosankan yang berujung tidak efektif dan efisien.

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khsusunya materi Lezatnya Makananku
Halal dan Thayib yang peneliti pilih dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang memang
mampu dan memudahkan siswa saat mempelajarinya yaitu dengan media flip chart. Flip
chart adalah sebuah media yang berbentuk papan yang dapat dibalik bagannya. Dimana
dengan bagan tersebut menyediakan berbagai informasi-informasi yang ditulis dalam
lembaran-lembaran kemudian dipadukan menjadi satu. Pada setiap bagan Flip chart tersebut
akan terdapat gambar-gambar yang akan menarik perhatia siswa, sehingga siswa akan lebih
termotivasi dalam proses pembelajarannya (Desi Eka Pratiwi, 2013:3)

Desi Eka Pratiwi, “Penerapan Media papan balik ( flipchart) pada pembelajaran
Tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah daasar, JPGSD, Volume 03
Nomor 02. 2013, jurnal, 3.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi Lezatnya Makananku Halal dan
Thayib. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah untuk mengetahui mana makanan yang
lezat dan layak di makan serta halal dan Thayib. Berdasarakan hal tersebut penulis mencoba
untuk melakukan pengembangan media pembelajaran yang memudahkan peserta didik untuk
mengingat materi yang telah diajarkannya terutama pada materi Lezatnya Makananku Halal
dan Thayib tanpa harus lagi bosan dengan proses pembelajaran yang monoton seperti
ceramah oleh guru yang mengajarkannnya. Sehingga perlu adanya pengembangan media
pembelajaran dalam bentuk papan balik flipchart dengan tujuan untuk memperbaiki kulitas
pembelajaran dalam memahami materi Lezatnya Makananku Halal dan Thayib dengan judul
“PENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH TEMA LEZATNYA MAKANANKU,
HALAL, DAN THAYIB KELAS VIII MTS ALFALAH BANGILAN TAHUN
PELAJARAN 2023/2024 ”
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Flip chart pada mata pelajaran Fiqih
materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS Alfalah Bangilan?
2. Bagaimana tingkat validitas dan ketertarikan media pembelajaran Flip chart pada
mata pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di
MTS Alfalah Bangilan?
3. Bagaimana Evektivitas penggunaan media pembelajaran Flip chart pada mata
pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS
Alfalah Bangilan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengembangkan media pebelajaran Flip chart pada mata pelajaran Fiqih materi
Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS Alfalah Bangilan.

2. Mendekskripsikan tingkat kevalidan dan ketertarikan media pembelajaran Flip chart


pada mata pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII
di MTS Alfalah Bangilan.

3. Mengetahui efektivitas pengembangan media pembelajaran Flipchart pada mata


pelajaran Fiqih materi Lezatnya, Makananku Halal dan Thayib kelas VIII di MTS
Alfalah Bangilan.
1.4 Sepesifikasi Produk
Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa media pemeblajaran
berbentuk Flip chart. Media Flip chart ini digunakan sebagai alternative untuk

memberikan kemenarikan dalam belajar siswa juga untuk guru yang memberikan
variasi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.agar pembelajaran tidak
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan saja.

Produk media flip chart ditampilkan dalam bentuk seperti kalender duduk
yang penggunaan kertas informasinya dapat dibalik jika sudah melewati sama seperti
slide show pada power point namun ini manual. Setiap halaman membentuk materi-
materi shalat jama dan qashar. Dalam media flip chart ini memiliki gambar-gambar
yang menarik dengan banyak warna. Teks dalam media flip chart ini menggunakan
berbagai macam font. Sedangkan materi shalat jama' dan qashar bersumber pada biku-
buku teks wajib dan buku-buku panduan shalat.
Media flip chart ini merupakan sebuah media yang mempunyai manfaat sebagai
tambahan informasi dan sebagai tambahan pilihan media pembelajaran. Cara
penggunanya mudah dengan cara membaca mataeri yakni kertas informasi materinya
dapat dibalik jika sudah melewati sama seperti slide show pada power point namun
ini manual.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan acuan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, dan
sebagai bahan evaluasi dalam memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam
meningkatkan minat belajar siswa pada mata Lezatnya Makananku halal dan Thayib
serta dapat memberikan kontribusi sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam memilih media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan, sebagai bahan evaluasi bagi guru dalam meningkatkan
minat belajar anak, dan meningkatkan proesionalisme guru dalam mengajar.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat menambah wawasan dan pengalaman
secara langung terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.

4. Bagi pengguna

Hasil penelitian daan pengembangan ini diharapkan dapat memberikan alternatif


tambhan untuk menggunakan media pembelajaran. Dalam mengajar pembelajaran
Fiqih mater Lezatnya Makananku halal dan Thayib dan diharapkan akan membantu
siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih aktif dan mudah pahami, sehingga
siswa dapat lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
1.6 Ruang lingkup dan batasan penelitian
Dalam penelitian mengenai perhitungan weton untuk mewujudkan keluarga sakinah, terdapat
beberapa ruang lingkup dan batasan yang dapat di gunakan dalam penelitian ini:
1. Ruang lingkup penelitian
Fokus penelitian akan di fokuskan pada Media Flip chart, penelitian ini
akan mempelajari bagaimana
2. Batasan penelitian
Adapun batasan penelitian ini terletak pada perhitungan weton hari
baik dan buruk yang terletak pada konteks budayanya yang relevan dengan
lokasi penelitian, di fokuskan pada masyarakat jawa, serta penelitian ini akan
membatasi pada masyarakat jawa, yakni jawa tengah dan jawa timur.

Dengan memperhatikan ruang lingkup dan batasan ini, penelitian


mengenai perhitungan weton sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah
akan lebih terfokus dan relevan.

1.7 Penjelasan Istilah


Untuk mempermudah pembahasan dan pengetahuan serta mendapatkan persamaan
persepsi dan menghindari interpretasi judul pembahasan yang diangkat maka perlu adanya
penjelasan istilah terhadap judul skripsi “PENGEMBANGAN MEDIA FLIP CHART
UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN FIQIH
TEMA LEZATNYA MAKANANKU, HALAL, DAN THAYIB KELAS VIII MTS
ALFALAH BANGILAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024”. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
Pengembangan : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembangunan berarti proses,
cara, kegiatan pembangunan. (Dzulfiqar, 2018:19.) Pengembangan
adalah upaya meningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual,
dan moral sesuai kebutuhan. Perkembangan pendidikan adalah suatu
proses dimana pembelajaran direncanakan secara logis dan sistematis
sedemikian rupa sehingga segala sesuatu yang dilakukan dalam
pembelajaran ditentukan dengan mempertimbangkan peluang dan
kemampuan peserta didik.

Dzulfiqar, A. F. (2018). Pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran


menggunakan aplikasi android dalam meningkatkan efektifitas
belajar pendidikan agama islam kelas x sekolah menengah atas
negeri 3 kota mojokerto.
Flip Chart : Media Flip Chart adalah merupakan salah satu media cetakan yang sangat
sederhana dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses
pembuatannya dan penggunaannya yang relative mudah, dengan
pemanfaatan bahan kertas yang mudah dijumpai disekitar kita. Karna
flipchart dapat dijadikan sebagai media pesan

Minat Belajar Siswa: Menurut Makmun Khairan (2013:142), “minat belajar adalah
partisipasi siswa secara penuh dan penuh perhatian dalam segala
aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan dan memperoleh
pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang diperlukan di sekolah.”
Minat belajar adalah perasaan bahwa anda menyukai atau tertarik pada
suatu hal dan melakukan kegiatan belajar tanpa ada yang menyuruh
anda mempelajarinya. Minat belajar juga merupakan faktor yang
membimbing siswa dalam belajar berdasarkan minat atau kenikmatan
keinginan belajar. Minat setiap siswa dalam menerima materi yang
diberikan guru berbeda-beda, dan setiap siswa juga mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Kurangnya minat belajar, aktivitas
dan komunikasi siswa tidak maksimal, sehingga hasil belajar siswa
buruk.
Ega Tria Karisma,dkk, 2023.Analisis Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kelas
IV SDN leper 01 Jurnal Prasasti limu. Volume 2 Nomor 3 hal 121-
122
Fikih : Fiqih diartikan sebagai pemahaman manusia terhadap amalan ibadah berdasarkan
syariat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Fiqh
menjadi landasan syariat melalui penafsiran Al-Qur’an dan Sunnah
oleh para ulama dan dilaksanakan melalui fatwana para ulama.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan
1. Pengertian pengembangan
Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara,
proses dan perbuatan mengembangkan. 10 Pengembangan secara umum merupakan
usaha untuk meningkatkan kemampuan konseptual, teoritis dan moral secara
bertahap melalui pendidikan dan pelatihan. Richey mendefinisikan bahwa
pengembangan adalah proses menjabarkan spesifikasi rancangan menjadi bentuk
fisik atau nyata. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18. Tahun
2002, Pengembangan merupakan kegiatan ilmu. Pengetahuan dan teknologi yang
memanfaatkan kaidah dan teori ilmiah, untuk meningkatkan fungsionalitas, manfaat
dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan
teknologi baru.

Undang-Undang Republik Indonesia,” 18 Tahun 2002, Sistem Nasional


PPenelitian Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi,”.

Bidang pengembangan mencakup berbagai teknologi yang digunakan dalam


pembelajaran. Pengembangan pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan
pendidikan formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, terencana,
tepat sasaran dan bertanggung jawab. Pengembangan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memperkenalkan, meningkatkan, membimbing dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, dasar keperibadian yang seimbang
sebagai pembinaan, peningkat dan pengembangan diri dan lingkungan yang
berguna dalam mewujudkan harkat, kualitas manusia yang terbaik, serta manusia
yang mandiri.

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, maka pengembangan adalah


proses untuk meningkatkan sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik atau
menciptakan sesuatu yang baru. Pengembangan pembelajaran yaitu suatu usaha
mengembangkan proses pembelajaran sudah diterapkan, menjadi proses.
Pembelajaran yang lebih memudahkan untuk pendidik maupun peserta didik
dengan tujuan pendidikan yang lebih berkualitas. Penelitian pengembangan
merupakan suatu metode penelitian dengan tahapan-tahapan tertentu, untuk
menghasilkan dan memvalidasi produk.

Anggara Putra,dkk.“Pengaruh Pengembangan Pembelajaran Renang


Gaya Dada Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Dada (Studi Pada Siswa
Kelas V A SD Negeri Durung Banjar Sidoarjo Kelas VA SD Negeri Durung
Banjar Sidoarjo ),” Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan 03, No.1
(2015): 196.

2. Pengertian media pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong upaya-upaya pembaharuan


dalam pemanfaatan dalam hasil hasil teknologi dalam proses belajar. Hal tersebut
menuntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan
tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan zaman. Guru seharusnya dapat menggunakan alat yang murah dan
efisien meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu, guru harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang media pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan(Azhar Arsyad, 2013:3).

Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, denga


Demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan
(Rusman, 2013:169).

Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education


Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca (Arief Sadiman, dkk,
2012:7).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media adalah alat yang


digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut
dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai penghubung antara
pemberi dan penerima informasi. Penggunaan media sebagai penghubung antara
pendidik dan peserta didik inilah yang disebut dengan pembelajaran. Dengan kata
lain, bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi
yang akan mereka pelajari.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada, 2013), h. 3.

Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis


Teknologi Informasi Dan Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013),
h. 169.

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada, 2012), h. 7.

Media pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah


bertujuan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Media adalah sarana yang
dapat digunakan sebagai perantara yang berguna untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi dalam mencapai tujuan (Rubhan Masykur 2017:179).

Kesimpulannya media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat


digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam
belajar.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, media pembelajaran adalah


alat bantu yang berisikan materi pelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam
proses belajar sehingga pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik.

Rubhan Masykur, Nofrizal, Muhamad Syazali, “Pengembangan Media


Pembelajaran Matematika dengan Macromedia Flash”. Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 8, No. 2, 2017 Hal. 179

Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran (proses belajar


dan mengajar). Sejauh ini, pembelajaran mungkin lebih banyak bergantung pada
keberadaan guru. Dalam kondisi demikian, media mungkin tidak banyak digunakan
oleh guru. Atau, jika digunakanpun media hanya sebatas sebagai “alat bantu”
pembelajaran. Pandangan tersebut mengisyaratkan bahwa tidak adanya upaya
pemberdayaan media dalam proses pembelajaran (proses belajar dan mengajar).
Pembelajaran yang tidak tergantung pada guru, instructorindependent instruction,
atau disebut juga sebagai “self-instruction,” bahkan seringkali diarahkan kepada
siapa yang merancang media tersebut. Dalam situasi pembelajaran yang berbasis
pada guru, instructor-based instruction, penggunaan media pembelajaran secara
umum adalah untuk memberikan dukungan secara langsung kepada guru. Media
pembelajaran yang dirancang dapat meningkatkan dan memajukan belajar dan
memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis guru dan tingkat
keefektifan media pembelajaran bergantung pada guru itu sendiri.

Ani Daniyati, dkk, 2023.Konsep Dasar Media Pembelajaran, Journal of


Student Research (JSR) Vol.(01), No.(01).

3. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Dengan menggunakan gambar, foto, film, video, atau informasi lainnya,


siswa dapat memperoleh gambaran nyata tentang benda-benda bersejarah. Anda
dapat melihat dengan jelas sesuatu/benda yang sulit dilihat dengan jelas karena
terlalu besar atau terlalu kecil untuk dijangkau. Misalnya dengan bantuan platform
video, siswa dapat memahami dengan jelas tentang pengingat, dan dengan bantuan
video, siswa dapat memiliki pemahaman yang jelas tentang bakteri, amuba, dll.
Dengan gambar, foto, film, dan video. , siswa dapat mengamati berbagai jenis
serangga, burung, kelelawar, dll. Dengan menggunakan Powerpoint, film atau
video, siswa dapat mengamati gerhana matahari/bulan, pelangi, letusan gunung
berapi, tsunami, dll. Dengan model/model buatan, model dapat memahami dengan
jelas organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru dan organ pencernaan. Dengan
menggunakan gambar, model, atau foto, siswa dapat dengan mudah
membandingkan dua benda yang berbeda ukuran, warna, dan lain-lain. Proses yang
lambat dapat dideteksi dengan cepat. Dengan bantuan video, siswa dapat mengikuti
ritme ketukan, ritme yang dimainkan secara perlahan, atau berhenti pada titik
tertentu. Melacak pergerakan benda yang sulit diamati secara langsung. Dengan
bantuan video, siswa dapat dengan mudah mengamati cara kerja mesin mobil dan
lain-lain. Diagram, diagram, dan model memungkinkan siswa mengamati bagian-
bagian perangkat yang sulit diamati secara langsung. Ketika siswa melihat proses
pembuatan gula atau berada di pabrik gula, mereka dapat menyaksikan sekilas
proses pengolahan gula yang ditampilkan dalam film. Dimungkinkan untuk
menjangkau khalayak luas dan sasaran sasaran pada saat yang bersamaan. Dengan
bantuan modul dan pembelajaran yang terorganisir, siswa dapat belajar sesuai
dengan kekuatan, kemampuan dan kecepatannya sendiri (pembelajaran individual).
Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd, 2016, Media Pembeajaran, Bintang
Sutabaya Anggota IKAPI daerah Jawa Timur , hal 10-12

Fungsi media dalam proses belajar mengajar merupakan bagian yang sangat
menentukan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Wina
Sanjaya telah mengidentifikasi beberapa jenis fungsi media pembelajaran, yaitu: 1)
Fungsi komunikasi Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
komunikasi dalam mengirim dan menerima pesan. 2) Fungsi motivasi Dengan
bantuan lingkungan belajar diharapkan motivasi belajar siswa akan meningkat.
Media pembelajaran memudahkan siswa dalam mempelajari mata pelajaran,
sehingga meningkatkan semangat siswa dalam belajar. 3) fungsi bermakna.
Pembelajaran melalui penggunaan media tidak hanya sekedar menambah
pengetahuan saja, namun juga dapat meningkatkan kemampuan analitis, kreatif,
keterampilan dan sikap siswa. 4) Fungsi meratakan Setiap peserta diharapkan
memahami lingkungan pembelajaran yang digunakan. Siswa memperoleh
pemahaman yang sama terhadap pesan yang disampaikan. 5) Fungsi individualitas
Media pembelajaran membantu siswa dengan minat dan gaya belajarnya masing-
masing 6) fungsi bermakna. Pembelajaran melalui penggunaan media tidak hanya
sekedar menambah pengetahuan saja, namun juga dapat meningkatkan kemampuan
analitis, kreatif, keterampilan dan sikap siswa.

Rizqi Ilyasa Aghni,2018.“Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran Dalam


Pembelajaran Akuntansi,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. vol
(16), No. (01) , hal 100

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Nana Sudana dan Ahmad Rivai,


dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya didengar saja.

b. Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja.

c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur gambar yang
bisa dilihat.

Sesuai dengan pendapat Nana Sudana dan Ahmad Rivai, Flipchart termasuk
dalam media visual dan media yang tidak diproyeksikan, karena media Flipchart ini
hanya bisa dilihat oleh indra pengelihatan dan penggunaannya tidak memerlukan
proyektor.

Teni Nurrita, 2018,“Pengembangan Media Pembelajaran Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran,
Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah Vol (03), No. (01)hal : 171,

2.2 Pengertian Media Flip Chart

1.Pengertian Media flip chart


Flipchart adalah sebuah lembaran kertas yang berisi pesan atau bahan yang
tersusun rapi dan baik beukuran 30x45 cm. Serta sangat praktis dan menghemat ruang
yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar atau dengan kegiatan-kegiatan
lainnya dan digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran. Media Flip
chart ini termasuk media bahan cetak, pengertian dari media bahan cetak itu. Sendiri
adalah media visual yang pembuatannya melalui proses percetakan/printing atau
offset. Media bahan cetak ini menyajikan Pesannya melalui huruf dan gambar-gambar
yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.”

Di antara media yang dapat untuk meningkatkan hasil belajar adalah media
Flip chart, Media Flip Chart adalah merupakan salah satu media cetakan yang sangat
sederhana dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan
penggunaannya yang relative mudah, dengan pemanfaatan bahan kertas yang mudah
dijumpai disekitar kita. Karna flipchart dapat dijadikan sebagai media pesan
pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan pada flip chart.
Adapun bahan-bahan yang diperlukan Untuk Membuat flip chart adalah:

a. Kertas yang cukup lebar untuk menulis dan menggambarkan pokok- pokok
masalah yang dibicarakan.

b. Alat penjepit kertas.

c. Alat tulis seperti pensil, tinta, cat air, dan spidol. Alat intinya selain
digunakan untuk menulis, juga untuk menimbulkan daya tarik.

d. Kayu rotan atau bambu untuk flipchart tersebut.”

Nurhasnawati,2015. Media Pembelajaran, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka


Riau). Hlm. 116

2. Kelebihan dan Kekurangan Flipchart

Flipchart ini berisi mengenai lembaran kosong yang siap diisi dengan materi
materi-materi pembelajaran dan berisi mengenai pesan- pesan pembelajaran yang
berisi teks cerita, gambar, latihan-latihan soal dan lain-lain. Flipchart ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan menggunakan Flipchart sebagai media
pembelajaran menurut Susilana, yakni sebagai berikut (Teni Nurrita, 2018:171):

a. Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis.

b. Flipchart dapat digunakan dalam metode pembelajaran apapun.

c. Dapat digunakan di dalam maupun diluar ruangan.

d. Bahan pembuatan relatif murah.

e. Mudah dibawa.

Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,” MISYKAT: Jurnal limu ilmu Al-Quran,
Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah 3, no. 1 (2018): 171.

Adapun kekurangan yang dimiliki media Flipchart sebagai media


pembelajaran yakni meliputi:

a. Biasanya Flipchart hanya dapat digunakan untuk satu kali saja.

b. Tidak cocok untuk pembelajaran bersekala besar.

c. Penjelasan dalam media Flipchart ini hanya sekilas (tidak dijelaskan


secara rinci).

d. Sukar dibaca karena keterbatasan tulisan

e. Pengajar atau pembicara cenderung memunggungi peserta.

Berdasarkan beberapa kajian diatas dapat disimpulakan bahwa kelebihan dari


media Flipchart ini lebih mendominasi, sehingga media ini sangat cocok untuk
dikembangkan dalam menunjang proses belajar mengajar.

3 Karakteristik Media Flip Chart

Karakteristik media flip chart itu sendiri menurut Susilana yaitu lembaran-
lembaran kertas menyerupai album atau kalender yang berukuran 50x75 cm, atau
ukuran yang lebih kecil 21x28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang
diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampaian
pesan pembelajaran. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan dalam lembaran
depan sudah ditampilkan dan diganti dengan lembaran berikutnya yang sudah
disediakan
3.1 Minat Belajar siswa

1. Minat belajar
Menurut Wina Wijaya (2001: 123) minat belajar adalah kecenderungan dan perhatian
dalam belajar. Dalam pengertian lain minat belajar adalah kecenderungan perhatian dan
kesenangan dalam beraktivitas, yang meliputi jiwa dan raga untuk menuju
perkembangan manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa, karsa, kognitif, afektif
dan psikomotor lahir batin. Menurut Makmun Khairani (2013:142) bahwa“Minat
belajar adalah keterlibatan sepenuhnya Seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran
secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman
tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah”. Dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa
gejala,seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman. Dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan
seseorang (siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi, dan keaktifan. Dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan. Itu.
Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar
mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar, karena minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan. Pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan.
Sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya.

Riska Meyanti, dkk, 2019. OPTIMALISASI MINAT BELAJAR SISWA MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING, Proceedings International
Conference on Teaching and Education (ICoTE) Vol. 2 No. 2,hal 263

Karwati dan Priansa (2015:149) mengatakan minat belajar yaitu keinginan dan kemauan
yang diikuti dengan keaktifan dan perhatian pada aktivitas yang disengaja sehingga
mendatangkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Minat belajar sebagai rasa suka dan terikat pada suatu kegiatan, di mana
melakukannya tidak disuruh.
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Kelas Classroom
Management Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif. Menyenangkan. Dan
Berprestasi, Bandung: Alfabeta.

Menurut Susanto (2013:63) kesempatan belajar dapat mempengaruhi perkembangan


minat seseorang. Minat belajar siswa memiliki hubungan yang kuat dengan pengaruh
internal seperti motivasi, keturunan, kepribadian dan pengaruh eksternal yaitu
lingkungan.

Dari pendapat Karwati dan Priansa, Slameto, dan Susanto, peneliti menyimpulkan minat
belajar merupakan perasaan suka pada kegiatan yang diikuti perhatian dan
keaktifan,sehingga mendatangkan rasa senang pada perubahan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, yang dilakukan tanpa ada yang menyuruh.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.

2. Strategi Dalam Meningkatkan Minat belajar Siswa


Strategi guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik adalah berikan peserta
didik untuk mengambil keputusan serta kontrol, berikan sebuah instruksi yang jelas,
ciptakan lingkungan kelas bebas ancaman, ubah suasana belajar, tawarkan model dan
metode pembelajaran yang beranekaragam, ciptakan kompetisi yang positif, tawarkan
hadiah, berikan tanggung jawab kepada peserta didik, berikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara berkelompok, dorong mereka untuk merefleksikan
diri, bersemangat, mengenal peserta didik, mengetahui minat peserta didik, bantu
peserta didik untuk menemukan motivasi dari dalam dirinya, kelola kecemasan peserta
didik, buatlah tujuan yang tinggi tetapi masih bisa dicapai, berikan feedback dan bantu
menemukan solusi, track progress, jadikan kelas menjadi menyenangkan, dan berikan
kesempatan untuk melakukan.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar siswa
Minat sebagai salah satu pendorong dalam proses belajar tidak muncul dengan
sendisrinya, akan tetapi banyak faktor yang menimbulkan minat siswa terhadap
beberapa mata Pelajaran yang diajarkan oleh guru di ataranya, yakni sebagai berikut.
1. Minat dapat timbul dari situasi belajar.
Minat akan timbul dari suatu yang telah diketahui, dan kita bias mengetahui
sesuatu itu melalui belajar. Karena itu, semakin banyak belajar, semakin luas pula
bidang minatnya.
2. Minat dipupuk melalui belajar.
Dengan bertambahnya pengetahuan, minat akan timbul dan mengingatkan untuk
mengenali dan mempelajarinya.
3. Motivasi
Minat seorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi. Baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Seorang siswa akan memperdalam ilmu pengetahuan
tentang bahasa Indonesia tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
tentang bahasa Indonesia.. Namun, secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi minat dapat dikelompokan menjadi dua yaitu yang bersumber dari
dalam diri (faktor internal) maupun yang berasal dari luar (faktor eksternal).
Faktor Internal meliputi niat, rajin, motivasi, dan perhatian. Faktor Eksternal
meliputi guru, dan fasilitas sekolah, teman sepergaulan media masa. Adapun,
perinciannya sebagai berikut.
Ega Tria Karisma,dkk,2023. Analisis Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Kelas IV SDN Jleper 01, Jurnal Prasasti Ilmu, Volume 2 Nomor 3 Hlm. 121-126

3.2 Pengertian pembelajaran fiqih

1) Pembelajaran Fiqih
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan fiqih berasal dari bahasa Arab yaitu
Faqiha-Yafqahu-Fiqhan yang bermakna mengerti atau memahami. Oleh karna itu
fiqih merupakan ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang hukum- hukum
Islam yang sesuai dengan syariat dan bersifat amaliah yang diperoleh dari dalil-dalil
yang terperinci yang terdapat dalam Al-Qur’an, As-sunnah serta Ijma’ dan
mencangkup objek pembahasan tertentu.
Moh. Suardi,2018. Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Budi Utama),hal 7.
Ilmu fiqih merupakan suaru bidang keilmuan dalam syari’ah Islam secara khusus
membahas tentang hukum atau aturan dalam aspek kehidupan manusia, baik individu,
dan bermasayarak. Definisi fiqih secara istilah adalah perkembangannya mengikuti
zaman sehingga kita tidak bias menemukan definisi yang tunggal, pada masa itu para
ahli menjelaskan pengertiannya sendiri. Abu Hanifah menyampaikan fiqih merupakan
pengetahuan manusia tentang hak dan kewajibannya (Hadi, 2019). Dengan
demikian,fiqih bisa meliputi aspek kehidupan manusia dalam berislam, serta masuk
pada aqidah, syari’ah, ibadah, dan akhlak.
Hadi, E. N. S. (2019). Meningkatakan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fiqih Materi Ibadah Haji Menggunakan Sxientific Approach Melalui Metode
Demonstrasi Di Kelas X IPS. Khazanah: Jurnal Edukasi, 1(2), 112-127.

2) Ilmu fiqih
Ilmu fiqih adalah salah satu ilmu keislaman yang hingga kini cukup berkembang,
hal ini terbukti dengan kekayaan warisan khazanah klasik yang dimilikinya
hingga maraknya berbagai kegiatan atau forum kajian ilmu fiqih seperti bahts al-
masâil fiqhiyah yang dilakukan lembaga dan ormas-ormas Islam maupun
lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Namun yang tampaknya
perlu mendapat perhatian khusus adalah munculnya kesan kuat dalam masyarakat,
bahwa Islam yang mereka pahami adalah fiqih itu sendiri, karena ia menyajikan
aturan dan rambu-rambu hukum yang jelas sehingga dapat mereka jadikan
pegangan. Ini mengindikasikan kedudukan fiqih sebagai sebuah ilmu sering
belum dapat dimaknai secara proporsional, sehingga cenderung tidak dibedakan
mana ajaran dasar Islam yang bersifat absolut, dan mana ajaran fiqih yang bisa
berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan dinamika sosial.
Arif Shaifudin,2019.FIQIH DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU: Hakikat dan Objek Ilmu
Fiqih, Al-Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Vol. : 1 (2).hal 198
BAB III

METODE PENELITIAN

3.4 Rancangan Pengembangan

Penelitian ini dilakukan di MTs Darussalam Rembang, yang letaknya berada di kec.
Sale Kab. Rembang. Penelitian dilakukan di kelas VIII. Peneliti memilih penelitian di
MTs Darussalam Rembang, karena di MTs ini belum ada media ludo pada mata pelajaran
akidah-akhlak, yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Dalam lokasi
penelitian juga belum adanya media ludo, dimana media ini diharapkan mampu membuat
siswa lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung. Waktu pelaksanaan penelitian
disesuaikan dengan jam pelajaran akidah-akhlak.

3.4.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Alfalah Bangilan, yang letaknya berada di kec.
Bangilan, Kab. Tuban. Penelitian dilakukan di kelas VIII. Peneliti memilih penelitian di
MTs Alfalah Bangilan, karena di MTs ini belum ada media Flip Chart pada mata pelajaran
Fiqih, yang bertujuan untuk meningkatkan Minat Belajar siswa. Dalam lokasi penelitian
juga belum adanya media Flip Chart, dimana media ini diharapkan mampu membuat siswa
lebih Minat Belajar ketika pembelajaran berlangsung. Waktu pelaksanaan penelitian
disesuaikan dengan jam pelajaran Fiqih.

3.4.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D),
merupakan metode penelitian yang menghasilkan produk-produk baru atau mengembangkan
produk yang sudah ada, serta menguji validitas dan keefektifan suatu
produk(Hanafi,2017:130).
3.5 Prosedur Pengembangan

Berikut prosedur penelitian dan pengembangan media display yang dijalankan dengan
serangkaian pekerjaan yang memiliki tujuan untuk menyelesaikan suatu produk.
1. Potensi dan mmasala
Pada tahap ini yang sudah dilakuan peneliti menentukan potensi dan masalah terkait
dengan minta Belajar siswa, yang akan dilakukan pada kelas Vlll MTs Alfalah
Bangilan. Maka diperelukan observasi dan wawancara supaya mengatahui tingkat
Minta Belajar siswa sajauh mana. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati
samua yang terjadi dalam kelas maupun di luar kalas, kagitan yang diamati seperti
pengembangan kondisi ruangan kelas, media yang digunakan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Kegiatan wawancara ini dapat dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh peserta didik dan guru adanya kekurangan
dengan matari, media yang kurang dikembangan, kurangnya inovatof dalam
pengambangan pembelajaran atau konsep yang hanya monoton pada buku guru dan
buku siswa, dengan penelitian ini akan dikembangkan media yang tepat untuk
peserda didik.
2. Pengumpulan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual maka selanjutnya perlu
dikumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Tahap
pengumpulan data ini bertujuan untuk merancang suatu produk media flip chart yang
dapat digunakan dalam proses pembelajara. Tahap pengumpulan data ini yaitu
observasi dan wawancara guru kelas dan melihat Minta belajar siswa peserta didik
kelas Vlll MTs Alfalah Bangilan. Setelah mengumpulkan data berbagai informasi,
langkah berikutnya adalah mengembangkan produk media flip chart menjadi sebuah
solusi untuk mengatasi permasalahan.
3.Desain produk
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Desain produk pada tahap ini
bertujuan untuk menghasilkan produk baru yang dikembangkan lengkap dengan
spesifikasinya. Desain produk dalam tahap penelitian ini meliputi penilaian media yang
tepat dan disesuai dengan materi pelajaran yang akan diteliti.
4.Validasi desain.
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
sudah layak digunakan atau tidak. Validasi desain dilakukan oleh beberapa pakar atau
ahli dan praktisi yang sudah. Berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut. Setiap pakar diminta menilai desain terebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya.
5. Hasil kegiatan dari penilaian ahli dapat diketahui kelebihan dan kelemahan
desain produk tersebut, selanjutnya dianalisis dan disimpulkan untuk digunakan
oleh penulis untuk merevisi produk multimedia pembelajaran yang sesuai dengan
apa yang disarankan dengan para ahli, sehingga menghasilkan produk
multimedia pembelajaran interaktif yang benar-benar layak.

3.6 Subjek Uji Coba

Produk media flip chart yang sudah layak kemudian digunakan untuk uji coba. Dalam uji
coba peneliti meminta masukan dan pendapat dari peserta didik dalam rangka
menyempurnakan produk media flip chart. Pelaksanaan dalam uji coba terbatas pada
kelas Vlll yang berjumlah.......orang yang mewakili peserta didik berkemampuan tinggi.
berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah. Hasil revisi produk yang sudah
dilakukan dalam uji coba terbatas kemudian diujicobakan pemakaiannya di lapangan
untuk melihat efektifitas produk yang dibuat.

3.4.3 Desain Uji Coba


Setelah pengajuan uji produk berhasil, maka tahap selanjutnya produk yang
berupa media flip char dapat diterapkan. Ujicoba pemakaian pada penelitian
ini dilakukan pada seluruh peserta didik kelas Vlll MTs Alfalah Bangilan yang
berjumlah .......orang peserta didik. Dalam ujicoba produk tersebut tetap
dinilai kekurangannya atau hambata-hambatan yang muncul dalam proses
pembelajaran berlangsung guna untuk perbaikan lebih lanjut..
3.4.4 Subjek Uji Coba

3.4.5 Instrument Penelitian

3.7 Analisis data


3.8 Validasi temuan penelitian
DAFTAR PUSTAKA

Nanang Fatah. “Landasan Manajemen Pendidikan” (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,


2006)hal 4.

Prihatin. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 1. Bandung: Alfabeta.

Ab Marisyah1, Firman2, R. (2019). PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG


PENDIDIKAN. 3, 2-3.

Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Tangerang: CV. Zikri


Adfimedia, 2008), 12.

N.K.Widiastini,dkk,2023. PENERAPAN MERDEKA BELAJAR DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Vol 12 No 1,hal 14

Mila Mahmudah, dkk, 2022. KORELASI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA, PROGRESSA, Volume 6.
Nomor 2,hal 106

Slamento, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
him. 180.

Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 158.

Aprijal, dkk. 2020. Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah
Ibtidaiyah Darussalam Sungai Salak Kecamatan Tempuling, J. Mitra PGMI Vol. 6 No.
1,hal 77.

Ashari, Titania. 2020. “Pengembangan Media Flipchart Berbasis Gambar Sebagai Alternatif
Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi”, BAPALA.Vol. 7 (3): hal. 1-6.

Cecep Kustandi, Media pembelajaran, cet. Ke-2, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 19.

Delifati Ziliwu,2019. Pengembangan Biologi Dengan Metode Flip chart, Jurnal Warta Edisi :
59,hal 4.
Desi Eka Pratiwi, “Penerapan Media papan balik ( flipchart) pada pembelajaran Tematik
untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah daasar, JPGSD, Volume 03 Nomor 02.
2013, jurnal, 3.

Undang-Undang Republik Indonesia,” 18 Tahun 2002, Sistem Nasional PPenelitian


Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi,”.

Anggara Putra,dkk.“Pengaruh Pengembangan Pembelajaran Renang Gaya Dada Terhadap


Hasil Belajar Renang Gaya Dada (Studi Pada Siswa Kelas V A SD Negeri Durung
Banjar Sidoarjo Kelas VA SD Negeri Durung Banjar Sidoarjo ),” Jurnal Pendidikan
Olahraga Dan Kesehatan 03, No.1 (2015): 196.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 3.

Rusman, Deni Kurniawan dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h. 169.

Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 7.

Rubhan Masykur, Nofrizal, Muhamad Syazali, “Pengembangan Media Pembelajaran


Matematika dengan Macromedia Flash”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 8, No. 2,
2017 Hal. 179

Ani Daniyati, dkk, 2023.Konsep Dasar Media Pembelajaran, Journal of Student Research
(JSR) Vol.(01), No.(01).

Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd, 2016, Media Pembeajaran, Bintang Sutabaya Anggota IKAPI
daerah Jawa Timur , hal 10-12

Rizqi Ilyasa Aghni,2018.“Fungsi Dan Jenis Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran


Akuntansi,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol (16), No. (01) , hal 100

Teni Nurrita, 2018,“Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa,” MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah Vol
(03), No. (01)hal : 171,

Nurhasnawati,2015. Media Pembelajaran, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau). Hlm. 116

Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa,” MISYKAT: Jurnal limu ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah 3, no. 1
(2018): 171.
Riska Meyanti, dkk, 2019. OPTIMALISASI MINAT BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING, Proceedings International
Conference on Teaching and Education (ICoTE) Vol. 2 No. 2,hal 263

Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2015. Manajemen Kelas Classroom Management Guru
Profesional yang Inspiratif, Kreatif. Menyenangkan. Dan Berprestasi, Bandung:
Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Ega Tria Karisma,dkk,2023. Analisis Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kelas IV SDN
Jleper 01, Jurnal Prasasti Ilmu, Volume 2 Nomor 3 Hlm. 121-126

Moh. Suardi,2018. Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Budi Utama),hal 7.

Hadi, E. N. S. (2019). Meningkatakan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih
Materi Ibadah Haji Menggunakan Sxientific Approach Melalui Metode Demonstrasi Di
Kelas X IPS. Khazanah: Jurnal Edukasi, 1(2), 112-127.

Arif Shaifudin,2019.FIQIH DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU: Hakikat dan Objek


Ilmu Fiqih, Al-Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Vol. : 1 (2).hal 198

Anda mungkin juga menyukai