Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOFTWARE GEOGEBRA

TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA


KELAS VIII PADA MATERI PHYTAGORAS

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat – syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Amelia Rizky Zalsabillah

NIM 1720206017

Program Studi Pendidikan Matematika

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan draf proposal ini dengan baik. Adapun penulisan draf proposal ini
bertujuan agar kita mengetahui pengaruh penggunaan media software geogebra
terhadap kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII pada materi
phytagoras.
Tak lupa juga kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak
Dr.Muhammad Win Afgani, S.Si.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Metode Penelitian Pendidikan Matematika yang telah memberikan arahan kepada
saya selama untuk pembuatan draf proposal ini.

Saya menyadari jika pada makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, mungkin disebabkan karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan draf proposal ini. Akhir kata
semoga draf proposal ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Palembang, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................iii

A. Latar Belakang ..........................................................................1


B. Batasan Masalah ..........................................................................6
C. Rumusan Masalah ..........................................................................6
D. Tujan Penelitian ...........................................................................6
E. Manfaat Penelitian ...........................................................................6
F. Kerangka Teori ...........................................................................8
G. Tinjauan Pustaka ..........................................................................13
H. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................15
2. Jenis dan desain penelitian ................................................................15
3. Populasi dan Sampel ................................................................15
4. Prosedur penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................17
b. Definisi Operasional Variabel .......................................................17
c. Jadwal Kegiatan .........................................................19

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
IV
A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka


menyukseskan pembangunan nasional dengan mencetak generasi yang berkualitas
dan mampu bersaing disetiap perkembangan zaman. Pendidikan merupakan otak
dan jantung perkembangan sebuah bangsa,hal tersebut terbukti ketika peristiwa
jatuhnya bom nuklir di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1942 dan jatuhnya
kembali bom nuklir kedua di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1942 yang
berhasil meluluh-lantahkan seisi negara Jepang saat itu. Korban jiwa maupun
kerugian materiil tak terelakan lagi namun hal yang pertama kali dilakukan
kekaisaran Jepang dibawah pimpinan kaisar Hirohito (bertakhta 1926-1989) ialah
memerintahkan menteri Pendidikan saat itu untuk menghitung jumlah guru dan
tenaga pengajar yang tersisa atau masih selamat.1
Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena kekaisaran dan
pemerintahan Jepang ingin menyelamatkan generasi muda yang masih ada saat itu
untuk membangun kembali negara dan salah satu cara adalah dengan tetap
menyediakan pendidikan walaupun dalam keadaan darurat. Pendidikan juga
memiliki andil besar dalam proses perkembangan bangsa Indonesia. Salah satu
tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
ialah untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”,maka dari itu diperlukan sistem
pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa disetiap perkembangan
zaman. Sistem pendidikan ini tidak dapat bergerak sendiri maka diperlukan
komponen pendidikan diantaranya orangtua (pendidik utama dirumah ), guru dan
siswa serta komponen penunjang seperti sarana serta pra-sarana pendidikan.
Selain itu, melalui pendidikan manusia mendapatkan ilmu
pengetahuan sebagai tuntunan dalam kehidupannya guna memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ,yaitu “
Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia,hendaknya dengan ilmu.
Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat,hendaknya dengan ilmu.
Dan barangsiapa yang menghendaki keduanya maka ia pun harus berilmu”.
(HR.Bukhari Muslim ).
1
Jamaludin.(2015).”Guru,Belajar dari Kebangkitan”.http:serambinews.com.Diakses pada 12 April
2020

1
Hasbullah (20015,hlm.4) dalam Yuliana,Dewi (2016,hlm. 2)
menyatakan bahwa menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi pada dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Maka dari itu agar tujuan pendidikan tercapai perlu adanya kerjasama
antara pendidik dalam hal ini adalah guru sebagai pemberi materi pelajaran
kepada siswa di sekolah sebagai penerima materi pelajaran. Dan juga orangtua
sebagai pendidik di rumah. Sinergi antara guru dengan siswa tersebut dibutuhkan
dalam semua mata pelajaran termasuk matematika. Dukungan orangtua dalam
belajar matematika secara mandiri dirumah juga menjadi faktor penting.2
Matematika merupakan ilmu dasar untuk mempelajari ilmu – ilmu
lain,dari segi penerapan hingga ke segi proses penalarannya mempunyai peranan
penting dalam upaya penguasaan ilmu – ilmu di bidang lain termasuk bidang ICT
(Information,Communication and Technology), mengingat Indonesia sekarang
tengah memasuki dunia digital yang notabene membutuhkan kemampuan dan
keterampilan dalam berpikir secara matematis maka pembelajaran matematika
harus dimaksimalkan.
Melihat begitu pentingnya pembelajaran matematika maka
pembelajaran matematika dimasukkan ke dalam semua jenjang pendidikan di
Indonesia mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. “National Council of
Teachers of Mathematics (2000:29) menyatakan bahwa pembelajaran matematika
di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan (SMA)
memerlukan standar pembelajaran yang berfungsi untuk menghasilkan siswa yang
memiliki kemampuan berpikir, kemampuan penalaran matematis, memiliki
pengetahuan serta keterampilan dasar yang bermanfaat.”(Yuliana,2016:20)
Standar keterampilan pada proses pembelajaran yang harus dimiliki
meliputi standar isi dan standar proses. Standar isi ialah standar pembelajaran
matematika yang memuat konsep-konsep materi yang harus dipelajari oleh siswa,
yaitu : bilangan dan operasi bilangan, aljabar, geometri, pengukuran, analisis data

2
Yuliana,Dewi.”Pengaruh Visual Alat Matematika Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV
MI ISMARIA AL-QUR’ANNIYAH Rajabasa”.(Lampung:Universitas Islam Negeri Raden Intan,2016),hlm.2

2
dan peluang. Standar proses ialah kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki
siswa untuk mencapai standar isi. Standar proses meliputi : pemecahan masalah
(problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication),
penelusuran pola atau hubungan (connections), dan representasi
(representation).3
Namun, pada saat di kelas atau saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung ada kendala - kendala yang pasti dirasakan baik oleh guru maupun
siswa dalam pembelajaran matematika itu sendiri ,seperti siswa ribut ,siswa sulit
memahami materi,tidak mengerjakan tugas, nilai ujian kecil, penyampaian materi
oleh guru di kelas monoton sehingga membuat siswa bosan dan lain sebagainya.
Paradigma bahwa matematika itu sulit, menakutkan dan hanya siswa dengan
kemampuan tertentu saja yang bisa mengerjakannya pun masih sering ditemukan
ketika turun langsung mengajar.
Hal itu terjadi karena proses pembelajaran yang hanya membebankan
siswa untuk menghapal rumus bukan memahami konsep. Tak jarang siswa
mengeluh tidask bisa mengerjakan ujian karena lupa rumus padahal matematika
bisa diselesaikan dengan banyak cara jika siswa memahami konsep dasar dari
materi matematika itu sendiri. Guru pun harus memutar otak untuk menyajikan
metode maupun pendekatan yang tepat dalam mengajar. Ketidaknyamanan siswa
ketika belajar matematika juga harus diselidiki, apakah benar karena guru yang
kurang maksimal dalam mengajar atau dari sisi psikis maupun fisik siswa yang
tidak bisa mengikuti proses pembelajaran.
Adapun kemungkinan-kemungkinan mengapa hal-hal tersebut dapat
terjadi ialah; (1) Cara guru menyampaikan materi cenderung monoton dan
metode pmebelajaran yang digunakan hanya terpaku kepada satu metode
mengajar saja, (2) Siswa yang tidak paham materi malu untuk mengungkapkan,
(3) Kelas terdiri dari kemampuan matematis yang beragam,butuh pendekatan
berbeda untuk setiap anak agar semangat belajar,(4) Fasilitas pendukung proses
pembelajaran di sekolah belum cukup memadai.
Setelah penulis melakukan observasi dan mengajar pada saat mata
pelajaran matematika berlangsung khususnya pada saat materi phytagoras
terdapat beberapa hal yang menjadi fokus perhatian penulis yaitu terdapat

3
Ibid.,hlm .3

3
beberapa siswa yang senang belajar matematika ketika pembawaan materi yang
disampaikan guru menyenangkan,beberapa siswa kebingungan dengan maksud
dari konsep matematika yang disajikan pada buku, siswa kurang tertarik belajar
matematika karena belum memahami tujuan pembelajaran matematika secara
jelas dan siswa merasa bosan dengan metode belajar yang itu – itu saja sehingga
siswa kurang berminat dan berinisiatif untuk belajar matematika secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan belajar dan agar siswa mendapatkan hasil
belajar yang baik maka diperlukan pula kemampuan representasi yang baik dalam
memahami konsep matematika yang diberikan guru. Jika siswa sudah memiliki
dasar pengetahuan dan mampu menerjemahkan maksud persoalan matematika
yang ada maka siswa pun dapat menyelesaikan serta menghadirkan solusi
terhadap permasalahan matematis secara mandiri.Untuk menstimulus dan
memberikan pemahaman konsep matematika kepada siswa salahsatu caranya
ialah dengan menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran
matematika.
Representasi matematis merupakan penggambaran, penterjemahan,
pengungkapan, penunjukan kembali, pelambangan atau bahkan pemodelan dari
ide, gagasan, konsep matematik, dan hubungan diantaranya yang termuat dalam
suatu konfigurasi, konstruksi atau situasi masalah tertentu yang ditampilkan siswa
dalam bentuk beragam sebagai upaya memperoleh kejelasan makna, menunjukkan
pemahamannya atau mencari solusi dari masalah yang dihadapinya.4 Dari
pengertian representasi matematis di atas maka dapat dikatakan bahwa
kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan yang penting untuk
dimiliki setiap siswa sehingga dapat memahami konsep matematika dengan
baik.
Salah satu faktor yang mendukung mengembangkan kemampuan
representasi siswa ialah dengan menggunakan media pendukung pembelajaran.
Media pembelajaran tidak hanya menjadi alat bantu, namun dapat membantu
siswa dalam memahami konsep dan proses matematika sehingga dapat
mempresentasikannya dalam bentuk lain. Media pembelajaran dapat berupa
perangkat keras (alat peraga) maupun perangkat lunak (aplikasi dan software ).

4
Marini Oktaria,dkk.”Penggunaan Media Software Geogebra Untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa Kelas VIII”.Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Surya.Diakses
pada 30 Maret 2020.

4
Penggunaan media pembelajaran memang belum sepenuhnya digunakan secara
maksimal di beberapa sekolah sebagai fasilitas penunjang kegiatan belajar-
mengajar seperti yang dikemukakan salahsatu guru matematika yang bernama Ibu
Yunita yang mengajar di SMP Negeri 33 Palembang dan juga mengajar di SMP
Negeri 9 Palembang pada tanggal 11 Maret 2020.

“Saya selama mengajar di SMP Negeri 33 belum menggunakan media


pembelajaran karena fasilitas sekolah yang belum memadai dan memang belum
ada alat peraga yang tersedia. Jika di SMPN 9 fasilitas pendukung seperti
LCD,proyektor dan fasilitas pembelajaran lainnya sudah cukup memadai,namun
dalam proses belajar mengajar saya juga tidak sering menggunakan media
pendukung dan biasanya hanya menggunakan metode ceramah serta berpatokan
pada buku guru saja.”5

Dari fakta yang dikemukakan diatas,dapat dilihat bahwa guru dominan


mengajar dengan menggunakan metode ceramah maka saya sebagai peneliti
penggunaan media akan menggunakan media pembelajaran berbasis aplikasi
geogebra di SMPN 9 Palembang dalam proses belajar-mengajar guna melihat
perkembangan kemampuan representasi matematis siswa sebelum menggunakan
media pembelajaran dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Mengingat
ada banyak cara untuk meningkatkan pemahaman terhadap matematika
salahsatunya adalah dengan penggunaan alat peraga atau media pembelajaran
maka saya sebagai peneliti harus memilih dan menggunakan media pembelajaran
yang tepat sesuai kondisi siswa dikelas.
Pada masa kini dimana Indonesia sudah memasuki era digital dan
merasakan perkembangan teknologi-informasi yang semakin canggih maka
pemanfaatan teknologi- informasi juga dapat digunakan dalam bidang pendidikan
termasuk di dalam proses pembelajaran matematika. Siswa SMP saat ini yang
rentang usianya berkisar 13-15 tahun (atau kelahiran 2006-2008) termasuk ke
dalam kategori generasi Z. Generasi Z ( iGeneration ) ialah generasi yang lahir
pada rentang tahun 1995- 2010 yang memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut;
a. Fasih teknologi ( tech ,apps and web friendly generation)
5
Yunita, Guru Kelas VII SMPN 9 dan SMPN 33, Palembang,Wawancara, 11 Maret 2020

5
b. Sangat intens berinteraksi melalui media sosial
c. Ekspresif,cenderung toleran dengan kultur dan lingkungan
d. Cepat berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lainnya (fast switcher atau
multitasking)6
Dari karakteristik – karakteristik yang disebutkan diatas maka guru sebagai
pendidik di sekolah harus mengikuti perkembangan teknologi pula agar pola
interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru terjalin. Guru juga harus
memanfaatkan kelekatan generasi Z dengan gawai digital dan situs online untuk
kegiatan belajar – mengajar dengan tetap mengawasi dan memperhatikan
penggunaan gawai digital tersebut.
Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT
(Information,Communication and Technology ) akan sangat berguna bagi generasi
Z yang memang sudah terbiasa menggunakan gawai digital dan situs online. Maka
dari itu saya sebagai peneliti mencoba menggunakan media berbasis aplikasi
yang bisa digunakan siswa melalui komputer jinjing ataupun gawai.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil
penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Software Geogebra Untuk
Meningkatkan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII Pada Materi
Phytagoras ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut: “ Apakah media pembelajaran berbasis software geogebra
memberikan pengaruh terhadap kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII
pada materi Phytagoras di SMP Negeri 9 Palembang?”

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif,terarah dan dapat dikaji maka dari itu perlu
pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal – hal berikut:

6
Wibawanto,Hari." Generasi Z dan Pembelajaran di Pendidikan Tinggi”,diakses dari
https://event.elearning.itb.ac.id/assets pada 15 Maret 2020 ,pukul 21.00

6
1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual aplikasi
geogebra.
2. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 9 Palembang.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan
representasi matematis siswa kelas VIII pada materi Phytagoras melalui media
visual aplikasi geogebra di SMP Negeri 9 Palembang.

E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
untuk menambah wawasan dalam pengaruh media visual aplikasi geogebra
dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMP
Negeri 9 Palembang
Secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mempermudah siswa dalam memahami materi Phytagoras yang
disajikan dalam proses pembelajaran.
b. Membantu guru dalam upaya meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa khususnya pada materi Phytagoras

Secara umum manfaat yang dapat diambil peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk meningkatkan
potensi guru dalam mengajar serta meningkatkan kreatifitas guru dalam
menyampaikan materi sehingga menyenangkan dan tidak monoton.

2. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat mengetahui tingkat kemampuan representasi
matematis siswa khususnya pada materi Phytagoras.

F. Kerangka Teori
1. Pengertian Media dan Fungsi Media dalam Pembelajaran
Matematika

7
a. Pengertian Media

Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius”


yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam
Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara keseluruhan ialah manusia,materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap sedangkan secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar – mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, elektronis,
untuk menangkap , memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.7
Menurut Oemar Hamalik, media dalam pembelajaran ialah
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan
komunikasi, interaksi antara pendidik (guru) dengan siswa dalam
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. 8 Sedangkan Association
for Education and Communication Technology (AECT) menjelaskan
bahwa media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi di dalalam bidang pendidikan dan
mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dibaca,dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar dan dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional.9
Berdasarkan beberapa definisi diatas diketahui bahwa media
merupakan suatu alat, metode, teknik yang digunakan dalam suatu
proses khususnya dalam hal ini ialah proses belajar - mengajar
sehingga pesan atau informasi dapat disampaikan secara efektif
dan lebih mudah dimengerti oleh siswa (penerima informasi). Proses
pembelajaran yang menggunakan media mampu meningkatkan rasa
ingin tahu siswa dalam memahami konsep matematis dengan mem-
presentasikannya dengan baik. Jika kemampuan tersebut meningkat

7
Yuliana,Dewi.op,cit.hlm.20
8
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung : Citra Aditya, 1989), hlm.12.
9
Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, Juni 2002), hlm.11

8
maka akan berdampak kepada hasil belajar atau prestasi siswa yang
akan meningkat pula karena didasari dengan pemahaman terhadap
konsep matematis yang baik. Maka dari itu penggunaan media pen-
dukung proses pembelajaran sangat penting.
Namun, tidak semua materi matematika dapat dijelaskan atau
diajarkan sepenuhnya menggunakan media. Guru sebagai pendidik
harus berpikir kreatif dan inovatif juga dalam menggunakan media.
Ramayulis (2003,hlm.215) dalam Yuliana (2016,hlm.22) menjelaskan
setidaknya ada tiga kelebihan media,yaitu;10
a. Kemampuan fiksatif, ialah kemampuan untuk
menangkap,menyimpan,dan menampilkan kembali objek dalam
suatu kejadian. Dalam hal ini,objek dapat difoto,direkam atau
didokumentasikan dalam bentuk lain sehingga suatu-waktu bisa
ditunjukkan kembali.
b. Kemampuan manipulatif, ialah kemampuan menampilkan
kejadian kembali dengan berbagai macam perubahan sesuai
dengan keinginan,misalnya perubahan
warna,kecepatan,ukuran,tampilan dan lain sebagainya.
c. Kemampuan distributif, ialah kemampuan media menjangkau
audiens yang lebih besar,misalnya platform online,televisi,radio
dan lain sebagainya.

b. Fungsi Media Dalam Pembelajaran Matematika


Ada beberapa fungsi dari media dalam pembelajaran matematika
diantaranya :11
1. Dapat memberikan stimulus (rangsangan) kepada siswa sehingga
siswa tertarik dan antusias dalam belajar matematika.
2. Konsep abstrak matematika disajikan dalam konsep konkret sehingga
memudahkan siswa yang daya nalarnya tidak tinggi untuk memahami
konsep matematika.

10
Yuliana,Dewi.op,cit.hlm.23
11
Ibid.,hlm.23

9
3. Konsep - konsep abstrak matematika yang disajikan secara konkret
dalam bentuk model matematika dapat menjadi objek penelitia-
penelitian baru.
4. Siswa akan menyadari hubungan antara pembelajaran matematika
dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
5. Siswa yang memiliki kemampuan memahami materi bangun ruang
atau spasial yang rendah dapat lebih mudah membayangkan bangun-
bangun ruang dengan menggunakan media contohnya alat peraga.

Media yang digunakan dalam pembelajaran matematika memiliki


banyak jenis,sehingga guru sebagai pendidik harus memilih media
pembelajaran yang tepat sesuai tujuan, prinsip dan kebutuhan masing – masing
siswa. Salahsatu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah aplikasi
geogebra mengingat Indonesia sudah memasuki era digital 4.0, termasuk di
dalam bidang pendidikan matematika maka diperlukan media yang sesuia
dengan perkembangan zaman.

2. Definisi Aplikasi Geogebra


Hohenwarter, Markus & H, Judith (2008) dalam Dian dan
Kuswari Hernawati (2013,hlm.3). Geogebra merupakan software (perangkat
lunak) yang bersifat open sources (akses terbuka ) dikemas dalam tampilan
yang mudah digunakan untuk pembelajaran dan pengajaran di semua
jenjang pendidikan. Geogebra menggabungkan geometri interaktif, aljabar,
kalkulus, tabel, grafik dan statistika dalam satu aplikasi.12
Munir (2010) dalam Ngurah Japa dan Widiana (2017)
menyatakan media geogebra merupakan bentuk implementasi
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu. Adanya TIK (Teknologi,Informasi dan Komunikasi) ini dapat
memberikan nuansa baru untuk mendorong proses pembelajaran
matematika yang lebih baik.13

12
Dian Andarwati dan Kuswari Hernawati. “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing Berbantuan Geogebra Untuk Membelajarkan Topik Trigonometri
Pada Siswa Kelas X SMA”(FMIPA UNY,2013),hlm.3
13
Ngurah Japa, Suarjana, Widiana. (2017). “Media Geogebra Dalam Pembelajaran Matematika”.
International Journal of Natural Science and Engineering. Vol.1 (2) pp. 40-47.hlm.02

10
Menurut Kusumah (2003) dalam Ngurah Japa dan Widiana
(2017), bahwa banyak sekali kontribusi nyata yang dapat dipersembahkan
komputer bagi kemajuan pendidikan, khususnya pada pembelajaran
matematika. Penggunaan komputer dan aplikasi komputer (hardware ) dan
aplikasi matematika (software) dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan
kepada siswa tentang konsep matematika; melaksanakan perhitungan dan
menstimulir belajar siswa. Komputer dan aplikasi matematika (software)
erat kaitannya dalam proses pembelajaran dan tidak dapat dipisahkan.14
Salahsatu dynamic mathematics software yang dapat dijadikan
sarana pembelajaran matematika materi phytagoras ialah Geogebra.
Geogebra merupakan alternatif pilihan untuk mempresentasikan objek
matematika karena bersifat dinamis untuk membentuk titik, garis, dan
semua bentuk lengkungan. Menurut Aryasuta (2014) dalam Ngurah
Japa ,Widiana (2017) Geogebra merupakan open source software di bawah
GNU General Public License yang bisa didapat secara gratis di
www.Geogebra.org

3. Phytagoras
a. Teorema Phytagoras
Teorema Pythagoras dapat dirumuskan seperti berikut. Untuk setiap
segitiga siku-siku, berlaku kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat panjang sisi siku-sikunya. Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan
a panjang sisi miring, sedangkan b dan c panjang sisi siku-sikunya maka
berlaku a 2+b 2=c 2 . Pernyataan di atas jika diubah ke bentuk pengurangan
menjadi a 2−c 2=b 2 atau a 2−b2=c 2.

b. Menemukan Dalil Phytagoras


C

14
Ibid.,

11
b a

A c B
Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan a panjang sisi miring
sedangkan b dan c panjang sisi siku-sikunya maka berlaku
a 2+b 2=c 2 . Pernyataan di atas jika diubah ke bentuk pengurangan
menjadi a 2−c 2=b 2 atau a 2−b2=c 2.
c. Kebalikan Teorema Pythagoras untuk Menentukan Jenis Segitiga
Kebalikan teorema Pythagoras menyatakan bahwa untuk setiap segitiga
jika jumlah kuadrat panjang dua sisi yang saling tegak lurus sama dengan
kuadrat panjang sisi miring maka segitiga tersebut merupakan segitiga
siku-siku. Pada suatu segitiga berlaku:
a. Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut siku-siku.
b. Jika kuadrat sisi miring jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut lancip.
c. Jika kuadrat sisi miring jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut tumpul.
d. Triple Phytagoras
Perhatikan kelompok tiga bilangan berikut.
a. 6, 8, 10
b. 6, 8, 12
Misalkan bilangan-bilangan di atas merupakan panjang sisi-sisi suatu
segitiga, dapatkah kalian menentukan manakah yang termasuk jenis
segitiga siku-siku?
a. 6, 8, 10
10² = 6² + 8²
100 = 36+64
100 = 100

b. 6,8,12
12² = 6² + 8²
144 = 36 + 64

12
144 = 100
Karena,12² > 6² + 8² maka segitiga ini merupakan segitiga siku-
siku.

e. Perbandingan Sisi-Sisi pada Segitiga Siku-Siku dengan Sudut


Khusus
a. Sudut 30̊ dan 60̊
Perhatikan gambar di bawah ini!

Segitiga ABC di samping adalah segitiga sama sisi dengan AB =


BC = AC = 2x cm dan ∠A = ∠B = ∠C = 60̊. K arena CD tegak
lurus AB,maka CD merupakan garis tinggi sekaligus garis bagi ∠C
sehingga ∠ACD = ∠BCD = 30̊. Diketahui ∠ADC = ∠BCD = 90̊.
Titik D adalah titik tengah AB,dimana AB = 2X cm,sehingga
panjang BD = X cm.
Perhatikan ∆CBD.
Dengan menggunakan teorema Phytagoras diperoleh
CD² = BC² - BD²
CD = √ BC ²−BD ²
= √ ( 2 x )2−x ²
= √ 4 x ²−x ²
= √ 3 x ² = x√ 3 cm

Dengan demikian,diperoleh perbandingan


BC :CD : BC = x : x√ 3 : 2x
=1:√3:2

13
b. Sudut 45̊
Perhatikan gambar berikut.

Segitiga ABC pada gambar di samping adalah segitiga siku-siku sama


kaki. Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm dan ∠A =
∠C = 45̊.
Dengan menggunakan teorema phytagoras diperoleh
AC² = AB² + BC²
AC = √ AB ²+ BC ²
= √ x ²+ x ²
= √ 2 x ² = x√ 2
Dengan demikian,diperoleh perbandingan AB : BC : AC = x : x : x√ 2

= 1 : 1 : √2
f. Menyelesaikan Masalah Sehari –hari Dengan Menggunakan
Teorema Phytagoras
Contoh :
Dua pesawat sedang melintasi kapal induk. Suatu radar yang berlokasi
sejauh 9 km dari kapal induk mendeteksi bahwa posisi kedua pesawat
tempur berjarak 10 km dari 12 km dari radar. Tentukan jarak kedua
pesawat diukur berdasarkan ketinggiannya.

Alternatif Penyelesaian :
Perhatikan bahwa masalah di atas bisa digambarkan seperti berikut.

14
Berdasarkan gambar di samping,jarak kedua pesawat yang dimaksud
adalah panjang CD. Untuk menentukan panjang CD,terlebih dahulu kita
akan menentukan panjang BC dan BD. Berdasarkan teorema Phytagoras
BC² = AC² - AB²
= 10² - 9² = 100 – 81 = 19
BC = √ 19 ≈ 4,35
BD² = AD² - AB²
= 12² - 9²
= 144-81 = 63
BD = √ 63 ≈ 7,93
DC = BD – BC = 7,93 – 4,35 = 3,58

Sehingga jarak kedua pesawat adalah 3,58 Km.

4. Kemampuan Representasi Matematis


a. Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan
menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram,
persamaan atau ekspresi matematis lainnya ke dalam bentuk lain.
Indikator kemampuan representasi matematis antara lain :15

Aspek Indikator
Representasi Visual a. Menyajikan kembali data
atau informasi dari suatu
representasi ke representasi

15
Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan.”Penelitian Pendidikan Matematika” .( Karawang :
2015),hlm .83-84

15
diagram,grafik,atau tabel.
b. Menggunakan representasi
visual untuk menyelesaikan
masalah.
Representasi Gambar a. Membuat gambar pola- pola
geometri
b. Membuat gambar bangun
geometri untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi
penyelesaian.
Representasi Persamaan atau a. Membuat persamaan atau
Ekspresi Matematis model matematis dari
representasi lain yang
diberikan.
b. Membuat konjektur dari
suatu pola bilangan
c. Penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekpresi
matematis.
Representasi Kata atau teks a. Membuat situasi masalah
tertulis berdasarkan data atau
representasi yang diberikan.
b. Menulis interpretasi dari
suatu representasi.
c. Menulis langkah-langkah
penyelesaian masalah
matematis dengan kata-kata.
d. Menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau
teks tertulis.
Sumber : Mudzakkir (2006)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,representasi ialah


perwakilan atau perbuatan mewakili. Representasi ialah salahsatu konsep
dalam pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan beberapa fenomena

16
16
penting tentang cara berpikir. Representasi sangat bergantung dengan
bagaimana pengetahuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang
melakukan proses representasi tersebut. Pada saat melihat bunga- bunga
bermekaran di Taman dan menempatkannya sebagai objek,penulis bisa
membahasakan dengan lisan atau tulisan bahwasannya bunga-bunga itu
indah. Sesuatu yang tergambar dalam otak kita itulah yang dinamakan
sebah konsep (Objek bunga bisa indah atau tidak indah).17
Indah atau tidak indah bunga di Taman tersebut tergantung
siapa subjek yang mengatakannya. Namun,ada beberapa orang yang
beranggapan bahwa objek bunga di taman itu sudah biasa jadi terkesan
tidak terlalu menarik. Perbedaan pendapat mengenai bunga di Taman ini
sangat wajar,karena manusia memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
berbeda-beda. Contoh pada penilaian bunga diatas,penulis
menganggapbunga-bunga tersebut indah karena warnanya yang
bermacam-macam. Lalu, ada beberapa orang yang menilai bunga- bunga
tersebut sudah biasa karena beberapa orang tersebut kemungkinan sering
melihatnya atau memelihara bunga –bunga tersebut dirumah.18
Uraian diatas merupakan salahsatu perbedaan representasi.
Manusia menangkap informasi atau apapun itu dengan menggunakan alat
indera seperti penglihatan,pendengaran,penciuman dan lainnya.
Lalu,mengekspresikan hal-hal yang didapat dan dirasakan menggunakan
lisan atau penglihatannya. Dalam pembelajaran matematika, siswa
dikatakan mampu merepresentasikan matematika ketika siswa dapat
mengungkapkan ide-ide matematika, baik masalah, pernyataan, solusi,
definisi dan sebagainya ke dalam salah satu bentuk gambar, notasi
matematika ataupun kata-kata yang nantinya akan memperlihatkan hasil
pemikiran mereka.19

b. Kategori Kemampuan Representasi Matematis

16
Dian Rahmawati, dan Bambang Hudiono dan Asep Nursangaji. “Representasi Visual Matematika
Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Verbal Spldv Kelas Ix Smp”.(Pontianak : Fkip Untan 2015)
17
Syaifuddin,Nur Faridhoh. “Pengaruh Penggunaan Video Animasi Terhadap Kemampuan
Representasi Matematika Pada Materi Pecahan Siswa Kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo”.
( Ponorogo:Oktober 2019),hlm .53
18
Ibid.,hlm.54
19
Ibid.,hlm.57

17
Representasi dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu
representasi internal dan eksternal. Representasi internal didefinisikan
sebagai konfigurasi kognitif individu yang diduga berasal dari perilaku
manusia yang menggambarkan beberapa aspek dari proses fisik dan
pemecahan masalah. Sedangkan representasi eksternal biasanya
mengacu pada :
(1) Simbol fisik,objek,atau dimensi ,dan
(2) Aturan eksternal, kendala atau hubungan yang terkait dengan
konfigurasi fisik (misalnya hubungan spasial dari bilangan dengan digit
tertentu, kendala fisik pada alat bantu belajar,dan lain- lain).
Menurut Lesh, Post dan Behr (dalam Hwang, Chen, Dung, &
Yang, 2007) representasi dalam pendidikan matematika terbagi menjadi
5 (lima ) jenis,yaitu:20
(1) Representasi objek dunia nyata,
(2) Representasi konkret,
(3) Representasi simbol aritmetika,
(4) Representasi bahasa lisan atau verbal,
(5) Representasi gambar atau grafik.
Diantara kelima representasi tersebut, tiga yang terakhir lebih abstrak
dan merupakan tingkat representasi yang lebih tinggi dalam
memecahkan masalah matematika. Kemampuan representasi bahasa
atau verbal adalah kemampuan menerjemahkan sifat-sifat yang
diselidiki dan hubungannya dalam masalah matematika ke dalam
representasi verbal atau bahasa. Kemampuan representasi gambar atau
grafik adalah kemampuan menerjemahkan masalah matematik ke dalam
gambar atau grafik. Sedangkan kemampuan representasi simbol
aritmatika adalah kemampuan menerjemahkan masalah matematika ke
dalam representasi rumus aritmatika.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya representasi dapat digolongkan menjadi representasi visual
(seperti gambar,tabel,grafik,diagram) ,presentasi simbolik (pernyataan

20
Sabirin,Muhammad.” Representasi dalam Pembelajaran Matematik”. (Jurnal JPM IAIN Antasari,
vol.01 no. 2 Januari – Juni 2014),hlm.35

18
matematika,notasi matematika,numerik atau simbol matematika),
representasi verbal (teks tertulis ).21

c. Manfaat Representasi Dalam Pembelajaran Matematika


Representasi sangat berperan dalam upaya mengembangkan
dan mengoptimalkan kemampuan matematika siswa. NCTM dalam
Principle and Standars for School Mathematics (Standars, 2000)
mencantumkan representasi (representation) sebagai standar proses
kelima setelah problem solving, reasoning, communication, and
connection.22
Menurut Jones (2000) beberapa alasan penting yang
mendasarinya adalah sebagai berikut:23
(1) Kelancaran dalam melakukan translasi di antara berbagai bentuk
representasi berbeda, merupakan kemampuan mendasar yang perlu
dimiliki siswa untuk membangun konsep dan berpikir matematis.
(2) Cara guru dalam meyajikan ide-ide matematika melalui berbagai
representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pemahaman siswa dalam mempelajari matematika.
(3) Siswa membutuhkan latihan dalam membangun representasinya
sendiri sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman konsep yang
kuat dan fleksibel yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.

Pada saat siswa dihadapkan pada situasi permasalahan matematika di


kelas,siswa akan berusaha menyelesaikan dan mencari solusi dengan cara-
cara yang siswa ketahui sebelumnya atau dengan kata lain pengetahuan
yang didapat sebelumnya. Salah satu cara yang dilakukan siswa adalah
dengan membuat notasi matematika atau model matematika. Hal tersebut
termasuk dalam proses representasi dalam mencari solusi atas
permasalahan matematika yang ada dan guru pun dapat mengetahui
tingkat kemampuan representasi siswa.

21
Kartini.”Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika”. (Riau: FKIP UNRI,
2009),hlm.366
22
Opcit.,
23
Ibid.,

19
Adapun beberapa manfaat atau nilai tambahan yang diperoleh
siswa atau guru sebagai hasil pengajaran dan pembelajaran yang
melibatkan representasi matematika adalah sebagai berikut:
(1) Pengajaran yang melibatkan representasi dapat memicu guru dalam
meningkatkan kemampuan mengajar dengan cara lebih menarik
sesuai dengan representasi-representasi yang dihadirkan siswa,
karena seringkali siswa menggambarkan sesuatu yang berbeda
dengan apa yang diinginkan guru
(2) Bagi siswa, kemampuan representasi dapat membantu dalam
memahami konsep - konsep matematika, dan menganalisis
pemecahan masalah dengan menyajikannya dalam bentuk
lisan,simbol-simbol atau gambar- gambar . Siswa dapat melakukan
representasi setidaknya dengan cara mengamati dan melakukannya.

G. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang Relevan
a. Syaifuddin,Nur Faridhoh.(2019) “Pengaruh Penggunaan Video Animasi
Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Pada Materi Pecahan
Siswa Kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo”. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) mengetahui kemampuan representasi matematika siswa MI
Ma’arif Ngrupit Ponorogo; (2) mengetahui bahwa penggunaan video
animasi mampu meningkatkan kemampuan representasi representasi siswa
MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen semu. Penentuan sampel
dilakukan dengan teknik sampling jenuh, jadi sampel pada penelitian ini
adalah seluruh kelas VA 27 siswa dan VB 27 siswa yang jumlah
keseluruhan terdapat 54 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan tes tulis dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan t-test. Adapun uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov, dan uji homogenitas varian berdasarkan uji bartlett. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa (1) hasil representasi matematika kelas
V pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan nilai
rata-rata 22,778 dan 19,852; (2) uji perbedaan rataan (t-test) diperoleh ttest
= 5,756 dengan taraf signifikasi 5% dan df = 52. Nilai signifikasi 5%

20
ttabel pada df = 52 adalah 2,006. Karena nilai ttest 5,756 > 2,006 ttabel
maka Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan video animasi
mampu meningkatkan kemampuan representasi matematika siswa kelas V
MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo khususnya pada materi pecahan.
b. Dewi Yuliana (2016) dengan judul Pengaruh Media Visual Alat Peraga
Matematika Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV MI
ISMARIA AL QUR’ANNIYAH Rajabasa Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2016-2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
penelitian Quasy Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV (Empat) MI ISMARIA AL
QUR’ANNIYAH Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2016-2017 dengan
jumlah siswa 150 orang ,adapun sampel yang diambil untuk dijadikan
objek penelitian ialah satu kelas menggunakan alat peraga (kelas
eksperimen) dan kelas konvensional sebagai kelas kontrol. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket minat
belajar dalam bentuk pilihan jawaban dengan jumlah pertanyaan sebanyak
35 buah lalu didapat 24 buah butir pertanyaan pada angket yang valid dan
reliabel.
c. Ngurah Japa,Suarjana,Widiana (2016) dengan judul Media Geogebra
Dalam Pembelajaran Matematika. Penelitian ini adalah penelitian quasy
experiment (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu post-test only control design.Dalam penelitian ini
hanya akan diteliti pengaruh dari variabel - variabel bebas terhadap
variabel terikat, dengan hasil belajar geometri sebagai variabel terikat,
pendekatan pendidikan matematika realistik berbantuan media sebagai
variabel bebas dan kemampuan spasial sebagai variabel kontrol. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kuta Utara yang
berjumlah 330 orang, Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang teliti adalah empat kelas diambil secara simple random
sampling.Sebelum menentukan sampel dilakukan pengujian untuk
mengetahui kesetaraan antar kelas dalam populasi yang dilakukan
berdasarkan pengukuran nilai ulangan umum matematika semester ganjil
tahun ajaran 2013/2014.
H. Metodologi Penelitian
21
a. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan , penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui secara empiris sejauh mana pengaruh penggunaan media
aplikasi geogebra terhadap kemampuan representasi matematis siswa
kelas VIII pada materi phytagoras. Adapun manfaat yang diharapkan
dari penelitian adalah mampu memberikan informasi kepada guru
matematika mengenai penggunaan media aplikasi geogebra dalam
mempelajari matematika khususnya materi phytagoras untuk membantu
siswa meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa.

b. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Tempat : SMP Negeri 9 Palembang
b. Waktu : Maret 2020
c. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen.
d. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel,yaitu:
1. Variabel bebas (independen),yaitu penggunaan media pembelajaran
geogebra
2. Variabel terikat (dependen) ,yaitu kemampuan representasi matematis
siswa.Untuk menghindari perbedaan makna,maka dijelaskan definisi
operasional dalam penelitian ini,yaitu;
1. Geogebra adalah Geogebra merupakan software (perangkat lunak)
yang bersifat open sources (akses terbuka ) dikemas dalam tampilan
yang mudah digunakan untuk pembelajaran dan pengajaran di semua
jenjang pendidikan. Geogebra menggabungkan geometri
interaktif,aljabar,kalkulus,tabel,grafik dan statistika dalam satu
aplikasi.
2. Kemampuan representasi matematis adalah adalah kemampuan
menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram,
persamaan atau ekspresi matematis lainnya ke dalam bentuk lain.

b. Populasi dan Sampel

22
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9
Palembang dan siswa kelas VIII yang menjadi sampel. Dengan
pertimbangan diambilnya sampel penelitian ini adalah dilihat dari
tingkat usianya yaitu antara 11-14 tahun yang menurut Piaget
mempunyai taraf kognitif operasional konkret,dimana anak-anak
sudah mulai menggunakan aturan – aturan yang jelas dan logis.
Mengingat materi phytagoras membutuhkan membutuhkan
kemampuan untuk menentukan,membandingkan,menghitung dan
mempresentasikan sehingga dianggap tepat untuk diberi perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan media visual geogebra untuk
menumbuhkan minat anak.
Adapun sampel yang diambil untuk dijadikan objek penelitian
ini sebanyak 59 siswa dari populasi terjangkau yang perinciannya
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 1
Data Populasi dan Sampel

Kelas Kelompok Terjangkau Sampel


VIII -4 Eksperimen 30 30
VIII-11 Kontrol 29 29

I. Prosedur Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
cara,yaitu :
1. Angket
Metode angket merupakan cara mengumpulkan data melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian

23
atau responden. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data
dari variabel terikat yaitu minat belajar. Langkah-langkah
penyusunan angket sebagai berikut :24
a. Menjabarkan variabel kisi-kisi angket
b. Menyusun tabel kisi-kisi angket
c. Menyusun butir- butir pertanyaan angket berdasarkan indikator.
Metode angket digunakan untuk mendapatkan data dari variabel
terikat yaitu minat belajar siswa yang dihitung sesuai dengan
skala Likert dengan lima pilihan.

2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi melalui tanya – jawab sehingga dapat dikontruksikan
maksud dan makna dari suatu permasalahan atau topik yang dibahas.
Margono dalam Yuliana (2016) menjelaskan bahwa ciri- ciri
penggunaan metode wawancara ialah adanya kontak langsung
dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan
sumber informasi (interviewe)25.Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data awal atau pendahuluan penilitian untuk
mengetahui permasalahan apa yang tepat untuk diteliti dan
mengetahui keadaan responden secara mendalam apakah
respondennya sedikit atau kecil.
Wawancara yang dilakukan penulis dalam hal ini ialah
wawancara semi terstruktur . Penulis menyediakan protokol
wawancara atau susunan kerangka pertanyaan tertulis sesuai dengan
topik penelitian yang akan diteliti namun pertanyaan-pertanyaannya
lebih bebas dan pihak responden juga dapat menjawabnya secara
bebas.Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada
guru matematika yang bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa
ketika belajar matematika di kelas serta mengetahui lingkungan
sekolah apakah kondusif untuk melakukan penelitian.

24
Yuliana,Dewi.”Pengaruh Visual Alat Matematika Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas
IV MI ISMARIA AL-QUR’ANNIYAH Rajabasa”.(Lampung :Universitas Islam Negeri Raden Intan,2016), hlm.2
25
Ibid.,hlm.69

24
3. Tes
Tes, digunakan sebagai upaya untuk memperoleh data primer tentang
kemampuan representasi matematis siswa pada materi Teorema
Phytagoras. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
berbentuk uraian.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan dapat
berbentuk gambar,video,catatan,film atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumentasi dapat membantu peneliti untuk
memperoleh dan mengabadikan data selama proses penelitian
berlangsung maupun untuk keperluan sesudah penelitian. Dalam hal
ini, penulis mendokumentasikan kegiatan saat menyebar angket.

b. Jadwal Kegiatan

No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Sabtu/15 Februari Meminta izin kepada Ibu Yunita selaku
2020 guru matematika di SMPN 9 dan SMPN
33 Palembang untuk menyebarkan angket
dan berdiskusi dengan beliau terkait
pelaksanaan penyebaran angket.
2 Rabu/11 Maret Mewawancarai bu Yunita di SMPN 33
2020 Palembang dan dari hasil wawancara
tersebut dijelaskan bahwa penyebaran
angket dan demonstrasi geogebra lebih
baik di SMPN 9 saja dikarenakan sarana
pendukung yang tersedia.
3 Senin/16 Maret Penyebaran angket dan demonstrasi
2020 penggunaan media di SMPN 9 Palembang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Basyiruddin Usman, Asnawir. (2002) Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers

Dian Andarwati dan Kuswari Hernawati.(2002) “Pengembangan Lembar


Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Penemuan Terbimbing
Berbantuan Geogebra Untuk Membelajarkan Topik Trigonometri Pada Siswa
Kelas X SMA”. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

26
Dian Rahmawati, dkk (2015) “Representasi Visual Matematika Siswa Dalam
Menyelesaikan Masalah Verbal SPLDV Kelas Ix Smp”.FKIP Untan,Pontianak

Kartini.(2009).”Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika”.


FKIP UNRI,Riau

Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan.(2015) ”Penelitian Pendidikan


Matematika.” Karawang ,Jawa Barat

Marini Oktaria,dkk.”Penggunaan Media Software Geogebra Untuk Meningkatkan


Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII”.Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika STKIP Surya.Diakses pada 30 Maret 2020

Oemar Hamalik. (1989) Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya

Sabirin,Muhammad.” Representasi dalam Pembelajaran Matematik”. (Jurnal JPM


IAIN Antasari, vol.01 no. 2 Januari – Juni 2014)

Syaifuddin,Nur Faridhoh.(2019) “Pengaruh Penggunaan Video Animasi


Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Pada Materi Pecahan
Siswa Kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo”.IAIN Ponorogo

Wibawanto,Hari." Generasi Z dan Pembelajaran di Pendidikan Tinggi”, diakses


dari https://event.elearning.itb.ac.id/assets pada 15 Maret 2020 ,pukul 21.00

Yuliana,Dewi. (2016). ”Pengaruh Visual Alat Matematika Dalam Meningkatkan


Minat Belajar Siswa Kelas IV MI ISMARIA AL-QUR’ANNIYAH Rajabasa”.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

https://aceh.tribunnews.com/2015/08/27/guru-belajar-dari-kebangkitan-jepang

27
LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Nilai Angket

N Butir Pernyataan
Responden
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 A Rifqi Albadari 3 3 3 1 2 3 3 2 5 3 1 1 3 5
2 Ahmad Zaki 4 3 2 2 1 2 4 3 3 5 3 3 2 3

3 Aisyah Nadia 4 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 3 3 3

28
4 Alkindhi 3 5 3 4 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2

5 Almuzaifi Dwi Syandi 3 3 5 2 2 1 5 2 3 3 4 3 1 2


6 Alya Nabila 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3

7 Amelinda Almira 3 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4
8 Anisa Rahama 4 4 4 2 2 2 5 5 4 4 5 4 2 4

9 Assyifa Ayu Putri 4 5 5 1 4 4 5 3 3 4 5 4 3 3


10 Aurelia Belva Putri 1 4 3 2 2 3 4 2 4 4 5 1 2 5

11 Calistha Hayfa Eleanora 4 5 3 1 5 4 4 3 4 5 5 5 3 5


12 Debby Paradiba 5 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 2 3

13 Elicya Arifa Salma 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4


14 Faldillah Arsyi Putri 4 5 5 1 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5

15 Fania Zafira 3 5 4 1 4 3 4 3 4 5 4 5 2 3
16 Faraz Abiyyu 3 5 5 2 2 2 5 3 4 4 4 3 1 4

17 Hani Dwi Tania 3 5 4 2 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5


1
518 16M Aldafi
17 Gustiawan
18 19 20 21 4 522 4 233 243 2 255 5 5 5 4 4 1 3
219 3M Hanif
1 Andra
4 2 1 32 43 3 32 31 2 14 2 4 4 3 2 3 5
4 4 1 3 3 2 3 1 3 4 5
20 M Nabil Alfarabi 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2
5 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3
221 4M Vieter
3 Afriandy
4 1 3 35 44 5 31 34 4 33 5 5 4 4 3 1 1
3 0 1 1 4 1 2 4 2 1 5
22 Methaliana 4 4 3 2 2 3 5 4 4 5 3 3 2 3
4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3
523 4Muhammad
5 5 Arvin
5 4 43 54 5 42 24 2 55 3 4 4 4 3 1 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 Naura Tahara Maulidya 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 2 4
4 5 4 4 4 4 3 4 2 5 5
425 3Parama1 Riski
1 3 2 34 42 4 33 13 0 34 5 4 4 4 5 2 1
426 5Rabin4Fajari3 4 3 43 44 4 14 42 4 54 2 2 4 4 4 2 2
4 4 1 2 4 2 3 2 3 2 1
527 4Rifqi 4
Athariqo
2 4 4 33 42 4 52 34 3 54 3 3 4 4 4 2 3
528 5Siti dia
5 tiara
5 1 5 31 55 3 15 55 3 51 1 1 4 1 1 1 4
5 4 1 2 4 2 3 2 3 2 3
429 4Syakira5 Kalonica
1 4 1 54 41 4 43 21 3 24 4 4 4 4 4 3 3
4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5
5 5 5 1 5 5 5 2 1 2 5
4 4 3 2 3 3 3 3 4 2 3
2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 5
3 5 5 4 5 3 5 5 4 3 4
3 5 4 3 3 1 3 2 2 2 4
4 5 Rata-
5 2 KET
3 1 5 5 2 3 5
4 5 rata 5 5 5 5 4 4 4 4 5
4 5 2 1 2 1 4 1 4 1 5
4 4 4 4 4 2 4 2 4 29 2 2
4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3
4 4 5 1 0 2 3 2 3 5 3
4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4
Jumlah
62 2,48 B
73 2,92 B
92 3,68 A
80 3,2 B
63 2,52 B
86 3,44 B
110 4,4 A
96 3,84 A
97 3,88 A
70 2,8 B
95 3,8 A
83 3,32 B
100 4 A
105 4,2 A
81 3,24 B
79 3,16 B
111 4,44 A
94 3,76 A
77 3,08 B
77 3,08 B
94 3,76 A
79 3,16 B
87 3,48 B
111 4,44 A
75 3 B
83 3,32 B
81 3,24 B
68 2,72 B
88 3,52 A

30
Lampiran 2

ANGKET MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN


MATEMATIKA

Nama :
No. Absen :
Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET:

1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan semua alternatif jawabannya


2. Berilah tanda conteng (√) pada kolom di sebelah kanan sesuai dengan
kenyataan yang sebenar-benarnya, dengan pilihan:

S : Setuju
SS : Sangat Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

3. Semua pertanyaan mohon dijawab tanpa ada yang terlewatkan


4. Semua pertanyaan hanya ada satu jawaban

No Pertanyaan Pilihan Jawaban


.
S SS KS TS STS
1 Bagi saya, pembelajaran matematika
menarik dan menyenangkan

2 Saya selalu hadir setiap mata pelajaran


matematika
3 Saya selalu memperhatikan penjelasan
yang diberikan guru selama pembelajaran
matematika

4 Saya sering merasa bosan di tengahtengah


pembelajaran matematika

31
5 Saya sering melamun di dalam kelas

6 Guru membuat suasana tegang ketika


pembelajaran berlangsung

7 Keberhasilan dalam pembelajaran


matematika tergantung diri saya sendiri
8 Pembelajaran matematika memberikan
banyak kepuasan bagi saya

S SS KS TS STS
9 Saya merasa puas dengan apa yang saya
peroleh dari pembelajaran matematika

10 Guru menggunakan bermacam-macam


alat peraga yang menarik

11 Saat pelajaran matematika, saya


memperhatikan penjelasan guru

12 Saya mencoba menyelesaikan latihan


soal matematika tanpa disuruh guru

13 Tidak ada sesuatu yang kreatif dalam


pembelajaran matematika, karena hanya
bersifat mengerjakan soal

14 Saya lebih suka pembelajaran yang


seperti biasa, daripada pembelajaran yang
menggunakan alat peraga

15 Dengan menggunakan alat peraga


matematika saya lebih bersemangat
dalam belajar matematika

16 Saya bertanya kepada guru apabila saya


tidak memahami materi yang
disampaikan oleh guru
17
Saya mengobrol ketika guru memberi
penjelasan pelajaran matematika

17
Saya mengobrol ketika guru memberi
penjelasan pelajaran matematika

32
S SS KS TS STS

18 Saya mengantuk karena guru tidak


menggunakan media yang menarik pada
mata pelajaran matematika

19 Saya selalu mengoreksi isi pada soal


latihan sebelum saya mengumpul tugas

20
Saya tidak pernah teliti dalam
mengerjakan latihan, sehingga jawaban
soal banyak ang salah

21 Saya berani memberikan pendapat saya


tentang mata pelajaran matematika saat
pembelajaran berlangsung

22 Saya tidak mau mengungkapkan


pendapat ketika berdiskusi apalagi
berdebat masalah pembelajaran
matematika
23 Dalam pembelajaran matematika selalu
kreatif karena guru memberi game sambil
belajar

24 Guru tidak menggunakan media


pembelajaran yang menarik, sehingga
saya tidak tertarik belajar matematika
25 Saya selalu mendapat nilai yang jelek
pada pelajaran matematika

Lampiran 3
KISI-KISI UJI COBA ANGKET MINAT BELAJAR MATEMATIKA

No Indikator No.Item
(+) (-)
1 Adanya Ketertarikan 1,15,23 6,14,18,24
2 Adanya rasa senang 8,12,21 22
3 Adanya Perhatian 3, 11, 19, 5,17,25

33
31, 16

Sumber : Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di


Bidang Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

Lampiran 4

34
Tabel. 1
Data Populasi dan Sampel

Kelas Kelompok Terjangkau Sampel


VIII -4 Eksperimen 30 30
VIII-11 Kontrol 29 29

35

Anda mungkin juga menyukai