Anda di halaman 1dari 56

PENERAPAN MEDIA BERGAMBAR PADA MATERI PELAJARAN IPS

DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS 4 DI MI


MAMBA’UL HIDAYAH SIDOREJO JABUNG KABUPATEN MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

TAMIM ABDILLAH
1986206089

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDHOTUL ULAMA BLITAR
2022
PENERAPAN MEDIA BERGAMBAR PADA MATERI PELAJARAN IPS
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS 4 DI MI
MAMBA’UL HIDAYAH SIDOREJO JABUNG KABUPATEN MALANG

PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Penelitian diajukan kepada Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana

Oleh :
TAMIM ABDILLAH
1986206089

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDHOTUL ULAMA BLITAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERGAMBAR PADA MATERI


SUKU, BANGSA, DAN BUDAYA PELAJARAN IPS KELAS 4 DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MI MAMBA’UL HIDAYAH
SIDOREJO JABUNG KABUPATEN MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

TAMIM ABDILLAH
1986206089

Disetujui oleh:

Pembimbing I
Mohamad Fatih, S.Pd,
M.Pd
(NIDN)

Pembimbing II
Rizky Sota D, S.Pd, M.Kes
(NIDN)

Mengetahui,

Ketua Progam Studi


Isna Khuni Mu’alimah, M.Pd
(NIDN)

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial


Cindya Alfi, S.Pd, M.Pd
(NIDN)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
Daftar Tabel......................................................................................................................iv
Daftar Gambar...................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................12
1.4 Manfaat............................................................................................................12
1.5 Keterbatasan Penelitian....................................................................................13
BAB II.............................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................14
2.1 Kajian Pustaka........................................................................................................14
2.1.1 Media Pembelajaran........................................................................................14
2.1.2 Media Gambar.................................................................................................22
2.1.3 Pembelajaran IPS di SD/MI............................................................................27
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan................................................................................34
2.3 Kerangka Berpikir..................................................................................................36
BAB III............................................................................................................................38
METODELOGI PENELITIAN.......................................................................................38
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................38
3.2 Latar Penelitian......................................................................................................38
3.3 Subjek Penelitian....................................................................................................38
3.4 Sumber Data...........................................................................................................38
3.5 Prosedur Penelitian.................................................................................................39
3.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................44
3.8 Teknik Analisis Data..........................................................................................50
3.9 Evaluasi dan Refleksi.........................................................................................51
3.10 Flowchart Penelitian.........................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................53

iii
Daftar Tabel
Tabel 1 Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan Media Gambar................................................................................47
Tabel 2 Kisi – Kisi Soal Siklus I............................................................................48
Tabel 3 Kisi – Kisi Soal Siklus II..........................................................................49

Daftar Gambar
Gambar 1 Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas.........................................................39

Gambar 2 Flowchart Penelitian........................................................................................52

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu alat pembelajaran bagi semua umat
manusia yang di tempuh dalam dalam waktu yang lama agar menjadi
seseorang yang memiliki pengetahuan dan budi pekerti yang baik. Pendidikan
sekolah dasar dimaksud untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada
anak didik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bermanfaat
bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ii, Teoritis, & Pendidikan, (2017) Pendidikan adalah seperangkat
situasi yang mempengaruhi perkembangan individu sebagai pengalaman
belajar yang berlangsung dalam semua pembentukan kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional. Maka bahwasanya pendidikan itu sangatlah
penting.
Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun merupakan
perwujudan pendidikan dasar untuk semua anak usia 6 – 15 tahun.
Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dicanangkan
oleh Presiden Republik Indonesia 6 pada tanggal 2 Mei 1994, dan
pelaksanaannya dimulai tahun ajaran 1994/1995. Program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun di Indonesia bukanlah wajib belajar dalam arti
compulsory education seperti yang dilaksanakan di negaranegara maju,
dengan ciri-ciri: (1) ada unsur paksaan agar peserta didik bersekolah; (2)
diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar; (3) tolok ukur
keberhasilan wajib belajar adalah tidak ada orang tua yang terkena sanksi,
karena telah mendorong anaknya tidak bersekolah; dan (4) ada sanksi bagi
orangtua yang membiarkan anaknya tidak bersekolah. Kemudian sebagai
keberlanjutan dari program Wajib Belajar 9 Tahun, pada tahun 2012 ini
Pemerintah Pusat mencanangkan program Wajib Belajar 12 Tahun atau yang
lebih dikenal dengan nama Pendidikan Menengah Universal (PMU). Adapun
payung hukum untuk program PMU ini yaitu Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No.80 Tahun 2013. Program ini dimaksudkan untuk
menjaga kesinambungan keberhasilan pelaksanaan program Wajib Belajar

5
Pendidikan Dasar 9 Tahun sekaligus menyiapkan generasi emas Indonesia
2045. Dalam UU NO 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sisdiknas, dikatakan
bahwa “Pendidikan adalah salah satu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran di sekolah dasar
yang menumbuhkan rasa kebernegaraan dan kebermasyarakatan siswa
berwawasan luas, bertanggung jawab dan berjiwa demokrasi seperti yang
tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional di atas. Dalam konteks
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ditemukan gabungan antara Ilmu
Humaniora dan Ilmu Sosial dan diintegrasikan sedemikian rupa. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) didesain atas dasar masalah dan realitas sosial
dengan pendekatan interdisipliner. Dengan demikian secara khusus kemudian
pengertian Pendidikan IPS dapat dipahami Menurut National Council of
Social Studies (NCSS) bahwa social studies as "the integrated study of the
social sciences and humanities to promote civic competence (IPS merupakan
studi integrasi ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kompetensi
warganegara). Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan
nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama
program studi di perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies”
(Sapriya, 2009; Abbas, 2013).
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial,
humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi
IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih
dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik
kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Somantri, 2001;
Syaharuddin, Rahman, & Fitriyani, 2019).

6
IPS membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai
bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan di
lingkungan sekitarnya (Buchari, 2015). Tujuan pendidikan IPS
dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan
terjalin suatudisiplin ilmu. Oleh, karena itu, pendidikan IPS harus mengacu
pada tujuan Pendindikan Nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan
Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan
disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill.
Tujuan intelektual berupayan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam memahami disiplin ilmu sosial, kemampuan berpikir, kemampuan
prosesual dalam mencari informasi dan mengkonsumsi hasil temuan.
Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengambangan
kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS
sebagai pembelajaran yang komperhensif dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan
humaniora agar peserta didik memiliki pemahaman konsep secara holistik.
Pembelajaran IPS memerlukan keseimbangan nilai-nilai lokal,
nasional, maupun global. Demikian pengembangan pembelajaran IPS harus
melihat perwujudan cita-cita bersama. Pembelajaran IPS mutlak diperlukan
dalam membimbing masyarakat Indonesia ke arah “self understanding of
nation” dalam menangani masalah pembangunan dan pembinaan bangsa
(nation and character building). Indonesia mengalami proses transformasi
budaya dari masyarakat agraris menuju industri. Bahkan masyarakat
informasi, yang memerlukan pengembangan nilai budaya industrial-
informatif yang operasional seperti; penghargaan waktu, kecermatan,
orientasi prestasi, profesionalisme dan sebagainya. Demikian, Pengetahuan
Sosial mempunyai peran membantu dalam menyiapkan warga negara
demokratis dengan penanaman nilai kebangsaan dan kewarganegaraan
didukung oleh penguasaan disiplin ilmu-ilmu social (Subiyakto, Susanto, &
Mutiani, 2017).

7
Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini yaitu dengan
menggunakan pendekatan tradisional yang cenderung hanya berpusat pada
guru saja. Model pembelajaran tersebut menjadi kurang cocok diterapkan
pada anak, bila guru yang terus menjadi pusat dalam proses pembelajaran
karena metode tersebut kurang memicu anak untuk belajar aktif dan berpikir
secara kritis dalam menerima materi pelajaran. Selain itu bila guru hanya
menggunakan metode ceramah saja ketika menerangkan materi kepada
siswanya di kelas, siswa akan cepat merasa bosan untuk belajar dan
menyimak materi dari guru. Oleh karena itu guru harus menggunakan
beberapa metode dan alat peraga, salah satunya berupa media gambar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
membantu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar-
mengajar. Karena dengan media pembelajaran diharapkan pengetahuan yang
diajarkan akan sampai kepada orang yang mengikuti proses beajar –mengajar
tersebut, kemudian dapat dipahami dan dimengerti tentang pengetahuan
tersebut. (Dr.Muhammad,Dkk, 2021 : 85). Menurut Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, (2010: 120) bahwa dalam suatu proses belajar-mengajar
kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan
tersebut ketidakjelasan bahan yang akan disampaikan dapat di bantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang
kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan
keabstrakan bahan dapat di konkretkan dengan kehadiran media.
Penggunaan media pembelajaran digunakan oleh guru untuk
memudahkan proses pembelajaran, sebagai pembawa pesan yang digunakan
guru berupa alat bantu pembelajaran yang disebut alat peraga. Alat peraga
sebagai alat bantu dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk
mencapai tujuan pembelajaran dimana media pembelajaran dapat menyajikan
suatu proses pengalaman siswa secara utuh. Media pembelajaran yang
peneliti gunakan adalah media visual berupa gambar, media visual adalah
media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan.
Jenis media ini sering digunakan oleh guru-guru untuk membantu

8
menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Salah satu media yang
digunakan untuk pembelajaran IPS yaitu media bergambar.
Kasinyo Hartono (2012 : 127) memaparkan bahwa media gambar
adalah suatu bentuk visual yang di gunakan dalam proses pembelajaran.
Media ini tidak memiliki unsur suara dan hanya dapat dilihat. Kata media
berasal dari bahasa latin mediaum yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar. Media sebagai alat bantu yang berguna dalam
kegiatan belajar mengajar, yang dapat mewakili sesuatau yang tidak dapat
disampaikan atau ditulis oleh seorang guru dalam suatu proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat NEA (National Eduction Association) (dalam
Ahmad Rohani 2014 : 2-3) berpedapat media adalah segala benda yang
dimanipulasi, diihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument
yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Media gambar sangat penting digunakan dalam pembelajaran karena
dengan menggunakan media gambar dapat memperjelas suatu pengertian
kepada peserta didik. Dan dengan menggunakan media gambar secara
otomatis siswa akan lebih memperhatikan pelajaran dan siswa juga lebih
termotivasi dalam belajar. Media gambar juga dapat membantu guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran,karena gambar merupakan media yang murah
dan mudah untuk di dapat serta besar manfaatnya utuk mempertinggi nilai
pembelajaran. Karena media gambar dapat memberikan pengertian yang luas,
kesan dan pengalaman tersendiri bagi siswa yang mudah di ingat dan sulit
dilupakan. Adapun beberapa manfaat dari media gambar adalah penjelasan
dan penyampaian mengenai berbagai informasi, pesan, ide dan sebagainaya
dengan lebih banyak memberikan kesan tampa menggunakan bahasa verbal.
Pandangan mutakhir seputar konsentrasi ini disebut pandangan holistis
yang melihat manusia sebagai makhluk biologis, kognitif, sosial, dan
makhluk Tuhan dimana perubahan dalam satu aspek akan bergantung kepada
dan mempengaruhi perubahan/perkembangan aspek lain. Perspektif holistis
merupakan keterpaduan pandangan tentang proses perkembangan yang
menekankan pentingnya interaksi antara perkembangan fisik, mental, sosial,
emosi, dan moral. Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat

9
mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti:
membaca, menulis, dan menghitung). Sebelum masa ini, yaitu masa
prasekolah, daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan
(berkhayal), sedangkan pada usia SD daya pikirnya sudah berkembang ke
arah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). Menurut penelitian
Teori Piaget bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu serta
perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan individu mengamati ilmu
pengetahuan. (Laura A. King:152). Piaget mengemukakan penjelasan struktur
kognitif tentang bagaimana anak mengembangkan konsep dunia di sekitar
mereka. ( Loward s. Friedman and Miriam. W. Schustack. 2006: 59). Teori
Piaget sering disebut genetic epistimologi (epistimologi genetik) karena teori
ini berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual, bahwa genetic
mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan biologis
(keturunan). (B.R. Hergenhahn & Matthew H. Olson, 2010: 325). Periode ini
ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu
mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan
(menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Kemampuan
yang berkaitan dengan perhitungan (angka), seperti menambah, mengurangi,
mengalikan, dan membagi. Disamping itu, pada akhir masa ini anak sudah
memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang
sederhana.
Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi
dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola
pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar
keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Disamping itu, kepada
anak diberikan juga pengetahuan-pengetahuan tentang manusia, hewan,
lingkungan alam sekitar dan sebagainya. Untuk mengembangkan daya
nalarnya dengan melatih anak untuk mengungkapkan pendapat, gagasan atau
penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa
yang terjadi dilingkungannya yang baik dengan teman sebaya atau orang lain
dan sebagainya. Dalam rangka mengembangkan kemampuan anak, maka

10
sekolah dalam hal ini guru seyogianya memberikan kesempatan kepada anak
untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya
tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan guru, membuat
karangan, menyusun laporan (hasil study tour atau diskusi kelompok).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan usaha untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Salah satu alternatif pembelajaran yaitu dengan menggunakan
media gambar. Karena media gambar merupakan salah satu bentuk media
visual, artinya media ini dapat dilihat secara langsung oleh peserta didik. Dan
anak SD kelas IV sangat senang dengan penggunaan media gambar dalam
proses pembelajaran, sehingga tujuan atau indikator pembelajaran dapat
tercapai.
Peneliti akan melakukan penelitian pada peserta didik kelas IV MI
Mamba’ul Hidayah Jabung kab. malang yang beralamtkan jl. Raya Sidorejo
Jabung Kab. Jalang
Pada waktu melakukan pengamatan di MI Mamba’ul Hidayah
kemampuan literasi sains pada pembelajaran IPS di kelas 4, ditemukan
beberapa permasalahan selama proses pembelajaran. Disini peneliti terfokus
pada tingkat pemahaman siswa kelas 4 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial. Permasalahan yang dihadapi yakni masih banyak siswa di kelas 4
yang kesulitan memahami pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang
ditandai dengan kurangnya siswa yang tanggap aktif dalam pembelajaran dan
tingkatan pemikiran kritis yang masih kurang serta kejenuhan siswa dalam
pembelajaran. Terdapat juga beberapa siswa yang belum memahami materi
yang telah disampaikan oleh guru. Permasalahan lain yaitu guru masih
mengunakan metode pembelajaran ceramah yang mana membuat siswa
kurang semangat belajar sehingga siswa kurang fokus dalam memahami
materi yang telah disampaikan.
Penelitian ini memiliki kebaharuan pembahasan pengembangan literasi
dengan menggunakan media powerpoint yang baru dilakukan pertama kali di
sekolah tersebut. Berkaitan dengan itu, Peneliti mengembangkan media

11
pembelajaran dengan menggunakan media bergambar agar siswa bias lebih
memahami materi yang disampaikan.
Dengan demikian, peneliti akan mengangkat permasalahan tersebut
dalam bentuk skripsi dengan judul “PENERAPAN MEDIA BERGAMBAR
PADA MATERI PELAJARAN IPS KELAS 4 DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MI MAMBA’UL
HIDAYAH SIDOREJO JABUNG KABUPATEN MALANG”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah yaitu Bagaimana Penerapan Media Bergambar Pada Materi Pelajaran
Ips Kelas 4 Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mi Mamba’ul Hidayah
Sidorejo Jabung Kabupaten Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalaui penelitian ini adalah untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan
Media Bergambar Pada Materi Pelajaran IPS Kelas 4 Dalam Meningkatkan
Pemahaman Siswa Mi Mamba’ul Hidayah Sidorejo Jabung Kabupaten
Malang.
1.4 Manfaat
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Adapun manfaat
penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik
a. Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan Pembelajran IPS,
sehingga siswa memiliki daya kritis dan hasil belajar semakin baik.
b. Meningkatkan daya tarik peserta didik terhadap Pembelajaran IPS.
c. Mempermudah siswa dalam memahami pembelajara IPS dengan baik
dan benar
2. Bagi Guru
a. Mengetahui pentingnya media pembelajaran untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.
b. Menambah referensi variasi pembelajaran dalam penggunaan media
bergambar.

12
c. Membantu guru dalam memberikan meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS
3. Bagi sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekolah melalui media
pembelajaran yang telah dikembangkan.
b. Diharapkan mampu membantu dalam peningkatan mutu dan
kredibelitas sekolah.
4. Bagi Mahasiswa
a. Memiliki pengalaman mengembangkan media bergambar pada
pembelajaran IPS
b. Menambah pengalaman penelitian mahasiswa
1.5 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka batasan
penelitian ini memfokuskan terhadap Penerapan Media Bergambar Pada
Materi Pelajaran IPS Kelas 4 Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Mi
Mamba’ul Hidayah Sidorejo Jabung Kabupaten Malang. Alasan peneliti
memilih judul yang telah dipaparkan tersebut dikarenakan peneliti ingin
memaksimalkan pembelajaran IPS pada tingkat Sekolah.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II peneliti akan membahas kajian pustaka yang ada dan hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
2.1 Kajian Pustaka
Pada sub bab kajian pustaka ini memuat kajian tentang media
pembelajaran, media gambar, pembelajaran IPS
2.1.1 Media Pembelajaran
A. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat untuk menyampaikan suatu pesan atau
informasi. Pesan atau informasi ini berupa pembelajaran. Makna umum
dari media yaitu segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat
popular dalam bidang informasi dan komunikasi. Media pembelajaran
digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Menurut Sadiman (2011: 7), media adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. Menurut Falahudin (2014: 108) media pembelajaran adalah
segala yang dapat menyalurkan pesan, interaksi, merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik dan mereka dapat
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang ada.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran media diartikan
sebagai alat dan sarana untuk memperoleh informasi atau bahan
pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mempermudah seorang
pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran (Suprihatiningrum,
2016: 319). Pengertian media pembelajaran adalah media yang
digunakan untuk membantu merangsang pikiran, perasaan,
kemampuan, dan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar di
kelas. Media tersebut dapat berupa alat ataupun bahan mengajar.

14
Dalam pengertian lain, media pembelajaran adalah bahan, alat, atau
segala sumber daya yang digunakan dalam proses penyampaian
informasi guru kepada murid. Menurut Daryanto (2010: 5)
menjelaskan bahwa media merupakan sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
Media biasanya digunakan untuk mempermudah suatu
pekerjaan maupun memperjelas suatu informasi. Menurut Arsyad
(2014: 29), media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
A. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar dapat
membangkitkan minat belajar dan rasa ingin tahu siswa,
membangkitkan motivasi dalam diri dan merangsang cara berfikir
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salain itu penggunaan media juga
sangat membantu guru dalam mengefektifkan proses belajar
mengajar dan penyampaian materi pembelajaran. Media pembelajaran
mempunyai beragam fungsi. Berikut fungsi Media Pembelajaran
secara umum:
1. Menarik Perhatian Siswa
Terkadang siswa kurang tertarik atau antusias terhadap suatu
pelajaran dikarenakan materi pelajaran yang sulit dan susah
dicerna. Dengan media pembelajaran, suasana kelas akan lebih baik
dan siswa dapat lebih berkonsentrasi, terlebih ketika media
pembelajaran yang digunakan bersifat unik dan menarik. Hal ini
akan membuat siswa merasa penasaran dengan media yang
digunakan untuk belajar.

15
2. Memperjelas Penyampaian Pesan
Dalam pelajaran, terkadang ada hal-hal berkonsep abstrak yang
sulit bila dijelaskan secara lisan. Misalnya bagian-bagian tubuh
manusia. Dengan media pembelajaran, misalnya video, gambar
ataupun kerangka manusia tiruan. Siswa akan lebih jelas
memahami apa yang dijelaskan guru saat berada di dalam kelas.
3. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu, dan Biaya
Ketika menjelaskan tentang misalnya hewan-hewan karnivora.
Tidak mungkin jika seorang guru membawa hewan sungguhan.
Dengan media pembelajaran seperti gambar, siswa akan mengerti
apa yang dimaksud guru walaupun belum melihat bentuk objek
secara langsung.
4. Menghindari Kesalahan Tafsir
Ketika guru berbicara secara verbal, sudut pandang murid kadang
berbeda antara satu dengan lainnya dan maksud yang disampaikan
guru berbeda dengan pemahaman para murid. Dengan media
pembelajaran tafsir sebuah teori menjadi sama dan tidak ada
kesalahpahaman informasi.
5. Mengakomodasi Perbedaan Tipe Gaya Belajar Siswa
Manusia dibekali kemampuan berbeda-beda, termasuk dalam hal
gaya belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Dengan
memperpadukan media pembelajaran dalam bentuk audio, audio
video, gambar atau tulisan. Siswa yang lemah dalam menangkap
pelajaran secara lisan bisa tertutupi dengan media pembelajaran
lain yang lebih dipahami.
Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran Secara Efektif Dengan
media pembelajaran, proses belajar mengajar di kelas diharapkan
sukses sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh tenaga
pendidik di kelas. Berdasarkan fungsi di atas maka dengan
menggunakan media gambar berseri akan meningkatkan semua fungsi
media visual dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Menurut

16
Arsyad (2010: 25- 26) beberapa manfaat praktis dari penggunaan
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
keterampilan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kegiatan siswa tentang peristiwa yang memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan,
misalnya dengan karyawisata, kunjungan ke museum.
C. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Fadlillah (2012: 209) mengemukakan ada beberapa prinsip
dalam penggunaan media pembelajaran yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai alat
bantu yang berfungsi sebagai tambahan jika digunakan dianggap
perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
membantu dalam belajar.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar
yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar.
3. Guru hendaknya menguasai teknik-teknik dari suatu media
pengajaran yang digunakan.
4. Guru seharusnya menghitungkan untung ruginya pemanfaatan
suatu media pengajaran.

17
5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisasi secara sistematis,
bukan sembarang orang menggunakannya.
6. Pokok bahasan yang memerlukan lebih dari satu macam media,
guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar dan dapat merangsang siswa.
D. Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam membantu proses
belajar mempunyai beberapa macam jenis. Tergantung ahli yang
menjabarkannya. Menurut Fadlillah (2012: 211-212) membagi
media dalam beberapa kelompok, yaitu:
1. Media Audio
Yaitu sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (pendengaran), serta hanya mengandalkan
keterampilan suara saja, seperti radio dan kaset.
2. Media Visual
Yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
3. Media Audiovisual
Yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Sedangkan Fadlillah (2012: 214-217) juga membagi media kedalam
2 kelompok, yaitu:
1. Media Lingkungan
Yaitu media yang dimana anak-anak di dalam proses
pembelajaran dikenalkan atau dibawa ke suatu tempat yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Media Permainan
Yaitu media yang sangat disukai anak-anak. Permainan adalah
suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana
bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala
potensi yang dimiliki anak. Media permainan dapat berupa
puzzle, ayunan, dakon, papan flannel, dan lain sebagainya.

18
E. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang dapat diamati berupa tingkah laku. Jadi
dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip active
learning adalah tingkah laku yang mendasar yang selalu nampak dan
menggambarkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
baik keterlibatan mental, intelektual maupun emosional yang dalam
banyak hal dapat diisyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai
bentuk keaktifan fisik. Pemilihan media harus menyesuaikan
karakteristik siswa sekolah dasar. Media yang digunakan juga harus
aman dan pastinya sesuai dengan materi yang akan disampaikan
pada saat proses belajar mengajar.
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru
memilih media pembelajaran:
1. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Dalam konsep pembelajaran, efektivitas adalah keberhasilan
pembelajaran yang di ukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah
pembelajaran selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran
telah tercapai maka pembelajaran disebut efektif. Media yang telah
memenuhi aspek efektivitas dan efisiensi ini tentunya akan
meningkatkan ketertarikan siswa dalam proses belajar dan
mendukung pencapaian dalam pembelajaran
2. Prinsip Taraf Berfikir Siswa
Media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar.
Yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual
kepada peserta didik dalam rangka memotivasi belajar,
memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan
abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.
3. Prinsip Interaktivitas Media Pembelajaran
Bila siswa diberikan tontonan video, tentunya interaksi yang
terjadi antara siswa dengan media pembelajaran hanya satu arah
saja dari media ke siswa. Sedangkan bila menggunakan media
pembelajaran berbentuk multi media interaktif yang dapat

19
dioperasikan pada sebuah komputer, maka interaksi siswa dengan
media lebih tinggi. Jika media yang digunakan berupa gambar tiga
dimensi, maka siswa juga akan memfokuskan pandangan pada
gambar yang diberikan guru.
4. Ketersediaan Media Pembelajaran
Media untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi
pembelajaran, dan mempunyai interaktivitas yang tinggi, guru
harus melihat ketersediaan media yang akan digunakan.
5. Kemampuan Guru Menggunakan Media Pembelajaran
Media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dari
pengayaan maupun penggunaan atau operasi media. Akan lebih
efektif lagi jika guru memiliki media sendiri yang akan
digunakan pada saat pembelajaran.
6. Alokasi Waktu
Penggunaan media pembelajaran yang notabenya efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran, mempunyai relevansi yang baik
dengan materi pelajaran, dan berbagai kelebihan lainpun kadang-
kadang terpaksa harus dikesampingkan bila alokasi waktu menjadi
pertimbangan yang penting. Akan tetapi ketersediaan waktu
seringkali bisa disiasati dengan berbagai cara berdasarkan
pengalaman yang dimiliki oleh guru.
7. Fleksibel
Dalam memilih media, guru haruslah memilih media yang fleksibel
sehingga dapat digunakan dalam berbagai situasi, tahan lama,
menghemat biaya, dan tidak berbahaya sewaktu digunakan dalam
media pembelajaran.
8. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dipilih haruslah media yang aman bagi
peserta didik sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan
pembelajaran sedang berlangsung tidak terjadi.
Untuk mendapatkan kualitas media pembelajaran yang baik
agar dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses belajar

20
mengajar, maka diperlukan pemilihan dan perencanaan penggunaan
media pembelajaran yang baik dan tepat. Pemilihan media
pembelajaran yang tepat ini menjadikan media pembelajaran efektif
digunakan dan tidak sia-sia jika diterapkan.
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
pembelajaran merupakan bagian dari sistem instruksional secara
keseluruhan (Azhar Arsyad, 2013: 74). Maka beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yang baik
adalah sebagai berikut:
1. Sesuai Dengan Tujuan
Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional
dimana akan lebih baik jika mengacu setidaknya dua dari tiga ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media
pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari
tujuan.
2. Praktis, Luwes, dan Bertahan
Media pembelajaran tidak harus mahal dan selalu berbasis
teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana
namun secara tepat guna akan lebih efektif dibandingkan media
pembelajaran mahal dan rumit. Media yang akan digunakan
sebagai penunjang belajar tetap harus disesuaikan dengan siswa.
3. Mampu dan Terampil Menggunakan
Apapun media yang dipilih, guru harus mampu menggunakan
media tersebut dengan baik dan benar. Nilai dan manfaat media
pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana keterampilan
guru menggunakan media pembelajaran. Keterampilan guru dalam
kreatifitas membuat media pembelajaran sangat dibutuhkan agar
media yang akan digunakan nantinya tampak menarik dan siswa
semangat untuk belajar.
4. Keadaan Peserta Didik
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan
keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun

21
sosiologis anak, sebab media yang tidak sesuai dengan keadaan
anak didik tidak akan membantu banyak dalam memahami materi
pembelajaran.
5. Ketersediaan
Menurut Wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar
yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
Jika guru tidak mampu membuat dan memproduksi media maka
pilihlah alternatif yang tersedia di sekolahan untuk menjelaskan
materi pembelajaran.
2.1.2 Media Gambar
A. Pengertian Media Gambar
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan
dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka
dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif
dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan
menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat
isi materi bacaan dari buku teks.
Media gambar termasuk kepada gambar tetap atau still picture
yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau
gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar
dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus
pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies.
Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam
pembahasan tesis ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat
opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah
pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah
media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar
berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

22
Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang
palingumum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar
daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai
dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang
bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
opaque projektor.
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
dimana-mana. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda
dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan
benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang
divisualisasikan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa
gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan.
B. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen
metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses
interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode
mengajar yang dipergunakan guru.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Hamalik Oemar
(2014) Secara garis besar, fungsi penggunaan media gambar adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh
positif pada pendidikan.

23
2. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama
kepada setiap orang.
3. Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan
prestasi kerjasecara maksimal.
4. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.
5. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan
teknologi kemediaan yang modern.
C. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Berdasarkan Pemaparan Rahadi Aristo (2003) terdapat kelebihan dan
kelemahan media gambar sebagai berikut:
1. Kelebihan Media Gambar
Adapun kelebihan dari media gambar adalah sebagai berikut.
a) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok
masalah, jikadibandingkan dengan bahasa verbal.
b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua
orang tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
e) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan
2. Kelemahan Media Gambar
Selain kelebihan yang dimiliki, media gambar memiliki kelemahan,
diantaranya sebagai berikut.
a) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas
hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa.
b) Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.
c) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga
kurang efektif dalam pembelajaran.
d) Manfaat Penggunaan Media gambar

24
Pada dasarnya, manfaat yang diperoleh dari penggunaan gambar
sebagai media sama dengan penggunaan media pembelajaran pada
umumnya, hal ini mengacu pada suatu pengertian bahwa gambar
merupakan media pembelajaran sehingga manfaat yang diperolehnya
sama.
Arief S. Sadiman,dkk, (2010:17-18) Penggunaan media
pembelajaran secara umum termasuk pada penggunaan media gambar
dengan baik dapat berguna untuk:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
3) Penggunaan media yang bervariasi dan tepat dapat mengatasi sikap
pasif dari siswa
4) Dengan penggunaan media guru dapat menyampaikan materi dengan
persamaan pengalaman dan persepsi untuk setiap siswa.
D. Langkah-langkah Penggunaan Media Gambar
Sebelum menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah
menggunakannya, agar pembelajaran dengan menggunakan media
dapat berjalan dengan baik. Adapun yang harus di perhatikan oleh
seorang guru menurut Syaiful Bahri (2013 : 128-130) dalam
menggunakan media gambar diantaranya adalah :
1) Objektifitas
Unsur objektifitas dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan. Artinya guru tidak boleh memilih media atas dasar
kesenangan pribadi, media pengajaran menunjukkan keaktifan dan
efesiensi yang tinggi maka guru jangan merasa bosan
menggunakannya.
2) Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik
harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik isinya atau
strukturnya
3) Kualitas teknis

25
4) Situasi dan kondisi
5) Keaktifan dan efesiensi penggunana media.
Keefektifan berkenaan dengan hasil belajar yang dicapai,
sedangkan efesiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil
belajar
Langkah langkah Penggunaan Media Gambar R. Angkowo Kosasih
(2007) yaitu:
1) Guru menggunakan gambar sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan siswa.
2) Guru memperlihatkan gambar kepada siswa di depan kelas
3) Guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan gambar
4) Guru mengarahkan perhatian siswa pada sebuah gambar sambil
mengajukan pertanyaan kepada siswa secara satu persatu
5) Guru memberikan tugas kepada siswa.
E. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
1) Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan
tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk
pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja.
2) Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan
ketrampilan pemilihan media pengajaran.
3) Alternatif Pilihan
Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan
apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya satu, maka guru tidak
bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.

26
F. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatiakan dalam Memilih Media
Pengajaran
1) Objektifitas
Artinya guru dalam memilih media pengajaran jangan menggunakan
unsur subjektifitas (kesenangan pribadi) tetapi mengedepankan unsur
objektifitas (kebutuhan yang sesuai dengan siswa).
2) Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya
maupun kedalamannya.
3) Sasaran Program
Sasaran program yang dimaksud adalah media yang digunakan harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi
bahasa, symbol-simbol ataupun waktu penggunaanya.
4) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh
anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah
lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan
media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk
mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.
2.1.3 Pembelajaran IPS di SD/MI
A. Pengertian Pembelajaran IPS di SD
Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang dikenal sebagai IPS merupakan
pembelajaran yang menganalisis, dan mempelajari masalah sosial dari
berbagai aktivitas dalam kehidupan sosial. Dalam standar isi IPS
diharapkan peserta didik mampu memunculkan sikap peka terhadap
persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat (Herijanto, 2012). Tujuan
dari pembelajaran IPS agar siswa memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sosialnya melalui pemahaman terhadap nilai kebudayaan,
selain itu mampu memahami konsep dasar yang dipelajari dari ilmu sosial,
kemudian memahami dari berbagai potensi untuk mengembangkan diri

27
siswa. Pembelajaran IPS melatih anak didik untuk menghasilkan warga
negara yang mampu untuk memecahkan masalah berdasarkan
pemikirannya serta berdasarkan moral dan nilai yang terbentuk oleh
diri-sediri dan lingkungan sekitarnya. Kompetensi dapat dikatakan
mampu pengambilan keputusan saat menyelesaikan persoalan. Peduli yaitu
memahami realitas sosial dalam menjalankan kewajibannya di
lingkungan masyarakat (Rahmad, 2016).
Nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran IPS di SD/MI yaitu
antara lain; nilai teoritis yakni siswa dibina agar mengembangkan daya
pikirnya untuk mempelajari realitas kehidupannya, selanjutnya nilai
praktis yakni siswa dibina agar peserta didik mampu menghadapi
permasalahannya sendiri, kemudian nilai edukasi yakni bahan ajar yang
dipelajari dalam pembelajaran IPS tidak serta merta teori, realitas sosial
dan data saja, melainkan juga mengangkat permasalahan sosial yang
terjadi, melalui pembinaan edukatif tidak terbatas pada pengetahuan saja,
namun lebih mendalam dalam perilaku afektifnya (Siska, 2016). Pada
jenjang SD/MI, pembelajaran IPS memuat berbagai kajian ilmu seperti;
sejarah, kebudayaan (antropologi), ekonomi, hukum, dan letak geografi.
Pembelajaran IPS (social studies) sangat penting bagi jenjang
pendidikan dasar dan menengah karena peserta didik yang datang ke
sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Sesuai dengan
tingkat perkembangannya, peserta didik SD belum mampu memahami
keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi
mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui
pengajaran IPS peserta didik dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan
tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu
bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi.
Dalam hal ini, IPS berperan sebagai pendorong untuk saling
pengertian dan persaudaraan antar umat manusia, selain itu juga
memusatkan perhatiannya pada hubungan antar manusia dan

28
pemahaman sosial. Dengan demikian, IPS dapat membangkitkan
kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan yang penuh
tantangan atau dengan kata lain IPS mendorong kepekaan peserta didik
terhadap hidup dan kehidupan sosial. Jadi rasionalisasi mempelajari IPS
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah menurut Ariesta (2016)
adalah agar peserta didik dapat:
1) Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang
telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih
bermakna.
2) Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara
rasional dan bertanggung jawab.
3) Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri
dan antar manusia.
Melalui pengajaran pengetahuan sosial, peserta didik diarahkan,
dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan
warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara Indonesia dan
warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena
itulah, Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk membangun dan
merefleksikan kemampuan peserta didik dalam kehidupan
bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus
menerus.
B. Sumber-Sumber Pembelajaran IPS di SD
Menurut Winataputra (2008) ada 3 sumber pembelajaran IPS yaitu :
1. Media sebagai sumber pembelajaran
Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan peran
guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator, guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran karena media merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Dengan demikian, media merupakan dasar yang sangat diperlukan
yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral dalam

29
proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran.
Memilih dan menggunakan media harus sesuai dengan tujuan,
materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat memperlancar
pencapaian tujuan serta menarik minat peserta didik.
2. Kelas sebagai sumber belajar
Kelas sebagai sumber pembelajaran tidak terbatas pada pemeliharaan
dan penciptaan suasana belajar yang efektif, melainkan juga dapat
dijadikan sebagai tempat pameran hasil karya peserta didik. Kelas
yang memiliki pajangan atau pameran hasil karya peserta didik dapat
menjadi tempat yang menarik dan dapat memotivasi peserta didik
untuk belajar. Peserta didik belajar melalui kegiatan mendengar,
melihat, meraba, mencium dan berbuat. Hasil karya peserta didik
yang baik akan mendorong mereka untuk menggunakan panca
indera penglihatannya untuk belajar dengan membaca dan
memanfaatkan hasil karya tersebut.
3. Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber pembelajaran menuntut kreativitas guru
untuk memanfaatkannya dan mengeliminasi kebiasaan mengajar
yang rutinitas dan monoton. Terdapat empat jenis sumber
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan yaitu:
masyarakat, lingkungan fisik, bahan sisa atau limbah serta peristiwa
alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
pembelajaran mendorong peserta didik untuk berpikir logis dan
sistematis, karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang
menarik dan menantang bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru
dituntut memiliki keterampilan di dalam kelas dan atau membawa
siswa ke luar kelas.
C. Model-Model Pembelajaran IPS di SD
Model dapat diartikan sebagai suatu konsep atau objek yang
dapat digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Sesuatu yang
nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yaang lebih komprehensif

30
Trianto (2009 :21). Jadi, model merupakan kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.
Menurut Adi dalam bukunya yang berjudul Strategi
Pembelajaran, model pembelajaran ialah suatu kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan
pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Menurut Mulyani dalam bukunya yang berjudul Strategi
Pembelajaran, model mengajar merupakan suatu pola atau rencana
yang dipakai guru mengorganisasikan materi pembelajaran, maupun
kegiatan siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar
di depan kelas (seperti alur yang diikutinya). Dikutip dari pendapat
Jamil Suprihatiningrum (2012:142) Penggunaan model pembelajaran
tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan yang telah
diprogramkan maupun yang semula tidak diprogramkan. Jadi dari
kedua pengertian tersebut bahwa model pembelajaran atau model
mengajar adalah suatu prosedur atau pedoman yang dipakai oleh guru
yang digunakan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang terdapat di dalamnya materi pembelajaran yang
akan diajarkan di depan kelas.
Menurut Arends mengemukakan bahwa model pembelajaran
itu adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan
demikian, model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Jadi model pembelajaran merupakan
suatu prosedur sistematik yang berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru.

31
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, Eka Yusnaldi
(2019 : 96) berpendapat bahwa model merupakan suatu upaya untuk
mempengaruhi perilaku peserta didik menuju perubahan yang lebih
baik. Pengembangan berbagai ragam model pembelajaran IPS,
dimaksudkan untuk membantu guru dalam meningkatkan
kemampuannya untuk lebih mengenal peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan belajar peserta
didik.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran IPS
adalah suatu cara atau pedoman bagi seorang guru ataupun
perangcang pembelajaran untuk dapat merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran serta sebagai upaya untuk
mempengaruhi perilaku peserta didiknya menuju perubahan yang
lebih baik. Dimana dengan menggunakan model pembelajaran dapat
membantu seorang guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengenal peserta didiknya dan menciptakan lingkungan belajar yang
bervariasi bagi peserta didik.
Model pembelajaran IPS memiliki karakeristik tersendiri yaitu
menekankan hubungan individu dengan orang lain atau dengan
masyarakat, sehingga model pembelajaran dalam kategori ini lebih
terfokus pada peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan
dengan orang lain, terlibatdalam proses demokrasi,ataupun mampu
bekerjasama secara produktif.
D. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SD
Tujuan, materi pelajaran, kegiatan belajar, strategi pembelajaran
bahkan sampai pada evaluasi harus diorganisasikan sedemikian rupa
untuk menggalakkan pembelajaran yang efektif sehingga perlu
perencanaan dan pelaksanaan. Setiap langkah yang akan dilakukan oleh
guru mengenai apa yang akan diajarkan ditentukan oleh tujuan yang
dirumuskan sebelumnya. Oleh sebab itu, perumusan tujuan merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengelola pembelajran IPS. Tujuan yang akan dicapai

32
selama proses belajar mengajar berlangsung dan apakah tujuan itu dapat
tercapai atau tidak setelah proses pembelajaran selesai, hendaknya
ditulis dan dirumuskan terlebih dahulu oleh guru dalam satuan pelajaran
yang menuntun guru dan peserta didik ke arah proses pembelajaran
yang tampak jelas dan terarah.
Menurut Susilowaty (2013), dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran ada beberapa hal di bawah ini yang perlu mendapat
perhatian yaitu :
1) Materi pelajaran
Guru hendaknya menguasai bidang studi atau mata pelajaran IPS.
Materi dalam satuan pelajaran itu disebar dalam pokok bahasan atau
sub pokok bahasan kemudian dirumuskan dalam TIU (Tujuan
Instruksional Umum). Setelah itu rincian meteri yang akan
disampaikan.
2) Metode
Uraikan tentang metode apa saja yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak
dicapai.
3) Alat, sumber belajar dan media perlu diketahui dan disiapkan.
4) Pemanfaatan lingkungan sekolah
Sehubungan dengan poin 3 di atas, lingkungan sekolah perlu
dimanfaatkan jika relevan dengan proses pembelajaran seperti kebun
dan tamanan di sekolah, bangunan sekolah, jalan raya di sekitar
sekolah, warung sekolah dan sebagainya.
5) Pemanfaatan ruang kelas
Sehubungan dengan hal-hal di atas juga perlu diperhatikan
penempatan papan tulis, meja guru, bangku-bangku, lemari,
penggunaan dinding-dinding kelas untuk display hasil kerja peserta
didik. Begitu juga penggunaan sudut dan serambi kelas untuk
pameran hasil karya peserta didik, hasil penelitian atau hasil karya
guru.
6) Pemanfaatan lingkungan.

33
Penggunaan sumber yang tersedia dari lingkungan fisik sekolah atau
masyarakat di sekitar desa (desa pertanian, atau desa nelayan), flora
fauna, batu-batuan dan alat transportasi desa dapat menjadi alat
peraga pelajaran IPS

7) Pemanfaatan waktu
Prinsip “semakin banyak waktu semakin banyak yang bisa
dipelajari” perlu dipegang. Alokasi waktu perlu diatur sebaik-
baiknya dalam jadwal kegiatan.
8) Pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium.
Dalam rencana pelajaran perlu dinyatakan bilamana perpustakaan
dan laboratorium IPS itu digunakan. Demikian pokok- pokok yang
perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
ini agar tujuan-tujuan pendidikan IPS dapat tercapai dengan efektif.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil Penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian berikut
disajikan beberapa penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian tersebut yaitu:
Jurnal Penelitian yang dilakukan oleh Prafangesta Frandi Ekananda
dengan judul Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Di Sekolah Dasar. Berdasarkan judul penelitian maka jenis penelitian ini
termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya
pada materi pemanfaatan sumberdaya alam untuk kegiatan ekonomi
masyarakat dilingkungan sekitar di kelas IV SDN Pungging 3 Mojokerto
dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa : (1) Penggunaan media gambar dapat meningkatkan
aktifitas guru selama proses pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan
peningkatan aktivitas guru pada siklus I-III. (2) Penggungaan media gambar
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I-III. (3)

34
Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam mata pelajaran IPS
kelas IV. Hal ini dapt dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar pada siklus
I-III dengan ditandai meningkaktnya jumlah siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan lebih dari atau sama dengan 70 selama tiga siklus. (4) Dalam
penggunaan media gambar siswa tidak mengalami kendala,sedangkan guru
mengalami beberapa kendala tetapi dapat teratasi. Saran Berdasarkan hasil
penelitian tindakan kelas dapat teratasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Ridwan Sukmawijaya (2012)
dengan judul “Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”. Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
pada peserta didik kelas V melalui penggunaan media visual. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan penggunaan media visual dapat meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada peserta didik
kelas V di SD Negeri Neglasari 03 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
Selain itu, media pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan
kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Nina Sundari (2008) yang berjudul
“Pemanfaatan Media Peta dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran
Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kebermaknaan menerapkan proses pembelajaran dengan
menggunakan media peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1)
pembelajaran dengan menggunakan media peta, guru telah menciptakan
lingkungan belajar dan strategi yang membangkitkan keterlibatan siswa
secara fisik, mental dan emosional, (2) pembelajaran Pengetahuan Sosial di
Sekolah Dasar dengan menggunakan media peta, peran serta siswa menjadi
lebih meningkat, (3) penggunan media peta secara efektif dapat
meningkatkan kebermaknaan dalam proses pembelajaran Pengetahuan Sosial
di Sekolah Dasar.
Penelitian yang relevan diatas terdapat kesamaan berupa penggunaan
media pembelajaran berupa gambar, namun terdapat perbedaan dengan

35
penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian ini diarahkan model kualitatif.
Maka penelti akan mengangkat judul berupa “PENERAPAN MEDIA
BERGAMBAR PADA MATERI PELAJARAN IPS KELAS 4 DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MI MAMBA’UL
HIDAYAH SIDOREJO JABUNG KABUPATEN MALANG”

2.3 Kerangka Berpikir


Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kurang optimal
yang menunjukkan pembelajaran masih berpusat pada guru yang didominasi
dengan metode ceramah dari guru dan penggunaan media pembelajaran yang
kurang maksimal sehingga siswa kurang memahami pembelajaran yang
berdampak terhadap pemahaman materi pelajaran. Kegiatan pembelajaran
yang demikian menyebabkan antusias dan aktivitas siswa masih rendah.
Uma Sekaran (dalam Sugiyono 2009: 60) mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir merupakan model konseptual yaitu abstraksi dari peristiwa
dan konsep- konsep terkait dengan penggunaan media tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu memaparkan mengenai
penggunaan media pembelajaran bergambar dalam pembelajaran IPS sesuai
dengan kurikulum 2013. Media yang digunakan sesuai dengan materi dan
pembelajaran IPS. Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai
(2011:2) yaitu pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
siswa dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, metode mengajar akan lebih
bervariasi, siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan
manfaat tersebut, dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media
pembelajaran sangat penting.
Menurut Aqib (2014:53-54), pola pembelajaran dengan menggunakan
media ada empat yaitu guru sebagai satu-satunya penyampaian materi
pelajaran, guru dibantu oleh media dalam pembelajaran IPS, guru dan media
berbagi tugas dalam proses pembelajaran IPS serta media sebagai satu-

36
satunya penyampian bahan pelajaran dimana media memiliki tujuan dan
manfaat penggunaan media dalam proses belajar mengajar IPS yaitu siswa
lebih aktif dan pembelajaran lebih bermakna sehingga dapat diketahui
bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media dalam pembelajaran IPS
dan tujuan pembelajaran IPS dapat tercapai.
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris pada penggunaan media
dalam pembelajaran IPS kelas IV, dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam
penelitian ini yang digambarkan ke dalam sebuah bagan sebagai berikut.

Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai (2011:2)


yaitu:
1. pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
2. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh siswa dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai
3. metode mengajar akan lebih bervariasi
4. siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar

Kurikulum 2013

Materi + Pembelajaran IPS

Tujuan

Guru Guru Media


Manfa
at

Media Media
Proses Belajar
Mengajar IPS

Siswa Lebih Pembelajaran


Aktif Lebih

37

Respon Siswa Tujuan


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

Bab ini peneliti akan membahas beberapa bagian, yaitu Jenis Penelitian,
Latar penelitian, Subjek penelitian, Sumber data, Prosedur penelitian, Teknik
pengumpulan data, Teknik analisis data, Evaluasi dan refleksi dan Flowchart
Penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Menurut Imam
Suyitno (2013: 11) penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan
sebutan PTK merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh guru dalam
upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan
tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.
3.2 Latar Penelitian
Setting atau tempat penelitian ini di lakukan di kelas IV pada Semester
Genap MI Mamba’ul Hidayah Sidorejo Jabung Kabupaten Malang. Disini
peran peneliti hanya sebagai mitra dengan guru. Peran guru adalah sebagai
penyampai materi yang sesuai dengan apa yang telah peneliti persiapkan. Dan
peran peneliti hanya meneliti apa yang dilakukan guru tersebut sesuai dengan
yang telah di persiapkan peneliti.
3.3 Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian tindak kelas ini adalah siswa siswi
kelas IV pada Semester Genap MI Mamba’ul Hidayah Sidorejo Jabung
Kabupaten Malang. Dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa yang terdiri dari
11 siswa perempuan dan 11 siswa laki laki.
3.4 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu Data Primer yang
diambil dari hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi, Data
Sekunder yang diambil Aktivitas, Tempat/lokasi, Hasil tes belajar dan
Dokumentasi/arsip.

38
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian tindak kelas ini dalam 2 siklus, yag tiap siklusya terdiri dari
3 kali pertemuan, dan pada setiap kali pertemuan memerluka waktu 2x35
menit. Pada penelitian tindak kelas ini peneliti menggunakan siklus yang
dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2012:16). Tiap siklus terdiri dari
empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksaaan, tahap
pengamatan, dan tahap refleksi. Apabila digambarkan model penelitian
tindakan kelas adalah:

Gambar 1 Siklus Model Penelitian Tindakan Kelas

Secara lebih rinci , tahap pelaksanaan tindakan kelas akan dijelaskan


dibawah ini :
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang setiap
siklusnya akan dilakukan tiga kali pertemuan dan setiap pertemuannya 60
menit. Adapun tahapan – tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut :
A. Pelaksanaan siklus I
1) Tahap perencanaan

39
a. Menentukan materi pokok pembahasan pada mata pelajaran IPS
yang akan dipelajari yaitu tentang aktivitas ekonomi dan sumber
daya alam.
b. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran
( RPP ) yang akan diterapkan didalam kelas.
c. Menyusun langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan
media gambar.
d. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa
e. Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar siswa didalam kelas

2) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam
beberapa siklus yang tesusun dalam RPP antara lain :
a. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam.
 Guru mengajak semua siswa untuk berdoa sebelum belajar dan
mengecek kehadiran siswa.
 Mengkondisikan siswa supaya siswa siap untuk belajar.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
 Guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan di pelajari.
 Guru menunjukan gambar – gambar yang berhubungan dengan
materi yang akan di jelaskan.
 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan metode
pengelompokan nama buah/ hewan setelah itu siswa berkumpul
sesuai dengan kelompok.
 Guru membagikan nomor kepada setiap kelompok sesuai dengan
jumlah kelompok tersebut kemudian siswa menempelkan nomor
yang didapat di dada agar mempermudah guru untuk menunjuk
siswa.

40
 Guru membagikan lembar kerja siswa berupa gambar yang telah
mereka amati.
 Guru memilih 1 nomor yang dipakai oleh siswa secara acak dan
siswa yang ditunjuk untuk maju kedepa kelas dan menjelaskan
gambar yang didapat nya.
 Guru memberikan rewad kepada siswa yang berani maju kedepan
kelas mewakili kelompok serta menjelaskan gambar yang
didapatnya.
c. Kegiatan penutup
 Guru bersama dengan siswa membahas kembali apa yang telah
dikerjakan dalam kelompok.
 Guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang
telah berlangsung.
 Guru memberikan PR kepada siswa.
 Guru dan siswa membaca doa sesudah belajar.
 Guru mengucapkan salam.
3) Tahap Pengamatan
a. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media gambar pada
pembelajaran IPS di kelas IV.
b. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan
yang terjadi pada saat penggunaan media gambar dalam
pembelajaran IPS.
c. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran.
4) Tahap refleksi
a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap
observasi.
b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran
dengan menggunakan media gambar.
c. Melakukan refleksi terhadap kesusaian media gambar yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar.

41
B. Pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan adalah upaya untuk memperbaiki
kelemahan – kelemahan yang terjadi pada siklus I.
1) Tahap perencanaan
a. Menentukan materi pokok pembahasan pada mata pelajaran IPS
yang akan dipelajari yaitu tentang aktivitas ekonomi dan sumber
daya alam.
b. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran
( RPP ) yang akan diterapkan didalam kelas.
c. Menyusun langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan
media gambar.
d. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa
e. Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar siswa didalam kelas
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam
beberapa siklus yang tesusun dalam RPP antara lain :
a. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam.
 Guru mengajak semua siswa untuk berdoa sebelum belajar dan
mengecek kehadiran siswa.
 Mengkondisikan siswa supaya siswa siap untuk belajar.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
 Guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan di pelajari.
 Guru menunjukan gambar – gambar yang berhubungan dengan
materi yang akan di jelaskan.
 Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan metode
pengelompokan nama buah/ hewan setelah itu siswa berkumpul
sesuai dengan kelompok.
 Guru membagikan nomor kepada setiap kelompok sesuai dengan
jumlah kelompok tersebut kemudian siswa menempelkan nomor

42
yang didapat di dada agar mempermudah guru untuk menunjuk
siswa.
 Guru membagikan lembar kerja siswa berupa gambar yang telah
mereka amati.
 Guru memilih 1 nomor yang dipakai oleh siswa secara acak dan
siswa yang ditunjuk untuk maju kedepa kelas dan menjelaskan
gambar yang didapat nya.
 Guru memberikan rewad kepada siswa yang berani maju kedepan
kelas mewakili kelompok serta menjelaskan gambar yang
didapatnya.

c. Kegiatan penutup
 Guru bersama dengan siswa membahas kembali apa yang telah
dikerjakan dalam kelompok.
 Guru bersama siswa membuat kesimpulan terhadap pelajaran yang
telah berlangsung.
 Guru memberikan PR kepada siswa.
 Guru dan siswa membaca doa sesudah belajar.
 Guru mengucapkan salam.
3) Tahap Pengamatan
a. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan media gambar pada
pembelajaran IPS di kelas IV.
b. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan
yang terjadi pada saat penggunaan media gambar dalam
pembelajaran IPS.
c. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran.
4) Tahap refleksi
a. Menganalisis temuanyang didapatkan pada saat
melakukan tahap observasi.
b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

43
c. Melakukan refleksi terhadap kesusaian media gambar yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini peneliti menggunakan 4 tehnik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Degan observasi dapat kita
peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar
diperoleh dengan metode lain. Dalam Pemaparan S. Nasution (2014:106)
observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang
sebenarnya dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk
mempengaruhi, mengatur, atau memaipulasi.
Metode observasi juga digunakan untuk mengambil data tentang
media da sumber belajar. Alasan peneliti meggunaka observasi yaitu untuk
meyajikan gambara atau kejadia, mejawab pertayaan, da evaluasi.
2. Wawancara
Wawancara atau interviuw adalah suatu bentuk komunikasi verbal
adi semacam percakapan yang bertujuan memperleh informasi.dalam
wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara vebal. Biasaya
komunikasi ini dilakukan dalam keadaan saling berhadapa, amun
komunikasi dapat juga dilaksanakan melalui telepon. Sering interview
dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus interview dua orang
atau lebih. Pemaparan S. Nasution (2014:114)Wawancara merupakan alat
yang ampuh untuk mengungkapkan kenyataan hidup, apa yang dipikirkan
atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan. Melalui tanya
jawab kita dapat memasuki alam pikiran orang lain,sehingga kita peroleh
gambaran tentang dunia mereka.
3. Dokumetasi

44
Suharsimi Arikunto (2010:150) memaparkan bahwa Dokumentasi
berasal dari kata dokumen, yaitu merupakan data tentang barang – barag
tertulis atau dapat diartikan benda – benda peninggalan sejarah dan symbol
– symbol. Metode dokumetasi merupakan metode utama apabila peneliti
ingin melakukan pendekatan analisis isi.
Alasan peneliti menggunakan metode dokumetasi yaitu metode
sebagai metode penunjang bahan penelitian. Bentuk lain untuk
mendapatkan data responden yaitu dengan dokumentasi. Bentuk dari
dokumentasi yaitu kita dapat memperoleh:
a. Profil sekolah yaitu, denah lokal sekolah, sejarah berdiri, visi misi,
struktur kepemimpian.
b. Keadaan sekolah meliputi, keadaan guru dan siswa dan sarana prasana
yang tersedia.
c. Peragkat pembelajaran yang ada di sekolah, meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dan sesuia dengan
kurikulum yang berlaku di sekolah.
d. Data hasil perkembangan belajar siswa.
4. Tes
Suharsimi Arikunto (2007:53) Tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk atau mengukur sesuatu, denga cara dan aturan –
aturan yang telah ditentukan. Tes hasil belajar adalah suatu tes yang
mengukur hasil belajar seseorang dalam suatu bidag sevagai hasil prses
pembelaaran yag khas dilakukan sengaja dalam pengetahua, pemahaman,
keterampilan, sikap, da nilai (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Tes
adalah seretan pertanyaan atau latihan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.
3.7 Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010:.94) berpendapat bahwa Instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu.
Instrumen dalam penelitian ini adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan pada

45
peilitian tidak kelas adalah lembar observasi, tes hasil belajar siswa, dan
dokumetasi.
1. Lembar Observasi
Instrumen observasi adalah lembar observasi hasil guru. Observasi
ini akan penulis gunakan untuk memperoleh data tentang hasil dalam
kegiatan proses belajar mengajar.

46
a. Kisi Kisi Lembar Observasi Guru

Nama guru : Evina Suci Anggraini, S.E. Sy


Materi pokok : Mengenal Aktivitas Ekonomi Yang Berkaitan Dengan
Sumber Daya Alam Dan Potensi Lain Di Daerahnya.
Kelas / Semester : IV/II
Tabel 1 Kisi – Kisi Lembar Observasi Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan Media Gambar

Skor
No Aspek yang dinilai Ket
1 2 3 4
Pendahuluan          
1 Membuka pelajaran          
2 Menarik perhatian          
3 Memberi motivasi          
4 Memberi acuan          
5 Membuat kaitan          
Kegiatan Inti          
Menggunakan media
pembelajaran yang
6 bervariasi seperti
menggunakan media asli,
gambar atau awetan          
7 Menjelaskan materi          
Membagi kelompok
8
belajar          
Mendekati dan
9
mengarahkan diskusi          
10 Memberikan rangkuman          
Penutup          
11 Menutup pelajaran          
12 Meninjau kembali          
13 Mengevaluasi          
  Jumlah          
  Rata - rata          
  Prosentase          
Keterangan :
Kriteria penilaian Penskoran :
4= Sangat Baik 80-100 = ( Sangat Baik )
3= Baik 70-79 = ( Baik )
2= Cukup 60-69 = ( Cukup )
1= Kurang 50-59 = ( Kurang )

47
2. Tes Hasil Belajar
Instrumen untuk metode tes berupa lembar ulangan harian (tes
formtif) yang terdiri atas beberapa soal terkait materi yang telah
disampaikan.
a. Kisi Kisi Soal Tes Siklus I Dan II

Tabel 2 Kisi – Kisi Soal Siklus I


Kompetensi Indikator No Taksonomi Tingkat Skor
dasar soal kesukaran
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Md S Skr
d
Mengenal Menyebutkan 1   5
aktivitas sumber daya
ekonomi alam yang
yang berpotensi di
berkaitan daerahnya
dengan Mengelompokan 3   10
sumber sumber daya
daya alam alam di
dan daerahnya
Potensi lain Menjelaskan 6    25
didaerahnya manfaat sumber
daya alam yang
ada di daerahnya
Menjelaskan 7    25
perlunya
melestarikan
sumber daya
alam
Menyebutkan 2   5
bentuk – bentuk
kegiatan
ekonomi di
daerah tempat
tinggalnya
Menunjukan 5   10
tempat kegiatan
ekonomi yang
ada di daerahnya
Menunjukkan 4   10
Tempat sumber
daya alam
pertanian,
kelautan,
mineral dan

48
energi dan
sumber daya
ruang
Membuat   25
laporan
sederhana
tentang hasil
pengamatan
tempat sumber
daya alam
tersebut
Keterangan :
Md : mudah
Sd : sedang
Skr : sukar

Tabel 3 Kisi – Kisi Soal Siklus II

Kompetensi Indikator No. Taksonomi Tingkat Skor


dasar soal kesukaran
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Md Sd Skr
Mengenal Menyebutkan 1   5
aktivitas sumber daya
ekonomi Alam yang
yang berpotensi di
berkaitan Daerahnya
dengan Mengelompokan 3   10
sumber daya sumber daya
alam dan alam di
Potensi lain daerahnya
didaerahnya Menjelaskan 6    25
manfaat sumber
daya alam yang
ada di daerahnya
Menjelaskan 7    25
perlunya
melestarikan
sumber daya
alam
Menyebutkan 2   5
bentuk – bentuk
kegiatan ekonomi
di daerah tempat
tinggalnya

Menunjukan 5   10
tempat kegiatan
ekonomi yang
ada di daerahnya

49
Menunjukan 4   10
tempat sumber
daya alam
pertanian,
kelautan, mineral
dan
Energi dan
Sumber daya
ruang
Membuat laporan   25
sederhana tentang
hasil pengamatan
tempat sumber
Daya alam
tersebut

Keterangan :
Md : mudah
Sd : sedang
Skr : sukar

3. Dokumentasi
Instrumen dokumentasi berupa hasil data – data penelitian serta perangkat
idetitas sekolah. Data dokumentasi tersebut meliputi data sejarah sekolah,
identitas sekolah, absensi siswa, silabus, rpp, surat meyurat persetujuan,
serta foto maupun video pada saat dilakukannya penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik analisis data, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
dengan melihat peningkatan hasil belajar menggunakan tes tertulis. Hasil
belajar dapat dilihat dari hasil yang didapat setelah proses pembelajaran
pada setiap siklus. M. Iqbal Hasan (2003:72) mengutarakan bahwa untuk
mencari nilai rata – rata, tinggi menjumlahkan setiap skor dibagi dengan
banyaknya siswa yang memiliki skor. Dari peryataan diatas maka rumus
yang digunakan untuk menghitung rata – rata kelas adalah sebagai
berikut :

50
a. Rumus untuk menghitung nilai rata – rata

b. Rumus untuk mengetahui presentase

2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa selama
proses pembelaara berlangsung pada tiap siklus melalui lembar observasi.
Hasil perolehan data di catat dalam istrument yang telah di sediakan,
kemudian data yang terkumpul dianalisis dalam bentuk prosentase (%).
3.9 Evaluasi dan Refleksi
Tahap ini dilaksanakan setelah melaksanakan dan menyajikan data,
peneliti mengevaluasi dengan cara mengamati apakah terjadi peningkatan
setelah penelitian tindakan kelas dengan cara melihat hasil yang telah
diujikan, setelah terjadi peningkatan pemahaman tentang pelajaran IPS, maka
guru merefleksikan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa seperti
berikut.
1. Apakah siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan?
2. Apakah kegiatan belajar mengajar kali ini menyenangkan?

51
Setelah melakukan refleksi seperti yang telah disebutkan maka peneliti
bisa menyimpulkan dan memberikan saran untuk metode yang telah
dilakukan.

52
3.10 Flowchart Penelitian

Gambar 2 Flowchart Penelitian

53
DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 17-
18
Eka Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Medan : Perdana Publishing,
2019), hal. 96
Hamalik Oemar, Pengertian Media Gambar, http://ian.wordpress. Compentingnya
media-prestasi-dalam-belajar, dalam 2014
R. Angkowo Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta: Grasindo,
2007)
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud.
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) hal 128-
130
Trianto, Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta :
Kencana,2009), hal. 21.
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: PT Bumi
Aksara,2012)h. 16
S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakara:Pt Bumi
Aksara,2014)h.106 -114
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktis, (Jakarta:
Rineka Cipta,2010).h.150
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pedidikan,( Jakarta: Bumi
Aksara,2007).h.53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktis, (Jakarta:
Rineka Cipta,2010).h.94
M. Iqbal Hasan, Pokok – Pokok Materi Statistik I, ( Jakarta : Bumi Aksara,2003),
h.72
Mustiqon, Hm. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakarya. Sapriya, 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Modelmodel Pembelajaran Inovatif.
Surabaya: Unesa University Pres

54
Eko Putro Widyoko. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

55

Anda mungkin juga menyukai