Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP IT (ISLAM TERPADU) BAITI JANNATI DESA
SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Oleh:
REKA PUSPITA SARI
NIM. 900.19.357

PROGRAM STUDI :

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYEKH. ABDUL HALIM HASAN AL ISHLAHIYAH
BINJAI
2023 M/ 1444 H
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA ANIMASI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMP IT (ISLAM TERPADU) BAITI JANNATI DESA
SEI SEMAYANG KECAMATAN SUNGGAL

P
R
O
P
O
S
A
L

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Indra Satia Pohan, M.Pd Wiene Surya Putra, M.Pd


NIDN. 2122058401 NIDN. 2111018201

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL ISHLAHIYAH BINJAI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................i

DAFTAR TABEL......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................6

C. Batasan Masalah.....................................................................................6

D. Tujuan Penelitian....................................................................................7

F. Manfaat Penelitian...................................................................................7

G. Sistematika Pembahasan.........................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................10

A. Landasan Teori........................................................................................10

1. Media Animasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.....................10

a. Pengertian Media Pembelajaran.......................................................10

b. Pengertian Animasi...........................................................................12

c. Pengertian Pendidikan Agama Islam................................................14

d. Media Animasi Pembelajaran PAI...................................................16

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi.....................................17

f. Jenis-jenis Animasi...........................................................................18

2. Hasil Belajar Siswa..............................................................................21

a. Pengertian Hasil Belajar...................................................................21

b. Macam-macam Hasil Belajar...........................................................23

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar............................25


i
B. Kerangka Berpikir...................................................................................30

C. Penelitian Yang Relevan.........................................................................32

D. Hipotesis Penelitian.................................................................................33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................35

A. Jenis Penelitian........................................................................................35

B. Pendekatan Penelitian.............................................................................35

C. Setting Penelitian.....................................................................................35

D. Populasi dan Sampling............................................................................36

E. Instrumen Penelitian................................................................................37

F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................39

G. Metode Analisis Data..............................................................................40

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................47

LAMPIRAN...............................................................................................................50

DAFTAR TABEL
ii
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian....................................................36

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Validitas.............................................................41

Tabel 3.3 Interprerasi Kriteria Realibilitas Instrumen...................................42

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan sangat berpengaruh terhadap

perkembangan manusia, yaitu pada keseluruhan aspek kepribadian manusia.

Semua orang tidak pernah terlepas dari proses pendidikan, karena dengan

adanya pendidikan dapat memberikan kematangan dalam diri seseorang

tentang kehidupan menuju dewasa.

Tujuan pendidikan Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam UU

Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, Mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

tanggung jawab. (Tim Visimedia, 2008: 5)

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu

dengan menyelenggarakan pendidikan yang mampu memfasilitasi peserta

didik untuk mengembangkan seluruh potensinya sesuai dengan minat dan

bakat yang dimiliki. Selain itu juga perlu inovasi dalam proses pembelajaran

agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya. (Purwanto, 2009: 45) Hasil pembelajaran

merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan


1
pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya

hasil tersebut. Oleh sebab itu merumuskan hasil merupakan langkah pertama

yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program pembelajaran.

(Istirani, Pulungan., 2018: 17)

Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar.

Penilaian hasil belajar dilakukan berdasarkan hasil pengukuran menggunakan

tes hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam pembelajaran dapat

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu sikap

terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan

belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, rasa percaya diri, dan kebiasaan

belajar. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh beberapa hal yang

diantaranya guru sebagai pembina siswa, sarana dan prasarana, kebijakan

penilaian, lingkungan sosial siswa, dan kurikulum sekolah.

Dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam, media bisa digunakan sebagai alat bantu guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa. Dan penggunaan media pembelajaran ini

juga harus bermanfaat bagi siswa khususnya dan pendidik karena keduanya

akan mendapatkan ilmu baru. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil

teknologi dalam proses pembelajaran.


Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata,

ruang, waktu, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran

berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus

mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan. Media

pembelajaran merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Sebagai

salah satu komponen sistem pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan

strategi pembelajaran karena, media pembelajaran merupakan salah satu

komponen pendukung strategi pembelajaran di samping komponen waktu dan

metode mengajar. (Gunawan, Ritonga., 2020: 27)

Seiring dengan perkembangan TIK di Indonesia, perkembangan TIK

juga berdampak pada proses Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi sebagai media dan sumber belajaran yang terjadi di Indonesia.

Proses Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media dan

sumber belajaran tidak lagi diperbaiki seperti pada model konvensional yang

hanya dapat dilakukan sesuai dengan waktu dan ruang yang sama tetapi dapat

dilakukan di ruang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda (di mana saja

dan kapan saja Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai

media dan sumber belajar dan mengajar). (Putra, 2022: 45-46)

Kehadiran media pembelajaran sebagai media antar guru sebagai

pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif. Khususnya

untuk objek secara visualisasi. Masing-masing media memiliki keistimewaan

menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan


karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam

pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan

obyek yang ada melalui perantaraan gambar/visual, potret, slide, dan

sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata. (Putra,

2017: 3)

Guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang telah

disediakan sekolah dan juga tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat

tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Selain itu guru

juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media

pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.

Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup

tentang media pembelajaran. (Arsyad, 2013: 2)

Dalam proses pembelajaran media banyak macamnya, salah satunya

adalah media animasi, yang merupakan salah satu contoh pemanfaatan

teknologi dalam menunjang proses pendidikan. Animasi dapat digunakan

untuk menarik perhatian siswa pada proses pembelajaran jika digunakan

secara tepat. Media animasi menggabungkan dua media yaitu, media visual

dan media audio, maka, dapat menumbuhkan minat belajar siswa,

meningkatkan semangat dan perhatian siswa untuk belajar sehingga hambatan

di dalam kelas dapat terminalisir serta proses pembelajaran menjadi lebih

efektif.

‫هّٰللا‬
َ ‫َو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْيـ ًۙٔا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َ ْب‬
‫صا َر‬

َ‫َوااْل َ ْفـِٕ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬


Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberikamu pendengaran, penglihatan
dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S An-Nahl [16]: 78)

Berdasarkan konsep Al-Qur'an di atas, manusia ketika dilahirkan tidak

mengerti apa-apa sebagaimana teori tabularasa seperti kertas putih belum ada

tulisannya, kemudian akan dibentuk oleh lingkungan yang mempengaruhi

perkembangan selanjutnya. Allah SWT menjadikan telinga sehingga manusia

dapat mendengarkan berita, pengetahuan, pengertian, meski sifatnya masih

abstrak. Allah SWT menjadikan mata untuk melihat, dengan melihat terjadi

proses di dalam diri anak atau peserta didik yang merupakan realisasi apa

yang didengar. Gambaran nyata pengertian pengetahuan timbul dari

penglihatan. (Jumriani, 2013: 27-18)

Berdasarkan observasi awal langsung bersama guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP IT Baiti Jannati Desa Sei Semayang

Kecamatan Sunggal, bahwa pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran

pendidikan Agama Islam dan budi pekerti pendidik tidak pernah

menggunakan media animasi pembelajaran dan pendidik hanya berpedoman

kepada media konvensional dan metode ceramah. Hal ini yang menyebabkan

kurangnya keaktifan siswa dan akan berdampak pada berkurangnya

pemahaman siswa dalam menguasai materi yang telah diberikan, sehingga

pada akhirnya berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dan mengkaji masalah ini secara mendalam, melalui

penelitian yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Media Animasi


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT Baiti Jannati.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dan dibahas di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan media animasi pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMPIT Baiti Jannati?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menggunakan pemanfaatan

media animasi pembelajaran Pendidikan agama Islam pada mata pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT Baiti Jannati?

3. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan media animasi pembelajaran

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPIT Baiti Jannati?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan masalah yang akan diteliti lebih

jelas, maka peneliti membatasi variabel penelitian yang dilakukan pada

variable pokok, yaitu:

1. variabel X(Media animasi pembelajaran PAI)


2. variabel Y ( Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam)
Untuk lebih efektif dalam waktu dengan ini maka, penelitian ini
dilakukan di sekolah SMP IT (Islam Terpadu )Baiti Jannati Desa Sei
Semayang Kecamatan Sunggal.
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pemanfaatan media animasi pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT Baiti Jannati

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan

pemanfaatan media animasi pembelajaran Pendidikan agama Islam

pada mata pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT

Baiti Jannati?

3. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media animasi pembelajaran

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPIT Baiti Jannati

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis

dan praktis:

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan

khususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam pada jenjang

Sekolah Menengah Pertama.

2. Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dan

pembacanya serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan

dengan masalah yang diteliti

Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:


1. Kepala sekolah, mampu bekerjasama dan memberikan pelatihan bagi

guru-guru agar dapat menggunakan media berbasis teknologi informasi

pada proses pembelajaran.

2. Guru, mampu menggunakan media animasi dalam proses

pembelajaran sebagai kegiatan pembelajaran yang menarik dan kreatif.

3. komite sekolah, agar mempertimbangkan dalam mengambil kebijakan

yang berkaitan dengan proses pembelajaran, peningkatan mutu

pembelajaran, serta penyedian sarana dan prasarana pembelajaran.

4. Siswa, untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa menjadi lebih

baik dan penggunaan media animasi lebih beragam.

5. Peneliti, agar menambah wawasan dan pemahaman yang diperoleh

dari penelitian ini untuk meraih gelar S1.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan Penulis menyusun skripsi secara

sistematika sebagai gambaran umum penulisan skripsi. Adapun

sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN: terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

2. BAB II LANDASAN TEORI: terdiri dari landasan teori media

animasi pembelajaran PAI, hasil belajar siswa, kerangka berfikir dan

penelitian yang relevan serta hipotesis penelitian.


3. BAB III METODE PENELITIAN: terdiri dari jenis penelitian,

pendekatan penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel,

variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan metode analisis

data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: terdiri dari

deskripsi data, temuan penelitian dan pembahasan hasil.

5. BAB V PENUTUP: terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Media Animasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media pembelajaran terdiri dari dua kata, media dan

pembelajaran. Secara bahasa, istilah media berasal dari bahasa Latin

yakni medius yang berarti perantara. Dalam bahasa Inggris, media adalah

bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar dan saluran.

Sementara dalam bahasa Arab, sinonim kata media adalah wasa'il yang

berarti sarana ataupun jalan (Batubara, 2020: 1).

Kata wasillah tersebut antara lain ditemukan di dalam ayat Al-

Quran Surah Al-Maidah : 35 berikut:

‫ٰۤيا َ يُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوا ْبتَ ُغ ۤوْ ا اِلَ ْي ِه ْال َو ِس ْيلَةَ َو َجا ِه ُدوْ ا فِ ْي َسبِ ْيلِ ٖه لَ َعلَّـ ُك ْم‬

‫تُ ْفلِحُوْ ن‬

Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan
carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung. (Q.S Al-
Maidah [5]:35)

Menurut Hamdan Husein Batubara, ayat di atas menunjukkan

bahwa aktivitas ibadah merupakan wadah ataupun saluran yang dapat

digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut Bastian

dkk, media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan

10
11

pesan dari pengirim kepada penerimanya. Sri Anitah dalam kutipan

Indramawan mengemukakan bahwa media adalah setiap orang, bahan,

alat, atau peristiwa yang membuat siswa untuk menerima pengetahuan,

keterampilan dan sikap. (Batubara, 2020: 1-2)

Dunia pendidikan diperlukan media untuk memperjelas dan

memudahkan sistem komunikasi pendidikan. R. Ibrahim dan Nana

Syaodih S mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat

mendorong proses pembelajaran. (Istirani, Pulungan., 2018: 77-78)

Arsyad mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang

dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima

informasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses

komunikasi sehingga media yang digunakan dalam proses pembelajaran

disebut media pembelajaran. (Nawir, Darmawati., 2022: 16-17)

Pada sisi lain Smaldino mengatakan bahwa media merujukkan

ke apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi

(source) ke penerima informasi (receiver). Sedangkan Jacob et.al

mengatakan bahwa media adalah orang, materi, atau peristiwa yang

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap. (Rachman, Azizah., 2022: 2)

Dalam pengajaran media sangat diperlukan untuk membantu

efektivitas dan efisiensi pengajaran, karenanya guru harus dapat memilih


12

media pengajaran yang tepat guna dan tepat sasaran. Karena pada

dasarnya penggunaan media pengajaran bertujuan untuk:

1) Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk memahami

materi.

2) Memberi pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi.

3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan

teknologi.

4) Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan. (Istirani,

Pulungan., 2018: 79)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan pendidik untuk

dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana yang dapat memberikan pengaruh akan ketertarikan saat belajar

yang menumbuhkan minat belajar yang tinggi sehingga peserta didik

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

b. Pengertian Animasi

Bagian penting lain pada media adalah animasi. Animasi berasal

dari bahasa Latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup, semangat. Selain

itu kata animasi juga berasal dari kata animation yang berasal dari kata

dasar to anime di dalam kamus Indonesia Inggris berarti menghidupkan.

Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan,

menggerakkan benda mati. Animasi bisa diartikan sebagai gambar yang

memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan


13

gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. (Munir, 2017:

178)

Menurut Agus Suheri pengertian animasi adalah kumpulan dari

gambar yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan

gerakan. Sedangkan, Ibiz Fernandez mengatakan bahwa animasi adalah

sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar

statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. (Limbong, Simarmata.,

2020: 102) Menurut Vaughan, Animasi adalah usaha untuk membuat

presentasi statis menjadi hidup. (Binanto, 2010: 219)

Animasi adalah media berupa gambar yang bergerak, disertai

suara atau video yang ditampilkan pada layar elektronik seperti televisi,

proyektor atau pada hp gadget. Menurut Furoidah, bahwa media animasi

pembelajaran merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang

diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi

dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan

pembelajaran. (Nawir, Darmawati., 2022: 18)

Menurut nurseto, media animasi pembelajaran merupakan media

yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga

menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio hingga berkesan

hidup serta menyimpan kesan-kesan pembelajaran. Media animasi

pembelajaran dapat dijadikan perangkat ajar yang siap kapanpun

digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. (Simarmata, 2020: 91)


14

Berdasarkan pengertian media animasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa animasi adalah hasil proses dari penggabungan

berbagai objek yang digerakkan melalui perubahan yang sedikit demi

sedikit dan diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan ditambahkan audio

sehingga dapat membuat objek berkesan hidup.

c. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah setiap usaha untuk membina dan

mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya, sehingga ia memiliki

ilmu, akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan untuk

mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya. Menurut UU No.20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Indrianto, 2020: 2)

Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha

sadar generasi tua. Untuk mengalirkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir

pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai ajaran

Islam.
15

Sedangkan Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan agama Islam

adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu

menghayati tujuan ajarannya yang pada akhirnya dapat mengamalkan

serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Indrianto, 2020: 3)

Menurut Zuhairi, ia mengartikan bahwa pendidikan agama Islam

sebagai asuhan-asuhan secara sistematis dalam membentuk anak didik

supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. (Habiburrahman, PR.,

2022: 14-15)

Pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya atau bersifat

komprehensif, tidak hanya membekali anak dalam pengertian agama atau

mengembangkan intelek anak saja, tetapi menyangkut keseluruhan

pribadi anak, mulai dari latihan amalan sehari-hari yang sesuai dengan

ajaran, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan, manusia

dengan manusia lain, manusia dengan alam, maupun manusia dengan

dirinya sendiri. (Daradjat, 2005: 124)

Dengan memperhatikan beberapa pengertian pendidikan agama

Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam

adalah usaha sadar dan terencana dari pendidik dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sampai

mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia sehingga dapat mengamalkan

ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dan juga mengembangkan ilmu

pengetahuan berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.


16

d. Media Animasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Saat ini dan masa depan pendidikan akan menjadi tantangan

yang akan terus berubah disesuai dengan standar perngembangan

IPTEKS. Media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di dalam kelas, media

pun harus mengikuti perkembangan teknologi dengan begitu pada era ini

media diharapkan mampu berbasis IT.

Dalam pembelajaran PAI pun tentunya diharapkan para guru

bisa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan media

pembelajaran. Salah satu media pembelajaran berbasis IT dalam

pembelajaran PAI yaitu membuat video animasi pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan ketertarikan siswa saat pembelajaran, kemudian bisa

dengan menggunakan power point yang menarik untuk menunjang proses

pembelajaran PAI. (Sofyan, et al., 2021: 68)

Media animasi pembelajaran PAI adalah kumpulan gambar yang

diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang bergerak

dan disertai suara yang menyampaikan isi materi pembelajaran

pendidikan agama Islam. Penelitian menggunakan media animasi dalam

bentuk power point yang unduh dari situs website media sharing video

online yaitu youtube.

YouTube adalah situs wadah sharing yang menyediakan

informasi dan video menarik yang terjadi di mancanegara secara lengkap.

(Febriani, Dewi., 2019: 133) Video animasi yang diakses dari media
17

youTube tersebut sesuai dengan isi materi yang akan dibawakan dalam

penelitian ini yaitu memahami hikmah puasa wajib dan sunnah.

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi

Kemp dan Dayton mengemukakan bahwa manfaat media

animasi di antaranya proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,

kualitas pengajaran menjadi meningkat, sikap positif siswa terhadap apa

yang dipelajari dapat ditingkatkan, dapat mengubah peran positif guru,

serta membangkitkan kemauan bertindak.

Utami juga menjelaskan ada kelebihan dan kekurangan dari

media animasi itu sendiri (Ibda, 2018: 277-278):

1) Kelebihan Media Animasi


a) Media animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang
kompleks secara visual dan dinamik.
b) Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah.
c) Animasi digital juga mampu digunakan untuk membantu
menyediakan pembelajaran secara maya.
d) Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih
menyenangkan.
e) Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh
teknologi animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan
konsep atau pun demonstrasi.
2) Kelemahan Media Animasi
a) Membutuhkan peralatan

Menurut Artawan media animasi memiliki beberapa kelebihan

dan kelemahan. Kelebihan dari media animasi yaitu (Khairia, et al., 2022:

379) :

1) Memudahkan guru untuk menyajikan informasi.


2) Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya.
3) Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya
tarik bagi siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara.
18

4) Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya


menggabungkan unsur audio dan visual.
5) Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengakomodasi respon pengguna.
6) Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Berikut kelemahan dari media animasi diantaranya yaitu:

1) Memerlukan kreativitas dan keterampilan cukup memadai untuk


mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai
media pembelajaran.
2) Memerlukan software khusus untuk membukanya.
3) Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan
memahami siswanya, bukan memanjakannya dengan berbagai
animasi pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya usaha belajar
dari mereka atau penyajian informasi yang terlalu banyak satu frame
cenderung akan sulit di cerna siswa.

f. Jenis-jenis Animasi

1) Animasi Sel (Cell Animation)

Kata cell berasal dari kata celluloid, yang merupakan bahan

dasar atau material yang digunakan untuk membuat film gambar

bergerak. Sekarang, material film dibuat dari asetat (acetate), bukan

celluloid. Potongan animasi dibuat pada sebuah potongan asetat atau

sel. Sel animasi biasanya merupakan lembaran-lembaran yang

membentuk sebuah frame animasi tunggal. Masing-masing cell

merupakan bagian yang terpisah sebagai objek animasi. Contoh

animasi jenis ini adalah film kartun seperti Tom and Jerry dan

Mickey Mouse. (Munir, 2021: 181)

2) Animasi Sprite (Sprite Animation)


19

Animasi sprite yaitu objek yang diletakkan dan dianimasikan

pada bagian puncak grafik dengan latar belakang diam. Dalam

animasi sprite, sebuah gambar tunggal atau berurutan dapat

ditempelkan dalam sprite. Sprite dapat dianimasikan dalam satu

tempat, seperti halnya planet berputar atau burung bergerak. Contoh

animasi ini adalah animasi rotasi planet, burung terbang dan bola

yang memantul. Penggunaan animasi jenis ini sering digunakan

dalam adobe director. (Munir, 2021: 183)

3) Animasi Spline

Splain adalah representasi matematis dari kurva. Bila objek

bergerak, biasanya tidak mengikuti garis lurus, tetapi mengikuti garis

lintasan yang berbentuk kurva, kurva ini didapatkan dari representasi

perhitungan matematis. Hasil gerakan animasi ini lebih halus

dibandingkan dengan animasi lintasan. Untuk mendefinisikan animasi

spline, posisikan pada sebuah titik pijak. Titik pijak mendefinisikan

awal dan akhir titik dari bagian kurva yang berbeda. Masing-masing

titik pijak dapat dikendalikan sehingga memungkinkan untuk

mengubah bentuk kurva antara dua titik pijak. Contoh animasi jenis

ini adalah animasi kupu-kupu yang terbang dengan kecepatan yang

tidak tetap dan lintasan yang berubah-ubah. (Munir, 2021: 184)

4) Animasi Karakter (Character Animation)

Animasi karakter seperti dalam film kartun berbasis tiga

dimensi, oleh karena itu ada juga yang menyebutnya sebagai animasi
20

3D. Pada animasi ini setiap karakter memiliki ciri dan gerakan yang

berbeda tetapi bergerak secara bersamaan. Proses pembuatan objek

dilakukan di komputer menggunakan perangkat lunak 3D modelling

dan Animation. Setelah itu dilakukan editing video, penambahan efek

special dan sulih suara menggunakan perangkat lunak terpisah.

Bahkan ada beberapa animasi dengan teknik ini menggunakan alam

nyata sebagai latar cerita animasi tersebut. (Munir, 2021: 185)

5) Animasi Clay

Animasi ini sering disebut juga animasi doll (boneka).

Animasi ini dibuat menggunakan boneka-boneka tanah liat atau

material lain yang digerakkan perlahan-lahan, kemudian setiap

gerakan boneka-boneka tersebut difoto secara beruntun. Setelah

pemotretan selesai, rangkaian foto dijalankan dalam kecepatan

tertentu sehingga dihasilkan gerakan animasi yang unik. Contoh

penerapan animasi ini adalah pada film chicken run dari dream work

pictures.

6) Animasi Digital

Animasi digital adalah penggabungan teknik animasi cell

(hand drawn) yang dibantu dengan komputer. Gambar yang sudah

dibuat dengan tangan kemudian dipindai, diwarnai, diberi animasi,

dan diberi efek di komputer, sehingga animasi yang didapatkan lebih

hidup tetapi tetap tidak meninggalkan identitasnya sebagai animasi 2


21

dimensi. Contoh animasi jenis ini adalah film lion king. (Munir,

2021: 186)

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu "hasil" dan "belajar". Hasil (product) merupakan

suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya secara fungsional. Hasil produksi merupakan

perolehan yang diperoleh karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw

materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku

untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil

pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil,

hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh

proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami

belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.

Menurut Winkel di dalam bukunya Purwanto hasil belajar juga

dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Purwanto, 2009: 44-45)

Hamalik juga berpendapat yang sama bahwa hasil belajar menunjukkan

pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan adanya

indikator dan derajat perubahan tingkah laku. Sudjana menyebutkan

bahwa hasil belajar itu merupakan perubahan tingkah laku yang


22

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. (Nuridayanti, 2022:

28-29)

Dari pengertian kata hasil dan belajar di atas, maka didapat

beberapa pengertian hasil belajar, diantaranya Hasil belajar yaitu

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

(Susanto, 2013: 5) Perubahan perilaku hasil belajar itu merupakan

perubahan yang relevan dengan tujuan pengajaran.

Gronlund dalam buku khodijah menjelaskan bahwa hasil belajar

adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah

ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Sedangkan, Sudijarto dalam

buku yang sama menyebutkan bahwa hasil belajar adalah tingkat

pernyataan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program

pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. Hal ini

sejalan dengan pernyataan Rustam yang menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. (Nuridayanti, 2022: 28)

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya baik dalam aspek kognitif,

efektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan

evaluasi yang bertujuan untuk membuktian sejauh mana tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.


23

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom dalam Anas Sudijono hasil belajar

secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga ranah, yaitu; ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotoris. (Sudijono, 2013: 49)

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang membahas hasil pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini

terdiri dari 6 (enam) tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang

paling paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi

(evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut (Istirani, Pulungan., 2018:

20-21) :

a) Tingkat pengetahuan (Knowledge), pengetahuan di sini diartikan


kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengulang kembali
pengetahuan yang pernah diterimanya. Dengan kemampuan
mengingat yang kuat berarti seorang anak memiliki pengetahuan yang
baik melalui daya ingatnya.
b) Tingkat pemahaman (Komprehension), pemahaman di sini diartikan
kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri
tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c) Tingkat penerapan (Application), aspek ini mengacu pada
kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan yang sudah
dimiliki pada situasi baru, yang menyangkut penggunaan aturan,
prinsip dan sebagainya, dalam memecahkan persoalan tertentu.
d) Tingkat analisis (Analysis), penerapan di sini diartikan kemampuan
seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan
berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Analisis
sangat diperlukan sehubungan dengan beragamnya masalah yang
dihadapi dalam menjalankan hidup.
e) Tingkat sintetis (Synthesis), sintesis di sini diartikan kemampuan
seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan
24

unsur pengetahuan yang ada sehingga berbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.
f) Tingkat evaluasi (Evaluation), evaluasi di sini diartikan kemampuan
seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat
berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang lebih dimilikinya.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, penilaian hasil

belajar afektif ini sering sekali kurang mendapat perhatian dari guru,

kebanyakan para guru lebih menilai hanya dari segi kognitif saja. Tipe

hasil belajar afektif ini tampak pada siswa dalam berbagai bentuk tingkah

laku yang dapat ditunjukkan, seperti perhatiaan siswa terhadap

kedisiplinan, motivasi siswa dalam belajar, kemampuan siswa dalam

menghargai guru dan teman sekelasnya, serta kebiasaan siswa dalam

belajar juga hubungan sosial siwa di luar sekolah.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar,

dimulai dari tingkat yang paling dasar atau sederhana sampai ke tingkat

yang yang kompleks, yaitu (Sudjana, 2016: 30) :

a) Attending, semacam kepekaan yang dalam menerima rangsangan dari


luar yang datang kepada siswa, seperti masalah, situasi dan lainnya.
b) Responding, reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi
yang datang dari luar, hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
dan kepuasan dalam menjawab stimulus dari lupelajaranmatang
kepadanya.
c) Valuing, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus tadi.
d) Organisasi, pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Ranah Psikomotoris
25

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan bertindak. Dalam hasil belajar psikomotoris tampak

dalam bentuk keterampilan dan kemampuan dalam bertindak. Ada enam

tingkat keterampilan, yakni (Sudjana, 2016: 30) :

a) Gerakan refleks atau keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.


b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan.
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari ketiga ranah di atas, yang paling sering dinilai oleh guru

disekolah berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami dan

menguasai materi pembelajaran adalah ranah kognitif. Namun, hasil

belajar yang telah dikemukakan di atas sebenarnya selalu berhubungan

satu sama lain.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, karena manusia

dalam mencapai hasil belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja,

tapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak yaitu berpikir. Yang

mempengaruhi hasil belajar menyangkut faktor internal maupun

eksternal. Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang

meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan faktor eksternal

(faktor dari luar manusia) meliputi faktor non sosial dan faktor sosial.
26

1. Faktor internal

a) Intelegensi (kecakapan)

Intelegensi atau kecakapan seseorang merupakan faktor

pembawaan, walaupun bisa juga diupayakan dengan latihan-latihan

tertentu. Ada dua hal yang berkaitan dengan kecakapan kognitif ini yaitu

(1) menghafal prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi, (2)

mengaplikasikan prinsip-prinsip materi. Dengan kecakapan ini siswa

dapat memecahkan masalah belajar, dan permasalahan-permasalahan

yang terjadi dalam kehidupan.

b) Minat dan motivasi

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan, motivasi

merupakan dorongan untuk berbuat sesuatu. Siswa yang memiliki

motivasi kuat dalam belajar tentu akan semangat belajar. Dan hal ini akan

berpengaruh juga terhadap hasil yang akan dicapai.

c) Cara belajar

Yang dimaksud cara belajar adalah bagaimana seseorang

melaksanakan belajar. Hal ini mencakup; (1) konsentrasi dalam belajar,

(2) usaha mempelajari kembali materi yang telah dipelajari, (3) membaca

dengan teliti dan berusaha menguasai materi dengan baik, (4) selalu

mencoba menyelesaikan dan berlatih mengerjakan soal. (Wahyuningsih,

2020: 69-70)

d) Bakat
27

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya

setiap orang memiliki bakat atau potensi untuk mencapai hasil belajar

sesuai dengan kemampuannya masing-masing, karena itu, bakat juga

diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa tergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Individu

yang memiliki bakat tertentu akan mudah menyerap segala informasi

yang berhubungan dengan bakat yang dimiliki.

e) Kemampuan Kognitif

Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut

kepada anak didik untuk dikuasai. Karena kemampuan pada tingkatan ini

menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. (Alfitry, 2020: 85-86)

2. Faktor eksternal

Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa faktor

eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar. Faktor eksternal

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar di

bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi

pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan

perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan

kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud

emansipasi diri siswa di sekolah. (Istirani, Pulungan., 2018: 29)


28

b) Prasarana dan sasaran pembelajaran

Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang oleh

sarana yang lengkap. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah,

ruang sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang

kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan

berbagai media pengajaran yang lain. Prasarana dan sarana proses belajar

adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan uang

pemerintah dan masyarakat maksud pembelian tersebut adalah untuk

mempermudah siswa belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam

menggunakannya. (Istirani, Pulungan., 2018: 30)

c) Kebijakan penilaian

Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau

unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut,

proses belajar berhenti untuk sementara, dan terjadilah penilaian. Dengan

penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai suatu dipandang,

berharga, bermutu dan bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga,

bermutu, atau bernilai data dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar,

maka penentuan keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Fungsi

penilaian digunakan untuk: (1) memperbaiki kegiatan proses belajar

mengajar, (2) menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, (3) alat untuk

menyeleksi ranking siswa, (4) alat untuk penempatan jurusan, dan (5) alat

untuk memberikan motivasi pada siswa. (Istirani, Pulungan., 2018:30)


29

d) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Setiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah.

Pengaruh lingkungan sosial tersebut berupa hal-hal berikut: pengaruh

kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan

berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar,

lingkungan sosial mewujudkan dalam suasana akrab, gembira, rukun, dan

damai; sebaliknya, mewujudkan dalam suasana perselisihan bersaing,

salah menyalakan, dan cerai-berai. Suasana kejiwaan tersebut

berpengaruh pada semangat dan proses belajar. Suasana kejiwaan dalam

lingkungan sosial siswa dapat menghambat proses belajar, dan

lingkungan sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh

pada semangat belajar kelas. (Istirani, Pulungan., 2018: 30)

e) Kurikulum sekolah

Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-

masalah itu adalah tujuan yang akan dicapai mungkin berubah. Bila

tujuan berubah, berarti pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar dan

evaluasi akan berubah. Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar mengajar

perlu diubah, isi pendidikan berubah, akibatnya buku-buku pelajaran,

buku bacaan, dan sumber yang lain akan berubah. Hal ini akan

menimbulkan perubahan anggaran pendidikan disemua tingkat, serta

kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya guru harus mempelajari

strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bila

pendekatan belajar berubah dan evaluasi berubah, akibatnya guru akan


30

mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. (Istirani,

Pulungan., 2018: 31)

B. Kerangka Berpikir

Kerangka teoretis adalah hal-hal yang menjadi pokok

permasalahaan dalam penelitian ini. Pada kerangka berpikir ini, peneliti

menyajikan konsep-konsep dasar yang sesuai dengan permasalahan yang

ditemukan peneliti dan untuk menghindari ketidakjelasan di dalam

memahami konsep-konsep penelitian ini, maka peneliti menjelaskan hal-

hal yang berhubungan dengan judul pengaruh pemanfaatan media animasi

pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas VIII di SMP IT Baiti Jannati

Tahun Pelajaran 2022-2023.

Media animasi adalah hasil proses dari penggabungan berbagai

objek yang digerakkan melalui perubahan yang sedikit demi sedikit dan

diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan ditambahkan audio sehingga

dapat membuat objek berkesan hidup yang biasanya ditampilkan

menggunakan projektor untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

aktif.

Melalui media video animasi pembelajaran siswa mampu

memahami materi pembelajaran dengan mudah, siswa dapat melakukan

replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat lebih fokus. Salah satu

media yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran pendidikan agama


31

Islam dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yaitu media video

animasi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Penggunaan media video animasi dapat membantu guru dalam

Media Animasi
memberikan Hasil Belajar
gambaran yang lebih nyata terhadap materi pembelajaran.
(X) (Y)
Dengan video animasi ini, peneliti berharap dapat membantu untuk

menarik perhatian siswa saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya baik dalam aspek kognitif,

efektif, maupun psikomotorik. Animasi Hasil belajar dapat dilihat melalui

kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk membuktian sejauh mana tingkat

kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya titik

sehingga dapat dikatakan pencapaian kemampuan peserta didik dalam

proses pembelajaran berhasil. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh berbagai

faktor yaitu: faktor internal (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)

yang meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan faktor

eksternal (faktor dari luar manusia) meliputi faktor non sosial dan faktor

sosial.

Gambar Paradigma Penelitian


32

C. Penelitian Relevan

Judul Persamaan Perbedaan


Pengaruh Pemanfataan 1. Meneliti tentang pengaruh 1. Lokasi penelitian
Media Animasi pemanfaatan media 2. Waktu penelitian
Pembelajaran Terhadap animasi terhadap hasil 3. Hasil belajar siswa
Hasil Belajar Siswa Pada belajar siswa ( Pada materi
Materi Thaharah di SMP 2. Jenis penelitian kuantitatif thaharah )
Muhammadiyah 57 3. Subjek penelitian siswa 4. Desain penelitian
Medan.(Anggraini, 2018) SMP 5. Teknik pengumpulan
4. Teknik analisis data adalah data
analisis kuantitatif dengan
uji hipotesis

Pengaruh Penggunaan 1. Variabel X media animasi 1. Variabel Y motivasi


Media Animasi Terhadap 2. Teknik pengumpulan data dan minat belajar
Motivasi Terhadap Minat adalah observasi dan 2. Lokasi penelitian
Belajar Murid Kelas V di angket 3. Waktu penelitian
SD Anak Bangsa Kota 4. Subjek penelitian siswa
Makasar.(Mahatir,2021) SD
5. Jenis penelitian
eksperimen
6. Desain penelitian
7. Teknik analisis data

Pengaruh Penggunaan 1. Meneliti tentang pengaruh 1. Lokasi penelitian


Media Video Animasi media animasi terhadap 2. Waktu penelitian
Terhadap Hasil Belajar hasil belajar siswa kelas 3. Desain penelitian
Siswa Kelas VIII Pada VIII pada mata pelajaran 4. Teknik Pengumpulan
Mata Pelajaran Pendidikan PAI data yaitu pretest dan
Agama Islam dan Budi 2. Jenis penelitian kuantitatif posttest
Pekerti di SMPN 2 Ciruas.
(Huda,2022) 3. Teknik analisis data adalah
analisis kuantitatif dengan
uji hipotesis
33

Pengaruh Media Animasi 1. Meneliti tentang pengaruh 1. Hasil belajar siswa


Terhadap Hasil Belajar pemanfaatan media (Mata pelajaran
Siswa Materi Sistem animasi terhadap hasil IPA)
Kekebalan Tubuh Manusia belajar siswa 2. Subjek penelitian siswa
Kelas X MA NW Payung 2. Jenis penelitian ini adalah kelas X
Tahun Pelajaran kuantitatif 3. Lokasi penelitian
2016/2017 (Devi, 2017) 3. Teknik pengumpulan data 4. Waktu penelitian
adalah observasi dan 5. Desain penelitian
angket 6. Teknik pengambilan
4. Teknik analisis data adalah sampel
analisis kuantitatif dengan
uji hipotesis

Pengaruh Media Animasi 1. Meneliti tentang pengaruh 1. Hasil belajar siswa


Terhadap Hasil Belajar pemanfaatan media kelas V(Mata
IPA Pada Siswa Kelas V animasi terhadap hasil pelajaran IPA)
SDN 01 Tanjung Sakti belajar siswa 2. Lokasi penelitian
Pumu Kabupaten Lahat 2. Jenis penelitian ini adalah 3. Waktu penelitian
(Handayani, 2019) kuantitatif 4. Desain penelitian
3. Teknik pengambilan
sampel dengan sampling
jenuh
4. Teknik pengumpulan data
adalah observasi dan
angket
5. Teknik analisis data adalah
analisis kuantitatif dengan
uji hipotesis

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif,

hipotesis sangat diperlukan, kecuali yang menggunakan variabel tunggal.

Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara, sehingga masih

memerlukan pembuktian. Karena ia merupakan dugaan, maka hipotesis harus

dinyatakan dalam bentuk "pernyataan" dan sinkron dengan rumusan masalah.


34

Pembuktian yang ingin dicapai hipotesis adalah sebagai upaya untuk

menjawab masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Definisi lain

menunjukkan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan

atau perkiraan tentang adanya kaitan antara dua variabel atau lebih.

(Wibowo, 2021: 72)

Berdasarkan pendapat di atas maka hipotesis pada penelitian ini

sebagai berikut:

Ha: Terdapat pengaruh langsung yang signifikan dari pemanfaatan media

animasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT Baiti

Jannati.

Ho: Tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan dari pemanfaatan

media animasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPIT

Baiti Jannati.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

didasarkan pada filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena

objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas dari

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka pengelolaan

statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian kuantitatif ada yang

bersifat eksperimental dan non eksperimental. Penelitian kuantitatif

menghasilkan statistik melalui skala-besar penelitian survei. (Piliang, et al.,

2022: 35)

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kolerasional.

Penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel-

variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variable lain dinyatakan

dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara

statistik.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPIT BAITI JANNATI yang beralamat

di jalan Kirab Remaja Desa Sei Semayang Kecamata Sunggal Kabupaten Deli

Serdang. Penelitian ini dilakukan mulai Februari s/d Juni 2023.

35
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Penelitian
Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus
No Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1
Proposal

2 Seminar

Pengumpulan
3
Data

Pengolahan
4
Data

Penyusunan
5
Skripsi

Sidang
6
Munaqasha

D. Populasi Dan Sampling

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian. (Piliang, et al., 2022: 132) Dengan demikian populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP IT Baiti Jannati tahun

pelajaran 2022-2023 yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah siswa 55

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

36
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul mewakili. (Piliang, et al., 2022: 135)

Dalam penelitian ini digunakan teknik non probability sampling

yaitu sampling jenuh/sensus. Sampling jenuh adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang,

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. (Piliang, et al., 2022: 140) Maka sample pada penelitian ini

adalah semua siswa SMPIT Baiti Jannati Desa Sei Semayang Kecamatan

Sunggal yang berjumlah 55 orang.

E. Instrumen Penelitian

1. Variabel X (Pengaruh Pemanfaatan Media Animasi Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam)

a. Definisi Konseptual

Media animasi pembelajaran pendidikan agama Islam adalah

kumpulan objek yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan

objek bergerak seperti nyata dan dilengkapi suara sehingga menjadi

sebuah vidio atau film yang menyampaikan isi materi pembelajaran

pendidikan agama Islam. Media animasi biasanya digunakan pendidik

untuk mempermudah penyampaian materi kepada siswa, menarik

perhatian siswa, dan memperkuat motivasi siswa.

37
b. Definisi Operasional

Media animasi pembelajaran pendidikan agama Islam

merupakan media pembelajaran yang menggunakan unsur gambar

yang bergerak diiringi dengan suara yang melengkapi seperti sebuah

vidio atau film berbasis Islami membuat presentasi mati menjadi

presentasi hidup. Media animasi merupakan perubahan visual

sepanjang waktu dan elemen yang berpengaruh besar pada proyek

multimedia.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam)

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar pendidikan agama Islam adalah tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar

pemahaman pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Hasil

belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu

mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf

atau angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap

setelah siswa mengalami proses belajar.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar pendidikan agama Islam yang dimaksud adalah

total skor dan perubahan yang dicapai siswa setelah menjawab tes

pendidikan agama Islam yang berbentuk essay atau tes hasil belajar

38
yang termasuk dalam ranah kognigtif yang dibatasi dalam asfek

pengetahuan, asfek pemahaman dan asfek pengaplikasian yakni skor

yang diperoleh siswa dari pekerjaan tes yang telah dirancang sesuai

dengan materi yang telah dipelajari siswa tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan proses pengambilan

data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi

dilapangan. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang

berhubungan dengan kondisi belajar-mengajar, tingkah laku, dan

interaksi kelompok. Dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung

ke lokasi penelitian terhadap disiplin belajar yang diterapkan kepada

siswa di sekolah SMP IT (Islam Terpadu)Baiti Jannati.

2. Angket

Angket, yaitu teknik pengumpulan data dimana

data/informasi dikumpulkan dalam bentuk kumpulan pertanyaan

secara tertulis yang dilengkapi dengan alternatif jawaban yang

diajukan kepada objek penelitian tentang Media Animasi PAI

(Variabel X) dan Hasil Belajar (Variabel Y). Angket yang disusun

menggunakan empat alternatif jawaban dalam bentuk skala likets

dengan pilihan : a, b, c, dan d. Adapun keterangan butir jawaban:

Sangat setuju (SS) =4

Setuju (S) =3

39
Tidak setuju (TS) =2

Sangat tidak setuju (STS) =1

G. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur Apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan

dengan cara mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu

butir soal post test dengan skor total yang didapat. Adapun rumusnya

sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = Besarnya koefisien korelasi

N = Jumlah skor yang dipasangkan

ΣX = Jumlah skor-skor nilai X

ΣY = Jumlah skor-skor nilai Y

ΣX2 = Jumlah skor-skor nilai X setelah dikuadratkan

ΣY2 = Jumlah skor-skor nilai Y setelah dikuadratkan

ΣXY = Jumlah dari hasil kali X dan Y yang dipasangkan

Dk = n-2 Sig 5% (0,05)

Kriteria = Jika r-tabel < r-hitung = valid

40
Tabel 3.2
Interpretasi Nilai Validitas

Angka Korelasi Interpretasi

0,80 - 0,1000 Korelasi sangat tinggi

0,60 - 0,799 Korelasi tinggi

0,40 - 0,599 Korelasi sedang

0,20 - 0,399 Korelasi rendah

0,00 - 0,199 Korelasi sangat rendah

2. Uji Reliabilitas Instrument

Setelah uji validitas, selanjutnya adalah uji reliabilitas. Reliabilitas

adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas tes digunakan

rumus alpha Cronbach sebagai berikut:

Dimana :

r 11 = Reabilitas instrumen

n = Banyak butir soal

S i2 = Jumlah varian skor tiap butir

S t2 = Varian skor total

41
Tabel 3.3
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,81-1,00 Sangat Baik
0,61-0,80 Tinggi
0,41-0,60 Sedang
0,21-0,40 Rendah
<0.20 Sangat Rendah (tidak reliabel)

3. Uji Kecenderungan Data

Uji kecenderungan merupakan teknik pengolahan yang bertujuan

mendeskripsikan data dengan untuk mengetahui gambaran dari setiap

variabel penelitian.

Kategori :

>Mi + 1,5 SDi = Kategori cenderung tinggi

Mi s/d Mi + 1,5 SDi = Kategori cenderung cukup

Mi – 1,5 SDi + Mi = Kategori cenderung kurang

>Mi - 1,5 SDi = Kategori cenderung rendah

4. Ukuran Pemusatan Data

a) Mean

42
Mean disebut juga rataan yaitu jumlah seluruh nilai data dibagi

dengan banyaknya data.

Keterangan :

M = Mean

N = Jumlah Responden

= Jumlah produk Skor

b) Median

Median Adalah data paling tengah setelah data tersebut diurutkan

jika banyaknya data ganjil, rata-rata dua data yang paling tengah setelah

data tersebut diurutkan. Dengan rumus :

Keterangan :

Me = Median

= Tepi bawah kelas

P = Panjang kelas

N = Banyak data

Fe = Frekuensi komulatif sebelum kelas median

Fe = Frekuensi kelas median

43
c) Modus

Modus Adalah nilai data yang paling sering muncul dalam

sekumpulan data, modus dalam sekumpulan data tidak harus unik

(tunggal). Dengan rumus :

Keterangan :

Mo = Modus

= Tepi bawah kelas

P = Panjang kelas

= Selisih antara frekuensi dengan kelas sebelumnya

= Selisih antara frekuensi modus dengan kelas sesudahnya

d) Standar Deviasi

Keterangan :
SD = Standar deviasi

= Jumlah kuadrat skor total berdistribusi X

N = Jumlah responden

= Jumlah skor total distributor X

5. Uji Persyaratan Analisis

a. Normalitas
44
Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau
tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan
rumus liliefors (Zx) dengan taraf nyata = 0,5 adalah :

Dengan membandingkan Lo dengan Lt

Hipotesis Ho : Lo < Lt populasi berdistribusi normal

Ha : Lo ≥ Lt populasi tidak berdistribusi normal

Ho (Hipotesis nol) diterima atau populasi berdistribusi

normal Jika Lo < Lt.

b. Linearitas

Uji Linearitas regresi dilakukan untuk mengukur derajat keeratan

hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan, serta meramalkan

besarnya variable terikat jika nilai variabel bebas diketahui.

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a) )

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi bla (JK reg bla)

3. Menghitung jumlah kuadrat residu (Jk res)

4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)

45
c. Homogenitas

Pengujian homogenitas menggunakan varian terbesar disbanding

varian kecil. Sebelum melakukan pengujian, pencarian nilai varian untuk

tiap variabel. Beberapa metode dilakukan untuk menguji homogenitas

diantara uji bartlet, yaitu :

6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis secara keseluruhan dilakukan dengan uji t dengan

rumus :

Jika Fhitung ≥ Ftabel , maka tolak Ho artinya signifikan.

Jika Fhitung < Ftabel , maka terima Ho tidak signifikan.

Carilah nilai Ftabel menggunakan table F dengan rumus :

Ftabel = F= {(1-α)(dk=k), (dk=N-k-1)} atau

F= {(1-α)(V1=k), (V2=N-k-1)}

Keterangan :

N = Jumlah Subjek

K = Jumlah variabel ekogenus

46
DAFTAR PUSTAKA

Alfitry, Shilfia, 2020. Model Discovery Learning Dan Pemberian Motivasi Dalam
Pembelajaran. Bogor: Guepedia.

Anggraini, Nova, 2018. Pengaruh Pemanfaatan Media Animasi Pembelajaran


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Thaharah Di SMP
Muhammadiyah 57 Medan. Skripsi. Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara: Medan.

Anissa Nur Azizah, Fauzi Rachman, 2022. Buku Ajar Media Pembelajaran.
Tulung: Lakeisha.

Arsyad, Azhar, 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asnil Aidah Ritonga, Gunawan, 2020. Media Pembelajaran Berbasis Industri 4.0.
Jakarta: Rajawali.

Batubara, Hamdan Husein, 2020. Media Pembelajaran Efektif. Semarang: Fatwa


Publishing.

Binanto, Iwan, 2010. Multimedia Digital Dasar Teori Dan Pengembangannya,


Ed. I. Yogyakarta: Andi Offset.

Dapertemen Agama RI, 2006. Al Qur'an dan Terjemahannya. Lombok: NTP


Press.

Daradjat, Zakiyyah, 2005. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Darmawati, Muhammad Nawir, 2022. Model Pembelajaran Discovery Learning


Di Sekolah Dasar. Solok: Mitra Cendekia Media.

Devi, Ati Riana, 2017. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa
Materi Sistem Kekebalan Tubuh Manusia Kelas X MA NW PUYUNG
Tahun Pelajaran 2016/2017. Mataram: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, IAIN Mataram.

Hamidulloh Ibda, Farid Ahmadi, 2018. Media Literasi Sekolah Teori Dan Praktik.
Semarang: Pilar Nusantara.

Handayani, Sri, 2019. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA
Pada Siswa Kelas V SDN 01 Tanjung Sakti Pumu Kabupaten Lahat.

47
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu.

Huda, Silfia Nurul, 2022. Pengaruh Penggunaan Media Video Animasi Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Dan Budi Pekerti Di SMPN 2 Ciruas. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Indrianto, Nino, 2020. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Deepublish.

Intan Pulungan, Istirani, 2018. Ensiklopedia Pendidikan. Medan: Larispa.

Janner Simarmata, Tonni Limbong, 2020. Media Dan Multimedia Pembelajaran:


Teori Dan Praktik. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Jumriani, 2013. Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pengajaran


Bidang Studi Alquran Hadits Di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi. Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makasar.

Khairiah, Dina, et al., 2022. Prosiding Seminar Nasional Prodi PGMI Dan
PIAUD IAIN Padangsidempuan. Yogyakarta: Samudra Biru.

Mahatir, Achmad, 2021. Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Minat


Belajar Murid Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V Di
SD Anak Bangsa Kota Makasar. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar.

Munir, 2021. Pembelajaran Digital. Bandung: Alfabeta.

Nuridayanti, 2022. Mengembangkan Motivasi Dan Hasil Belajar Dengan


Pendekan Problem Posing. Pekalongan: NEM.

Piliang, Fenny Mustika, et al., 2022. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.


Pasuruan: Qiara Media.

Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putra, Wiene Surya et al., 2022. Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Belajar
Pendidikan Dasar di Era Kenormalan Baru. Medan: UMSUPRESS.

Putra, Wiene Surya, 2017. Pengembangan Video Animasi 2D Untuk


Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar Negeri No. 024183 Binjai. Tesis.
48
Program Studi Pendidikan Dasar, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Simarmata, Janner, 2020. Elemen-Elemen Multimedia Untuk Pembelajaran.


Medan: Yayasan Kita Menulis.

Sofyan, et al., 2021. Evaluasi Dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama


Islam. Bandung: Media Sains Indonesia.

Sudjana, Nana, 2016. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Rosdakarya.

Sudjono, Anas, 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sugiono, 2019. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R & D. Bandung: Alfabet

Suruso PR, Sayid Habiburrahman, 2022. Materi Pendidikan Agama Islam 1. Palu:
Feniks Muda Sejahtera.

Susanto, Ahmad, 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana.

Tim Redaksi Visimedia, 2008. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia.

Wahyuningsih, Endang Sri, 2020. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya


Peningkatan Dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

Wayan Weda Asmara Dewi, Nufian S febriani, 2019. Perilaku Konsumen Di Era
Digital (Beserta Studi Kasus). Malang: UB Press.

Wibowo, Agung Edy, 2021. Metode Penelitian Pegangan Untuk Menulis Karya
Ilmiah. Cirebon: Insania.

49
50

LAMPIRAN

ANGKET TENTANG MEDIA ANIMASI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama :
Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Tulislah identitas diri yang sudah disediakan


2. Bacalah pernyataan dengan cermat dan teliti dan jawab secara jujur
3. Pilih tanda () jika jawaban sesuai pernyataan

Keterangan :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju

NO PERNYATAAN SR S KD TP
Menurut saya penggunaan media
pembelajaran itu sangat penting
1.
untuk tercapainya materi pelajaran
yang diajarkan
Guru menguasai media
pembelajaran yang telah disiapkan
2
oleh pihak sekolah seperti
computer, infocus dan lainnya
Guru senantiasa memvariasikan
3 media pembelajaran yang
digunakan
Guru menggunakan media animasi
pembelajaran pendidikan agama
4
Islam dalam menyampaikan materi
yang diajarkannya
Media pembelajaran yang
5 digunakan guru selalu berkenaan
dengan materi yang diajarkan
6 Media pembelajaran yang
51

digunakan oleh guru sudah baik


Pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan media animasi
7 pembelajaran pendidikan agama
Islam dapat menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan
Pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan media animasi
8
pembelajaran membuat saya
semangat dalam belajar
Pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan menggunakan media
9
animasi membuat kelas tidak
kondusif
Pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan media animasi
10
pembelajaran pendidikan agama
Islam membuat saya merasa jenuh
Saya merasa kesulitan belajar
dengan media animasi
11
pembelajaran pendidikan agama
Islam
Saya memahami materi pelajaran
dengan baik setelah guru
12
menggunakan media animasi dalam
pembelajaran
Guru mampu mengajak siswa
untuk berperan aktif dalam
13 pembelajaran dengan bersama-
sama melihat media animasi yang
ditampilkan
Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan menggunakan media
animasi pembelajaran pendidikan
14
agama Islam mendorong saya
untuk aktif bertanya hal-hal yang
masih kurang paham kepada guru
15 Adanya suara dan gambar, media
animasi pembelajaran membuat
saya dapat mengingat materi yang
52

dipelajari
Mengikuti pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan
16 menggunakan media animasi
merupakan pengalaman baru untuk
saya
Pembelajaran pendidikan agama
Islam dengan menggunakan media
17
animasi adalah pembelajaran yang
saya inginkan
Saya menyukai pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan
18
menggunakan media animasi
pembelajaran
Media animasi pembelajaran PAI
19 dapat dipelajari oleh saya secara
mandiri maupun kelompok
Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru mampu
20
mempengaruhi nilai saya menjadi
lebih baik
53

LAMPIRAN

ANGKET TENTANG HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama :
Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Tulislah identitas diri yang sudah disediakan


2. Bacalah pernyataan dengan cermat dan teliti dan jawab secara jujur
3. Pilih tanda () jika jawaban sesuai pernyataan

Keterangan :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju

NO PERNYATAAN SR S KD TP
Saya melakukan / mengikuti peraturan
1. disekolah.
Saya dibimbing guru dalam mata
2
pelajaran Agama Islam
Saya melakukan perbuatan baik
3
yang diberikan disekolah
Saya berusaha memiliki rasa
4 tanggung jawab yang tinggi
disekolah
Saya sering mengikuti contoh yang
5
baik dari guru
6 Saya berkata jujur kepada guru

7 Saya berkata baik disekolah


Saya memiliki perasaan saling
8
menghargai sesama teman
Saya suka membantu teman disaat
9
kesusahan
54

Saya mampu mengerjakan tugas


10
yang diberikan oleh guru disekolah
Saya mampu menyelesaikan tugas
11
yang diberikan oleh guru dirumah
Saya sering mencatat pelajaran
12
yang dijelaskan oleh guru
Saya aktif dalam kegiatan belajar
13
mengajar dikelas
Saya sering mengalami hambatan
14 ketika proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung
Saya sering membuat kesimpulan
15
pelajaran yang diberikan oleh guru
Saya memperoleh nilai harian
16
diatas rata-rata
Saya memperoleh nilai baik pada
17
ujian mid semester
Saya merasa senang dengan hasil
18 belajar pendidikan agama Islam
disekolah
Saya berusaha memacu diri saya
19 untuk dapat meningkatkan hasil
belajar pendidikan agama islam
Saya sering mendapatkan nilai yang
20 tinggi dalam pelajaran pendidikan
agama islam

Anda mungkin juga menyukai