Anda di halaman 1dari 17

KOORDINASI

PELAKSNAAN PKH
Oleh: Bappeda Prov.Sumut
PENURUNAN DAN DAMPAK KEMISKINAN
PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN 2009-2014
• Sejak tahun 2011, penurunan kemiskinan melambat. Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 adalah
sebesar 11,25 persen atau turun 0,11% dibandingkan Maret 2013. Hal ini menunjukkan kondisi kemiskinan
yang kronis, sementara kondisi makroekonomi belum optimal.
• Disparitas antar propinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan propinsi Bagian Timur relatif lebih tinggi
dibandingkan Bagian Barat.
• Diperlukan strategi yang tidak “business as usual” untuk penurunan kemiskinan yang signifikan dalam RPJMN
2015-2019

35
32.53 Target Tingkat Kemiskinan 2013
3 tidak
31.02
30.02
tercapai karena:
30 29.13
28.28
28.17 • Lapangan kerja yang ditargetkan tidak
25 tercapai karena pertumbuhan ekonomi
hanya 5,78% dari target 6,3%.
20 12,5-13,5% • Perlambatan laju pertumbuhan pada
10,5-11,5%
9,5-10,5% 9,0-10,5% sektor usaha yang banyak menyerap
15 14.15 13.33
12.49 tenaga kerja pada penduduk miskin.
11.96 11.36
11.25 • Tingkat inflasi yang cukup tinggi pada
10
11,5-12,5% bulan Juli dan Agustus 2013.
5 • Pendorong kenaikan inflasi karena
kenaikan harga kelompok makanan,
0 kelompok makanan jadi, dan sektor
2009 2010 2011 2012 2013 2014
transportasi akibat kenaikan BBM pada
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin Target Tingkat Kemiskinan bulan Juni 2013
8.0

Annual growth rate %


6.0
4.87

KESENJANGAN DAN KERENTANAN 4.0

2.0

0.0
Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita, 2008-2012 1 15 29 43 57 71 85 99
Percentiles
A n n u al gro w th rate % 2008-2012 growth Growth in mean
10.0
+Rp 250.000/kap/bl +Rp 370.000/kap/bl +Rp750.000/kap/bl
8.0 12% 40% 80%

6.0
4.87

4.0

2.0

0.0
1 15 29 43 57 71 85 99
Percentiles
Miskin Rentan
2008-2012 growth Menengah
Growth in mean Atas
29 juta 70 juta 100 juta 50 juta

Sumber: BPS & TNP2K


4
KESENJANGAN DAPAT BERDAMPAK NEGATIF
TERHADAP PERTUMBUHAN INDONESIA
 Jika peluang dan sumber daya manusia dari seluruh masyarakat Indonesia tidak dimaksimalkan,
potensi ekonomi negara akan menurun

 Ketidakmampuan rumah tangga untuk terbebas darikerentanan dan meningkat ke kelas


menengah dapat melemahkan harapan pertumbuhan konsumsi berbasis kelas menengah
Indonesia di masa depan

 Kesenjangan yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lain


‒ Kegiatan wirausaha lebih sedikit dan pertumbuhan lebih rendah
‒ Investasi yang lebih rendah terkait modal tenaga kerja dan pertumbuhan lebih rendah
‒ Masyarakat dengan kesenjangan rendah dan sumber daya manusia tinggi dapat memperkuat
pertumbuhan melalui kesetaraan gender, keputusan fertilitas, serta bonus demografis

 Meningkatnya masalah ketidakstabilan sosial dan politik dapat menyebabkan pertumbuhan


ekonomi yang lebih rendah
‒ Ketidakstabilan politik dan sosial dapat menyebabkan turunnya investasi, yang selanjutnya
dapat menurunkan pertumbuhan

5
KESENJANGAN TINGGI, TERUTAMA PADA PELUANG, DAPAT BERDAMPAK
NEGATIF TERHADAP KOHESI SOSIAL DAN POLITIK

 Persepsi publik bahwa pertumbuhan tidak dinikmati oleh semua


‒ Komentar media nasional yang kerap muncul mencerminkan kuatnya persepsi bahwa banyak orang
Indonesia tidak kaya walaupun tingkat pertumbuhan tinggi
 Kesenjangan bisa mengakibatkan ekskalasi tingkat konflik dan kekerasan
‒ Daerah berkesenjangan yang lebih tinggi memiliki tingkat kekerasan dan kematian terkait konflik yang
lebih tinggi (analisis Bank Dunia tentang basis data konflik)
 Kesenjangan pada akses ke bantuan sosial bisa merusak modal sosial
‒ Secara historis, target bantuan sosial tidak selalu diberikan ke penduduk miskin
• Separuh dari rumah tangga miskin dan rentan tidak menerima bantuan sosial
• Separuh manfaat diberikan ke penduduk tidak miskin
‒ Beberapa menyatakan bahwa kesenjangan ini meningkatkan tindak kriminal dan menurunkan modal
sosial (Cameron dan Shah 2012)
 Meningkatnya kesenjangan dapat berdampak terhadap kohesi politik dan sosial
‒ Kenaikan upah minimum hanya bermanfaat bagi sejumlah kecil pekerja formal, dan mengurangi
penciptaan lapangan kerja formal bagi yang lain
‒ Kegagalan pada awal 2012 untuk mengurangi subsidi BBM yang tinggi dan regresif serta menggantinya
(sebagian) dengan transfer dana tunai

6
PERAN BAPPEDA DALAM PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH
ORGANISASI PKH DAERAH
• TIM KOORDINASI TEKNIS PKH
• TIM KOORDINASI TEKNIS PKH PROVINSI
• TIM KOORDINASI TEKNIS PKH KABUPATEN/KOTA
• TIM KOORDINASI TEKNIS PKH KECAMATAN
• UNIT PELAKSANA PKH (UPPKH)
• UNIT PELAKSANA PKH (UPPKH) PROVINSI
• UNIT PELAKSANA PKH (UPPKH) KABUPATEN/KOTA
• UNIT PELAKSANA PKH (UPPKH) KECAMATAN
TIM KOORDINASI TEKNIS PKH
•PROSES PEMBENTUKAN
•SURAT PEMBERITAHUAN PEMBENTUKAN TIM PKH DAERAH OLEH KEMENSOS KEPADA KEPALA DAERAH
•KEPALA DAERAH MENGADAKAN RAPAT KOORDINASI DENGAN SKPD TERKAIT UNTUK PEMBENTUKAN TIM
•DISAHKAN OLEH SK KEPALA DAERAH (GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA)
•DIINFORMASIKAN KE DITJEN LINJAMSOS (up. DITJAMSOS)

•KEANGGOTAAN
•TINGKAT PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
•PEMBINA : KEPALA DAERAH
•PENGARAH : KEPALA DAERAH
•KETUA : KEPALA BAPPEDA
•SEKRETARIS : KEPALA DINAS SOSIAL
•ANGGOTA : KEPALA DINAS/INSTANSI (DIKBUD, KESEHATAN, AGAMA, BPS,
NAKER, DUKCAPIL, KOMINFO, LEMBAGA LAIN YG DIPERLUKAN

•TINGKAT KECAMATAN
•PEMBINA : KEPALA BAPPEDA
•PENGARAH : KEPALA DINAS SOSIAL
•KETUA : CAMAT
•SEKRETARIS : KOORDINATOR PENDAMPING
•ANGGOTA : KEPALA UPT PENDIDIKAN DAN KESEHATAN, KEPALA DESA, PENDAMPING
KOMPLEMENTARITAS PROGRAM (1)
BANTUAN
RASKIN JAMKESMAS PKH PENDIDIKAN

• Karena mencakup Rumah Tangga Sangat Miskin , maka penerima


PKH secara otomatis adalah juga penerima Jamkesmas, Raskin, dan
Bantuan Pendidikan untuk keluarga miskin.
• Hanya sekitar 30% keluarga miskin yang menerima keseluruhan
program.
• Komplementaritas program di Klaster I memastikan bantuan sosial
yang sifatnya terpadu.
• Sekretariat TNP2K dapat menjadi fasilitator komplementaritas
program.

10
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH DINAS PENDIDIKAN

1. Menyediakan fasdik
Ibu Hamil 2. Menyediakan daftar hadir
• Daftar hadir
Anak Balita 3. Mengesahkan Form yang sudah
diverifikasi oleh Pendamping PKH
Usia 6-18 yang belum 4. Menempatkan pekerja anak yang sudah
menyelesaikan dikdas dan di rumah singgah ke satuan pendidikan
sedang bersekolah 5. Menempatkan anak jalanan yang sudah
di rumah singgah ke satuan pendidikan
Usia 6-18 yang belum Komplementaritas Program:
menyelesaikan dikdas dan 6. Menyediakan Bantuan BSM
bekerja

Usia 6-18 yang belum


menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

11
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH DEPARTEMEN AGAMA

1. Menyediakan fasdik
Ibu Hamil 2. Menyediakan daftar hadir
• Daftar hadir
Anak Balita 3. Mengesahkan Form yang sudah
diverifikasi ole hPendamping PKH
4. Menempatkan pekerja anak yang sudah
Usia 6-18 yang belum di rumah singgah ke satuan pendidikan
menyelesaikan dikdas dan 5. Menempatkan anak jalanan yang sudah
sedang bersekolah di rumah singgah ke satuan pendidikan
Usia 6-18 yang belum Komplementaritas Program:
menyelesaikan dikdas dan 6. Menyediakan Bantuan BSM
bekerja

Usia 6-18 yang belum


menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

12
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH DINAS KESEHATAN

Ibu Hamil 1. Menyediakan faskes


2. Menyediakan daftar kunjungan
Anak Balita • Buku KIA
4. Mengesahkan Form K yang sudah
Usia 6-18 yang belum diverifikasi oleh Pendamping PKH
menyelesaikan dikdas dan
sedang bersekolah Komplementaritas Program:
5. Menyediakan Jamkesmas untuk seluruh
Usia 6-18 yang belum
anggota keluarga PKH
menyelesaikan dikdas dan
bekerja
• Menyediakan Kartu Jamkesmas

Usia 6-18 yang belum


menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

13
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

1. Menarik anak Peserta PKH yang bekerja


Ibu Hamil • Rekapitulasi data pekerja anak hasil
validasi
Anak Balita 2. Menempatkan pekerja anak di rumah
singgah
3. Memberi pendampingan dan tutorial
Usia 6-18 yang belum pekerja anak di rumah singgah
menyelesaikan dikdas dan 4. Melakukan verifikasi kehadiran anak di
sedang bersekolah rumah singgah
5. Mengembalikan Form P yang sudah
Usia 6-18 yang belum diverifikasi ke Pendamping PKH
menyelesaikan dikdas dan 6. Menyerahkan anak yang sudah dibina di
bekerja rumah singgah kembali ke satuan
pendidikan
Usia 6-18 yang belum
menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

14
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH DINAS SOSIAL

1. Menarik anak Peserta PKH yang di


Ibu Hamil jalanan
• Rekapitulasi data anak jalanan hasil
Anak Balita validasi
2. Menempatkan anak jalanan di rumah
singgah
Usia 6-18 yang belum 3. Memberi pendampingan sosial anak
menyelesaikan dikdas dan jalanan di rumah singgah
sedang bersekolah 4. Melakukan verifikasi kehadiran anak di
rumah singgah
Usia 6-18 yang belum 5. Mengembalikan Form P yang sudah
menyelesaikan dikdas dan diverifikasi ke Pendamping PKH
bekerja 6. Menyerahkan anak yang sudah dibina di
rumah singgah kembali ke satuan
Usia 6-18 yang belum pendidikan
menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

15
TUPOKSI K/L DALAM PELAKSANAAN PKH
PKH KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

1. Memfasilitasi pembuatan kartu identitas


Ibu Hamil penduduk (KTP dan kartu keluarga)
2. Memastikan komitmen Pemerintah
Anak Balita Daerah dalam pelaksanaan PKH
Usia 6-18 yang belum 3. Meningkatkan koordinasi antar dinas
menyelesaikan dikdas dan terkait pelaksanaan PKH
sedang bersekolah

Usia 6-18 yang belum


menyelesaikan dikdas dan
bekerja

Usia 6-18 yang belum


menyelesaikan dikdas dan
di jalanan

16
PERAN BAPPEDA PROV.SUMUT DALAM
MENDUKUNG PKH
• ….

Anda mungkin juga menyukai