Anda di halaman 1dari 15

Kebijakan Pemanfaatan Data Dalam

Menyusun Perencanaan Penanganan


Kemiskinan

Widaryatmo
Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Kementerian PPN/Bappenas

Rabu, 22 November 2023


Kondisi Kemiskinan Nasional Saat Ini dan Trajektori 2025-
2045

Perkembangan Tingkat Kemiskinan dan Trayektori hingga 2045 (%)


12 Persentase Kemiskinan
2.5 Ekstrem (%)
10 2.04
2

8
% Angka Kemiskinan

1.5
1.12
6 1

3.85
4 0.5

0
2 2022 2023
0.68

0
15 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040 041 042 043 044 045 Jumlah Penduduk Miskin Ekstrem
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 (juta jiwa)
6 5.59

Penyesuaian Visi 2045 Business As Usual 5

Sumber: Susenas, BPS dan Simulasi Dit. PKPM Bappenas 4


*) Simulasi dihitung berdasarkan penyesuaian Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi 3.1
3

2
• Dengan penajaman kebijakan yang didukung kondisi makro (pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
inklusif) maka kemiskinan akan mendekati 0% di tahun 2045, yaitu sekitar 0,68%. 1

• Perbedaan jumlah penduduk miskin antara business-as-usual dan intervensi sekitar 10 juta penduduk. 0
2022 2023
• Tantangan masih berat yaitu untuk mencapai 0% ekstrem tahun 2024. Sumber : BPS dan Rekomendasi FMS

2
Proyeksi Kemiskinan Provinsi 2022, 2025, 2035, dan 2045

02
3
Tantangan Multidimensi dalam Menurunkan Kemiskinan

KETEPATAN SASARAN KOORDINASI


PEMUTAKHIRAN DATA
PROGRAM DAN INTEGRASI
• Program perlindungan sosial masih
• Pemutakhiran dan perluasan cakupan Integrasi dan koordinasi
terfragmentasi, belum optimal menjangkau
data yang didukung oleh sistem antar sektor dan antar
dan mengidentifikasi secara tepat target
interoperabiltas. pemerintah pusat maupun
penduduk miskin/rentan
• Pendamping yang secara kontinyu daerah belum optimal
• Akurasi penyaluran program-program
memonitor.
perlindungan sosial masih rendah.

KESINAMBUNGAN DAN PERLINDUNGAN


PENDANAAN YANG
KOMPLEMENTARITAS SOSIAL YANG
BERKESINAMBUNGAN
ADAPTIF
Integrasi dan komplementaritas Pembelajaran kejadian bencana
Mengembangkan pendanaan
antara program bantuan sosial, (termasuk alam/non-alam/sosial)
untuk program pemberdayaan
program pemberdayaan sosial memperbesar kebutuhan, cakupan, dan
yang berkesinambungan.
ekonomi, dan rehabilitasi sosial. manfaat program-program perlindungan
sosial (adaptif).
Strategi dan Arah Kebijakan Perlindungan Sosial Adaptif dalam RPJPN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN Untuk Semua
1. Satu sistem Registrasi Sosial Ekonomi
Penduduk
TARGET 2045
2. Peningkatan usia pensiun bertahap dengan • Sesuai siklus hidup
memastikan kesiapan sosial dan ekonomi • Seluruh wilayah
selama pensiun. Transformasi • Sesuai kerentanan Tingkat Kemiskinan
3. Pengembangan bantuan sosial, jaminan perlindungan dan kondisi 0,5 – 0,8 %
sosial, dan pemberdayaan masyarakat yang sosial menuju kesejahteraan
lebih terintegrasi dan adaptif terhadap
Perlindungan Sosial
perlindungan
bencana dan perubahan iklim. sosial yang adaptif yang Adaptif Cakupan kepesertaan
4. Peningkatan partisipasi kelompok rentan diarahkan untuk Pada Semua Jaminan Sosial
dalam angkatan kerja meningkatkan Layanan “Setiap penduduk Ketenagakerjaan
cakupan • Pengurangan beban mendapatkan 99,5 %
5. Penyelarasan peraturan perlindungan
perlindungan pengeluaran perlindungan sosial
sosial.
sosial, bansos • Perlindungan sepanjang siklus hidup
6. Penguatan Sistem Jaminan Sosial Nasional berdasarkan status yang menghindarkan dari Persentase
berdasarkan
(SJSN). kerentanan, kemiskinan dan Penyandang
kontribusi
7. Integrasi penentuan target, manfaat, dan jamsos, dan • Manfaat tunai dan mempertahankan Disabilitas Bekerja di
pelaksanaan bantuan sosial, jaminan sosial, kesempatan kerja non tunai kehidupan yang layak” Sektor Formal
dan pemberdayaan masyarakat dan berwirausaha (Pemberdayaan dan 60 %
kepada seluruh pelatihan)
8. Peningkatan lingkungan yang inklusif
masyarakat baik
terhadap kelompok rentan
pada kondisi tanpa
9. Peningkatan keterampilan bekerja dan bencana maupun Oleh Semua
berwirausaha sepanjang hayat dengan bencana. Masyarakat
10.Inovasi pembiayaan untuk memperkuat & • Partisipasi swasta &
memperluas cakupan integrasi perlinsos masyarakat
yang berkesinambungan utamanya social • Partisipasi
impact bonds, social impact investment, dan multisektoral
optimalisasi dana jamsos. • Partisipasi pusat-
daerah
Perbaikan Data mendorong Kolaborasi Lintas Sektor dalam
Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Sistem Perlindungan Sosial Menyeluruh

INTEGRASI SISTEM DAN TARGET BERBASIS DATA.


Menengah
3 Pilar Intervensi 1 tahun Panjang (>3 tahun)
(2-3 tahun)
Profiling Keluarga
Seluruh Penduduk Miskin Ekstrem

Pengurangan beban Bansos digital dan inklusif untuk makanan,


Jaminan sosial mandiri.
pengeluaran masyarakat pendidikan, energi, dan subsidi jaminan sosial.
Interoperabilitas data
lintas sektor: Perubahan perilaku pemenuhan kebutuhan dasar.
• Registrasi Sosial- Peningkatan pendapatan Program UKM/kewirausahaan, pelatihan usaha, pelatihan keterampilan /
Ekonomi; masyarakat keahlian kerja, dan keterhubungan akses pasar + modal, reforma agrarian,
• DTKS; perhutanan sosial.
• Sumber informasi lain.
Memastikan akses pendidikan, kesehatan, sanitasi, air bersih, dan rumah
Penurunan jumlah layak huni inklusif.
kantong-kantong
kemiskinan Peningkatan kualitas sarpras, penciptaan kesempatan kerja,
Profiling Potensi perluasan pasar produk unggulan lokal dan pertanian inklusif.
dan Masalah Kapasitas dan kesempatan
Daerah meningkat.
Rentan Kelas Menengah 6
Melanjutkan Reformasi Sistem Perlindungan Sosial, untuk
Peningkatan Kesejahteraan Penduduk
TRANSFORMASI DATA MENUJU PENGEMBANGAN SKEMA
REGISTRASI SOSIAL EKONOMI PERLINDUNGAN SOSIAL ADAPTIF
Perbaikan data dan sistem pendataan Skema perlindungan sosial yang adaptif dan
terintegrasi mencakup seluruh penduduk. responsif terhadap kebencanaan (alam dan
non-alam) serta perubahan iklim.

PENYALURAN BANTUAN SOSIAL INTEGRASI PROGRAM


NON TUNAI REFORMASI SKEMA PENDANAAN PERLINDUNGAN SOSIAL
Pengunaan berbagai kanal layanan Pengembangan skema pembiayaan yang Integrasi dan koordinasi perlindungan
keuangan dalam penyaluran bantuan. inovatif, ekspansif, dan berkesinambungan. sosial, jaminan sosial, rehabilitasi sosial, dan
pemberdayaan.
Registrasi Sosial Ekonomi untuk Mendukung Perencanaan
dan Penganggaran

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN


Pasal 31 UU No 25/2004(SPPN): “Perencanaan
pembangunan didasarkan pada data dan informasi
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan”.
BERBASIS
BUKTI
1 Perencanaan berbasis bukti
TARGET
TEPAT 2 Penyusunan dan penargetan program

3 Peningkatan efektivitas dan efisiensi anggaran

ANGGARAN
EFEKTIF
Regsosek mewujudkan perencanaan
penganggaran berbasis bukti dengan Satu
Data Indonesia.
Sistem Registrasi Sosial Ekonomi

Data Data
Kesehatan, Data
Dukcapil Perkawinan & Registrasi Sosial Ekonomi terintegrasi dengan
Pendidikan, Perceraian
Kematian, (Kemdagri beberapa jenis data dan dapat dimutakhirkan
Kelahiran (Kemenag)
) oleh berbagai pihak untuk mewujudkan SATU
DATA INDONESIA.
NIK
Sistem
BLK,
Informasi
PasarKerja
UKM,
KSEI Mengintegrasikan sistem informasi
program untuk dari
Menengah
gambaran
eksisting lengkap penerima memberikan
Rentan manfaat (integrated beneficiaries registries).
Kepesertaan SIMFONI,
BPJS PPA, SIHA,
Kesehatan & dsb
BPJS Naker Miskin
Ekstrem Pemetaan terpusat agar penyaluran program
memenuhi prinsip tepat sasaran, tepat
BKKBN, waktu, tepat jumlah, tepat harga, tepat
Data BPN/ATR,
Kepolisian BKN
kualitas, dan tepat administrasi.
DTKS,
DAPODIK
, EMIS

9
Pemanfaatan Regsosek Lebih Luas dari Perlindungan Sosial
Karena Mencakup Informasi dari Berbagai Data Sektoral K/L

• Regsosek terdiri dari informasi yang


bersifat lintas sektor, yang digunakan
untuk integrasi program.
• Data sektoral tetap berada di K/L.
• Regsosek tidak menghilangkan
wewenang K/L.
• Dengan membangun satu sistem dan
bagi-pakai bersama, kita akan memiliki
data yang konsisten.
TERIMA KASIH

Kementerian PPN/Bappenas
Menara Bappenas Kuningan, Lantai 7.
Jl. H. R. Rasuna Said, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Pemanfaatan Data Regsosek untuk Lintas Sektor

Aspek Pelayanan Dasar dan Pemberdayaan Masyarakat

KemenPUP
R
Program Perumahan Program Perlindungan Program Program Program Pemanfaatan Pembinaan
dan Kawasan Indonesia Pintar anak dalam Pelayanan Rehabilitasi Sosial TIK untuk Penyandang ketahanan
Permukiman (PIP) kondisi khusus Kesehatan dan Disabilitas keluarga rentan &
JKN lansia
Aspek Kewirausahaan dan Pengembangan Aspek Lingkungan dan SDA

Ekonomi Program PembinaanPembinaan Tenaga Pengembangan dan Program Program Program Energi Program Program • Bantuan Premi
Kreatif Digital dan Promosi UMKM Kerja Mandiri Pendanaan Usaha Kewirausahaa CSR/TSL & Ketenagalistrikan Ketahanan Reforma Asuransi Pertanian
Nelayan n Pemuda BUMN Bencana dan Agraria • Subsidi Pupuk
Perubahan Iklim

Aspek Tata Kelola Pemerintahan

Program Program Sistem Program Fasilitasi Program Tata Koordinasi Koordinasi Pelaksanaan
Perencanaan kebijakan, Pembayaran dan Pembinaan Kelola Pelaksanaan Kebijakan Program Bidang
Pembangunan pembinaan Pemerintahan Desa Kependudukan Kebijakan Program Sosial dan Kesehatan
Nasional profesi, dan tata Bidang
kelola ASN Perekonomian

12
Inklusif dengan Intervensi Tepat Menurut Kelompok
Kesejahteraan
Integrasi, Inklusifitas, dan Pemerataan

Menengah ke atas.
▪ Peningkatan daya saing dan resiliensi tenaga kerja dan kewirausahaan.
▪ Akses modal usaha.
Key driver untuk
▪ Jaminan Sosial dan Rehabilitasi Sosial
transformasi
ekonomi
Rentan Perluasan
▪ Bantuan Sosial (Sembako, LPG, Listrik, Pendidikan, dan kesehatan), Jamsos, dan Rehsos. Kesempatan
▪ Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi. Kerja Inklusif
▪ Pelayanan dan infrastruktur dasar. dan Adaptif

Ekstrem dan Miskin


▪ Bantuan Sosial (PKH, Sembako, LPG, Listrik, Pendidikan, dan kesehatan), Jamsos dan Rehsos
▪ Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi.
Keterangan:
▪ Mendorong kepemilikan asset dan inklusi keuangan.
▪ Pelayanan dan infrastruktur dasar.
Milestone
Skenario Kebijakan SJSN dalam RPJPN 2025-2045

RPJMN 2025-2029
RPJMN 2035-2034
1. Keberlanjutan
1. Keberlanjutan fiskal
kepesertaan
Penerima Bantuan
Program Jaminan RPJMN 2029-2034 Iuran (PBI) Jaminan
Sosial melalui
1. Penyusunan Sosial melalui
perluasan kerja
regulasi di setiap kriteria yang selektif.
sama/kemitraan.
daerah untuk 2. Tranformasi
2. Optimalisasi
mendukung program jaminan
pengelolaan iuran
implementasi sosial lanjut usia RPJMN 2035-2045
program jaminan
program jaminan untuk menghadapi
sosial melalui sistem 1. Alternatif
sosial ageing population .
reward dan pembiayaan lain
ketenagakerjaan .
punishment. dalam program
2. Peningkatan
program graduasi jaminan sosial.
mandiri 2. Retensi
kepesertaan kepesertaan
segmen Penerima sebagai bentuk
Bantuan Iuran perlindungan sosial
(PBI). adaptif.
Usulan Indikator Indonesia Emas (IE) 1 dalam
RPJPN 2025-2045

Pokja Transformasi Sosial

IE 1 Tanpa Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Berkeadilan

Indikator: Usulan Perubahan Indikator:


1. Tingkat Kemiskinan Ekstrem (%) 1. Tingkat Kemiskinan (%)
2. Gini rasio
2. Gini rasio *)
3. Proporsi penduduk/rumah tangga
dengan akses terhadap pelayanan dasar 3. a. Proporsi Rumah Tangga dengan:
4. Proporsi peserta program jaminan sosial i) Akses sanitasi layak
bidang kesehatan dan ketenagakerjaan ii) Akses air bersih layak
b. Proporsi Provinsi dengan Capaian SPM
minimal 80%
4. Proporsi peserta aktif:
a. jaminan sosial bidang kesehatan; dan
b. jaminan sosial bidang ketenagakerjaan
*) diharapkan dapat menggunakan pendekatan pendapatan dan kepemilikan
asset dalam penghitungannya

Anda mungkin juga menyukai