Anda di halaman 1dari 22

Profil Angkatan Kerja Indonesia:

Potensi, Masalah dan Kebijakan


Dr. Sukamdi, MSc
Fakultas Geografi UGM

mpaiakn dalam Seminar Nasional “Mempersiapkan SDM Indonesia Menghadapai Revolusi Industri 4.0,
papan, 7 Oktober 2019.
Kondisi ketenagakerjaan

Angkatan kerja baru bertambah


2,24 juta setahun terakhir (1,67%)
umlah yang bekerja meningkat
ebih besar dibaingkan angkatan
kerja, sehingga pengangguran
erbuka menurun, secara absolut
maupun relatif.
Pengangguran lebih besar di
perkotaan dibandingkan perdesaan

Sumber : BRS No. 41/05/Th. XXII, 06 Mei 2019


Kualitas Angkatan Kerja :

Pendidikan 2008 2018 Perubah


•  Kualitas angkatan
kerja telah SD ke bawah 51,79 39,48 -12
mengalami
kenaikan, SLTP 18,77 17,98 -0

TETAPI SLTA Umum 15,01 18,52 3

•  Sebagian besar SLTA Kejuruan 7,29 11,77 4


masih Akademi/Diploma/Univ 7,14 12,25 5
berpendidikan
rendah Jumlah 111.947.265 131.005.641 19.058.
Pengangguran terbuka

Perkembangan Pengangguran Terbuka,


2008-2019
10.000.000 9,00
9.000.000 8,00 Pengangguran terbuka
8.000.000 7,00
selama10 tahun terakhir
7.000.000
6,00
menurun secara konsiste
6.000.000
5,00
baik jumlah absolut
5.000.000 maupun relatif
4,00
4.000.000
3,00
3.000.000
2.000.000 2,00

1.000.000 1,00
- 0,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jml Pengangguran Terbuka TPT


Kesenjangan antar
wilayah/provinsi

Sumber : https://www.beritasatu.com/nasional/553406/penganggur-terdidik-meningkat
Pengangguran Terbuka

§  Isu : Pengangguran
terdidik
§  TPT SMK tertinggi

Sumber : BRS No. 41/05/Th. XXII, 06 Mei 2019


Perbandingan NEET antar
negara

•  Penduduk usia muda yang


termasuk dalam NEET (not in
education, employment and
training) di Indonesia paling
tinggi (23,2 persen)

Sumber : ILO, 2017, hal.29 Gambar 17


Pergeseran Penyerapan
Angkatan Kerja (1)

•  Sektor pertanian mengalami


penurunan, tetapi masih
dominan
•  Sektor perdagangan dan
industry pengolahan adalah
sector yang menyerap
angkatan kerja terbanyak
kedua dan ketiga, serta
mengalami peningkatan

Sumber : BRS No. 41/05/Th. XXII, 06 Mei 2019


Paruh waktu dan
setengah penganggura

Penyerapan
Angkatan
Kerja (2)
Dominasi sektor informal

umber : BRS No. 41/05/Th. XXII, 06 Mei 2019


Upah

•  Secara nasional, rata-rata upah buruh


lebih besar dibandingkan dengan rata-
rata UMP ( Rp. 2,69 juta), tetapi
bervariasi menurut provinsi.
•  Sebagian besar (87,28%) penduduk yang
bekerja berpendidikan SLA ke bawah
dengan upah lebih rendah dari rata-rata
upah nasional.
•  Artinya : sebagian besar buruh upahnya
masih lebih rendah dibandingkan rata-
rata UMP secara nasional
“For several decades, two challenges for the
labor market in Indonesia have been the
absorption of new workers into better jobs than
those held by their parents and the transfer of
other workers out of low-productivity into
higher-productivity jobs”
Ginting, et.al. (2018:11).
Potensi

•  Jumlah angkatan kerja di Indonesia yang besar


(sebagai implikasi bonus demografi) merupakan
potensi yang harus dimanfaatkan
•  Jumlah angkatan kerja yang semakin terdidik adalah
potensi yang akan membawa implikasi terhadap
peningkatan produktivitas tenaga kerja
•  Peningkatan ranking Indonesia dalam persaingan
global merupakan potensi
•  Akan tetapi masih banyak PR yang harus
diselesaikan, karena dari 12 komponen hanya 3
komponen yang berada di atas rata-rata Asia Timur
dan Pasifik ( Ukuran pasar, Dinamika Bisnis, dan
Stabilitas Makro Ekonomi).
•  Pasar Tenaga kerja nilainya terkecil kedua (57,8)
setelah inovasi (37,1)

ps://katadata.co.id/infografik/2018/10/26/peringkat-indonesia-dalam-persaingan-global-naik
Dampak teknologi
terhadap kinerja usaha

ecara keseluruhan, perusahaan di Indonesia


ukup optimis akan prospek bisnis di masa
epan (Gambar 24). Lebih dari 60 persen
ercaya bahwa keuntungan, produktivitas
etenagakerjaan, penjualan dalam negeri
an jumlah pekerja terampil yang mereka
ekerjakan akan meningkat hingga tahun
025 (ILO, 2017)
ecara keseluruhan, perusahaan Indonesia
rlihat optimis. Lebih dari setengah
Prospek bisnis jangka
ercaya bahwa produktivitas tenaga kerja,
enjualan dalam negeri, keuntungan dan panjang
ekerja terampil akan mengalami
eningkatan karena ada kemajuan teknologi
LO, 2017).
Masalah (1) : paradox

Lulusan vokasi di Indonesia untuk


untuk bidang studi tertentu lebih baik
dibandingkan dengan ASEAn secara
keseluruhan

Hal ini menjadi paradox, karena di


satu pihak kondisi ini merupakan
potensi, tetapi dipihak lain
pengangguran terbuka untuk lulusan
vokasi paling tinggi

Agenda : bagaimana mengatasi hal


tersebut

Sumber : ILO, 2017 : 53


Lanjutan

•  Angkatan kerja millennial


memiliki karakter yang
berbeda denga angkatan
kerja yang “biasa”
•  Kondisi ini dapat menjadi
tantangan dan sekaligus
hambatan
•  Tantangan: karena hal ini
menunjukkan dinamika pasar
kerja, dan sebagi indikasi
besarnya bargaining power
pekerj
•  Hambatan : dapat menjadi
sumber instabilitas pasar
kerja

https://www.rappler.com/indonesia/gaya-hidup/187169-
infografis-millenial-ogah-terlibat-perusahaan
Missmatch : over dan underqualified

mber :
ttps://ekonomi.bisnis.com/read/20190316/12/900380/skill-tak-sesuai-suplai-tenaga-kerja-tak-terserap
LO, 2017 :57
•  Kurangnya Pendidikan
meningkat sejalan dengan
umur
•  Pendidikan yang berlebih,
sebaliknya, terjadi pada
kelompok usia muda

Sumber : ILO, 2017 : 58


Kebijakan

•  Fokus pada pengembangan vokasi adalah pilihan yang baik, bak


pada tataran pengembangan kualitas dan kompetensi tenaga kerja
maupun penciptaan kesempatan kerja baru yang berkualitas
•  Kapasitas inovasi dengan peningkatan anggaran R&D merupakan
kebijakan yang komplemen dengan peningkatan kompetensi
•  Tetapi perlu dicatat bahwa dengan hampir 40 persen angkatan
kerja berpendidikan SD ke bawah (pd umumnya berusia tua) harus
ada skema kebijakan lain.
Job friendly economic
growth : kuantitas dan
kualitas

Kemampuan pertumbuhan ekonomi


untuk menciptakan kesempatan
erja baru tidak konsisten dan
masih belum memuaskan
Perlu memperkuat linkage antara
ector padat modal dan tehnologi
ang memberikan kontribusi besar Pertumbuhan ekonomi dan tambahan penduduk bekerja untuk
pada pertumbuhan ekonomi, setiap 1% pertumbuhan ekonomi, 2004-2017
dengan sector padat karya (skala 7 7
menengah dan kecil/mikro)
6 6
uga linkage antar sector, 5 5
hususnya sector pertanian dengan 4 4
ndustri
3 3

2 2

1 1
/www.cnbcindonesia.com/news/ 0 0
14172245-4-4427/pertumbuhan-ekonomi-tak-sepadan- 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
-jumlah-lapangan-kerja
pertumbuhan ekonomi tambahan penduduk bekerja untuk setiap 1 % pertumbuhan ekonomi
•  Di sisi yang lain, perlu fasilitasi agar pekerja bisa bergerak dari
pekerjaan yang berpendapatan rendah ke pekerjaan dengan
pendapatan lebih tinggi
•  Salah satu caranya adalah dengan (1) meningkatkan kesempatan
kerja di sector formaldengan upah yang lebih tinggi; dan (2)
meningkatkan kualitas pekerja
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai