Anda di halaman 1dari 59

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN

MODUL AHLI K3 UMUM


 
 
 
 
 
 
 
 
 
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA  

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN 
DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA 

TAHUN 2020 
 

 
KATA PENGANTAR
Berdasarkan kenyataan yang ada, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
semakin lama semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada
kondisi yang demikian, jumlah Ahli K3 Umum yang menangani masalah K3 di tempat
kerja dirasakan masih kurang.

Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, antara
lain dengan memberikan pembinaan K3 umum bagi para calon Ahli K3 Umum.
Berkaitan dengan hal tersebut agar Program pembinaan K3 dapat berdayaguna dan
berhasil guna, maka dalam persiapan pembinaan ini telah diupayakan penulisan dan
penyempurnaan modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus
dimiliki seorang Ahli K3 Umum.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul bagi Ahli K3 Umum yang
dibuat dengan tujuan untuk mempermudah peserta calon Ahli K3 Umum dalam proses
belajar mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta
pembinaan mendapatkan wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses
pembelajaran di kelas dengan narasumber.

Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai oleh calon
Ahli K3 Umum. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta pembinaan membaca
buku-buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.

Diharapkan dengan berpedoman pada modul ini, para peserta dan narasumber
Pembinaan Ahli K3 Umum mempunyai kesamaan pemahaman terhadap seluruh
kompetensi. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul
ini, disampaikan terima kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Pengawasan Norma


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Ghazmahadi, S.T., M.T.


NIP 19710831 199703 1 002

 
   

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------- i

Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------------------- 1


B. Pengertian ------------------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Dasar Hukum---------------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Ruang Lingkup Pembahasan Modul ---------------------------------------------------------- 3
E. Tujuan Instruksional Umum (TIU) ------------------------------------------------------------- 3
F. Metode Instruksional Khusus (TIK) ----------------------------------------------------------- 3
G. Metode Pembelajaran ---------------------------------------------------------------------------- 3

BAB II POKOK BAHASAN -------------------------------------------------------------------------- 4

A. Ruang Lingkup Obyek Pengawasan Bejana tekanan dan Tangki Timbun ---------- 4
B. Pengertian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------------------------ 4
C. Sumber/Potensi Bahaya Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------ 15
D. Persyaratan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------------------ 18
E. Tata Cara Pemeriksaan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------- 26
F. Tata Laksana Teknis Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ----------------------------- 27
G. BOXES ------------------------------------------------------------------------------------------------ 30

BAB III STUDI KASUS ------------------------------------------------------------------------------- 32

BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------------------------- 35

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN


   

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
 Semakin meningkatnya penggunaan bejana tekanan dan tangki timbun baik di
industri, rumah tangga maupun transportasi baik jenis maupun jumlah dapat
menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja (peledakan, keracunan).
 Kemampuan Ahli K3 Umum kurang memadai serta masih minimnya pengawas
ketenagakerjaan spesialis pesawat uap dan bejana tekanan yang tersebar di
seluruh Indonesia.
 Belum optimalnya pengawasan terhadap bejana tekanan dan tangki timbun.
 Banyaknya bejana tekanan dan tangki timbun yang didatangkan dari luar negeri
dan dipasang di Indonesia.
 Penanganan bejana tekanan / botol baja pada waktu pengangkutan atau
pemindahan masih menggunakan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat keselamatan kerja. Berdasarkan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, terdapat beberapa kegiatan
sebagaimana tersebut di atas menggunakan bejana tekanan.
 Bejana tekanan dan tangki timbun memiliki sumber/potensi bahaya, akibat
pemakaian bejana tekanan meliputi air panas, gas, fluida, panas/suhu tinggi,
peningkatan tekanan/peledakan.
 Oleh karena itu perlu ditetapkan keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 Untuk bejana tekanan dan tangki timbun ketentuan teknis dan administrasinya
mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
 Konstruksi bejana tekanan dan tangki timbun pada umumnya di las, maka juru
lasnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982 tentang
Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
 Mengingatkan bahwa sumber bahaya dan potensi yang ditimbulkan akibat
penggunaan/pengoperasian bejana tekanan dan tangki timbun dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan (peledakan) dan penyakit akibat kerja,
maka guna pencegahan harus dilakukan pengendalian, pembinaan dan
pengawasan atas pemenuhan ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     1 
   

bejana tekanan dan tangki timbun, sebagaimana ditetapkan dalam peraturan


perundang-undangan.

B. PENGERTIAN
1. Bejana tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya
terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut
maupun beku.
2. Bejana tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tekanan lebih dari 1 kg/cm2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan
volume lebih dari 2,25 (dua koma dua lima) liter.
3. Termasuk bejana tekanan adalah :
a. bejana penyimpanan gas, campuran gas;
b. bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk kendaraan;
c. bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan;
d. bejana proses; dan
e. pesawat pendingin.
4. Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan
atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
atau ditimbun dengan volume tertentu.
5. Tangki Timbun meliputi:
a. tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar;
b. tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan
c. tangki penimbun cairan selain huruf a dan huruf b.
6. Tangki Timbun yang digunakan sebagai penimbun cairan bahan mudah
terbakar memiliki volume paling sedikit 200 (dua ratus) liter.
7. Tangki Timbun yang digunakan sebagai selain sebagai penimbun cairan
bahan mudah terbakar maupun bahan berbahaya, memiliki volume paling
sedikit 450 (empat ratus lima puluh) liter atau temperatur lebih dari 99 °C
(sembilan puluh sembilan derajat celcius).

C. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     2 
   

Pengawasan Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.

D. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN MODUL


Materi pembelajaran Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
meliputi dasar hukum, pengertian, ruang lingkup pengawasan K3, pengetahuan
bejana tekanan dan tangki timbun, sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan
tangki timbun, persyaratan K3, tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3
bejana tekanan dan tangki timbun.

E. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat memahami
pengawasan terhadap penerapan persyaratan K3 bejana tekanan dan tangki timbun

F. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik di harapkan dapat menjelaskan
latar belakang pengawasan K3 bejana tekanan dan tangki timbun, dasar hukum,
pengertian, ruang lingkup pengawasan K3, pengetahuan bejana tekanan dan tangki
timbun, sumber potensi bahaya pada bejana tekanan dan tangki timbun, tata cara
sertifikasi alat dan personil dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan tangki
timbun.
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan diterapkan meliputi sbb ;
1. Ceramah
2. Penampilan gambar-gambar, formulir permohonan surat keterangan dan
laporan hasil-uji bejana tekanan dan tangki timbun.
3. Tanya jawab
4. Diskusi
5. Latihan penyelesaian contoh kasus ( secara kelompok) termasuk praktek ;
Menuliskan persyaratan mengenai norma K3 Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun dan membuat Laporan kejadian. Kemudian melakukan diskusi antar
kelompok.
6. Gladi peta pemeriksaan norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     3 
   

BAB II
POKOK BAHASAN

A. RUANG LlNGKUP OBJEK PENGAWASAN BEJANA TEKANAN DAN TANGKI


TIMBUN
 Perencanaan, pembuatan, pemasangan, atau perakitan, penggunaan, atau
pengoperasian, dan pemeliharaan bejana tekanan dan tangki timbun.
 Petugas yang melayani bejana tekanan dan tangki timbun.

B. PENGETAHUAN BEJANA TEKANAN


Pengertian
1. Bejana tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya
terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut
maupun beku.
2. Bejana tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tekanan lebih dari 1 kg/cm 2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan
volume lebih dari 2,25 (dua koma dua lima) liter.
3. Termasuk bejana tekanan adalah :
a. bejana penyimpanan gas, campuran gas;
b. bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk kendaraan;
c. bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan;
d. bejana proses; dan
e. pesawat pendingin.
4. Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan
atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
atau ditimbun dengan volume tertentu.
5. Tangki Timbun meliputi:
a. tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar;
b. tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan
c. tangki penimbun cairan selain huruf a dan huruf b.
6. Tangki Timbun yang digunakan sebagai penimbun cairan bahan mudah
terbakar memiliki volume paling sedikit 200 (dua ratus) liter.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     4 
   

7. Tangki Timbun yang digunakan sebagai selain sebagai penimbun cairan


bahan mudah terbakar maupun bahan berbahaya, memiliki volume paling
sedikit 450 (empat ratus lima puluh) liter atau temperatur lebih dari 99 °C
(sembilan puluh sembilan derajat celcius).

Alat Perlengkapan dan Alat Pengaman


- Alat perlengkapan adalah semua perlengkapan yang dipasang pada bejana
tekanan dan tangki timbun yang ditunjukan agar bejana tekanan dan tangki
timbun dapat beroperasi dengan aman sesuai maksud dan tujuan pemakainya
seperti : pressure gauge, level gauge, thermometer gauge.
- Alat pengaman adalah alat perlengkapan yang dipasang secara permanen pada
bejana tekanan dan tangki timbun agar aman digunakan.
- Pelat nama adalah suatu pelat identifikasi berukuran tertentu yang
dipasang/ditempel pada dinding bejana tekanan dan tangki timbun atau bagian
lain yang mudah dilihat, memuat keterangan tentang : nama pabrik pembuat,
tahun dan tempat pembuatan, nomor seri pembuatan, tekanan desain atau
tekanan kerja maksimum, tekanan uji dan waktu pengujian, jenis isi bejana
tekanan dan tangki timbun, volume, tanda-tanda pemeriksaan atau pengujian.

Gas bertekanan
Gas bertekanan merupakan salah satu jenis bahan kimia berbahaya yang dalam
pengemasannya disimpan atau ditampung didalam bejana tekanan / botol baja
bertekanan tinggi dalam wujud atau dalam keadaan terkempa, cair atau larutan
maupun dalam keadaan beku.

Pengelompokan gas bertekanan


Seperti halnya bahan kimia, gas bertekanan dikelompokkan menurut sifat/resikonya
sebagi berikut :
i.Gas yang dapat mengurangi kadar zat asam (Innert Gases = Asphisixian gases)
adalah suatu gas yang dalam keadaan biasa mudah bereaksi kimia dengan
bahan bakar dan gas lain. Contoh : Argon, Helium, Neon (gas mulia,Nշ dan Coշ)
ii.Gas mudah terbakar (Flammable Gases adalah gas yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran (titik nyala 100°C atau kurang). Contoh
CշHշ,Hշ, Butane, Propane.
iii.Gas menyengat (Corrosive Gases) adalah suatu gas yang karena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan hidup atau bahan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     5 
   

lainnya. Contoh : Chlor, Sulfur diokside, Anhyrous Amonia.


iv.Gas pengoksid (Oxidizing Gases) adalah suatu gas yang menyebabkan kematian
apabila terserap lewat pernapasan
v.Gas pengoksid (Oxidizing Gases) adalah suatu gas yang mungkin tidak mudah
terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat mempermudah
pembakaran
vi.Gas campuran (Mixture Gases) adalah suatu campuran dua atau lebih gas yang
dibuat untuk keperluan tertentu dengan ketentuan gas-gas tersebut tidak akan
bereaksi atau sama lain menjadi senyawa yang lain. Contoh : Campuran CO
(100%) dan (90%).
vii.Gas cair (Liquid Gases) adalah suatu gas yang karena tekanan tertentu dapat
berubah menjadi cair mempunyai titik didih 90°C dan tekanan 14,2 psi.
viii.Gas untuk keperluan kesehatan (Medical Gases) adalah suatu gas yang digunakan
untuk keperluan kedokteran. Contoh : Oksigen, udara tekan.

Gas Bertekanan yang Dipakai untuk Kendaraan Bermotor


Sejalan dengan kebijakan pemerintahan dalam penggunaan Bahan Bakar untuk
kendaraan bermotor, dipergunakan Bahan Bakar Gas. Bahan Bakar Gas (BBG)
merupakan gas alam yang terdiri dari komposisi terbesar methane, dan komposisi
kimia lainnya seperti ethane, propane, butane dan pentane.
Jenis BBG yang dapat digunakan untuk kendaraan bermotor :
o CNG (Compressed Natural Gas)
Komposisi utama berupa gas metana (C1). Gas alam yang dikompres dengan
tekanan tinggi agar dapat disimpan dalam tabungan gas seefisien mungkin
sehingga mudah dimanfaatkan sebagai energi bahan bakar → SUDAH
DIGUNAKAN DI INDONESIA
o LPG (Liquid Petroleum Gas)
Terdiri dari campuran propana dan butana → SUDAH DIGUNAKAN DI
INDONESIA
o LNG (Liquid Natural Gas)
Gas alam yang diproses menjadi cair bertekanan 3 sampai 10 bar dengan suhu
rendah dibawah 162 C (-162) → BELUM DIGUNAKAN DI INDONESIA
Produk BBG untuk kendaraan harus memenuhi persyaratan standar sebagai berikut:
- Memberikan rasa aman dalam pengoperasian kendaraan bermotor dan
peralatan terkait yang diperlukan untuk pengisian, pemanfaatan dan
pemeliharaannya.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     6 
   

- Melindungi instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas dari kerusakan yang
diakibatkan oleh korosi dan pengendapan cairan dan atau material.
- Memberikan unjuk kerja kendaraan yang optimal dalam semua kondisi iklim dan
kebutuhan berkendara.
Kelebihan BBG
o Lebih bersih dan tidak bising
 Emisi gas buang lebih kecil dibanding BBM : PM : 100%, Penurunan CO:
90,6%, Penurunan Nox : 38%, Penurunan HC : 64%
 Kebisingan kendaraan CNG 2~3Db lebih kecil dibanding diesel/premium
o Lebih aman dibandingkan BBM
 Mudah menguap saat ada kebocoran karena lebih ringan dari udara (SG
0,6)
 Resiko kebakaran relatif rendah (Suhu bakar 5370C; Batas flamibilitas :5-
15% udara) → untuk LPG 1,8 – 9,8 %, Premium: 1,4 – 7,6 %
 Tidak beracun
o Lebih efisien dan ekonomis
 Lebih murah dibandingkan BBM → Menguntungkan
 Mesin lebih bersih → Mengurangi frekuensi pemeliharaan

Gambar Perbandingan BBG dengan BBM

Kekurangan BBG
o Pendistribusian dan penyimpanan relatif mahal → Investasi > dari BBM
o Ada tambahan biaya converter kit → ± 11 juta rupiah
o Daya jelajah pendek → Sulit mendapatkan gas karena Infrastruktur SPBG masih
sangat terbatas
o Tangki BBG relatif berat → Menambah beban kendaraan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     7 
   

o Tangki bertekanan tinggi → Perlu persyaratan khusus dan perawatan yang


memadai
o Ada potensi masalah pada unjuk kerja dan operasional kendaraan
 Kehilangan daya ± 20%
 Terkadang mesin susah hidup
o Perlu converter kit dan setting yang sesuai

Jenis Instalasi Sistem BBG


Jenis instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas terdiri dari :
- SISTEM BI-FUEL
Kendaraan yang dikonversikan untuk dapat beroperasi dengan dua bahan bakar
premium dan gas (CNG atau LPG)
- SISTEM DUAL-FUEL
Kendaraan yang dikonversikan menggunakan dua jenis bahan bakar : diesel
dan gas (CNG atau LPG) secara bersamaan
- SISTEM FULL DEDICATED
Kendaraan yang dikonversikan menggunakan bahan bakar gas (CNG atau
LPG) saja.

A. Tabung CNG
Berdasarkan ISO 11439 : 2000 tentang GAS CYLINDERS – HIGH PRESSURE
CYLINDERS FOR THE ON-BOARD STORAGE OF NATURAL GAS AS A FUEL
FOR AUTOMOTIF VEHICLES, tabungan CNG terbagi menjadi 4 jenis (type), yaitu :
TYPE 1 (CNG 1)
 Terbuat dari material berbasis metal atau baja
 Paling murah
 Paling berat → (Kapasitas 60 L ± 75 Kg)

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     8 
   

Gambar Tabung CNG Type 1

Type 2 ( CNG 2)
 Liner/pelapis dalam dari metal dan bungkusan resin/serat fiberglas pada bagian
luar (Hoop wrap)
 Lebih mahal dari CNG 1
 Lebih berat → ( Kapasitas 60 L ± 52 Kg)

Gambar Tabung CNG Type 2

TYPE 3 (CNG 3)
 Liner/pelapis dalam dari metal dan dibungkus serat karbon pada bagian luar (full
wrap)
 Lebih mahal
 Lebih ringan → (Kapasitas 60 L ± 26 Kg)

Gambar Tabung CNG Type 3

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     9 
   

TYPE 4 (CNG 4)
 Liner/pelapis dalam dari bahan non metal/plastik dan bungkusan serat karbon
pada bagian luar (full wrap)
 Lebih mahal
 Lebih ringan

Gambar Tabung CNG Type 4


B. Tabung LPG/LGV
Tabung LPG (Liquified Petroleum Gas) yang dipergunakan untuk kendaraan
bermotor di Indonesia lazim disebut dengan LGV (Liquified Gas for Vehicle). Di dunia
untuk tabung LGV kebanyakan mengacu pada UN ECE R 67 : Motor Vehicles Using
Liquefied Petroleum Gases In their Propulsion System. Sampai saat ini belum ada
SNI untuk kendaraan berbahan bakar LPG. Untuk spesifikasi teknis dari pada LGV
ini adalah Bahan bakar LPG yang terdiri dari propana (C3) dan butana (C4). Desain
temperatur operasi tabung harus dari -20 °C sampai 65 °C. Desain temperatur
operasi tabung : 3,000 kPa (30 bar).
Tabung LGV dibagi berdasarkan klasifikasi tekanan sebagai berikut :
a. Komponen Kelas 1 : 3,000 kPa
b. Komponen Kelas 2 : 450 kPa
c. Kompenen Kelas 3 : 120 kPa

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     10 
   

Gambar Tabung LGV

Desain I Perencanaan
Hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan :

- Tekanan desain adalah tekanan yang digunakan dalam pendesainan/


perencanaan suatu bejana untuk menghitung tebal bejana yang diperlukan
belum termasuk penambahan tebal karena korosi.
- Tekanan kerja maksimum yang diperbolehkan adalah kerja paling tinggi pada
setiap bagian bejana berdasarkan tebal pelat sebenarnya / tebal pelat nominal
untuk pembuatan bejana tekanan.
- Tekanan kerja normal adalah tekanan kerja yang dipakai untuk mengetahui
kekuatan konstruksi suatu bejana tekanan.
- Suhu kerja atau suhu operasi adalah temperatur yang akan dipertahankan pada
dinding bejana selama bejana dioperasikan dan suhu ini tidak boleh melebihi
suhu desain.
- Suhu desain adalah temperatur yang dipakai patokan yang tidak boleh
dilampaui yang diterima atau kontak dengan dinding bejana akibat kontak panas
dengan fluida di dalam bejana berdasarkan suhu test bahan dinding bejana.
- Nilai tegangan tarik adalah nilai kuat tarik dari bahan yang didapat dari hasil
pengujian tarik.
- Nilai tegangan maksimum yang diperbolehkan adalah tegangan maksimum
yang diizinkan yang digunakan dalam rumus desain suatu bejana.
- Tebal pelat dinding bejana adalah tebal yang dimiliki oleh suatu bejana,berupa

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     11 
   

tebal pelat yang diperlukan, tebal desain dan tebal nominal.


a) Tebal yang diperlukan adalah tebal yang diperoleh dari suatu rumus dalam
Standart atau Formula.
b) Tebal desain adalah tebal yang diperlukan (a) ditambah ketebalan karena
korosi (allowance).
c) Tebal nominal adalah tebal pelat yang sebenarnya (actual) yang digunakan
untuk pembuatan suatu bejana.
- Efisiensi sambungan las, adalah suatu angka atau koefisiensi yang dipakai
sebagai angka pengali pada nilai tegangan maksimum yang dibolehkan.
- Nilai batas bahan adalah nilai tertinggi tegangan yang diizinkan untuk
menghitung kembali kekuatan kontruksi suatu bejana.

Gambar Dokumen Gambar Rencana

Pemilihan Material
Pemilihan utama dalam pemilihan suatu material adalah kemungkinan korosi yang
timbul jika material bahan tersebut tidak berada dalam kondisi yang sesuai dengan
medium/gas yang dikemasnya, faktor-faktor lainnya yang dipertimbangkan adalah
kegunaannya, sifat mekanik, sifat fisik kimia, daya tahan terhadap cuaca, lingkungan,
panas, biaya pembuatan/pengadaan, perawatan serta pemeliharaan. Pemilihan
bahan konstruksi terutama ditujukan untuk keperluan keselamatan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     12 
   

pemakaian/keselamatan kerja disamping untuk mendapatkan biaya yang murah,


dengan tidak terlepas dari pertimbangan adanya pengaruh zat kimia/mediumnya
terhadap bahan konstruksi dan sebaliknya. Jika untuk menyimpan atau mengemas
satu jenis gas/zat kimia kemungkinan besar dapat diperoleh suatu bahan konstruksi
yang dapat tahan sepenuhnya, namun bahan tersebut dapat jadi terlalu mahal atau
pun tidak tersedia sama sekali, sehingga dalam praktek biasanya dipilih dalam suatu
bahan yang secara ekonomi lebih murah dan mempunyai laju korosi yang cukup
lambat. Untuk bejana tekanan dan tangki timbun, guna gas-gas atau bahan kimia
yang berbeda, bahannya pun juga harus berbeda-beda. Oleh karena itu pemilihan
bahan harus benar-benar memenuhi atau tahan terhadap :
a) Semua zat/gas/bahan kimia yang masuk
Dalam kenyataan hal ini mustahil, untuk hal tersebut sebagian besar bahan-
bahan konstruksi bejana digunakan bahan dengan daya tahan yang cukup tinggi
dan dengan memberi tambahan ketebalan pelat dinding sesuai laju timbulnya
korosi. Berikut ini diberikan keterangan mengenai beberapa bahan konstruksi
yang banyak digunakan dalam konstruksi bejana untuk keperluan
penyimpanan/penampungan gas bertekanan atau tangki penampung bahan
kimia lainnya.
- Logam :
a) Logam-Iogam besi seperti: besi tuang, besi campuran, baja lunak (mild
steel), baja campuran, baja tahan karat (stainless steel)
b) Logam-Iogam bukan besi seperti: aluminium, timah, nikel krom, tembaga,
seng perunggu dan kuningan.
- Non Logam :
a) Logam-Iogam besi seperti besi tuang (cast iron) dan besi campuran (iron
alloy), karena sifatnya kedua jenis ini tidak dapat digunakan untuk
pembuatan bejana tekanan (cocok untuk tangki bahan-bahan kimia).
- Kadar karbon harus rendah (0,1 - 0,25 %)
- Dalam keadaan normal korosinya harus lambat
- Tidak mudah patah/rapuh
Untuk bahan pembuatan bejana tekanan digunakan baja baik baja lunak
(mild steel), baja tuang (cast steel) maupun baja tahan karat (stainless
steel) atau baja campuran.
b) Logam – logam bukan besi seperti : aluminium, kromium, tembaga, timah,
nikel, seng, kuningan, kuningan dan perunggu pada dasar tidak dapat
dipakai untuk tangki/bejana penampung bahan kimia.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     13 
   

c) Bahan bukan logam lainnya seperti: grafit, kaca, plastik dipakai sebagai
bahan tambahan perlengkap instalasi bejana sesuai kebutuhan.

Gambar Material Roll

Gambar Sertifikat Bahan dan Hasil Pengujian Bahan


Bentuk dan Kedudukan
Bentuk bejana tekanan dibedakan menurut bentuk badan (steel) maupun bentuk
front (tutup) atau headnya. Sedangkan kedudukannya dibedakan menurut letak
sumbu atau garis sentralnya yaitu :
- Bejana Silindrical
- Bejana Spherical
- Bejana dengan tutup elips

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     14 
   

- Bejana dengan tutup torispherical


- Bejana dengan tutup hemispherical
- Bejana dengan tutup semi elliptical
- Bejana dengan tutup rata
- Bejana dengan kedudukan horizontal
- Bejana dengan kedudukan vertical
- Bejana dengan bentuk khusus

Gambar Tabung LGV termasuk bejana dengan Bentuk Khusus

C. SUMBER/POTENSI BAHAYA BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN


1. Jenis Bahaya
Bejana tekanan dan tangki timbun merupakan salah satu sumber bahaya yang
dapat menimpa tenaga kerja dan kerusakan yang fatal bagi lingkungan.
Jenis bahaya tersebut adalah :
1.1 Bahaya terhadap kebakaran
1.2 Bahaya terhadap keracunan
1.3 Bahaya terhadap pernapasan tercekik/aspisia
1.4 Bahaya terhadap peledakan
1.5 Bahaya terhadap cairan sangat dingin/cryogenic
1.1. Bahaya terhadap Kebakaran
Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekanan dan tangki
timbun, bila tercampur dengan oksigen atau udara normal serta panas dapat
menimbulkan kebakaran atau ledakan misalnya : asetylene, hydrogen, elpiji,
carbon monoxide, methane dsb. Disamping itu juga tedapat gas-gas yang reaktif
yang bila bertemu dengan zat tertentu akan menimbulkan reaksi dan panas

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     15 
   

yang menimbulkan kebakaran atau ledakan. Contoh gas-gas yang reaktif adalah
Chlorine yang dapat bereaksi dan terbakar dengan zat-zat orgnic pada udara
normal. Gas oksigen dapat menimbulkan reaksi isotermis dan menimbulkan api
maupun ledakan bila tercampur dengan bahan bakar, minyak atau pelumas
maupun lemak. Beberapa jenis gas yang apabila mendapat sumber panas dari
luar maupun goncangan, sehingga merangsang timbulnya reaksi pada gas
didalamnya yang dapat mengakibatkan ledakan. Contoh gas seperti ini adalah
Acetylene, Methyl Propodine, Vinyl Chloride dan sebagainya.

Gambar Kebakaran Tangki Timbun

1.2. Bahaya terhadap Keracunan dan Iritasi


Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat beracun yang sangat
membahayakan bagi mahluk hidup karena dapat meracuni darah dalam tubuh
melalui sistem pernapasan atau merusak paru-paru maupun jaringan tubuh
lainnya seperti kulit, mata, sistem syaraf dan lain-lain. Gas-gas beracun bila
terhirup melalui pernapasan dalam kadar tertentu yang relatif kecil dapat
mengakibatkan kematian seperti Chlorine, Sulfur Dioxide, Hydrogen Cydrogen
Sulfide, Carbon Monoxide, Ammoniak dan sebagainya. Orang-orang yang
karena pekerjaannya berhubungan dengan gas-gas beracun maupun yang
dapat menimbulkan iritasi harus cukup terlatih dan memahami bahaya yang
ditimbulkannya dan mengetahui serta melaksanakan cara-cara pelaksanaan
pekerjaan yang aman.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     16 
   

1.3. Bahaya terhadap Pernapasan Tercekik (Asphyxsia)


Sejumlah jenis gas tertentu yang tampaknya tidak berbahaya karena tidak
beracun dan tidak dapat terbakar, seperti gas Argon, Nitrogen, Carbon Dioxide,
Helium dan gas inert lainnya. Sebenarnya dapat mengakibatkan kematian
apabila gas tersebut telah memenuhi ruang tertutup sehingga Oksigen dalam
ruangan tersebut tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan pernapasan. Gas-gas
tersebut disebut juga gas inert. Gas-gas inert ini bila terhirup dapat
mengakibatkan orang menjadi lemas tanpa sadar dan bila tidak ada pertolongan
secepatnya dapat menimbulkan kematian. Memasuki ruangan-ruangan tertentu
seperti ruangan pengawasan, tangki, penyimpanan, gudang, lubang, dalam
tanah dan sebagainya harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh demi
menjaga keselamatan bagi pekerja.

1.4. Bahaya terhadap Peledakan


Semua jenis gas bertekanan yang tersimpan di dalam bejana tekanan
mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan dalam
menahan tekanan gas yang ada di dalamnya. Tekanan gas yang ada di dalam
bejana tekanan akan naik karena gas berekspansi (mengembang) bila
menerima sumber panas dari luar maupun dari dalam bejana itu sendiri
ataupun karena adanya cacat pada bejana yang pada akhirnya tidak mampu
menahan tekanan karena pecah meledak atau karena sistem pengaman
bejana seperti safety valve atau burst disc dan lain-lain tidak bekerja dengan
baik atau spesifikasinya tidak sesuai dengan standar sebagaimana mestinya.
Di samping itu, gas bertekanan dapat meledak disebabkan oleh menurunnya
kekuatan bejana akibat korosi maupun benturan-benturan pada bejana yang
melampaui batas-batas toleransi, sehingga bejana dalam tekanan penyimpanan
yang normal dapat meledak secara tiba-tiba.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     17 
   

Gambar Peledakan Bejana Tekanan

1.5. Bahaya Terkena Cairan Sangat Dingin (Cryogenic)


Untuk kebutuhan industri dan penghematan ruang penyimpanan, maka gas
disimpan dalam bentuk cairan dengan suhu yang sangat dingin antara -103°C
sampai dengan -268°C pada tekanan sekitar 15 kg/cm². Apabila terkena dengan
cairan yang sangat dingin, maka cairan tersebut seketika akan menyerap panas
tubuh yang terkena sehingga mengakibatkan luka seperti terkena luka bakar
dan merusak jaringan tubuh, luka yang parah dapat mengakibatkan kematian
bila tidak mendapatkan pertolongan segera.

D. PERSYARATAN K3 BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN


1. Penanganan Bejana Penyimpanan Gas
a. Bejana penyimpanan gas harus diberi warna sesuai kode warna RAL 840-HR
dan diaplikasikan pada bagian bahu bejana penyimpanan gas, sedangkan
pada bagian badan bejana penyimpanan gas boleh diberikan warna lain,
namun tidak boleh menggunakan warna yang bisa menimbulkan kerancuan
dengan warna pada bagian bahu bejana penyimpanan gas.
b. Prinsip Pewarnaan (Color Coding) Bejana Penyimpanan Gas
Prinsip pewarnaan (color coding) bejana penyimpanan gas harus sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau standar yang
berlaku. Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, bahwa:
1. Warna bejana penyimpanan gas berhubungan dengan sifat kimia dan/atau
fisika dan gas-gasnya yang hendak ditonjolkan potensi bahaya.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     18 
   

2. Bejana penyimpanan gas yang mengandung lebih dari satu potensi bahaya
yang akan ditonjolkan, ditandai dengan gabungan warna dasar.
3. Bejana penyimpanan gas walaupun di udara mengandung potensi bahaya
yang bersifat fatal, ditandai dengan warna dasar menyolok.
Selain pewarnaan Bejana penyimpanan gas sebagaimana tersebut di atas,
masih dapat ditambahkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Jenis-jenis warna dasar diusahakan seminimal mungkin, agar orang awam
dapat dengan mudah mengenal dan mengingat potensi bahaya dari bejana
penyimpan gas tersebut.
2. Gas-gas yang berbeda jenisnya tetapi mempunyai kesamaan potensi
bahaya yang hendak ditonjolkan, diberi warna dasar yang sama, namun
dibedakan dengan penandaan khusus di tempat tertentu pada badan atau
leher. Penandaan tersebut dapat berbentuk tulisan nama gas yang
disablonkan secara menyolok sepanjang badan Bejana penyimpanan gas
atau berupa labeling tanda peringatan khusus yang ditempelkan pada
bagian leher.
3. Gas-gas yang jenisnya beraneka ragam dapat dikelompokkan menurut sifat
dan potensi bahayanya menjadi:
a. klasifikasi berdasarkan potensi bahaya yang dimiliki gas tersebut,
antara lain mencekik, mengoksidasi, mudah terbakar, beracun dan atau
korosif.
b. klasifikasi gas-gas spesifik, antara lain asetilen, oxygen, nitrous oxide.
c. klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan medis,
antara lain argon, nitrogen, carbon dioxide, helium.
d. klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang dipergunakan
untuk pernafasan, antara lain udara atau udara sintetik, helium/oxygen,
oxygen/carbon dioxide, oxygen/nitrogen, oxygen/nitrous oxide, nitric
oxide/nitrogen NO<1000 ppm (V/V),
e. klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran, antara lain Udara atau
udara sintetik (O2 ≤ 23.5 %), Ammonia, Chlorine, Hydrogen, Krypton,
Methane, Argon/Carbon dioxide, Nitrogen / carbon dioxide.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     19 
   

c. Pewarnaan dan Pelabelan Bejana Penyimpanan Gas


1. Pewarnaan Bejana Penyimpanan Gas
1.1. Klasifikasi warna berdasarkan potensi bahaya yang dimiliki :
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Inert (Mencekik) Bright green RAL
6018

Oxidising (Pengoksidasi) Light blue RAL


5012

Flammable (Mudah Red RAL 3000


Terbakar)

Toxic and/or Corrossive Yellow RAL 1018


(Beracun dan/atau korosif)

1.2. Klasifikasi gas-gas spesifik :


JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Acetylene C2H2 Maroon colour 541 in
BS 381C
(3) or RAL 3007,
Black Red.
(Body & shoulder)
Oxygen O2 O2 White RAL 9010

Nitrous Oxide N2O Blue RAL 5010

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     20 
   

1.3. Klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan medis
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Argon Ar Dark green RAL
6001

Nitrogen N2 Black RAL 9005

Carbon dioxide CO2 Grey RAL 7037

Helium He Brown RAL 8008

1.4. Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang dipergunakan
untuk pernafasan
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Udara atau White RAL 9010
udara sintetik Black RAL 9005
O2 ≥ 20 %
tapi ≤ 23.5 %

Helium / He / O2 White RAL 9010


Brown RAL 8008
oxygen

Oxygen / O2 / CO2 White RAL 9010


carbon Grey RAL 7037
dioxide

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     21 
   

Oxygen / O2 / N2 Bright green RAL


nitrogen
6018
O2 < 20 %

Oxygen / O2 / N2 Light blue RAL


nitrogen
5012
O2 > 23.5 %

Oxygen / O2 / N2O White RAL 9010


nitrous Blue RAL 5010
oxide

Nitric Oxide / NO / N Turkish blue RAL


Nitrogen
5018
NO <1000
ppm (V/V)

1.5. Klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran


JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Udara atau Bright green RAL
udara sintetik
6018
O2 ≤ 23.5 %

Ammonia NH3 Yellow RAL 1018

Chlorine Cl2 Yellow RAL 1018

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     22 
   

Hydrogen H2 Red RAL 3000

Krypton Kr Bright green RAL


6018

Methane CH4 Red RAL 3000

Argon / carbon Ar / CO2 Bright green RAL


Dioxide
6018

Nitrogen / N2 / CO2 Bright green RAL


carbon
6018
dioxide

2. Pelabelan Bejana Penyimpanan Gas


Seluruh bejana penyimpanan gas wajib diberi label untuk menunjukan isi gas
di dalamnya, dan keterangan lain yang mendukung, dikarenakan label adalah
yang utama untuk keperluan identifikasi isi gas di dalam botol baja/tabung gas
bertekanan tersebut. Pewarnaan tabung hanya sebagai penanda. Untuk
keperluan medis, pelabelan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh
Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     23 
   

Nama 
Perusahaan 

Gambar 1. Contoh Label Botol Baja / Tabung Gas Bertekanan

Bentuk dan ukuran label dapat disesuaikan dengan dimensi dari bejana
penyimpanan gas itu sendiri, untuk ditampilkan pada bagian bahu bejana
penyimpanan gas. Informasi berikut diperlukan dalam label:
a. Pictogram, yang menampilkan potensi bahaya utama dan potensi bahaya
tambahannya. Pictogram disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Nomor UN;
c. Nama gas dan sifat gas;
d. Nama gas huruf besar;
e. Keterangan potensi bahaya;
f. Keterangan dimensi dan tekanan tabung;
g. Standard yang dipakai;
h. Nama perusahaan pembuat tabung;
i. Alamat perusahaan pembuat tabung;
j. Informasi tambahan perusahaan pembuat tabung;
k. Nomor telepon yang dapat dihubungi.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     24 
   

3. Pengecatan Bejana Penyimpanan Gas


1. Jenis Cat
Cat yang dimaksud adalah cat produksi pabrik yang telah diakui oleh Instansi
Pemerintah yang berwenang dan mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Cat tersebut harus mempunyai daya lekat terhadap baja yang cukup baik
guna melindungi permukaan bejana dengan sempurna dari pengaruh udara.
b. Cat tersebut harus mempunyai kekerasan dan elastisitet, agar daya lenturnya
baik, sehingga cukup tahan pukul atau tekanan dari luar.
c. Cat tersebut harus tidak mudah terbakar dan tahan air.
d. Cat harus dibuat agar tidak mudah berubah dan luntur.
e. Cat harus dibuat tahan terhadap cuaca udara yang berubah-ubah sehingga
tidak ada penuaan atau perubahan.
2. Pengecatan
Pada dasarnya pelaksanaan coating dan finishing harus dilakukan dengan
memakai cat yang telah disesuaikan dengan kelompok/jenis gas yang diisikan
berdasarkan sumber bahaya serta kondisi dari botol atau tabung gas bertekanan
yang akan digunakan. Jika lapisan telah dilakukan dengan anti karat, cat harus
dikeringkan sesuai dengan sifat-sifatnya.
3. Pengecatan Ulang
Pengecatan ulang botol baja atau tabung gas bertekanan harus diadakan apabila:
a. Warnanya sudah berubah, luntur dan sudah tidak menunjukkan lagi identitas
warna yang seluruhnya.
b. Warna cat yang seharusnya sudah hilang, atau tertutup sehingga identitas
warna tersebut dari 50% luasan permukaan badan botol baja.
c. Dilakukan pengujian/pengetesan bejana penyimpanan gas (hydrostatic test).

PERSYARATAN KESELAMATAN KERJA DAN KETENTUAN TEKNIS


PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN SERTA
PENERBITAN PENGESAHAN PEMAKAIAN BEJANA TEKANAN DAN TANGKI
TIMBUN
1. Persyaratan Keselamatan Kerja yang harus dipatuhi bagi suatu bejana tekanan
dan tangki timbun dan ketentuan teknis pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian serta penertiban Pengesahan Pemakaian Bejana tekanan harus
mentaati ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Undang-Undang No.1
tahun 1970, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 dan
Peraturan-Peraturan pelaksanaannya serta standar teknis pendukungnya.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     25 
   

2. Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud pada 1, meliputi :


a) Ketentuan tentang kualitas konstruksi bejana tekanan dan tangki timbun
b) Ketentuan tentang kualitas dan kuantitas alat perlengkapan/alat pengaman.
c) Ketentuan tentang kualifikasi perusahaan pembuatan, perakit, pemasang,
reparator, perawatan, dan personil K3 bejana tekanan dan tangki timbun.
d) Ketentuan teknis pemeriksaan dan pengujian.
e) Ketentuan teknis bejana tekanan dan tangki timbun yang tidak memerlukan
surat keterangan.
f) Ketentuan teknis yang berkaitan dokumen teknis bejana tekanan dan tangki
timbun, pemipaan, sarana penunjang dan dokumen teknik pemeriksaan dan
pengujjian serta penerbitan surat keterangan.

E. TATA CARA PEMERIKSAAN BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN


1. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN BEJANA TEKANAN DAN TANGKI
TIMBUN
Sebagaimana diketahui bahwa Bejana tekanan dan tangki timbun adalah suatu
peralatan yang sangat berguna bagi berbagai proses industri barang maupun
jasa. Namun demikian selalu menguntungkan, bejana tekanan dan tangki
timbun merupakan peralatan teknik yang mengandung resiko bahaya tinggi
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau peledakan agar tidak
terjadi kecelakaan atau peledakan maka sebelum dan dalam periode
pemakaian setiap bejana tekanan dan tangki timbun dan alat
pengaman/perlengkapannya harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian serta
dilayani dan dirawat dengan baik dan teratur. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas maka perlu dikeluarkan suatu pedoman agar terwujud keseragaman
dalam penanganan bejana tekanan dan tangki timbun sehingga bejana tekanan
dan tangki timbun dapat dioperasikan dengan aman dan efisien.
Pedoman ini harus diketahui oleh semua pihak yang terkait, terutama
Pemerintah Daerah Provinsi yang menangani langsung pelaksanaan
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014.
2. KETENTUAN KHUSUS PADA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
a) Pemeriksaan dan atau pengujian yang pelaksanaannya oleh Ahli K3
Spesialis Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
1) Apabila kegiatan pemeriksaan dan atau pengujian dilaksanakan oleh
Ahli K3 dari PJK3, maka Kepala Dinas setempat harus menyerahkan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     26 
   

1 (satu) set dokumen teknik yang dipersyaratkan bagi kegiatan


dimaksud kepada Ahli K3 yang bersangkutan.
2) Kepala Dinas setempat menerbitkan Surat Persetujuan Pemeriksaan
dan Pengujian oleh Ahli K3, berdasarkan surat permohonan dari PJK3
3) Laporan pemeriksaan dan pengujian yang dibuat oleh Ahli K3 harus
dievaluasi oleh Pegawai Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan bejana
tekanan dan ditandatangani oleh Pegawai pengawas dimaksud.
b) Penyiapan Tenaga Kerja dan Peralatan

Pada saat pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan sesuai dengan


tahapan kegiatannya. maka perusahaan pembuat atau pemasang atau
perakit, atau pernakai, atau pelaksana reparasi atau rnodifikasi,
diwajibkan menyiapkan dan menyerahkan tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian
kepada Pegawai Pengawas atau Ahli K3 yang melaksanakan.

F. TATA LAKSANA TEKNIS BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN


1. PROSEDUR PENERBITAN PENGESAHAN GAMBAR RENCANA BEJANA
TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN
Perusahaan pembuat harus memberitahukan secara tertulis kepada Kepala
Dinas Setempat. Surat pemberitahuan harus dilampiri dengan dokumen teknik
yang disyaratkan untuk pembuatan. yang terdiri dari :
 Gambar rencana
 Perhitungan kekuatan konstruksi
 Dokumen-dokumen terkait pembuatan/rencana pembuatan (Sertifikat
material/verifikasi, WPS/PQR, Pemeriksaan ketebalan, Pemeriksaan
ketidakbulatan, Pengukuran dimensi Pemeriksaan tidak merusak (NDT)
 Sertifikat juru las
 Laporan pengujian dari Lembaga Pengujian Independen yang sudah
terakreditasi di luar negeri (apabila dibuat di luar negeri)
 Copy SKP PJK3 bidang Pembuatan/Pemasangan Bejana tekanan an.
Catatan : Pengesahan gambar rencana pembuatan bejana tekanan dan
tangki timbun diterbitkan oleh pemerintah/Kementerian Ketenagakerjaan
cq Ditjen Binwasnaker dan K3.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     27 
   

2. PROSEDUR PENERBITAN PENGESAHAN PEMAKAIAN BEJANA TEKANAN


DAN TANGKI TIMBUN PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA
TAHAP PEMBUATAN
a) Perusahaan pembuatan harus memberitahukan secara tertulis kepada
Kepala Dinas Setempat. Surat pemberitahukan harus dilampiri dengan
dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan, yang sekurang-
kurangnya terdiri dari :
1) Berkas pengesahan gambar rencana pembuatan bejana tekanan dan
tangki timbun
2) Copy SKP perusahaan dan sertifikat juru las
3) Dokumen teknik yang terkaitnya dengan material dan proses
pembuatan.
Catatan : Pengesahan gambar rencana pembuatan bejana tekanan dan
tangki timbun diterbitkan oleh pemerintah/Kementerian Ketenagakerjaan cq
Ditjen Binwasnaker dan K3
b) Kepala Dinas setempat menyampikan surat pemberitahuan tersebut pada
(a) beserta lampirannya kepada Pegawai Pengawas Spesialis Pesawat Uap
dan Bejana tekanan sesuai hierarki dilanjutkan menerbitkan Surat Perintah
Tugas untuk melaksanakan pengawasan pembuatan pesawat uap.
c) Pegawai pengawas dari Dinas setempat atau Ahli K3 yang berwenang
melakukan verifikasi atau pemeriksaan terhadap dokumen teknis, obyek
teknis, dan proses pekerjaan serta pengujian sebagaimana dimaksud pada
III.1.1. (a) sampai dengan (d)
d) Perusahaan pembuatan harus membuat Data teknik pembuatan yang
memuat data umum, data teknis, dan data pemeriksaan dan pengujian yang
dilakukan pada tahap pembuatan.
e) Pegawai Pengawas atau Ahli K3 wajib membuat laporan pengawasan
pembuatan.
f) Laporan dimaksud pada (e) dan Data teknik pembuatan dimaksud pada (d)
disampaikan kepada Kepala Dinas setempat dan kepada Pemerintah.
3. PROSEDUR PENERBITAN SURAT KETERANGAN BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA TAHAP PEMAKAIAN
1. SURAT KETERANGAN (BARU)
a) Setiap laporan pemeriksaan dan pengujian bejana tekanan dan
tangki timbun harus dicatat dalam buku Register dan diberi nomor

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     28 
   

sesuai ketentuan.
b) Bentuk laporan dan Surat Keterangan bejana tekanan dan tangki
timbun sesuai dengan Permenaker Nomor 37 Tahun 2017 dan
lampirannya.
c) Laporan disusun dan ditandatangani oleh Pegawai Pengawas
Spesialis Pesawat Uap dan Bejana tekanan atau Ahli K3 bidang
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang melaksanakan pengujian,
sesuai dengan standar laporan pemeriksan dan pengujian.
d) Surat keterangan ditanda tangani oleh Pimpinan Unit Kerja
Pengawasan Ketenagakerjaan setelah ditanda tangani oleh Pegawai
Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan Bejana tekanan yang
melaksanakan pengujian atau melakukan review hasil pengujian
yang dilakukan oleh Ahli K3 bidang Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun.
e) Setiap buku Surat Keterangan bejana tekanan dan tangki timbun
harus dicatat dalam Buku Register Surat Keterangan bejana tekanan
dan tangki timbun dan diberi nomor sesuai ketentuan.
f) Surat keterangan dibuat tiga copy, lembar/set pertama disampaikan
kepada Pemakai/Pemilik bejana tekanan dan tangki timbun,
lembar/set kedua disimpan di unit kerja pengawasan
ketenagakerjaan setempat dan lembar/set ketiga disampaikan
kepada unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pusat.
2. Penanganan Kasus Kecelakaan Bejana tekanan dan Tangki Timbun
Prosedur yang harus dilakukan dalam penanganan kasus kecelakaan bejana
tekanan dan tangki timbun :
a. Pengurus atau pimpinan perusahaan wajib melaporkan kejadian kecelakaan
bejana tekanan dan tangki timbun dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24
jam sejak terjadinya kecelakaan ke unit kerja pengawasan ketenagakerjaan
setempat.
b. Laporan kecelakaan tersebut dibuat secara tertulis dengan menggunakan
formulir bentuk 3 KK2 A. (Lampiran I Permenaker No. 03/Men/1998)
c. Setelah menerima laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud point b,
Kepala unit kerja pengawasan ketenagakerjaan setempat memerintahkan
pengawas ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     29 
   

d. Pengawas Ketenagakerjaan dalam melaksanakan pemeriksaan dan


pengkajian kecelakaan bejana tekanan menggunakan formulir laporan
pemeriksaan dan pengkajian sesuai lampiran II Permenaker No.
03/Men/1998, yang meliputi Data Umum Perusahaan, Data Korban, Fakta
yang didapat, Uraian terjadinya kecelakaan, Sumber kecelakaan. Type
kecelakaan , Penyebab Kecelakaan , syarat yang diberikan dan Tindakan
lebih lanjut serta hal-hal lain yang perlu dilaporkan. Untuk lebih jelas peserta
diklat harap mempelajari Permenaker No.03IMen/1998.
e. Selanjutnya Pengawas Ketenagakerjaan melakukan pembinaan K3 bejana
tekanan dan tangki timbun sebagai tindakan preventif sehingga kecelakaan
tidak terulang lagi dan atau melakukan tindakan hukum sesuai dengan
peraturan perundangan.

G. BOXES
1. Obyek pengawasan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dibagi menjadi:
a. Bejana tekanan
b. Tangki Timbun
c. Operator K3
d. Teknisi K3 bidang bejana tekanan dan tangki timbun
e. Juru las

2. Pengetahuan bejana tekanan dan tangki timbun


Untuk mempelajari peralatan-peralatan tersebut diperlukan pengetahuan
dasar agar dapat mengenal sumber/potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
bejana tekanan dan tangki timbun

3. Sumber/Potensi Bahaya
Adapun bejana tekanan dan tangki timbun adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja yang merupakan sumber/potensi bahaya
apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan pemilihan
bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan
kekuatan konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga
safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat
serta berfungsi pada saat dioperasikan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     30 
   

4. Syarat-syarat K3 bejana tekanan dan tangki timbun


a. Konstruksi harus kuat
b. Layak dioperasikan
c. Safety devices terpasang dan berfungsi dengan baik disertai contoh
gambar
d. Dilakukan pemeriksaan dan pengujian
e. Dilakukan perawatan secara baik

5. Tata Cara Pemeriksaan


Prosedur pemeriksaan dan pengujian meliputi pemeriksaan visual dengan
menggunakan checklist, kemudian pemeriksaan komponen-komponen kritis,
pemeriksaan tidak merusak (NDT), pengujian hydrostatic, pemeriksaan safety devices.
6. Tata Laksana Teknis
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun, ditetapkan
bahwa setiap perencanaan, pembuatan, perakitan dan/atau pemasangan,
reparasi/modifikasi dan pemakaian bejana tekanan dan tangki timbun harus
mendapatkan surat keterangan memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja, sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     31 
   

BAB III
STUDI KASUS

Suatu perusahaan industri kimia, alamat X, yang rnemperkerjakan tenaga kerja


sebanyak 310 orang, 2 shift. Produk akhir Perusahaan tersebut salah satunya adalah
pupuk. Dalam memproses produk tersebut peralatan yang digunakan antara lain
conveyor belt (ban berjalan), instalasi pipa, storage tank yang berisi NH3, tangki
timbun bahan bakar solar, kompresor, ketel uap, bejana uap, botol baja oksigen dan
acetylen, botol baja LPG, Forklift, Overhead Crane, Mobile Crane. Sumber
tenaga listrik didapat dari PLN dan Genset sebagai pembangkit tenaga listrik
cadangan apabila terjadi keadaan darurat.

Kasus I :
Saudara sebagai Ahli K3 Umum telah mendapatkan Surat Perintah Tugas dari
pimpinan Saudara untuk melakukan pemeriksaan pertama terhadap perusahaan
industri kimia tersebut diatas berdasarkan rencana kerja yang telah ditanda tangani.
a. Hal-hal apa saja yang harus anda siapkan untuk melaksanakan tugas tersebut
b. Lakukan identifikasi potensi bahaya yang ada pada saat anda melakukan
pemeriksaan lapangan
c. Upaya pengendalian apa saja terhadap potensi bahaya yang telah saudara
identifikasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Petunjuk untuk menyelesaikan kasus :
1. Pelajari dan pahami Peraturan, Standar, Pedoman Teknis dan SK/SE
2. Mekanisme yang diatur oleh Dinas/Organisasi setempat

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     32 
   

Kasus II :
Dari Pemeriksaan Lapangan telah ditemukan
a) Storage Tank berisi NH3 sebanyak 5 unit dengan kapasitas/volume masing-
masing 2000 liter 3 unit dengan posisi horizontal, tekanan kerja 200 psi dan
4000 liter 2 unit dengan posisi vertikal, tekanan kerja 250 psi. Dari
pemeriksaan belum terpasang alat-alat safety device/alat ukur yaitu safety
valve,manometer, volume meter
b) Unit Tangki timbun berisi bahan bakar solar dengan kapasitas/volume
masing-masing 5000 liter. Kondisi tangki timbun tersebut safety devicenya
sudah terpasang dengan baik dan lengkap. Namun ditemukan tanggul dari
kedua tangki timbun tersebut belum ada.
c) Botol-botol baja LPG sebanyak 10 buah dengan kapasitas 45 Kg yang
digunakan untuk pengelasan tidak disimpan tersendiri.
d) Instalasi pipa sudah terpasang secara baik dan terdapat sebagian secara
melintang diatas jalan, sedangkan instalasi pipa tersebut belum dilengkapi
dengan tanda-tanda keselamatan.
Bagaimana langkah Saudara untuk mengatasi temuan diatas ?
Petunjuk untuk menyelesaikan kasus :
1. Pelajari dan pahami Peraturan, Standar, Pedoman Teknis dan SKISE
2. Pelajari tata cara pengisian akte pengawasan, pembuatan nota pemeriksaan,
pengisian kartu pemeriksaan dan pembuatan laporan kejadian.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     33 
   

KASUS III :

Kasus III :
Dari Perneriksaan Adrninistrasi telah diternukan
a) Storage Tank berisi NH3 sebanyak 5 unit dengan kapasitas/volurne
masing-masing 2000 liter 3 unit dengan posisi horizontal, tekanan kerja 200
psi dan 4000 liter 2 unit dengan posisi vertikal, tekanan kerja 250 psi. Dari
perneriksaan belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari Dinas
seternpat
b) 2 unit Tangki tirnbun berisi bahan bakar solar dengan kapasitas/volurne
masing-masing 5000 liter. Kondisi tangki tirnbun tersebut safety devicenya
sudah terpasang dengan baik dan lengkap. Telah rnendapatkan
pengesahan pernakaian
c) Botol-botol baja LPG sebanyak 10 buah dengan kapasitas 45 Kg yang
digunakan untuk pengelasan sudah rnerniliki pengesahan pernakaian.
d) Instalasi pipa sudah terpasang secara baik dan terdapat sebagian
melintang diatas jalan. Belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari
Dinas seternpat
Bagaimana langkah Saudara dan penasihatan teknis Saudara terhadap pemilik
untuk mengatasi temuan diatas ?

Petunjuk untuk rnenyelesaikan kasus :


1. Pelajari dan paharni Peraturan, Standar, Pedornan Teknis dan SE/SK
2. Pelajari teknik-teknik kornunikasi
3. Pelajari tata cara pengisian akte pengawasan, pernbuatan nota pemeriksaan,
pengisian kartu perneriksaan dan pernbuatan laporan kejadian.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     34 
   

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan umum, mencakup
ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berkaitan dengan bejana tekanan dan tangki timbun termasuk operator dan petugas
pesawat uap.

Cakupan ruang lingkup obyek pengawasan bejana tekanan dan tangki timbun yang
meliputi bejana penyimpanan gas, bejana proses, bejana proses, tangki penimbun
cairan bahan mudah terbakar, tangki penimbun cairan bahan berbahaya, dan lain
sebagainya merupakan peralatan yang banyak digunakan dalam industri transportasi,
industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk mempelajari peralatan-peralatan
tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat mengenal sumber/ potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh pesawat uap. Adapun pesawat uap adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan
pemilihan bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan kekuatan
konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga safety devices yang harus
terpasang dengan baik dan memenuhi syarat serta berfungsi pada saat dioperasikan.
Oleh karena itu, Ahli K3 Umum juga memegang peranan penting dalam pemenuhan
norma K3 pesawat uap dalam pengoperasian pesawat uap dimana harus memiliki
keterampilan dan kemampuan khusus yang dibuktikan dari sertifikat dan lisensi. Dengan
demikian maka kelalaian dalam bentuk apapun yang menjadi salah satu penyebab
kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.

B. Tindak Lanjut
Materi yang dituangkan di dalam modul ini dirancang untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada calon Ahli K3 Umum terkait norma K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun serta tata cara pelaksanaan pengawasan norma tersebut di lapangan.
Untuk mendapatkan pengetahuan tambahan terkait mata diklat ini, peserta dapat
menggalinya dari sumber referensi yang lain seperti buku bacaan, artikel online, buku
pedoman teknis lapangan, dan lain sebagainya. Hanya memiliki pengetahuan saja
tidaklah cukup, untuk itu setelah mempelajari modul ini peserta akan diberikan
pembekalan terkait studi kasus pada saat pembelajaran secara klasikal. Pembekalan
klasikal ini dimaksudkan agar para peserta memiliki keterampilan dalam melakukan
pemenuhan norma K3 pesawat uap di perusahaan.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     35 
   

DAFTAR PUSTAKA

1. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja,


Ditjen Binwasnaker dan K3, Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta.
2. Modul Pengawasan Norma K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun, Diklat Dasar
Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan, Pusdiklat Pegawai Kementerian
Ketenagakerjaan, Jakarta 2018.
3. https://jdih.kemnaker.go.id

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     36 
   

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI :...........................................................


DISNAKER PROVINSI :.............................................................................
ALAMAT :.............................................................................

FORMULIR HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


BEJANA BERTEKANAN
No.
I. DATA UMUM
1. Pemilik :
2. Alamat :

3. Pemakai :
4. Lokasi Unit :
5. Nama Operator :
6. Jenis Bejana :
7. Pabrik Pembuat :
8. Merk / Type :
9. Tahun Pembuatan :
10. No. Serie/No. Unit :
11. Tekanan Kerja Maks. Yang
Diijinkan :
12. Kapasitas :
13. Media yang digunakan :
14. Temperatur kerja :
15. Standar yang di pakai :
16. Digunakan untuk :
17. Tanggal Pemeriksaan dan
:
Pengujian
18. Lokasi Pemeriksaan dan
:
Pengujian
19. :
20. :

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     37 
   

II. DATA TEKNIK

Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Shell / Badan Ketebalan ( t )
Panjang Badan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Depan / Atas Kemiringan
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Tutup / Head
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Belakang /
Kemiringan
Bawah
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Jenis / bentuk
Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Pipa-pipa /
Dimensi
Channel
Material
Cara pemasangan

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     38 
   

Diameter
Ketebalan
Instalasi pipa
Jenis katup
Jumlah

III. PEMERIKSAAN
a). Visual
Kondisi
No. Bagian-Bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
syarat
1. Komponen Bejana terdiri atas :
a. Shell / badan
b. Head / Tutup ujung
c. Jacket / selubung
d. Pipa-pipa / Channel
e. Nozzle / nosel
2. Kelengkapan bejana :
a. Pedoman tekanan
b. Pengukur temperatur
c. Pelat nama
d. Keran pembuang / Drain
e. Keran ventilasi
f. Katup pengaman / Safety
valve
g. Katup pelampung
h. Katup vacuum
i. Filter
j. Steam Trap
3 Support
4. Instalasi pipa
a. Katup-katup
b. Support

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     39 
   

KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap kondisi sambungan


Keretakan, Korosi, dan Perubahan Bentuk

b). Dimensi

No. Komponen Ukuran / Dimensi Keterangan

Shell / badan
a. Ketidak bulatan
1. b. Ketebalan
c. Diameter
d. Panjang
Head / tutup ujung
2. a. Diameter
b. Ketebalan
Pipa-pipa / channel
a. Diameter
3.
b. Ketebalan
c. Panjang
Instalasi pipa
a. Diameter
4.
b. Ketebalan
c. Panjang
KETERANGAN : Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan
ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.

.......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     40 
   

IV. PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK

IV.1. Shell / Badan


Jenis NDT : ………………………….
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR

.......................,……………………. .......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     41 
   

IV.2. Head / Tutup Ujung


Jenis NDT : …………………………..
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

.......................,……………………. .......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     42 
   

IV.3. Pipa-pipa/Channel
Jenis NDT : …………………………..
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

.......................,……………………. .......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     43 
   

IV.4. Nozzle / Nosel


Jenis NDT : …………………………..
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
…………………………...
……………………………...

Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

.......................,……………………. .......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     44 
   

IV.5. Instalasi Pipa


Jenis NDT : …………………………..
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...

Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada

GAMBAR :

.......................,……………………. .......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3 PELAKSANA


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     45 
   

V. PENGUJIAN HIDROSTATIS

No. Data Pengujian Simbol Keterangan

DP
Tekanan Desain Kg/cm2
1.
WP
2. Tekanan Kerja Kg/cm2
TP
3. Tekanan Uji Kg/cm2
0
4. Temperatur ambien C

Waktu penahanan
T0
5. a. Tekanan Desain / Kerja Menit
T1
b. Tekanan Uji Menit
0
6. Kenaikan Temperatur C

TP 

DP/WP 

T0 T1
CATATAN

Selama dan setelah pengujian telah


Diperiksa bagian-bagian utama Bejana tekanan :
Terjadi / Tidak Terjadi Kebocoran
Terjadi / Tidak Terjadi Perubahan Bentuk

.......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     46 
   

VI. KESIMPULAN :

VII. SARAN – SARAN :

.......................,…………………….

PEGAWAI PENGAWAS / AHLI K3


SPESIALIS PESAWAT UAP & BEJANA
TEKANAN

NIP.

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     47 
   

Formulir Pemeriksaan Bulanan Tangki Timbun

LOKASI TANGKI : ___________________________

NO. KONDISI YA TIDAK TINDAK LANJUT

1. Ada tanda kebocoran di permukaan tangki

2. Kondisi tangki rusak, berkarat atau buruk

3. Baut, kelingan atau sambungan rusak

4. Penopang tangki rusak atau melengkung

5. Pondasi tangki terkikis

6. Pengukur ketinggian atau alarm rusak

7. Ventilasi terhalang / terhambat

8. Segel katup atau paking ada kebocoran

9. Jalur pemipaan terhalang atau rusak

10. Jalur pipa bawah tanah mencuat

11. Area bongkar muat rusak

12. Sambungan tidak ditutup/diberi flensa


mati
13. Secondary containment rusak

14. Katup drainase tanggul terbuka

15. Pagar, gerbang atau penerangan rusak

16. Kotak peralatan penanganan tumpahan


tidak lengkap

Catatan:

__________________________ ____________________
Pemeriksa Tanggal

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     48 
   

Formulir Pemeriksaan dan Pengujian Tangki


Timbun

Data Umum
Nama Fasilitas : Kode Nomor Fasilitas :

Lokasi Tangki Timbun: Kota :

Kode Pos : Telepon :

Nama dan Alamat Pemilik : Kota :

Kode Pos : Telepon:

Nomor Seri Tangki Timbun : Tanggal Pemasangan :

Tanggal Pemeriksaan dan Pengujian __________________________

Jenis : External Ultrasonic Internal


Tujuan : Pertama Berkala Lainnya (sebutkan)

Jenis dan Tanggal External Ultrasonic Internal


Pemeriksaan dan Pengujian
sebelumnya
tanggal __________ tanggal __________ tanggal __________

Spesifikasi Tangki Timbun :

Pabrik Pembuat : Media (isi) Tangki Timbun : Berat jenis :

Ukuran / Dimensi : Kapasitas : Tinggi Maksimal Pengisian :

Ada proses pemanasan? Ya Tidak Suhu Kerja Maksimal (oC) :

Konstruksi Tangki Timbun :

Bare Steel Double-bottom Proteksi Katodik


Coated Steel Double-wall Galvanik
Internally lined bottom Approved internal Impressed current
secondary containment Tanggal
Pemasangan_________
Synthetic liner beneath tank Concrete secondary Secondary
containment containment
lainnya_____________

Welded bottom Riveted bottom


Ketebalan awal _____________

Welded shell Riveted shell Jumlah


Courses______________

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     49 
   

Ketebalan Course Awal : 1.____________ 2.____________ 3.____________ 4.____________


5.____________ 6_____________ 7____________ 8.____________

Pondasi At grade Concrete pad Concrete ringwall


Stone ringwall Oiled sands/soils Lainnya_______________

Atap (Roof) Terbuka (Open) Tetap (Fixed) Kerucut (Cone)


Internal floating External floating Kubah (Dome)
Payung (Umbrella) Lainnya

Pendeteksi Kebocoran

Diluar Tangki Groundwater Monitoring Cable Systems


Vapor Monitoring Visual/Interstitial
Tracer Technologies Lainnya
Didalam Tangki Interstitial monitoring – jelaskan

Bidang Tanggul Synthetic Liner Beton Lainnya

Pemeriksaan dan Pengujian Bagian Bawah (Bottom) Tangki Timbun

Metode Pengujian Tidak Merusak (NDT) Las-lasan Pelat


Visual
Ultrasonic (Spot)
Ultrasonic (Scan)
Liquid Penetrant
Penetrating Oil
Magnetic Particle
Radiography
Mag Flux Scan
Vacuum Box
Tracer Gas
Holiday
Lainnya (sebutkan___________________)

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     50 
   

Pemeriksaan dan Pengujian Dinding Badan (Shell) Tangki Timbun


Metode Pengujian Tidak Merusak (NDT) Las-lasan Pelat
Visual
Ultrasonic (Spot)
Ultrasonic (Scan)
Liquid Penetrant
Penetrating Oil
Magnetic Particle
Radiography
Mag Flux Scan
Vacuum Box
Tracer Gas
Holiday
Lainnya (sebutkan___________________)

Pemeriksaan dan Pengujian Atap (Roof) Tangki Timbun

Metode Pengujian Tidak Merusak (NDT) Las-lasan Pelat


Visual
Ultrasonic (Spot)
Ultrasonic (Scan)
Liquid Penetrant
Penetrating Oil
Magnetic Particle
Radiography
Mag Flux Scan
Vacuum Box
Tracer Gas
Holiday
Lainnya (sebutkan___________________)

Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Bagian Bawah Tangki Timbun

Bagian Luar Bagian Dalam


Ketebalan Nominal
Ketebalan Minimal
Laju Korosi Maksimal

Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Dinding Badan (Shell) Tangki Timbun

Bagian Luar Bagian Dalam


Ketebalan Nominal
Ketebalan Minimal
Laju Korosi Maksimal

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     51 
   

Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Atap/Roof Tangki Timbun

Tetap (Fixed) Floating


Ketebalan Nominal
Ketebalan Minimal
Laju Korosi Maksimal

Kebocoran ?

Bagian Bawah Tangki? Ya Dinding Badan Tangki? Ya


Tidak Tidak

Settlement Tangki Timbun masih dalam batas aman?


Bottom Ya Tidak
Differential Ya Tidak
Edge Ya Tidak
Bulges/Ridges Ya Tidak

RINGKASAN PERBAIKAN : (penjelasan, tanggal selesai, dan tanggal pengujian setelah perbaikan)
Pondasi : ___________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________

Bagian Bawah : ______________________________________________________________________________________________________


______________________________________________________________________________________________________
Badan (Shell) : _______________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________
Atap (Roof):__________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________

Perlengkapan Pengaman :______________________________________________________________________________________________


__________________________________________________________________________________________________________________
Apakah diperlukan Pengujian Pemadatan (Hydrostatic test)?: Ya Tidak Tanggal Pengujian: ____
Hasil : _____________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________

JADWAL PEMERIKSAAN : (perhitungan-perhitungan (supporting calculation) harus


tersedia apabila diperlukan)
Bagian luar (ultrasonic): Laju korosi diketahui?: Ya Tidak
(Tahun) #1:_____________ #2: _____________ #3: _____________ #4: _____________ #5: _____________

Bagian luar (visual): (Tahun) #1:_____________ #2: _____________ #3: _____________ #4: _____________ #5: _____________

Bagian dalam : (Tahun) __________________________________________

TANDA TANGAN:
Petugas / Tanggal :

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     52 
   

MATERI GLADI PETA PEMERIKSAAN

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     53 
   

NO KOMPETENSI KEGIATAN OBYEK LOKUS HASIL KET.

12.2 K3 Bejana 1. Apabila Bejana tekanan dan Tangki Catatan mengenai:


tekanan dan Timbun telah memiliki Surat
Tangki Timbun 1. Nomer surat keterangan
Keterangan Memenuhi Persyaratan
K3. Surat Di kantor perusahaan 2. Instansi pemberi surat keterangan.
Keterangan yang bersangkutan
a. Pemeriksaan Surat Keterangan 3. Tanggal terbitnya surat keterangan
Memenuhi
Harus diingat: Persyaratan
K3 4. Nama pengawas ketenagakerjaan
Khusus untuk : spesialis yang melaksanakan
pengujian terakhir
Setiap satu Bejana tekanan
dan Tangki Timbun (Bejana 5. Persyaratan yang ditulis dalam
non botol baja) harus memiliki surat keterangan oleh pengawas
satu Surat Keterangan. ketenagakerjaan spesialis yang
menguji terakhir bejana tekanan
Beberapa botol baja yang dan tangki timbun yang
sejenis (yang berbeda hanya bersangkutan
nomer serinya saja), dapat
hanya satu Surat Keterangan 6. Mencatat data bejana tekanan dan
saja tangki timbun yang bersangkutan,
meliputi :

- Merek

- Nomer serie

- Nama pabrik pembuat

- Negara tempat pembutan

- Tahun pembuatan

- Tekanan kerja maximum

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     54 
   

- Volume (liter)

- Cap tanggal pemeriksaan


(pada botol baja)

NO KOMPETENSI KEGIATAN OBYEK LOKUS HASIL KET.

Bejana Di lapangan Catatan mengenai:


b. Mencocokan data bejana tekanan dan tekanan dan perusahaan
Tangki dimana Bejana Data Bejana tekanan dan Tangki Timbun yang
tangki timbun yang ada pada surat
Timbun tekanan dan tertulis dalam surat keterangan apakah sama atau
keterangan dengan yang ada pada Tangki Timbun berbeda dengan data Bejana tekanan dan Tangki
bejana tekanan dan tangki timbun berada Timbun yang bersangkutan
yang bersangkutan

Akte Di kantor Catatan mengenai :


2. Apabila Bejana tekanan dan Tangki
Pengawasan perusahaan
Timbun belum memiliki Surat yang Nama pengawas ketenagakerjaan yang melakukan
Keterangan. bersangkutan pemeriksaan yang melakukan terakhir, tanggal
pemeriksaan terakhir, dan syarat yang dituliskan
dalam akte pengawasan.

Bejana Di lapangan Catatan mengenai :


tekanan dimana Bejana
tekanan dan Data Bejana tekanan dan Tangki Timbun yang
Tangki Timbun bersangkutan terutama mengenai :
berada
- Merk
- Nama pabrik pembuat
- Negara tempat pembuatan
- Nomor serie
- Design pressure maximum
- Isi (liter)

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     55 
   

Catatan mengenai :
Dan jika pengusaha dapat Isi berkas permohonan yang telah dikirim, seperti
Pertinggal Di kantor
menunjukkan tanda terima berkas berkas perusahaan formulir, gambar konstruksi, gambar detail
permohonan surat keterangan Bejana permohonan yang sambungan, sertifikat bahan dan surat keterangan
bersangkutan
tekanan dan Tangki Timbun yang lainnya.
ditandatangani petugas Disnaker
setempat

Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun     56 

Anda mungkin juga menyukai