KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Berdasarkan kenyataan yang ada, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
semakin lama semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada
kondisi yang demikian, jumlah Ahli K3 Umum yang menangani masalah K3 di tempat
kerja dirasakan masih kurang.
Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, antara
lain dengan memberikan pembinaan K3 umum bagi para calon Ahli K3 Umum.
Berkaitan dengan hal tersebut agar Program pembinaan K3 dapat berdayaguna dan
berhasil guna, maka dalam persiapan pembinaan ini telah diupayakan penulisan dan
penyempurnaan modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus
dimiliki seorang Ahli K3 Umum.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul bagi Ahli K3 Umum yang
dibuat dengan tujuan untuk mempermudah peserta calon Ahli K3 Umum dalam proses
belajar mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta
pembinaan mendapatkan wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses
pembelajaran di kelas dengan narasumber.
Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai oleh calon
Ahli K3 Umum. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta pembinaan membaca
buku-buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.
Diharapkan dengan berpedoman pada modul ini, para peserta dan narasumber
Pembinaan Ahli K3 Umum mempunyai kesamaan pemahaman terhadap seluruh
kompetensi. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul
ini, disampaikan terima kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
DAFTAR ISI
A. Ruang Lingkup Obyek Pengawasan Bejana tekanan dan Tangki Timbun ---------- 4
B. Pengertian Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------------------------ 4
C. Sumber/Potensi Bahaya Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------ 15
D. Persyaratan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------------------ 18
E. Tata Cara Pemeriksaan Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ------------------------- 26
F. Tata Laksana Teknis Bejana Tekanan dan Tangki Timbun ----------------------------- 27
G. BOXES ------------------------------------------------------------------------------------------------ 30
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya penggunaan bejana tekanan dan tangki timbun baik di
industri, rumah tangga maupun transportasi baik jenis maupun jumlah dapat
menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja (peledakan, keracunan).
Kemampuan Ahli K3 Umum kurang memadai serta masih minimnya pengawas
ketenagakerjaan spesialis pesawat uap dan bejana tekanan yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Belum optimalnya pengawasan terhadap bejana tekanan dan tangki timbun.
Banyaknya bejana tekanan dan tangki timbun yang didatangkan dari luar negeri
dan dipasang di Indonesia.
Penanganan bejana tekanan / botol baja pada waktu pengangkutan atau
pemindahan masih menggunakan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat keselamatan kerja. Berdasarkan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, terdapat beberapa kegiatan
sebagaimana tersebut di atas menggunakan bejana tekanan.
Bejana tekanan dan tangki timbun memiliki sumber/potensi bahaya, akibat
pemakaian bejana tekanan meliputi air panas, gas, fluida, panas/suhu tinggi,
peningkatan tekanan/peledakan.
Oleh karena itu perlu ditetapkan keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Untuk bejana tekanan dan tangki timbun ketentuan teknis dan administrasinya
mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Konstruksi bejana tekanan dan tangki timbun pada umumnya di las, maka juru
lasnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982 tentang
Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
Mengingatkan bahwa sumber bahaya dan potensi yang ditimbulkan akibat
penggunaan/pengoperasian bejana tekanan dan tangki timbun dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan (peledakan) dan penyakit akibat kerja,
maka guna pencegahan harus dilakukan pengendalian, pembinaan dan
pengawasan atas pemenuhan ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 1
B. PENGERTIAN
1. Bejana tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya
terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut
maupun beku.
2. Bejana tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tekanan lebih dari 1 kg/cm2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan
volume lebih dari 2,25 (dua koma dua lima) liter.
3. Termasuk bejana tekanan adalah :
a. bejana penyimpanan gas, campuran gas;
b. bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk kendaraan;
c. bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan;
d. bejana proses; dan
e. pesawat pendingin.
4. Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan
atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
atau ditimbun dengan volume tertentu.
5. Tangki Timbun meliputi:
a. tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar;
b. tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan
c. tangki penimbun cairan selain huruf a dan huruf b.
6. Tangki Timbun yang digunakan sebagai penimbun cairan bahan mudah
terbakar memiliki volume paling sedikit 200 (dua ratus) liter.
7. Tangki Timbun yang digunakan sebagai selain sebagai penimbun cairan
bahan mudah terbakar maupun bahan berbahaya, memiliki volume paling
sedikit 450 (empat ratus lima puluh) liter atau temperatur lebih dari 99 °C
(sembilan puluh sembilan derajat celcius).
C. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 2
Pengawasan Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana tekanan dan Tangki Timbun.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 3
BAB II
POKOK BAHASAN
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 4
Gas bertekanan
Gas bertekanan merupakan salah satu jenis bahan kimia berbahaya yang dalam
pengemasannya disimpan atau ditampung didalam bejana tekanan / botol baja
bertekanan tinggi dalam wujud atau dalam keadaan terkempa, cair atau larutan
maupun dalam keadaan beku.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 5
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 6
- Melindungi instalasi sistem pemakaian bahan bakar gas dari kerusakan yang
diakibatkan oleh korosi dan pengendapan cairan dan atau material.
- Memberikan unjuk kerja kendaraan yang optimal dalam semua kondisi iklim dan
kebutuhan berkendara.
Kelebihan BBG
o Lebih bersih dan tidak bising
Emisi gas buang lebih kecil dibanding BBM : PM : 100%, Penurunan CO:
90,6%, Penurunan Nox : 38%, Penurunan HC : 64%
Kebisingan kendaraan CNG 2~3Db lebih kecil dibanding diesel/premium
o Lebih aman dibandingkan BBM
Mudah menguap saat ada kebocoran karena lebih ringan dari udara (SG
0,6)
Resiko kebakaran relatif rendah (Suhu bakar 5370C; Batas flamibilitas :5-
15% udara) → untuk LPG 1,8 – 9,8 %, Premium: 1,4 – 7,6 %
Tidak beracun
o Lebih efisien dan ekonomis
Lebih murah dibandingkan BBM → Menguntungkan
Mesin lebih bersih → Mengurangi frekuensi pemeliharaan
Kekurangan BBG
o Pendistribusian dan penyimpanan relatif mahal → Investasi > dari BBM
o Ada tambahan biaya converter kit → ± 11 juta rupiah
o Daya jelajah pendek → Sulit mendapatkan gas karena Infrastruktur SPBG masih
sangat terbatas
o Tangki BBG relatif berat → Menambah beban kendaraan
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 7
A. Tabung CNG
Berdasarkan ISO 11439 : 2000 tentang GAS CYLINDERS – HIGH PRESSURE
CYLINDERS FOR THE ON-BOARD STORAGE OF NATURAL GAS AS A FUEL
FOR AUTOMOTIF VEHICLES, tabungan CNG terbagi menjadi 4 jenis (type), yaitu :
TYPE 1 (CNG 1)
Terbuat dari material berbasis metal atau baja
Paling murah
Paling berat → (Kapasitas 60 L ± 75 Kg)
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 8
Type 2 ( CNG 2)
Liner/pelapis dalam dari metal dan bungkusan resin/serat fiberglas pada bagian
luar (Hoop wrap)
Lebih mahal dari CNG 1
Lebih berat → ( Kapasitas 60 L ± 52 Kg)
TYPE 3 (CNG 3)
Liner/pelapis dalam dari metal dan dibungkus serat karbon pada bagian luar (full
wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan → (Kapasitas 60 L ± 26 Kg)
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 9
TYPE 4 (CNG 4)
Liner/pelapis dalam dari bahan non metal/plastik dan bungkusan serat karbon
pada bagian luar (full wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 10
Desain I Perencanaan
Hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan :
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 11
Pemilihan Material
Pemilihan utama dalam pemilihan suatu material adalah kemungkinan korosi yang
timbul jika material bahan tersebut tidak berada dalam kondisi yang sesuai dengan
medium/gas yang dikemasnya, faktor-faktor lainnya yang dipertimbangkan adalah
kegunaannya, sifat mekanik, sifat fisik kimia, daya tahan terhadap cuaca, lingkungan,
panas, biaya pembuatan/pengadaan, perawatan serta pemeliharaan. Pemilihan
bahan konstruksi terutama ditujukan untuk keperluan keselamatan
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 12
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 13
c) Bahan bukan logam lainnya seperti: grafit, kaca, plastik dipakai sebagai
bahan tambahan perlengkap instalasi bejana sesuai kebutuhan.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 14
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 15
yang menimbulkan kebakaran atau ledakan. Contoh gas-gas yang reaktif adalah
Chlorine yang dapat bereaksi dan terbakar dengan zat-zat orgnic pada udara
normal. Gas oksigen dapat menimbulkan reaksi isotermis dan menimbulkan api
maupun ledakan bila tercampur dengan bahan bakar, minyak atau pelumas
maupun lemak. Beberapa jenis gas yang apabila mendapat sumber panas dari
luar maupun goncangan, sehingga merangsang timbulnya reaksi pada gas
didalamnya yang dapat mengakibatkan ledakan. Contoh gas seperti ini adalah
Acetylene, Methyl Propodine, Vinyl Chloride dan sebagainya.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 16
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 17
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 18
2. Bejana penyimpanan gas yang mengandung lebih dari satu potensi bahaya
yang akan ditonjolkan, ditandai dengan gabungan warna dasar.
3. Bejana penyimpanan gas walaupun di udara mengandung potensi bahaya
yang bersifat fatal, ditandai dengan warna dasar menyolok.
Selain pewarnaan Bejana penyimpanan gas sebagaimana tersebut di atas,
masih dapat ditambahkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Jenis-jenis warna dasar diusahakan seminimal mungkin, agar orang awam
dapat dengan mudah mengenal dan mengingat potensi bahaya dari bejana
penyimpan gas tersebut.
2. Gas-gas yang berbeda jenisnya tetapi mempunyai kesamaan potensi
bahaya yang hendak ditonjolkan, diberi warna dasar yang sama, namun
dibedakan dengan penandaan khusus di tempat tertentu pada badan atau
leher. Penandaan tersebut dapat berbentuk tulisan nama gas yang
disablonkan secara menyolok sepanjang badan Bejana penyimpanan gas
atau berupa labeling tanda peringatan khusus yang ditempelkan pada
bagian leher.
3. Gas-gas yang jenisnya beraneka ragam dapat dikelompokkan menurut sifat
dan potensi bahayanya menjadi:
a. klasifikasi berdasarkan potensi bahaya yang dimiliki gas tersebut,
antara lain mencekik, mengoksidasi, mudah terbakar, beracun dan atau
korosif.
b. klasifikasi gas-gas spesifik, antara lain asetilen, oxygen, nitrous oxide.
c. klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan medis,
antara lain argon, nitrogen, carbon dioxide, helium.
d. klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang dipergunakan
untuk pernafasan, antara lain udara atau udara sintetik, helium/oxygen,
oxygen/carbon dioxide, oxygen/nitrogen, oxygen/nitrous oxide, nitric
oxide/nitrogen NO<1000 ppm (V/V),
e. klasifikasi gas-gas industri dan gas campuran, antara lain Udara atau
udara sintetik (O2 ≤ 23.5 %), Ammonia, Chlorine, Hydrogen, Krypton,
Methane, Argon/Carbon dioxide, Nitrogen / carbon dioxide.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 19
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 20
1.3. Klasifikasi gas-gas inert untuk pemakaian jenis industri dan medis
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Argon Ar Dark green RAL
6001
1.4. Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang dipergunakan
untuk pernafasan
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Udara atau White RAL 9010
udara sintetik Black RAL 9005
O2 ≥ 20 %
tapi ≤ 23.5 %
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 21
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 22
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 23
Nama
Perusahaan
Bentuk dan ukuran label dapat disesuaikan dengan dimensi dari bejana
penyimpanan gas itu sendiri, untuk ditampilkan pada bagian bahu bejana
penyimpanan gas. Informasi berikut diperlukan dalam label:
a. Pictogram, yang menampilkan potensi bahaya utama dan potensi bahaya
tambahannya. Pictogram disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Nomor UN;
c. Nama gas dan sifat gas;
d. Nama gas huruf besar;
e. Keterangan potensi bahaya;
f. Keterangan dimensi dan tekanan tabung;
g. Standard yang dipakai;
h. Nama perusahaan pembuat tabung;
i. Alamat perusahaan pembuat tabung;
j. Informasi tambahan perusahaan pembuat tabung;
k. Nomor telepon yang dapat dihubungi.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 24
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 25
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 26
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 27
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 28
sesuai ketentuan.
b) Bentuk laporan dan Surat Keterangan bejana tekanan dan tangki
timbun sesuai dengan Permenaker Nomor 37 Tahun 2017 dan
lampirannya.
c) Laporan disusun dan ditandatangani oleh Pegawai Pengawas
Spesialis Pesawat Uap dan Bejana tekanan atau Ahli K3 bidang
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun yang melaksanakan pengujian,
sesuai dengan standar laporan pemeriksan dan pengujian.
d) Surat keterangan ditanda tangani oleh Pimpinan Unit Kerja
Pengawasan Ketenagakerjaan setelah ditanda tangani oleh Pegawai
Pengawas Spesialis Pesawat Uap dan Bejana tekanan yang
melaksanakan pengujian atau melakukan review hasil pengujian
yang dilakukan oleh Ahli K3 bidang Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun.
e) Setiap buku Surat Keterangan bejana tekanan dan tangki timbun
harus dicatat dalam Buku Register Surat Keterangan bejana tekanan
dan tangki timbun dan diberi nomor sesuai ketentuan.
f) Surat keterangan dibuat tiga copy, lembar/set pertama disampaikan
kepada Pemakai/Pemilik bejana tekanan dan tangki timbun,
lembar/set kedua disimpan di unit kerja pengawasan
ketenagakerjaan setempat dan lembar/set ketiga disampaikan
kepada unit kerja pengawasan ketenagakerjaan pusat.
2. Penanganan Kasus Kecelakaan Bejana tekanan dan Tangki Timbun
Prosedur yang harus dilakukan dalam penanganan kasus kecelakaan bejana
tekanan dan tangki timbun :
a. Pengurus atau pimpinan perusahaan wajib melaporkan kejadian kecelakaan
bejana tekanan dan tangki timbun dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24
jam sejak terjadinya kecelakaan ke unit kerja pengawasan ketenagakerjaan
setempat.
b. Laporan kecelakaan tersebut dibuat secara tertulis dengan menggunakan
formulir bentuk 3 KK2 A. (Lampiran I Permenaker No. 03/Men/1998)
c. Setelah menerima laporan kecelakaan sebagaimana dimaksud point b,
Kepala unit kerja pengawasan ketenagakerjaan setempat memerintahkan
pengawas ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan dan pengkajian
kecelakaan.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 29
G. BOXES
1. Obyek pengawasan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dibagi menjadi:
a. Bejana tekanan
b. Tangki Timbun
c. Operator K3
d. Teknisi K3 bidang bejana tekanan dan tangki timbun
e. Juru las
3. Sumber/Potensi Bahaya
Adapun bejana tekanan dan tangki timbun adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja yang merupakan sumber/potensi bahaya
apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan pemilihan
bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan
kekuatan konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga
safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat
serta berfungsi pada saat dioperasikan.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 30
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 31
BAB III
STUDI KASUS
Kasus I :
Saudara sebagai Ahli K3 Umum telah mendapatkan Surat Perintah Tugas dari
pimpinan Saudara untuk melakukan pemeriksaan pertama terhadap perusahaan
industri kimia tersebut diatas berdasarkan rencana kerja yang telah ditanda tangani.
a. Hal-hal apa saja yang harus anda siapkan untuk melaksanakan tugas tersebut
b. Lakukan identifikasi potensi bahaya yang ada pada saat anda melakukan
pemeriksaan lapangan
c. Upaya pengendalian apa saja terhadap potensi bahaya yang telah saudara
identifikasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Petunjuk untuk menyelesaikan kasus :
1. Pelajari dan pahami Peraturan, Standar, Pedoman Teknis dan SK/SE
2. Mekanisme yang diatur oleh Dinas/Organisasi setempat
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 32
Kasus II :
Dari Pemeriksaan Lapangan telah ditemukan
a) Storage Tank berisi NH3 sebanyak 5 unit dengan kapasitas/volume masing-
masing 2000 liter 3 unit dengan posisi horizontal, tekanan kerja 200 psi dan
4000 liter 2 unit dengan posisi vertikal, tekanan kerja 250 psi. Dari
pemeriksaan belum terpasang alat-alat safety device/alat ukur yaitu safety
valve,manometer, volume meter
b) Unit Tangki timbun berisi bahan bakar solar dengan kapasitas/volume
masing-masing 5000 liter. Kondisi tangki timbun tersebut safety devicenya
sudah terpasang dengan baik dan lengkap. Namun ditemukan tanggul dari
kedua tangki timbun tersebut belum ada.
c) Botol-botol baja LPG sebanyak 10 buah dengan kapasitas 45 Kg yang
digunakan untuk pengelasan tidak disimpan tersendiri.
d) Instalasi pipa sudah terpasang secara baik dan terdapat sebagian secara
melintang diatas jalan, sedangkan instalasi pipa tersebut belum dilengkapi
dengan tanda-tanda keselamatan.
Bagaimana langkah Saudara untuk mengatasi temuan diatas ?
Petunjuk untuk menyelesaikan kasus :
1. Pelajari dan pahami Peraturan, Standar, Pedoman Teknis dan SKISE
2. Pelajari tata cara pengisian akte pengawasan, pembuatan nota pemeriksaan,
pengisian kartu pemeriksaan dan pembuatan laporan kejadian.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 33
KASUS III :
Kasus III :
Dari Perneriksaan Adrninistrasi telah diternukan
a) Storage Tank berisi NH3 sebanyak 5 unit dengan kapasitas/volurne
masing-masing 2000 liter 3 unit dengan posisi horizontal, tekanan kerja 200
psi dan 4000 liter 2 unit dengan posisi vertikal, tekanan kerja 250 psi. Dari
perneriksaan belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari Dinas
seternpat
b) 2 unit Tangki tirnbun berisi bahan bakar solar dengan kapasitas/volurne
masing-masing 5000 liter. Kondisi tangki tirnbun tersebut safety devicenya
sudah terpasang dengan baik dan lengkap. Telah rnendapatkan
pengesahan pernakaian
c) Botol-botol baja LPG sebanyak 10 buah dengan kapasitas 45 Kg yang
digunakan untuk pengelasan sudah rnerniliki pengesahan pernakaian.
d) Instalasi pipa sudah terpasang secara baik dan terdapat sebagian
melintang diatas jalan. Belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari
Dinas seternpat
Bagaimana langkah Saudara dan penasihatan teknis Saudara terhadap pemilik
untuk mengatasi temuan diatas ?
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan umum, mencakup
ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur dalam peraturan yang
berkaitan dengan bejana tekanan dan tangki timbun termasuk operator dan petugas
pesawat uap.
Cakupan ruang lingkup obyek pengawasan bejana tekanan dan tangki timbun yang
meliputi bejana penyimpanan gas, bejana proses, bejana proses, tangki penimbun
cairan bahan mudah terbakar, tangki penimbun cairan bahan berbahaya, dan lain
sebagainya merupakan peralatan yang banyak digunakan dalam industri transportasi,
industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk mempelajari peralatan-peralatan
tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat mengenal sumber/ potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh pesawat uap. Adapun pesawat uap adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan
pemilihan bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan kekuatan
konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga safety devices yang harus
terpasang dengan baik dan memenuhi syarat serta berfungsi pada saat dioperasikan.
Oleh karena itu, Ahli K3 Umum juga memegang peranan penting dalam pemenuhan
norma K3 pesawat uap dalam pengoperasian pesawat uap dimana harus memiliki
keterampilan dan kemampuan khusus yang dibuktikan dari sertifikat dan lisensi. Dengan
demikian maka kelalaian dalam bentuk apapun yang menjadi salah satu penyebab
kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.
B. Tindak Lanjut
Materi yang dituangkan di dalam modul ini dirancang untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada calon Ahli K3 Umum terkait norma K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun serta tata cara pelaksanaan pengawasan norma tersebut di lapangan.
Untuk mendapatkan pengetahuan tambahan terkait mata diklat ini, peserta dapat
menggalinya dari sumber referensi yang lain seperti buku bacaan, artikel online, buku
pedoman teknis lapangan, dan lain sebagainya. Hanya memiliki pengetahuan saja
tidaklah cukup, untuk itu setelah mempelajari modul ini peserta akan diberikan
pembekalan terkait studi kasus pada saat pembelajaran secara klasikal. Pembekalan
klasikal ini dimaksudkan agar para peserta memiliki keterampilan dalam melakukan
pemenuhan norma K3 pesawat uap di perusahaan.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 35
DAFTAR PUSTAKA
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 36
3. Pemakai :
4. Lokasi Unit :
5. Nama Operator :
6. Jenis Bejana :
7. Pabrik Pembuat :
8. Merk / Type :
9. Tahun Pembuatan :
10. No. Serie/No. Unit :
11. Tekanan Kerja Maks. Yang
Diijinkan :
12. Kapasitas :
13. Media yang digunakan :
14. Temperatur kerja :
15. Standar yang di pakai :
16. Digunakan untuk :
17. Tanggal Pemeriksaan dan
:
Pengujian
18. Lokasi Pemeriksaan dan
:
Pengujian
19. :
20. :
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 37
Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Shell / Badan Ketebalan ( t )
Panjang Badan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Depan / Atas Kemiringan
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Tutup / Head
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Belakang /
Kemiringan
Bawah
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Jenis / bentuk
Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Pipa-pipa /
Dimensi
Channel
Material
Cara pemasangan
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 38
Diameter
Ketebalan
Instalasi pipa
Jenis katup
Jumlah
III. PEMERIKSAAN
a). Visual
Kondisi
No. Bagian-Bagian Memenuhi Keterangan
Tidak
syarat
1. Komponen Bejana terdiri atas :
a. Shell / badan
b. Head / Tutup ujung
c. Jacket / selubung
d. Pipa-pipa / Channel
e. Nozzle / nosel
2. Kelengkapan bejana :
a. Pedoman tekanan
b. Pengukur temperatur
c. Pelat nama
d. Keran pembuang / Drain
e. Keran ventilasi
f. Katup pengaman / Safety
valve
g. Katup pelampung
h. Katup vacuum
i. Filter
j. Steam Trap
3 Support
4. Instalasi pipa
a. Katup-katup
b. Support
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 39
b). Dimensi
Shell / badan
a. Ketidak bulatan
1. b. Ketebalan
c. Diameter
d. Panjang
Head / tutup ujung
2. a. Diameter
b. Ketebalan
Pipa-pipa / channel
a. Diameter
3.
b. Ketebalan
c. Panjang
Instalasi pipa
a. Diameter
4.
b. Ketebalan
c. Panjang
KETERANGAN : Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan
ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.
.......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 40
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 41
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 42
IV.3. Pipa-pipa/Channel
Jenis NDT : …………………………..
……………………………..
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
……………………………...
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 43
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 44
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 45
V. PENGUJIAN HIDROSTATIS
DP
Tekanan Desain Kg/cm2
1.
WP
2. Tekanan Kerja Kg/cm2
TP
3. Tekanan Uji Kg/cm2
0
4. Temperatur ambien C
Waktu penahanan
T0
5. a. Tekanan Desain / Kerja Menit
T1
b. Tekanan Uji Menit
0
6. Kenaikan Temperatur C
TP
DP/WP
T0 T1
CATATAN
.......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 46
VI. KESIMPULAN :
.......................,…………………….
NIP.
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 47
Catatan:
__________________________ ____________________
Pemeriksa Tanggal
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 48
Data Umum
Nama Fasilitas : Kode Nomor Fasilitas :
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 49
Pendeteksi Kebocoran
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 50
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 51
Kebocoran ?
RINGKASAN PERBAIKAN : (penjelasan, tanggal selesai, dan tanggal pengujian setelah perbaikan)
Pondasi : ___________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________
Bagian luar (visual): (Tahun) #1:_____________ #2: _____________ #3: _____________ #4: _____________ #5: _____________
TANDA TANGAN:
Petugas / Tanggal :
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 52
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 53
- Merek
- Nomer serie
- Tahun pembuatan
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 54
- Volume (liter)
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 55
Catatan mengenai :
Dan jika pengusaha dapat Isi berkas permohonan yang telah dikirim, seperti
Pertinggal Di kantor
menunjukkan tanda terima berkas berkas perusahaan formulir, gambar konstruksi, gambar detail
permohonan surat keterangan Bejana permohonan yang sambungan, sertifikat bahan dan surat keterangan
bersangkutan
tekanan dan Tangki Timbun yang lainnya.
ditandatangani petugas Disnaker
setempat
Modul Ahli K3 Umum Norma K3 Bejana tekanan dan Tangki Timbun 56