TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Berdasarkan kenyataan yang ada, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
semakin lama semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada
kondisi yang demikian, jumlah Ahli K3 Umum yang menangani masalah K3 di tempat
kerja dirasakan masih kurang.
Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, antara
lain dengan memberikan pembinaan K3 umum bagi para calon Ahli K3 Umum.
Berkaitan dengan hal tersebut agar Program pembinaan K3 dapat berdayaguna dan
berhasil guna, maka dalam persiapan pembinaan ini telah diupayakan penulisan dan
penyempurnaan modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus
dimiliki seorang Ahli K3 Umum.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul bagi Ahli K3 Umum yang
dibuat dengan tujuan untuk mempermudah peserta calon Ahli K3 Umum dalam proses
belajar mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta
pembinaan mendapatkan wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses
pembelajaran di kelas dengan narasumber.
Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai oleh calon
Ahli K3 Umum. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta pembinaan membaca
buku-buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.
Diharapkan dengan berpedoman pada modul ini, para peserta dan narasumber
Pembinaan Ahli K3 Umum mempunyai kesamaan pemahaman terhadap seluruh
kompetensi. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul
ini, disampaikan terima kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
A. Latar Belakang------------------------------------------------------------------------------------- 1
B. Pengertian------------------------------------------------------------------------------------------- 2
C. Dasar Hukum--------------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Ruang Lingkup Pembahasan Modul----------------------------------------------------------3
E. Tujuan Instruksional Umum (TIU) -------------------------------------------------------------3
F. Metode Instruksional Khusus (TIK) -----------------------------------------------------------3
G. Metode Pembelajaran --------------------------------------------------------------------------- 3
BAB V PENUTUP------------------------------------------------------------------------------------- 36
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya penggunaan bejana tekanan dan tangki timbun baik di
industri, rumah tangga maupun transportasi baik jenis maupun jumlah dapat
menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja (peledakan, keracunan).
Kemampuan Ahli K3 Umum kurang memadai serta masih minimnya pengawas
ketenagakerjaan spesialis pesawat uap dan bejana tekanan yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Belum optimalnya pengawasan terhadap bejana tekanan dan tangki timbun.
Banyaknya bejana tekanan dan tangki timbun yang didatangkan dari luar negeri
dan dipasang di Indonesia.
Penanganan bejana tekanan / botol baja pada waktu pengangkutan atau
pemindahan masih menggunakan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat keselamatan kerja. Berdasarkan pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, terdapat beberapa kegiatan
sebagaimana tersebut di atas menggunakan bejana tekanan.
Bejana tekanan dan tangki timbun memiliki sumber/potensi bahaya, akibat
pemakaian bejana tekanan meliputi air panas, gas, fluida, panas/suhu tinggi,
peningkatan tekanan/peledakan.
Oleh karena itu perlu ditetapkan keselamatan kerja sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Untuk bejana tekanan dan tangki timbun ketentuan teknis dan administrasinya
mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bejana Tekanan dan Tangki Timbun.
Konstruksi bejana tekanan dan tangki timbun pada umumnya di las, maka juru
lasnya harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-02/MEN/1982 tentang
Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja.
Mengingatkan bahwa sumber bahaya dan potensi yang ditimbulkan akibat
penggunaan/pengoperasian bejana tekanan dan tangki timbun dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan (peledakan) dan penyakit akibat kerja,
maka guna pencegahan harus dilakukan pengendalian, pembinaan dan
pengawasan atas pemenuhan ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja
B. PENGERTIAN
1. Bejana tekanan adalah bejana selain Pesawat Uap yang di dalamnya
terdapat tekanan dan dipakai untuk menampung gas, udara, campuran
gas, atau campuran udara baik dikempa menjadi cair dalam keadaan larut
maupun beku.
2. Bejana tekanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tekanan lebih dari 1 kg/cm2 (satu kilogram per sentimeter persegi) dan
volume lebih dari 2,25 (dua koma dua lima) liter.
3. Termasuk bejana tekanan adalah :
a. bejana penyimpanan gas, campuran gas;
b. bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan sebagai bahan bakar
untuk kendaraan;
c. bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan;
d. bejana proses; dan
e. pesawat pendingin.
4. Tangki Timbun adalah bejana selain bejana tekanan yang menyimpan
atau menimbun cairan bahan berbahaya atau cairan lainnya, di dalamnya
terdapat gaya tekan yang ditimbulkan oleh berat cairan yang disimpan
atau ditimbun dengan volume tertentu.
5. Tangki Timbun meliputi:
a. tangki penimbun cairan bahan mudah terbakar;
b. tangki penimbun cairan bahan berbahaya; dan
c. tangki penimbun cairan selain huruf a dan huruf b.
6. Tangki Timbun yang digunakan sebagai penimbun cairan bahan mudah
terbakar memiliki volume paling sedikit 200 (dua ratus) liter.
7. Tangki Timbun yang digunakan sebagai selain sebagai penimbun cairan
bahan mudah terbakar maupun bahan berbahaya, memiliki volume paling
sedikit 450 (empat ratus lima puluh) liter atau temperatur lebih dari 99 °C
(sembilan puluh sembilan derajat celcius).
C. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Gas bertekanan
Gas bertekanan merupakan salah satu jenis bahan kimia berbahaya yang dalam
pengemasannya disimpan atau ditampung didalam bejana tekanan / botol baja
bertekanan tinggi dalam wujud atau dalam keadaan terkempa, cair atau larutan
maupun dalam keadaan beku.
Kekurangan BBG
o Pendistribusian dan penyimpanan relatif mahal → Investasi > dari BBM
o Ada tambahan biaya converter kit → ± 11 juta rupiah
o Daya jelajah pendek → Sulit mendapatkan gas karena Infrastruktur SPBG masih
sangat terbatas
A. Tabung CNG
Berdasarkan ISO 11439 : 2000 tentang GAS CYLINDERS – HIGH PRESSURE
CYLINDERS FOR THE ON-BOARD STORAGE OF NATURAL GAS AS A FUEL
FOR AUTOMOTIF VEHICLES, tabungan CNG terbagi menjadi 4 jenis (type), yaitu :
TYPE 1 (CNG 1)
Terbuat dari material berbasis metal atau baja
Type 2 ( CNG 2)
Liner/pelapis dalam dari metal dan bungkusan resin/serat fiberglas pada bagian
luar (Hoop wrap)
Lebih mahal dari CNG 1
Lebih berat → ( Kapasitas 60 L ± 52 Kg)
TYPE 3 (CNG 3)
Liner/pelapis dalam dari metal dan dibungkus serat karbon pada bagian luar (full
wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan → (Kapasitas 60 L ± 26 Kg)
TYPE 4 (CNG 4)
Liner/pelapis dalam dari bahan non metal/plastik dan bungkusan serat karbon
pada bagian luar (full wrap)
Lebih mahal
Lebih ringan
Desain I Perencanaan
Hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan:
Pemilihan Material
Pemilihan utama dalam pemilihan suatu material adalah kemungkinan korosi yang
timbul jika material bahan tersebut tidak berada dalam kondisi yang sesuai dengan
medium/gas yang dikemasnya, faktor-faktor lainnya yang dipertimbangkan adalah
kegunaannya, sifat mekanik, sifat fisik kimia, daya tahan terhadap cuaca, lingkungan,
panas, biaya pembuatan/pengadaan, perawatan serta pemeliharaan. Pemilihan
bahan konstruksi terutama ditujukan untuk keperluan keselamatan
1.4. Klasifikasi gas-gas campuran untuk jenis medis atau yang dipergunakan
untuk pernafasan
JENIS GAS WARNA PADA BAHU BEJANA
Udara atau White RAL 9010
udara sintetik Black RAL 9005
O2 ≥ 20 %
tapi ≤ 23.5 %
Bentuk dan ukuran label dapat disesuaikan dengan dimensi dari bejana
penyimpanan gas itu sendiri, untuk ditampilkan pada bagian bahu bejana
penyimpanan gas. Informasi berikut diperlukan dalam label:
a. Pictogram, yang menampilkan potensi bahaya utama dan potensi bahaya
tambahannya. Pictogram disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Nomor UN;
c. Nama gas dan sifat gas;
d. Nama gas huruf besar;
e. Keterangan potensi bahaya;
f. Keterangan dimensi dan tekanan tabung;
g. Standard yang dipakai;
h. Nama perusahaan pembuat tabung;
i. Alamat perusahaan pembuat tabung;
j. Informasi tambahan perusahaan pembuat tabung;
k. Nomor telepon yang dapat dihubungi.
G. BOXES
1. Obyek pengawasan K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun dibagi menjadi:
a. Bejana tekanan
b. Tangki Timbun
c. Operator K3
d. Teknisi K3 bidang bejana tekanan dan tangki timbun
e. Juru las
3. Sumber/Potensi Bahaya
Adapun bejana tekanan dan tangki timbun adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kerja yang merupakan sumber/potensi bahaya
apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan pemilihan
bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan
kekuatan konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga
safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat
serta berfungsi pada saat dioperasikan.
BAB III
STUDI KASUS
Kasus I :
Saudara sebagai Ahli K3 Umum telah mendapatkan Surat Perintah Tugas dari
pimpinan Saudara untuk melakukan pemeriksaan pertama terhadap perusahaan
industri kimia tersebut diatas berdasarkan rencana kerja yang telah ditanda tangani.
a. Hal-hal apa saja yang harus anda siapkan untuk melaksanakan tugas tersebut
b. Lakukan identifikasi potensi bahaya yang ada pada saat anda melakukan
pemeriksaan lapangan
c. Upaya pengendalian apa saja terhadap potensi bahaya yang telah saudara
identifikasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Petunjuk untuk menyelesaikan kasus :
1. Pelajari dan pahami Peraturan, Standar, Pedoman Teknis dan SK/SE
2. Mekanisme yang diatur oleh Dinas/Organisasi setempat
Kasus III :
Dari Perneriksaan Adrninistrasi telah diternukan
a) Storage Tank berisi NH3 sebanyak 5 unit dengan kapasitas/volurne
masingmasing 2000 liter 3 unit dengan posisi horizontal, tekanan kerja 200
psi dan 4000 liter 2 unit dengan posisi vertikal, tekanan kerja 250 psi. Dari
perneriksaan belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari Dinas
seternpat
b) 2 unit Tangki tirnbun berisi bahan bakar solar dengan kapasitas/volurne
masing-masing 5000 liter. Kondisi tangki tirnbun tersebut safety devicenya
sudah terpasang dengan baik dan lengkap. Telah rnendapatkan
pengesahan pernakaian
c) Botol-botol baja LPG sebanyak 10 buah dengan kapasitas 45 Kg yang
digunakan untuk pengelasan sudah rnerniliki pengesahan pernakaian.
d) Instalasi pipa sudah terpasang secara baik dan terdapat sebagian
melintang diatas jalan. Belurn rnendapatkan pengesahan pernakaian dari
Dinas seternpat
Bagaimana langkah Saudara dan penasihatan teknis Saudara terhadap pemilik
untuk mengatasi temuan diatas ?
1. Sebutkan sumber bahaya dan potensi bahaya pada bejana tekanan dan tangki
timbun.
2. Sebutkan dasar hukum pengawasan K3 bejana tekanan dan tangki timbun
3. Sebutkan dasar hukum pengawasan Juru Las kelas 1.
4. Sebutkan alat pengaman bejana tekanan dan tangki timbun beserta dan
fungsinya
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan umum,
mencakup ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan bejana tekanan dan tangki timbun termasuk personil
K3 bejana tekanan dan tangki timbun. Cakupan ruang lingkup obyek pengawasan
bejana tekanan dan tangki timbun merupakan peralatan yang banyak digunakan
dalam industri manufaktur, industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk
mempelajari peralatan-peralatan tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat
mengenal sumber/potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bejana tekanan dan tangki
timbun. Adapun bejana tekanan dan tangki timbun adalah merupakan salah satu
penyebab kecelakaan kena apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga
diperlukan pemilihan bahan yang sesuai dengan standar termasuk dalam
perencanaan kekuatan konstruksi. Selain konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga
safety devices yang harus terpasang dengan baik dan memenuhi syarat serta
berfungsi pada saat dioperasikan. Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah
terkait dengan dimana bejana tekanan dan tangki timbun tersebut dibuat, standar
apa yang dipergunakan, pemeriksaan dan pengujian apa saja yang diwajibkan
oleh standar tersebut. Selain hal-hal tersebut diatas yang perlu diperhatikan adalah
lokasi dimana bejana tekanan dan tangki timbun itu digunakan, gas/fluida yang
dipergunakan, persyaratan bekerja secara aman, pemeriksaan berkala yang
dilakukan oleh petugas maintenance, perawatan dan pemeliharaan bejana tekanan
dan tangki timbun, pemeriksaan dan pengujian bejana tekanan dan tangki timbun
baik pertama maupun berkala oleh petugas yang berwenang dengan prosedur yaitu
pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist, kemudian pemeriksaan
komponen-komponen kritis, pemeriksaan tidak merusak (NDT), hydrostatic.
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 37 Nomor 2016 K3 tentang Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun, ditetapkan bahwa setiap perencanaan, pembuatan, perakitan
dan/atau pemasangan, reparasi/modifikasi dan pemakaian bejana tekanan harus
mendapatkan surat keterangan memenuhi persyaratan K3, dengan kewenangan
dan proses penerbitan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Pemakai :
4. Lokasi Unit :
5. Nama Operator :
6. Jenis Bejana :
7. Pabrik Pembuat :
8. Merk / Type :
9. Tahun Pembuatan :
10. No. Serie/No. Unit :
11. Tekanan Kerja Maks. Yang
Diijinkan :
12. Kapasitas :
13. Media yang digunakan :
14. Temperatur kerja :
15. Standar yang di pakai :
16. Digunakan untuk :
17. Tanggal Pemeriksaan dan
:
Pengujian
18. Lokasi Pemeriksaan dan
:
Pengujian
19. :
20. :
Jumlah Roundshell
Cara penyambungan
Material / Bahan
Diameter Dalam (ID)
Shell / Badan Ketebalan ( t )
Panjang Badan
Jenis
Penguat Jumlah
Ukuran/Dimensi
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Depan / Atas Kemiringan
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Tutup / Head
Jenis / bentuk
Lengkungan (R)
Lekukan (r)
Belakang /
Kemiringan
Bawah
Diameter
Ketebalan
Material / Bahan
Jenis / bentuk
Diameter Ketebalan Panjang Jumlah
Pipa-pipa /
Dimensi
Channel
Material
Cara pemasangan
Instalasi Diameter
III. PEMERIKSAAN
a). Visual
Kondisi
No. Bagian-Bagian Memenuh Keterangan
Tidak
i syarat
1. Komponen Bejana terdiri atas :
a. Shell / badan
b. Head / Tutup ujung
c. Jacket / selubung
d. Pipa-pipa / Channel
e. Nozzle / nosel
2. Kelengkapan bejana :
a. Pedoman tekanan
b. Pengukur temperatur
c. Pelat nama
d. Keran pembuang / Drain
e. Keran ventilasi
f. Katup pengaman / Safety
valve
g. Katup pelampung
h. Katup vacuum
i. Filter
j. Steam Trap
3 Support
4. Instalasi pipa
a. Katup-katup
b. Support
KETERANGAN : Pemeriksaan Visual dilakukan terhadap kondisi sambungan
Keretakan, Korosi, dan Perubahan Bentuk
Shell / badan
a. Ketidak bulatan
1. b. Ketebalan
c. Diameter
d. Panjang
Head / tutup ujung
2. a. Diameter
b. Ketebalan
Pipa-pipa / channel
a. Diameter
3.
b. Ketebalan
c. Panjang
Instalasi pipa
a. Diameter
4.
b. Ketebalan
c. Panjang
KETERANGAN : Pemeriksaan dimensi untuk ketebalan diambil berdasarkan
ketebalan tertipis dari hasil pengukuran spot secara random.
.......................,…………………….
NIP.
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
IV.3. Pipa-pipa/Channel
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
Cacat
No. Bagian yang NDT Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
GAMBAR :
.......................,……………………. .......................,…………………….
NIP.
DP
Tekanan Desain Kg/cm2
1.
WP
2. Tekanan Kerja Kg/cm2
TP
3. Tekanan Uji Kg/cm2
4. Temperatur ambien 0
C
Waktu penahanan
T0
5. a. Tekanan Desain / Kerja Menit
T1
b. Tekanan Uji Menit
6. Kenaikan Temperatur 0
C
TP
DP/WP
T0 T1
CATATAN
.......................,…………………….
NIP.
VII.SARAN – SARAN :
.......................,…………………….
NIP.
Catatan:
__________________________ ____________________
Pemeriksa Tanggal
Data Umum
Nama Fasilitas : Kode Nomor Fasilitas :
Pendeteksi Kebocoran
Kebocoran ?
RINGKASAN PERBAIKAN : (penjelasan, tanggal selesai, dan tanggal pengujian setelah perbaikan)
Pondasi : ___________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________
Bagian luar (visual): (Tahun) #1:_____________ #2: _____________ #3: _____________ #4: _____________ #5: _____________
TANDA TANGAN:
Petugas / Tanggal :
- Merek
- Nomer serie
- Tahun pembuatan