Anda di halaman 1dari 8

SOAL LATIHAN

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

Kelompok 2

Peserta (No. Urut 9 - 16) :


9. Gigih Windu Wijaya
10. Herdiana
11. Gilberth Sontanan Biu, S.T.
12. Hana Syakira
13. Akhmad Sajidin
14. Ratna Amalia
15. Ananda Dian Anggraini
16. Ernest Mutiara Sabila

1. Sejak kapan pesawat uap diawasi berdasarkan peraturan perundang-undangan


yang ada?
Jawab : Sejak tahun 1930 ditetapkanya stoom ordonaa (Undang-Undang Uap) dan stoom
veordening (Peraturan Uap) yang berisi acuan ketentuan dan syarat syarat keselamatan
kerja.

2. Mengapa pesawat uap dan bejana tekan perlu diawasi?


Jawab: Karena pesawat uap dan bejana tekan merupakan sumber bahaya termasuk
operator pesawat uap adapun potensi bahaya ditimbulkan akibat penggunaan atau
pengoperasian pesawat uap dan bejana tekan meliputi semburan api, air panas, gas,
fluida, uap panas, debu, panas/suhu tinggi, bahaya kejut listrik dan peningkatan
tekanan/peledakan.

3. Mengapa dalam pembuatan pesawat uap dan bejana tekan harus mendapat
pengesahan terlebih dahulu?
Jawab : Untuk menjamin kualitas mutu bejana tekan sesuai yang diinginkan antara
pemakai dan pembuat sesuai standar yang berlaku serta untuk menjamin perlindungan
dan keselamatan kerja dalam pengoperasian bejana tekan

4. Sebutkan secara menyeluruh obyek pengawasan pesawat uap dan bejana tekanan!
Jawab:
Obyek pengawasan pesawat uap dan bejana tekan meliputi:
1. Pengawasan Pelaksanaan Pembuatan/Perakitan/Pemasangan
2. Pemeriksaan Status Perusahaan Pembuat
3. Pemeriksaan Status Juru Las
4. Pemeriksaan Visual Bahan Baku/Komponen
5. Pemeriksaan Visual Hasil Lasan
6. Pemeriksaan Ketebalan
7. Pemeriksaan Dimensi
8. Pemeriksaan Ketidakbulatan
9. Pemeriksaan Tidak Merusak (NDT)
10. Pengujian Hydrotest/Padat Dengan Air
11. Pemeriksaan Pengembangan Menetap (Bejana Baja)
12. Pemeriksaanberat (Bejana Baja)
13. Pengujian Pecah (Bejana Baja)

5. Sebutkan tugas dan wewenang operator pesawat uap berdasarkan klasifikasinya!


Jawab:
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/Men/1988, Tentang Kwalifikasi
dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap, tugas dan wewenang operator kualifikasi
pesawat uap dibagi menjadi 2, yaitu:
A. Operator Kelas I
Operator kelas I berwenang melayani:
1. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar dari 10 ton/jam.
2. Pesawat uap selain uap untuk semua ukuran.
3. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut ketentuan pada
peraturan ini perlu didampingi operator kelas II

B. Operator Kelas II
Operator kelas II berwenang melayani:
1. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap paling tinggi 10 ton/jam.
2. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.

Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/Men/1988,


kewajiban operator pesawat uap meliputi:
1. Dilarang meninggalkan tempat pelayanan selama pesawat uapnya
dioperasikan.
2. Melakukan pengecekan dan pengamatan kondisi/kemampuan kerja serta
merawat pesawat uap, alat-alat pengaman dan alat perlengkapan lainnya
yang terkait dengan bekerjanya pesawat uap yang dilayaninya.
3. Operator harus mengisi buku laporan harian pengoperasian pesawat uap
yang bersangkutan selama melayani pesawat uap meliputi data tekanan
kerja, produksi uap, debit air pengisi ketel uap, pH air, jumlah bahan bakar
dan lain-lain, serta tindakan operator yang dilakukan selama melayani
pesawat uap yang bersangkutan.
4. Apabila pesawat uap dan atau alat-alat pengaman/perlengkapannya tidak
berfungsi dengan baik atau rusak, maka operator harus segera
menghentikan pesawatnya dan segera melaporkan pada atasannya.
5. Untuk operator kelas I disamping kewajiban tersebut pada ayat (1), (2), (3)
dan (4) juga wajib mengawasi kegiatan dan mengkoordinir operator kelas
II.
6. Operator kelas I bertanggung jawab atas seluruh unit instalasi uap.
7. Pemakaian pesawat uap dimana menurut peraturan ini tidak diperlukan
operator kelas I, maka operator kelas II atau salah satu operator kelas II
yang ditunjuk oleh perusahaan bertanggung jawab atas seluruh instalasi
uap.
8. Segera melaporkan kepada atasannya apabila terjadi kerusakan/peledakan
atau gangguan-gangguan lain pada pesawat uap, penyalur uap dan alat-alat
perlengkapannya.
9. Membuat laporan bulanan pemakaian pesawat uap kepada P2K3 di
perusahaan yang bersangkutan

6. Sebutkan dasar hukum pengawasan K3 Pesawat uap dan bejana tekanan!


Jawab:
Dasar hukum pengawasan K3 Pesawat uap dan bejana tekanan meliputi:
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang – Undang UAP 1930
3. Peraturan Uap 1930
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.01/Men/1988, Tentang Kwalifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
5. Keputusan/Edaran Dirjen
6. Standar Nasional dan Internasional

7. Sebutkan alat dan fungsi alat ​safety devices ​untuk ketel uap tekanan rendah!
Jawab:

​ atup pengaman (​safety valve​)


1.​ K

Alat ini bekerja membuang uap pada tekanan yang telah ditentukan sesuai dengan
penyetelan klep pada alat ini. Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah
(​saturated steam​) disetel pada tekanan 21 kg/cm​2​, sedangkan pada katup pengaman
tekanan uap lanjut (​superheated steam​) di setel pada tekanan 20,5 kg/cm​2​. Penyetelan
hanya dilakukan bersama hanya dengan petugas BPNKK (Badan Pembina Norma
Keselamatan Kerja) setelah adanya pemeriksaan berkala atau revisi besar.

2.​ G ​
​ elas penduga (​sight glass)
Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air didalam drum atas, untuk
memudahkan pengontrolan air dalam ketel waktu operasi. Agar tidak terjadi
penyumbatan-penyumbatan pada kran-kran uap dan air pada alat ini, maka perlu
diadakan spui air secara priodik pada semua kran minimal setiap 3 (tiga) jam. Gelas
penduga ini dilengkapi dengan alat pengontrol air otomatis, bel akan berbunyi dan
lampu merah akan menyala pada waktu kekurangan air. Pada waktu kekurangan air,
bel akan berbunyi dan lampu kuning akan hidup.

3.​ K ​
​ ran suplai air (​blower down valve)

Kran suplai air ini dipasang 2 (dua) tingkat, satu buah kran buka cepat (​quick
action valve​) dan satu buah lagi kran ulir. Bahan dari kedua kran ini dibuat dari bahan
yang bertekanan dan terperatur tinggi.

4.​ P
​ engukur tekanan (manometer)

Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di dalam ketel yang dipasang satu
buah untuk tekanan uap dipanasi lanjut dan satu buah lagi untuk tekan uap basah.
Untuk menguji kebenaran penunjuk alat ini, pada setiap manometer di pasang kran
cabang tiga yang digunakan untuk memasang manometer panera (manometer tera).

5.​ K
​ ran uap induk

Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran uap
keluar ketel yang terpasang pada pipa induk. Alat ini dibuat dari bahan tahan panas
dan tekanan tinggi.

6.​ K
​ ran pemasukan air

Kran pemasukan air terdiri 2 (dua) buah kran yaitu satu buah kran ulir dan satu
buah lagi kran arah (​non return valve​). Kedua alat ini terbuat dari bahan yang tahan
panas dan tekanan tinggi.

7.​ ​Perlengkapan-perlengkapan lain yang diperlukan untuk ketel uap adalah :


➢ Pengaturan pemasukan air umpan otomatis (​automatic feed water regulator​).
➢ Panel-panel listrik komplit alat ukur.
➢ Alat pencatat tekanan dan temperatur (​manometer temperatur recorder​).
➢ Kran-kran buangan udara dan air.

8. Apa fungsi manometer yang terpasang pada pesawat uap dan bejana tekan dan
sebutkan syarat-syaratnya!
Jawab:
Manometer adalah suatu alat pengukur tekanan ​(tekanan: gaya yang diberikan oleh gas
atau cairan per satuan luas permukaan karena efek dari berat gas atau cairan dari
gravitasi) dari suatu medium berbeda dalam satu ruangan. Apabila manometer tidak
berfungsi dengan baik atau bila tidak dikalibrasi, dapat menimbulkan ledakan karena
operator manometer tersebut tidak mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam ​boiler dan
alat lain tidak berfungsi.
Syarat-syarat penggunaan manometer adalah:
- Sudah dikaliberasi,
- Mempunyai harga tekanan sesuai dengan tekanan kerja pesawatnya,
- Batas terendah tidak kurang dari ¼ tekanan kerja dan tidak lebih dari 2x tekanan
kerjanya,
- Harus mempunyai angka-angka yang jelas,
- Mudah dibaca dengan tanda maksimum yang diperbolehkan

9. Sebutkan jenis pemeriksaan dan pengujian pesawat uap!


Jawab:
Pemeriksaan dan/atau pengujian tersebut meliputi (a) pertama; (b) berkala; (c) khusus;
dan (d) ulang.
a. Pemeriksaan dan/atau pengujian pertama dilakukan pada perencanaan,
pembuatan, saat sebelum digunakan atau belum pernah dilakukan pemeriksaan
dan/atau pengujian; atau pemasangan, perubahan atau modifikasi. Pada
pemeriksaan dan/atau pengujian pertama ini juga meliputi pemeriksaan
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
Meliputi:
- Pemeriksaan dokumen teknis
- pemeriksaan visual
- pemeriksaan ​hydrotest
- pengujian dengan uap (​steam test​).
b. Pemeriksaan dan/atau pengujian berkala meliputi gambar konstruksi/instalasi,
sertifikat bahan dan keterangan lain, catatan data pembuatan (​manufacturing data
record​), cara kerja Bejana Tekanan untuk bejana proses, bagian luar dan bagian
dalam Bejana Tekanan, bagian luar untuk Tangki Timbun, ukuran/dimensi teknis,
dan pengujian tidak merusak.
- Ketel uap di kapal laut maksimal 1 x 1 tahun
- Ketel uap di darat maksimal 1 x 2 tahun
- Ketel uap kereta api maksimal 1 x 3 tahun
- Pesawat uap selain ketel uap maksimal 1 x 4 tahun
c. Pemeriksaan dan/atau pengujian khusus merupakan kegiatan pemeriksaan
dan/atau pengujian yang dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja,
kebakaran, atau peledakan.
d. Pemeriksaan dan/atau pengujian ulang dilakukan apabila hasil pemeriksaan
sebelumnya terdapat keraguan
Jenis pemeriksaan dan pengujian pesawat uap dan bejana berdasarkan tahap
waktu pelaksanaannya terbagi menjadi 5, yaitu pada saat:
- Tahap pembuatan,
- Tahap perakitan atau pemasangan,
- Tahap pemakaian (pemeriksaan berkala datau khusus),
- Reparasi dan modifikasi
- Perakitan pemasangan karena pemindahan

10. Jelaskan tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat uap!


Jawab:
1. Pemeriksaan pada pembuatan. Prosedur pemeriksaan :
- Pemeriksaan Pengesahan desain
- Pemeriksaan visual pada proses pembuatan.
- Melakukan ​Non Destructive Test​ (NDT) pada sambungan las.
- Melakukan ​Hydrostatic Test.
2. Pemeriksaan pertama. Pemeriksaaan ini dilakukan ketika pesawat uap belum
dipasang dan akte izinnya belum terbit. Prosedur pemeriksaan pada tahap ini
yaitu:
- Pemeriksaan dokumen
- Pemeriksaan visual konstruksi & apendages.
- Perhitungan kekuatan konstruksi
- NDT ulang jika perlu.
- Hydrostatic test
- Steam Test
- Pembuatan Laporan hasil riksa-uji
- penerbitan Akte Ijin (AI)
3. Pemeriksaan berkala. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
- Pemeriksaan AI
- Pemeriksaan visual (konstuksi dan apendages)
- Recalculation & NDT ulang jika perlu.
- Hydrostatic Test ( berapa Kg/Cm2 ..?)
- Steam test jika diperlukan
- Pembuatan laporan-penandatangan lembar riksa dalam buku AI.
4. Pemeriksaan ini dilakukan apabila ada kejadian yang tidak diinginkan. Jenis-jenis
pemeriksaan khusus antara lain:
- Pemeriksaan khusus karena mutasi.
- Pemeriksaan khusus karena kerusakan/reparasi/modifikas
- Pemeriksaan khusus karena Penelitian Bahan
- Pemeriksaan khusus karena meledak
-
11. Jelaskan tahapan pemeriksaan dan pengujian bejana tekan!
Jawab:
1. Pemeriksaan sebelum fabrikasi. Hal-hal yang perlu diperiksa secara urut adalah
sebagai berikut:
- Gambar rencana
- Keterangan teknis bejana tekan, meliputi : tipe, volume bejana, tekanan
kerja, no seri, dsb
- Permohonan pengesahan gambar rencana
- Perhitungan kekuatan konstruksi
- Sertifikat material
- Pemeriksaan administrasi dan teknis
2. Pemeriksaan dan pengujian selama fabrikasi. Hal-hal yang dilakukan yaitu:
- Pemeriksaan sebelum pembuatan
- Pengecekan gambar rencana yang telah disahkan
- Pemeriksaan sertifikat-sertifikat (bahan, juru las, hasil NDT, dll)
3. Pemeriksaan dan pengujian selama pembuatan. Hal-hal yang dilakukan yaitu:
- Pemeriksaan marking/stamping
- Pemeriksaan kondisi visual
- Pemeriksaan dimensional
4. Pemeriksaan dan pengujian setelah pemasangan. Objek-objek yang diperiksa dan
diuji yaitu:
- Kondisi fisik bejana tekan, meliputi:
○ Material shell & head (ketebalan, ukuran, dll)
○ Hasil las-lasan
○ Roundness check
○ Penguat & penyangga
○ Dimensional check
○ Pressure test (hydrostatic test)
- Instalasi
○ Hasil las-lasan (NDT)
○ Tingkap pengaman
○ Pressure test (hydrostatic test)
- Pra operasi
○ Purging
- Peralatan pendukung (compressor, kerangan/valve, vaporizer)
- Alat perlengkapan dan pengaman

12. Berapa tahunkah masa berlakunya pemeriksaan dan pengujian sejak dilakukan
pertama kali? (a) Ketel uap, (b), Bejana transport, (c) Botol baja isi LPG
Jawab:
a. Ketel uap
Ketel uap kapal (1 tahun), ketel uap darat (2 tahun), ketel uap lokomotif (3 tahun
setelah perbaikan, apabila tidak ada perbaikan sejak pertama kali digunakan maka
pemeriksaan berlaku paling lama 9 tahun namun setelahnya pemeriksaan
dilakukan tiap 6 tahun), ketel uap lainnya (4 tahun)
b. Bejana transport = 5 tahun
c. Botol baja isi LPG = 2 tahun

13. Apakah setiap operator pesawat uap harus memiliki sertifikat? Jelaskan jawaban
anda!
Jawab: Ya setiap operator uap harus memiliki sertifikat, sesuai pasal 10 UU uap tahun
1930 yang berbunyi “Permohonan ijin untuk mempergunakan sesuatu pesawat uap harus
menyediakan baik para pekerja maupun alat-alat yang diperlukan untuk pemadatannya,
kepada pegawai pemerintah atau ahli yang mengerjakan pemadatan ini”.

14. Apakah setiap ketel uap harus memiliki izin pemakaian/pengoperasian?


Jawab: Iya, sesuai pasal 6 UU uap tahun 1930 yang berbunyi “Adalah dilarang untuk
menjalankan atau mempergunakan sesuatu pesawat uap dengan tidak mempunyai Ijin
untuknya, yang diberikan oleh Kepala Jawatan Pengawasan keselamatan Kerja.”

15. Jelaskan mekanisme perizinan ketel uap buatan luar negeri!


Jawab: Untuk pesawat-pesawat uap yang berasal dari luar Indonesia, di Negeri Belanda
misalnya telah diperiksa dan diuji, hal tersebut tidak menjadi keharusan asalkan
pesawat-pesawatnya itu sebelumnya telah dilakukan riksa uji dan hasilnya dilampirkan
pada surat keterangan yang diberikan oleh Menteri Perburuhan, Perniagaan dan
Perindustrian di Negeri Belanda, yang menyatakan bahwa pemeriksaan dan pengujian
tersebut telah diadakan dengan hasil memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai