Anda di halaman 1dari 6

PERANAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


KERJA KARYAWAN DI FDC DENTAL CLINIC
CABANG KLENDER

OLEH :
ENGGAR PRATAMASARI
22011033

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2022
PERANAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN DI FDC DENTAL CLINIC
CABANG KLENDER

Enggar Pratamasari
Magister Manajemen Universitas Krisnadwipayana

Abstrak

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam bahwa setiap
organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi dalam hal ini FDC Dental Clinic
Cabang Klender harus didukung oleh SDM yang handal serta memiliki kualifikasi
Pendidikan yang sesuai dan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Dalam penulisan
makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Dari
pembahasan dapat disimpul-kan bahwa SDM merupakan sumber daya yang benar-benar
dapat dijadikan sebagai strategi yang handal dalam mencari strategi yang tepat, yaitu
strategi yang unik untuk memenangkan persaingan. Untuk itu pengelolaan SDM dalam
sebuah perusahaan dalam hal ini FDC Dental Clinic Cabang Klender menjadi sangat
penting sehingga harus mendapatkan prioritas utama, jika FDC Dental Clinic Cabang
Klender ini ingin maju dan menjadi pemenang dalam pentas bisnis. Pesatnya pertumbuhan
suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat produktivitas karyawan. Jika suatu perusahaan
mempunyai karyawan yang produktivitasnya tinggi, maka akan berpengaruh terhadap
keuntungan perusahaan tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang paling penting,
maka dapat kita lihat kenyataannya, ada organisasi atau perusahaan yang memiliki
Teknologi, Prosedur kerja dan Struktur organisasi yang sama, tetapi dinamika atau mobilitas
organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Adanya mobilitas atau dinamika yang rendah tersebut tentunya sangat tidak
diharapkan oleh siapapun, apalagi diera globalisasi dimana terjadi persaingan yang sangat
ketat, maka organisasi yang berkinerja rendah akan digilas oleh kompetitor atau pesaing. Bila
organisasi yang tergilas oleh kompetitor tersebut, tetap juga tidak melakukan perubahan,
maka tidak mustahil organisasi tersebut berada pada kondisi yang kritis, bahkan lebih
mendekati kehancuran.
Menurut BPS, saat ini Indonesia sedang berada pada fase awal bonus demografi
dimana puncaknya berada pada tahun 2028-2030. Bonus demografi akan terjadi jika dua
orang penduduk usia produktif (15-64) menanggung satu orang tidak produktif (<15th dan
≥65th). Namun demikian, modal ini tidak akan mampu mendorong kemajuan ekonomi
nasional secara signifikan jika berbagai persoalan di sektor ketenagakerjaan tidak
diselesaikan dengan baik.
Pada tahun 2021 produktivitas tenaga kerja masih rendah karena tingkat pendidikan
angkatan kerja masih didominasi >60,06% oleh lulusan SMP ke bawah (± 72,7 juta angkatan
kerja). Ditambah lagi, sistem pendidikan dan pelatihan baik formal maupun informal belum
sepenuhnya didesain agar sesuai dengan permintaan pasar.
Grafik 1
Prodktivitas Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : BPS
Walaupun tingkat pendidikan angkatan kerja masih didominasi lulusan SD/SMP
namun setiap tahun terdapat peningkatan lulusan pendidikan yang lebih tinggi. Pekerja
terbanyak selanjutnya berasal dari jenjang pendidikan SMA dan SMK, yakni sebanyak
41,5juta orang. Kemudian lulusan Diploma I/II/III sebanyak 3,46 juta orang dan sebanyak
13,44 juta pekerja atau 10,18% merupakan lulusan universitas.
Indonesia masih mengalami 2 (dua) kendala besar pada kualitas dan daya saing
pekerja yang meliputi rendahnya tingkat pendidikan (didominasi lulusan SD/SMP) dan
ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan latar belakang pendidikan. Hal itu dapat
menyebabkan pekerja Indonesia sulit bersaing di pasar tenaga kerja. Guna mengatasi hal
tersebut, perlu terus dikembangkan program pelatihan vokasi, magang, dan hingga sertifikasi
profesi.
Grafik 2
Komposisi Tenaga Kerja Tahun 2014 – 2018

Sumber : BPS

Makro Struktur Ketenagakerjaan Indonesia Menurut Pendidikan digambarkan secara


baik melalui grafik ini:
Grafik 3
Makro Struktur Ketenagakerjaan Indonesia

Sumber : BPS, Kontan.co.id, Katadata, Lemaga Demogafi FEB UI


Kondisi pekerja di ibukota Jakarta berbeda karena pekerja lulusan pendidikan yang
lebih tinggi terlihat mendominasi. Kompleksitas pekerjaan yang tersedia di ibukota sudah
bergeser ke beberapa jenis pekerjaan yang bersifat high technology dan tumbuhnya ekosistem
digital.
Di sisi lain, tingginya pekerja tenaga kerja asing (TKA) Profesional di Indonesia
mengindikasikan terjadinya pergeseran pada pola rekrutmen TKA dari jabatan konsultan ke
jabatan profesional (Bachtiar, Nasri, 2017). Sangat menarik dan menjadi trendsetter human
resources management kedepan adalah pergeseran kebutuhan tenaga professional yang
semakin besar, melebihi kebutuhan tenaga kerja konsultan, eksekutif perusahaan, dan bahkan
tenaga kerja manajerial kebawah.
Keberadaan sumber daya alam yang melimpah namun produktivitas manusianya
rendah, maka ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersebut tidak akan mampu
memberikan kontribusinya yang maksimal untuk manusia. Sebaliknya jika produktivitas
tinggi, walaupun sumber daya alam kurang mendukung, namun mampu membawa organisasi
atau sebuah negara menjadi negara yang makmur.
Namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa jumlah sumber daya manusia yang
banyak juga belum dapat digunakan sebagai pegangan bahwa sebuah negara atau organisasi
akan maju, jika SDM yang ada tersebut kualitasnya rendah atau tidak produktif, bahkan
disebuah negara yang jumlah manusia banyak namun tidak produktif justru dapat menjadi
benalu untuk memberatkan negara.

Anda mungkin juga menyukai