Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA


(SDM)
UNTUK SUBANG

JUARA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………..ii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang……………………………………………….…1
B. Tujuan…...…………………………………………………...…3
C. Manfaat…………………………………………………………3
BAB II. IDE GAGASAN...............................................................................4
A. Kondisi SDM Subang…………………………………………..4
B. Solusi…………………………………………………………...5
1. Integrasi…………………………………………………….6
2. Interkoneksi………………………………………………...7
C. Langkah Strategis………………………………………………9
D. Inovasi………………………………………………………...10
BAB III. KESIMPULAN….……………………………………………….I1
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma pembangunan nasional Indonesia saat ini nampak mulai
bergeser kepada pembangunan manusia. Paradigma yang bertumpu pada
pertumbuhan ekonomi, Iptek dan politik ternyata kurang efektiv dalam
menjawab berbagai permaslahan yang ada di Indonesia, seperti permasalahan
kemiskinan, kerusakan lingkungan dan permaslahan moral. sudah saatnya titik
berat pembangunan sekarang harus bertumpu pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, berkarakter dan berjiwa
wirausaha untuk menciptakan SDM pembangunan yang bermutu guna
menjawab tantangan globalisasi yang keberadaannya tidak mungkin
terhindarkan untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan kehidupan dimasa
yang akan datang.
Dengan adanya dorongan dari Pemerintah melalui Kementrian Koperasi
dan UKM untuk terus memotivasi kaum muda seperti mahasiswa dan santri
agar memiliki ketrampilan yang dapat menumbuhkan semangat berwirausaha.
Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenkop dan UKM, Prakoso BS
mengatakan bahwa kaum muda sebenarnya memiliki keinginan dan ide untuk
berwirausaha, namun belum memiliki keberanian yang kuat. Hal ini
dimungkinkan karena masih kurangnya pendampingan dan bimbingan dari
para ahli.
United Nation Development Program (UNDP) telah mengembangkan
parameter pembangunan yang bertumpu pada pembangunan manusia dengan
menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang disusun berdasarkan
tiga variabel yang cukup signifikan kontribusinya terhadap peningkatan IPM
yaitu indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli. Berdasarkan
laporan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, IPM
Kabupaten Subang ternyata memiliki nilai indeks sebesar 68,69. Hal ini
menunjukan masih minimnya SDM yang dimiliki oleh masyarakat Subang.

2
Instansi pendidikan sebagai tempat untuk belajar dan menggali serta
mengembangkan potensi peserta didik adalah wadah yang paling tepat untuk
menyiapkan dan menghasilkan manusia yang berkualitas, hal ini dikarenakan
pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang
cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik,
kesehatan, ketrampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai pada
masalah kepercayaan.
Menurut Tafsir (2012), mengatakan bahwa keberhasilan tatanan
masyarakat suatu negara atau wilayah bisa dinilai dari prestasi peserta didik di
sekolah. Pencapaian hasil Ujian Nasional (UN) dapat dijadikan sebagai acuan
untuk melihat prestasi peserta didik di Indonesaia, laporan Kemendikbud RI
menjelaskan bahwa hasil rerata nilai UN tahun 2019 pada tingkat SMA/SMK
Kabupaten subang hanya dapat menduduki peringkat ke-23 dari total 27
Kota/Kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat (Kemendikbud, 2019).
Sementara data lain menyebutkan bahwa tidak adanya peserta didik perwakilan
dari Kabupaten Subang yang mewakili Provinsi Jawa Barat di ajang Olimpiade
Sains Nasional (OSN) yang diadakan di Manado, Sulawesi Utara pada 30 Juni
- 6 Juli 2019 (Disdik Jabar, 2019). Data hasil OSN Kabupaten Subang
menyebutkan bahwa hanya sedikit beberapa peserta didik dari daerah (Sekolah
di luar kota Subang) yang dapat masuk ke dalam 3 besar OSN Kabupaten
Subang, sementara para juara OSN Kabupaten Subang diraih oleh sekolah-
sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap. Dari adanya beberapa temuan
diatas, sudah sepatutnya sebagai masyarakat dan pemerintahan subang
memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi permaslahan tersebut.
Aspek Pendidikan sebagai salah satu komponen dalam IPM, merupakan
variabel yang memiliki kontribusi cukup signifikan karena merupakan dasar
pendukung bagi pengembangan aspek-aspek lainnya dalam IPM. Faktor
mutlak yang diperlukan untuk mendukung dalam Pendidikan seperti jumlah
dan kualifikasi guru, kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana dan
faktor lainnya yang memiliki keterkaitan kuat dengan peningkatan indeks

2
Pendidikan seperti: kemiskinan, anggaran Pendidikan, budaya masyarakat dan
motivasi masyarakat untuk berkembang.
Luasnya permasalahan yang berpengaruh pada indeks Pendidikan
sebagaimana disebutkan di atas, perlu dicari solusi untuk menjawab
permaslahan-permasalahan yang ada agar generasi muda (peserta didik) yang
dihasilkan dari instansi Pendidikan yang ada di Kabupaten Subang adalah
generasi yang berkualitas dan bermutu tinggi. Untuk memperjelas
permasalahan seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam kesempatan ini,
penulis mencoba untuk memperjelas permasalahan diatas maka diajukan
rumusan permaslahan sebagai berikut: Bagaimana peran Pendidikan di
sekolah dalam membentuk peserta didik yang berkualitas dan bermutu
tinggi.

B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mencari solusi bagaimana
proses Pendidikan di sekolah dalam meningkatkan kualitas dan mutu peserta
didik sehingga dapat menghasilkan masyarakat yang berdaya saing kuat dalam
menghadapi persaingan di era globalisasi untuk tetap dapat bertahan dalam
persaingan kehidupan dimasa yang akan datang.

C. Manfaat
Penulisan artikel ini akan sangat bermanfaat, karena dengan adanya
gagasan dan solusi yang telah dipaparkan, tentunya perlu dikaji lebih dalam
dengan adanya keterlibatan dari berbagai kalangan dan instansi pemerintahan
agar mendapatkan formula yang lebih pas dalam mengembangkannya untuk
kemajuan SDM masyarakat Kabupaten Subang.

2
BAB II
IDE GAGASAN

A. Kondisi SDM Subang


Optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan garda terdepan
untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan nasional. Untuk
memperoleh manusia yang berkualitas dapat ditempuh melalui sistem dan
proses Pendidikan yang berkualitas. Karena itu Pendidikan menjadi pra-syarat
yang harus diutamakan dalam bidang pembangunan, selain itu juga adanya
partisipasi dari masyarakat tentang Pendidikan harus lebih ditingkatkan lagi
dan harus lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Adanya hubungan yang erat
antar masyarakat dan pemerintah akan menjadi kunci utama untuk
mewujudkan kesetaraan dalam mengembangkan pembangunan SDM
masyarakat subang.
Selain dari permasalahan yang sudah di uraikan dalam latar belakang,
terdapat permaslahan lain. Salah satu permasalahan klasik yang ada di Subang
yaitu rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap dunia Pendidikan
terutama di daerah pedesaan seperti di beberapa desa yang ada di kabupaten
subang. Hal ini diduga karena sebagaian besar masyarakat belum menyadari
arti pentingnya Pendidikan atau adanya faktor lain seperti kondisi sosial
ekonomi, menjamurnya dunia industri yang menjanjikan gaji/honor jutaan
rupiah, sehingga orang tua dari peserta didik lebih mengarahkan anak-anaknya
untuk melamar pekerjaan setelah menamatkan bangku SMA/SMK dibanding
melanjutkan Pendidikan di perguruan tinggi, dengan alasan mahalnya biaya
untuk melanjutkan Pendidikan ditingkat Universitas, padahal pemerintah dan
pihak swasta sudah banyak memberikan kesempatan dan peluang beasiswa
untuk semua kalangan masyarakat.

2
Hasil wawancara penulis dengan beberapa orang tua/wali murid, penulis
mendapatkan hasil yang sangat mencengangkan. Sebagian orang tua menyuruh
anaknya untuk segera melamar pekerjaan di beberapa pabrik setelah
menamatkan bangku SMA/SMK walaupun masuk ke pabrik tersebut harus
membayar dengan jumlah 2 sampai 3 Juta Rupiah bahkan lebih dari itu hanya
untuk mendapatkan kontrak kerja beberapa bulan saja. Dan ditemukan
beberapa jawaban dari orang tua yang berfikir “buat apa sekolah tinggi-tinggi
yang pada akhirnya anak akan kerja juga, kalo mau kerja ya mending dari
sekarang (setelah lulus SMA/SMK), mumupung usia masih muda, masih
mudah untuk di terima di pabrik A, B, C dan D”. (Hasil wawancara pribadi,
diwilayah masyarakat subang utara/Pantura).
Masyarakat pedesaan sering diidentikan dengan masyarakat miskin,
tentunya terdapat perbedaan antara kemiskinan di pedesaan dengan kemiskinan
di kota karena adanya beberapa faktor seperti faktor sosiologi dan fasilitas
yang berbeda, hal ini menyebabkan adanya perbedaan pada pelayanan
masyarakat antara di desa dengan di kota, hal ini pun akan berdampak pada
pengembangan SDM yang tidak merata. Dari berbagai permasalahan yang
sudah diuraikan, harus segera diambil tindakan pencegahan untuk menjaga
agar pengembangan SDM masyarakat secara merata baik di pedesaan dan
diperkotaan.
Seperti apa pembangunan Pendidikan di pedesaan dan perkotaan
sebaiknya dikembangkan? Di pedesaan, lebih-lebih pada desa-desa yang
tergolong sebagai daerah tertinggal, tidak sedikit kasus murid meninggalkan
sekolah ketika musim panen tiba, berhenti sekolah sebelum SD atau SMP
terselesaikan, atau banyak anak-anak yang masih di usia sekolah tapi tidak
berada di sekolah. Dan bagaimana peran dunia Pendidikan dalam
mengembangkan SDM masyarakat sekitar?

B. Solusi
Komitmen pemerintahan suatu daerah dalam membangun SDM itu harus
diikuti pula oleh usaha membangun basis Pendidikan yang kuat. Kita

2
menyadari bahwa ada hubungan signifikan antara Pendidikan dan ekonomi
suatu wilayah. Pembangunan SDM merupakan langkah strategis untuk jangka
panjang, sebab ia akan memberikan kontribusi yang amat besar dalam
memajukan pembangunan termasuk untuk memacau pertumbuhan ekonomi
masyarakat pedesaan. Dalam hal ini kita bisa mengambil contoh pada negara-
negara lain dikawasan Asia Timur dinilai sebagai suatu keajaiban, dan faktor
utamanya adalah Pendidikan yang mengalami peningkatan kualitatif dan
kuantitatif.
Untuk bisa membangun SDM yang berkualitas tinggi, peran instansi
Pendidikan sangat penting dan strategis. Sebab, Pendidikan merupakan
Lembaga yang paling berkomitmen untuk bisa melahirkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Melalui kegiatan Pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh instansi Pendidikan dan instansi pemerintah lainnya
merupakan ujung tombak bagi proses penyiapan SDM yang sangat dibutuhkan
dimasa depan guna menghadapi era globalisasi yang semakin berkembang.
Dalam rangka meningkatkan SDM, pembangunan sistem Pendidikan
sangatlah penting memahami karakteristik sumber dayanya, pedesaaan adalah
tempat Sumber Daya Alam (SDA), tentunya membutuhkan tenaga-tenaga
terampil yang dapat mengolahnya, agar sumber daya alam tersebut memiliki
nilai guna dan nilai jual yang lebih tinggi. Dalam hal ini, kaitannya dengan
usaha pembangunan di bidang ketenaga kerjaan, sarana kelembagaan untuk
mencetak tenaga kerja yang diperlukan dalam pembangunan antara lain adalah
pendidikan sekolah. Hal ini bisa terjadi apabila sistem Pendidikan juga lebih
jauh mengarah pada pemanfaatan sumber daya alam berupa lingkungan fisik
yang tidak hanya bersekala besar, tetapi juga yang berskala kecil. Keadaan ini
tentu akan memerlukan tenaga-tenaga ahli dengan mutu ketrampilan yang
sesuai.
Dari permaslahan diatas, penulis menuangkan beberapa gagasan sebagai
solusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas SDM masyarakat Subang
melalui instansi Pendidikan sebagai poros utama dengan cara Integrasi dan
Interkoneksi.

2
Instansi Pendidikan sebagai poros utama sudah sepatutnya menjadi
jembatan terdekat antar masyarakat dengan instansi pemerintahan, dimana
sistem instansi Pendidikan harus menerapkan sistem terintegrasi dan
terinterkoneksi antar berbagai lapisan masyarakat dan instansi pemerintahan.
1. Integrasi
Instansi Pendidikan harus menerapkan proses pembelajaran yang
terintegrasi antar mata pelajaran dan mengembangkan potensi wilayahnya
dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
ada. Disini penulis mencoba untuk mengemukakan ide gagasan integrasi
yang di adopsi dari sebuah teori pembelajaran terintegrasi dari Robin
Fogarty (1991), dimana dia mengembangkan sepuluh cara dalam
merancanakan pembelajaran terintegrasi. Namun pada tulisan ini penulis
menekankan pada model Webbed atau yang sering disebut model jaring
laba-laba.
Kelebihan pendekatan jarring laba-laba untuk mengintegrasikan
kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang
menarik perhatian paling besar sehingga motivasi siswa juga dapat
berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat dan
potensi wilayah (masyarakat, alam dan instansi Pendidikan). Sebagai
contoh, potensi wilayah pesisir pantai utara Subang yang kaya dengan hasil
laut dan pertanian padi, sudah sepatutnya instansi Pendidikan tingkat
SMA/SMK sederajat sebagai jembatan dan wadah untuk mengembangkan
life skills peserta didik dan masyarakat setempat sebagai upaya untuk
mengembangkan ketrampilan diri dalam memanfaatkan sumber daya alam
untuk mendorong peningkatan SDM yang unggul tersebar secara merata.
Potensi wilayah dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang dapat
dikembangkan secara maksimal dengan adanya pendampingan dari tenaga
ahli untuk menggali dan memanfaatkannya, dari potensi wilayah tersebut
yang dikelola dengan baik, benar dan maksimal oleh para ahli bisa
berkembang dan dapat dijadikan sebagai lahan untuk berwirausaha oleh

2
masyarakat setempat. Disinilah peranan instansi pemerintahan sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan peningkatan SDM yang berkualitas tinggi.
2. Interkoneksi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahsa Indonesia), Interkoneksi adalah
hubungan satu sama lain. Disini penulis mencoba untuk menuangkan
gagasan ke-dua untuk menginterkoneksikan antar ketiga komponen utama
yaitu instansi Pendidikan, instansi Pemerintahan dan SDA untuk
mewujudkan SDM Subang yang berkualitas tinggi. Ketiga komponen
tersebut tidak bisa terlepas satu sama lain, artinya ketiga komponen tersebut
dibutuhkan dan saling ketergantungan untuk mencapai SDM masyarakat
yang berkualitas. Tentu perlu adanya hubungan yang sangat intim diantara
ketiga komponen utama tersebut.

Gambar 1. Konsep interkoneksi antar


komponen
Ketiga komponen tersebut penulis jabarkan sebagai berikut :

1) Instansi Pendidikan sebagai akademisi, merupakan wadah atau tempat


untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan tujuan untuk
mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi
dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan akan menunjukan kea rah
terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia dan lingkungannya.
Pertumbuhan dan perkembangan akan terus berubah dengan seiring
waktu berjalan, sehingga harus terorganisasi dan diarahkan menuju
tujuan akhir yang ditetapkan dengan benar.
2) Instansi pemerintahan oleh penulis disebut sebagai fasilitator dalam
mengembangkan SDM suatu daerah. Karena secara umum fungsi

2
pemerintah adalah sebagai pelaksanaan pelayanaan, pengaturan,
pembangunan dan fungsi pemberdayaan terhadap masyarakat.
3) Sumber Daya Alam merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik
yang bersifat kekal, dapat diperbaharui dan tidak dapat di perbaharui. Hal
ini menjadi modal utama untuk kita sebagai bekal untuk menjalankan
hidup dengan baik.

Dari paparan diatas, SDM masyarakat suatu daerah akan terus


berkembang saat adanya keterlibatan yang erat dari ketiga komponen
tersebut dengan adanya formula yang tepat dalam mengembangkan suatu
potensi di wilayah. Lingkaran yang berwarna biru muda digambarkan
sebagai masyarakat yang memiliki ketiga komponen tersebut, masyarakat
akan berkembang dan memiliki SDM yang tinggi ketika ketiga komponen
tersebut dioptimalisasikan kegunaan dan fungsinya secara maksimal.

C. Langkah Strategis
Pemaparan diatas, penulis mencoba untuk membuat langkah strategis
yang pas untuk mengembangkan SDM masyarakat, tentunya harus dengan
adanya keterlibatan dan dukungan dari berbagai pihak.

Gambar 2. Konsep langkah strategis untuk meningkatkan SDMantar komponen

2
Skema diatas merupakan langkah strategis untuk menciptakan SDM
masyarakat yang tinggi, bukan hanya dapat meningkatkan kemampuan
pembelajaran peserta didik di kelas dalam suatu proses pembelajaran. Akan
tetapi bisa memanfaatkan dan mengembangkan potensi wilayah suatu daerah
dengan adanya integrasi dan interkoneksi dari berbagai komponen, sehingga
akan terwujud masyarakat yang maju dengan SDM yang unggul.
Perlu di tekankan dalam proses interkoneksi, dalam mengintegrasikan
proses pembelajaran, tenaga pendidik sebagai kunci utama perlu adanya
pelatihan untuk menunjang ketrampilan dalam berbagai hal. Disini instansi
pemerintahan perlu memberikan dukungan dalam berbagai cara dan
kesempatan untuk melatih dan membimbing tenaga pendidik dalam
mengembangkan life skills, agar bisa memaksimalkan dan mendukung dalam
mentransfer ilmunya kepada peserta didik.

D. Inovasi
Beberapa inovasi yang yang penulis coba tuangkan dalam tulisan ini
adalah sebagai berikut:
1) Tenaga pendidik sebagai kunci utama harus dapat memanfaatkan segala
sumber daya yang ada disekitarnya sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan life skills peserta didik. Dengan memanfaatkan segala
sumber daya alam yang ada dan melibatkan masyarakat dalam prosesnya
dengan mengintegrasikan berbagai keilmuan, sehingga peserta didik dan
masyarakat akan lebih menghargai potensi wilayahnya.
2) Instansi pemerintahan harus lebih giat dan banyak terlibat dalam
membangun SDM masyarakat, seperti contoh. Membangun dan
menggerakan masyarakat untuk lebih giat dalam program literasi, tentunya
pemerintah harus menyediakan lahan dan bahan material untuk
membangun pojok-pojok baca (perpustakaan mini) di tempat-tempat umum
seperti alun-alun desa atau kecamatan, dipasar dan ditempat umum lainnya.
3) Inovasi lain adalah mengembangkan potensi pedesaan sebagai tempat
wisata edukasi, seperti pada daerah blanakan yang berpotensi untuk

2
menjadi taman mangrove dan tempat budidaya ikan atau pun jenis hewan
laut lainnya. Tentunya semua itu perlu adanya keterlibatan dari berbagai
komponen.
4) Menumbuhkan budaya kreatif dan inovatif dikalangan akademisi.
Semangat kreatif dan inovasi ini sangat penting dalam proses kemajuan
masyarakat dan bangsa di masa depan. Untuk itu, akademisi sebagai elite
terpelajar di masyarakat harus bisa menjadi pelopor kemajuan dengan
mengembangkan berbagai program kegiatan, yang mencerminkan
semangat kreativitas dan inovasi tersebut.
Dengan adanya integrasi dan interkoneksi antar komponen dapat
meningkatkan pola berfikir lebih kritis, sehingga diharapkan masyarakat akan
bisa lebih maksimal dalam meningkatkan kualitas diri dengan mewujudkan
inovasi-inovasi baru yang akan dikembangkan.

BAB III
KESIMPULAN

Setelah dilakukan serangkaian penulisan yang dituangkan dalam sebuah ide


gagasan dengan mengurai berbagai permasalah yang dijadikan sebagai latar
belakang, penulis menyimpulkan beberapa hasil kesimpulan:

1. Rendahnya SDM masyarakat dengan adanya beberapa hasil temuan prestasi


peserta didik sebagai indikator keberhasilan tatanan masyarakat suatu negara
atau wilayah menjadi PR untuk kita semua.
2. Perlu adanya solusi yang tepat dan matang untuk meningkatkan SDM yang
berkualitas tinggi, disini penulis menuangkan ide gagasan dengan
mengintegrasi dan menginterkoneksiakan antar komponen guna
memaksimalkan potensi wilayah yang ada.
3. Kalangan akademisi sebagai elite terpelajar dimasyarakat harus memberikan
inovasi terbarukan dengan menumbuhkan budaya kreatif dan inovatif yang

2
dapat dikembangkan dengan memanfaatkan potensi wilayah dan sumber daya
yang ada sebagai modal utama.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Pola Pelaksanaan Pendidikan


Berorientasi Kecakapan Hidup melalui BBE untuk PMU, Tim Broad Based
Education (BBE) Ditjen Dikdasmen, Jakarta.

E.F Schneider. 1986. Sosiologi Industri. Aksara Persada. 2004. Pedesaan


Dalam Aktivitas : Lingkungan dan Pengembangan Wilayah, Jurnal Jurdik
Geografl UPI. GEA, Vol4 No.7, April. Bandung.

Fogarty, R. and McTighe, J. (2015). Educating teachers for higher order


thinking: The threestory intellect. Theory Into Practice, 32(3)161–169.

Suwartini, Sri (2017). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya


manusia berkelanjutan: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 1,
September 2017, hlm. 220-234

Tafsir, A. (2012). Filsafat Pendidikan Islami. Bandung: Rosdakarya.

https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019

2
https:// http://disdik.jabarprov.go.id
http://bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai