Dosen Pengampu :
Dr. Bambang Supriatno,M.Si dan Dr. Riandi, M.Si
Oleh :
Gusni Nugraha As Syiba (2002046)
Nia Maulidhia Ibrahim (2010420)
C. Metode Fieldtrip
1. Karakteristik Metode Fieldtrip
Metode Fieldtrip merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sebagai tempat sekaligus sumber belajar bagi siswa. Penerapan
metode field trip dalam pembelajaran bukan semata mengajak siswaberwisata
kesuatu tempat. Akan tetapi, mengajak siswa belajar di luar kelas
untukmengetahui atau menyelidiki kebenaran pengetahuan yang didapat siswa di
dalam kelas.
Pengertian metode field trip menurut Roestiyah (2001:85) ialah cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti
meninjau lingkungan sekitar seperti aliran sungai, peternakan dan sebagainya.
Model field trip merupakan kegiatan belajar yang bermakna, sangat menarik dan
disukai oleh anak-anak. field trip adalah metode belajar dan mengajar di mana
siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu dengan
maksud untuk belajar. field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh
tujuan dan tugas belajar. Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006) metode field
trip ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didikuntuk
melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagianintegral dari
kurikulum sekolah.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metodefield trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan
caramembawa langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan
yangberdekatan dengan sekolah agar siswa dapat mengamati atau
mengalamisecara langsung.
Pelaksanaan field trip memberikan pengalaman unik pada siswa dengan
menampilkan meteri pelajaran secara nyata. Adanya metode pembelajaran Field
Trip mengajak siswa untuk memecahkan masalah langsung yang sesuai dengan
materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Hal ini berdampak terciptanya
suasana kelas yang mandiri, kreatif, dan lebih aktif. Menurut Myers & Linda
(2012) field trip dapat memberikan pengalaman baru yang berhubungan dengan
konsep dan topik yang sedang didiskusikan serta memberikan pengalaman unik
yang tidak didapatkan dalam kelas. Siswa ikut melihat atau mendengar merasakan
atau mengalami sendiri secara langsung objek tersebut karena dengan cara
demikian siswa dapat melihat bukti nyata keselarasan antara materi dengan
faktanya bukan hanya sebatas teori. Dalam melakukan field trip, guru hanya
berperan sebagai pembimbing. Siswa dibiarkan mengamati, mengukur,
menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri.
Supaya field trip berjalan dengan optimal, guru harus memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa. Mampu mempersiapkan
bahan dan alat dalam karya wisata.
3. Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktivitas siswa selama
kegiatan.
4. Mampu menilai karya wisata.
Menurut Myers & Linda (2012) field trip dapat memberikan pengalaman baru
yang berhubungan dengan konsep dan topik yang sedang didiskusikan serta
memberikan pengalaman unik yang tidak didapatkan dalam kelas
D. Augmented Reality
Azuma R (1997) menyatakan Augmented reality secara umum merupakan
sebuah pengembangan antara objek virtual dengan objek nyata untuk dapat
berinteraksi secara real time dalam bentuk tampilan 3D. Sebagai contoh adalah saat
pembawa acara televisi membawakan berita, terdapat animasi atau objek virtual yang
ikut bersamanya, jadi seolah-olah dia berada di dalam dunia virtual tersebut. Padahal
sebenarnya, itu adalah teknik penggabungan antara dunia virtual dengan dunia nyata
yang dinamakan dengan augmented reality.
Menurut Hanif (2013) sifat augmented reality yang dapat menampilkan
informasi secara realtime sehingga menjadikan Augmented reality banyak
dimanfaatkan dalam bidang edukasi, kesehatan, militer, wisata, arsitektur, kesenian,
iklan dan masih banyak lagi.
Augmented Reality adalah teknologi interaksi yang dapat menggabungkan
benda maya berjenis 2 dimensi atau 3 dimensi yang akan ditambah ke dalam
lingkungan nyata dan menggabungkan keduanya sehingga menciptakan ruang
gabungan yang tercampur (Mixed Reality) dan memproyeksikannya kedalam waktu
nyata atau real time, sehingga Augmented Reality merupakan suatu teknologi
interaksi yang menggabungkan antara dunia nyata (real world) dan dunia maya
(virtual world). (Efendi, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Hanif. (2013). Pencarian Tempat Kos dengan Teknologi Augmented Reality. Yogyakarta:
UIN.
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Kepel press.
Myers, B. & Linda J. (2012). Effective use of field trip in educational programing: A Three
Stage Approach. Florida: IFAS Extention University Of Florida. Available online:
http://edis.ifas.ufl.edu/wc054
Tuthill, G., & Klemm, E. B., (2002). Virtual Field Trips: Alternatives to Actual Field Trips,
International Journal of Instructional Media, 29(4): 453-468.
Yuliati, Tika & Tri Martuti K.,(2014). Efektivitas Penerapan Metode Fieldtrip untuk
Meningkatkan Hasil Belajara dan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains. Tahun II. No 2