WHITE PAPER
Dewan Redaksi
Penanggung Jawab
Direktur PSMK, Dr. M. Bakrun, M.M
Ketua Redaksi
Kasubdit Program dan Evaluasi, Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak.
Redaksi Pelaksana
Chrismi Widjajanti
Arfah Laidiah Razik
Farid Prasetyo Adi
Muhammad Abdul Majid
Ahmad Rofiuddin Syafaa
Editor
Gustriza Erda, S.Si, M.Si.
Online Redaksi
Muhammad Herdyka
Abstrak. Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktifitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Hal ini
tak lain karena angkatan kerja, penduduk yang bekerja, dan angka pengangguran, merupakan modal bagi geraknya
roda pembangunan. Dengan keterampilan yang telah dimiliki, lulusan sekolah kejuruan (SMK) sebagai tenaga kerja
baru diharapkan dapat segera memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan. Namun, pada kenyataannya,
tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK masih menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan TPT pendidikan
lainnya. Kajian kebijakan ini membahas tentang ketenagakerjaan di Indonesia, khususnya untuk lulusan SMK, dengan
memanfaatkan data dari survei ketenagakerjaan yang dilakukan oleh BPS. Kajian ini menunjukkan bahwa kontribusi
lulusan SMK yang menganggur terhadap pengangguran nasional selalu meningkat untuk tiap tahunnya dengan jurusan
teknik otomotif menjadi kontributor pengangguran terbesar. Secara umum, sebagian besar lulusan SMK bekerja di
industri perdagangan dan manufaktur dengan pekerjaan sebagai pekerja produksi, operator alat-alat angkut dan
pekerja kasar menjadi jenis pekerjaan utama. Lulusan kejuruan juga lebih menyukai pekerjaan formal dibandingkan
dengan pekerjaan non-formal. Selain itu, gaji rata-rata buruh/karyawan/pegawai lulusan SMK lebih rendah dari rata-
rata nasional. Pekerja lulusan SMK dengan upah rata-rata tertinggi adalah pekerja di bisnis pertambangan sedangkan
upah terendah diperoleh oleh pekerja dalam jasa pendidikan. Mayoritas populasi lulusan SMK yang bekerja mendapat
jaminan sosial dan memiliki jam kerja yang cukup tinggi, yaitu 35 hingga 48 jam per minggu.
1
Kepala Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud
2
Staf Subdit Program dan Evaluasi
2
WHITE PAPER
sehingga memberikan informasi yang berguna. ajaran 2016/2017 yang berjumlah 12.659.
Sementara menurut Sugiyono (2007), statistika Sementara itu, pada tahun 2016/2017, jumlah
deskriptif merupakan deskripsi atau gambaran sekolah bertambah sebanyak 148 sekolah
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.
atau populasi. Statistik deskriptif dapat
disajikan dalam bentuk grafik, gambar, tabel, Peningkatan jumlah sekolah SMK diikuti pula
maupun diagram, disesuaikan dengan dengan peningkatan jumlah siswa yang
kebutuhan yang diperlukan. bersekolah di SMK. Pada tahun ajaran
2017/2018, jumlah siswa SMK mencapai 4.6 juta
HASIL DAN PEMBAHASAAN siswa, dimana jumlah tersebut meningkat
sebesar 8.03% dan 10.95% dibandingkan tahun
Peluang Tenaga Kerja Lulusan SMK ajaran 2016/2017 dan 2015/2016. Namun
Secara umum, jumlah sekolah SMK di Indonesia sayangnya, peningkatan jumlah siswa SMK tidak
mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke diikuti dengan peningkatan jumlah lulusan SMK.
tahun dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Lulusan SMK justru mengalami fluktuasi pada
tahun ajaran 2017/2018 seperti yang tahun ajaran 2015/2016 hingga 2017/2018.
ditampilkan pada gambar 1 di bawah ini. Pada tahun 2015/2016, SMK meluluskan siswa
Penambahan sekolah dilakukan oleh pemerintah paling banyak untuk tahun yang dikaji, yaitu
sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam sekitar 1.4 juta siswa. Sementara itu, pada dua
rangka pemenuhan pemerataan pendidikan di tahun ajaran selanjutnya, hanya 1.3 juta lulusan
Indonesia. Pada tahun ajaran 2017/2018, jumlah siswa yang lulus dari SMK, dimana nilai
SMK yang tersebar di Indonesia mencapai tersebut meningkat sebesar hampir 16 ribu
13.256 sekolah atau meningkat 5.47% siswa dibandingkan tahun ajaran 2016/2017.
dibandingkan dengan jumlah SMK pada tahun
Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Lulusan
13,256
4,683
4,221 4,335
12,659
Dengan jumlah siswa dan jumlah lulusan SMK mendapatkan pekerjaan ketika telah
yang begitu besar, diharapkan lulusan SMK yang menyelesaikan pendidikan. Selain itu
tersedia telah memiliki kualitas yang mumpuni diharapkan juga agar lulusan SMK memiliki
sehingga setiap lulusan SMK langsung waktu tunggu yang tidak lama dalam
4
WHITE PAPER
mendapatkan pekerjaan. Hal ini dimaksudkan aktivitas ekonomi suatu negara atau wilayah.
agar lulusan SMK yang begitu besar tidak turut Konsep penganggur yang digunakan adalah
menjadi penyumbang pengangguran yang mereka yang sedang mencari pekerjaan, yang
terbesar dalam ketenagakerjaan di Indonesia. mempersiapkan usaha, yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin
Kondisi Ketenagakerjaan Lulusan SMK mendapatkan pekerjaan dan yang sudah punya
Pengangguran Lulusan SMK pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dan pada
waktu yang bersamaan mereka tak bekerja
Isu penting yang perlu menjadi perhatian
(BPS,2018). Penganggur dengan konsep/
pemerintah adalah isu pengangguran. Jumlah
definisi tersebut biasanya disebut sebagai
pengangguran akan sangat dipengaruhi oleh
pengangguran terbuka (open unemploy-ment).
sejauh mana partisipasi angkatan kerja dalam
100.00
80.00
40.00
20.00
18.39 20.76 21.62 23.03 24.74
0.00
2014 2015 2016 2017 2018
laki-laki lulusan SMK yang juga lebih besar yang fluktuatif dari tahun ke tahun dengan
dibandingkan dengan jumlah siswa perempuan jumlah pengangguran tertinggi terjadi pada
lulusan SMK. Secara umum, jumlah tahun 2018, yaitu mencapai sekitar 1.1 juta jiwa
pengangguran kedua kelompok mengalami pola laki-laki dan 566 ribu jiwa perempuan.
1,800,000
1,600,000 1,731,743
1,621,402
1,400,000 1,569,690
1,520,549
1,200,000 1,332,521
1,000,000 1,165,235
1,066,496 1,062,192
1,020,177
800,000
855,329
600,000
-
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2017,
Februari 2018, dan Februari 2019
Gambar 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
ditamatkan periode Februari 2017–Februari 2019
Apabila dilihat berdasarkan tingkat Pendidikan lulusan SMK ini menjadi salah satu indikator
seperti yang tertera pada Gambar 4, TPT untuk yang menunjukkan bahwa daya saing lulusan
setiap tingkat pendidikan juga mengalami SMK di dunia kerja masih belum memuaskan.
penurunan pada Februari 2019 dengan Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya
penurunan paling signifikan dialami oleh lulusan lulusan SMK yang kalah bersaing dengan lulusan
Diploma I/II/III. Sementara itu, untuk TPT lulusan tingkat pendidikan lainnya sehingga lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), meskipun SMK tersebut menjadi penganggur terbuka.
persentasenya mengalami penurunan, namun Kesempatan kerja di Indonesia yang masih
persentase TPT lulusan SMK masih berada pada terbatas dan tidak mampu menampung seluruh
nilai tertinggi diantara tingkat pendidikan lulusan SMK yang masuk ke dunia kerja juga
lainnya. Pada Februari 2019, persentase TPT diduga menjadi salah satu indikator
untuk SMK mencapai 8.63%, menurun sebesar penyebabnya tingginya angka pengangguran
0.64% dan 0.29% dibandingkan Februari tahun lulusan SMK.
2017 dan 2018. Masih tingginya pengangguran
7.000
6.000
5.000
5.75 6.26 6.07 5.70
4.000 6.37 5.53 5.40
5.45 5.44 5.26 Laki-laki
3.000
Perempuan
2.000
1.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS (Sakernas 2018)
Gambar 5. Tingkat pengangguran terbuka nasional tahun 2014-2018 (%)
1
WHITE PAPER
Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin seperti persentase TPT nasional. Kondisi ini terjadi baik
yang dijelaskan oleh Gambar 5, persentase pada persentase TPT untuk lulusan SMK laki-laki
tingkat pengangguran untuk jenis kelamin maupun perempuan. Pada tahun 2018, TPT
perempuan pada tahun 2014 dan 2015 sedikit Indonesia periode Agustus sebesar 5,34%,
lebih tinggi dibandingkan dengan persentase sedangkan TPT lulusan SMK pada periode yang
TPT untuk pekerja laki-laki. Namun, keadaan ini sama jauh lebih tinggi, bahkan dua kali lebih
menjadi berkebalikan semenjak tahun 2016. besar dari persentase TPT nasional, yaitu
Persentase TPT untuk jenis kelamin perempuan sebesar 11,24%. jika dilihat dari besarnya
semakin lama semakin menurun, dari 5.45% di pengangguran, secara umum angka
tahun 2016 menjadi 5.26% di tahun 2018. pengangguran lulusan SMK masih terbilang
cukup tinggi karena persentase angka
Sementara itu, persentase TPT untuk lulusan penganggurannya menyentuh dua digit.
SMK lebih besar dibandingkan dengan
12.65
11.24 11.11 11.41 11.24
10.00
12.59 11.67
11.83
12.79 11.32
10.53 14.53 10.88 11.04
10.63
-
2014 2015 2016 2017 2018
Laki-laki Perempuan Total
Sumber: BPS (Sakernas 2018)
Gambar 6. Tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK periode Agustus 2014-2018 (%)
Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa pada Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin,
tahun 2014 hingga 2018, persentase TPT lulusan persentase TPT untuk perempuan lulusan SMK
SMK berada sekitar angka 11% dengan secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan
persentase TPT tertinggi terjadi pada tahun persentase TPT pada laki-laki lulusan SMK.
2015, yaitu 12.65%. Nilai tersebut meningkat Hanya pada tahun 2016, kondisi ini
1.41% dibanding tahun sebelumnya. Kabar berkebalikan. Pada tahun tersebut, persentase
baiknya, pada tahun 2016, persentase TPT SMK TPT untuk jenis kelamin laki-laki lebih tinggi
berkurang signifikan bahkan mencapai 0.69% dibandingkan dengan persentase TPT
persentase terendah untuk tahun yang diteliti, perempuan, yaitu sebesar 11.32%.
yaitu mencapai sebesai 11.11%. Namun,
penurunan tersebut tidak bertahan lama karena Tingginya pengangguran lulusan SMK ini dapat
pada tahun selanjutnya TPT lulusan SMK menjadi salah satu indikator daya saing lulusan
meningkat sebesar 0.3% menjadi 11.41% di SMK di dunia kerja yang masih belum
tahun 2017 dan kembali meningkat menjadi memuaskan karena sebagian diantara mereka
11.24% di tahun 2018. kalah bersaing sehingga menjadi penganggur
terbuka. Disamping itu, kesempatan kerja di
2
WHITE PAPER
Indonesia juga masih terbatas sehingga tidak tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya.
mampu menampung seluruh lulusan yang Besarnya penyerapan angkatan kerja di provinsi
masuk ke dunia kerja. Lulusan yang baru lulus tersebut diduga berkaitan dengan majunya
akan kalah bersaing dengan lulusan lama yang pariwisata di daerah Bali dimana kemajuan
sudah berpengalaman dan lebih siap kerja. tersebut berdampak positif pada peningkatan
jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini secara tak
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) SMK langsung turut mengurangi jumlah
Menurut Provinsi pengangguran di provinsi tersebut. Selain itu,
provinsi Kalimantan Utara dan D.I Yogyakarta
Apabila dilihat berdasarkan provinsi seperti
juga memiliki persentase TPT terendah dan
pada Gambar 7, persentase TPT terendah pada
kurang dari 5%, yang menjadikan kedua provinsi
tahun 2018 terjadi di Provinsi Bali, yaitu sebesar
tersebut masuk sebagai tiga provinsi dengan
3.41%. Hal ini menandakan bahwa penyerapan
TPT terendah.
tenaga kerja di Bali untuk lulusan SMK paling
16.97
15.13
14.23
13.01
12.98
12.48
12.21
12.06
11.83
11.24
11.07
10.85
10.72
10.66
9.94
9.66
9.65
9.65
9.60
8.83
8.60
8.51
8.23
7.75
7.44
7.41
7.17
6.81
6.51
5.65
5.52
5.38
4.91
4.15
3.41
Sulsel
Gorontalo
Sumsel
Papua
Kalteng
Babel
Kalsel
Maluku
Kaltim
Jateng
Sulbar
Sumbar
Lampung
Bengkulu
Bali
Aceh
Kalbar
Sultra
Banten
Riau
Jabar
Kepri
Jatim
Jambi
Malut
Jakarta
Yogyakarta
Papua Barat
Sulut
Sumut
NTB
Kaltara
Sulteng
NTT
Indonesia
Di lain sisi, Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Utara, Jurusan SMK yang paling banyak menganggur
Banten, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau,
Sulawesi Selatan, Maluku, Gorontalo dan Papua Secara nasional, lima jurusan SMK yang
Barat menjadi provinsi dengan persentase memberikan kontribusi pengangguran terbesar
tingkat pengangguran yang lebih tinggi pada tahun 2018 adalah lulusan dari jurusan
dibandingkan dengan persentase TPT nasional. teknik otomotif, teknik mesin, teknik komputer
Hal ini diduga karena banyaknya para pekerja dan informatika, administrasi, dan keuangan.
yang mencari pekerjaan di sektor industri olahan Berdasarkan Gambar 8, jurusan yang menjadi
ataupun manufaktur yang tersebar di provinsi- penyumbang pengangguran terbesar adalah
provinsi tersebut. Industri tersebut memiliki jurusan teknik otomotif, yaitu mencapai 356.081
daya tarik yang tinggi, tapi tidak serta merta jiwa, hampir dua kali lebih besar dibandingkan
menyerap banyak tenaga kerja. dengan jumlah pengangguran lulusan dari
jurusan keuangan dan lulusan administrasi.
3
WHITE PAPER
Sementara itu, kontribusi pengangguran SMK selain dapat diartikan banyaknya siswa yang
dari jurusan teknik mesin dan teknik komputer & tertarik pada jurusan tersebut, dapat juga
informatika juga cukup lebih tinggi, yaitu berada diartikan bahwa adanya mismatch
sekitar rentang 220 ribu hingga 250 ribu lulusan. (ketidaksesuaian) dalam menyediakan jurusan
Penemuan ini menjadi penting, karena tingginya yang tepat dengan skill yang dibutuhkan di pasar
angka pengangguran suatu jurusan di SMK kerja pada jurusan tersebut.
Administrasi 180,904
Keuangan 152,113
Jurusan SMK yang paling banyak menganggur pengangguran terbesar dibandingkan dengan
berdasarkan jenis kelamin jurusan lainnya, yaitu mencapai 351.420 orang,
disusul dengan lulusan teknik mesin serta teknik
Berdasarkan Gambar 9, jurusan SMK yang paling komputer & informatika yang masing-masing
banyak menghasilkan pengangguran dengan mencapai 247.738 jiwa dan 146.490 jiwa.
jenis kelamin laki-laki pada tahun 2018 adalah Sementara itu, laki-laki dari jurusan administrasi
jurusan teknik otomotif, teknik mesin, teknik dan teknik ketenagalistrikan juga memberikan
komputer dan informatika, administrasi, dan kontribusi pengangguran yang cukup tinggi,
teknik ketenagalistrikan. Lulusan dari jurusan yaitu masing-masing sebesar 52.250 jiwa dan
teknik otomotif menjadi penyumbang 49.397 jiwa.
Administrasi 52,250
Sementara itu, berdasarkan Gambar 9, lulusan dengan lulusan dari jurusan keuangan sebesar
SMK dengan jenis kelamin perempuan yang 110.699 jiwa. Perempuan lulusan jurusan teknik
paling banyak menganggur adalah lulusan yang komputer dan informatika juga turut
berasal dari jurusan administrasi, keuangan, memberikan kontribusi pengangguran yang
teknik komputer& informatika, tata niaga dan cukup tinggi, yaitu sekitar 82 ribu jiwa, dua kali
tata boga. Lulusan dari jurusan teknik lebih besar dibandingkan dengan lulusan tata
adminitrasi menjadi penyumbang pengangguran niaga dan empat kali lebih tinggi dibandingkan
terbesar, yaitu mencapai 128.654 jiwa, disusul dengan pengangguran dari jurusan tata boga.
Administrasi 128,654
Keuangan 110,699
3.84
≥ 24 bulan
1.83
Laki-Laki
30.06 Perempuan
6 bulan hingga < 24 bulan
22.19
23.40
3 bulan hingga < 6 bulan
25.71
42.71
< 3 bulan
50.26
Gambar 11. Persentase pengangguran jurusan SMK berdasarkan lama mencari pekerjaan/menganggur
menurut jenis kelamin tahun 2018 (%)
Potret Penduduk Bekerja Berdasarkan Tingkat pekerjaan dan cenderung menerima pekerjaan
Pendidikan apa saja yang tersedia / yang ditawarkan.
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2017,
Februari 2018, dan Februari 2019
Gambar 12. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan periode
Februari 2017–2019
1
WHITE PAPER
Penduduk Bekerja Lulusan SMK Berdasarkan memiliki daya saing yang cukup tinggi.
Jurusan Pendidikan Berdasarkan Gambar 12, jumlah pekerja lulusan
SMK yang berasal dari jurusan teknik mesin dan
Meskipun jurusan teknik mesin, teknik otomotif, teknik otomotif pada tahun 2018, masing-
keuangan dan administrasi menjadi jurusan masing berjumlah lebih dari 2 juta jiwa.
yang menyumbang pengangguran lulusan SMK Sementara itu, jumlah pekerja lulusan SMK dari
terbesar, namun ternyata keempat jurusan jurusan keuangan dan administrasi hanya
tersebut juga berperan sebagai jurusan yang sekitar 75% dari pekerja SMK jurusan teknik
menghasilkan jumlah pekerja tertinggi. Hal ini otomotif. Untuk pekerja SMK lulusan jurusan
menandakan bahwa keempat jurusan tersebut lainnya, jumlah pekerjanya sekitar 1.1 juta jiwa.
merupakan jurusan yang paling diminati dan
Keuangan 1,573,298
Administrasi 1,546,249
Lainnya 1,127,377
Penduduk Bekerja Lulusan SMK Berdasarkan Seperti yang tertea pada Gambar 13, sebagian
Jurusan Pendidikan dan Jenis Kelamin besar pekerja laki-laki lulusan SMK merupakan
lulusan teknik mesin dan teknik otomotif, yaitu
Sejalan dengan jumlah pengangguran masing-masing sebesar 2.443.490 jiwa dan
berdasarkan jurusan, jumlah penduduk laki-laki 2.169.459 jiwa. Sementara itu, pekerja laki-laki
lulusan SMK yang bekerja juga mayoritas dari lulusan jurusan yang lainnya hanya berkisar
berasal dari jurusan pendidikan teknik mesin, 500ribu hingga 600ribu jiwa.
teknik otomotif, serta tenaga ketenagalistrikan.
Lainnya 581,144
Pola jurusan yang menghasilkan pekerja paling besar dalam jumlah pekerja SMK.
perempuan lulusan SMK juga sama dengan pola Berdasarkan Gambar 14, sebanyak lebih dari 1
jurusan yang menghasilkan pengangguran. juta perempuan lulusan SMK yang berasal dari
Secara umum, meskipun jurusan administrasi, jurusan keuangan dan administrasi telah bekerja
keuangan, teknik komputer & informatika serta tahun 2018, sementara perempuan lulusan SMK
tata niaga menghasilkan lulusan yang paling untuk jurusan tata niaga, teknik komputer dan
banyak menganggur, namun jurusan-jurusan informatika serta jurusan lainnya berkisar antara
tersebut juga memberikan kontribusi yang 266 ribu pekerja hingga 550 ribu pekerja.
Keuangan 1,090,342
Administrasi 1,062,618
Lainnya 546,233
Penduduk Bekerja Lulusan SMK Berdasarkan memiliki jumlah pekerja lulusan SMK terendah,
Lapangan Usaha yaitu masing-masing sebesar 86.305 jiwa dan
45.596 jiwa.
Perdagangan dan industri pengolahan
merupakan aktivitas ekonomi yang vital dalam Penduduk Bekerja Lulusan SMK Berdasarkan
distribusi barang kebutuhan hidup semua Jenis Pekerjaan
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, tak heran
jika kedua sektor tersebut sangat banyak Gambar 16 menjelaskan tentang Jumlah
menyerap tenaga kerja, khususnya untuk Penduduk Bekerja Lulusan SMK Menurut Jenis
lulusan SMK. Pada kedua sektor tersebut, Pekerjaan. Terdapat beberapa jenis pekerjaan
jumlah pekerja lulusan SMK seperti yang yang telah didefinisikan oleh BPS, yaitu antara
ditampilkan pada Gambar 15, berjumlah lebih lain tenaga produksi, operator alat-alat angkutan
dari 3 juta jiwa, tiga kali lebih tinggi dan pekerja kasar, tenaga usaha penjualan,
dibandingkan dengan jumlah pekerja pada tenaga usaha yang sejenis, tenaga usaha
sektor pertanian dan sektor akomodasi&makan pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan,
minum. Selain kedua sektor tersebut, sektor tenaga usaha jasa, tenaga professional, teknisi
transportasi dan pergudangan, konstruksi, jasa dan yang sejenis, tenaga kepemimpinan dan
lainnya serta sektor administrasi pemerintahan ketatalaksanaan serta jenis lainnya.
juga cukup banyak menampung tenaga kerja Berdasarkan Gambar 16, pekerja lulusan SMK
lulusan SMK. Sektor-sektor tersebut menyerap pada tahun 2018 paling banyak bekerja sebagai
sebanyak 500ribu hingga 900ribu pekerja. Di lain tenaga produksi, operator alat—alat angkutan
sisi, sektor real estate dan sektor pengadaan air dan pekerja kasar. Sebanyak 5.657.084 jiwa
3
WHITE PAPER
pekerja lulusan SMK yang bekerja pada jenis ini sesuai dengan kualifikasi lulusan SMK yang
pekerjaan tersebut, hampir dua kali lebih tinggi disiapkan untuk menjadi tenaga kerja terampil
dibandingkan dengan jumlah lulusan SMK yang seperti halnya operator alat angkutan dan
bekerja pada tenaga usaha penjualan. Jabatan tenaga produksi.
Untuk jenis pekerjaan sebagai tenaga usaha yang menduduki jabatan sebagai tenaga
yang sejenis serta jenis tenaga usaha pertanian, kepemimpinan dan ketatalaksanaan relatif
kehutanan, perburuan dan perikanan, jumlah sedikit karena mereka harus bersaing dengan
pekerja lulusan SMK hanya sekitar satu juta lulusan pendidikan tinggi dan SMA, selain itu
pekerja. Sementara jenis pekerjaan yang porsi untuk jabatan tersebut jumlahnya relatif
memiliki jumlah lulusan SMK terendah dimiliki terbatas. Jabatan-jabatan puncak seperti
oleh jenis pekerjaan sebagai tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan biasanya
kepemimpinan dan ketatalaksanaan, yaitu hanya dapat dicapai oleh lulusan yang sudah
sebesar sekitar 25% dari jumlah pekerja yang bekerja cukup lama dan memiliki pengalaman
bekerja sebagai tenaga professional, teknisi dan cukup banyak (Khurniawan, 2019).
yang sejenis. Jumlah tenaga kerja lulusan SMK
1
WHITE PAPER
Jumlah penduduk lulusan SMK yang bekerja di laki-laki lulusan SMK yang bergabung sementara
kegiatan formal lebih besar dibandingkan jumlah pekerja perempuannya hanya 40% dari
dengan jumlah penduduk lulusan SMK yang jumlah tersebut. Untuk sektor nonformal pun,
bekerja di kegiatan informal. Hal ini seperti yang jumlah pekerja laki-laki lebih mendominasi
tertera pada Gambar 18. Jumlah pekerja laki-laki dibandingkan dengan pekerja perempuan.
lulusan SMK hampir dua kali lebih banyak Pekerja laki-laki lulusan SMK di sektor
dibandingkan dengan jumlah pekerja lulusan nonformal sebesar 3 juta jiwa, sementara
SMK dengan jenis kelamin perempuan. Pada pekerja perempuan berjumlah hampir setengah
sektor formal, terdapat sekitar 6.3 juta pekerja dari jumlah tersebut, yaitu sekitar 1.7 jiwa.
8813603
Formal
Informal
6301266
4867927
3091647
2512337
1776280
Banyaknya pekerja lulusan yang bekerja di tersebut tidak memiliki akses terhadap
sektor formal dibandingkan nonformal perlindungan dan layanan kesehatan dasar.
menandakan bahwa penduduk lulusan SMK
lebih menyukai kegiatan dengan status Kontribusi Penduduk Bekerja Lulusan SMK
pekerjaan berusaha dengan dibantu buruh terhadap Total Penduduk Bekerja menurut
tetap/buruh dibayar dan status pekerjaan Kegiatan Formal/Informal
sebagai buruh/ karyawan/ pegawai, baik oleh
lulusan laki-laki maupun perempuan. Sekitar 8.8 Berdasarkan Gambar 19, diketahui bahwa
juta lulusan SMK menjalani kegiatan formal, penduduk Indonesia yang bekerja di sektor
sementara hanya setengah dari jumlah tersebut informal jauh lebih banyak dibandingkan dengan
yang bergabung dalam kegiatan informal penduduk yang bekerja pada sektor formal. Dari
dengan melakukan usaha sendiri, usaha dibantu 53.521.691 total penduduk yang bekerja di
buruh tidak tetap/tidak dibayar, pekerja bebas di Indonesia tahun 2018, lulusan SMK hanya
pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan menyumbangkan 16.47% atau sekitar
pekerja keluarga/tidak dibayar Rendahnya 8.813.6003 penduduk yang bekerja disektor
peminat di sekor informal diduga karena sektor formal. Sementara pada sektor informal,
tersebut dianggap tidak terlalu menjanjikan persentase lulusan SMK yang bekerja jauh lebih
karena pendapatan yang dihasilkan tidak stabil kecil. Penduduk bekerja lulusan SMK pada
dan cenderung lebih rendah. Ditambah, sektor sektor tersebut hanya sebesar 6,91% dari total
penduduk yang bekerja di sektor informal.
1
WHITE PAPER
100%
80%
60%
53521691
70483259 Indonesia
40% SMK
20%
8813603
4867927
0%
Formal Informal
Sumber: BPS (Sakernas 2018)
Gambar 20. Kontribusi Penduduk Bekerja Lulusan SMK terhadap Total Penduduk Bekerja menurut
Kegiatan Formal/Informal Tahun 2018
Mendapat Jaminan Sosial Tidak 0 jam 1-34 jam 35-48 jam >48 jam
198354, 1%
8999962
6503387, 48%
, 66%
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2019
Gambar 22. Rata-Rata Upah Buruh menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
Periode Februari 2019
1
WHITE PAPER
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia: Agustus 2018. Jakarta: BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari
2018. Jakarta: BPS
[KEMENPPPA] Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2018. Profil Generasi
Milenial Indonesia. Jakarta: KEMENPPPA
[LD FEB UI] Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2017. Ringkasan
Studi: Profil Pengangguran dan Lama Mencari Kerja Lulusan SMK. Depok: LD FEB UI.
Gribble JN, Bremner J. 2012. Achieving a demographic dividend: Population Bulletin 6. Washington DC:
Population Reference Bureau (2).
Khurniawan AW, Erda G. 2019. White Paper: Potret Tenaga Kerja Lulusan SMK pada Industri Manufaktur.
Jakarta: Dit. PSMK Kemendikbud
Ngadi. 2014. Relevansi Pendidikan Kejuruan terhadap Pasar Kerja di Kota Salatiga. Jurnal
Kependudukan Indonesia Vol. 9 No. 1 (ISSN 1907-2902).
Widodo G. 2016. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Lulusan Smk Fresh Graduate Jurusan Tata Boga Pada
Bidang Food and Beverage Di Hotel Bintang Empat Kota Yogyakarta. Yogyakarta: FT UNY.