Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 21, No 2, December 2017 (215-227)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


PROGRAM 4 TAHUN DALAM MENINGKATKAN EMPLOYABILITY LULUSAN
1)Soenarto, 2)Muhammad Mustaghfirin Amin, 3)Kumaidi
1)Univ. Negeri Yogyakarta, 2)Direktorat PSMK Kemdikbud, 3)Univ. Muhammadiyah Surakarta
1)soenarto@uny.ac.id, 2)mustaghfirin@kemdikbud.go.id, 3)kum231@ums.ac.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi menggunakan model CIPPO (context, input, process,
product, and outcomes) yang bertujuan mengungkapkan tingkat employability lulusan SMK 4 tahun
dengan menggunakan SMK 3 tahun sebagai base line. Sampel penelitian adalah delapan SMK 4
tahun dan delapan SMK 3 tahun dengan melibatkan 544 orang sebagai subyek penelitian.
Pengumpulan data menggunakan metode observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi,
kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) Kurikulum SMK 4 tahun dan 3 tahun menggunakan kurikulum nasional yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan Dunia Usaha Dunia Industri (DU/DI); (2) Kompetensi
lulusan SMK 4 tahun seluruhnya berkategori sangat baik, sedangkan SMK 3 tahun 64% sangat
baik; (3) menurut DU/DI, lulusan SMK 4 tahun unggul dalam kedisiplin, keuletan, kemampuan
teori, kemampuan praktek, rasa percaya diri, ketelitian, kreativitas, dan kepemimpinan; (4)
Kompetensi guru SMK 4 tahun unggul dalam membimbing siswa, menghasilkan bahan ajar,
mengembangkan bengkel, dan membangun kerja sama dengan DU/DI; (5) sarana dan prasarana
SMK 3 dan 4 tahun memiliki kemiripan kondisi; (6) pembiayaan SMK 4 tahun melibatkan alumni
sedangkan SMK 3 tahun tidak; (7) Kecepatan mendapat pekerjaan, jumlah lulusan yang bekerja,
dan penghasilan lulusan SMK 4 tahun lebih baik dari pada SMK 3 tahun; dan (8) Kepuasan kerja
lulusan SMK 4 tahun lebih baik daripada lulusan SMK 3 tahun.
Kata kunci: evaluasi, kebijakan, SMK, employability lulusan

EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF 4-YEAR PROGRAM POLICY OF


VOCATIONAL SECONDARY SCHOOL IN IMPROVING GRADUATES’
EMPLOYABILITY
1)Soenarto, 2)Muhammad Mustaghfirin Amin, 3)Kumaidi
1)Univ. Negeri Yogyakarta, 2)Direktorat PSMK Kemdikbud, 3)Univ. Muhammadiyah Surakarta
1)soenarto@uny.ac.id, 2)mustaghfirin@kemdikbud.go.id, 3)kum231@ums.ac.id

Abstract
The aim of this research is to disclose the employability level of 4-year Vocational Secondary
School (or Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)) graduates by using 3-year SMK as the base-line. This
research is an evaluation research using CIPPO (context, input, process, product, and outcomes)
model. The sample of the research is eight 4-year SMK and eight 3-year SMK, and it involves 544
persons as the research subjects. The data were collected by observation, questionnaire, interview
and documentation, and analyzed quantitatively by using descriptive statistic analysis. The research
result shows that: (1) 4-year and 3-year SMKs are using national curriculum developed based on
the needs of Bussiness & Insdustrial Performer (DU/DI), (2) the competency of all (100%) the 4-
year SMK graduates are „very good‟, while only 64% 3-year SMK graduates is „very good‟, (3)
based on DU/DI‟s stand point, the 4-year SMK graduates is better in 8 aspects (discipline,
tenacuty, theoretical knowledge, practical skill, self-independence, carefullness, creativity and
leadership), (4) 4-year SMK teacher is better in guiding the students, producing learning material,
developing workshop, and cooperating with DU/DI, (5) 4-year SMK has similiar condition of
facilities with 3-year SMK, (6) 4-year SMK funding system is better than the 3-year SMK by
involving the alumni, (7) 4-year SMK graduate is better in number of working graduates, income,
and speed to get jobs, (8) 4-year SMK graduate are more satisfied with their job than the 3-year
graduate.
Keywords: evaluation, policy, employability level of vocational secondary school
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
p-ISSN: 1410-4725, e-ISSN: 2338-6061
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan seperti yang dalami oleh Asian Tiger (Korea


Produk lembaga pendidikan adalah Selatan, Singapura, Taiwan) dan negara-ne-
sumber daya manusia yang memiliki kom- gara BRIC (Brazil, Rusia, India dan China).
petensi untuk mengelola sumber daya alam Keuntungan ini akan diperoleh jika partisi-
dan sumber daya lainnya secara efektif dan pasi tenaga kerja tinggi dan produktifitas te-
efisien untuk kesejahteraan masyarakat. naga kerja juga tinggi. Peningkatan partisi-
Lembaga pendidikan harus selalu melaku- pasi tenaga kerja atau menurunkan tingkat
kan pembaharuan agar produk yang dihasil- pengangguran harus terus diupayakan. Iklim
kan memenuhi kebutuhan masyarakat. ketenagakerjaan perlu didorong untuk men-
Persaingan bebas dalam pasar terbuka ciptakan pasar tenaga kerja yang fleksibel
di wilayah negara-negara ASEAN (Associa- dan efisien serta kemudahan investasi.
tion of South East Asian Nations) telah dimulai Jumlah penduduk usia produktif yang
satu dasawarsa sejak diberlakukannya Asean besar saja tidak cukup untuk menghadapi
Free Trade Area (AFTA) pada 2003 dan pada persaingan baik dalam skala regional mau-
tahun 2015 ini memasuki Masyarakat Eko- pun internasional. Perlu adanya peningkatan
nomi ASEAN (MEA). Dunia usaha dan daya saing penduduk usia produktif sebagai
dunia industri (DU/DI) harus melakukan sebuah competitive advantage. Pelaksanaan
berbagai inovasi di segala bidang agar dapat Program Pendidikan Menengah Universal
menghasilkan produk berkualitas dengan dan penguatan pendidikan tinggi tentunya
harga terjangkau, dan dapat bersaing secara akan sangat berperan untuk menyediaan te-
global. Dalam rangka menghasilkan produk naga terampil yang lebih banyak, tetapi ja-
yang berkualitas dengan harga terjangkau, minan kualitas dan relevansi menjadi bagian
diperlukan tenaga kerja yang mempunyai yang harus dilaksanakan sejalan dengan pe-
kemampuan inovatif dan kreatif. Hal ini ningkatan aksesnya. Berbagai standar kom-
mencakup tantangan terhadap sekolah ke- petensi keterampilan dan kualifikasi kerja
juruan yang harus mampu menghasilkan lu- yang diamanatkan dalam road map MEA
lusan yang memiliki kompetensi yang di- perlu segera diselesaikan.
butuhkan DU/DI. Upaya nyata peningkatan kualitas te-
Banyak pihak menghawatirkan keti- naga kerja melalui pendidikan, pre-service
daksiapan Indonesia dalam menghadapi maupun in-service training termasuk pendidik-
MEA. Kawasan ASEAN akan menjadi an non-formal, termasuk berbagai pelatihan
pasar terbuka dan kesatuan yang berbasis oleh dunia usaha sangat penting untuk di-
produksi serta mobilitas arus barang, jasa, tingkatkan. Hal ini selaras dengan penelitian
investasi, modal, dan tenaga kerja terampil Barro (2001, p. 13) yang mengungkap peran
akan bergerak bebas. Sementara itu daya pendidikan dalam menentukan pertumbuh-
saing bangsa yang dinilai tidak cukup ter- an ekonomi dengan memasukkan variabel
utama karena sumber daya manusia (SDM) pendidikan yang diproksi dengan quantity
yang tidak cukup kompetitif dibanding and quality of schooling. Hasil penelitiannya
negara-negara lain di ASEAN. Dilihat dari menunjukkan bahwa baik quantity maupun
kependudukan, ketenagaan, dan sumber da- quality of schooling berpengaruh terhadap per-
ya manusia, tantangan dalam menghadapi li- tumbuhan ekonomi, namun quality of school-
beralisasi perdagangan termasuk Masyarakat ing memiliki pengaruh yang lebih dominan
Ekonomi ASEAN menurut Alisjahbana dibandingkan variabel lain.
(2014) ada tiga aspek yaitu (1) menjaga mo- Akhir tahun 2015 MEA mulai diber-
mentum demografi, (2) meningkatkan par- lakukan, secara otomatis akan terjadi liberal-
tisipasi angkatan kerja, dan (3) meningkat- isasi di semua bidang. Salah satunya adalah
kan produktivitas tenaga kerja. bidang jasa yang menyangkut penempatan
Sejarah ekonomi dunia menyuguhkan SDM, karena sumber daya manusia meru-
fakta bahwa bonus demografi ikut men- pakan faktor penentu keunggulan dalam per-
dorong pertumbuhan ekonomi yang maju saingan nasional dan global (Habibie, 2013).

216 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

Salah satu usaha untuk meningkatkan memiliki keterampilan, kemampuan, penge-


kualitas dan relevansi pendidikan adalah tahuan, sikap, dan kebiasaan kerja yang
mengembangkan sekolah kejuruan, karena sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
tenaga kerja yang banyak dibutuhkan adalah SMK sebagai lembaga pendidikan
setingkat teknisi lulusan sekolah kejuruan. tingkat menengah yang bertujuan meng-
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Balogh hasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan,
(1969, p. 259) bahwa sekolah kejuruan dapat keterampilan, akhlak dan sikap yang ber-
mengatasi masalah-masalah di negara ber- standar nasional dan global perlu terus di-
kembang yang menekankan bahwa sebagai tingkatkan dan dikembangkan. Pengem-
faktor penentu kemakmuran dan kemajuan bangan sekolah menjadi tanggungjawab ber-
sosio-ekonomi, pendidikan harus bersifat sama antara sekolah sebagai penyelenggara
teknis, kejuruan, dan demokratis. Lebih lan- pendidikan, masyarakat sebagai sasaran pen-
jut lagi, penelitian Psacharopoulos (1997, p. didikan, industri sebagai pemakai tenaga
385) menemukan fakta bahwa negara-ne- kerja lulusan SMK, dan Direktorat Pembi-
gara berkembang berusaha membenahi diri- naan SMK sebagai lembaga pemerintah yang
nya menjadi negara industri dimana indus- berfungsi sebagai pembina dan penentu ke-
trialisasi mensyaratkan teknologi yang mem- bijakan.
butuhkan tenaga kerja (hard skill) sebagai Data pengangguran terbuka yang ber-
operatornya. Hal ini berarti bahwa penye- asal dari berita resmi Badan Pusat Statistik
diaan sekolah kejuruan untuk menghasilkan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jum-
keterampilan yang diperlukan menjadi sa- lah penganggur terbuka yang berasal dari
ngat penting. SMK cukup tinggi, yaitu 2,179 juta orang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun atau 15,15 % pada bulan Agustus 2014
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Badan Pusat Statistik, 2014). Apabila kon-
(Depdiknas, 2003) mengamanahkan bahwa disi ini tidak segera diatasi akan dapat me-
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan nyebabkan keprihatinan yang serius, karena
yang mempersiapkan peserta didik untuk dari tahun ke tahun jumlah kecenderungan
bekerja dalam bidang tertentu. Djojonegoro pengangguran terbuka semakin meningkat.
(1998, p. 36) mendeskripsikan pendapat Pada tahun 1970 dalam Program Pem-
Rupert Evans bahwa pendidikan kejuruan bangunan Lima Tahun ke satu (PELITA I),
adalah pendidikan yang bertujuan untuk: (1) pemerintah mendirikan suatu lembaga se-
memenuhi kebutuhan masyarakat akan te- kolah teknik tingkat menengah melalui se-
naga kerja, (2) meningkatkan pilihan pendi- buah proyek yang diberi nama “Proyek Pe-
dikan bagi setiap individu, dan (3) menum- rintis Sekolah Teknologi Menengah Pem-
buhkan motivasi untuk belajar sepanjang bangunan” dengan masa studi lebih lama
hayat. Artinya, pendidikan kejuruan adalah dibanding standar SMA atau SMK lainya.
pendidikan untuk bekerja di bidang terten- Lama pendidikan di lembaga ini 4 tahun.
tu, yaitu yang lulusannya dibutuhkan oleh Lembaga itu dikenal dengan nama Perintis
DU/DI. Pernyataan tersebut didukung oleh STM Pembangunan.
Pardjono, Sugiyono, & Budiyono (2015) Misi didirikannya Proyek Perintis
yang mengungkapkan bahwa “vocational edu- STM Negeri Pembangunan yaitu: (1) merin-
cation cannot be removed from existing workforce tis pembaharuan sistem pendidikan teknik
development”. tingkat menengah dengan melakukan pe-
Pendidikan kejuruan harus selalu me- nyempuranaan kurikulum, perbaikan sistem
nyesuaikan diri dengan kebutuhan masyara- pembelajaran dan asesmen pembelajaran,
kat khususnya kebutuhan industri. Sekolah peningkatan kompetensi guru, pemenuhan
Menengah Kejuruan (SMK) harus menjalin sarana dan prasarana, bimbingan karir, dan
kerja sama dengan dunia industri dan dunia menjalin hubungan dengan DU/DI; (2)
usaha sebagai pengguna lulusan. Pendidikan meningkatkan efektivitas dan efisiensi me-
kejuruan harus didesain agar para lulusan lalui penggunaan sumber daya manusia dan

Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 217


Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

sumber dana baik fisik maupun non-fisik Metode Penelitian


dioperasikan seoptimal mungkin, serta se- Penelitian ini termasuk penelitian eva-
gala sarana dan prasarana yang tersedia da- luasi yang bertujuan untuk mengevaluasi
pat dioperasikan dengan pencapaian tujuan kinerja lulusan SMK 4 tahun dan SMK 3
pendidikan yang lebih baik. tahun. Model evaluasi yang digunakan yakni
Proyek perintis STM Pembangunan CIPPO (context, input, process, product, dan
harus dapat menghasilkan lulusan yang me- outcomes).
miliki mutu yang sesuai dengan kebutuhan Penelitian ini dilaksanakan di 8 SMK
dunia industri yang ada di Indonesia. Dalam 4 tahun dan 8 SMK 3 tahun di Indonesia
rangka mendukung program STM Negeri pada tahun 2016. Delapan SMK 4 tahun
Pembangunan, Direktorat Pembinaan SMK yang digunakan sebagai sampel merupakan
telah melakukan penyempurnaan kurikulum, keseluruhan SMK rintisan “Proyek Perintis
perbaikan sistem pembelajaran dan penilai- Sekolah Teknologi Menengah Pembangun-
an, peningkatan jumlah dan kompetensi
an” dengan masa studi 4 tahun. Delapan
guru, pemenuhan sarana dan prasarana, dan SMK 3 tahun dipilih menggunakan purposive
menjalin hubungan kerja sama dengan sampling mempertimbangkan kesamaan ka-
DU/DI rakteristik daerah dengan SMK 4 tahun.
Kurikulum sekolah kejuruan mengacu Subjek penelitian mencakup pihak-
pada prinsip kurikulum berbasis kompeten- pihak yang berhubungan langsung dengan
si, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi ke- terselenggaranya SMK program 4 tahun dan
butuhan tenaga kerja namun belum sepe- 3 tahun. Secara rinci, subjek penelitian ini
nuhnya terpenuhi. Salah satu buktinya yakni terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala se-
lulusan sekolah kejuruan belum memiliki kolah, ketua program keahlian, koordinator
kompetensi memadai, menciptakan peng- BKK, koordinator BP, Tim ISO, guru,
angguran, sementara kesempatan kerja ba- siswa, alumni, komite sekolah untuk SMK 4
nyak yang masih kosong (Supriadi, 2002, p. tahun dan 3 tahun, dan DU/DI sebagai-
612). Dalam waktu yang bersamaan terda- mana disajikan dalam Tabel 1.
pat juga lulusan STM/SMK 3 tahun yang
juga bersaing untuk memasuki dunia usaha Tabel 1. Subjek Penelitian
dan dunia industri. Perbedaan masa belajar
dan pengalaman, memungkinkan kedua No Subjek Penelitian SMK 4 SMK 3 Jumlah
program SMK tersebut untuk memiliki ku- tahun tahun
alitas lulusan yang berbeda pula. Perbedaan 1 Kepala Sekolah 8 8 16
kualitas lulusan berdampak terhadap kesem- 2 Wakil Kepala Sekolah 32 32 64
patan kerja, kinerja lulusan, dan pengakuan 3 Ketua Program keahlian 40 40 80
DU/DI terhadap lulusan. 4 Koordinator Bursa 8 8 16
Oleh karena itu perlu dilakukan studi Kerja Khusus/BKK
lanjut tentang dampak dari perbedaan masa 5 Koordinator Bimbingan 8 8 16
belajar pada SMK program 4 tahun dan 3 Penyuluhan/BP
tahun untuk mengetahui efektifitas kebijak- 6 Tim ISO 8 8 16
an program SMK 4 tahun jika dibandingkan 7 Guru 40 40 80
dengan program SMK 3 tahun. Perlu dila- 8 Siswa 40 40 80
kukan evaluasi terhadap kompetensi lulusan
9 Alumni 40 40 80
dan kinerja SMK 3 tahun maupun SMK 4
tahun, sehingga dapat diketahui tingkat ke- 10 DUDI 40 40 80
tercapaian program yang sedang berjalan, 11 Komite Sekolah 8 8 16
yang selanjutnya digunakan untuk menyu- Jumlah 272 272 544
sun program dengan prinsip evaluasi yang
berkelanjutan.

218 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

Pengumpulan data kuantitatif dikum- Kriteria evaluasi untuk analisis data


pulkan dengan menggunakan kuesioner dan disajikan pada Tabel 2.
dokumentasi, sedangkan data kualitatif di-
peroleh dengan wawancara dan observasi. Tabel 2. Dampak Program SMK 3 tahun
Kuesioner digunakan untuk mengungkap dan 4 tahun
data tentang kinerja lulusan SMK 4 tahun Skor Keterangan
dan SMK 3 tahun. Observasi di sekolah di-
81-100 Sangat Baik
lakukan untuk mengetahui kinerja guru di
70-80 Baik
kelas di laboratorium, di bengkel, keberada-
an dan keberfungsian sarana prasarana, pro- di bawah 70 Tidak baik
ses pembelajaran di kelas, laboratorium, dan
bengkel. Observasi di industri dilakukan un- Hasil Penelitian dan Pembahasan
tuk mengetahui kinerja lulusan SMK 4 tahun
dan 3 tahun di DU/DI. Wawancara diguna- Hasil
kan untuk memperoleh data kualitatif yang Kurikulum yang diterapkan pada SMK
berupa kepuasan kerja, pengakuan kompe- program 3 tahun tidak jauh berbeda dengan
tensi lulusan dari industri, dan etika kerja lu- SMK program 4 tahun. SMK program 3
lusan, dan proses pembelajaran di kelas, la- tahun juga menggunakan kurikulum nasio-
boratorium, dan bengkel. Dokumentasi di- nal yang dikembangkan sesuai dengan ke-
gunakan untuk mengumpulkan data tentang butuhan DU/DI. Kerja sama SMK 4 tahun
kondisi geografis, landasan hukum, kebijak- dan 3 tahun dengan industri pada dasarnya
an, prestasi akademik, animo, dan serapan hampir sama, namun lama Program Kerja
lulusan. Lapangan (PKL) siswa SMK 4 tahun lebih
Instrumen penelitian yang digunakan lama daripada SMK 3 tahun sehingga kom-
yakni kuesioner dengan empat skala (4= sa- petensi lulusan SMK 4 tahun lebih baik.
ngat baik, 3 = baik, 2 tidak baik, 1 = sangat
tidak baik), pedoman observasi, dan pedo-
man wawancara. Pengembangan instrumen
penelitian dilakukan melalui kegiatan FGD
melibatkan pakar, praktisi pendidikan keju-
ruan, dan para pemangku kepentingan. Vali-
ditas konstruk kuesioner dengan meng-
gunakan analisis faktor eksploratori menun-
jukkan bahwa kuesioner untuk mengungkap
process, product, dan outcomes termasuk katego-
ri valid. Pedoman wawancara dan pedoman
observasi dibuktikan validitasnya dengan
expert judgment. Estimasi reliabilitas kuesio- Gambar 1. Kompetensi Lulusan SMK 3
ner dengan menggunakan formula Cronbach tahun dan 4 tahun
Alpha diperoleh hasil 0,82 yang mengindi-
kasikan reliabilitas kuesioner sangat tinggi. Kompetensi lulusan kualitas lulusan
Data kuantitatif yang diperoleh dari menurut sudut pandang sekolah. Kompe-
kuesioner dan dokumentasi dianalisis dengan tensi lulusan dinilai melalui 11 aspek yaitu:
menggunakan statistik deskriptif yang beru- (1) kerja sama, (2) disiplin, (3) etika/moral,
pa nilai tendensi sentral kemudian disajikan (4) keuletan, (5) kemampuan teori, (6) ke-
dalam bentuk tabel dan diagram. Data kua- mampuan praktik, (7) rasa percaya diri, (8)
litatif yang diperoleh dari wawancara dan ketelitian, (9) kreativitas, (10) tanggung ja-
observasi digunakan untuk menguatkan te- wab, dan (11) kepemimpinan. Gambar 1
muan deskriptif kuantitatif. menunjukkan perbandingan kompetensi lu-
lusan SMK program 4 tahun SMK program

Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 219


Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

3 tahun. Berdasarkan sebelas kompetensi aspek cara mengajar teori, mengajar praktik,
yang dinilai, SMK 4 tahun memiliki tujuh disiplin mengajar, kehadiran mengajar, ke-
keunggulan daripada SMK 3 tahun yakni mampuan membimbing karir siswa, serta
kerja sama, disiplin, keuletan, kemampuan kemampuan guru dalam membimbing bela-
teori, rasa percaya diri, kreativitas, dan ke- jar siswa diperoleh dari respon siswa.
pemimpinan. Empat kompetensi lainnya Menurut siswa 33% guru yang meng-
memiliki persentase yang sama dan tidak ajar pada SMK program 4 tahun memiliki
ada kompetensi yang lebih rendah dari pada kompetensi yang sangat baik, sedangkan
SMK 3 tahun. 67% guru berada dalam level baik. Kondisi
Kinerja lulusan SMK merupakan kua- ini tidak lebih lebih baik jika dibandingkan
litas performa lulusan ditinjau dari sudut dengan hasil pendapat siswa mengenai
pandang DU/DI sebagai pengguna lulusan. kompetensi gurunya pada SMK program 3
Aspek yang diamati meliputi kerja sama, ke- tahun dimana 67% guru termasuk dalam
disiplinan, etika/moral, keuletan, kemampu- kategori sangat baik dan 33% lainnya berada
an teori, kemampuan praktek, rasa percaya pada kategori baik. Secara rinci, kondisi ma-
diri, ketelitian, kreativitas, kepemimpinan sing-masing aspek kompetensi guru menu-
dan tanggung jawab. DU/DI menilai 36% rut siswa untuk SMK program 4 tahun dan
lulusan SMK 4 tahun memiliki kinerja yang SMK program 3 tahun disajikan pada
sangat baik dan sisanya 64% berada pada le- Gambar 3.
vel baik. Sementara itu seluruh (100%) lu-
lusan SMK program 3 tahun memiliki
kinerja yang baik dan tidak ada yang berada
pada level sangat baik.

Gambar 3. Kompetensi Guru SMK


menurut Siswa

Menurut Kepala sekolah dan wakil


Gambar 2. Kinerja Lulusan SMK 3 kepala sekolah, antara SMK program 4 ta-
tahun dan 4 tahun hun dengan SMK program 3 tahun memi-
liki guru dengan kompetensi yang sama. Se-
Perbandingan kinerja lulusan SMK 3 bagian besar aspek kompetensi guru pada
tahun dengan SMK 4 tahun disajikan pada kategori sangat baik dan baik. Namun masih
Gambar 2. Menurut pandangan DU/DI, ada guru yang terindikasi memiliki aspek
lulusan SMK 4 tahun memiliki keunggulan kompetensi yang tidak baik yaitu sebesar
dibandingkan lulusan SMK 3 tahun, yaitu 11%. Sebagian besar kompetensi guru me-
dalam hal disiplin, keuletan, kemampuan nurut kepala sekolah dan wakil kepala
teori, kemampuan praktik, rasa percaya diri, sekolah pada masing-masing aspek berada
ketelitian, kreativitas, dan kepemimpinan. pada kondisi yang sama antara SMK prog-
Kompetensi guru di SMK program 4 ram 4 tahun dan SMK 3 tahun sebagaimana
tahun dan SMK 3 tahun ditinjau dari per- disajikan pada Gambar 4.
sepsi siswa, kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah. Data kompetensi guru dilihat dari

220 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

sekolah, SMK rujukan, bantuan pemerintah


propinsi, bantuan pemerintah daerah, dan
beasiswa alumni. SMK 4 tahun menerima
bantuan dari pemerintah daerah, gubernur,
dan dari alumni, sedangkan SMK 3 tahun ti-
dak menerima bantuan dari lembaga terse-
but. Hal ini menunjukan besarnya bantuan
pemerintah dan partisipasi alumni terhadap
SMK 4 tahun.

Kualitas Sarana dan Prasarana


Gambar 4. Kompetensi guru SMK SMK 4 tahun
menurut Kepala Sekolah dan Wakil
Kepala Sekolah 100% 80%

Persentase
Berkaitan dengan sarana dan pra- 50%
20%
sarana difokuskan pada dua hal utama, yaitu 0% 0%
kualitas sarana dan prasarana yang dimiliki 0%
SANGAT BAIK CUKUP KURANG
yang ditunjukan oleh 11 indikator (ruang BAIK BAIK BAIK
kelas teori, laboratorium, bengkel, lahan Kategori
praktikum, teaching factory, bengkel kerja sa-
ma industri, tempat uji kompetensi (TUK),
peralatan uji kompetensi, bahan praktikum) Gambar 5. Kualitas Sarana dan
dan persentase pemenuhan kebutuhan atas Prasarana SMK 4 tahun
sarana dan prasarana. Kondisi sarana dan
prasarana pada SMK program 4 tahun seba- Kualitas Sarana dan Prasarana
gaimana disajikan pada Gambar 5 menun- SMK 3 Tahun
jukkan bahwa 80% berada dalam kategori
100%
baik dan 20% dengan kategori cukup baik. 80%
Sementara itu kondisi sarana dan prasarana 60%
Persentase

60%
SMK program 3 tahun yang disajikan pada 40% 20% 20%
Gambar 6 menunjukan bahwa 60% sarana 20% 0%
dan prasarana dalam kategori baik, 20% 0%
dalam kategori cukup baik dan 20% sisanya SANGAT
BAIK
BAIK CUKUP
BAIK
KURANG
BAIK
dalam kategori kurang baik. Secara umum Kategori
kualitas sarana dan prasarana untuk kedua
SMK dinyatakan baik. Data menunjukan
bahwa SMK 4 memiliki sarana dan prasa- Gambar 6. Kualitas Sarana dan
rana yang lebih terawat dan berkualitas baik. Prasarana SMK 3 tahun
Kebutuhan sarana dan prasarana SMK 4
tahun sudah mencukupi dengan persentase Dampak penyelenggaraan SMK dapat
75%. Sarana dan prasarana SMK 3 tahun dilihat pada kondisi lulusannya, yaitu baik
menunjukan bahwa 80% cukup dan 20% yang bekerja, berwirausaha, maupun me-
tidak cukup. lanjutkan program pendidikan di perguruan
Pembiyaan SMK berasal dari berbagai tinggi serta lamanya waktu tunggu kerja
sumber dana yang berfungsi untuk mem- mahasiswa. Data masing-masing aspek yang
bantu kelancaran program pendidikan. SMK berhubungan dengan dampak program SMK
program 4 tahun dan 3 tahun memiliki sum- 3 tahun dan SMK 4 tahun disajikan pada
ber dana yang berasal dari berbagai instansi Tabel 3.
baik swasta maupun instansi pemerintah se-
perti dana BOS, bantuan gubernur, komite
Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 221
Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Tabel 3. Dampak Program SMK 3 tahun Kepuasan kerja lulusan diamati ber-
dan 4 tahun dasarkan 9 aspek yaitu penghasilan, suasana
kerja, hubungan dengan atasan, hubungan
SMK 3 Tahun 4 Tahun
sesama teman, keinginan pindah kerja, ke-
Lulusan Bekerja 61% 71% puasan kerja, fasilitas kerja, lingkungan ker-
Lulusan Berwirausaha 7% 6% ja, dan jaminan kesehatan. Kepuasan kerja
Melanjutkan Studi 12% 14% lulusan SMK 3 tahun dan 4 tahun menurut
Lain-lain 20% 9% alumni disajikan pada Gambar 7.
Masa Tunggu Kerja (bln) 0-12 0-3
Gaji Bulan 1 1 - 2,5 jt 1,1 – 5 jt

Tabel 3 menunjukkan bahwa bila di-


tinjau dari jumlah lulusan yang bekerja, lu-
lusan SMK program 4 tahun cenderung me-
miliki jumlah lulusan yang bekerja lebih
banyak, yaitu 71%. Jumlah ini lebih tinggi
dibanding lulusan dari program SMK 3 ta-
hun yaitu 61%. Ditinjau dari jumlah lulusan
yang berwirausaha, antara SMK 3 tahun
maupun SMK 4 tahun memiliki jumlah yang Gambar 7. Kepuasan Kerja Lulusan
hampir sama, yaitu sebanyak 7% dari jum- SMK menurut Alumni
lah keseluruhan lulusan SMK 3 tahun dan
sebanyak 6% dari jumlah lulusan dari prog- Kepuasan kerja lulusan SMK 4 tahun
ram SMK 4 tahun, meskipun dari SMK 3 adalah 67% pada kategori tinggi, 22% pada
tahun lebih tinggi. kategori menengah, dan 11% pada kategori
Apabila dilihat dari lulusan yang me- rendah, sedangkan kepuasan kerja lulusan
lanjutkan studi ke perguruan tinggi, lulusan SMK 3 tahun dari 9 aspek yang diamati me-
dari SMK program 3 tahun berkisar 12% nunjukkan bahwa 56% pada kategori tinggi,
dari jumlah keseluruhan lulusan. Jumlah ini 33% pada kategori menengah, dan 11% pada
lebih sedikit dari persentase lulusan yang kategori rendah. Secara lebih rinci, kepuasan
melanjutkan studi di perguruan tinggi dari kerja lulusan disajikan pada Gambar 8.
SMK program 4 tahun yaitu berkisar 14%
dari jumlah lulusannya.
Ditinjau dari masa tunggu kerja, lulus-
an dari SMK program 4 tahun memiliki ma-
sa tunggu yang lebih pendek, yaitu 0-3 bu-
lan. Nilai ini jauh lebih rendah dibanding-
kan dengan masa tunggu untuk lulusan
SMK program 3 tahun, yaitu berkisar 0-12
bulan. Artinya, bila ditinjau dari masa tung-
gu kerjanya, lulusan SMK 4 tahun lebih baik
dibandingkan dengan SMK 3 tahun. Hal ini
juga terkait dengan kondisi gaji pada bulan
pertama untuk karyawan lulusan SMK 4 ta- Gambar 8. Kepuasan Kerja Lulusan
hun lebih tinggi daripada gaji untuk karya- SMK dilihat per Aspek
wan dari lulusan SMK 3 tahun. Lulusan
SMK 4 tahun mendapat gaji Rp1.100.00,00 Gambar 8 menunjukkan bahwa pada
sampai Rp5.000.000,00, sedangkan lulusan aspek penghasilan dan fasilitas kerja, baik
SMK 3 tahun mendapat gaji Rp1.000.000,00 lulusan SMK 3 tahun maupun 4 tahun me-
sampai Rp2.500.000,00. miliki tingkat kepuasan pada kategori mene-

222 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

ngah. Ditinjau dari aspek jaminan kesehatan 3 tahun yang ditinjau dari pandangan pihak
menunjukkan bahwa kepuasan lulusan SMK sekolah dengan responden adalah kepala se-
4 tahun berada pada kategori tinggi dan kolah dan wakil kepala sekolah. Kompetensi
kepuasan lulusan SMK 3 tahun berada pada lulusan SMK program 4 tahun menurut se-
kategori menengah. Aspek keinginan pin- kolah unggul pada tujuh aspek, yaitu: kerja
dah kerja baik menurut lulusan SMK 4 sama, kedisiplinan, keuletan, kemampuan
tahun maupun 3 tahun berada pada kategori teori, rasa percaya diri, kreatifitas dan kepe-
rendah. Sedangkan untuk aspek lainnya, mimpinan. Keunggulan tersebut merupakan
baik lulusan SMK 4 tahun maupun 3 tahun dampak dari lamanya pengalaman terjun ke
kepuasannya berada pada kategori tinggi. lapangan yang diperoleh siswa melalui prog-
ram PKL yang memakan waktu lebih lama
Pembahasan dibandingkan SMK program 3 tahun. Ber-
SMK program 4 tahun mupun prog- bekal dari keunggulan pada 7 aspek tersebut
ram 3 tahun menggunakan kurikulum yang lulusan SMK 4 tahun dipandang memiliki
sama yakni kurikulum nasional. Kurikulum kompetensi yang lebih baik dan lebih siap
kedua program SMK tersebut disempurna- untuk memasuki lapangan pekerjaan.
kan dengan masukan dari DU/DI. Masuk- Kinerja lulusan. Kinerja lulusan SMK
an dari DU/DI bermanfaat untuk meran- ditinjau dari sudut pandang DU/DI sebagai
cang beberapa mata pelajaran tambahan un- “pengguna” lulusan secara keseluruhan
tuk memperkaya pengetahuan siswa sesuai SMK program 4 tahun menunjukkan lebih
dengan kebutuhan pengguna lulusan. Mata unggul daripada SMK program 3 tahun. Lu-
pelajaran tambahan dikemas melalui muatan lusan SMK program 4 tahun lebih unggul
lokal berupa kompetensi yang dibutuhkan pada 8 aspek, yaitu kedisiplinan, keuletan,
menurut perspektif DU/DI. kemampuan teori, kemampuan praktek, rasa
Selain pengembangan kurikulum, percaya diri, ketelitian, kreativitas, dan ke-
SMK dan DU/DI memiliki beberapa jenis pimpinan. Sama halnya dengan kompetensi
kerja sama strategis. Kerja sama tersebut da- lulusan menurut sekolah, keunggulan dalam
pat berupa kerja sama perancangan kuri- 8 aspek tersebut merupakan dampak dari
kulum, kerja sama tempat praktik industri, lamanya proses PKL yang membekali siswa
kerja sama penempatan kerja, dan kerja dengan pengalaman kerja yang lebih banyak
sama penyaluran lulusan. Meskipun SMK 3 dan matang. Namun, selain unggul pada 8
tahun dan SMK 4 tahun memiliki kerja sa- aspek tesebut, lulusan SMK program 4 ta-
ma dengan DU/DI yang hampir sama, teta- hun tidak lebih baik pada aspek kerja sama.
pi SMK 4 tahun memiliki kerja sama yang Rendahnya aspek kerja sama yang dimiliki
lebih kuat dengan DU/DI. Hal ini dibukti- lulusan SMK program 4 tahun disebabkan
kan dengan banyaknya DU/DI yang beker- oleh tingginya kompetensi dan banyaknya
ja sama dan menjalin hubungan saling me- pengalaman yang dimiliki lulusan SMK 4
nguntungkan dengan pihak SMK 4 tahun. tahun sehingga lulusan-lulusan tersebut
Intensitas kerja sama DU/DI dengan SMK mampu mengerjakan pekerjaan-perkerjaan
program 4 tahun menunjukkan DU/DI me- yang diberikan secara mandiri.
miliki ketertarikan lebih terhadap SMK 4 Kompetensi guru menurut persepsi
tahun karena dipandang memiliki kompe- siswa dilihat dari bagaimana mengajar teori,
tensi yang lebih matang. mengajar praktik, disiplin mengajar, keha-
Kompetensi lulusan SMK program 4 diran mengajar, kemampuan membimbing
tahun dan 3 tahun ditinjau dari 11 indikator karir siswa, serta kemampuan guru dalam
yaitu: kerja sama, disiplin, etika, keuletan, membimbing belajar siswa. Kompetensi gu-
kemampuan teori, kemampuan praktik, rasa ru SMK program 4 tahun tidak lebih baik
percaya diri, ketelitian, kreativitas, tanggung jika dibandingkan dengan kompetensi guru
jawab, dan kepemimpinan. Secara keselu- SMK program 3 tahun. Hal tersebut dise-
ruhan SMK 4 tahun lebih unggul dari SMK babkan oleh tingginya tuntutan kompetensi

Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 223


Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

guru pada SMK program 4 tahun jika di- Sarana prasana yang dimiliki SMK
bandingkan dengan guru SMK program 3 program 4 tahun memiliki kualitas yang
tahun, sehingga rendahnya tingat kompe- lebih baik jika dibandingkan dengan SMK
tensi guru pada SMK program 4 tahun pada program 3 tahun, namun kecukupan sarana
penelitian ini bukan dikarenakan rendahnya prasarana tidak lebih baik daripada SMK
kompetensi yang dimiliki guru tetapi tinggi- program 3 tahun. Hal tersebut disebabkan
nya kompetensi yang dibutuhkan untuk karena kebutuhan sarana prasarana yang
menjadi guru pada SMK program 4 tahun. lebih memadai pada SMK program 4 tahun
Kompetensi guru menurut kepala untuk menyelenggarakan pendidikan keju-
sekolah dan wakil kepala sekolah ditinjau ruan dengan masa studi lebih lama. Oleh
dari bagaimana mengajar teori, mengajar karena itu adanya perbaikan sarana dan
praktik, mendapatkan penghargaan, meng- prasarana merupakan hal yang sangat baik
hasilkan karya teknologi, komitmen dalam untuk meningkatkan keterampilan siswa.
membimbing siswa, melakukan penelitian, Kondisi pada SMK program 3 tahun
menghasilkan bahan ajar, mengembangkan (kualitas baik namun kecukupan mencapai
lab/bengkel, serta membangun kerja sama 80%) mengarah pada dua kemungkinan apa-
dengan DU/DI. Kometensi guru SMK bila kebutuhan masih dalam kondisi yang
program 4 tahun lebih baik daripada guru cukup tetapi kualitas dalam keadaan yang
SMK program 3 tahun dalam menghasilkan baik tetapi butuh perbaikan, maka dapat di-
bahan ajar, mengembangkan bengkel serta indikasikan bahwa peralatan yang digunakan
membangun kerja sama dengan dunia usaha di SMK 3 tahun adalah peralatan yang su-
dan dunia industri karena guru pada SMK dah out of date atau ketinggalan zaman dan
program 4 tahun dituntut untuk mampu membutuhkan pembaruan sehingga peralat-
memberikan pelayanan yang lebih optimal an yang dimiliki tidak hanya cukup dari segi
kepada peserta didik dalam rangka membe- kuantitas tetapi juga memiliki kondisi yang
kali peserta didiknya dengan pengetahuan baik dari segi kualitas.
dan pengalaman yang matang. Selain itu Sumber pembiayaan sekolah SMK 3
hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tahun lebih banyak daripada SMK 4 tahun.
komitmen guru SMK program 4 tahun da- Hal ini ada beberapa faktor yang mempeng-
lam membimbing peserta didiknya lebih baik aruhi oleh fasilitas SMK 4 tahun, khususnya
daripada SMK program 3 tahun. Meskipun sarana prasarana praktik lebih baik dari pada
dinyatakan lebih baik, masih terdapat 11% SMK 3 tahun, sehingga SMK 3 tahun perlu
guru SMK program 4 tahun yang dinyata- mendapatkan dana lebih untuk pengadaan
kan memiliki kompetensi yang tidak baik dan perawatan sarana dan prasarana penun-
pada kedua program. jang pembelajaran. Sarana prasarana yang
Aspek sarana dan prasarana ditinjau sudah memadai di SMK 4 tahun secara ke-
dari kondisi/kualitas sarana dan prasarana seluruhan telah memiliki alat dan bahan ser-
yang dimiliki dan kebutuhan terhadap sara- ta bengkel/laboratorium yang lengkap, se-
na dan prasarana tersebut. Adapun aspek- dangkan SMK 3 tahun dalam hal sarana
aspek yang menjadi fokus penelitian ini yai- prasarana masih kurang sehingga membu-
tu ruang kelas teori, laboratorium, bengkel, tuhkan dana yang banyak untuk menunjang
lahan praktikum, teaching factory, bengkel pembelajaran. Data sekolah yang sudah di-
kerja sama industri, tempat uji kompetensi observasi SMK 3 tahun ada 14 sumber dana
(TUK), peralatan uji kompetensi, dan bahan dan SMK 4 tahun ada 7 sumber dana.
praktikum. Sarana dan prasarana SMK 4 Secara keseluruhan performance lu-
tahun menunjukan 80% dengan kategori lusan SMK 4 tahun lebih unggul daripada
baik dan 20% dengan kategori cukup baik. lulusan SMK 3 tahun. SMK 4 tahun memi-
Kebutuhan sarana dan prasarana SMK 4 liki lebih banyak lulusan yang bekerja de-
tahun adalah 75% cukup dan 25% tidak ngan masa tunggu lebih singkat (0-3 bulan)
cukup. dan gaji yang lebih tinggi (1,1-5 juta rupiah)

224 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

jika dibandingkan dengan SMK program 3 pada kategori menengah, sedangkan ke-
tahun. Fenomena tersebut disebabkan oleh inginan pindah kerja termasuk rendah. Pada
masa belajar SMK program 4 tahun yang le- aspek jaminan kesehatan, kepuasan kerja
bih lama dibandingkan SMK program 3 ta- lulusan SMK program 4 tahun lebih baik
hun. Masa studi yang lebih panjang menye- daripada lulusan SMK program 3 tahun.
babkan pengalaman dan pengetahuan lebih Kepuasan pengguna lulusan terhadap lulus-
matang. Kompetensi yang dipelajari SMK 4 an SMK program 3 tahun dapat disebabkan
tahun juga berdampak pada masa tunggu oleh rendahnya upah lulusan SMK 3 tahun
bekerja sekitar 0-3 bulan. Sebaliknya, berbe- sehingga pengguna lulusan cenderung lebih
da dengan SMK 3 tahun yang masa tung- menyukai lulusan SMK program 3 tahun
gunya lebih lama sekitar 0-12 bulan. Tetapi dari segi pembiayaan.
jiwa wirausaha SMK 3 tahun lebih baik dari-
pada SMK 4 tahun dikarenakan keterampil- Simpulan
an yang dipelajari selama 3 tahun lebih flek-
sibel bagi lulusan untuk berwirausaha, be- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. bahasan, maka dapat disimpulkan beberapa
Sedangkan lulusan SMK 4 tahun lebih do- hal yaitu sebagai berikut. Pertama, kuriku-
minan memilih bekerja atau melanjutkan ke lum SMK 3 tahun dan SMK 4 tahun secara
perguruan tinggi. umum memiliki per-samaan yaitu menggu-
Kepuasan kerja lulusan SMK ditinjau nakan kurikulum na-sional yang dikembang-
dari 9 aspek yaitu penghasilan, suasana ker- kan berdasarkan keperluan dunia industri
ja, hubungan dengan atasan, hubungan sesa- dengan melibatkan industri pasangan.
ma teman, keinginan pindah kerja, kepuasan Kedua, kompetensi lulusan SMK 4
kerja, fasilitas kerja, lingkungan kerja, dan tahun lebih baik dibanding kompe-tensi lu-
jaminan kesehatan. Berdasarkan banyaknya lusan SMK 3 tahun apabila ditinjau dari per-
aspek kepuasan kerja yang berada pada sentase kompetensi lulusan bahwa kompe-
kateori tinggi, maka lulusan SMK program tensi lulusan SMK 4 tahun dinyatakan 100%
4 tahun kepuasan kerjanya lebih baik dari- masuk dalam kateogri sangat baik, sedang-
pada lulusan SMK program 3 tahun. Hasil kan kompetensi lulusan SMK 3 tahun di-
pengamatan menunjukkan bahwa SMK 3 nyatakan 64% masuk dalam kategori sangat
tahun 56% pada kategori tinggi, 33% pada baik dan 36% masuk dalam kategori baik.
kategori menengah, dan 11% pada kategori Ketiga, kinerja lulusan SMK program
rendah. Sedangkan untuk kepuasan kerja lu- 4 tahun menurut pendapat industri lebih ba-
lusan SMK 4 tahun adalah 67% pada ka- ik dibanding kinerja lulusan SMK program
tegori tinggi, 22% pada kategori menengah, 3 tahun. Lulusan SMK 4 tahun memiliki
dan 11% pada kategori rendah. keunggulan dalam 8 hal yaitu: disiplin, keu-
Delapan aspek kepuasan kerja lulusan letan, kemampuan teori, kemampuan prak-
SMK program 4 tahun dan 3 tahun berada tik, rasa percaya diri, ketelitian, kreativitas,
pada kategori yang sama yaitu tinggi, me- dan kepemimpinan. Lulusan SMK program
nengah, dan rendah. Jika dilihat lebih rinci, 3 tahun memiliki keunggulan dalam aspek
dari 8 aspek kepuasan yang mekiliki kategori kerja sama sesama siswa.
yang sama, maka kepuasan kerja lulusan Keempat, kompetensi guru SMK 4
SMK program 3 tahun lebih baik daripada tahun memiliki keunggulan dalam membim-
kepuasan kerja lulusan SMK program 4 ta- bing siswa, menghasilkan bahan ajar, me-
hun dalam 5 hal yaitu: (1) suasana kerja; (2) ngembangkan bengkel, dan membangun
hubungan dengan atasan; (3) hubungan se- kerja sama dengan DU/DI. Kelima, kondisi
sama teman; (4) kepuasan kerja; dan (5) sarana dan prasarana SMK 4 tahun dinyata-
lingkungan kerja. Jika dilihat dari aspek kan 80% masuk dalam kategori baik dan
penghasilan, baik lulusan SMK program 4 20% masuk dalam kategori cukup baik de-
tahun maupun 3 tahun kepuasannya berada ngan jumlah kebutuhan 75% masuk dalam
kategori cukup. Kondisi sarana dan prasa-
Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 225
Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

rana SMK 3 tahun dinyatakan 60% masuk an teknologi dengan mengikuti program
dalam kategori baik, 20% masuk dalam ka- magang di industri secara periodik; dan (7)
tegori cukup baik, dan 20% masuk dalam Keunggulan program SMK 4 tahun yang
kategori kurang baik dengan jumlah kebu- mencakup perawatan sarana dan prasarana,
tuhan yaitu 80% masuk dalam kategori masa tunggu, kompetensi lulusan, dan parti-
cukup. sipasi alumni dalam pemberian bantuan da-
Keenam, kompotensi lulusan SMK 4 na agar dapat diadopsi oleh program SMK
tahun lebih unggul daripada SMK 3 tahun lainnya.
karena SMK 4 tahun disiapkan mengem-
bangkan keterampilan selama 4 tahun se- Daftar Pustaka
hingga kompetensinya lebih terampil. Ke-
Alisjahbana, A. S. (2014). Menteri
tujuh, pembiayaan SMK 4 tahun ditopang
PPN/Kepala Bappenas, tantangan
oleh pemerintah daerah dan alumni, sedang-
kependudukan, ketenagakerjaan, dan
kan SMK 3 tahun hanya dibiayai oleh siswa.
SDM Indonesia menghadapi
Kedelapan, dampak program SMK 4
globalisasi khususnya masyarakat
tahun lebih efektif dari pada SMK 3 tahun
ekonomi Asean: “Arah kebijakan dan
dilihat dari lama masa tunggu dan jumlah
program di bidang kependudukan,
lulusan yang bekerja. Selain itu penghasilan
ketenagakerjaan dan sumber daya
lulusan SMK 4 tahun cenderung lebih tinggi
manusia menghadapai glob. In
daripada lulusan SMK 3 tahun. Kesembilan.
Makalah. Jakarta.
kepuasan kerja lulusan SMK program 4
tahun lebih baik daripada lulusan SMK Badan Pusat Statistik. (2014). Berita resmi
program 3 tahun. badan pusat statistik. Retrieved from
Sesuai dengan kesimpulan tersebut https://www.bps.go.id/
maka dapat dirumuskan beberapa rekomen- Balogh, T. (1969). Education and agrarian
dasi yaitu: (1) perlu dibedakan struktur kur- progress in developing countries. In K.
ikulum SMK 4 tahun dan SMK 3 tahun de- Hufne & J. Naumann (Eds.), Economics
ngan memperhatikan Kerangka Kualifikasi of Education in transition (pp. 259–68).
Nasional Indonesia (KKNI) dan jabatan di Stuttgart: Ernst Klett.
dunia kerja; (2) program praktik industri
SMK 4 tahun supaya dikembangkan secara Barro, R. (2001). Education and economic
sistematik sesuai tahapan waktu praktik, efe- growth. In J. F. Helliwell (Ed.), The
ktif, dan efisien dalam perencanaan, pelak- Contribution of Human and Social Capital
sanaan, dan evaluasinya agar hasilnya opti- to Sustained Economic Growth and Well-
mal; (3) perlu dilakukan evaluasi bersama Being. OECD.
pihak sekolah dan industri dalam pelaksana- Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20
an praktik industri untuk mendapatkan pola Tahun 2003 tentang Sistem
praktik industri yang lebih efektif dan efi- Pendidikan Nasional (2003). Jakarta.
sien; (4) kualifikasi kompetensi lulusan SMK
4 tahun lebih baik daripada lulusan SMK 3 Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan
tahun sehingga pengakuan dan penghargaan sumberdaya manusia melalui sekolah
terhadap lulusan SMK 4 tahun sebaiknya menengah kejuruan (SMK). Jakarta: PT
diberikan lebih baik dari lulusan SMK 3 Balai Pustaka.
tahun; (5) sebaiknya lulusan SMK program Habibie, B. J. (2013). Sumber daya manusia
4 tahun tetap dapat menjalin kerja sama de- masyarakat madani. In Pidato
ngan rekan kerja yang lain, meskipun sudah KONASPI ke 7. Yogyakarta.
memiliki kompetensi memadahi atau lebih
baik daripada lulusan SMK program 3 ta- Pardjono, P., Sugiyono, S., & Budiyono, A.
hun; (6) sebaiknya guru SMK 4 tahun dan (2015). Developing a model of
SMK 3 tahun selalu mengikuti perkembang- competency and expertise certification
tests for vocational high school

226 − Volume 21, No 2, December 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 2, December 2017

students. Research and Evaluation in https://doi.org/10.1080/13636829700


Education, 1(2), 129. 200022
https://doi.org/10.21831/reid.v1i2.65 Supriadi, D. (2002). Sejarah pendidikan teknik
17 dan kejuruan di Indonesia: Membangun
Psacharopoulos, G. (1997). Vocational manusia produktif. Jakarta: Departemen
education and training today: Pendidikan Nasional, Direktorat
challenges and responses 1. Journal of Jenderal Pendidikan Dasar dan
Vocational Education & Training, 49(3), Manengah, Direktorat Pendidikan
385–393. Menengah Kejuruan.

Evaluasi Implementasi Kebijakan Sekolah Menengah ... − 227


Soenarto, Muhammad M. Amin, , Kumaidi

Anda mungkin juga menyukai