Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI


(STUDI KASUS: SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN
INDUSTRI MANUFAKTUR)

Paramita Anggraini, Sri Gunani Partiwi dan Budisantoso Wirjodirdjo


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: paramita.anggraini@gmail.com ; srigunani@ie.its.ac.id ; santoso@ie.its.ac.id

Abstrak
Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM). Kualitas SDM yang baik diharapkan dapat mengisi lapangan pekerjaan (demand) sesuai
dengan keahliannya dan selanjutnya dapat memajukan negara. Namun kesempatan kerja yang
terbatas telah membuat kompetisi semakin ketat antar pencari kerja sehingga seringkali mereka
melamar dan menerima pekerjaan apa saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.
Adanya mismatch dari segi kualitas antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan (supply)
dengan kebutuhan pasar tenaga kerja (demand) menjadi perhatian serius pemerintah saat ini.
Permodelan mengunakan sistem dinamik digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Fungsi
dari pendekatan sistem dinamik ini adalah menggambarkan model secara keseluruhan dan
melakukan simulasi skenario kebijakan pemerintah dalam upaya penyelarasan sistem pendidikan
nasional dengan dunia industri. Dalam penelitian ini terdapat beberapa skenario yang digunakan
yaitu melakukan peningkatan kondisi tenaga pendidik, sarana prasarana dan penyesuaian struktur
kurikulum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa skenario yang
memberikan dampak paling signifikan terhadap indeks keselarasan kompetensi lulusan SMK dengan
industri manufaktur adalah penggabungan ketiga skenario tersebut. Bila pemerintah ingin
memprioritaskan salah satu kebijakan terlebih dahulu, maka peningkatan kondisi sarana prasarana
merupakan kebijakan yang memberikan pengaruh besar terhadap indeks keselarasan kompetensi.
Kata kunci : Keselarasan, Sistem Dinamik, Kebijakan

ABSTRACT
Education is a crucial factor in improving the quality of human resources (HR). Good quality human
resources are expected to fill the jobs (demand) in accordance with their own expertise and hope it
can further to promote the country. However, limited employment opportunities have created a tight
competition among job seekers, because of that they often apply and get some job which it isn’t in
accordance with their educational background. The mismatch between quality that made by
educational institutions (supply) with labor market needs (demand) , need more attention from the
government. Modeling using dynamical systems is used to solve this problem. The function of this
dynamic system approach is to describe the overall model and to simulate government’s scenario
policy in the efforts of national education system alignment with the industry. In this research, there
are several scenarios that are used for enhancing the conditions of teaching staff, infrastructure and
structural adjustment of the curriculum. Based on research conducted, shows that the scenario gives
the most significant impact on the index of vocational competency alignment with the manufacturing
industry, is the merger scenario of improving the lecturer skill, facilities and curriculum structure. If
the government wants to prioritize one of the policy, the improvement condition of infrastructure is the
most crucial policy .
.
Keywords: Alignment, Dynamic, Policy
sebagai negara yang menempati urutan ke 42
1. Pendahuluan dalam persaingan global dari 57 negara yang
Pada abad 21, perekonomian ditandai dengan diteliti berdasarkan The World Competitiveness
globalisasi ekonomi dimana negara-negara di Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya
dunia menjadi satu kekuatan pasar. Indonesia saing dalam dunia usaha internasional. Sedangkan

1
pada cakupan yang lebih sempit, saat ini menjadi salah satu solusi dalam mengurangi
Indonesia merupakan anggota dari ASEAN Free pengangguran yang berpendidikan. Namun, pihak
Trade Area (AFTA) dan ASEAN Free Labor Area lain menilai bahwa pola pembentukan SMK di
(AFLA), dimana persaingan terjadi antar negara- Indonesia lebih berbasis pada kuantitas dan
negara ASEAN. Pada era AFTA dan AFLA kurang memperhatikan mutu atau kualitasnya.
tersebut salah satu titik perhatian adalah mengenai Oleh karena itu, penting untuk dilakukan suatu
kesiapan sumber daya manusia (SDM), tak analisis terhadap kebijakan-kebijakan yang
terkecuali di antaranya masalah ketenagakerjaan, dikeluarkan pemerintah untuk mengetahui
baik yang bekerja sebagai buruh kasar maupun dampaknya terhadap penyelarasan sistem
menjadi pegawai kantoran. Sejumlah pakar, pendidikan nasional dalam hal ini SMK sebagai
ilmuan dan cendekiawan mengingatkan untuk supply side terhadap dunia industri manufaktur
mengimbangai kemajuan era AFTA yang dimulai sebagai demand side. Analisis terhadap kebijakan
sejak awal Januari 2003 tersebut diperlukan SDM pendidikan akan dilakukan dengan pendekatan
yang betul-betul berkualitas, handal dan siap sistem dinamik. Metode ini digunakan karena
menghadapi persaingan bebas (Syamsuddin, dapat menganalisis suatu masalah dimana waktu
2002). merupakan faktor yang sangat penting, serta
Salah satu cara untuk dapat mengikuti persaingan meliputi pembelajaran bagaimana variabel-
internasional adalah dengan SDM berpendidikan. variabel dalam sistem dapat saling mempengaruhi
Kualitas SDM yang baik diharapkan dapat (Coyle, 1996).
mengisi lapangan pekerjaan (demand) sesuai Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
dengan keahliannya dan selanjutnya dapat variabel-variabel yang berpengaruh
memajukan negara. Namun kesempatan kerja terhadappenyelarasan kualitas lulusan SMK, lalu
yang terbatas telah membuat kompetisi semakin melakukan pemodelan sistemnya sehingga
ketat antar pencari kerja sehingga seringkali diharapkan dapat memberikan alternatif kebijakan
mereka melamar dan menerima pekerjaan apa pemerintah pada pendidikan SMK yang akan
saja meskipun tidak sesuai dengan kualifikasi berdampak pada peningkatan kualitas lulusan.
pendidikannya. Bila ditinjau dari segi penghasil Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini
lulusan, ingkat pengangguran terbuka berdasarkan yaitu dapat mengetahui variabel-variabel yang
jenjang pendidikan dapat digambarkan sebagai berpengaruh terhadap keselarasan kualitas lulusan
berikut. dengan kebutuhan industri.
Kajian dilakukan pada kebijakan pemerintah
dalam hal pendidikan nasional berdasarkan
Renstra Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-
2014. Analisis dilakukan pada kebijakan yang
ditujukan pada upaya peningkatan kualitas
pendidikan dan diukur tingkat efektivitasnya
dalam perwujudan penyelarasan lulusan SMK
dengan dunia industri manufaktur. Pengamatan
terhadap hasil implementasi kebijakan dilakukan
Gambar 1.1 Persentase Pengangguran
pada SMKN5. Pada penelitian ini, dinamika
TerbukaBerdasarkan Pendidikan Tertinggi
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009) sistem hanya dilihat pada aspek dinamika jumlah
siswa dan pembobotan kontribusi-kontribusi yang
Dari grafik di atas juga ditunjukkan bahwa ada tidak berubah terhadap fungsi waktu.
pengangguran yang paling tinggi terjadi pada
penduduk dengan jenjang pendidikan tertinggi 2. Metodologi Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padahal Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah
sebenarnya konsep SMK sangat baik, dimana terstruktur yang dilakukan dalam melakukan
pelajar dididik untuk siap bekerja dan dibekali penelitian ini. Langkah-langkah ini digunakan
pula dengan kemandirian. Setneg (2010) sebagai acuan sehingga penelitian dapat berjalan
menyatakan bahwa di satu pihak SMK diklaim secara sistematis sesuai dengan tujuan dan waktu
penelitian. Pada tahap identifikasi masalah akan

2
dijelaskan permasalahan di lapangan yang akan (verifikasi). Sedangkan proses validasi yaitu
dibahas dan diteliti sehingga dapat ditemukan menguji apakah model sudah mampu mewakili
solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Tahap atau menggambarkan sistem nyata. Langkah
identifikasi masalah meliputi identifikasi dan selanjutnya setelah model dapat dinyatakan benar
perumusan masalah, penetapan tujuan dan dan valid adalah melakukan skenario kebijakan
manfaat penelitian, dan studi pustaka. dengan mengubah nilai parameter variabel pada
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu model sistem. Dari perubahan kondisi yang
pengkajian lebih lanjut mengenai kebijakan yang dilakukan, akan dihasilkan output simulasi yang
dikeluarkan pemerintah pada dunia pendidikan berbeda. Berdasarkan output simulasi dapat
sebagai supply side lulusan dalam penyelarasan dilihat pengaruh kebijakan pemerintah seperti apa
sistem pendidikan dengan dunia industri sebagai yang dapat mempengaruhi tingkat keselarasan
demand side. Setelah mengidentifikasi dan kualitas pendidikan dengan industri secara
merumuskan masalah, selanjutnya adalah signifikan. Setelah itu adalah menganalisis
menentukan tujuan dan manfaat penelitian seperti keseluruhan hasil penelitian dan membuat
yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan. kesimpulan dan saran.
Sebagai dasar penelitian, digunakan studi literatur
sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
dan mencapai tujuan penelitian. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan
Sebelum membuat model keselarasan kualitas dalam mengumpulkan dan mengolah data yang
pendidikan dengan industri, maka diperlukan diperoleh. Secara umum, data yang akan
pemahaman mengenai semua variabel yang dikumpulkan dan digunakan dalam
berpengaruh. Variabel diperoleh melalui pengembangan penelitian adalah data-data yang
kebijakan pendidikan dan brainstorming dengan diperoleh dari pengumpulan data sekunder,
pihak sekolah. brainstorming, wawancara dan dengan beberapa
Setelah mengetahui variabel-variabel yang akan pihak yang terkait dengan objek penelitian ini.
berpengaruh dalam model, maka dilakukan
pembuatan model awal dan diagram sebab akibat 3.1 Identifikasi Sistem Pendidikan
peningkatan keselarasan kualitas lulusan SMK Identifikasi sistem bertujuan untuk mengetahui
dengan kebutuhan industri. Tahapan dalam elemen elemen yang terlibat didalam sistem dan
pembuatan model ini terdiri dari pengumpulan hubungan nyata antar elemen tersebut.
data dan pembuatan model sistem peningkatan Pengidentifikasian elemen-elemen diharapkan
indeks keselarasan. Pengumpulan data disini dapat digunakan dalam pemodelan sistem,
adalah data-data yang digunakan sebagai variabel sehingga dapat mencerminkan kondisi real
input. system. Pada tahap ini dilakukan pemilahan
Pembuatan model didahului dengan penentuan kebijakan dari kebijakan-kebijakan yang
batasan model, pengidentifikasian diagram sebab dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan
akibat, kemudian menyusun diagram sebab Nasional kemudian diambil kebijakan yang
akibat. Pembuatan model ini dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
menggunakan perangkat lunak yaitu Ventana pendidikan dalam hal mendukung proses transfer
Simulation (Vensim). Setelah model dibuat, maka pengetahuan di sekolah sehingga dihasilkan
dilakukan percobaan dan melihat apakah model kompetensi lulusan yang diharapkan dapat selaras
telah sesuai dengan logika dikenyataan atau tidak. kebutuhan dunia industri, diantaranya adalah
Tahapan selanjutnya adalah mensimulasi dan Reformasi Tenaga pendidik, Pembangunan dan
mengevaluasi kebijakan yang juga terdiri atas Rehabilitasi Prasarana Pendidikan, Penyediaan
tahapan formulasi model, input data dan Sarana Pendidikan, Otonomisasi Satuan
menjalankan simulasi, dan evaluasi skenario Pendidikan dan Reformasi Pendanaan Pendidikan.
kebijakan. Formulasi model adalah proses Selanjutnya dilihat implementasinya pada SMKN
membuat persamaan matematis dari variabel- 5 Surabaya.
variabel yang terdapat di dalam model. Kemudian
memeriksa model apakah sudah tidak terjadi
kesalahan sehingga model dapat disimulasikan

3
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian 3.3.2 Input-Output Diagram
Dari hasil indentifikasi kebijakan pada Renstra Input output diagram merupakan interpretasi dari
Penididikan, refrensi mengenai program identifikasi variabel yang telah dilakukan
pembangunan pendidikan nasional tahun 2010- sebelumnya secara lebih tersistematis. Input
2014 tentang kegiatan pokok dalam mendukung output diagram dapat digunakan sebagai
perluasan dan pemerataan akses SMK bermutu investigasi variabel-variabel yang akan digunakan
dan dihubungkan dengan kondisi lapangan dalam skenario kebijakan serta variabel yang akan
melalui brainstorming, dapat diketahui bahwa menjadi indikator keselarasan kompetensi lulusan
peningkatan kompetensi lulusan sangat berkaitan dengan kebutuhan dunia industri.
erat dengan kondisi tenaga pendidik, struktur Diagram input-output sistem klaster nelayan
kurikulum yang dijalankan di sekolah, dan sarana pesisir ditunjukkan pada gambar 3.1.
prasarana yang dikaitkan dengan jumlah siswa
SMK yang tiap tahunnya mengalami peningkatan, Input Tak Terkendali Lingkungan Output Dikehendaki

selain itu juga dipengaruhi oleh pendanaan Peningkatan kondisi tenaga pendidik
sekolah untuk kegiatan operasional sekolah. Bobot penilaian industri Kebijakan Pendidikan
Pemerintah
terhadap kompetensi lulusan
Peningkatan kondisi sarana prasarana
terhadap kompetensi lulusan
Peningkatan kondisi sistem
pembelajaran terhadap kompetensi

3.3 Konseptualisasi Model lulusan


Peningkatan keselarasan kompetensi
lulusan dengan kebutuhan industri
Konseptualisasi model bertujuan untuk
menunjukkan gambaran sistem secara umum
Penyelarasan
mengenai simulasi sistem dinamis yang akan kompetensi lulusan SMK
dengan industri

dilakukan. Konseptualisasi model terdiri atas Input Terkendali

Output Tak Dikehendaki


pembatasan model, penyusunan diagram input- Pengadaan Pelatihan untuk tenaga
pendidik

output, penyusunan causal loop diagram, dan kondisi sarana prasarana yang ada di
sekolah
Rendahnya kondisi tenaga pendidik
Rendahnya kondisi sarana prasarana
Penyesuaian sistem pembelajaran agar yang ada
penyusunan stock and flow diagram. menghasilkan lulusan dengan
kompetensi yang sesuai dengan
Kurang sesuainya sistem pembelajaran
yang digunakan
industri Rendahnya keselarasan kompetensi
Dana Pemerintah lulusan terhadap kebutuhan industri
Jumlah Penerimaan Siswa
3.3.1 Model Boundary Chart Pengelolaan
Model Boundary Chart merupakan pembatasan
variabel yang akan termasuk di dalam model. Gambar 3.1 Input Output Diagram
Pembatasan model bertujuan agar model memiliki
cakupan analisis yang lebih detail dan 3.3.3 Causal loop Diagram
komprehensif, sehingga model tidak melebar dari Penyusunan causal loop diagram digunakan
batasan sistem yang diteliti. Dibawah ini untuk mendefinisikan interaksi atar elemen
merupakan pembatasan model secara umum : sistem penyelarasan pendidikan dengan dunia
industri dalam beberapa variabel yang
Tabel 3.1 Tabel Boundary Chart menggantikannnya. Dari masing-masing variabel
Endogenus Exogenus Excluded tersebut dapat terjadi hubungan atau keterkaitan
kontribusi tenaga pendidik dengan variabel lain. Hubungan tersebut bisa
Kebijakan
terhadap hardskill & bersifat positif jika penambahan pada satu
industri
softskill lulusan variabel akan menyebabkan penambahan pada
kontribusi sarana variabel lain, namun begitupula sebaliknya bila
prasarana terhadap penambahan pada satu variabel menyebabkan
hardskill dan softskill Kondisi
pengurangan pada variabel lain, maka dapat
lulusan Bobot Lingkungan
siswa
dikatakan bahwa hubungan antar kedua vairabel
kontribusi sistem Penilaian
pembelajaran terhadap Industri
tersebut adalah negatif. Diagaram causal loop
hardskill dan softskill siswa yang dimaksud adalah pada gambar 3.3.
jumlah penerimaan siswa
baru 3.3.4 Stock and Flow Maps
Kompetensi
Dana Bantuan Pemerintah penyusunan Stock and Flow Maps dilakukan
dasar siswa
Lamanya masa pakerin dengan menyusun model utama dan pembagian
siswa sub modelnya. Penyusunan sub model
dimaksudkan agar model semakin detail. Model

4
utama dalam penelitian ini adalah keselarasan Tahap selanjutnya setelah membuat model
kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan konseptual adalah penyusunan formulasi model.
industri, sehingga sub model yang menyusunnya Formulasi dilakukan untuk mendapatkan hasil
adalah kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan estimasi parameter, hubungan timbal balik, dan
kompetensi siswa secara langsung, sebagai initial conditions. Penyusunan formulasi
berikut : dilakukan untuk semua variabel. Berikut ini
1. sub model kondisi tenaga pendidik merupakan salah satu contoh pengoprasian
2. sub model kondisi sarana prasarana matematis yang ada pada variabel keselarasan
3. sub model kondisi struktur kurikulum hardskill.
4. sub model aliran dana pendidikan
5. sub model jumlah siswa SMK
Setelah membangun model melalui stock and flow
diagram maka selanjutnya dapat dilakukan
formulasi matematis terhadap model sehingga
dapat dilakukan simulasi. Pada gambar 3.4
dibawah ini adalah salah satu contoh sub model
yang mempengaruhi keselarasan kompetensi yaitu
sub model jumlah siswa SMK.
Peningkatan indeks keselarasan merupakan
model utama yang dipengaruhi oleh oleh kondisi
tenaga pendidik, sarana prasarana, struktur
kurikulum dan praktek kerja industri yang Gambar 3.2 Pengoprasian Matematis
diselenggarakan oleh sekolah setiap tahunnya.
Variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh 3.5 Verifikasi dan Validasi
yang positif terhadap terciptanya peningkatan Verifikasi model adalah tahapan untuk
kompetensi siswa yang nantinya akan memastikan apakah model yang dibuat sudah
meningkatkan keselarasan kompetensi Selain berjalan sesuai dengan persepsi pembuat model
variabel-variabel tersebut, kondisi keselarasan dengan melakukan check model pada software
juga dipengaruhi oleh tingkat hardskill dan Vensim. Selain check model, proses verifikasi
softskill yang dibutuhkan industri dari seorang juga dilakukan dengan pengecekan unit atau
lulusan SMK. Bobot penilaian hardskill dan satuan variabel yang terdapat di model dengan
softskill diperoleh dari penelitian yang telah melakukan unit check pada software Vensim. Dari
dilakukan oleh Dit. PSMK dengan judul Peranan hasil pengecekan terhadap model, didapatkan
SMK Kelompok Teknologi Terhadap bahwa model dan unit satuan keseluruhan
Pertumbuhan Industri Manufaktur, dimana dalam variabel telah ok, sehingga dapat dinyatakan
penelitian tersebut didapatkan hasil dari angket bahwa model ini dapat diterima.
terbuka yang diberikan kepada industri mengenai Sedangkan proses validasi dilakukan dengan
kompetensi yang lebih diutamakan dalam seleksi metode white box yaitu proses klarifikasi model
penerimaan karyawan baru yaitu 53% komponen yang telah dibuat dengan para expert dalam hal
hardskill dan 47% komponen softskill. Variabel- ini Kepala Sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah.
variabel bobot industri memberikan pengaruh
yang negatif terhadap keselarasan kompetensi 3.6 Disain Skenario Kebijakan
lulusan. Karena semakin tinggi kompetensi yang Penyusunan skenario upaya peningkatan
dibutuhkan maka indeks keselarasan akan keselarasan kompetensi lulusan dengan
semakin menurun dan dibutuhkan upaya dari kebutuhan industri dapat dilakukan dengan cara
pihak pendidikan untuk mengimbangi hal mengubah nilai pada variabel yang berpengaruh
peningkatan tersebut. terhadap system dan memberikan perbaikan
seperti tujuan dari penelitian ini.
Dalam penelitian ini ada beberapa bentuk
skenario kebijakan, yaitu :
3.4 Pengoprasian Matematis

5
penilaian industri
siswa lulus

+ -
+siswa keluar keselarasan
kompetensi lulusan
+
penerimaan siswa <kondisi tingkatan
+ - +
kompetensi lulusan
tenaga pendidik>
jumlah siswa
+ + +

kondisi tingkatan prakerin


tenaga pendidik
- - kesesuaian jam
+ kondisi tingkatan
kecukupan tenaga pembelajaran
sarana prasarana
pendidik peningkatan SDM
+ +
+ +
jumlah tenaga
jumlah sarana
pendidik
prasarana
+ + investasi sarana
dana pemerintah
+ prasarana
<jumlah siswa>

Gambar 3.3 Causal Loop Diagram

l ookup peneri ma a n l ookup peneri ma a n


s i s wa ki mi a a na l i s i s s i s wa ki mi a i ndus tri
l ookup
peneri ma a n s i s wa l ookup peneri ma a n
l i s tri k s i s wa el ektroni ka
l ooukup pers entas e
ki mi a a na l i s i s s i s wa putus s ekol a h

l i s tri k pers entas e


l ookup peneri ma a n ki mi a i ndus tri
putus s ekol a h
s i s wa otomotif el ektroni ka
otomotif
<mul tipl e wa ktu>

pa gu untuk SMK s i s wa putus s ekol a h


l ookup peneri ma a n permes i na n
s i s wa permes i na n
juml a h s i s wa
SMK l a ju s i s wa kel ua r
l ookup peneri ma a n l a ju s i s wa s mk
s i s wa ga mba r
ba nguna n
pers entas e s i s wa
peneri ma a n s i s wa
mengi kuti uji a n s i s wa
ga mba r ba nguna n
mengi kuti uji a n
l ookup pers entas e
s i s wa mengi kuti pers entas e
uji a n
kel ul us a n l ookup s i s wa
<mul tipl e wa ktu> s i s wa l ul us
l ul us uji a n
s i s wa tida k l ul us

penunda a n s i s wa
tida k l ul us

Gambar 3.4 Stock and Flow Diagram “Jumlah Siswa SMK”

1. Pengaturan Struktur Kurikulum pengembangan diri menjadi kegiatan di luar


Skenario struktur kurikulum dilakukan jam belajar aktif, sehingga porsi jam belajar
dengan, merubah komposisi jumlah jam tersebut dialihkan ke mata pelajaran
pembelajaran, dimana jumlah jam produktif.
praktek siswa (jam produktif) ditingkatkan 2. Upaya Peningkatan Kondisi Tenaga
hingga 30% yang tadinya hanya 22% dari Pendidik.
keseluruhan jam belajar, dan jam teori (jam Upaya peningkatan kondisi tenaga pendidik
adaptif dan normatif) menjadi 70% yang dapat dilakukan dengan meningkatkan
tadinya 78%. Skenario ini dilakukan dengan kondisi tenaga pendidik untuk dapat
menjadikan mata pelajaran muatan lokal dan mengikuti pelatihan, dilakukan dengan

6
peningkatan dana bantuan BKMM/BOPDA Pendidikan, Otonomisasi Satuan Pendidikan dan
sebesar Rp 325.000/ siswa/ bulan yang Reformasi Pendanaan Pendidikan.
sebelumnya berjumlah Rp
275.000/siswa/bulan dan peningkatan b. Analisis Model Konseptual
persentase dana untuk peningkatan SDM Dalam Model Boundary Chart yang telah
sebesar 0.2% yang sebelumnya hanya 0.153% dipaparkan sebelumnya, dapat terlihat beberapa
3. Peningkatan Kondisi Sarana Prasarana variabel yang tidak dimasukkan dalam model
dengan investasi kelas dan peralatan diantaranya yaitu:
praktek. a. Kebijakan industri
Skenario dilakukan dengan meningkatkan Pada penelitian ini, hal yang menjadi pokok
kondisi kecukupan ruang kelas, alat lab perhatian adalah tercapainya keselarasan
bahasa dan komputer serta alat praktek kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri,
bengkel hingga ratio mencapai 1. Hal tersebut dimana hal tersebut dapat dilihat melalui bobot
dilakukan dengan melakukan pembangunan penilaian yang diperhatikan oleh industri. Namun,
kelas sebanyak 12 kelas, investasi alat lab dalam penelitian ini penilaian bobot tersebut tidak
bahasa dan komputer sebanyak 16 alat, dan dibahas lebih jauh dan lebih difokuskan pada
investasi alat bengkel seperti alat bengkel upaya bagain pendidikan dalam mewujudkan hal
kerja bangku listrik : 18 unit, alat bengkel tersebut dengan memperhatikan kondisi eksisting
pengukuran: 12 unit, alat bengkel mesin di lapangan.
listrik: 8 unit, alat bengkel repair b. Kondisi lingkungan siswa
kelistrikan:32 unit, alat gambar: 11 unit, alat Kondisi lingkungan siswa merupakan suatu
bengkel pengukuran mesin: 22 unit, mesin kondisi dimana siswa tumbuh dan mendapatkan
pengukuran audio: 15 unit, mesin tek audio: 3 nilai-nilai tertentu dari lingkungan sekitarnya.
unit, mesin digital: 32 unit. Kondisi lingkungan siswa tidak dapat disamakan
4. Peningkatan Tenaga Pendidik, Sarana dengan keseluruhan siswa, serta bagaimana
Prasarana dan Penyesuaian Jam pengaruh lingkungannya, oleh karena itu hal
Pembelajaran. tersebut tidak dimasukkan dalam model penelitian
Skenario ini merupakan simulasi gabungan ini.
dari skenario 1,2 dan 3, dimana diharapkan c. Kompetensi dasar siswa.
terjadi peningkatan yang signifikan atas Kompetensi dasar siswa merupakan kondisi dan
indeks keselarasan kompetensi lulusan kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa, baik
dengan industri. hardskill maupun softskill siswa masing-masing
yang memang telah terbentuk dalam diri. Hal ini
5. Analisa dan Pembahasan tidak dimasukkan dalam model dikarenakan hal
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan tersebut merupakan faktor luar dari proses upaya
data, maka dalam bab ini dilakukan analisis peningkatan kompetensi siswa agar selaras
mengenai hasil yang diperoleh. Tahap analisis dengan kebutuhan industri.
yang dilakukan mencakup analisis mengenai
kondisi klaster, causal loop, dan analisa hasil c. Analisis Input Output Diagram
skenario kebijakan. Dalam input output diagram, input tak terkendali
memperlihatkan faktor-faktor yang
a. Kondisi Existing Kebijakan Pendidikan mempengaruhi keselarasan kompetensi lulusan
Dalam Peningkatan Keselarasan SMK dengan kebutuhan industri, namun sistem
Kompetensi Siswa terhadap Kebutuhan sendiri tidak memiliki kemampuan untuk
Industri mengontrol nilai Yang menjadi input tak
Dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan terkendali umumnya adalah variabel eksternal
pemerintah diantaranya terdapat kebijakan yang sistem yang diamati seperti nilai bobot industri.
berkaitan dengan peningkatan kompetensi siswa. Nilai bobot industri dalam hal ini diperoleh dar
Kebijakan tersebut diantaranya Reformasi Tenaga hasil penelitian oleh Direktorat SMK. Input
pendidik, Pembangunan dan Rehabilitasi terkendali merupakan variabel yang dapat
Prasarana Pendidikan, Penyediaan Sarana

7
dikontrol oleh sistem agar dapat menghasilkan tingaktan tenaga pendidik dan praktek kerja siswa
output sesuai dengan yang diharapkan. Input (Prakerin). Variabel-variabel tersebut merupakan
terkendali pada umumnya adalah variabel- hasil dari identifikasi kebijakan pendidikan dan
variabel yang internal sistem, sehingga dapat brainstorming dengan pihak sekolah mengenai
mudah dikontrol. Beberapa variabel yang hal-hal kritis dalam pelaksanaan proses belajar
termasuk dalam input terkendali diantaranya mengajar.
adalah kontribusi tenaga pendidik, kontribusi Pada analisis lebih lanjut, diketahui bahwa
sarana prasarana, kontibusi jam pembelajaran, kondisi tingkatan sarana prasarana dipengaruhi
kontribusi prakerin, jumlah penerimaan siswa oleh jumlah sarana prasarana yang ada dibanding
baru, dan dana pemerintah. Lingkungan dengan jumlah siswa SMK yang terus berubaha
merupakan faktor disekitar sistem yang dapat setiap tahun, sehingga diketahui kondisi
memberikan pengaruh terhadap sistem, dalam hal kecukupannya. Jumlah sarana prasarana sendiri
ini adalah kebijakan pendidikan. dipengaruhi oleh dana pemerintah untuk
Input tak terkendali, input terkendali, dan pemeliharaan dan investasi sarana prasarana dari
lingkungan akan menghasilkan output pemerintah untuk menjamin kecukupan dan
dikehendaki dan output tak dikehendaki. Output ketersediaan sarana agar proses belajar mengajar
dikehendaki dapat berupa tujuan yang ingin dapat berjalan dengan optimal. Penjelasan dapat
dicapai dengan adanya sejumlah input yang dilihat pada gambar 4.2 dan gambar 4.3.
mempengaruhi, misalnya peningkatan kondisi
tenaga pendidik, peningkatan kondisi sarana
prasarana, peningkatan kesesuaian jam belajar
siswa, peningkatan keselarasan kompetensi
lulusan. Sedangkan outuput tak dikehendaki
merupakan efek samping yang tidak dapat
dihindari, namun dapat menjadi informasi atau
Gambar 4.2 Causal Tree Diagram Kompetensi Lulusan
masukan untuk mengontrol nilai input terkendali
seperti penurunan kondisi tenaga pendidik,
penurunan kondisi sarana prasarana,
ketidaksesuaian jam pembelajaran siswa dan
rendahnya tingkat keselarasan kompetensi siswa
dengan kebutuhan industri.
Gambar 4.3 Causal Tree Diagram Kondisi Tingkatan
4.4 Analisis Causal Loop Diagram Sarana Prasarana
Causal loop diagram merupakan gambar yang
digunakan untuk menunjukkan hubungan Dari Gambar 4.2 ditunjukkan, kondisi tingkatan
keterkaitan antar variabel. tenaga pendidik dipengaruhi oleh kecukupan
tenaga pendidik di SMK yang berarti tidak terjadi
kekurangan guru di sekolah dengan jumlah murid
yang semakin bertambah, selain itu juga
dipengaruhi oleh peningkatan SDM yang
dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
pendidik. Semakin banyak tenaga pendidik yang
Gambar 4.1 Causal Tree Diagram Keselarasan ada pada sekolah tersebut, maka akan semakin
Kompetensi Lulusan
banyak dana yang dibutuhkan untuk memberikan
Dari causal tree diagram diatas (Gambar 4.1)
pelatihan dan peningkatan SDM untuk
dapat diketahui bahwa keselarasan kompetensi
kesuluruhan guru, agar seluruh guru dapat
siswa dipengaruhi oleh penilaian industri dan
memiliki bekal kompetensi keahlian sesuai
kompetensi yang dimiliki lulusan itu sendiri.
dengan mata ajarnya, serta mampu memahami
Dimana kompetensi lulusan didapatkan dari
dan mendampingi siswa ketika dalam praktek
kesesuaian jam belajar (struktur kurikulum),
maupun kegiatan pemberian teori (gambar 5.4).
kondisi tingkatan sarana prasarana, kondisi

8
masih terdapat kesenjangan antara kualitas
lulusan SMK dengan kualitas ideal tenaga kerja
yang dibutuhkan industri.
Pada model ini, perubahan dinamis yang nampak
dari grafik terjadi seiring dengan peningkatan
Gambar 5.4 Causal Tree Diagram Kondisi Tingkatan jumlah siswa yang ada di sekolah dimana mereka
Tenaga Pendidik
membutuhkan fasilitas yang ada di sekolah untuk
menunjang kompetensi yang dimilikinya. Jumlah
4.5 Analisis Hasil Simulasi siswa tersebut juga akan mempengaruhi jumlah
Setelah dilakukan pembangunan dan simulasi dana yang akan diberikan pemerintah sehingga
model, maka didapatkan hasil simulasi model akan mempengaruhi besarnya upaya peningkatan
tersebut. Seperti yang terlihat pada gambar 5.5 SDM yang akan dilakukan terhadap tenaga
dan 5.6. Dalam running simulasi yang dilakukan pendidik. Selain itu perubahan dinamis tersebut
selama 10 tahun kedepan, indeks keselarasan juga dikarenakan waktu lamanya siswa mengikuti
kompetensi hardskill dan softskill siswa terhadap prakerin yaitu antara 6 bulan hingga 1 tahun
kebutuhan industri bernilai sebagai berikut. bergantung pada kesepakatan sekolah dengan
indeks keselarasan hardskill pihak perusahaan. Apabila indeks keselarasan
2 naik, maka hal tersebut disebabkan oleh
1.5 kecukupan sarana prasarana yang naik, jumlah
1
pendidik yang dapat mengikuti SDM meningkat
jumlahnya dan kondisi pelaksanaan prakerin yang
0.5
dijalankan siswa umumnya mendapat persetujuan
0 untuk dapat prakerin lebih dari 6 bulan.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time (year)
indeks keselarasan hardskill : model awal Dmnl 4.6 Analisis Skenario
indeks keselarasan hardskill : model skenario gabungan Dmnl
indeks keselarasan hardskill : model skenario sarpras
indeks keselarasan hardskill : model skenario tenaga pendidik
Dmnl
Dmnl
Hasil dari upaya yang dilakukan dalam
indeks keselarasan hardskill : model skenario struktur kurikulum Dmnl
meningkatkan indeks keselarasan hardskill
Gambar 5.5 Grafik Hasil Simulasi Indeks Keselarasan softskill lulusan dapat dilihat pada tabel 5.1
Hardskill
dan 5.2 berikut.
Dalam meningkatkan indeks keselarasan
indeks keselarasan softskill
2
kompetensi hardskill siswa, dapat dilihat bahwa
upaya peyempurnaan kondisi sarana prasarana,
1.5
tenaga pendidik dan penyesuaian jam belajar
1 secara bersama sama akan memberikan nilai
0.5 indeks keselarasan hardskill tertinggi dengan rata-
0
rata bernilai 0.97 selama 10 tahun dan rata-rata
0 1 2 3 4 5
Time (year)
6 7 8 9 10 indeks keselarasan softskill 0.1 terhadap dunia
indeks keselarasan softskill : model awal Dmnl
industri manufaktur. Hal ini memperlihatkan
indeks
indeks
keselarasan softskill : model skenario gabungan
keselarasan softskill : model skenario sarpras
Dmnl
Dmnl bahwa jika upaya perbaikan atau penyempurnaan
indeks keselarasan softskill : model skenario tenaga pendidik Dmnl
indeks keselarasan softskill : model skenario struktur kurikulum Dmnl yang dilakukan pada seluruh bidang, dapat
Gambar 5.6 Grafik Hasil Simulasi Indeks Keselarasan memberikan efek indeks keselarasan yang tinggi.
Softskill Bila pemerintah ingin memperbaiki salah satu
Hasil dari simulasi menunjukkan nilai indeks variabel terlebih dahulu, maka hal tersebut
keselarasan hardskill dan softskill bila dirata-rata diprioritaskan dalam meningkatkan sarana
selama 10 tahun berada pada kisaran 0.78 dan 0.8 prasarana di sekolah, dimana hal tersebut sangat
yang menunjukkan bahwa kompetensi hardskill mempengaruhi keadaan capaian indeks
siswa telah dapat dikatakan 78% selaras dengan keselarasan dimana keselarasan dapat meningkat
kebutuhan hardskill industri dan sekitar 80% hingga rata-rata 0.89 untuk hardskill lulusan dan
selaras dengan kebutuhan softskill industri besar. 0.95 untuk keselarasan softskill lulusan selama 10
Indeks keselarasan tersebut menunjukkan bahwa tahun.

9
Tabel 5.2 Hasil Skenario Untuk Peningkatan Indeks berhubungan langsung dengan berjalannya
Keselarasan Hardskill Lulusan proses belajar mengajar. Kebijakan tersebut
model
model model
Tahun
model Model
sarana tenaga
skenario diantaranya Reformasi Tenaga pendidik,
awal Gabungan Struktur Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana
prasarana pendidik
Kurikulum
0 0 0 0 0 0 Pendidikan, Penyediaan Sarana Pendidikan,
1 0.77 0.95 0.88 0.83 0.77 Otonomisasi Satuan Pendidikan dan Reformasi
2 0.78 0.97 0.90 0.85 0.79
3 0.81 1.00 0.93 0.88 0.82 Pendanaan Pendidikan.
4 0.79 0.97 0.90 0.86 0.79 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
5 0.81 1.00 0.93 0.88 0.82
6 0.78 0.97 0.90 0.85 0.78
penyelarasan diantaranya kondisi tenaga
7 0.81 1.00 0.93 0.88 0.81 pendidik di sekolah, sarana prasarana, struktur
8 0.75 0.94 0.87 0.82 0.75
9 0.75 0.93 0.86 0.82 0.75
kurikulum dan prakerin.
10 0.73 0.92 0.85 0.80 0.74 3. Model utama dari sistem dinamis pada
penelitian ini adalah indeks keselarasan
Tabel 5.3 Hasil Skenario Untuk Peningkatan Indeks kompetensi lulusan dengan kompetensi yang
Keselarasan Softskill Lulusan dibutuhkan industri. Hal ini dapat dicapai melalui
model
Time model Model
model
model tenaga skenario beberapa submodel yaitu kondisi tenaga pendidik,
sarana
(year) awal Gabungan
prasarana
pendidik Struktur kondisi sarana prasarana, kondisi struktur
Kurikulum
0 0 0 0 0 0 kurikulum, aliran dana pendidikan dan submodel
1 0.80 1.06 0.95 0.91 0.80 jumlah siswa.
2 0.82 1.08 0.97 0.93 0.82
3 0.85 1.12 1.00 0.97 0.86 4. Dari hasil brainstorming dan simulasi
4 0.82 1.08 0.97 0.94 0.82 diketahui bahwa masih belum terjadi keselarasan
5 0.85 1.11 0.99 0.96 0.85
6 0.80 1.06 0.95 0.91 0.80 kompetensi antara lulusan SMK dengan dunia
7 0.83 1.10 0.98 0.94 0.83 industri, dimana didapatkan angka 0.78 pada
8 0.76 1.02 0.90 0.87 0.76
9 0.76 1.02 0.90 0.88 0.76 keselarasan hardskill dan 0.8 pada keselarasan
10 0.74 1.01 0.88 0.86 0.75 softskill. Hal ini dikarenakan tenaga pendidik
Urutan prioritas alternatif kebijakan yang yang tiap tahunnya belum dioptimalkan untuk
sebaiknya diambil juga dapat dilihat pada gambar dapat mengikuti pelatihan untuk menambah
5.7 berikut. kompetensi, kemudian sarana prasarana yang
model awal model awal
model skenario gabungan
model skenario sarpras
model skenario gabungan
model skenario sarpras
masih kurang mencukupi dibandingkan dengan
model skenario tenaga pendidik
model skenario struktur kurikulum
model skenario tenaga pendidik
model skenario struktur kurikulum
jumlah siswa yang terus bertambah.
1
indeks keselarasan hardskill @ 10 indeks keselarasan softskill @ 10 5. Dari berbagai skenario yang
2
disimulasikan, maka diketahui skenario yang
memberikan dampak kenaikan indeks keselarasan
0.9 1.65
tertinggi terletak pada skenario gabungan, dimana
pemerintah mengusahakan perbaikan pada
1.3
0.8
kondisi tenaga pendidik dengan peningkatan dana
bantuan, sarana prasarana dan struktur kurikulum
0.95
0.7
pembelajaran secara bersamaan dalam satu waktu.

0.6
indeks keselarasan hardskill
0.6
indeks keselarasan softskill 6. Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi
\
Gambar 5.7 Bar Chart Skenario Peningkatan Indeks
Statistik No.12/02/Th. XIII, 10
Keselarasan Kompetensi Lulusan Dengan Industri Februari 2010.
Manufaktur Bank Indonesia. 2006. Laporan
Pemetaan Ekonomi Sektor Industri
5. Kesimpulan Nonmigas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, http://www.bi.go.id/web/id/DIBI/Inf
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
o_Publik/Kajian_dan_Publikasi_Sekto
1. Dari Rencana Stratregis 2010, terdapat
beberapa kebijakan yang bertujuan
r_Riel/Kajian/default.htm?Page=1&Y
meningkatkan kompetensi siswa dan ear=2007

10
Baroroh, Indah. 2008. Analisis Sistem Kemitraan Bisnis Manufaktur
Klaster Industri Alas Kaki Mojokerto Berbasis SMK. Jakarta
Untuk Merumuskan Kebijakan Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah
Pengembangan Yang Berkelanjutan Kejuruan Departemen Pendidikan
Dengan Pendekatan Metodologi Nasional. 2008. Peranan SMK
Sistem Dinamik. Laporan Tugas Akhir Kelompok Teknologi Terhadap
Jurusan Teknik Industri ITS. Pertumbuhan Industri Manufaktur.
Berita Pendidikan Indonesia. 2008. SMK Jakarta.
Jembatan Sekolah dan Dunia Kerja. Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah
<http://beritapendidikan.com/mod.php? Kejuruan Departemen Pendidikan
mod=publisher&op=viewarticle&cid=20 Nasional. 2009. Studi Kompetensi
&artid=676> diakses pada 4 Jan 2010 Industri di SMK. Jakarta
Borshchev, A. Filippov, A. 2004. From System Kamar Dagang dan Industri Indonesia. 2009.
Dynamics and Discrete Event to Practical Sumbangsih Pemikiran Dunia Usaha
Agent Based Modeling: Reasons, di Indonesia Masa Bakti 2009-2014.
Techniques, Tools. XJ Technologies and Jakarta.
St.Petersburg Technical University. Lestari, Indah. 2009. Analisis Kesejahteraan
Center for Economics and Development Studies, Pelaku Industri Pengolahan Ikan Pada
Faculty of Economic, Padjajaran University. Komunitas Klaster Masyarakat Nelayan
2008. Labor Market Study of The Food Pesisir : Sebuah Pendekatan Dinamika
and Baverages Manufacturing Sector in Sistem. Laporan Tugas Akhir Jurusan
Indonesia. The ILO Jakarta Office. Teknik Industri ITS
Coyle, R. 1999. Qualitative Modelling in
System Dynamics. Wellington, New
Zealand.
Coyle, R. 1996. System dynamics
modelling: a practical approach.
<http://books.google.co.id/books?id=1Mzxb
V_ji_IC&pg=PA13&lpg=PA13&dq=system
+dynamic+process+coyle&source=bl&ots=
DGbIDgO6fK&sig=QjQShwGkEFvdh2UgK
izRzoQeOxk&hl=id&ei=3NuPS5CeIsiwrAf
Ymoy7Cw&sa=X&oi=book_result&ct=resul
t&resnum=3&ved=0CBQQ6AEwAg#v=one
page&q=system%20dynamic%20process%2
0coyle&f=false>
Departemen Perindustrian. 2009. Kebijakan
Departemen Perindustrian
<http://www.depperin.go.id/kebijakan/09K
PIN-Bab5.pdf>
Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
Strategi Dan Arah Kebijakan
Pembangunan Pendidikan Nasional
Tahun 2010-2014
Direktorat Pembinaan SMK. 2009. Garis-Garis
Besar Program Pembinaan SMK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah
Kejuruan Departemen Pendidikan
Nasional. 2009. Kajian Membangun
11

Anda mungkin juga menyukai