Oleh:
Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki
Prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No 5 Malang
wicakdaru@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; basuki1811@gmail.com
Abstrak. Upaya untuk meningkatkan mutu pendikan di Sekolah Menengah Kejuruan tentu
menjadi sebuah kewajiban agar kualitas peserta didik semakin baik. Upaya yang dilakukan dengan
membuat kurikulum yang mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu untuk
membuat kurikulum diharuskan bagi sekolah untuk melakukan kerjasama dengan pihak industri
untuk membentuk kelas industri sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan kejuruhan. SMK
Muhamadiya1Kepanjen dalam pelaksanaan kelas industri bekerja sama dengan Toyota Astra
Motor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) persiapan sekolah dan industri dalam
menyelenggarakan kelas industri, (2) pelaksanaan kelas industri, (3) evaluasi pelaksanaan
kurikulum, dan (4) faktor pendukung dan penghambat implementasi pelaksanaan kurikulum kelas
industri (Toyota Astra) di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dihimpun menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
pelaksanaan kurikulum kelas industri di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan , dan sikap kerja yang sangat baik guna menghadapi dunia kerja.
Dengan kelas industri Lulusan SMK Muhammadiyah Kepanjen lulusannya mendapatkan sertifikat
keahlian dari Toyota Astra dan lulusannya dapat langsung terserap di industri.
Kata kunci: kurikulum kels industri, sekolah menengah kejuruan, pihak industri
Pendidikan menengah kejuruan tidak bisa mahaman yang jelas atas kedua konsep ter-
lepas dari konteks kehidupan saat ini dan sebut diharapkan para pengelola pendidikan,
antisipasi konteks masa depan yang dinamis terutama pelaksana kurikulum, mampu me-
dan berkembang secara sistematik sesuai laksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
dengan perkembangan jaman. Inovasi dan Teori merupakan suatu perangkat pernya-
pengembangan kualitas pendidikan kejuruan taan yang bertalian satu sama lain, yang
harus kontekstual dan antisipatif terhadap disusun sedemikian rupa sehingga memberi-
perubahan-perubahan yang terjadi agar kan makna yang fungsional terhadap serang-
memiliki kualitas yang tinggi. Mengarahkan kaian kejadian. Perangkat pernyataan terse-
perubahan menuju pemenuhan-pemenuhan but dirumuskan dalam bentuk definisi des-
kebutuhan masyarakat, perkuatan peradaban kriptif atau fungsional, suatu konstruksi
bangsa, lahirnya masyarakat yang terpelajar, fungsional, asumsi-asumsi, hipotesis, gene-
berbudaya kerja, disiplin, terampil dan tekun ralisasi, hukum, atau term-term. Isi rumus-
(Sudira, 2009:1). an-rumusan tersebut ditentukan oleh lingkup
Kurikulum dan pendidikan merupakan dari rentetan kejadian dicakup, jumlah
dua konsep yang harus dipahami terlebih pengetahuan empiris yang ada, dan tingkat
dahulu sebelum membahas mengenai pe- keluasan dan kedalaman teori dan penelitian
ngembangan kurikulum. Sebab, dengan pe- di sekitar kejadian-kejadian tersebut.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 157
Meningkatkan mutu dan kualias formal yang akan mendukung dalam keber-
peserta didik tidak cukup dilakukan dengan lanjutan di pendidikan tinggi. Guna mening-
penambahan fasilitas pendidikan secara katkan daya tarik dan minat masyarakat
kuantitatif saja, tetapi harus diikuti dengan untuk memilih pendidikan kejuruan, perlu
peningkatan komponen secara kualitatif. Hal dilakukan tindakan konkrit dan tepat guna.
ini memperlihatkan bahwa dalam hal Umumnya, hal yang lumrah dilakukan yakni
pemerataan kualitas pendidikan yang ber- melalui media promosi (pamflet, iklan, dan
mutu harus diiringi dengan peningkatan lain sebagainya). Namun hal tersebut belum
komponen-komponen yang mempengaruhi efektif untuk menciptakan ketertarikan
dalam proses pendidikan, termasuk juga peserta didik akan pendidikan kejuruan.
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tentunya dibuktikan dengan pendidikan
(SMK) Sutrisno (2006). yang bermutu dan berdaya guna.
Salah satu yang menjadi agenda utama Pendidikan pada SMK mengacu pada
dalam pembangunan perkembangan pendi- kurikulum yang disusun dan harus diper-
dikan adalah perkembangan mutu dan kuali- hatikan 4 aspek penting, yaitu: (1) desain
tas dari kurikulum. Hal itu menjadi dasar kurikulum mengacu pada disiplin ilmu, (2)
dari pencapaian lulusan yang bermutu dan desain kurikulum berorientasi pada masya-
memiliki daya saing serta mencapai lingkup rakat, (3) desain kurikulum berorientasi ke-
nasional bahkan internasional. Hal ini juga pada peserta didik, dan (4) desain kurikulum
dilandaskan pada Peraturan Pemerintah No. berorientasi pada teknologi (Sanjaya, 2008).
19 Tahun 2005 mengenai ketentuan minim- Sedangkan Departemen Pendidikan dan
um bagi satuan pendidikan formal agar Kebudayaan (1999) memaparkan bahwa da-
dapat memenuhi mutu pendidikan yang lam penyusanan dan pengembangan kuriku-
dikehendaki. Print (1992) mengutarakan lum, menganut prinsip-prinsip sebagai
pendapatnya mengenai pembenahan mutu berikut: (1) berbasis luas, kuat dan mendasar
kurikulum yakni “the very substance of (Broad Based Curriculum, BBC); (2) ber-
schooling and the raison d’etre for teachers basis kompetensi (Competency Based Curri-
in schools”. Hal ini mengandung makna culum); (3) pembelajaran tuntas (Mastery
bahwa jika mutu suatu pendidikan ingin Learning); dan (4) berbasis ganda (Dual
ditingkatkan, maka perlu pembenahan mutu Based Program), yaitu: dilaksanakan di se-
terlebih dahulu yakni kurikulumnya. kolah dan dunia usaha/industri; dan (5) per-
Sejatinya pendidikan kejuruan meru- kuatan kemampuan daya saing dan keman-
pakan program yang strategis dalam hal dirian pengembangan diri tamatan. Perlunya
menyediakan tenaga kerja tingkat mene- penentuan prinsip dan panyamaan standar
ngah. Namun, program ini kurang memberi- dalam menyusun, merancang, dan mengem-
kan daya tarik untuk siswa maupun orang bangkan kurikulum pendidikan kejuruan.
tua siswa secara keseluruhan (Djojonegoro, Peninjauan bagian-bagian yang perlu dan
1997). Hal ini diperkuat dengan kecende- penting diterapkan dalam kurikulum dengan
rungan peserta didik yang memiliki prestasi cara meminimalisir hal yang kurang penting
dalam bidang akademiknya tidak memilih serta menambahkan komponen yang penting
pendidikan kejuruan untuk menunjang pen- dan belum ada untuk memenuhi target
didikannya, melainkan memilih pendidikan
158 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...
Gambar 1 Persiapan Sekolah dan Industri dalam Penyusunan Kurikulum Kelas Industri
160 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...
dan industri mampu menjawab setiap tan- sama dengan pihak industri dan guru kelas
tangan dan perkembangan zaman dengan industri juga diberikan pelatihan sehingga
cara terus bersinergi dari pihak sekolah dan kualitasnya sangat baik sesuai kebutuhan
pihak industri agar kelas industri bisa dilak- untuk kelas indusrti. Sedangkan faktor peng-
sanakan dengan baik berdasar kurikulum hambat dalam pelaksanaan kurikulum kelas
industri yang ditetapkan bersama. industri lebih kepada faktor kuantitas sara-
na-prasarana, sikap, dan karakter siswa se-
Faktor Pendukung dan Penghambat Ku-
rikulum Kelas Industri di SMK Muham- hingga kelas industri belum berjalan mak-
mdiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang simal.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan Faktor biaya juga menjadi pengaham-
kurikulum kelas industri yang paling men- bat dalam pelaksanaan kelas industri. Na-
dudukung kelas industri ini adalah baiknya mun secara umum faktor penghambat belum
prasarana-sarana yang tersedia dan kualitas bisa dikatakan sebagai hambatan besar da-
guru yang baik. Hal ini dikarenakan prasara- lam pelaksanaan kurikulum dikelas industri.
na yang baik tersebut diperoleh dari kerja
enam bulan sampai satu tahun dalam pro- Faktor pendukung lain adalah prasarana. Hal
gram kerja tahunan sekolah, tentunya meli- ini dikarenakan sarana-prasarana salah satu-
batkan beberapa pihak yang memang terkait nya selalu berkaitan dengan peralatan prak-
dengan penyusunan dari kurikulum serta tik. Sedangkan faktor pendukung dari guru
pihak yang berwenang dalam pelaksanaan juga penting. Peran guru dalam kelas
kurikulum industri. Hal ini sejalan dengan industri ini adalah kemampuan dan penge-
pendapat Reksoatmodjo (2010:100) pihak- tahuan guru yang diatas rata-rata karena
pihak yang dilibatkan dalam proses peren- sering dilakukan pelatihan untuk peningkat-
canaan kurikulum meliputi: (1) personil spe- an mutu guru. Selain itu faktor pendukung
sialis; (2) kelompok representatif yang lain adalah memberikan kesempatan kepada
terdiri dari personel spesialis dan guru-guru; siswa untuk lebih lama di industri yang
(3) keseluruhan kelompok profesional; dan rencananya selama enam bulan.
(4) semua pakar dan masayarakat yang Selain faktor pendukung tentu pelak-
peduli pendidikan. Hal demikian serupa di- sanaan kurikulum kelas industri memiliki
ungkapkan dalam Undang-Undang Republik penghambat yang bisa memberikan dampak
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang kurang baik dalam proses implementasi pe-
sistem pendidikan nasional Republik Indo- laksanaan kurikulum dikelas industri. Faktor
nesia pasal 8 menyebutkan bahwa masya- penghambat tersebut salah satunya adalah
rakat berhak berperan serta dalam perenca- masih ada miskomunikasi antara guru dalam
naan, pelaksanaan, pengawasan, dan eva- menjalankan kelas industri. Komunikasi me-
luasi program pendidikan. rupakan syarat wajib yang harus dimiliki
Bahan evaluasi kurikulum meliputi oleh guru agar apa yang disampaikan bisa
sarana dan prasarana, guru (pendidik), buku diterima dengan baik oleh siswa. Selain
pendukung, dan siswa (peserta didik). Hasil komunikasi dengan siswa, kemampuan guru
dari evaluasi kurikulum akan direkam dan produktif maupun guru pengajar dalam
direkap oleh tim penjamin mutu dan akan berkomunikasi dengan guru lain harus
dijadikan dasar perbaikan di tahun berikut- dijaga agar tidak terjadi kesalah pahaman
nya. Proses evaluasi ini dimaksudkan agar yang akhirnya memberikan pengaruh pada
kualitas peserta didik bisa lebih baik dan pelaksanaan kelas industri.
bermutu. Hamalik (2005:1) mengungkapkan
PENUTUP
bahwa seperti yang telah dijelaskan diawal
bahwa keterlibatan penyediaan tenaga kerja Kesimpulan
berkualitas adalah tanggung jawab semua
Persiapan penyusunan kurikulum ke-
pihak. Oleh karena itu, tujuan evaluasi kuri- las industri/kelas Astra diawali dengan pe-
kulum yakni guna menghasilkan peserta laksanaan perjanjian kesepakatan bersama
didik yang berkualitas.
antara pihak sekolah dan industri kemudian
Faktor Pendukung dan Penghambat Ku- dilanjutkan dengan mempersiapkan kuriku-
rikulum Kelas Industri di SMK Muham- lum oleh sekolah dan industri.
mdiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang Pelaksanaan kurikulum kelas industri
Faktor pendukung dari kurikulum di- menggunakan sistem paruh, maksudnya ya-
kelas industri ini meliputi pihak sekolah dan itu proses pelaksanaan dilaksanakan diseko-
pihak DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri). lah dan di industri waktu sudah dijadwalkan
164 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...
oleh bidang kurikulum dan melibatkan ke- pendukung lain adalah memberikan kesem-
pala sekolah, wakil kepala sekolah bidang patan kepada siswa untuk lebih lama di
kurikulum, kepala program studi/ketua industri yang rencananya selama enam
program keahlian, dan pihak industri yaitu bulan.
Astra Toyota. Proses pelaksanaan dilakukan Selain faktor pendukung tentu pelak-
selama dua bulan di sekolah dan dua bulan sanaan kurikulum kelas industri memiliki
di industri bergantian antara kelas XI dan penghambat yang bisa memberikan dampak
XII. Sehingga teknis pelaksanaanya juga kurang baik dalam proses implementasi
harus disesuaikan dengan kurikulum nasi- pelaksanaan kurikulum dikelas industri.
onal. Tahap selanjutnya dari kurikulum Faktor penghambat tersebut adalah dari
industri adalah mengevaluasi pelaksanaan faktor guru dan faktor peserta didik. Faktor
dari kurikulum dikelas industri. guru terdapat salah satunya adalah masih
Proses evaluasi kurikulum industri ini ada miskomunikasi antara guru dalam men-
dilakukan setiap enam bulan sampai satu jalankan kelas industri. Guru beranggapan
tahun dalam program kerja tahunan sekolah, bahwa mengajar kelas industri lebih ter-
tentunya melibatkan beberapa pihak yang hormat dibanding mengajar kelas reguler;
memang terkait dengan penyusunan dari pandangan ini harus dihilangkan karena
kurikulum serta pihak yang berwenang akan mengakibatkan guru menjadi terkotak-
dalam pelaksanaan kurikulum industri. Ba- kotak sehingga terjadi suatu hal yang kurang
han evaluasi kurikulum meliputi sarana dan harmonis. Sedangkan dari peserta didik
prasarana, guru (pendidik), buku pendu- masih banyak peserta didik yang kurang
kung, dan siswa (peserta didik). Hasil dari disiplin, sehingga akan menghambat proses
evaluasi kurikulum akan direkam dan dire- transfer pengetahuan dan keterampilan serta
kap oleh tim penjamin mutu dan akan sikap kerja sebagaimana yang diharapkan
dijadikan dasar perbaikan di tahun berikut- oleh industri dalam hal ini Toyota Astra
nya. Proses evaluasi ini dimaksudkan agar sebagai institusi pasangan kelas industri.
kualitas peserta didik bisa lebih baik dan
Saran
bermutu.
Faktor pendukung dari kurikulum Berdasarkan uraian dan simpulan di
atas, berikut saran yang dapat penulis sam-
dikelas industri ini meliputi pihak sekolah
paikan: (1) Kepada peneliti selanjutnya da-
dan pihak DU/DI (Dunia Usaha/Dunia
Industri) khusunya Astra-Toyota selaku pen- pat menjadikan penelitian ini rujukan untuk
dukung utama dalam pelaksanaan kelas penelitian sejenis serta melakukan pengkaji-
an penelitian yang sejenis di tempat lain; (2)
industri. Faktor pendukung lain adalah sa-
Kepada kepala sekolah agar dapat mening-
rana-prasarana. Hal ini dikarenakan sarana-
prasarana salah satunya berkaitan dengan katkan intensitas kunjungan industri dan
peralatan praktik. Sedangkan faktor pendu- menjaga etika baik dengan industri serta
menjalin kerja sama dalam hal pengem-
kung dari guru juga penting. Peran guru
bangan dan penyesuaian kurikulum dise-
dalam kelas industri ini adalah kemampuan
dan pengetahuan guru yang diatas rata-rata suaikan dengan kemajuan teknologi; (3)
karena sering dilakukan pelatihan untuk Kepada pihak industri dapat membantu
peningkatan mutu guru. Selain itu faktor sekolah terutama dalam melakukan pengem-
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 165