Anda di halaman 1dari 10

156 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN KURIKULUM KELAS INDUSTRI DI


SMK MUHAMMADIYAH 1 KEPANJEN KABUPATEN MALANG

Oleh:
Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki
Prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No 5 Malang
wicakdaru@gmail.com; yoto.1718@yahoo.com; basuki1811@gmail.com

Abstrak. Upaya untuk meningkatkan mutu pendikan di Sekolah Menengah Kejuruan tentu
menjadi sebuah kewajiban agar kualitas peserta didik semakin baik. Upaya yang dilakukan dengan
membuat kurikulum yang mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu untuk
membuat kurikulum diharuskan bagi sekolah untuk melakukan kerjasama dengan pihak industri
untuk membentuk kelas industri sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan kejuruhan. SMK
Muhamadiya1Kepanjen dalam pelaksanaan kelas industri bekerja sama dengan Toyota Astra
Motor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) persiapan sekolah dan industri dalam
menyelenggarakan kelas industri, (2) pelaksanaan kelas industri, (3) evaluasi pelaksanaan
kurikulum, dan (4) faktor pendukung dan penghambat implementasi pelaksanaan kurikulum kelas
industri (Toyota Astra) di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dihimpun menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
pelaksanaan kurikulum kelas industri di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan , dan sikap kerja yang sangat baik guna menghadapi dunia kerja.
Dengan kelas industri Lulusan SMK Muhammadiyah Kepanjen lulusannya mendapatkan sertifikat
keahlian dari Toyota Astra dan lulusannya dapat langsung terserap di industri.
Kata kunci: kurikulum kels industri, sekolah menengah kejuruan, pihak industri

Pendidikan menengah kejuruan tidak bisa mahaman yang jelas atas kedua konsep ter-
lepas dari konteks kehidupan saat ini dan sebut diharapkan para pengelola pendidikan,
antisipasi konteks masa depan yang dinamis terutama pelaksana kurikulum, mampu me-
dan berkembang secara sistematik sesuai laksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
dengan perkembangan jaman. Inovasi dan Teori merupakan suatu perangkat pernya-
pengembangan kualitas pendidikan kejuruan taan yang bertalian satu sama lain, yang
harus kontekstual dan antisipatif terhadap disusun sedemikian rupa sehingga memberi-
perubahan-perubahan yang terjadi agar kan makna yang fungsional terhadap serang-
memiliki kualitas yang tinggi. Mengarahkan kaian kejadian. Perangkat pernyataan terse-
perubahan menuju pemenuhan-pemenuhan but dirumuskan dalam bentuk definisi des-
kebutuhan masyarakat, perkuatan peradaban kriptif atau fungsional, suatu konstruksi
bangsa, lahirnya masyarakat yang terpelajar, fungsional, asumsi-asumsi, hipotesis, gene-
berbudaya kerja, disiplin, terampil dan tekun ralisasi, hukum, atau term-term. Isi rumus-
(Sudira, 2009:1). an-rumusan tersebut ditentukan oleh lingkup
Kurikulum dan pendidikan merupakan dari rentetan kejadian dicakup, jumlah
dua konsep yang harus dipahami terlebih pengetahuan empiris yang ada, dan tingkat
dahulu sebelum membahas mengenai pe- keluasan dan kedalaman teori dan penelitian
ngembangan kurikulum. Sebab, dengan pe- di sekitar kejadian-kejadian tersebut.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 157

Meningkatkan mutu dan kualias formal yang akan mendukung dalam keber-
peserta didik tidak cukup dilakukan dengan lanjutan di pendidikan tinggi. Guna mening-
penambahan fasilitas pendidikan secara katkan daya tarik dan minat masyarakat
kuantitatif saja, tetapi harus diikuti dengan untuk memilih pendidikan kejuruan, perlu
peningkatan komponen secara kualitatif. Hal dilakukan tindakan konkrit dan tepat guna.
ini memperlihatkan bahwa dalam hal Umumnya, hal yang lumrah dilakukan yakni
pemerataan kualitas pendidikan yang ber- melalui media promosi (pamflet, iklan, dan
mutu harus diiringi dengan peningkatan lain sebagainya). Namun hal tersebut belum
komponen-komponen yang mempengaruhi efektif untuk menciptakan ketertarikan
dalam proses pendidikan, termasuk juga peserta didik akan pendidikan kejuruan.
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tentunya dibuktikan dengan pendidikan
(SMK) Sutrisno (2006). yang bermutu dan berdaya guna.
Salah satu yang menjadi agenda utama Pendidikan pada SMK mengacu pada
dalam pembangunan perkembangan pendi- kurikulum yang disusun dan harus diper-
dikan adalah perkembangan mutu dan kuali- hatikan 4 aspek penting, yaitu: (1) desain
tas dari kurikulum. Hal itu menjadi dasar kurikulum mengacu pada disiplin ilmu, (2)
dari pencapaian lulusan yang bermutu dan desain kurikulum berorientasi pada masya-
memiliki daya saing serta mencapai lingkup rakat, (3) desain kurikulum berorientasi ke-
nasional bahkan internasional. Hal ini juga pada peserta didik, dan (4) desain kurikulum
dilandaskan pada Peraturan Pemerintah No. berorientasi pada teknologi (Sanjaya, 2008).
19 Tahun 2005 mengenai ketentuan minim- Sedangkan Departemen Pendidikan dan
um bagi satuan pendidikan formal agar Kebudayaan (1999) memaparkan bahwa da-
dapat memenuhi mutu pendidikan yang lam penyusanan dan pengembangan kuriku-
dikehendaki. Print (1992) mengutarakan lum, menganut prinsip-prinsip sebagai
pendapatnya mengenai pembenahan mutu berikut: (1) berbasis luas, kuat dan mendasar
kurikulum yakni “the very substance of (Broad Based Curriculum, BBC); (2) ber-
schooling and the raison d’etre for teachers basis kompetensi (Competency Based Curri-
in schools”. Hal ini mengandung makna culum); (3) pembelajaran tuntas (Mastery
bahwa jika mutu suatu pendidikan ingin Learning); dan (4) berbasis ganda (Dual
ditingkatkan, maka perlu pembenahan mutu Based Program), yaitu: dilaksanakan di se-
terlebih dahulu yakni kurikulumnya. kolah dan dunia usaha/industri; dan (5) per-
Sejatinya pendidikan kejuruan meru- kuatan kemampuan daya saing dan keman-
pakan program yang strategis dalam hal dirian pengembangan diri tamatan. Perlunya
menyediakan tenaga kerja tingkat mene- penentuan prinsip dan panyamaan standar
ngah. Namun, program ini kurang memberi- dalam menyusun, merancang, dan mengem-
kan daya tarik untuk siswa maupun orang bangkan kurikulum pendidikan kejuruan.
tua siswa secara keseluruhan (Djojonegoro, Peninjauan bagian-bagian yang perlu dan
1997). Hal ini diperkuat dengan kecende- penting diterapkan dalam kurikulum dengan
rungan peserta didik yang memiliki prestasi cara meminimalisir hal yang kurang penting
dalam bidang akademiknya tidak memilih serta menambahkan komponen yang penting
pendidikan kejuruan untuk menunjang pen- dan belum ada untuk memenuhi target
didikannya, melainkan memilih pendidikan
158 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...

kurikulum yang bermutu dan menghasilkan pelaksanaan kurikulum kelas industri di


luaran yang berdaya saing dan bermutu. SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen Malang.
Pemilihan SMK Muhammadiyah 1 Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
Kepanjen sebagai tempat dilaksanakannya digunakan dengan beberapa pertimbangan
penelitian karena SMK Muhammdiyah 1 sebagai berikut: (1) Kejelasan unsur yaitu
Kepanjen merupakan salah satu sekolah subyek penelitiannya yaitu siswa SMK kelas
menengah kejuruan yang telah menerapkan industri di SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen
kerjasama kurikulum dengan pihak industry Malang, dan (2) Pengumpulan data dilaku-
dan telah mendapatkan akreditasi A dari kan sendiri oleh peneliti. karena peneliti
pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan telah sebagai Human Instrumen yang mengum-
dilaksanakannya program kelas kerja sama pulkan data dari wawancara dan dokumen
antara sekolah dan industri yakni pada kurikulum kelas industri.
program keahlian Teknik Kendaraan Ringan Sedangkan jenis penelitian yang
(TKR) yang bekerja sama dengan pihak dipilih pada penelitian ini adalah penelitian
Toyota Astra dan telah berlangsung pada studi kasus. Syaodih (2015:99) mengung-
tahun 2009. Selain itu, SMK Muhammadi- kapkan bahwa penelitian kualitatif menggu-
yah 1 Kepanejn juga telah melaksanakan nakan desain penelitian studi kasus dalam
kerja sama dalam program keahlian Teknik arti penelitian difokuskan pada satu feno-
Sepeda Motor (TSM) Honda dan baru mena saja yang dipilih dan ingin dipahami
diresmikan tahun 2014. Program kerja sama secara mendalam, dengan mengabaikan
antara SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen fenomena-fenomena lainnya. Hal ini di-
dengan pihak Toyota Astra meliputi penye- karenakan peneliti ingin mencoba meng-
larasan Kurikulum TKR (Teknik Kendaraan identifikasi dan memahami implementasi
Ringan), dukungan fasilitas pengajaran/ kurikulum di kelas industri dalam proses
praktik, dukungan pelatihan guru dan siswa, pembelajaran. Obyek penelitian adalah
penyerapan tenaga kerja, kunjungan indus- SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen Kabupaten
tri, dan praktik kerja industri. Oleh karena Malang. Pemilihan tempat ini berdasarkan
itu, SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen Kabu- pelaksanaan kelas kerja sama program TKR
paten Malang dipilih sebagai tempat pene- (Teknik Kendaraan Ringan) SMK Muham-
litian guna mengetahui proses penyusunan mdiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang
Implementasi kurikulum dan sinkronisasi dengan Astra Toyota (Auto 2000).
kurikulum khususnya pada program keah- Informan untuk memperoleh sumber
lian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). data dalam penelitian ini adalah manusia
sebagai subjek, dan dibantu dengan adanya
METODE
dokumen-dokumen tambahan yang meleng-
Penelitian ini menggunakan pende- kapi seperti video, foto, catatan rapat, atau
katan kualitatif. Pendekatan ini dipilih kare- melalui MoU (Memorandum of Under-
na peneliti ingin memahami fenomena dari standing). Selanjutnya pihak industri menyi-
sudut pandang partisipan atau subjek pene- apkan kurikulum yang diterapkan di seko-
litian tentang partisipan dalam implementasi lah, yaitu Kurikulum “Toyota Astra”.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 159

HASIL DAN PEMBAHASAN guru Produktif Teknik Kendaraan Ringan


Persiapan Sekolah dan Industri dalam (TKR), (3) kepala bengkel, (4) kepala pro-
Penyusunan Kurikulum Kelas Industri di gram studi/ketua program keahlian, dan (5)
SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Kabu- pihak Industri (Astra Toyota Auto 2000).
paten Malang
Teknis pelaksanaan implementasi kurikulum
Berdasarkan paparan data terkait per- menunjukkan bahwa: (1) Adanya sosialisasi
siapan sekolah dalam penyusunan kuriku- dan seleksi terhadap siswa yang ingin masuk
lum kelas industri diawali dengan dilakukan di kelas industri/astra, (2) Kurikulum kelas
kesepakatan bersama antara sekolah dan industri sangat mengedepanan sinergitas dan
pihak industri melalui MoU (Memorandum dilakukan upaya-upaya teknis dengan mem-
of Understanding), kemudian pihak industri berikan pelatihan kepada guru materi di
menyiapkan kurikulum yang diterapkan kelas industri agar kurikulum industri dapat
disekolah. Melalui sinkronisasi Kurikulum dilakukan dengan maksimal. Sistem pelak-
dari industri dan sekolah terlebih dahulu sanaan kelas industri ini dilaksanakan pada
guna penyelarasan antara kedua kurikulum kelas XI dan XII di SMK Muhammadiyah 1
tersebut, yanng nantinya diterapkan di kelas secara bergantian dan berdurasi dua sampai
industri/kelas Astra-Toyota. empat bulan untuk kelas XI karena adanya
Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri di praktek kerja lapangan (PKL). Meskipun
SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen Kabu- sistem kurikulumnya merupakan gabungan
paten Malang dengan industri tetapi dalam pelaksanaannya
Pihak yang berperan dalam penyu- masih tetap mempunyai kewajiban untuk
sunan kurikulum kelas industri, adalah (1) mengikuti ketentuan nasional seperti ujian
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, (2) nasional untuk kelas XII.

Gambar 1 Persiapan Sekolah dan Industri dalam Penyusunan Kurikulum Kelas Industri
160 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...

Gambar 2 Sistem Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri


(peserta didik). Dari temuan dilapangan
Evaluasi Kurikulum Kelas Industri di
SMK Muhaamdiyah 1 Kepanjen Kabu- menunjukan bahwa poin poin yag menjadi
paten Malang acuan evaluasi ternyata tidak hanya memen-
Rentang waktu pelaksanaan evaluasi tingkan penerapan materi, tetapi lebih diuta-
kurikulum kelas industri dilakukan oleh pi- makan pada sikap dan keterampilan yang
hak sekolah bersama pihak industri setiap mana penilaian atau evalusi tersebut dilaku-
enam bulan sampai satu tahun sekali. Hal ini kan selama proses pelaksanaan kurikulum
dikarenakan sesuai temuan dilapangan me- dikelas industri. Teknik evaluasi pelaksana-
nunjukkan bahwa proses evaluasi kurikulum an kurikulum kelas industri sangat bergan-
dilakukan setelah siswa melakukan ujian tung kepada pihak sekolah dan indstri.
semester dan ujian akhir sehingga dapat me- Teknik yang dilakukan bisa dengan cara uji
ngetahui bagaimana kualitas siswa setelah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan uji
menggunakan kurikulum kelas industri. Ba- kompetensi keahlian, melihat kemampuan
han evaluasi dan poin-poin evaluasi dalam siswa dalam penguasaan materi dan melihat
kurikulum kelas industry yang telah ditetap- kemampuan suatu skill siswa sebagai salah
kan oleh wakil kepala sekolah bidang kuri- satu cara untuk mengetahui seberapa efektif
kulum, dibahas beberapa poin-poin yakni: kurikulum di kelas industri ini memberikan
(1) sarana dan prasarana, (2) guru (pendi- manfaat kepada siswa. Dari tahap tindak
dik), (3) buku pendukung, dan (4) siswa lanjut dari hasil evaluasi ini tentunya
kurikulum yang disusun oleh pihak sekolah
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 161

dan industri mampu menjawab setiap tan- sama dengan pihak industri dan guru kelas
tangan dan perkembangan zaman dengan industri juga diberikan pelatihan sehingga
cara terus bersinergi dari pihak sekolah dan kualitasnya sangat baik sesuai kebutuhan
pihak industri agar kelas industri bisa dilak- untuk kelas indusrti. Sedangkan faktor peng-
sanakan dengan baik berdasar kurikulum hambat dalam pelaksanaan kurikulum kelas
industri yang ditetapkan bersama. industri lebih kepada faktor kuantitas sara-
na-prasarana, sikap, dan karakter siswa se-
Faktor Pendukung dan Penghambat Ku-
rikulum Kelas Industri di SMK Muham- hingga kelas industri belum berjalan mak-
mdiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang simal.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan Faktor biaya juga menjadi pengaham-
kurikulum kelas industri yang paling men- bat dalam pelaksanaan kelas industri. Na-
dudukung kelas industri ini adalah baiknya mun secara umum faktor penghambat belum
prasarana-sarana yang tersedia dan kualitas bisa dikatakan sebagai hambatan besar da-
guru yang baik. Hal ini dikarenakan prasara- lam pelaksanaan kurikulum dikelas industri.
na yang baik tersebut diperoleh dari kerja

Gambar 3 Evaluasi Kurikulum Kelas Industri


162 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...

Upaya mengatasi faktor penghambat bahwa persiapan penyusunan kurikulum


dalam kelas indutri sesuai temuan penelitian kelas industri pada program keahlian TKR
lebih menekankan pada: (1) komunikasi ba- (Teknik Kendaraan Ringan) Astra Toyota
ik antara sekolah dan pihak industri atau pi- mengenai penyiapan kurikulum untuk pro-
hak sekolah dengan orang tua agar dalam ses sinkronisasi kurikulum sudah memenuhi
pembelajaran dikelas industri siswa tetap peraturan yang berlaku sesuai Permendik-
mempunyai sikap dan disiplin yang baik. (2) bud Nomor 61 Tahun 2014 tentang kuriku-
untuk segi sarana-prasarana dan peralatan/ lum tingkat satuan pendidikan dasar dan
teknologi pihak sekolah terus berkomunikasi menengah.
dengan pihak industri selaku pendukung
Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri di
dalam pelaksanaan kelas industri, dengan SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen Kabu-
komunikasi yang baik dan harmunis semua paten Malang
kebutuhan dapat diatasi secara bersama- Pelaksanaan proses pembelajaran ber-
sama. dasarkan kurikulum industri yang memakai
Persiapan Sekolah dan Inndustri dalam pembelajaran paruh waktu dan bergantian
Penyususnan Kelas Industri di SMK antara kelas XI dan XII karena masih ada
Muhammdiyah 1 Kepanjen Kabupaten kewajiban melaksanakan ujian baik dari
Malang pihak sekolah maupun secara nasional. Hal
Kurikulum yang dipilih oleh sekolah ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kuriku-
dalam proses penyusunan kurikulum kelas lum di kelas industri meskipun sistemnya
industri yakni kurikulum 2013 (K.13) dan merupakan hasil kesepakatan antara sekolah
kurikulum yang dipilih oleh industri yakni dan industri tetapi masih mempunyai kewa-
Kurikulum Astra toyota, keduanya sudah jiban untuk mengikuti ketentuan-ketentuan
mengacu pada standar nasional. Kurikulum dalam kurikulum nasional. Sehingga teknis
2013/K.13 dan kurikulum dari industri yaitu pelaksanaanya juga harus disesuaikan de-
Kurikulum industri/Astra Toyota disinkroni- ngan kurikulum nasional. Hal ini sesuai pe-
sasi untuk pembelajaran di sekolah. Sehing- ndapat Raelin (2008:64) mengatakan bahwa
ga dapat dikatakan bahwa persiapan penyu- “work based learning is much more than
sunan kurikulum kelas industri pada pro- familiar experiental learning, which cosist
gram keahlian TKR (Teknik Kendaraan of adding a layer of simulated experience to
Ringan) Astra Toyota mengenai menyiap- conceptual knowledge. Pembelajaran berba-
kan kurikulum untuk proses sinkronisasi sis kerja lebih dekat kepada pengalaman
kurikulum sudah memenuhi peraturan yang belajar yang berisi tambahan contoh peng-
berlaku sesuai Permendikbud Nomor 61 alaman menjadi pengalaman konseptual.
Tahun 2014 tentang kurikulum tingkat sa-
Evaluasi Kurikulum Kelas Industri di
tuan pendidikan dasar dan menengah.
SMK Muhammdiyah 1 Kepanjen Kabu-
Kurikulum yang dipilih oleh sekolah dalam paten Malang
proses penyusunan kurikulum kelas industri
Tahap selanjutnya dari kurikulum in-
yakni kurikulum 2013 (K.13) dan kurikulum
dustri adalah mengevaluasi pelaksanaan dari
yang dipilih oleh industri yakni Kurikulum
kurikulum dikelas industri. Proses evaluasi
Astra toyota, keduanya sudah mengacu pada
kurikulum industri ini dilakukan setiap
standar nasional. Sehingga dapat dikatakan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 163

enam bulan sampai satu tahun dalam pro- Faktor pendukung lain adalah prasarana. Hal
gram kerja tahunan sekolah, tentunya meli- ini dikarenakan sarana-prasarana salah satu-
batkan beberapa pihak yang memang terkait nya selalu berkaitan dengan peralatan prak-
dengan penyusunan dari kurikulum serta tik. Sedangkan faktor pendukung dari guru
pihak yang berwenang dalam pelaksanaan juga penting. Peran guru dalam kelas
kurikulum industri. Hal ini sejalan dengan industri ini adalah kemampuan dan penge-
pendapat Reksoatmodjo (2010:100) pihak- tahuan guru yang diatas rata-rata karena
pihak yang dilibatkan dalam proses peren- sering dilakukan pelatihan untuk peningkat-
canaan kurikulum meliputi: (1) personil spe- an mutu guru. Selain itu faktor pendukung
sialis; (2) kelompok representatif yang lain adalah memberikan kesempatan kepada
terdiri dari personel spesialis dan guru-guru; siswa untuk lebih lama di industri yang
(3) keseluruhan kelompok profesional; dan rencananya selama enam bulan.
(4) semua pakar dan masayarakat yang Selain faktor pendukung tentu pelak-
peduli pendidikan. Hal demikian serupa di- sanaan kurikulum kelas industri memiliki
ungkapkan dalam Undang-Undang Republik penghambat yang bisa memberikan dampak
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang kurang baik dalam proses implementasi pe-
sistem pendidikan nasional Republik Indo- laksanaan kurikulum dikelas industri. Faktor
nesia pasal 8 menyebutkan bahwa masya- penghambat tersebut salah satunya adalah
rakat berhak berperan serta dalam perenca- masih ada miskomunikasi antara guru dalam
naan, pelaksanaan, pengawasan, dan eva- menjalankan kelas industri. Komunikasi me-
luasi program pendidikan. rupakan syarat wajib yang harus dimiliki
Bahan evaluasi kurikulum meliputi oleh guru agar apa yang disampaikan bisa
sarana dan prasarana, guru (pendidik), buku diterima dengan baik oleh siswa. Selain
pendukung, dan siswa (peserta didik). Hasil komunikasi dengan siswa, kemampuan guru
dari evaluasi kurikulum akan direkam dan produktif maupun guru pengajar dalam
direkap oleh tim penjamin mutu dan akan berkomunikasi dengan guru lain harus
dijadikan dasar perbaikan di tahun berikut- dijaga agar tidak terjadi kesalah pahaman
nya. Proses evaluasi ini dimaksudkan agar yang akhirnya memberikan pengaruh pada
kualitas peserta didik bisa lebih baik dan pelaksanaan kelas industri.
bermutu. Hamalik (2005:1) mengungkapkan
PENUTUP
bahwa seperti yang telah dijelaskan diawal
bahwa keterlibatan penyediaan tenaga kerja Kesimpulan
berkualitas adalah tanggung jawab semua
Persiapan penyusunan kurikulum ke-
pihak. Oleh karena itu, tujuan evaluasi kuri- las industri/kelas Astra diawali dengan pe-
kulum yakni guna menghasilkan peserta laksanaan perjanjian kesepakatan bersama
didik yang berkualitas.
antara pihak sekolah dan industri kemudian
Faktor Pendukung dan Penghambat Ku- dilanjutkan dengan mempersiapkan kuriku-
rikulum Kelas Industri di SMK Muham- lum oleh sekolah dan industri.
mdiyah 1 Kepanjen Kabupaten Malang Pelaksanaan kurikulum kelas industri
Faktor pendukung dari kurikulum di- menggunakan sistem paruh, maksudnya ya-
kelas industri ini meliputi pihak sekolah dan itu proses pelaksanaan dilaksanakan diseko-
pihak DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri). lah dan di industri waktu sudah dijadwalkan
164 Daru Eko Wicaksono, Yoto, dan Basuki, Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Kelas Industri...

oleh bidang kurikulum dan melibatkan ke- pendukung lain adalah memberikan kesem-
pala sekolah, wakil kepala sekolah bidang patan kepada siswa untuk lebih lama di
kurikulum, kepala program studi/ketua industri yang rencananya selama enam
program keahlian, dan pihak industri yaitu bulan.
Astra Toyota. Proses pelaksanaan dilakukan Selain faktor pendukung tentu pelak-
selama dua bulan di sekolah dan dua bulan sanaan kurikulum kelas industri memiliki
di industri bergantian antara kelas XI dan penghambat yang bisa memberikan dampak
XII. Sehingga teknis pelaksanaanya juga kurang baik dalam proses implementasi
harus disesuaikan dengan kurikulum nasi- pelaksanaan kurikulum dikelas industri.
onal. Tahap selanjutnya dari kurikulum Faktor penghambat tersebut adalah dari
industri adalah mengevaluasi pelaksanaan faktor guru dan faktor peserta didik. Faktor
dari kurikulum dikelas industri. guru terdapat salah satunya adalah masih
Proses evaluasi kurikulum industri ini ada miskomunikasi antara guru dalam men-
dilakukan setiap enam bulan sampai satu jalankan kelas industri. Guru beranggapan
tahun dalam program kerja tahunan sekolah, bahwa mengajar kelas industri lebih ter-
tentunya melibatkan beberapa pihak yang hormat dibanding mengajar kelas reguler;
memang terkait dengan penyusunan dari pandangan ini harus dihilangkan karena
kurikulum serta pihak yang berwenang akan mengakibatkan guru menjadi terkotak-
dalam pelaksanaan kurikulum industri. Ba- kotak sehingga terjadi suatu hal yang kurang
han evaluasi kurikulum meliputi sarana dan harmonis. Sedangkan dari peserta didik
prasarana, guru (pendidik), buku pendu- masih banyak peserta didik yang kurang
kung, dan siswa (peserta didik). Hasil dari disiplin, sehingga akan menghambat proses
evaluasi kurikulum akan direkam dan dire- transfer pengetahuan dan keterampilan serta
kap oleh tim penjamin mutu dan akan sikap kerja sebagaimana yang diharapkan
dijadikan dasar perbaikan di tahun berikut- oleh industri dalam hal ini Toyota Astra
nya. Proses evaluasi ini dimaksudkan agar sebagai institusi pasangan kelas industri.
kualitas peserta didik bisa lebih baik dan
Saran
bermutu.
Faktor pendukung dari kurikulum Berdasarkan uraian dan simpulan di
atas, berikut saran yang dapat penulis sam-
dikelas industri ini meliputi pihak sekolah
paikan: (1) Kepada peneliti selanjutnya da-
dan pihak DU/DI (Dunia Usaha/Dunia
Industri) khusunya Astra-Toyota selaku pen- pat menjadikan penelitian ini rujukan untuk
dukung utama dalam pelaksanaan kelas penelitian sejenis serta melakukan pengkaji-
an penelitian yang sejenis di tempat lain; (2)
industri. Faktor pendukung lain adalah sa-
Kepada kepala sekolah agar dapat mening-
rana-prasarana. Hal ini dikarenakan sarana-
prasarana salah satunya berkaitan dengan katkan intensitas kunjungan industri dan
peralatan praktik. Sedangkan faktor pendu- menjaga etika baik dengan industri serta
menjalin kerja sama dalam hal pengem-
kung dari guru juga penting. Peran guru
bangan dan penyesuaian kurikulum dise-
dalam kelas industri ini adalah kemampuan
dan pengetahuan guru yang diatas rata-rata suaikan dengan kemajuan teknologi; (3)
karena sering dilakukan pelatihan untuk Kepada pihak industri dapat membantu
peningkatan mutu guru. Selain itu faktor sekolah terutama dalam melakukan pengem-
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 1, APRIL 2017 165

bangan kurikulum, meningkatkan kualitas pelaksanaan penyusunan kurikulum kelas


sumber daya manusia (SDM) untuk mem- industri, serta mengikuti perkembangan
bantu pembinaan dan pelatihan kepada pe- teknologi yang nantinya akan menjadi
serta didik di SMK, turut serta dalam mela- masukan untuk pengembangan kurikulum
kukan penyusunan kurikulum kelas industri kelas industri di SMK.
bersama pihak sekolah, berperan aktif dalam
DAFTAR RUJUKAN
Depdikbud. 1999. Kebijakan Teknis Penge- Print, Murray. 1992. Curriculum Develop-
mbangan dan Implementasi Kuriku- ment and Design (Second Edition).
lum Sekolah Menengah Kejuruan. Sidney: Allen & Unwin.
Jakarta: Depdikbud. Reksoatmojo, Tedjo Narsoyo. 2010.
Djojonegoro, W. 1997. Keterampilan Men- Pengembangan Kurikulum Penddidik-
jelang 2020 untuk Era Global. Ja- an Teknologi dan Kejuruan. PT
karta: Depdikbud. Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. 2005. Pengembangan Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan
SDM Manajemen Pelatihan Kete- Pembelajaran. Jakarta: Prenada Me-
nagakerjaan Pendakatan Terpadu. dia Group.
Jakarta: Bumi Aksara. Sudira, Putu, 2009. Pendidikan Vokasi
Joseph A. Raelin. 2008. Work Based Learn- Suatu Pilihan. [Online]. Tersedia:ht-
ing: Bridging Knowledge and Action tp://blog.uny.ac.id/putupanji/2009/03/-
in the Work Place. San Fransisco: 17/pendidikan-vokasi-suatupilihan/.
Jassey Bass. Di akses pada 5 maret 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sutrisno, Joko. 2006. Penyelenggaraan Se-
2013. Permendikbud No 65 Tahun kolah Menengah Kejuruan Bertaraf
2013 tentang Standar Proses Pendi- Internasional. Jakarta: Direktorat Jen-
dikan Dasar dan Pendidikan Mene- deral Manajemen Dikdasmen.
ngah. Jakarta: Kementerian Pendidik- Syaodih, N. Sukmadinata. 2015. Metode
an dan Kebudayaan. Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Remaja Rosda Karya.
2014. Permendikbud No 61 Tahun Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2014 tentang Kurikulum Tingkat 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Pendidikan Nasional. Sistem Informa-
Dasar dan Pendidikan Menengah. si Dan Dunia Kerja. (Online),
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan (sindikker.dikti.go.id), diakses 10
Kebudayaan. Maret 2017.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
tentang: Standar Nasional Pendi-
dikan.

Anda mungkin juga menyukai