Anda di halaman 1dari 50

MANAJEMEN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN) DALAM UPAYA MEWUJUDKAN


KESIAPAN KERJA JURUSAN TEKNIK DAN BISNIS
SEPEDA MOTOR DI SMK NEGERI 1 BANGSRI
JEPARA

PROPOSAL TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Magister Pendidikan

Oleh:
Hasanuddin
0102520035

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya
pendidikan manusia dapat mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan
menggali sumber daya manusia yang berkualitas. Sejak lahir manusia
membutukan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan adalah usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain
yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan merupakan tahapan-tahapan
kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui
upaya pelatihan dan pengajaran. Untuk pencapaian tujuan pendidikan maka
peserta didik harus mendapatkan metode atau konsep supaya tujuan itu terlaksana.
Dengan demikian muncul manajemen pendidikan yaitu untuk mengelola segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan. Pendidikan tidak lepas dari
pendidik dan peserta didik. Secara formal peserta didik merupakan suatu
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses pada
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Menurut Uus Ruswandi keberhasilan dalam menyelenggarakan lembaga
pendidikan sekolah akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-
komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik,
pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen
tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga
pendidikan artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen
lainnya. Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen
lainnya sehingga memberikan konstribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan
lembaga pendidikan (sekolah tersebut).
Dalam pemikiran sentralisasi dan desentralisasi, menurut Tilar terdapat tujuh
unsur manajemen pendidikan merupakan poros-poros penentu perumusan strategi
manajemen, diantaranya efisiensi sistem pendidikan melalui penggunaan sumber-
sumber yang efisien serta optimalisasi pendidikan melalui meningkatkan
dorongan untuk memobilisasi sumber daya pendidikan dengan penyertaan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Dengan demikian dalam upaya
mencari jalan terbaik untuk mencapai tujuan pendidikan yang semakin bermutu,
relavan, efektif, dan efisien diperlukan pendekatan desentralisasi manajemen
pendidikan yang pendelegasiannya pengambilan keputusan lebih besar berada
pada tingkat manajemen yang lebih rendah, yakni sekolah dan madrasah. Bagi
sebuah organisasi, Manajemen merupakan ujung tombak dari sebuah
keberhasilan, karena dapat melancarkan kinerja organisasi tersebut. Dalam arti
luas manajemen adalah menunjuk pada rangkaian kegiatan dari perencanaan akan
dilaksanakannya kegiatan sampai penilainnya.
Upaya pengingkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan
formal dan pendidikan non formal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang
menyiapkan lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja, yaitu
diantaranya melalui jalurpendidkan kejuruan. PP 29 Tahun 1990 Pasal 1 Ayat 3
menjelaskan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan pengembangan siswa untuk melaksanakan jenis
pekerjaan tertentu. Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) peserta didik
disiapkan untuk mengembangkan sikap professional dibidangnya dan siap bekerja
pada dunia kerja yang sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DUDI). Nerdasrakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tujuan khusus
pendidikan menengah kejuruan adalah: (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi
manusia yang produktif , (b) menyiapkan peserta didika agar mmapu memilih
karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap professional, (c) membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni agar mampu mengembang diri secara mandiri
dikemudian hari, dan (4) membeekali peserta didik dengan kompetensi yang
sesuai dengan program keahlian.
Berdasarkan spektrum kurikulum 2013 SMK yang telah direvisi tahun 2016,
terdapat sembilan bidang keahlian di sekolah menengah kejuruan yaitu: (a)
teknologi dan rekayasa, (b) pekerjaan sosial, (c) agrobisnis dan agroteknologi, (d)
kemaritiman, (g) bisnis dan managemen, (h) pariwisata, dan (i) seni.
Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah pelaksanaan Prakerin yang
melibatkan peserta didik untuk berkecimpung di Dunia Industri dan Dunia Kerja
(IDUKA). Pelaksanaan prakerin dilaksanakan dengan penempatan peserta didik di
lembaga tertentu untuk mengetahui konsep nyata dunia kerja. Dengan begitu,
akan tercipta lulusan yang berkualitas melalui peningkatan proses dan hasil
pendidikan SMK. Hal ini sesuai instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri (Prakerin) menjadi bagian dari
pelaksanaan pembelajaran pada SMK yang melibatkan masyarakat khususnya
dunia kerja, terutama untuk memperkuat penguasaan kompetensi keahlian.
Tujuannya peserta didik menghayati dan mengamalkan serta menginternalisasi
nilai-nilai positif dunia kerja, dalam rangka membangun pribadi peserta didik
yang berkarakter. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun
2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), khususnya pada pasal 6 yang
menyatakan bahwa “Penyelenggaraan PPK Pada Satuan Pendidikan Jalur
Pendidikan Formal dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler”.
Untuk membangun peserta didik menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas, perlu dilakukan pengintegrasian PPK dalam pelaksanaan PKL.
Sumber daya manusia dalam konteks ini adalah peserta didik yang melaksanakan
praktik kerja lapangan dan sebagai calon pegawai atau pengusaha. Dalam
pendidikan SMK peserta didik dibekali keilmuan dengan integrase nilai-nilai
Pancasila juga dilaksanakan dalam PKL dengan karakter nilai jujur, disiplin,
bekerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) memiliki kesamaan dengan
program magang yang diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam
Negeri. Disebutkan bahwa pemagangan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja
yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja yang telah berpengalaman dalam proses produksi barang/jasa di
perusahaan, dalam rangka menguasai keahlian tertentu.
Dalam pelaksanaan program praktik kerja industri permasalahan yang sering
terjadi setiap tahun dalam me-manage program tahunan ini hanya sebatas sebagai
formalitas untuk melaksanakan prakerin, masih terdapat kurangnya perhatian
dalam proses manajemen prakerin, Sumber daya manusia yang terlibat seharusnya
lebih bias memperhatikan dari setiap yang terlibat agar lebih efektif dalam
kegiatan tersebut.
SMK N 1 Bangsri Jepara adalah salah satu satuan Pendidikan yang berada di
bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang beralamat di Desa
Bangsri RT. 05 RW. 16, Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. SMK N 1 Bangsri
Jepara mempunyai visi terwujudnya SMK yang mampu menciptakan tamatan
yang cerdas, produktif, kompetitif, bertaqwa, serta berakhlak mulia. SMK N 1
Bangsri memiliki lima (5) program keahlian yaitu Teknik dan bisnis sepeda
motor, rekayasa perangkat lunak, otomatisasi tata kelola perkantoran, akuntansi
dan keuangan lembaga, dan bisnis daring dan pemasaran.
Penelitian yang akan dikaji peneliti disini yakni program keahlian Teknik dan
Bisnis Sepeda Motor (TBSM) yang merupakan program SMK yang harus dimiliki
oleh siswa dalam program keahlian ini yaitu mencetak siswa yang terampil
dibidang Teknik dan bisnis sepeda motor, menyiapkan lulusan yang kompetitif di
industri otomotif, dan siap membuka usaha di bidang mechanical sepeda motor.
Namun, permasalahan di lapangan terdapat kendala yang dalam kegiatan
program praktik kerja industry (prakerin) keahlian Teknik dan bisnis sepeda
motor yakni kurangnya optimalisasi dan keterbatasan waktu dalam menerima
materi pelajaran. Selain itu yang paling penting adalah bagaimana SMK sebagai
salah satu Pendidikan vokasi perdu memikirkan dan mekaukan program praktik
kerja indstri tersebut agar berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut tidak
dipungkiri bahwa dalam mengatur suatu program atau kegiatan perlu adanya
manajemen. Manajemen di dalamnya terdapat orang atau kelompok yang
menajalankan guna semua tujuan yang sudah diatur dapat tercapai sesuai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) untuk program keahlian
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK N 1 Bangsri dilaksanakan di
semester 4, biasanya pada waktu siswa di kelas XI dan dilakukan ketika masa
awal tahun pelajaran genap. Untuk proses lamanya peserta praktik kerja industri
ini sekitar 3 bulan, yakni: Januari, Februari, dan Maret.
Permasalahan yang terjadi dalam penerapan manajemen praktik kerja industri
(Prakerin) masih ada hal yang belum berjalan secara optimal dan kurang
maksimal dari proses perencanaan, pengroganisasian, pelaksanaan, maupun
evaluasi. Dalam manajemen seperti perencanaan, peserta didik ataupun pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan prakerin masih belum matang dan kurang dalam
memperhatikan fungsi dari proses manajemen dan hanya menjalankan program
tersebut. Perorganisasian merupakan bagian yang sangat penting dilakukan dalam
suatu pelaksanaan kegiatan, dengan adanya pengorganisasian, perencanaan, dan
pengembangan manajemen praktik kerja industri (prakerin) yang dapat membawa
hal-hal ke arah tujuan prakerin tersebut bias menjadikan program prakerin
menjadi lebih terkoordinir dengan baik. Fungsi manajemen pengorganisasian ini
menciptakan struktur formal dimana kegiatan yang sudah ditetapkan, dibagi, dan
dikoordinasikan untuk menyempurnakan tujuan yang dicapai.
Berdasarkan uraian diatas, praktik kerja industri (prakerin) sangat berperan
penting dalam manfaat bagi pembelajaran di sekolah kejuruan program Teknik
dan Bisnis Sepeda Motor (TSBM). Dalam melaksanakan praktik kerja industri
(Prakerin) akan selalu ada manajemen didalamnya dan manajemen tersebut
memiliki peran penting untuk mencapai kesuksesan tujuan. Manajemen
merupakan suatu rankaian kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan
mengkoordinasi (mengendalikan) agar sesuai dengan yang diharapkan. Dari
beberapa fungsi manajemen tersebut, diharapkan manajemen praktik kerja
industri (Prakerin) program keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TSBM)
dapat dilakukan dalam upaya penyelenggaraan praktik kerja industri (Prakerin)
yang lebih optimal dalam mencapai tujuan. Manajemen yang baik akan
memberikan dampak yang baik guna keberhasilan suatu lembaga dalam mencapai
tujuan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian tentang
manajemen praktik kerja industri (Prakerin) yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi yang dilaksanakan di SMK N1
Bangsri khususnya untuk program keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
(TSBM) yang nantinya dalam melaksanakan praktik kerja industri dapat berjalan
dengan maksimak, optimal, dan efektif. Oleh karena itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian terkait dengan Manajemen Praktik Kerja Industri dalam
mewujudkan kesiapan kerja pada Program keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor (TSBM) SMK N 1 Bangsri.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan di atas,
maka masalah penelitian ini sebagai berikut.
1.2.1 Dalam perencanaan peserta didik atau pihak yang terlibat dalam
prakerin masih belum memperhatikan dengan matang dan kurang
memperhatikan fungsi dari proses manajemen dan juga hanya
menjalankan program tersebut.
1.2.2 Dalam pengorganisasian koordinasi antara pihak sekolah dengan
tempat praktik masih belum efektif dan belum berjalan dengan
semestinya.
1.2.3 Dalam pelaksanaan prakerin kurangnya perhatian dalam proses
manajemen prakerin orang-orang yang terlibat seharusnya lebih bisa
memperhatikan dari setiap yang terlibat agar lebih efektif dalam
kegiatan tersebut.
1.2.4 Evaluasi praktik kerja industri masih belum berjalan dengan baik
dilihat dari pelaksanaan prakrik kerja industri sebelumnya.
1.3 Cakupan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka cakupan masalah
pada penelitian ini adalah terbatas pada manajemen pengelolaan Praktik Kerja
Industri (Prakerin), adapun cakupannya meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan penilaian dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin).
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan terdapat permasalahan yang perlu dibahas,
diantaranya:
1.4.1 Bagaimana perencanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.4.2 Bagaimana pengorganisasian Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.4.3 Bagaimana pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.4.4 Bagaimana evaluasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan Teknik
dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasaran uraian diatas, maka tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1.5.1 Bagaimana perencanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.5.2 Bagaimana pengorganisasian Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.5.3 Bagaimana pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.5.4 Bagaimana evaluasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan Teknik
Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara?
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memberi manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretis
pada penelitian ini yaitu memberi kontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan pada dunia pendidikan di sekolah dan memberi sumbangan konsep-
konsep baru terkait dengan manajemen dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Manfaat praktisnya adalah penelitian ini menjadi suatu masukan untuk lebih
maksimal peranannya dalam mengimplementasikan manajemen dalam Praktik
Kerja Industri (Prakerin), menjadi gambaran awal sekolah untuk
mengimplementasikan manajemen dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin), dan
penelitian ini memberi motivasi bagi peneliti agar selalu menambah pengetahuan
pada keterampilan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Pustaka


Dari beberapa penelusuran yang telah peneliti lakukan terhadap karya-
karya ilmiah, hasil penelitian, jurnal, ataupun buku-buku teks terdapat beberapa
karya ilmiah yang relevan, diantaranya:
Arina Haq (2019) dalam penelitiannya yang berjudul “Manajemen
Pengembangan Kompetensi Tata Busana Berbasis Link And Match”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pengembangan kompetensi
tata busana di SMK Negeri 6 Semarang dilakukan dengan mengidentifikasi
kebutuhandan masalah. Pelaksanaan pengembangan kompetensi link and match
dalam pelaksanaannya dimulai dari kompetensi tenaga pendidik yang
dilaksanakan berbagai kegiatan. Pengawasan pengembangan evaluasi peningkatan
kompetensi tata busa berbasis link and match yang berkaitan dengan
kurikulumyang telah di validasi oleh DUDI dan SMK Negeri 6 Semarang, dan
program kerja yang telah direncanakan.
Madinatul Muna Waroh (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Model
Praktik Kerja Lapangan Sekolah Menengah Kejuruan Mitra Karya Mandiri
Ketanggung Brebes”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa dalam model
praktik kerja lapangan yang terdiri dari tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi masih perlu ditambahkan keguatan-kegiatan lain untuk
memaksimalkan fungsi pengelolaan. Aspek input diketahui bahwa pengelolaan
komponen praktik kerja lapangan hanya berdasarkan pertimbangan sekolah dan
tanpa melakukan sinkronisasi dengan DUDI. Aspek proses yaitu kurangnya
intensitas monitoring yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pembimbing
industry selama siswa melaksanakan praktik.
Penelitian Novi Hery Yono (2021) yang berjudul “Pengembangan Model
Manajemen Praktik Kerja Industri Berbasis Pembelajaran Proyek Pada Siswa
SMK”. Hasil penelitian ini yaitu model faktual manajemen parktik kerja industri
menunjukkan belum adanya pengelolaan secara teristem dan terintegrasi antara
SMK dan industri sehingga keterserapan lulusan SMK rendah. Model hipotik
manajemen praktik kerja industry berbasis proyek disusun berdasarkan empat
prinsip yaitu prinsip manajemen, prinsip pendidikan kejuruan, dan prtinsip
pembelajaran siswa aktif berbasis pembelajaran proyrk dan penilaian hasil belajar.
Setiyawami (2021) dalam penelitian yang berjudul “Model Manajemen
SMK Untuk Mengatasi Pengangguran Lulusan”. Hasil pembahasan dalam
penelitian adalah pembelajaran budang kejuruan didasarkan standar kompetensi
nasing-masing program keahlian yang mengarah pada model teacher factory.
Dalam pencarian kerja ada siswa yang mencari sendiri atau melalui BKK sekolah.
Penelitian dari Wirawan Sumbodo (2016) yang berjudul “Pengembangan
Model Manajemen Kemitraan SMK Berbasis Industri Pada Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa manajemen
kemitraan berbasis industri dapat mendukung kegiatan meliputi: kunjungan
industry, kuliah umum, praktik kerja industri, guru tamu, dan sebaginya. Model
manajemen SMK berbasis indutri Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan terdiri
dari komponen pengelolaan yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi yang digunakan sebagai model untuk mengelola program kemitraan
SMK khususnya kompetensi keahlian Teknik Pemesinan.
Penelitian dari Titin Rahayu Setjahjanti (2021) yang berjudul “Manajemen
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Program Keahlian Manajemen Perkantoran di
SMK Tamtama Karanganyar”. Penelitian tersebut menjelaskan tentang (a)
perencanaan PKL program manajemen perkantoran sudah dilakukan dengan baik
yaitu dengan sinkronisasi kurikulum, pemilahan kompetensi, pembuatan peta
DUDI dan pendataan tempat PKL. (b) pengorganisasian PKL program
manajemen perkantoran sudah dilakukan dengan sangat baik dan merupakan
koordinasi yang dilakukan oleh Humas dan POKJA. (c) PKL sudah dilaksanakan
dengan sangat baik dengan melakukan kegiatan diantaranya: pembekalan,
penyerahan, pembimbingan, dan penarikan. (d) Pengawasan PKL sudah dilakukan
dengan baik, yaitu dengan: monitorinh dan pelaporan.
Penelitian oleh Ridho Iktiari (2018) yang berjudul “Manajemen Praktik
Kerja Industri di SMK N 1 Kalasan Yogyakarta dalam Mengupayakan
Keterserapan Lulusan Di Dunia Usaha dan Dunia Industri”. Pembahasan dalam
penelitian tersebut menjelaskan tentang (a) perencanaan persiapan prakerin di
SMK Negeri 1 Yogyakarta telah dilakukan dengan baik yang sesuai dengan
tahapan perencanaan persiapan kegitannya (sinkronisasi kurikulum, pembuatan
perencanaan peta DUDI, koordinasi Pokja PSG, sosialisasi, dan pembekalan). (b)
Pengorganisasian prakerind di SMK Negeri 1 Kalasan Yogyakarta dilakukan
dengan baik dan koordinasi dilakukan oleh Kaur Prakerin dan WK Humas. (c)
Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Kalasan Yogyakarta sudah dilaksanakan
dengan baik pada semester 4 atau lebih tepatnya pada kelas 2, pelaksaan prakerin
dilakukan selama 3 bulan. Kegiatan-kegiatan prakerin diantaranya: pengajuan
prakerin, penyerahan prakerin, pelaksanan dan penempatan siswa di industri,
monitoring prakerin, penarikan prakerin, dan penilaian prakerin. (d) Evaluasi
prakerin di SMK Negeri 1 Kalasan Yogyakarta dilakukan dengan baik dengan
mengumpulkan data-data dan memganalisis datanya.
2.2 Kerangka Teoritis
2.2.1 Manajemen Pendidikan
2.2.1.1 Pengertian Manajemen Pendidikan
Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan
manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat
diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli
tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen
merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dalam praktiknya melakukan manajerial dapat menggunakan
kemampuan atau keahlian dengan dengan mengikuti suatu
alur/prosedur keilmuan secara ilmiah dan ada juga karena berdasarkan
pengalaman dengan lebih menonjolkan kekhasan atau gaya manajer
dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Dengan demikian
terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu :
a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang
selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu suatu
profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada
keterampilan dan kemampuan mnajerial yang diklasifikasikan
menjadi kemampuan dan keterampilan teknikal, manusiawi, dan
konseptual.
b.Manajemen sebagai suatu proses yaitu dengan menentukan langkah
yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya seseorang
dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan. Berikut adalah definisi manajemen menurut para
ahli :
1) Harsey dan Blanchard (1996:9) manajemen merupakan suatu
proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui
kepemimpinan.
2) Stoner (1992:8) manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
3) Robbins dan Coultar (1996:6) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan
secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
4) George R. Terry (1966) mendefinisikan manajemen bsebagai
suatu proses yang jelas terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksankan sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan
sumberdaya dan sumber-sumber lainnya.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan
proses yang berkelanjutan yang bermuatan kemampuan dan keterampilan khusus
yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara
perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam
mengkoordinasi dan menggunakan segala sumber untuk mencapai tujuan
organisasi secara produktif, efektif, dan efisien.
2.2.2 Fungsi Manajemen
Manajemen apabila dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan sumber,
apahak pemanfaatan sumber dalam pencapaian tujuan sudah mencapai tujuan
yang ditetapkan. Berikut fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli:
a. George Terry
Berikut adalah empat fungsi manajemen menurut George Terry:
1) Perencanaan (Planning)
Perencanan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan
dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk
mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala
kebutuhan memperhitungkan macam-macam apa yang menjadi
kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang
bermaksud untuk mencapai tujuan.
2) Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian (Organization) sebagai cara ntuk
mengumpulkan orang-orang dan menenpatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang telah
direncanakan.
3) Penggerakkan/Pelaksanaan (Actuating)
Penggerakkan (actuating) untuk menggerakkan organisasi agar
berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing dan
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi
agar pekerjaan.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (Controlling) yaitu untukmengawasi gerakan dari
organisasi yang sesuai dengan rencana, serta mengawasi
penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa tercapai
secara efektif dan efisien.
b. Hendry Fayol
Lima fungsi manajemen menurut Hendry Fayol yang diringkas
sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan penempatan tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijakan proyek, program, metode, prosedur,
sistem anggaran yang dibutuhkan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
a) Penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.
b) Perencanaan dan pengembangan suatu organisasiatau
kelompok kerja yang akan membawa hal-hal tersebut kearah
tujuan.
c) Penugasan tanggung jawab tertentu.
d) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugasnya
3) Penyusunan (Staffing)
Penyusunan personalia adalah penarikan latihan dan
pengembangan serta penempatan dan pemberian oriesntasi
karyawan pada lingkungan kerja yang produktif.
4) Pengarahan (Leading)
Pengarahan adalah bagaimana membuat karyawan melakukan
yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
5) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk
menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yg
ditetapkan.
c. Lyndall F. Urwick (1974)
Fungsi manajemen menurut Lyndall F. Urwick, diantaranya:
1) Penyusunan (Staffing)
Penyusunan merupakan fungsi fungsi manajmene yang berupa
penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
2) Perencanaan (Planning)
Pembatasan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada
enam pertanyaan sebagai berikut:
a) Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
b) Apakah sebabnya tinakan itu harus dikerjakan ?
c) Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?
d) Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
e) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
f) Bagaimanakah cara melaksanakan tindakan itu ?
3) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan kumpulan dua orang atau lebih
yang bekerjasama dalam cara yang berstruktur untuk mencapai
sasaran spesifik.
4) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian atau mengadakan koreksi sehingga yang
dilakukan dapat diarahkan sesuai maksud dan tujuan yang benar.
5) Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang berhubungan usaha
memberikan bimbingan, saran, dan perintah ataupun instruksi
kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
6) Koordinasi (Coordinating)
Pengordinasian adalah salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agat tidak terjadi kekacauan
ataupun percecokkan dengan jalan menyatukan pekerjaan
bawahan, sehingga terdapat kerjasama dalam mencapai tujuan
organisasi.
2.3 Praktik Kerja Industri
2.3.1 Pengertian Praktik Kerja Industri
Pengertian Praktik Kerja Industri yang disingkat “Prakerin” adalah
suatu sistem pembelajaran yang dilakukan di luar proses kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan di perusahaan/industri atau instansi yang
relevan.
Praktik Kerja Industri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan
program di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai satu
tingkatan keahlian tertentu (Depdikbud, 1994:7)
Pembelajaran di dunia kerja merupakan suatu strategi setiap peserta
mengalami proses belajar dengan bekerja secara langsung (learning by
doing). Prakerin merupakan kegiatan wajib yang ditempuh bagi peserta didik
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang termasuk bagian dari Pendidikan
Sistem Ganda (PSG). PSG sendiri merupakan suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian professional antara sistemastis dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melali kegitan bekerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai
tingkatan keahlian professional. Menurut Wibowo prakerin merupakan
bentuk kerjasama antara sekolah dengan industri yang selama ini dilakukan
sekolah dengan memberikan kepercayaan kepada industri untuk membimbing
siswa mencapai kompetensi.
Menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Prakerin atau
Praktik Kerja Industri merupakan kegiatan Pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan
di dunia usah atau dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa
sesuai bidang yang digelutinya. Pada umumnya sekolah akan mengupayakan
terlaksananya program Prakerin SMK ini demi meningkatkan keterampilan
siswa di bidangnya. Dalam program ini, para siswa akan dibekali ilmu
pengetahuan dasar agar dapat meminimalisir kendala-kendala yang akan
terjadi pada saat penerapan bekerja. Program ini dilaksanakan agar siswa
lebih siap untuk bekerja di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori
yang sudah dipelajari di sekolah. Dengan begitu, Ketika lulus nanti, siswa
dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia kerja atau dunia industri (DU/DI).
Prakerin SMK ini merupakan upaya sekolah dalam meningkatkan mutu siswa
SMK sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjalani pekerjaa
sesuai dengan bidangnya dan memasuki dunia kerja yang persaingannya
semakin hari semakin ketat. Beberapa sekolah sudah mewajibkan program
prakerin bagi para siswa dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Dikmenjur dalam Pratama (2018) praktik kerja industri adalah
pola penyelenggaraan diklat yang dikelola antara sekolah (SMK) dengan
industri sebagai institusi pasangan yang melalui tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, sampai tahap industri. Praktik kerja industri merupakan
implementasi dari PSG yang sistematik dan sinkronisasi antara program
Pendidikan dalam sekolah dan program penguasaan keahlian di luar sekolah.
PSG ini bersifat wajib bagi seluruh peserta didik di SMK yang memiiki
konsep sendiri dalam pelaksanaan dan mempunyai tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta dalam suatu jenis
pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut Hamalik menjelaskan prakerin
merupakan pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan serta membina tenaga
kerja baik secara structural maupun secara fungsional yang mempunyai
kemampuan melaksanakan loyalitas, melaksanakan dedikasi, dan disiplin
yang baik
2.3.2 Tujuan Praktik Kerja Industri
Tujuan penyelenggaraan prakerin menurut Direktorat Pembina Sekolah
Menengah Kejuruan (Dikmenjur) dalam Asiyah (2017), diantaranya:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas.
b. Memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia kerja.
c. Meningkatkan efisiensi proses Pendidikan dan pelatihan kerja yang
berkualitas dan profesional.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses Pendidikan.
Adapun tujuan penyelenggaraan prakerin menurut Wardiman
Djojonegoro dalam Pamungkas (2017), yaitu sebagai berikut:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan (link and match) antara
lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja.
c. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja yang berkualitas, dengan cara memanfaatkan sumber
daya pelatihan.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kera
sebagai bagian dari proses pendidikan.
2.3.3 Manfaat Praktik Kerja Industri
Menurut Hamalik, prakerin dapat memberikan manfaat bagu peserta
didik sebagai berikut:
a. Menyediakan kesempatan peserta didik untuk melatih keterampulan
manajemen dalam suatu lapangan aktual.
b. Memberikan pengalaman prakrik pada peserta didik sehingga hasil
pelatihan bertambah luas.
c. Memberikan kesempatan peserta didik untuk memecahkan berbagai
masalah di lapangan sesuai dengan kemampuannya.
d. Menjembatani persiapan peserta didik untuk terjun ke bidang
tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut.
Sedangkan menurut Wadirman, menjelaskan bahwa program PSG dan
prakerin akan memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan bekal keahlian yang profesional untuk terjun ke dunia
kerja dan unutk bekal scara berkelanjutan.
b. Rentang waktu untuk mencapai keahlian profesional yang lebih
singkat.
c. Keahlian yang diperoleh dr program prakerin dapat mengangkat rasa
percaya diri untuk meningkatkan keahlian pada tingkat yang lebih
tinggi.
Praktik industri mencakup pengertian teori dibidang keahlian dan
keterampilan praktik. Praktik kerja industri diatas dapat diartikan sebagai
sasaran yang dapat tercapai pada pelaksanaan praktik kerja industri yang
walaupun pada kenyataannya terdapat perbedaan antara pelajaran yang
diberikan disekolah dengan dunia kerja yang nyata. Meskipun terdapat
perbedaan tersebut, akan tetapi setidaknya lembaga pendidikan telah
memberikan gambaran tentang profesi yang akan dijalani peserta didik
selama mengikuti prakerin.
2.3.4 Perencanaan Praktik Kerja Industri
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Menurut Didin Kurniadin
dan Iman Mchali (2013 : 139), perencanaan merupakan sebuah proses
kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Vincent
Didiek (2013:5), berpendapat bahwa perencanaan merupakan proses
menentukan tujuan yang akan dicapai serta cara atau strategi yang harus
diambil untuk mencapainya. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dan kegiatan yang
akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat
rencana dibuat.
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki
peran penting dan utama, bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi yang
lainnya. Dengan demikian keberhasilan suatu pengelolaan tergantung pada
pada perencanaannya. Berdasarkan pendapat para ahli dapat dijelaskan
bahwa perencanaan adalah langkah awal untuk menentukan serangkaian
kegiatan tentang apa yang akan dicapai, bagaimana hal tersebut bisa dicapai,
serta tindakantindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan
program praktek kerja industri perlu disusun secara matang. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih bermakna harus dilaksanakan oleh suatu team
(team work). Petugas yang terlibat di dalam team harus saling bekerja sama,
tolong menolong dan bertukar pikiran. Penyusunan program praktek kerja
industri di sekolah memegang peranan penting dalam rangka pelaksanaan
layanan praktek kerja industri di sekolah. Penyusunan suatu program
praktek kerja industri di sekolah hendaknya didasarkan pada beberapa
prinsip :
a. Program praktek kerja industri hendaknya direncanakan sebagai
suatu proses yang berkesinambungan dan terintegrasi.
b. Program praktek kerja industri hendaknya disusun dengan
melibatkan diri siswa dalam proses perkembangannya.
c. Program praktek kerja industri hendaknya menyajikan berbagai
macam pilihan tentang kesempatan kerja yang ada dalam
lingkungannya serta dalam dunia kerja.
d. Program praktek kerja industri hendaknya mempertimbangkan
aspek pribadi siswa secara totalitas
e. Program praktek kerja industri hendaknya diwujudkan untuk
melayani semua siswa.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu disusun program praktik
kerja industri agar usaha layanan praktik kerja industri di sekolah betul-
betul berdaya guna, berhasil dan tepat sasaran. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut maka perlu adanya persiapan penyusunan program layanan praktik
kerja industri. Persiapan penyusunan program praktek kerja industri di
sekolah merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai
bentuk survei untuk menginventarisasikan tujuan, kebutuhan, kemampuan
sekolah, serta kesiapan sekolah untuk melaksanakan program praktik kerja
industri. Dalam tahap persiapan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah
studi kelayakan, penyusunan program, penyediaan fasilitas,
pengorganisasian, pertemuan petugas, latihan/orientasi.
Dalam penyusunan program yang harus diperhatikan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
a. Penyusunan program hendaknya merumuskan masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa, koordinator praktek kerja industri, dan
kepala sekolah.
b. Dalam penyusunan program praktek kerja industri hendaknya
dirumuskan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dalam
menangani berbagai masalah serta dirumuskan bentuk-bentuk
kegiatan yang berkenaan dengan jenis-jenis kegiatan, waktu
pelaksanaan dan sasarannya.
c. Dalam penyusunan program praktek kerja industri hendaknya
dirumuskan dan diinventarisasikan berbagai fasilitas yang ada,
termasuk di dalamnya personalia bimbingan yang telah ada
sebagai penopang pelaksanaan program praktek kerja industri,
serta dana yang dibutuhkan. Fasilitas merupakan suatu faktor
yang sangat menentukan dalam pelaksanaan praktek, sehingga
fasilitas yang perlu disediakan meliputi :
1) Faktor hardware (faktor-faktor keras), yang dapat berwujud
fasilitas tempat praktek, ruang istirahat, ruang konferensi,
mesin bubut, mesin frais, almari, kunci-kunci, kotak masalah,
papan tulis media praktek dan lain-lain.
2) Faktor software (faktor lunak), antar lain berupa buku paket,
buku acuan, buku penuntun praktek, kepustakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan atau praktek, serta format-
format isian seperti, pedoman interview, dan lain-lain.
2.3.5 Pengorganisian Praktek Kerja Industri
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang
dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Sedangkan menurut
George R. Terry & Lwslie W. Rue (2005:82) mengatakan bahwa
pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuantujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang
manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi
anggota-anggota kelompok. Selain itu, Vincent Didiek (2013:62)
berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan suatu aktifitas yang
berkaitan dengan penyusunan struktur organisasi. Berdasarkan pendapat
para ahli dapat dijelaskan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses
menata atau menyusun struktur dan sumber daya-sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Praktek kerja industri tidak akan dilaksanakan tanpa organisasi yang
baik. Tanpa organisasi itu berarti tidak adanya suatu koordinasi,
perencanaan, sasaran yang jelas, kontrol, serta kepemimpinan yang
berwibawa, tegas dan bijaksana. Dengan demikian perlu pihak-pihak yang
terlibat harus melaksanakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab terhadap
wewenang yang telah diberikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
pengorganisasian kegiatan praktik kerja industri dapat dikoordinasikan
dengan baik:
a. Semua staf sekolah meliputi kepala sekolah, koordinator praktik
kerja industri, guru pembimbing, guru bidang studi, wali kelas,
dan staf administrasi yang terlibat dalam kegiatan praktek harus
dihimpun dalam satu wadah sehingga terwujud satu kesatuan cara
bertindak dalam membantu memberikan layanan praktik kerja di
sekolah
b. Mekanise kerja, pola kerja atau prosedur kerja ,praktik yang
dilakukan harus tunggal sehingga tidak membingungkan siswa
akibat petugas yang berbeda.
c. Tugas-tugas tanggung jawab dan wewenang dari masingmasing
petugas yang terlibat harus diperinci dengan jelas sehingga
masing-masing petugas akan dapat memahami dan mengerti
kewajiban dan tanggung jawabnya.
Dengan demikian pengorganisasian kegiatan ini di sekolah memiliki
peranan penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan praktik kerja lapangan dunia industri, yang tentunya
melibatkan personel sekolah dalam mewujudkan tujuan tersebut. Berikut
adalah tugas dan tanggung jawab masing-masing personel diantaranya:
2.3.5.1 Kepala sekolah.
a. Melaksanakan layanan praktik kerja industri.
b. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain.
c. Menyiapkan surat pernyataan
d. Membuat surat tugas guru
e. Menetapkan koordianator guru.
f. Melakukan supervisi
g. Memberikan kemudahan terlaksannya praktek kerja lapangan
h. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana program
praktik kerja industri.
i. Mengoordinasikan kegiatan pendidikan
2.3.5.2 Wakil kepala sekolah
a. Melaksanakan praktik kerja industri
b. Melaksanakan kebijakan pemimpin
c. Mengoordinasikan layanan praktik kerja industri
d. Koordinator guru pembimbing
Mengoordinasikan guru pembimbing dalam :
a. Memasyarakatkan pelayanan praktik kerja industri
b. Menyusun program
c. Melaksanakan program
d. Mengadministrasi kegiatan praktik kerja industri
e. Menilai program
f. Mengadakan tindak lanjut
g. Membuat usulan kepada kepala sekolah atau kapala temapat
siswa praktik.
h. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan praktik kerja
industri.

2.3.5.3 Guru pembimbing


a. Mengadministrasi kegiatan praktik kerja industri
b. Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis evaluasi
c. Menganalisis hasil evaluasi
d. Mengevaluasi proses hasil layanan praktik kerja industri
e. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan praktik kerja
industri
f. Melaksanakan persiapan kegiatan praktik kerja industri
g. 2.Merencanakan progam praktik kerja industri
h. Memasyarakatkan praktik kerja industri
2.3.5.4 Guru mata pelajaran
a. Membantu memberi penjelasan layanan praktik kerja industri
b. Melakukan kerja sama dengan guru
c. Mengalihtangankan siswa
d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan praktik kerja
industri.
e. Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan
praktik kerja industri.
f. Membantu mengumpulkan infornnasi
g. Ikut dalam program layanan praktik kerja industri.
h. Berpartisipasi kegiatan pendukung seperti konferensi kasus
i. Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan
potensi
2.3.5.5 Wali kelas
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan
praktik kerja industri
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi
siswa
c. Ikut serta dalam konferensi kasus

2.3.5.6 Staff / tata usaha / administrasi


a. Membantu guru dalam mengadministrasi kegiatan praktik
kerja industri
b. Mempersiapkan kegiatan praktik kerja industri
c. Melengkapi dokumen tentang siswa

2.3.6 Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelaksanaan diartikan


implementasi atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan atau diterapkan adalah
program yang telah didesain atau dirancang untuk kemudian dilaksanakan
sepenuhnya, dengan demikian pelaksanaan program tersebut dituntut untuk
dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan apa yang telah direncakan.
Menurut Nurdin Usman (2002:70) mengemukakan pendapatnya mengenai
pelaksanaan atau implementasi. Implementasi (pelaksanaan) adalah bermuara
pada aktifitas, aksi tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem yang terencana
untuk mencapai tujuan. Menurut Guntur Setiawan (2004:39) mengemukakan
bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses
interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan
jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.
Berdasarkan pengerian-pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa
pelaksanaan bermuara pada mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan
yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh berdasarkan acuan norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pelaksanaan praktek kerja lapangan di sekolah merupakan penggabungan
dari fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian. Pelaksanaan merupakan
merupakan seperangkat kegiatan yang diprogramkan secara terpadu, menyeluruh,
terencana, dan berkelanjutan yang bertujuan agar siswa :
a. Mampu menemukan serta memahami diri pribadinya

b. Mampu merencanakan masa depan tentang pendidikan, pekerjaan,


jabatan/karirnya.
c. Mampu memahami masyarakat dan dunia sekitarnya.

d. Terampil dalam mengambil keputusan

Pelaksanaan praktek di sekolah meliputi beberapa aspek antar lain :

a. Layanan informasi kepada siswa, guru bidang studi, wali kelas, orang
tua, instansi dan masyarakat
b. Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa
c. Ceramah dari guru pembimbing
d. Kunjungan pengumpulan informasi di berbagai perusahaan dan
lapangan kerja
e. Mengumpulkan informasi
f. Membuat peta dunia kerja di lingkungan sekitarnya
g. Konsultasi dan konseling kepada pembimbing tentang praktek
Menurut Sukarnati, (2011 : 130) pada tahap pelaksanaan praktik kerja
industri, siswa mendapat bimbingan dari instruktur di industri dan guru
pembimbing dari sekolah dengan pembimbing yang efektif. Guru pembimbing
melakukan pembimbingan praktik kerja industri selama proses belajar mengajar,
dan saat siswa mengikuti praktik keahlian produktif di dunia industri. Sebelum
menerjunkan siswa ke lapangan tim prakerin mengadakan pembinaan atau
pembekalan terlebih dahulu, pembekalan merupakan kegiatan yang wajib diikuti
siswa sebelum berangkat praktik. Materi pembekalan adalah pengenalan dunia
usaha dan dunia industri, tata tertib di dunia usaha dan dunia industri yang
berbeda dengan tata tertib di sekolah, cara pengisisan jurnal yang berguna sebagai
laporan bagi siswa saat guru pembimbing melaksanakan monitoring, cara
membuat laporan agar siswa dapat melaporkan kegiatan selama praktik.

2.3.7 Evaluasi Praktek Kerja Industri


Secara umum evaluasi adalah suatu proses kegiatan untuk menyediakan
informasi tetang sejauh mana suatu kegiatan tertentu dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentuuntuk mengetahui apakah
ada selisi antara keduanya,serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dengan harapan – harapan yang ingin diperoleh. Dalam pengertian
yang lain, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan kegiatan dicapai. pendapat yang
sama dikemukakan oleh Wrightstone, (1956:54) yang mengemukakan bahwa
evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan kearah tujuan
atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Ada pun pendapat lain tentang pengertian
evaluasi yang dikemukakan Sudijono (1996:23) mengemukakan bahwa evaluasi
adalah interpretasi atau penafsiran yang bersumber pada data kuantitatif, sedang
data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran.
Proses evaluasi pada umumnya memiliki tahapantahapannya sendiri
walaupun tidak semuanya sama tetapi yang lebih penting adalah bahwa prosesnya
sejalan dengan fungsi evaluasi itu sendiri. Berikut ini adalah salah satu tahapan
evaluasi yang sering digunakan yaitu: menentukan apa yang akan dievaluasi
dalam bidang apapun, apa saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu pada suatu
program kerja. Tujuan evaluasi adalah meningkatakan mutu program,
memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam
kegiatan,memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang
telah direncanakan. Suprihanto (1988 : 45), mengatakan bahwa tujuan evaluasi
antara lain:
a. Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan
datang.
b. Untuk memperbaiki alokasi sumber daya dan manajemen saat ini serta
dimasa yang akan datang.
c. Memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
program perencanaan kembali suatu program melalui kegiatan mengecek
kembali revelansi dari program dalam hal perubahan kecil yang
terusmenerus dan mengukur kemajuan target yang direncanakan.
Menurut Lavinghouze (2007;23), mengatakan bahwa kegiatan evaluasi
dilakukan untuk:
a. Menyiapkan pertanggung jawaban kegiatan kepada lembaga.
b. Membantu menentukan tujuan yang telah ditentukan pada perencanaan,
c. Meningkatkan program kegiatan,
d. Memberi kontribusi untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu
program,
e. Meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat.
f. Menginformasikan kebijakan.

2.4 Sekolah Menengah Kejuruan


Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu pendidikan menengah
kejuruan yang ada di Indonesia yang mengutamakan pengembangan kemampuan
siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Sesuai dengan bentuknya,
Sekolah Menengah Kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan
yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1990). Artinya, demi mewujudkan tujuan smk yaitu sebagai pencetak
tenaga kerja ahli yang siap kerja, maka SMK juga harus memperhatikan pasar
kerja agar dapat mengetahui tenaga kerja dengan kompetensi keahlian seperti apa
yang dibutuhkan dilapangan kerja, sehingga program keahlian yang ada di smk
bisa meyesuaikan kebutuhan duia kerja yang ada.
Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,
bahwa pendidikan kerjuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Maka
jelas bahwa Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK memiliki tujuan utama yaitu
sebagai pencetak tenaga kerja ahli dalam bidang atau jurusan tertentu yang
disediakan oleh masing-masing SMK tersebut. Lulusan SMK yang berperan
dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah,
selain diharuskan menguasai kompetensi dibidangnya, siswa SMK juga harus
mampu melakukan pengembangan diri sebagai upaya mempersiapakan dirinya
untuk menghadapi dunia kerja serta berkompetisi atau mempertahankan kariernya
di dunia kerja kelak setelah lulus. Dengan teori diatas, maka peran Bimbingan
Kejuruan yang diberikan oleh guru pembimbing yang berkompeten dapat
berpengaruh dalam menunjang kesiapan kerja siswa smk agar lebih matang dalam
menyiapakan jenjang karier yang akan mereka tempuh setelah lulus nantinya.
Pada penelitian ini, lokasi penelitian berada di SMK Negeri 1 Bangsri jepara
yang beralamatan Jl. KH. Achmad Fauzan No. 17 Bangsri Jepara. SMK Negeri 1
Bangsri merupakan salah satu sekolah kejuruan yang eksis dalam aktivitas
layanan pendidikan kejuruan pada kelompok teknologi dan rekayasa, yaitu terdiri
dari beberapa jurusan, diantaranya:
a. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
b. Rekayasa Perangkat Lunak
c. Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
d. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
e. Bisnis Daring dan Pemasaran

2.5 Regulasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)


Dalam Buku Pelatihan dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Kejuruan (2018), tertulis dalam bagian deskripsi program
Prakerin kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan Praktikum. Praktik Kerja
Industri dilaksanakan pada kelas XI dan/atau kelas XII untuk program 3 tahun dan
kelas XII dan/atau kelas XIII untuk program 4 tahun dengan pilihan pola harian
(120 -200 hari), pola mingguan (24-40 minggu) atau pola bulanan (6-10 bulan).
Selain harus memperhatikan pelaksanaan pembelajaran yang terintegrasi maupun
tidak terintegrasi dengan Prakerin, sekolah juga perlu mengatur rotasi kelompok
Prakerin untuk memenuhi jumlah jam kerja di Institusi Pasangan/DUDI, biasanya
kurang dari 5 hari per minggu. Apalagi UN bukanlah salah satu faktor penentu
kelulusan, sehingga program Prakerin ini dapat dilaksanakan dengan sistem blok.

2.6 Kesiapan Kerja


2.6.1 Pengertian Kesiapan Kerja
Wagner dalam Firdaus (2012, hlm. 402) mengatakan “Kesiapan kerja
adalah seperangkat keterampilan dan perilaku yang diperlukan utuk bekerja
dalam pekerjaan apapun bentuknya”. Menurut Wibowo dalam Pratama dkk
(2018:5) kesiapan kerja adalah “Suatu kemampuan seseorang untuk dapat
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang didasari
dengan keterampilan dan pengetahuan yang mempunyai sikap
profesionalisme dan didukung dengan sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut”.
Menurut Pool dan Sewel dalam Agusta (2015 : 370) mengungkapkan
bahwa untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi diperlukan beberapa hal
yaitu keahlian sesuai bidangnya, wawasan yang luas, pemahaman dalam
berpikir, dan kepribadian baik yang membuat seseorang dapat memilih dan
merasa nyaman dengan pekerjaannya sehingga meraih sukses.
Meurut Agus Fitri Yanto (2006 : 9) secara sederhana kesiapan kerja
dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan adanya keserasian
antara kematangan fisik, mental, serta pengalaman sehingga individu
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam
hubungannya dengan pekerjaan atau kegiatan. Harjono (1990 : 23)
mengemukakan bahwa kesiapan kerja peserta didik untuk memasuki dunia
kerja adalah segala sesuatu yang harus disiapkan dalam melaksanakan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi seseorang yang yang meliputi
kematangan fisik, mental, sikap, pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman sehingga mempunyai kemauan dan kemampuan untuk
meksanakan kegiatan keahlian sesuai dengan bidangnya yang berhubungan
dengan pekerjaan.

2.6.1.1 Aspek-aspek Kesiapan Kerja


Aspek-aspek kesiapan kerja menurut Agus Fitryanto dalam
Surokim (2016 : 565) adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai pertimbangan yang logis dan objektif.
b. Mempunyai kemampuan dan kemauan bekerja sama dengan
orang lain.
c. Memiliki sikap kritis.
d. Mempunyai keberanian
e. Mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
f. Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti
perkembangan kompetensi keahlian yang dimiliki.
Adapun menurut Pool dan Sewell dalam Agusta (2015 : 372-
373) kesiapan kerja meliputi empat aspek utama sebagai berikut :
a. Aspek keterampilan, merupakan kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas yang
berkembang dari hasil penelitian dan pengalaman yang
telah didapat. Keterampilan bersifat praktis, keterampilan
interpersonal dan intrapersonal, kreatif dan inovatif, berpikir
kritis dan mampu memecahkan masalah, dan dapat
bekerjasama, menyesuaiakan diri dan keterampilan
berkomunikasi.
b. Aspek ilmu pengetahuan, merupakan aspek yang
menjadikan Pendidikan sebagai dasar secara teoritis
sehingga memiliki kemampuan untuk dapat menjadi ahli
sesuai dengan bidangnya.
c. Aspek pemahaman, yaitu merupakan kemampuan seseorang
agar dapat mengerti dan memahami sesuatu yang sudah
dikenal dn mudah diingat, sehingga pekerjaannya dapat
dilakukan dan memperoleh kepuasan sehingga mengetahui
apa yang menjadikan keinginannya.
d. Atribut kepribadian, yaitu mendorong seseorang dalam
memunculkan potensi yang dimiliki seperti etika dalam
bekerja, bertanggung jawab, manajemen waktu dll.
2.6.1.2 Ciri- ciri Kesiapan Kerja
Mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja diperlukan
suatu kesiapan yang matang dalam diri seseorang itu sendiri, terutama
menyangkut ciri-ciri yang berhubungan dengan diri seseorang.
Menurut Kuswana dalam Lestari dan Budi (2015 : 188) menyebutkan
bahwa cir-ciri seseorang yang memiliki kesiapan kerja adalah
mencakup sebagai berikut :
a. Mengetahui dan memahami apa yang akan dilakukan dalam
pekerjaannya sesuai jabatan yang diembannya.
b. Berpengatahuan mengenai prasarat kerja berdasarkan dimensi,
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan
procedural dan pengetahuan yang saling terkait.
c. Berpengetahuan bagaimana cara berperilaku sebaga tenaga kerja
yang kompeten.
d. Mempuanyai perspektif yang positif mengenai minat dan motivasi
terhadap aturan yang diberlakukan di lingkungan pekerjaannya.
e. Bersikap positif dan menerima resiko akibat pekerjaan dan
lingkungannya.
f. Memahami dan dapat mengatasi masalah atas pekerjaannya.
2.6.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan kerja
Menurut kardimin dalam Pamungkas (2017 : 32) faktor-
faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja sebagai berikut :
a. Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam peserta didik meliputi
kematangan, baik fisik maupun mental, tekanan, kreativitas, minat,
bakat, intelegensi, kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan dan
motivasi.

b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar peserta didik meliputi peran
masyarakat, keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi
dunia kerja dan pengalaman kerja.
Sedangkan menurut Kartono (1985), faktor-faktor
mempengaruhi kesiapan kerja yaitu:
a. Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran penting dalam berhasil atau tidaknya
seseorang melaksanakan tugas-tugasnya. Ketika seseorang dapat
memegang peran penting dalam berhasil atau tidaknya dalam
melaksanakan tugas, seseorang tersebut dinilai siap untuk bekerja.
b. Keterampilan dan Kecakapan
Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan seseorang tidak
perlu meniru-niru, dari melihat banyak orang berhasil dalam
hidpunya di berbagai macam bidang. Sebab seterampilan dan
kecakapan itu berbeda-beda. Keterampilan dan kecakapan
seseorang menentukan keberhasilan seseorang dalam kesiapan
kerjanya.
c. Bakat
Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum seseorang
mempunyai pekerjaan atau meneruskan belajar ialah menemukan
bakat yang ada dalam diri sendiri dan mempraktikkkannya. Ketika
seseorang berbakat dalam suatu pekerjaan, maka seseorang tersebut
akan cenderung siap dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang
sesuai bidangnya.
d. Kemampuan dan Minat
Seseorang harus mengetahui apakah kemampuan dan minatnya
cocok dengan pekerjaan uang dimasukinya. Jika kemampuan dan
minatnya itu cocok dengan pekerjaan yang akan dimasuki,
seseorang tersebut cenderung siap dalam bekerja sesuai dengan
pekerjaannya
e. Motivasi
Dalam mencapai suatu keberhasilan dalam bekerja, maka
diperlukan adanya motif-motif untuk kreatif, mencari efisisensi,
mencapai sesuatu dan motof bekerja. Jika seseorang memiliki motif
dalam bekerja, maka cenderung akan siap bekerja.
f. Kepribadian
Pribadi yang berhasil yaitu jika seseorang sanggung berhubungan
baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan seta
kenyataan hidup secara wajar dan efektif, juga dapat memperoleh
rasa puas atas hasil yang telah dicapainya.
g. Cita-cita dan Tujuan dalam Bekerja
Jika pekerjaan seseorang sudah merupakan cita-cita dan tujuan
sesuai dengan system lainnya, maka seseorang tersebut akan
bekerja dengan sungguh-sungguh, rajin, tanpa disertai dengan suatu
perasaan yang tertekan, yang sangat berguna bagi kesuksesan
kerjanya.
h. Lingkungan Keluarga
Keadaan rumah dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang
yang sedang bekerja. Anggota keluarga yang mendukung kerja
seseorang turut membantu secara mental dan spiritual untuk
berhasilnya seseorang dalam karirnya.
i. Lingkungan Dunia Kerja
Situasi kerja sangat mempengaruhi keadaan diri pekerja, karena
setiap kali seseorang bekerja maka harus memasuki situasi kerja
tersebut. Macam-macam lingkungan tempat kerja atau situasi kerja
yaitu, rasa aman dalam pekerjaannya. Kesempatan mendapatkan
kemajuan, rekan bekerja, hubungan dengan pimpinan, dan gaji.
(prints.mercubuana-yogya.ac.id/1226/2/BAB%20II.pdf)

KERANGKA BERFIKIR

MANAJEMEN PRAKERIN
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN EVALUASI
PRAKERIN PRAKERIN PRAKERIN PRAKERIN

MEWUJUDKAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK TEKNIK


DAN BISNIS SEPEDA MOTOR (TBSM)
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk memahami
fenomena tentang Manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan) Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam Upaya Mewujudkan
Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Bangsri
Jepara. Pendekatan kualitatif secara langsung dapat menyajikan hubungan antara
peneliti dengan informan. Data yang diungkap dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang dikumpulkan dari latar alamiah dan berasal dari sumber data
langsung. Fokus penelitian ini menjadi lebih jelas karena pemaknaan data yang di
peroleh merupakan data yang bisa dideskripsikan secara utuh.

3.2 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang
disajikan berupa kata-kata. Dilihat dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti:
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks secara alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010 : 6). Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda
Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang disajian secara deskriptif. Maka penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti
sebagai instrumen kunci melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari
observasi awal, studi orientasi, dan dilanjutkan dengan studi secara terfokus.
3.3 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda
Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara. Fokus penelitian ini diuraikan
sebagai berikut:
3.3.1 Mengkaji perencanaan Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis
Sepeda Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara yang
meliputi : apa saja yang direncanakan; siapa saja yang terlibat,
urutan penyusunan program mulai dari kegiatan-kegiatan
perencanaan, waktu pelaksanaan, penentuan tempat dan sasarannya,
serta apa saja yang dihasilkan.
3.3.2 Mengkaji pengorganisasian Manajemen Praktik Kerja Industri
(Prakerin) dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan
Teknik & Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri
Jepara yang meliputi pembagian tugas dan penyusunan jadwal serta
penentuan tempat Prakerin.
3.3.3 Mengkaji pelaksanaan Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis
Sepeda Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara yang
meliputi kegiatan-kegiatan apa yang dilaksanakan, apakah
pelaksanaan prakerin sudah sesuai yang direncanakan, dan
pengawasan Prakerin.
3.3.4 Mengkaji evaluasi Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Pada Masa Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik &
Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara yang
meliputi penilaian hasil dan pelaporan kegiatan prakerin peserta
didik guna memperbaiki program perencanaan yang akan datang
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
(Moleong, 2014. Sehingga, data utama dalam penelitian kualitatif ini berupa kata-
kata dan tindakan dari subjek penelitian yang diwawancarai atau diamati. Data
dalam penelitian ini adalah data sesuai fokus penelitian : “Manajemen Praktik
Kerja Industri (Prakerin) dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan
Teknik & Bisnis Sepeda Motor (TBSM) di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara”.
Sumber data dalam penelitian ini baik kata-kata, tindakan, maupun dokumen akan
dipaparan jauh lebih rinci sebagai berikut :
3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data hasil wawancara dan observasi dari
informan yang berkaitan dengan manajemen sekolah. Data primer di
peroleh dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum,
wakil kepala sekolah bidang sarada dan prasarana, wakil kepala sekolah
bidang kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang
hubungan masyarakat (humas), koordinator jurusan, pembimbing prakerin,
dan peserta didik SMK Negeri 1 Bangsri Jepara
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dari penelitian
bersumber dari dokumen sekolah, profil sekolah, gambar atau foto yang
berhubungan dengan kegiatan praktik kerja industri (prakerin) di SMK
Negeri 1 Bangsri Jepara.
3.4.3 Informan
Menurut Prastowo (2012) Informan adalah orang yang bisa memberi
informasi-informasi utama yang dibutuhakan dalam penelitian (Prastowo,
2012). Informan dipilih dari beberapa oarang yang benar dipercaya dan
mengetahui objek yang akan diteliti. Informan dalam penelitian ini terdiri
atas informan utama yaitu kepala sekolah, waka humas dan guru
pendamping Prakerin di SMK Negeri 1 Bangsri sedangkan informan
pendukung yaitu peserta didik Jurusan Teknik & Bisinis Sepeda Motor.
Kepala sekolah, Wakil Kepala sekolah dan guru pendamping Prakerin
dipilih sebagai informan utama untuk mengetahui perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen Praktik Kerja
Industri (Prakerin). Seluruh data tersebut kemudian dianalisis dan
dibandingkan untuk mengetahui kepercayaan (kredibilitas) data yang
diperoleh.
3.4.4 Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang
(Sugiyono, 2010) Dokumen yang dianalisis peneliti berbentuk tulisan,
gambar/foto, dan rekaman audio hasil wawancara. Dokumen dalam bentuk
tulisan meliputi data jadwal penjajakan, MoU (Perjanjian Kerjasama),
jadwal pembekalan, daftar pemateri seta judul materi, jurnal Prakerin,
surat pengantar penyerahan, penarikan, file profil sekolah, keadaan guru
dan staf, keadaan siswa, rekapitulasi data tempat Prakerin, dan foto-foto
terkait dengan praktik yang membantu untuk mengetahui gambaran umum
mengenai kegiatan praktik kerja industri (prakerin) di SMK Negeri 1
Bangsri Jepara.

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data


Data dikumpulkan dalam penelitian kualitatif meliputi data pengamatan
(observasi), wawancara dan dokumentasi. (Suwandi dan Basrowi, 2009: 188).
Fokus pengamatan dilakukan terhadap 3 komponen utama, yaitu : (1) space
(ruang, tempat); (2) actor (pelaku) dan (3) aktivitas (kegiatan). Selama penelitian
berlangsung peneliti memposisikan diri sebagai human instrument yang
meluangkan waktu banyak di lapangan. Langkah-langkah yang peneliti lakukan
untuk mendapatkan kemurnian fenomena sebagai berikut :
Pertama, melakukan pendekatan kepada subyek peneliti (informan). Dalam
proses pendekatan ini, peneliti berusaha hadir di tengah-tengah mereka.
Pengumpulan data dimulai dengan memusatkan perhatian pada kegiatan observasi
secara terus-menerus yaitu mengamati beberapa aktivitas social dengan membuka
mata dan telinga lebar-lebar pada beberapa kasus, tempat, dan waktu yang
berbeda-beda dan kesempatan seluas-luasnya pada subyek penelitian untuk
mengungkap secara bebas pengalaman-pengalamannya.
Kedua, melakukan wawancara kepada tokoh-tokoh/pemimpin. Pendekatan
pada tokoh/pemimpin jauh lebih mudah dibandingkan dengan guru/masyarakat
biasa.
Ketiga, setelah peneliti berhasil menjalin hubungan dengan informan,
tokoh-tokoh, peneliti juga bisa melakukan wawancara pada pejabat-pejabat terkait
yang ada di sekitar lokasi penelitian.
Keempat, menggunakan Teknik dokumentasi. Dokumentasi yang dicari bisa
berasal bdari informan, bisa juga dari pihak pimpinan sekolah. Arsip-arsip yang
dimiliki oleh informan biasanya baru diperoleh setelah peneliti berusaha
melakukan berbagai upaya pendekatan yang bisa meyakinkan informan bahwa
data itu akan dijaga kerahasiaannya dan peneliti tidak akan menggunakan data itu
untuk keperluan selain penelitian.
Kelima, melakukan identifikasi dan klasifikasi terhadap data-data yang
bersifat tetap atau tidak menunjukkan perubahan dari berbagai variasi situasi dan
kondisi. Melalui cara interpretative under standing ini diharapkan dapat
mempermudah peneliti secara langsung membuat klasifikasi dan identifikasi
perolehan data di lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
dalam penelitian ini terdapat 3 macam, teknik pengumpulan data terdiri dari
wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Paparan mengenai teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
3.5.1 Teknik Wawancara Mendalam
Wawancara digunakan dalam teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam jumlah respondennya
sedikit/kecil. (Sugiyono, 2010). Wawancara mendalam yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi
secara lisan melalui tanya jawab yang berhadapan langsung dengan
sejumlah informan yang dapat memberi keterangan-keterangan yang
berkaitan permasalahan penelitian.
Tahapan wawancara ini peneliti menggali data yang mendalam pada
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi Manajemen
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam Upaya Mewujudkan Kesiapan
Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Bangsri
Jepara. Peneliti memilih wawancara mendalam dalam penelitian ini
dikarenakan wawancara mendalam bersifat luwes, sehingga para informan
tidak hanya memberi jawaban yang sejujur-jujurnya ketika diwawancarai
tetapi juga lengkap, terjabarkan, dan didorong untuk mengemukakan
perasaannya dengan bebas dan nyaman. Selain itu susunan pertanyaan juga
dapat berubah menyesuaikan kondisi dan kebutuhan pada saat wawancara.
Instrumen wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara.
Pedoman ini merupakan acuan peneliti selama melakukan wawancara yang
berisi garis besar pertanyaan yang diajukan kepada subjek peneliti.
Peneliti mewawancarai kepala sekolah, waka bidang kurikulum, waka
bidang sarpras, waka bidang humas, guru pendamping, serta peserta didik
jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK N 1 Bangsri Jepara.
Wawancara dilakukan secara langsung dengan mematuhi protokol
kesehatan. Adapun aspek yang menjadi pertanyaan dalam pedoman
wawancara meliputi Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam
Upaya Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor
di SMK Negeri 1 Bangsri Jepara.
3.5.2 Teknik Observasi
Observasi merupakan bentuk yang kompleks, yaitu suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2010). Dua
diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Kesimpulannya bahwa observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian. Kegiatan ini meliputi
pengamatan langsung untuk mengetahui pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda dalam upaya mewujudkan
Kesiapan Kerja.
Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah lembar
observasi, sedangkan teknik observasi yang digunakan adalah nonpartisipan.
Teknik observasi nonpartisipan ini tidak menempatkan peneliti sebagai
bagian dari subjek yang diteliti dan tidak menempatkan peneliti sebagai
bagian dari subjek yang diteliti serta tidak menuntut peneliti untuk terlibat
langsung dalam aktivitas subjek penelitian, namun peneliti ikut mengamati
manajemen Prakerin, menilai perilaku guru pendamping menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan, serta merekam perilaku guru
pendamping dan peserta didik selama kegiatan Prakerin berlangsung.
Peneliti menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan Prakerin yang dilakukan oleh peserta didik dalam upaya
mewujudkan kesiapan kerja Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor di
SMK Negeri 1 Bangsri Jepara.
3.5.3 Teknik Dokumentasi
Studi dokumenter (dokumentary study) adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sumadinata,
2010). Penelitian menggunakan dokumentasi berupa foto, gambar dengan
menggubakan alat dokumentasi seperti kamera. Peneliti menggunakan
check list untuk membantu peneliti dalam pengumpulan maupun studi data.
Dokumen tertulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data jadwal
prakerin, MoU (Perjanjian Kerjasama), jadwal pembekalan, daftar pemateri
serta judul materi, jurnal-jurnal Prakerin, surat pengantar penyerahan,
penarikan, file profil sekolah, keadaan guru dan staf, keadaan siswa,
rekapitulasi data tempat Praktik Kerja Industri (Prakerin), pelaporan
kegaiatan prakerin Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor. Peneliti juga
mengambil rekaman audio, foto, dan video saat Prakerin berlangsung. Hasil
analisis dari data dokumen tersebut digunakan untuk mengkaji dan
menganalisis Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam Upaya
Mewujudkan Kesiapan Kerja Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor di
SMK Negeri 1 Bangsri Jepara. Gambar atau foto, membantu peneliti untuk
memberi gambaran di sekolah tersebut. Selanjutnya, rekaman membantu
peneliti untuk menganalisis kegiatan Prakerin semakin dalam dan
menyeluruh.

3.6 Teknik Keabsahan Data


Teknik keabsahan data adalah konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas) versi
“positivisme”(Moleong, 2014). Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran
yang objektif. Keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat
tercapai. Penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2014). Pemenuhi
keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan berbagai sumber.
Adapun triangulasi yang dilakukan didalam penelitian ini yaitu :
a. Triangulasi sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif adalah penelitian Sutrisno Hadi
(Dalam Moleong, 2014). Triangulasi sumber digunakan untuk memeriksa
keabsahan data dengan cara membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang pada
akhirnya akan diketahui pandangan yang berbeda. Triangulasi sumber
yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan data yang
diperoleh dari informan utama dengan informan pendukung. Informan
utamanya adalah kepala sekolah, waka bidang humas dan guru
pendamping dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK Negeri 1
Bangsri Jepara. Informan pendukungnya adalah peserta didik yang
melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK Negeri 1 Bangsri
Jepara. Data yang dibandingkan antara guru pendamping dengan kepala
sekolah diantaranya data tentang perencanaan, pengorganisasian, dan
proses pelaksanaan, serta evaluasi Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Penelitian selanjutnya adalah membandingkan data dari informan tersebut
dengan hasil dokumentasi. Triangulasi sumber juga dilakukan dengan
membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi terkait
manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin). Peneliti juga
membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara peserta
didik.
b. Triangulasi teknik, digunakan untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
Teknik yang berbeda, dalam penelitian ini Teknik yang dilakukan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.7. Teknik Analisis Data


Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumenter. Data
yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif kemudian diuraikan dalam
bentuk deskriptif (gambaran). Analisis data adalah “proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”
(penjelasan Patton dalam Moleong, 2014). Definisi tersebut memberi gambaran
tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan
penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.
Teknik analisis data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian
berlangsung. Inti analisis data terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu :
mendeskripsikan fenomena, mengklarifikasinya, dan melihat bagaimana konsep-
konsep yang muncul itu satu dengan yang lainnya berkaitan (Moleong, 2008 :
289). Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk di olah secara sistematis. Di
mulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklarifikasi, mereduksi,
selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyiapkan data. Miles and Huberman
(1984) dalam Sugiyono (2013:404), mengemukakakan bahwa dalam analisis
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh, aktivitas dalam analisis data, yaitu data
reduction, data display, conclusion drawing/verification.

Data Collection Data Display


(pengumpulan data) (penyajian)

Data Reduction
(reduksi data)

Verifying
(penarikan
kesimpulan)

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif menurut Miles and Huberman

3.7.1 Pengumpulan Data (Data Collection)


Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis
data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan wawancara secara mendalam, observasi, dan studi
dokumenter. Data wawancara secara mendalam diperoleh dari berbagai
sumber diantaranya kepala sekolah, waka humas, dan guru pendamping
Praktik Kerja Industri (Prakerin) SMK Negeri 1 Bangsri, yang merupakan
informan utama. Informan pendukung yaitu peserta didik Praktik Kerja
Industri (Prakerin) Jurusan Teknis & Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1
Bangsri Jepara. Data observasi diperoleh dari dilakukannya pengamatan
pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) masa pasca-pandemi. Studi
dokumenter diperoleh dari gambaran umum SMK Negeri 1 Bangsri Jepara.
Hasil studi dokumenter ini digunakan sebagai penguat hasil penelitian.
3.7.2 Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi berlangsung secara terus menerus
selama proyek berlangsung. Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusuran tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya
dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.
Setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan menelaah
semua data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu dari pengamatan
yang sudah di tulis dalam catatan lapangan, hasil wawancara, dokumen,
gambar, dan foto. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mrngorganisasi data dengan kesimpulan finalnya dapat ditarik. Kegiatan
ini berlangsung secara terus-menerus selama proses penelitian dan
dilakukan dengan membuat pemusatan tema yaitu manajemen Praktik Kerja
Industri (Prakerin) yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan atau penilaian .
3.7.3 Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Peneliti menyajikan data hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi secara deskriptif dalam bentuk teks naratif pemaparan hasil
manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam mewujudkan kesiapan
kerja. Penyajian data ini menghasilkan gambaran yang jelas mengenai
manajemen dalam Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan Teknik &
Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1 Bangsri Jepara yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau
penilaian.
3.7.4 Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and
Verification)
Verifikasi dan penegasan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari
analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu
menemukan makna data yang telah disajikan. Selain itu, diantara display
data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data. Pengertian
ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang, dan terus-
menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Jika kesimpulan
dikemukakan pada tahap awal, di dukung dengan bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan, dan dimaknai dalam
bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan,
pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian
diambil intisarinya saja.
Verifikasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan meninjau ulang data-
data sebelumnya dan berusaha menarik kesimpulan sesuai dengan hasil
triangulasi data. Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan secara
menyeluruh data yang telah dikumpulkan yaitu manajemen Praktik Kerja
Industri (Prakerin) Jurusan Teknik & Bisnis Sepeda Motor SMK Negeri 1
Bangsri Jepara.

DAFTAR PUSTAKA
Anggarini, Dewi. (2017). Manajemen Program Prakrik Kerja Industri (Prakerin)
Pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 2 Pekalongan.
Universitas Negeri Semarang: Skripsi.
Ariani, Rizeky. Manajemen Praktik Kerja Industri (Prakerin) Di SMK Negeri 3
Banjarmasin. Dalam Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol. 2,
No.2, Mei 2018.
Damayanti, Eling. (2014). Manajemen Praktik Kerja Industri Pada Kompetensi
Keahlian Administasi Perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi
Faisal Agus Numan, dkk. Manajemen Praktik Kerja Industri. Artikel Dalam
Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan No. 2, Volume 1,
Februari 2018. Universitas Negeri Malang
Handayani, Siti. (2019). Manajemen Kerjasama Sekolah Menengah Kejuruan
Dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri Dalam Upaya Meningkatkan
Daya Serap Lulusan. Universitas Negeri Semarang: Tesis.
Haq, Arina. (2019). Manajemen Pengembangan Kompetensi Tata Busana
Berbasis Link And Match. Universitas Negeri Semarang. Tesis.
Moleong. L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Naharuddin Andi Faisal. (2018). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Di
SMK Negeri Bokat Kabupaten Buol Sulawesi Tengah. Universitas
Negeri Yogyakarta. Tesis
Permana, Putut Said. Efektivitas Manajemen Praktik Kerja Industri di Sekolah
Menengah Kejuruan Kota Yogyakarta. Artikel Dalam Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol. 5, No. 2, November 2017.
Universitas Negeri Yogyakarta
Permana, Putut Said dan Syafatul Hidayati. Analisis Kendala Manajmen Praktik
Kerja Industri di SMK Negeri Se-Tangerang Selatan. Artikel Dalam
Jurnal Pendidikan, Hukum, dan BisnisVol. 5, No. 2, Tahun 2020.
Permana, Taufan, dkk. Kesiapan Kerja Peserta Didik SMK Yang Sudah
Melaksanakan Prakrik Kerja Industri. Artikel Dalam Journal of
Mechanical Enguneering Education Vol. 5, No. 1, Juni 2019
Pratama, Yudiana dkk. Praktik Kerja Industri Dengan Persiapan Kerja Siswa
SMK Negeri 1 Cibinong Kelas XII Kompetensi Keahlian Teknik
Gambar Bangunan. Artikel dalam Jurnal Pendidikan Teknik Sipil Vol. 7,
No. 1, Februari 2018. Universitas Negeri Jakarta
Setiyaningrum, Dyah. (2018). Manajemen Praktik Kerja Lapangan di SMK Batik
2 Surakarta. Universitas Muhaammdiyah Surakarta. Tesis
Sukarnati. (2011). Pengembangan Model Manajemen Praktik Kerja Industri di
SMK. Universitas Negeri Yoygakarta. Tesis
Suwarni. Manajemen Praktik Kerja Industri. Artikel Dalam Jurnal Manajemen
Pendidikan No. 1, Volume 9, Maret 2015
Wisacita, Miranti. (2021). Manajemen Kurikulum Pendidikan Biologi Di Masa
Pandemi (Studi Di Jenjang Menengah Atas 1 Polanharjo Klaten).
Universitas Negeri Semarang: Tesis.
Yahya, Fadliyanty. (2020). Evaluasi Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) DI
SMK Negeri 1 Palopo. Institut Agama Islam Negeri Palopo: Tesis.

Anda mungkin juga menyukai