1, PEBRUARI 2013:8796
Abstract: The Strategic Management of The Vocational Education to Cope with Qua-
lity Competition. The vocational education needs to apply a strategic management in
order to achieve educational goals. There are two stages in the strategic manage-
ment, the strategy formulation and the strategy implementation. The strategy formula-
tion includes planning, setting vision and mission of the organization, contructing the
organizational profile, and assessing the organizational environment. The impleme-
ntation of the strategy consists of formulating operational strategies, moving along
the strategy, motivating and empowering the available sources to realize and institu-
tionalize the strategic plan, evaluating the strategy and controling the strategy in
order to encourage the smoothness implementation of the activities. The application
of the strategic management in vocational education is performed by formulating the
strategy and its implementation and combining the school-based management.
87
88 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796
Dalam proses pelaksanaan aktivitas stra- jumlah faktor yang sukar diramalkan (un-
tegi perlu dilakukan evaluasi dan pengen- predictable) atau memiliki derajat keti-
dalian strategi agar konsisten dalam men- dakpastian (degree of uncertainly) tinggi.
capai tujuan tetap terjaga, tidak menyim- Hasil dari analisis lingkungan eksternal
pang dari visi dan misi yang telah di- adalah sejumlah peluang yang harus di-
tetapkan. manfaatkan oleh organisasi (opportuni-
Proses formulasi strategik dapat di- ties) dan ancaman yang harus dicegah
lihat pada Gambar 2, mengilustrasikan (threats). Analisis lingkungan internal
proses keutuhan yang disederhanakan penentu persepsi yang realistis atas segala
untuk memudahkan pemahaman. Ter- kekuatan (strengths) dan kelemahan
dapat lima langkah pokok formulasi stra- (weaknesses) yang dimiliki organisasi.
tegik, yaitu: (1) perumusan misi, (2) ases- Suatu organisasi harus mengambil man-
men lingkungan eksternal, (3) asesmen faat dari kekuatannya dan berusaha untuk
organisasi (internal dan eksternal), (4) pe- mengatasi kelemahannya. Analisis organi-
rumusan tujuan khusus, dan (5) penentu- sasi dapat membantu organisasi sekolah
an strategi (Sagala, 2007). dalam pengalokasian sumber daya yang
Gambar 1 dan 2, disimpulkan bahwa lebih efektif. Analisis lingkungan eks-
analisis lingkungan terdiri dari dua unsur, ternal dan internal ini lazim disebut ana-
yaitu analisis eksternal dan analisis inter- lisis SWOT.
nal (analisis organisasi). Analisis ling- Heene (2005), senada dengan penje-
kungan eksternal meliputi identifikasi lasan di atas, bahwa manajemen strategi
dan evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, sebagai proses mempunyai tiga tahapan
politis, teknologi, dan kecenderungan pokok yaitu: (1) perumusan strategi,
yang mungkin berpengaruh pada organi- (2) implementasi strategi, dan (3) pengen-
sasi. Kecenderungan ini merupakan se- dalian (evaluasi) strategi. Tahap 1 peru-
musan strategi, perencana eksekutif me- daya, struktur dan gaya pelaksanaan de-
rumuskan visi misi organisasi, pembuat- ngan strategi, dan (7) memastikan bahwa
an profil organisasi, mengenali peluang strategi dan pelaksanaannya akan men-
dan ancaman eksternal organisasi, meng- capai tujuan.
analisis alternatif strategi, menetapkan Lebih lanjut Musa (2008), mengata-
sasaran jangka panjang, dan memilih kan bahwa manajemen strategik melibat-
strategi induk. Tahap 2 implementasi, kan proses perencanaan melalui dua tahap
dalam hal ini pimpinan melakukan pe- (komponen) perencanaan, yakni: (1) kom-
rumusan strategi operasional, menetap- ponen perencanaan strategis meliputi pro-
kan sasaran tahunan atau jangka pendek, ses perumusan: visi, misi, tujuan strategi,
kebijakan, motivasi, dan pemberdayaan dan strategi utama (strategi umum), dan
sumber-sumber yang tersedia untuk me- (2) komponen perencanaan operasional
realisasikan rencana strategis, dan me- meliputi proses perumusan sasaran atau
lembagakan strategi. Tahap 3 pengendali- tujuan operasional, pelaksanaan fungsi
an dan evaluasi, pimpinan melakukan manajemen, kebijakan, jaringan kerja in-
pengawasan dalam rangka mendorong ternal eksternal organisasi, kontrol, dan
kelancaran pelaksanaan kegiatan yang evaluasi.
telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu Berdasar penjelasan di atas, dapat
mengetahui atau memonitor kemajuan disimpulkan bahwa dalam manajemen
kegiatan yang telah dilaksanakan. Ber- strategik diperlukan dua tahapan besar,
dasarkan hasil monitoring itu, jika di- yaitu: (1) formulasi strategi, dan (2) im-
perlukan maka semua strategi yang telah plementasi strategi. Formulasi strategik
diterapkan dapat dimodifikasi di masa mencakup perencanaan dan penetapan visi
depan karena faktor eksternal dan internal dan misi organisasi, pembuatan profil
selalu berubah. Tiga macam aktivitas organisasi, asesmen lingkungan yaitu de-
mendasar untuk mengevaluasi strategi ngan mengenali kekuatan dan kelemahan
yaitu: (1) meninjau faktor eksternal dan internal organisasi serta peluang dan
internal menjadi dasar strategi sekarang, ancaman eksternal organisasi, menetap-
(2) mengukur prestasi, dan (3) meng- kan arah dan sasaran (penentuan tujuan)
ambil tindakan korektif. jangka panjang dan jangka pendek, meng-
Lebih lanjut, unsur strategi dalam analis dan menentukan strategi. Sedang
manajemen sekolah bertitik tolak pada implementasi strategi terdiri dari meru-
ruang lingkup atau batasan di mana se- muskan strategi operasional; menggerak-
kolah itu bergerak, menetapkan mutu kan strategi; memotivasi dan pemberda-
layanan belajar, mutu lulusan yang harus yaan sumber-sumber yang tersedia untuk
dihasilkan, memenuhi keinginan masya- merealisasikan rencana strategis; dan me-
rakat akan mutu pendidikan yang di- lembagakan strategi; melakukan evaluasi
selenggarakan di sekolah. Murniati dan strategi; dan pengawasan strategi dalam
Usman (2009), mengemukakan unsur rangka mendorong kelancaran pelaksana-
manajemen strategis dimulai dari: (1) pe- an kegiatan yang telah dilaksanakan.
netapan misi dan tujuan, (2) perencanaan
sekolah, (3) meneliti lingkungan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
mendayagunakan dampak ancaman dan Mutu pendidikan adalah derajat ke-
peluang, (4) mengkaji dan menganalisis unggulan dalam pengelolaan pendidikan
kekuatan dan kelemahan, (5) mempertim- secara efektif dan efisien untuk melahir-
bangkan berbagai alternatif dan memasti- kan keunggulan akademis dan ekstra kuri-
kan ketepatan pilihan strategi, (6) mem- kuler pada peserta didik yang dinyatakan
bandingkan rencana kebijakan, sumber lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
Sutikno, Manajemen Strategik Pendidikan Kejuruan 93
nya. Faktor peluang yang perlu diakomo- yanan, (3) praktik kerja industri, (4) re-
dasi pendidikan kejuruan diantaranya: gional center, (5) peningkatan hubungan
jumlah pengguna jasa pendidikan me- kerjasama terhadap lembaga lain dan
limpah, pemerintah daerah mendukung dunia usaha/dunia industri,(6) pengem-
program sekolah, dunia usaha membutuh- bangan sumber daya, dan (7) mensosiali-
kan tenaga kerja terampil, produk seko- sasikan eksistensi sekolah.
lah dibutuhkan masyarakat, sekolah dapat Implementasi strategis yang telah di-
menyesuaikan diri dengan kebutuhan wujudkan dalam pendidikan kejuruan
pengguna jasa, dan lain-lainnya. Sedang- perlu selalu terus dievaluasi dan dikontrol
kan faktor ancaman yang perlu diantisi- agar pencapain tujuan yang ditetapkan
pasi adalah: banyaknya sekolah kejuruan dapat tercapai secara maksimal. Tujuan
yang membuka program keahlian yang sekolah kejuruan yang bertujuan mem-
sama atau sejenis; cepatnya rusak produk persiapkan peserta didik untuk dapat be-
yang tidak inovatif, konflik politik yang kerja dalam bidang tertentu, perlu terus
berkepanjangan, kebutuhan dunia usaha/ ditingkatkan. Mulai dari kesesuaian kuri-
kerja yang selalu berubah, sumber daya kulum dengan kebutuhan stakeholder, ke-
fasilitas semakin tua, sumber daya manu- terpenuhan sarana prasarana, terciptanya
sia tidak variatif, stakeholders berorien- suasana belajar yang menyenangkan, pe-
tasi pada mutu, dan lain sebagainya. ningkatan hubungan dengan dunia usaha
Implementasi strategik merupakan dan dunia industri, pengelolaan adminis-
proses perwujudan strategi dan kebijakan trasi yang menjamin mutu, peningkatan
berbagai program yang telah dirumuskan sumber daya sekolah, serta hal-hal pe-
dalam rangka mencapai tujuan organisasi nunjang lain yang bisa menciptakan atau
melalui pengembangan program, peng- mendukung terciptanya peningkatan pro-
adaan anggaran, dan pengembangan pro- ses pembelajaran, sehingga peningkatan
sedur dengan makna mentransformasi output (lulusan) akan semakin meningkat
berbagai langkah stratejik ke dalam suatu baik secara kualitas maupun kuantitas.
aksi. Karena itu, dalam implementasi
strategik dituntut efektifitas kepemimpi-
PENUTUP
nan kepala sekolah dalam melakukan
berbagai program yang telah dirumuskan. Pelaksanaan manajemen strategik
Pemotivasian personil dan peningkatan memerlukan dua tahapan, yaitu formulasi
hubungan kerjasama dengan anggota in- strategi dan implementasi strategi. For-
ternal dan eksternal sekolah merupakan mulasi strategi mencakup perencanaan
kegiatan yang harus dilakukan untuk me- dan penetapan visi dan misi organisasi,
ningkatkan pemahaman dan kinerja per- pembuatan profil organisasi, asesmen
sonil, sehingga berdampak pada pencapai- lingkungan yaitu dengan mengenali ke-
an tujuan sekolah. Implementasi mana- kuatan dan kelemahan internal organisasi
jemen strategik yang dilakukan di sekolah serta peluang dan ancaman eksternal or-
kejuruan didasarkan pada tugas pokok ganisasi, menetapkan arah dan sasaran
masing-masing. Tugas pokok masing- (penentuan tujuan) jangka panjang dan
masing sekolah kejuruan ditentukan oleh jangka pendek, menganalis, dan menentu-
program studi yang dikembangkannya. kan strategi. Sedang implementasi strategi
Implementasi manajemen strategik ter- terdiri dari merumuskan strategi opera-
sebut didasarkan pada rencana induk pe- sional; menggerakkan strategi; memoti-
ngembangan sekolah yang dilakukan de- vasi dan pemberdayaan sumber-sumber
ngan berbagai program kegiatan, seperti: yang tersedia untuk merealisasikan rencana
(1) proses belajar mengajar, (2) unit pela- strategis; dan melembagakan strategi;
96 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796