Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO.

1, PEBRUARI 2013:8796

MANAJEMEN STRATEGIK PENDIDIKAN KEJURUAN


DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN MUTU

Tri Atmadji Sutikno

Abstrak: Pendidikan kejuruan perlu menerapkan manajemen strategik agar tujuan


pendidikan dapat tercapai. Ada dua tahapan dalam manajemen strategi, yaitu formulasi
strategi dan implementasi strategi. Formulasi strategi mencakup perencanaan, pene-
tapan visi dan misi organisasi, pembuatan profil organisasi, dan asesmen. Sedang im-
plementasi strategi terdiri dari merumuskan strategi operasional; menggerakkan stra-
tegi; memotivasi; dan memberdayakan sumber-sumber yang tersedia untuk merealisasi-
kan rencana strategi; dan melembagakan strategi; melakukan evaluasi strategi; me-
lakukan dan pengawasan strategi dalam rangka mendorong kelancaran pelaksanaan
kegiatan. Aplikasi manajemen strategik dalam pendidikan kejuruan dilakukan melalui
penyusunan formulasi strategi dan implementasi strategi, dengan mengkombinasikan
manajemen berbasis sekolah.

Kata-kata Kunci: manajemen strategi, pendidikan kejuruan, mutu pendidikan

Abstract: The Strategic Management of The Vocational Education to Cope with Qua-
lity Competition. The vocational education needs to apply a strategic management in
order to achieve educational goals. There are two stages in the strategic manage-
ment, the strategy formulation and the strategy implementation. The strategy formula-
tion includes planning, setting vision and mission of the organization, contructing the
organizational profile, and assessing the organizational environment. The impleme-
ntation of the strategy consists of formulating operational strategies, moving along
the strategy, motivating and empowering the available sources to realize and institu-
tionalize the strategic plan, evaluating the strategy and controling the strategy in
order to encourage the smoothness implementation of the activities. The application
of the strategic management in vocational education is performed by formulating the
strategy and its implementation and combining the school-based management.

Keywords: management strategies, vocational education, quality of education

P endidikan kejuruan yang secara lang-


sung dikaitkan dengan penyiapan se-
seorang agar lebih mampu bekerja pada
dikan kejuruan adalah pendidikan yang
memberikan bekal berbagai pengetahuan,
keterampilan dan pengetahuan kepada
suatu kelompok pekerjaan atau satu bi- peserta didik sehingga mampu melaku-
dang pekerjaan daripada bidang-bidang kan pekerjaan tertentu yang dibutuhkan,
pekerjaan lainnya. Secara spesifik, pendi- baik bagi dirinya, dunia kerja, maupun
Tri Atmadji Sutikno adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Alamat Kampus: Jl. Semarang 5 Malang 65145. E-mail: atmadji_tri@yahoo.com

87
88 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796

pembangunan bangsanya. Pendidikan ke- syarat utama untuk meningkatkan laju


juruan adalah pendidikan menengah yang pertumbuhan ekonomi, pemerataan ke-
mempersiapkan peserta didik terutama sempatan dan perubahan sosial dalam
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Se- (Schippers, 1993). Kebijakan adanya
dang Sekolah Menengah Kejuruan yang pendidikan kejuruan mencakup: (1) kebi-
merupakan bagian dari pendidikan ke- jakan perekonomian, (2) kebijakan kete-
juruan, adalah salah satu bentuk satuan nagakerjaan, dan (3) kebijakan kebudaya-
pendidikan formal yang menyelenggara- an. Dalam hal kebijakan perekonomian,
kan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan kejuruan memberi kontribusi
pendidikan menengah. Peraturan Peme- yang sangat besar dalam rangka mening-
rintah No 73 tahun 1991, pasal 3 ayat 6 katkan kualitas dan produktivitas dunia
menyatakan bahwa: pendidikan kejuruan usaha dan sistem perekonomian nasional,
merupakan pendidikan yang mempersiap- baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
kan warga belajar untuk dapat bekerja Pertumbuhan ekonomi tidak mungkin
dalam bidang tertentu. tercapai tanpa tersedianya sumber daya
Berdasarkan peraturan pemerintah manusia yang berkualifikasi dan dikelola
tersebut, jelas bahwa pendidikan kejuruan secara baik.
memiliki peran yang amat strategis dalam Kebijakan ketenagakerjaan dalam
upaya pembangunan nasional, khususnya pendidikan kejuruan dilaksanakan melalui
dalam sektor pembangunan sosial dan pembekalan peserta didik dengan ilmu
ekonomi. Pendidikan kejuruan merupa- pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
kan investasi yang mahal, tetapi sangat kompetensi tertentu, agar mampu me-
strategis dalam menghasilkan manusia ngembangkan diri. Kebijakan ketenaga-
Indonesia yang terampil dan berkeahlian kerjaan ini menekankan pada kemampuan
dalam bidangnya sesuai dengan kebutuh- kemandirian lulusan, sehingga dapat men-
an masyarakat dan bangsanya, khususnya ciptakan peluang pekerjaan bagi dirinya
kebutuhan dunia usaha dan industri atau orang lain, serta mengisi kebutuhan
(Supriadi, 2002). Untuk itu, pendidikan ketenagakerjaan pada dunia usaha/indus-
kejuruan memiliki peran yang strategis tri, yang pada akhirnya akan mengurangi
dalam upaya membangun bangsa yang jumlah pengangguran. Sedangkan dalam
produktif, sejahtera, dan bermartabat. hal kebijakan kebudayaan, pendidikan ke-
Peran ini menjadikan pendidikan kejuruan juruan harus merupakan salah satu unsur
sebagai tumpuan masyarakat dan bangsa budaya bangsa dan keberadaannya harus
Indonesia yang sedang membangun diterima secara layak oleh masyarakat
(Supriadi, 2002). (Schippers, 1993). Kebijakan kejuruan
Pendidikan kejuruan bertujuan mem- merupakan bagian yang tidak terpisahkan
bekali siswa agar memiliki kompetensi dari sistem pendidikan formal dengan
perilaku dalam bidang kejuruan tertentu, kurikulumnya yang bersifat transparan
sehingga yang bersangkutan mampu be- sehingga melalui jalur pendidikan kejuru-
kerja (memiliki kinerja) demi masa de- an terbuka kesempatan untuk mencapai
pannya dan bangsanya (Schippers & Pa- pendidikan lanjutan yang lebih tinggi.
triand, 1993). Dalam pendidikan kejuru- Permasalahan pendidikan kejuruan
an, siswa dibekali pengetahuan teori dan saat ini adalah bahwa belum semua seko-
keterampilan praktis, pola dan tingkah lah kejuruan mampu mengelola dan me-
laku sosial, serta wawasan berkebang- laksanakan program pendidikan yang
saan. Pendidikan kejuruan, merupakan memberikan pengetahuan, keterampilan,
investasi untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman kepada peserta didik,
sumber daya manusia, yang merupakan hingga mereka mampu dan terampil
Sutikno, Manajemen Strategik Pendidikan Kejuruan 89

dalam melakukan pekerjaan tertentu. bersama-sama seluruh elemen seperti


Pengelolaan sekolah yang belum mampu planning, implementing, dan controlling
mempersiapkan lulusan dipengaruhi oleh dari strategi bisnis. Dengan kata lain,
prioritas investasi untuk pendidikan dalam manajemen strategik meliputi formulasi
dunia industri/usaha, juga minimnya pro- strategik dan implementasi strategik.
gram dan muatan keterampilan serta sa- Manajemen strategik adalah proses for-
rana prasarana pendukung yang tersedia mulasi dan implementasi rencana dan
di sekolah. Oleh karena itu usulan atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan de-
gebrakan relevansi pendidikan kejuruan ngan hal-hal vital, dapat menembus (per-
terhadap kebutuhan dunia usaha/industri vasive), dan berkesinambungan bagi suatu
harus benar-benar menjadi perhatian se- organisasi secara keseluruhan. Strategi
kolah, sehingga akan berdampak pada yang digunakan dalam manajemen seko-
kesesuaian kompetensi lulusan dengan lah diatur sedemikian rupa, yaitu peren-
kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia canaan strategi sekolah berkaitan dengan
usaha/industri. Untuk itu diperlukan stra- operasi sekolah dalam menyelenggarakan
tegi khusus dalam pengelolaan (manaje- programnya, sedangkan untuk memper-
men) agar tercipta sistem pendidikan kuat kemampuan sekolah menghindari
yang fleksibel dan fermeabel, sehingga masalah dan dapat mencapai tujuan sesuai
kompetensi yang dihasilkan oleh dunia mutu yang dipersyaratkan, maka akan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan diuji kemampuan kepala sekolah menen-
kompetensi yang diperlukan oleh dunia tukan kebijakan. Manajemen strategik
usaha/industri. Berikut dibahas manaje- adalah suatu pendekatan sistematis untuk
men strategik yang perlu dilakukan oleh meningkatkan tanggung jawab manaje-
dunia pendidikan. men, mengkondisikan organisasi pada
posisi yang tepat dalam mencapai tujuan
dengan cara yang meyakinkan keber-
PEMBAHASAN
hasilan dan berkelanjutan serta membuat
Pengertian, Formulasi, dan Implemen- sekolah menjadi surprise (Sagala, 2007).
tasi Manajemen Strategik Manajemen strategik khususnya pada
Manajemen strategik terbentuk dari strategi kebijakan dapat dilakukan jika
dua kata yakni strategic berasal dari ba- keputusan merupakan keputusan bersama,
hasa Yunani, strategia, yang berarti seni bukan keputusan sepihak dan keputusan
atau ilmu menjadi seorang jenderal itu dipilih dari alternatif terbaik. Mana-
(Nawawi, 2012). Konteks manajemen jemen strategik yang diterapkan dalam
istilah strategik diartikan sebagai cara manajemen sekolah menjadi kunci efek-
dan taktik utama yang dirancang secara tifnya pelaksanaan program dan kegiatan
sistematik dalam melaksanakan fungsi untuk mencapai tujuan pendidikan dan
manajemen yang terarah pada tujuan stra- adanya peningkatan mutu secara terus me-
tegik organisasi. Rancangan ini disebut nerus. Salah satu upaya yang sedang di-
sebagai perencanaan strategik. Manaje- tempuh para pengambil kebijakan dalam
men strategik menurut David (1997), upaya meningkatkan mutu manajemen
adalah the development of a sustainable pendidikan khususnya di sekolah adalah
competitive posisition in which the firm’s penerapan manajemen berbasis sekolah
competitive provides continued success. mengacu pada standar pelayanan minimal.
Manajemen strategik menurut Yuwono Manajemen strategi sebagai sekum-
(dalam Sagala, 2007), biasanya dihubung- pulan keputusan dan tindakan yang meng-
kan dengan pendekatan menajemen yang hasilkan perumusan (formulasi) dan pe-
integratif yang mengedepankan secara laksanaan (implementasi) rencana-rencana
90 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796

yang dirancang untuk mencapai sasaran- pengelolaan sekolah untuk meningkatkan


sasaran organisasi yang memiliki tugas mutu; dan (3) menekankan objektifitas,
yaitu: (1) merumuskan visi dan misi or- ilmiah, dan sistematis selama implemen-
ganisasi meliputi rumusan umum filosofi tasi strategis, dan strategi sekolah disusun
dan tujuan; (2) mengembangkan profil berdasar kehendak bersama yang meng-
organisasi yang mencerminkan kondisi akomodasi kebutuhan publik.
internnya; (3) menilai lingkungan ekster- Steiner (1979), mengemukakan ada
nal organisasi meliputi pesaing dan faktor dua jenis manajemen, yaitu manajemen
kontekstual; (4) menganalisis alternatif strategis yang dilaksanakan oleh para pim-
strategi dengan menyesuaikan sumber pinan puncak dari suatu struktur organi-
daya yang dimiliki dengan lingkungan sasi, dalam sekolah yaitu pengendalian
eksternal; (5) mengidentifikasi setiap al- pada kepala sekolah dan wakil kepala se-
ternatif strategi untuk menentukan strategi kolah, dan manajemen operasional di-
mana yang paling sesuai visi dan misi lakukan oleh para guru. Sedangkan Ansolf
organisasi; (6) memilih seperangkat sa- (1992), mengemukakan bahwa pelaksana-
saran jangka panjang dan strategi umum; an manajemen strategik yaitu dengan
(7) mengembangkan sasaran tahunan dan pembuatan keputusan partisipatif. Dalam
strategi jangka pendek; (8) mengimple- keputusan partisipatif memiliki keuntung-
mentasikan pilihan strategik dengan cara an yaitu memperkuat kemampuan sekolah
mengalokasikan sumber daya anggaran dengan menghindari masalah yang tidak
yang menekankan pada kesesuaian antara perlu. Dalam hal ini semua personil se-
tugas, struktur, teknologi, dan sistem im- kolah memahami mengapa keputusan itu
balan; dan (9) mengevaluasi keberhasilan dibuat.
proses strategik sebagai masukan bagi Saplin (dalam Nawawi, 2007), me-
pengambilan keputusan yang akan datang. ngemukakan model manajemen strategik
Ansolf dan Donnell (1990), men- memerlukan dua fase besar yang masing-
jelaskan bahwa pendekatan manajemen masing memerlukan dua tahapan, yaitu
strategik yaitu dengan menganalisis ba- formulasi strategi dan implementasi stra-
gian-bagian yang dinamakan formulasi tegi. Formulasi strategi mencakup pene-
strategi, dan proses formulasi itu kemu- tapan misi organisasi, asesmen lingkung-
dian dirumuskan bersama yang disebut an (internal dan eksternal), menetapkan
dengan perencanaan strategis. Pendekat- arah dan sasaran (penentuan tujuan), dan
an strategis terdiri dari: (1) memposisikan menentukan strategi. Sedang implemen-
perusahaan melalui strategi dan perenca- tasi strategi terdiri dari menggerakkan
naan kemampuan, (2) tanggapan isu-isu strategi, melakukan evaluasi strategik,
strategis yang dikeluarkan manajemen, dan kontrol strategik. Formulasi strategi
dan (3) manajemen yang sistematis se- dapat dilihat pada Gambar 1.
lama implementasi strategis. Pendekatan Perumusan visi dan misi dilakukan
strategis tersebut dalam dunia pendidikan lebih dahulu dengan mengasesmen ling-
terdiri dari: (1) sekolah menyusun peren- kungan, yaitu apa sebenarnya kebutuhan
canaan memposisikan diri sesuai kemam- lingkungan (stakeholder) yang perlu di-
puan dan potensi yang dimiliki, yaitu siapkan oleh sekolah. Kemudian dari
dengan mengoptimalkan seluruh sumber penentuan visi dan misi ini dirumuskan
daya sekolah yang tersedia untuk men- tujuan khusus baik dalam latar sekolah,
capai tujuan sekolah; (2) mampu meres- program studi atau keahlian, maupun
pon isu-isu strategis seperti manajemen pada latar mata pelajaran, yang kemudian
berbasis sekolah, kurikulum berbasis disusun strategi pencapaian melalui se-
kompetensi, pengajaran kontekstual dalam jumlah program sebagai aktivitas strategi.
Sutikno, Manajemen Strategik Pendidikan Kejuruan 91

Gambar 1. Posisi Formulasi dan Implementasi dalam Manajemen Strategik

Dalam proses pelaksanaan aktivitas stra- jumlah faktor yang sukar diramalkan (un-
tegi perlu dilakukan evaluasi dan pengen- predictable) atau memiliki derajat keti-
dalian strategi agar konsisten dalam men- dakpastian (degree of uncertainly) tinggi.
capai tujuan tetap terjaga, tidak menyim- Hasil dari analisis lingkungan eksternal
pang dari visi dan misi yang telah di- adalah sejumlah peluang yang harus di-
tetapkan. manfaatkan oleh organisasi (opportuni-
Proses formulasi strategik dapat di- ties) dan ancaman yang harus dicegah
lihat pada Gambar 2, mengilustrasikan (threats). Analisis lingkungan internal
proses keutuhan yang disederhanakan penentu persepsi yang realistis atas segala
untuk memudahkan pemahaman. Ter- kekuatan (strengths) dan kelemahan
dapat lima langkah pokok formulasi stra- (weaknesses) yang dimiliki organisasi.
tegik, yaitu: (1) perumusan misi, (2) ases- Suatu organisasi harus mengambil man-
men lingkungan eksternal, (3) asesmen faat dari kekuatannya dan berusaha untuk
organisasi (internal dan eksternal), (4) pe- mengatasi kelemahannya. Analisis organi-
rumusan tujuan khusus, dan (5) penentu- sasi dapat membantu organisasi sekolah
an strategi (Sagala, 2007). dalam pengalokasian sumber daya yang
Gambar 1 dan 2, disimpulkan bahwa lebih efektif. Analisis lingkungan eks-
analisis lingkungan terdiri dari dua unsur, ternal dan internal ini lazim disebut ana-
yaitu analisis eksternal dan analisis inter- lisis SWOT.
nal (analisis organisasi). Analisis ling- Heene (2005), senada dengan penje-
kungan eksternal meliputi identifikasi lasan di atas, bahwa manajemen strategi
dan evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, sebagai proses mempunyai tiga tahapan
politis, teknologi, dan kecenderungan pokok yaitu: (1) perumusan strategi,
yang mungkin berpengaruh pada organi- (2) implementasi strategi, dan (3) pengen-
sasi. Kecenderungan ini merupakan se- dalian (evaluasi) strategi. Tahap 1 peru-

Gambar 2. Proses Formulasi Strategik


92 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796

musan strategi, perencana eksekutif me- daya, struktur dan gaya pelaksanaan de-
rumuskan visi misi organisasi, pembuat- ngan strategi, dan (7) memastikan bahwa
an profil organisasi, mengenali peluang strategi dan pelaksanaannya akan men-
dan ancaman eksternal organisasi, meng- capai tujuan.
analisis alternatif strategi, menetapkan Lebih lanjut Musa (2008), mengata-
sasaran jangka panjang, dan memilih kan bahwa manajemen strategik melibat-
strategi induk. Tahap 2 implementasi, kan proses perencanaan melalui dua tahap
dalam hal ini pimpinan melakukan pe- (komponen) perencanaan, yakni: (1) kom-
rumusan strategi operasional, menetap- ponen perencanaan strategis meliputi pro-
kan sasaran tahunan atau jangka pendek, ses perumusan: visi, misi, tujuan strategi,
kebijakan, motivasi, dan pemberdayaan dan strategi utama (strategi umum), dan
sumber-sumber yang tersedia untuk me- (2) komponen perencanaan operasional
realisasikan rencana strategis, dan me- meliputi proses perumusan sasaran atau
lembagakan strategi. Tahap 3 pengendali- tujuan operasional, pelaksanaan fungsi
an dan evaluasi, pimpinan melakukan manajemen, kebijakan, jaringan kerja in-
pengawasan dalam rangka mendorong ternal eksternal organisasi, kontrol, dan
kelancaran pelaksanaan kegiatan yang evaluasi.
telah dilaksanakan. Pimpinan juga perlu Berdasar penjelasan di atas, dapat
mengetahui atau memonitor kemajuan disimpulkan bahwa dalam manajemen
kegiatan yang telah dilaksanakan. Ber- strategik diperlukan dua tahapan besar,
dasarkan hasil monitoring itu, jika di- yaitu: (1) formulasi strategi, dan (2) im-
perlukan maka semua strategi yang telah plementasi strategi. Formulasi strategik
diterapkan dapat dimodifikasi di masa mencakup perencanaan dan penetapan visi
depan karena faktor eksternal dan internal dan misi organisasi, pembuatan profil
selalu berubah. Tiga macam aktivitas organisasi, asesmen lingkungan yaitu de-
mendasar untuk mengevaluasi strategi ngan mengenali kekuatan dan kelemahan
yaitu: (1) meninjau faktor eksternal dan internal organisasi serta peluang dan
internal menjadi dasar strategi sekarang, ancaman eksternal organisasi, menetap-
(2) mengukur prestasi, dan (3) meng- kan arah dan sasaran (penentuan tujuan)
ambil tindakan korektif. jangka panjang dan jangka pendek, meng-
Lebih lanjut, unsur strategi dalam analis dan menentukan strategi. Sedang
manajemen sekolah bertitik tolak pada implementasi strategi terdiri dari meru-
ruang lingkup atau batasan di mana se- muskan strategi operasional; menggerak-
kolah itu bergerak, menetapkan mutu kan strategi; memotivasi dan pemberda-
layanan belajar, mutu lulusan yang harus yaan sumber-sumber yang tersedia untuk
dihasilkan, memenuhi keinginan masya- merealisasikan rencana strategis; dan me-
rakat akan mutu pendidikan yang di- lembagakan strategi; melakukan evaluasi
selenggarakan di sekolah. Murniati dan strategi; dan pengawasan strategi dalam
Usman (2009), mengemukakan unsur rangka mendorong kelancaran pelaksana-
manajemen strategis dimulai dari: (1) pe- an kegiatan yang telah dilaksanakan.
netapan misi dan tujuan, (2) perencanaan
sekolah, (3) meneliti lingkungan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
mendayagunakan dampak ancaman dan Mutu pendidikan adalah derajat ke-
peluang, (4) mengkaji dan menganalisis unggulan dalam pengelolaan pendidikan
kekuatan dan kelemahan, (5) mempertim- secara efektif dan efisien untuk melahir-
bangkan berbagai alternatif dan memasti- kan keunggulan akademis dan ekstra kuri-
kan ketepatan pilihan strategi, (6) mem- kuler pada peserta didik yang dinyatakan
bandingkan rencana kebijakan, sumber lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
Sutikno, Manajemen Strategik Pendidikan Kejuruan 93

menyelesaikan pembelajaran (Suti, 2011). kepada sekolah dan mendorong peng-


Komponen yang terkait dengan mutu ambilan keputusan partisipatif yang me-
pendidikan adalah: (1) kesiapan dan mo- libatkan secara langsung semua warga
tivasi siswa; (2) kemampuan guru profe- sekolah.
sional dan kerjasama dalam organisasi MBS diselenggarakan melalui beber-
sekolah; (3) kurikulum, meliputi relevansi apa model yaitu: (1) peningkatan peranan
isi dan operasional proses pembelajaran- guru; (2) peningkatan wawasan pengelo-
nya; (4) sarana dan prasarana meliputi ke- laan pengajaran melalui studi penelitian
cukupan dan keefektifan dalam mendu- dan kajian pustaka; dan (3) penyamaan
kung proses pembelajaran; dan (5) parti- visi semua pihak dalam proses perubahan
sipasi masyarakat (orang tua, pengguna untuk memfokuskan arah baru dalam me-
lulusan, dan perguruan tinggi) dalam pe- realisasikan penyelenggaraan program
ngembangan program-program pendidik- dengan sistem MBS. Agen perubahan da-
an sekolah. lam MBS adalah guru, tenaga kependi-
Pendekatan yang perlu diperhatikan dikan, dan kepala sekolah. Sedang objek
dalam peningkatan mutu pendidikan perubahan adalah institusi, kurikulum,
yaitu: (1) perbaikan secara terus-menerus pembelajaran, dan lain-lainnya. Digest
(continuous improvement); (2) menentu- (dalam Sagala, 2007), mengemukakan
kan standar mutu (quality assurance) dari model MBS mengemban dua dimensi,
semua komponen yang bekerja dalam yaitu: (1) the governace reform in school
proses produksi atau transformasi lulusan management, yaitu menyangkut reformasi
institusi pendidikan, di mana standar dalam manajemen sekolah, pentingnya
mutu pendidikan termasuk di dalamnya membangun otonomi sekolah dalam me-
standar mutu materi kurikulum dan eva- respon asosiasi stakeholder; dan (2) an
luasi; (3) perubahan kultur (change of overal push for curriculum and instructio-
culture), di mana dalam konsep ini ber- nal reform, yaitu menyangkut reformasi
tujuan membentuk budaya organisasi pengembangan kurikulum dan pengajar-
yang menghargai mutu dan menjadikan annya, terbukanya peluang bagi pengem-
mutu sebagai orientasi semua komponen bangan inovasi dalam proses belajar
organisasi; (4) perubahan organisasi (up- mengajar.
sidedown organization), maksudnya jika
visi dan misi, serta tujuan organisasi sudah Penerapan Manajemen Strategik da-
berubah atau mengalami perkembangan, lam Pendidikan Kejuruan
maka sangat dimungkinkan terjadinya Penerapan manajemen strategik da-
perubahan organisasi; dan (5) memperta- lam penyelenggaraan sistem pendidikan
hankan hubungan dengan pelanggan memungkinkan suatu organisasi penye-
(keeping close to the costumer). lenggara pendidikan (termasuk di dalam-
Dalam meningkatkan mutu pendidik- nya sekolah kejuruan) untuk lebih pro-
an di sekolah, penataan strategi sekolah aktif dalam membentuk masa depan lem-
melalui Manajemen Berbasis Sekolah baga pendidikan di dunia global dewasa
(MBS) sangat perlu dilakukan. MBS se- ini. Penerapan konsep berpikir dan ber-
bagai wujud dari reformasi pendidikan tindak strategi, lembaga pendidikan di-
yang mendesain dan memodifikasi struk- harapkan dapat mengawali dan mempe-
tur pemerintah ke sekolah dengan pem- ngaruhi daripada hanya memberi respons
berdayaan sekolah dalam meningkatkan terhadap berbagai tuntutan dan atau akti-
kualitas pendidikan nasional (Sagala, fitas rutin dan birokratis, tetapi lebih dari
2007). MBS adalah model menajemen itu, lembaga pendidikan harus dapat ber-
yang memberikan otonomi lebih besar usaha keras merencanakan kegiatan-ke-
94 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796

giatan strategis, mengimplementasikan, bangan strategi fungsional kepada para


dan mengendalikan segenap operasional wakil kepala sekolah, seperti kegiatan
kelembagaan untuk mencapai tujuan stra- promosi sekolah. Sekolah menganalisis
tegis yang telah dirumuskan. keunggulan sekolah yang nantinya dikem-
Ada tiga tingkat strategi yang dapat bangkan menjadi pedoman dalam arah
diterapkan yaitu strategi tingkat: (1) kor- kebijakan sekolah.
porasi, (2) bisnis, dan (3) fungsional. Perumusan visi, misi, dan tujuan se-
Strategi tingkat korporasi disusun pada kolah pada pendidikan kejuruan sebaik-
tingkatan tertinggi dalam suatu organisasi nya dilakukan oleh pihak sekolah (pim-
(organisasi induk), membahas tentang pinan sekolah dan guru) serta keterlibatan
pilihan rencana strategis, pengalokasian stakeholders, sehingga kesesuaian tujuan
sumber daya. Level korporasi seorang pe- sekolah dengan kebutuhan sumber daya
mimpin organisasi mengokoordinasi akti- lulusan sesuai dengan kebutuhan. Dalam
fitas tiap unit kerja yang terpisah secara perumusan visi, dituntut kemampuan
struktural. Usaha mengembangkan dan pimpinan sekolah dalam mengintegrasi-
mempertahankan kompetensi inti (core kan orientasi organisasi dengan orientasi
competence) pada tingkat korporasi cen- lingkungan, dan merealisasikan visi ter-
derung lebih luas dan umum misalnya sebut ke dalam berbagai program kerja
keuangan, sumber daya, dan efektifitas yang dipahami dan diyakini oleh seluruh
organisasi. Sinergi merupakan keunggul- personil dalam penyelenggaraan organi-
an kompetitif utama bagi lembaga pendi- sasi. Kepala sekolah dan anggota internal
dikan di mana kegiatan saling berkaitan sekolah harus memahami dan menyadari
dan memberikan kekuatan pada kegiatan perlunya visi, misi, dan tujuan sekolah
lain dengan melakukan koordinasi antar- yang dituangkan dalam kegiatan sekolah,
personalia. dan merupakan fakta yang telah didoku-
Strategi tingkat bisnis memfokuskan mentasikan. Perumusan stratejik sebagai
pada cara sekolah dapat bersaing dengan upaya menerapkan manajemen stratejik
sekolah lain sehingga dapat menjadi daya pendidikan kejuruan, dilakukan secara
pendorong untuk terus meningkatkan berkesinambungan, tujuannya adalah un-
mutu. Isu utama yang dikaji pada tingkat tuk menjamin program pendidikan ke-
bisnis adalah cara mencapai dan mem- juruan (SMK) berhasil sesuai dengan
pertahankan keunggulan kompetitif dan rencana.
menganalisis kompetensi yang dapat me- Penetapan faktor eksternal dan inter-
menuhi kebutuhan organisasi. Sekolah nal perlu mendapatkan perhatian. Faktor
mengembangkan suatu bagian organisasi eksternal yang meliputi peluang dan
sekolah yang dapat berupa tim kerja, ancaman adalah faktor yang menjadi per-
untuk menganalisis dan mengembangkan hatian setiap organisasi untuk melangkah
manajemen hubungan sekolah dengan ke arah kepastian. Sebab, ketidakpastian
masyarakat sehingga akan diketahui as- selalu menjadi penghambat yang tidak
pek layanan yang diinginkan sebagai pe- memungkinkan bagi organisasi melaku-
doman dan bahan pertimbangan sekolah kan penetrasi yang lebih jauh menuju
untuk menerapkan rencana strategis. upaya untuk merealisasikan tujuannya.
Strategi tingkat fungsional mempu- Padahal, efektifitas pencapaian tujuan or-
nyai ruang lingkup yang lebih sempit dari ganisasi sangat ditentukan daya penetrasi
strategi bisnis. Strategi fungsional ber- yang dilakukan organisasi. Karena itu, ke-
hubungan dengan aktivitas bidang fung- mampuan organisasi memahami ancaman
sional seperti strategi keuangan sekolah. dan peluang, merupakan langkah terpen-
Kepala sekolah mendelegasikan pengem- ting dalam menentukan strategi berikut-
Sutikno, Manajemen Strategik Pendidikan Kejuruan 95

nya. Faktor peluang yang perlu diakomo- yanan, (3) praktik kerja industri, (4) re-
dasi pendidikan kejuruan diantaranya: gional center, (5) peningkatan hubungan
jumlah pengguna jasa pendidikan me- kerjasama terhadap lembaga lain dan
limpah, pemerintah daerah mendukung dunia usaha/dunia industri,(6) pengem-
program sekolah, dunia usaha membutuh- bangan sumber daya, dan (7) mensosiali-
kan tenaga kerja terampil, produk seko- sasikan eksistensi sekolah.
lah dibutuhkan masyarakat, sekolah dapat Implementasi strategis yang telah di-
menyesuaikan diri dengan kebutuhan wujudkan dalam pendidikan kejuruan
pengguna jasa, dan lain-lainnya. Sedang- perlu selalu terus dievaluasi dan dikontrol
kan faktor ancaman yang perlu diantisi- agar pencapain tujuan yang ditetapkan
pasi adalah: banyaknya sekolah kejuruan dapat tercapai secara maksimal. Tujuan
yang membuka program keahlian yang sekolah kejuruan yang bertujuan mem-
sama atau sejenis; cepatnya rusak produk persiapkan peserta didik untuk dapat be-
yang tidak inovatif, konflik politik yang kerja dalam bidang tertentu, perlu terus
berkepanjangan, kebutuhan dunia usaha/ ditingkatkan. Mulai dari kesesuaian kuri-
kerja yang selalu berubah, sumber daya kulum dengan kebutuhan stakeholder, ke-
fasilitas semakin tua, sumber daya manu- terpenuhan sarana prasarana, terciptanya
sia tidak variatif, stakeholders berorien- suasana belajar yang menyenangkan, pe-
tasi pada mutu, dan lain sebagainya. ningkatan hubungan dengan dunia usaha
Implementasi strategik merupakan dan dunia industri, pengelolaan adminis-
proses perwujudan strategi dan kebijakan trasi yang menjamin mutu, peningkatan
berbagai program yang telah dirumuskan sumber daya sekolah, serta hal-hal pe-
dalam rangka mencapai tujuan organisasi nunjang lain yang bisa menciptakan atau
melalui pengembangan program, peng- mendukung terciptanya peningkatan pro-
adaan anggaran, dan pengembangan pro- ses pembelajaran, sehingga peningkatan
sedur dengan makna mentransformasi output (lulusan) akan semakin meningkat
berbagai langkah stratejik ke dalam suatu baik secara kualitas maupun kuantitas.
aksi. Karena itu, dalam implementasi
strategik dituntut efektifitas kepemimpi-
PENUTUP
nan kepala sekolah dalam melakukan
berbagai program yang telah dirumuskan. Pelaksanaan manajemen strategik
Pemotivasian personil dan peningkatan memerlukan dua tahapan, yaitu formulasi
hubungan kerjasama dengan anggota in- strategi dan implementasi strategi. For-
ternal dan eksternal sekolah merupakan mulasi strategi mencakup perencanaan
kegiatan yang harus dilakukan untuk me- dan penetapan visi dan misi organisasi,
ningkatkan pemahaman dan kinerja per- pembuatan profil organisasi, asesmen
sonil, sehingga berdampak pada pencapai- lingkungan yaitu dengan mengenali ke-
an tujuan sekolah. Implementasi mana- kuatan dan kelemahan internal organisasi
jemen strategik yang dilakukan di sekolah serta peluang dan ancaman eksternal or-
kejuruan didasarkan pada tugas pokok ganisasi, menetapkan arah dan sasaran
masing-masing. Tugas pokok masing- (penentuan tujuan) jangka panjang dan
masing sekolah kejuruan ditentukan oleh jangka pendek, menganalis, dan menentu-
program studi yang dikembangkannya. kan strategi. Sedang implementasi strategi
Implementasi manajemen strategik ter- terdiri dari merumuskan strategi opera-
sebut didasarkan pada rencana induk pe- sional; menggerakkan strategi; memoti-
ngembangan sekolah yang dilakukan de- vasi dan pemberdayaan sumber-sumber
ngan berbagai program kegiatan, seperti: yang tersedia untuk merealisasikan rencana
(1) proses belajar mengajar, (2) unit pela- strategis; dan melembagakan strategi;
96 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:8796

melakukan evaluasi strategi; dan peng- karta: Departemen Pendidikan Nasi-


awasan strategi dalam rangka mendorong onal.
kelancaran pelaksanaan kegiatan yang te- Heene, A. 2005. Manajemen Strategik
lah dilaksanakan. Perumusan manajemen Keorganisasian Publik (Judul Asli,
strategik diterapkan pada sekolah kejuru- Strategie An Organisate Van Pub-
an menerapkan manajemen strategik pada lieke Organisaties). Editor Aep Gu-
umumnya, diawali penetapan visi, misi, narso. Jakarta: PT Refika Aditama.
tujuan, sasaran, dan target sekolah kejuru- Murniati, A.R. & Usman, N. 2009. Im-
an. Kemudian dengan melibatkan seluruh plementasi Manajemen Strategik da-
unsur atau personil sekolah kejuruan, lam Pemberdayaan Sekolah Mene-
baik personil internal maupun eksternal. ngah Kejuruan. Jakarta: Citapustaka
Sedangkan pengambilan keputusan dan Media Perintis.
kebijakan organisasi, dilandasi oleh se- Musa, F. 2008. Manajemen Strategi dan
mangat musyawarah sehingga memudah- Operasi di Bidang Pendidikan. (On-
kan terjadinya pengendalian dan peman- line) (http://sanoesi.wordpress. com,
faatan berbagai sumber daya yang dimiliki. diakses 20 Sep 2012).
Implementasi manajemen strategik dalam Nawawi, H. 2007. Manajemen Strategik.
upaya pemberdayaan sekolah kejuruan, Yogyakarta: Gadjah Mada Pers.
dilakukan dengan berorientasi pada upaya Nawawi, H. 2012. Manajemen Strategik,
menyiapkan lulusan yang siap mengha- Organisasi Non Profit Bidang Pe-
dapi dan masuk ke pasar kerja. Karena merintahan. Yogyakarta: Gajah Ma-
itu, dalam melaksanakan manajemen se- da University Press.
kolah dilakukan dengan pelimpahan Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik
wewenang kepada setiap personil sesuai dalam Peningkatan Mutu Pendidik-
dengan struktur tugas masing-masing. an. Jakarta: Penerbit Alfabeta.
Sedang penataan strategi sekolah yang Schippers, U. & Patriana, D.M. 1993.
dilakukan dapat melalui Manajemen Ber- Pendidikan Kejuruan Indonesia.
basis Sekolah (MBS). Bandung: PT. Angkasa.
Steiner, G.eorge, A. 1979. Strategic Pla-
ning: what every manager most
DAFTAR RUJUKAN
know. Free Press.
Ansolf, I. & McDonnell, H. 1990. Im- Suprihadi, D. 2002. Sejarah Pendidikan
planting Strategic Management, Se- Teknik & Kejuruan di Indonesia,
cond Edition. Prentice Hall Interna- Membangun Manusia Produktif.
tional Ltd. Bandung: Rosdakarya.
David, F. 1997. Strategic Management. Suti, M. 2011. Strategi Peningkatan Mutu
Trenton: Prentice Hall International. di Era Otonomi Pendidikan, Jurnal
Departemen Pendidikan Nasional 1991. Medtek, 3(2) (online), (http://www.
Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun ftunm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK
1991. Tentang Jenis Pendidikan. Ja- _Vol.3_No.2_Oktober_2011_pdf/Jur
nal, diakses 20 September 2012).

Anda mungkin juga menyukai