Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356786115

THE IMPLEMENTATION OF INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION


9001 2008 SYSTEM IN VOCATIONAL SCHOOLS

Article  in  Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan · April 2018

CITATIONS READS

0 12

8 authors, including:

Mohmed Husen Ulfah Irani


Tikrit University Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Banda Aceh
7 PUBLICATIONS   6 CITATIONS    11 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Penerapan Sistem Standar Mutu ISO 9001 2008 Pada Seklah Kejuruan View project

Implementasi Manajemen Strategik View project

All content following this page was uploaded by Ulfah Irani on 05 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 1, April 2018 (1-10)
Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jamp

PENERAPAN SISTEM STANDAR MUTU ISO 9001 2008


PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani
Program Studi Ilmu Kependidikan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
murisna@ymail.com; nasir.fkip@gmail.com, m.husen57@unsyiah.ac.id, airo_ryu@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil, implementasi, dan evaluasi sistem
manajemen mutu pada SMK di Propinsi Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif kuantitatif (mixed method). Data dikumpulkan melalui interview,
observasi, dan studi dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan EFAS, IFAS, dan
SPACE Matriks. Adapun Sekolah Menengah Kejuruan yang dilibatkan dalam penelitian ini
terdiri atas 3 (tiga belas) SMK yang tersebar di wilayah Propinsi Aceh yang dipilih secara
purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil sistem manajemen mutu
SMK di Propinsi Aceh dinyatakan melalui pernyataan visi, misi, tujuan, kebijakan, kerja
sama dengan dunia usaha dan industri, dan unit produksi sekolah.Sekolah merujuk pada
standar mutu ISO 9001 2008 dan Akreditas Nasional. Implementasi manajemen mutu
tercermin melalui komitmen pimpinan puncak manajemen, peran tim pengembang sekolah,
penyelenggaraan program, strategi, dan pelatihan, keterlibatan karyawan, perbaikan terus
menerus, penerapan standar kualitas, komunikasi, serta kepuasan pelanggan. Evaluasi
dilakukan secara terus menerus melalui audit internal dan eksternal sekolah, evaluasi diri
sekolah dan instrumen pengawas.
Kata kunci: manajemen mutu, sekolah menengah kejuruan

THE IMPLEMENTATION OF INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION 9001


2008 SYSTEM IN VOCATIONAL SCHOOLS
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani
Program Studi Ilmu Kependidikan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
murisna@ymail.com; nasir.fkip@gmail.com, m.husen57@unsyiah.ac.id, airo_ryu@yahoo.com
Abstract
This study aims to describe and analyze the profile, implementation, and evaluation of Total Quality
Management (TQM) at Vocational Schools (SMK) in Aceh, Indonesia. The study was descriptive
qualitative-quantitative (mixed method research). Data was collected through observations,
interviews, and documentary study, and analyzed through IFAS, EFAS, and SPACE matrix. The
results showed that the schools’ profiles comprising their visions, missions, school resources, policies,
the cooperation with the world of work, and schools’ production units. TQM implementation was
executed through top-management leadership, management commitment, the role of quality
department, training and education, employee involvement, continuous improvement, supplier
partnership, product/service design, quality policies, quality data and reporting, communication to
improve quality, and customer satisfaction orientation and employee relations. The evaluation was
conducted continuously by involving the internal and external auditors, the schools’ self-evaluation
and the supervisors’ instruments.
Keywords: total quality management, vocational schools

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan


ISSN 2337-7895 (print) ISSN 2461-0550 (online)
2 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Pendahuluan yang siap kerja. Hal tersebut selain di-


Pendidikan merupakan sektor stra- pengaruhi oleh masih rendahnya prioritas
tegis dalam pengembangan sumber daya investasi untuk pendidikan oleh dunia in-
manusia. Pendidikan diharapkan mampu dustri maupun usaha, juga disebabkan
membentuk sumber daya manusia yang oleh minimnya program dan muatan kete-
berkualitas secara intelektual, spritual, dan rampilan dan sarana prasarana pendukung
emosional yang mampu memberi dukung- yang tersedia.
an dan perubahan positif terhadap per- Di lain sisi, kegagalan siswa lulusan
kembangan masyarakat, bangsa, dan nega- SMK untuk terserap dalam dunia usaha
ra Indonesia. Betapapun modern teknologi dan industri di Propinsi Aceh disebabkan
yang digunakan, atau sebanyak apapun oleh masih kurang maksimalnya hubungan
dana yang disediakan, namun tanpa di- kemitraan yang dijalin SMK dengan dunia
dukung oleh sumber daya manusia yang industri dan usaha, serta kompetensi siswa
berkompetensi dan profesional, semuanya dan guru SMK yang masih belum sesuai
menjadi tidak bermakna. Sehingga tidak dengan tuntutan lapangan kerja. Hal ter-
mengherankan jikapendidikan menjadi to- sebut bertolak belakang dengan tujuan da-
lok ukur keberhasilan suatu bangsa yang sar SMK yang diharapkan mampu mence-
berperan dalam menyiapkan sumber daya tak tenaga kerja yang terampil dan profe-
manusia yang mampu bersaing dan ber- sional. Kesemua faktor tersebut tentunya
sanding dengan masyarakat dunia. Na- dipengaruhi oleh sistem manajemen mutu
mun, persoalan yang muncul adalah bagai- SMK yang belum terselenggara secara
mana kesiapan sektor pendidikan dalam optimal.
memenuhi ketersediaan sumber daya ma- Salah satu langkah yang harus dila-
nusia yang berkualifikasi internasional? kukan adalah perbaikan dalam pengelola-
Berbagai kebijakan dan upaya telah an atau manajemen pendidikan. Perbaikan
dilakukan Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan pendidikan diarahkan untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang lebih memberdayakan sekolah sebagai unit
berkualitas, salah satu langkah yang di- pelaksana terdepan dalam kegiatan belajar
ambil adalah dengan mendirikan Sekolah mengajar. Hal ini dimaksudkan agar se-
Menengah Kejuruan (SMK). SMK menem- kolah lebih mandiri dan bersikap kreatif,
pati posisi penting dalam rangka penyiap- dapat mengembangkan iklim kompetitif
an tenaga kerja yang terlatih dan siap kerja. antarsekolah di wilayahnya, serta bertang-
Keberadaan pendidikan kejuruan sebagai gung jawab terhadap stakeholder pendidik-
salah satu subsistem pendidikan yang di- an, khususnya orang tua dan masyarakat.
rancang dalam upaya peningkatan kapa- Dalam pelaksanaannya, manajemen pendi-
bilitas sumber daya manusia, pemenuhan dikan harus lebih terbuka, accountable (da-
kebutuhan tenaga kerja yang handal, te- pat mempertanggung jawabkan semua
rampil dan profesional dapat dijadikan al- program kegiatannya), mengoptimalkan
ternatif pengembangan manusia Indonesia partisipasi orang tua dan masyarakat, serta
dalam menghadapi tantangan globalisasi dapat mengelola sumber daya yang ter-
dewasa ini. sedia di sekolah dan lingkungannya untuk
Namun, kenyataan empirik menun- digunakan seluas-luasnya bagi peningkat-
jukkan bahwa belum semua sekolah keju- an prestasi peserta didik dan mutu pen-
ruan di Indonesia, khususnya di Propinsi didikan (Sidi, 2001, pp. 19-20).
Aceh, mampu melaksanakan program pen- Pengkajian relevansi antara tenaga
didikan berkualitas yang dapat memberi- kerja keluaran pendidikan dengan kebu-
kan pengetahuan, keterampilan, dan peng- tuhan lapangan kerja terdidik haruslah se-
alaman kerja kepada peserta didik secara padan dan berkelanjutan sehingga peng-
memadai. Senada dengan hal itu, secara angguran terbuka yang disebabkan oleh
praktikal, pengelolaan sekolah kejuruan ketidaksiapan pekerja sektor subsistensi
belum mampu mempersiapkan lulusan dalam memasuki sektor industri dan dunia

Volume 6, No 1, April 2018


Penerapan Sistem Standar Mutu Iso 9001 2008 ... − 3
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani

kerja dapat diminimalisir. Karenanya, ga- dalam penyelengaraan pendidikan sekolah


gasan-gagasan atau gebrakan tentang re- kejuruan. Para stakeholders dan manajemen
levansi pendidikan yang telah lama di- sekolah harus mampu berpartisipasi aktif
kumandangkan harus betul-betul menjadi dalam meningkatkan mutu sekolah kejuru-
perhatian seluruh stakeholder pendidikan. an sehingga tercipta suatu hubungan mu-
Menanggapi urgensi revitalisasi SMK, tual simbiotik dalam interaksi, kerja sama,
Presiden Republik Indonesia (2016) me- dan kemitraan, baik antar anggota orangni-
ngeluarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 sasi sekolah maupun dengan pihak- pihak
tentang revitalisasi Sekolah Menengah Ke- di luar sekolah. Oleh karenanya, implemen-
juruan dalam rangka peningkatan kualitas tasi dan pengendalian manajemen mutu
dan daya saing sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam upaya pengop-
Indonesia. Dalam Inpres tersebut, Presiden timalan pengembangan SMK.
mengintruksikan kepada para menteri, pa- Zabadi (2013, p. 50) mengemukakan
ra gubernur, dan kepala BSNP agar meng- bahwa, “TQM as a total philosophy aims at
ambil langkah-langkah yang diperlukan se- creating an organizational culture in which
suai tugas, fungsi dan wewenang masing- everyone is commited to quality and clearly
masing. Pertama, khusus kepada Menteri understands its strategic importance in order to
Pendidikan dan Kebudayaan, presiden meet or exceed the needs of internal and exter-
mengintruksikan enam instruksi diantara- nal customers”. Hadis dan Nurhayati (2012,
nya membuat peta jalan SMK; menyem- p. 95) juga menyatakan bahwa “melalui pe-
purnakan dan menyelaraskan kurikulum nerapan manajemen mutu terpadu diinsti-
SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan tusi pendidikan diharapkan mampu meng-
pengguna lulusan (link and match); mening- angkat keterpurukan mutu pendidikan
katkan jumlah dan kompetensi bagi pend- Indonesia sehingga meningkatkan sumber
idik dan kependidikan SMK; meningkat- daya manusia di masa kini dan yang akan
kan kerja sama dengan kementerian/lem- datang”. Konsep manajemen mutu dimak-
baga, pemerintah daerah, dan dunia usa- sudkan untuk meningkatkan daya saing
ha/industri; meningkatkan akses sertifikasi kompetitif dan perbaikan terus menerus
lulusan SMK, dan membentuk kelompok terhadap kinerja manajemen.
kerja pengembangan SMK. Penelitian terdahulu telah mengiden-
Kedua, kepada BSNP, Presiden meng- tifikasikan kunci sukses pada implementasi
intruksikan untuk mempercepat sertifikasi manajemen mutu. Saraph, Benson, &
kompetensi bagi lulusan SMK, pendidik, Schroeder (1989) menemukan model yang
dan tenaga pendidik SMK, serta memper- dapat digunakan untuk mengukur dan
cepat pemberian lisensi bagi SMK sebagai mengevaluasi manajemen kualitas secara
lembaga sertifikasi profesi pihak pertama. langsung. Model tersebut memasukkan be-
Ketiga, kepada 34 gubernur diintruksikan berapa kritikal faktor yang berkaitan de-
agar memberi kemudahan kepada masya- ngan manajemen mutu diantaranya:
rakat untuk mendapat layanan pendidikan “role of divisional top management and
kejuruan yang bermutu sesuai dengan po- quality policy, role of the quality depart-
tensi wilayah masing-masing; menyedia- ment, training, product/service design,
kan pendidik, tenaga kependidikan, sara- supplier quality management (suppier of
na, dan prasarana SMK yang memadai dan goods/service), process management/op-
berkualitas; melakukan penataan kelemba- erating procedure, quality data and
gaan SMK yang meliputi program kejuru- reporting, and employee relation (Talib,
an yang dibuka dan lokasi SMK; serta me- Rahman, & Qureshi, 2010, p. 159).
ngembangkan SMK unggulan sesuai de- Lebih lanjut, Bill Creech (Danim, 2006,
ngan potensi wilayah mading-masing. p. 53) menyatakan bahwa prinsip-prinsip
Revitalisasi pendidikan kejuruan ter- dalam sistem manajemen mutu harus di-
sebut menuntut adanya kerja sama dan bangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; pro-
kreativitas dari semua unsur yang terkait duk, proses, organisasi, kepemimpinan,
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 1, April 2018
4 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

dan komitmen, sistem tersebut sangat ber- ing with knowledge creations. The authors
manfaat baik bagi pelanggan, institusi, argued that used the mixed methods ap-
maupun bagi staf organisasi. proach gain a deeper, broader understand-
Penelitian terdahulu yang dilakukan ing of phenomenon than studies that do
oleh Ghani & Pourrajab, (2014, p. 47) me- not utilize both quantitative and quali-
ngemukakan bahwa: tative approach (McKim, 2017, p. 202).
The implementation of TQM in schools Berdasarkan kutipan di atas diketa-
involves students and teachers’ and this hui bahwa penelitian mixed method mampu
leads to: (1)tremendous improvement re- meningkatkan validitas dari temuan pene-
garding teambuilding and customer focus; litian, memperluas pemahaman terhadap
(2) cooperative governance in schools permasalahan penelitian
which improves the work ethic and morale Penelitian ini merupakan Sequential
of teachers, principals, and students with Exploratory Mixed Method. Dalam metode
resultant academic improvement, and 3) ini, pada tahap pertama, peneliti meng-
change of school culture, which is essential gunakan metode kualitatif dan pada tahap
for continuous improvement of the school’s kedua menggunakan metode kuantitatif.
quality management and quality of work Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat
culture (Ackoff, 1999; Griffith, 2001; hasil penelitian kualitatif pada tahap per-
Harrison, 1998; Koch, 2003; Matthews, tama sehingga dapat mendeskripsikan se-
2001, Van der Linde, C.H, 2001; Widrick, cara sistematis, factual dan akurat tentang
Mergen & Grant, 2002). fakta-fakta dan sifat-sifat populasi pada
Implementasi manajemen mutu tidak daerah tertentu yang kemudian dianalisa
hanya merevitalisasikan sumber daya yang dengan Matriks EFAS, IFAS dan SPACE
dimiliki sekolah namun juga memberdaya- secara kuantitaif untuk mengetahui posisi
kan keberadaan kerja sama aktif pemerin- profil dan strategi yang tepat untuk pe-
tah dalam mengembangkan SMK. Hasil ngembangan SMK.
penelitian ini menjadi sangat penting bagi Penelitian ini dilakukan di SMK yang
para pengambil kebijakan pendidikan ke- tersebar di kabupaten/kota yang ada di
juruan, Pemerintah Aceh secara khusus, Provinsi Aceh, masing-masing adalah Kota
serta manajemen sekolah kejuruan dalam Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabu-
menetapkan kebijakan-kebijakan krusial paten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur,
untuk mendorong pengembangan SMK, Kabupaten Bireuen, Kab. Aceh Tengah,
memotong mata rantai pengangguran ter- Kotamadya Sabang dan Kabupaten Pidie.
buka dan peningkatan kinerja manajemen Adapun SMK yang menjadi subjek dalam
sekolah dalam mempersiapkan lulusan penelitian ini meliputi 13 SMK di Propinsi
SMK yang siap berkualifikasi dan berkom- Aceh antara lain: (1) SMKN 1 Banda Aceh,
petensi dalam dunia kerja. Kota Banda Aceh; (2) SMKN 3 Banda Aceh,
Kota Banda Aceh; (3) SMKN 1 Mesjid Ra-
Metode Penelitian ya, Kabupaten Aceh Besar; (4) SMKN 1
Murbakeya, Kabupaten Aceh Besar; (5)
Penelitianini merupakan penelitian
SMKN 1 Dewantara, Kabupaten Aceh
Mixed Method. Mixed Methods Research
Utara; (6) SMKN 1 Peusangan, Kabupaten
adalah suatu pendekatan penelitian yang
Bireuen; (7) SMKN 1 Bireuen, Kabupaten
memadukan pendekatan kuantitatif dan
Bireuen, (8) SMKN 1 Sigli, KabupatenPidie;
kualitatif melalui beberapa fase proses pe-
(9) SMKN 2 Sigli, Kabupaten Pidie, (10)
nelitian (Creswell, 2008). Hasil penelitian
SMKN 1 Takengon, Kabupaten Aceh
terhadap mixed method menunjukkan bah-
Tengah; (11) SMKN 1 Sabang, Kotamadya
wa:
Sabang; dan (12) SMKN 1 Peureulak, Ka-
Mixed method added values by increasing bupaten Aceh Timur.
validity in findings, informing the collec- Teknik penarikan sampel yang di-
tion of the second data source, and assist-
gunakan adalah purposive sampling dari

Volume 6, No 1, April 2018


Penerapan Sistem Standar Mutu Iso 9001 2008 ... − 5
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani

setiap kabupaten/kota dimana peneliti sekolah telah memiliki profil sistem mana-
memilih subjek penelitian sesuai dengan jemen mutu dengan menyediakan struktur
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. organisasi, prosedur, proses dan pembagi-
Subjek penelitian dalam penelitian ini an- an tugas kerja, serta sumber daya sekolah.
tara lain tim inti/tim pengembang sekolah, Kepala Sekolah SMK 3 Banda Aceh menge-
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. mukakan bahwa: ”sekolah memiliki struktur
Instrumen yang digunakan untuk me- organisasi sekolah dan memiliki struktur
ngumpulkan data adalah wawancara lang- manajemen mutu tersendiri melalui instruksi
sung, observasi lapangan dan studi doku- kepala sekolah yang dinyatakanmelalui SK
mentasi. Analisis data dilakukan dengan kepala sekolah”.
tiga langkah, yaitu (1) reduksi data; (2) Kepala SMKN 1 Peusangan menegas-
display; dan (3) mengambil kesimpulan dan kan bahwa: “sekolah telah memiliki prose-
verifikasi. Peneliti juga menggunakan ana- dur kerja dan pembagian tugas kerja yang
lisis SWOT dan Matriks SPACE dalam jelas yang terpapar dalam struktur organi-
mengkaji profil, strategi, faktor pendukung sasi sekolah dan SK pembagian tugas”.
dan penghambat implementasi mutu.
Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dan
studi dokumentasi diketahui bahwa pe-
Profil Sistem Manajemen Mutu Pada SMK ngembangan program dan strategi yang di-
di Propinsi Aceh lakukan sekolah dilakukan dengan lang-
Hasil studi dokumentasi terhadap kah-langkah yang disajikan pada Gambar
profil sistem manajemen mutu pada SMK 2.
yang menjadi subjek penelitian di Propinsi
pelatihan
Aceh, diperoleh informasi bahwa profil Pengukuran, awal
pembentukan tim
manajemen
sistem manajemen mutu yang telah dikem- analisa, dan
peningkatan
mutu/tim
pengembang
bangkan sekolah terdiri dari komponen- program dan sekolah
strategi
komponen sebagaimana disajikan pada
Gambar 1. penyusunan
penyusunan
program kerja
dokumen
sistem mutu

komitmen
realisasi dan
produk/hasil kebijakan
PBM mutu

pemenuhan
identifikasi dokumen prasyarat sistem
standar eksternal dan manajemen mutu
internal sekolah implementasi
program,
strategi

Gambar 2. Langkah-langkah Proses


Penentuan Program dan Strategi
Penyelenggaraan Sistem

Lebih lanjut, penggalan wawancara


dengan wakil manajemen mutu SMK 1
Gambar 1. KomponenProfil Sistem Takengon menjelaskan poses implementasi
Manajemen Mutu SMK di sistem manajemen mutu: “pada dasarnya
Propinsi Aceh sekolah mengembangkan program dan
Lebih lanjut, hasil wawancara de- strategi sekolah melalui program kerja se-
ngan para kepala sekolah dan tim pengem- kolah baik itu RKS, RKAS, dan pening-
bang sekolah diperoleh hasil bahwa semua katan hasil evaluasi diri sekolah (EDS), dan
kemudian tim pengembang menganalisis
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 1, April 2018
6 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

program dan strategi yang telah dilaksana-


kan untuk selanjutnya dikaji dan dikoreksi pengendal
ian
kembali agar dapat meningkatkan mutu penangan
dokumen
pengendal
sekolah secara berkelanjutan”. an
keluhan
ian
catatan
Semua kepala sekolah yang menjadi pelanggan mutu

subjek penelitian menyatakan bahwa sela- Pengendali


ma ini sekolah telah mengimplementasikan penangan
an sistem
manajeme
manajemen mutu melalui pemenuhan an n mutu
audit
mutu
pendapat
standar mutu akreditasi nasional sekolah pelanggan
internal

dan ada beberapa sekolah yang mengaku


telah menyelenggarakan ISO 9001 2008. analisa
tinjauan
manajem
Berikut penggalan wawancara de- data
en
ngan Kepala sekolah SMKN 1 Banda Aceh,
“pada mulanya sekolah kami telah menye-
lenggarakan sistem manajemen mutu ISO Gambar 3. Pola Pengendalian Internal
9001 2008 hingga tahun 2013, namun ka- Sistem Manajemen MutuPada
rena permasalahan penyediaan dana, pihak SMK diPropinsi Aceh
sekolah tidak menjalankannya lagi, dan Berkaitan dengan pengawasan eks-
sekarang hanya melakukan akreditasi na- ternal, hasil wawancara dengan kepala
sional sekolah saja”. sekolah SMKN 1 Mesjid Raya dinyatakan
Lebih lanjut, berdasarkan hasil wa- bahwa”, sekolah melibatkan Assesor dari
wancaradengan para kepala sekolah dan PT. TUV Rheinland Indonesia sebagai au-
tim manajemen sekolahdan studi doku- ditor eksternal mutu sekolah yang melaku-
mentasi diperoleh informasi bahwa seko- kan surveillance terhadap kelayakan dan
lah yang melaksanakan sistem manajemen konsistensi penerapan ISO 9001:2008 dan
mutu dengan berstandar pada akreditasi pengendalian supervisi oleh pengawas se-
nasional sekolah maka tahapan implemen- kolah”. Adapun tahapan pemeriksaan yang
tasi manajemen mutunya diselenggarakan dilakukan tim auditor eksternal yang
dengan memenuhi 8 (delapan) standar disajikan pada Gambar 4.
nasional pendidikan meliputi: (a) Standar
persiapan
isi; (b) Standar proses; (c) Standar kompe- asesmen
tensi lulusan; (d) Standar pendidik dan
tenaga kependidikan; (e) Standar sarana
koreksi dan
dan prasarana; (f) Standar pengelolaan; (g) tindaklanjut
asesmen
Standar pembiayaan; dan (h) Standar
penilaian pendidikan.
Berikut penggalan wawancara de- Closing Out temuan
asesmen
ngan kepala sekolah SMK 1 Sabang, “seko-
lah kami menyelenggarakan sistem mana-
jemen mutu dengan memenuhi delapan Gambar 4. Tahapan Audit Eksternal
standar dari BSNP, terlebih dahulu kami Berdasarkan hasil penelitian yang
melakukan EDS”. tersaji sebelumnya tentang profil, im-
plementasi, dan evaluasi manajemen mutu
Evaluasi Sistem Manajemen Mutu
terlihat bahwa SMK telah mengacu pada
Hasil studi dokumentasi menunjuk- pengembangan SMK berbasis mutu meru-
kan bahwa pengendalian sistem manaje- juk pada Critical Success Factors (CSFs) yang
men mutu ISO 9001 2008 pada SMK di dikemukakan oleh Saraph et.al (1989) dan
Propinsi Aceh disajikan pada Gambar 3. Antony, Knowles, & Gosh (1996) yang di-
indikasikan dengan adanya faktor-faktor
yang meliputi: top-management leadership,
management commitment, role of quality

Volume 6, No 1, April 2018


Penerapan Sistem Standar Mutu Iso 9001 2008 ... − 7
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani

department, training and education,employee ngembangan sekolah serta dokumen ma-


involvement, continous improvement,supplier nual mutu yang dimiliki sekolah.
partnership, product/service design,quality Lebih lanjut, berdasarkan hasil wa-
policies, quality data and reporting, commu- wancara dan analisis lingkungan eksternal
nication to improve quality, and customer dan internal yang telah dilakukan sebelum-
satisfaction orientation and employee relations nya maka diperoleh data lingkungan inter-
(Talib, et al, 2010, p. 159). SMK di Propinsi nal dan eksternal SMK di Propinsi Aceh,
Aceh telah memiliki komitmen yang baik berdasarkan matriks IFAS dan EFAS se-
terhadap pengembangan mutu sekolah. perti pada Table 1. Selanjutnya, matriks
Hal tersebut telah terdeskripsikan melalui evaluasi faktor eksternal SMK di Propinsi
profil SMK, kegiatan dan program pe- Aceh tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 1. MatriksEvaluasiFaktor Internal (IFAS)


Faktor-faktor Internal Bobot Nilai Skor Bobot
Kekuatan
1. komitmen top manager yang solid 0,17 4 0,64
2. struktur sistem manajemen mutu 0,16 4 0,64
3. pengembangan kompetensi kejuruan peserta didik 0,18 4 0,72
4. lingkungan sekolah 0,15 3 0,45
5. praktek kerja industri (prakerin) 0,18 4 0,72
6. kebijakan sekolah 0,16 3 0,48
7. perbaikan mutu terus menerus 0,2 4 0,8
8. Sistem Informasi Manajemen sekolah baik dan guru 0,14 3 0,42
mampu mengoperasikan computer
Total 4,87
Kelemahan 0
1. jumlah Guru produktif dan pelatihan yang belum 0,18 2 0,36
memadai
2. sarana prasarana dan tempat uji kompetensi yang belum 0,17 2 0,34
memadai
3. pengelolaan unit produksi belum optimal dan belum 0,17 1 0,17
semua sekolah tergabung dalam bursa tenaga kerja
4. belum adanya Kurikulum bersama (dual based system 0,18 1 0,18
curriculum)
5. sertifikasi lulusan, tenaga pendidik dan kependidikan 0,15 1 0,15
6. pembiayaan 0,15 2 0,30
Total 1 1,50
Keterangan:
Bobot:
0,00-0,05 = Pengaruhkecil
0,06-0,10 = Pengaruhsedang
0,11-0,15 = Pengaruhbesar
0,16-0,20 = Pengaruhsangatbesar

Rating pada matrix IFAS:


1 = Merupakankelemahanutama
2 = Merupakankelemahan yang kecil
3 = Merupakankekuatan yang kecil
4 = Merupakankekuatanutama

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan


Volume 6, No 1, April 2018
8 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFAS)


Faktor-faktor eksternal Bobot Nilai Skor Bobot
Peluang
1. terbuka kesempatan lulusan untuk bekerja dan 0,16 4 0,64
meneruskan pendidikan tinggi
2. kerja sama DU/DI 0,16 4 0,64
3. Persaingan masyarakat global dan kemajuan teknologi 0,08 3 0,24
dan informasi yang meningkat
4. keterlibatan pemerintah daerah dalam mengembangkan 0,07 3 0,21
pendidikan kejuruan
5. kebijakan pemerintah tentang revitalisasi SMK 0,12 4 0,48
Total 2,21
Ancaman
1. Persaingan masyarakat MEA 0,06 1 0,13
2. Dinamika politik 0,06 2 0,12
3. Relevansi antara kebutuhan kerja DU/DI dengan 0,13 2 0,12
kompetensi Siswa belum terpenuhi
4. sebagian DU/DI potensial belum terikat MoU dengan 0,1 2 0,2
SMK
5. ketidakstabilan ekonomi Indonesia 0,06 2 0,12
Total 1 0,69
Keterangan:
Bobot:
0,00-0,05 = pengaruhkecil
0,06-0,10 = pengaruhsedang
0,11-0,15 = pengaruhbesar
0,16-0,20 = pengaruhsangatbesar

Rating pada matrix EFAS:


1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar
2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar
3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil
4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS, Berbagai peluang


maka dapat dilakukan analisa SWOTdari
total keempat faktor dilakukan perhitung-
4.Mendukung strategi 1.Mendukung
an dengan menggunakan matriks posisi (1) turn-around strategi agresif
Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic
Position and Action Evaluation- SPACE) se- 1,52
kekuatan
bagai berikut: kelemahan
3,37
Total skor bobot kekuatan-total skor
kelemahan=4,87-1,50=3,37 3.Mendukung strategi 2.Mendukung strategi
defensive diversifikasi
Total skor Peluang-total skor
ancaman=2,21-0,69=1,52
Berbagai ancaman
Adapun deskripsi posisi strategi
yang dapat dikembangkan oleh SMK di Gambar 5. Matriks SPACE Strategi
Propinsi Aceh tersaji dalam diagram mat- Pengembangan SMK Propinsi
riks SPACE pada Gambar 5. Aceh

Volume 6, No 1, April 2018


Penerapan Sistem Standar Mutu Iso 9001 2008 ... − 9
Murniati AR, Nasir Usman, M. Husen, Ulfah Irani

Berdasarkan Matriks SPACE di atas tif terhadap hasil tapi juga terhadap proses
maka diketahui bahwa strategi yang cocok pembelajaran dan pengajaran sebagai satu
dengan kondisi internal maupun eksternal kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-
SMK di Propinsi Aceh adalah mendukung kan.
strategi agresif yaitu menjalankan strategi
SO (strategi menggunakan kekuatan (S) Simpulan
untuk mencapai peluang (O). David (2009, Berdasarkan hasil analisa data dapat
p. 334) mengemukakan bahwa arah vector disimpulkan beberapa hal, diantaranya
dalam matriks SPACE menunjukkan pro- sebagai berikut. Pertama, profil mutu pada
fil organisasi tersebut, ketika arah vector SMK di Banda Aceh diawali dengan men-
terletak pada kuadran agresif maka dapat ciptakan komitmen tim inti, selanjutnya
disimpulkan bahwa organisasi tersebut membangun struktur manajemen mutu,
berada dalam posisi yang sangat bagus pengelolaan sarana prasarana, sumber da-
untuk memanfaatkan berbagai kekuatan ya manusia, pemetaan peserta didik dan
internal untuk menarik keuntungan dari lulusan, kerja sama DU/DI, menyusun do-
peluang-peluang eksternal, mengatasi kele- kumen manual sistem manajemen mutu,
mahan internal dan menghindari beragam unit produksi dan bursa tenaga kerja.
ancaman eksternal. Oleh karenanya, kerja Kedua, pelaksanaan sistem manaje-
sama dengan DU/DI dan stakeholders, pe- men mutu pada SMK di Aceh berstandar
ngembangan produk/unit produksi, inte- pada ISO 9001:2008 hingga Tahun 2013.
grasi kebelakang, integrasi kedepan, in- Selanjutnya masing-masing sekolah me-
tegrasi horizontal, diversifikasi atau stra- nyelenggarakan sistem manajemen mutu
tegi kombinasi dapat menjadi pilihan yang berpedoman pada standar pendidik-
pengembangan organisasi. Crosby (1995) an nasional BSNP. Ketiga, evaluasi dan
mengemukakan bahwa: pengendalian sistem manajemen mutu di-
“implementation of TQM in education and lakukan secara terus menerus melalui pe-
suggest strategies as follow: (1) emphasize ngendalian dokumen, pengendalian catat-
the quality of teaching system rather than an mutu, audit mutu internal, tinjauan ma-
the results of examinations, (2) as the najemen, analisa data, penanganan pen-
name “total” implies, pay attention to all dapat pelanggan, serta penanganan ke-
the constituents of the system, (3) look for luhan pelanggan.
the factors affecting the exam failures and
try to eliminate them at source”. Daftar Pustaka
Implementasi manajemen mutu juga
Antony, J. L. K., Knowles, G., & Gosh, S.
dapat mengacu pada pengelolaan sekolah
(2002). Criticals success factors of
dengan memperhatikan aspek:
TQM implementation in Hongkong
konteks, input, proses, produk, dan out- industries. International Journal of
come yang meliputi: visi misi sekolah, Quality and Reability Management,
sumber daya, proses belajar mengajar, 19(5), 551-556.
kepemimpinan, keamanan dan ketertiban
sekolah, pengelolaan tenaga pendidikan, Crosby, P. B. (1995). Quality is free:the art of
budaya mutu sekolah, kekompakan team- making quality certain. New York:New
work, transparansi, kemauan sekolah un- American Library.
tuk berubah, responsif terhadap kebutuhan, Danim, S. (2006). Visi baru manajemen
komunikasi, akuntabilitas sekolah, prestasi sekolah, dari unit birokrasi ke lembaga
dan lulusan (Sukarti & Wibowo, 2013, pp. akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
271-282).
David, F. R. (2009). Strategic maznagement.
Pengelolaan sekolah dengan mem- Jakarta: Salemba.
perhatikan pemenuhan aspek tersebut di
atas tidak hanya memberi kontribusi posi- Ghani, M. F., & Pourrajab, M. (2014).
Sustainable education through
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan
Volume 6, No 1, April 2018
10 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

implementation of total quality Jakarta: Paramadina.


management. Global Business and
Sukarti &Wibowo, U. B. (2013).
Economics Research Journal, 3(12), 42-52.
Implementasi manajemen berbasis
Hadis, A., & Nurhayati. (2012). Manajemen sekolah (MBS) di SMK Negeri di
mutu pendidikan. Bandung:Alfabeta. Kabupaten Sleman. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan,
McKim, C. A. (2017). The values of mixed
1(2), 269-284 Retrieved from
methods reasearch: a mixed method
https://journal.uny.ac.id/index.php/
study. Journal of Mixed Method
jamp/article/view/2399
Reasearch, 2017, 1(2), 202-222.
Talib, F., Rahman, Z., & Qureshi, M. N.
Presiden Republik Indonesia. Instruksi
(2010). Patero analysis of total quality
Presiden Republik Indonesia Nomor 9
management factors critical to success
tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
for service industries. International
dalam rangka peningkatan kualitas
Journal for Quality Research UDK-005.6,
dan daya saing sumber daya manusia
4(2), 155-168.
Indonesia (2016)
Zabadi, A. M. A. (2013). Implementing total
Saraph, J.V., Benson, P. G., & Schroeder, R.
quality management (TQM) on the
G. (1989). An instrument for
higher education institutions-a
measuring the critical factors of TQM.
conceptual model. Journal of Finance &
Decision Sciences, 20, 810-829.
Economics, 1(1) (2013), 42-60.
Sidi, I. (2001). Menuju masyarakat belajar;
menggagas paradigma baru pendidikan.

Volume 6, No 1, April 2018

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai