Pembangunan bidang pendidikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya
pembangunan SDM, merupakan salah satu prioritas utama pembangunan di berbagai daerah. Hal ini
tentunya perlu grand design dalam pemerataan mutu pendidikan bukan hanya dari aspek
aksesibiltasnya saja guna dapat bersaing secara global
Dalam penyelenggaraan pendidikan input pendidikan yang terdiri dari tenaga kependidikan,
siswa, sarana prasarana, kurikulum dan kebijakan pemerintah harus mendukung dalam proses belajar
mengajar yang efektif dan efesien sehingga dapat menghasilkan kualitas lulusan yang bisa bersaing
dan dapat menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu dalam proses belajar mengajar keterlibatan
dan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan industri serta pemerintah juga diperlukan dalam rangkan
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, seperti masyarakat diharapkan peran serta yang aktif
dalam dunia pendidikan begitu juga dengan dunia usaha dan pemerintah sehingga dapat menghasilkan
kualitas lulusan yang dapat bersaing di pasaran kerja dan dalam menghadapi tantangan di masa yang
akan datang.
1. RELEVANSI
Tujuan dan metode penyelenggaraan program pendidikan ditujukan untuk mengisi pangsa pasar kerja
secara tepat atau menciptakan pasar kerja baru. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator
(tolok ukur) relevansi program pendidikan dengan pangsa kerja antara lain:
- Tingkat keterserapan lulusan di pasar kerja yang mengindikasikan kesesuaian antara program
pembelajaran dan kebutuhan pasar.
- Waktu tunggu yang diperlukan oleh lulusan untuk mendapatkan pekerjaan. Waktu tunggu yang singkat
menunjukkan kesesuaian jumlah permintaan pasar dengan jumlah tenaga yang ditawarkan.
- Gaji awal lulusan pada saat bekerja dapat dijadikan sebagai bahan analisa tingkat penguasaan
ketrampilan/pengetahuan lulusan dan tuntutan pasar kerja.
Beberapa hal baik yang cukup potensial untuk meningkatkan relevansi program pendidikan antara lain:
- Pengembangan kurikulum yang melibatkan seluruh stakeholders, industri, dan komunitas pengguna
lulusan lainnya.
- Pengembangan kemampuan pendidik agar selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi di
masyarakat/industri.
- Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang menyamai / menyerupai kondisi lingkungan
kerja yang akan dihadapi di dunia kerja.
- Pembentukan etos kerja dan moralitas lulusan agar dapat beradaptasi secara cepat dan baik di
lingkungan kerja.
- Perbaikan dan peningkatan kerjasama dengan komunitas, termasuk juga sektor publik dan privat.
- Pengembangan keahlian khusus baik oleh pendidik maupun peserta didik.
2. SUASANA AKADEMIK
Suasana akademik yang kondusif merupakan suatu prasyarat terciptanya hubungan yang sehat antar
civitas academica. Dengan demikian institusi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan dan
melaksanakan proses pendidikan yang berkualitas baik, yang didukung oleh seluruh komponen yang
berada didalamnya. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator (tolok ukur) terciptanya suatu
suasana akademik yang kondusif antara lain:
Beberapa hal baik yang dapat dikemukakan disini untuk memperbaiki suasana akademik antara lain:
Adanya
mekanisme untuk evaluasi kinerja pegawai baik guru maupun non guru, khususnya yang terkait dengan
proses pembelajaran, termasuk sistem pemberian reward bagi mereka yang menunjukkan kinerja yang
baik dan penalti bagi yang kurang baik.
Beberapa hal baik yang dapat dikemukakan disini untuk meningkatkan mutu manajemen internal antara
lain:
- Mengutamakan Keterbukaan dalam pengalokasian dan pengelolaan dana serta sumberdaya lainnya.
- Menyusun dan mengatur beban kerja yang seimbang untuk pegawai, baik dalam pelaksanaan
kegiatan edukatif maupun administratif.
- Membentuk suatu media komunikasi yang efektif.
- Membuat suatu sistem birokrasi yang efektiv dan efisien.
4. KEBERLANJUTAN
Kemampuan suatu institusi untuk mempertahankan keberlanjutan program pendidikan pada dasarnya
ditentukan oleh dua faktor, yaitu kemampuan untuk memelihara kinerja / peralatan yang telah dicapai
dan kemampuan untuk mengganti peralatan yang tidak berfungsi atau menghasilkan kinerja yang lebih
baik. Keberlanjutan suatu program menjadi suatu kriteria yang mutlak harus dipertimbangkan dalam
merancang dan melaksanakan program, agar program dapat berjalan sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator (tolok ukur) terciptanya
suatu keberlanjutan program yang baik antara lain:
Beberapa hal baik yang dapat dikemukakan disini untuk memperbaiki keberlanjutan program
pendidikan antara lain:
- Menyusun aturan / mekanisme yang jelas tentang penggunaan fasilitas dan pelaksanaan pekerjaan.
- Mengaktifkan dan mengefektifkan unit pemeliharaan fasilitas.
- Membentuk budaya kerja dan hidup yang bersih, efektiv dan efisien di lingkungan sekolah dan
sekitarnya.
5. EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS
Beberapa hal baik yang dapat dikemukakan disini untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas antara
lain:
- Peningkatan perhatian tentang perlunya promosi untuk peningkatan daya tarik yang pada gilirannya
akan memperoleh siswa baru yang lebih berkualitas sehingga meningkat efisiensi dan produktivitas
- Peningkatan kemampuan mengajar dan belajar melalui pendalaman materi metodik-didaktik yang
disertai pula dengan peningkatan tingkat kehadiran guru dan siswa serta pelaksanaan proses evaluasi
yang efektif dengan mekanisme umpan balik siswa
- Peningkatan praktik laboratorium.
- Bursa penempatan kerja
6. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dari satu sisi pandang bisa didefinisikan sebagai seseorang atau kelompok yang secara
aktif terlibat dalam memformulasikan budaya organisasi dan program dan mengendalikan kegiatan
organisasi serta hubungannya dengan lingkungan. Kekuatan kepemimpinan dapat diidentifikasi
berdasarkan visi yang kuat tentang strategi pengembangan institusi dan strategi dalam menjalankan
institusi. Komitmen institusi yang kuat dan dilaksanakan secara baik serta konsisten, juga merupakan
perwujudan dari kepemimpinan yang kuat. Kepempimpinan dalam suatu institusi ditandai dengan
beberapa hal, antara lain:
7. KURIKULUM
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
yang inovatif dan berkompetensi bagi peserta didik dengan memperhatikan acuan baku mutu
kompetensi hasil didik dengan kurikulum berbasis kompetensi yang diterima oleh masyarakat dan
perubahan kurikulum harus disesuaikan dengan tuntutan pasar, maka supaya kurikulum dapat diterima
oleh masyarakat perlu dipertimbangkan kebutuhan industri/dunia usaha, kebutuhan masyarakat, dan
kebutuhan professional yang diterjemahkan dalam kurikulum dengan penerapan dan pelaksanaan
yang konsisten dan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM)
dengan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan pasar perlu adanya pemberdayaan pengawas, dalam
hal ini pengawas perlu memonitoring jalannya KBM di setiap sekolah supaya pelaksanaan dan
penerapan kurikulum dapat menghasilkan kompetensi lulusan yang diharapkan. Karena kurikulum
yang baik belum tentu menjamin kompetensi lulusan, jika pelaksanaan kurikulum tidak konsisten
dengan rencana.