Abstract
Education is the effort in establishing the culture of certain society in creeating a modern,
advance and harmony life, based on the mutual beliefs of culture in certain community.
Education and culture are bonded each other by values. The values of culture are the
values that bonded in the community to manage the harmony, integration and balance of
the life of community itself. The comparison of education among Indonesia, Australia, USA
and Japan is the culture that lives and rooted in the history of USA that education has
become the task for the family and community. The education system in Australia is more
flexible than Indonesia, while the Japan applies the humanistic education system than
Indonesia that applies the principle of behavioristic, which is more dehumanistics in its
education system.
1813
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1814
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
sadar dan terencana dalam upaya b. Nilai budaya dan tata hidup manusia
mengembangkan potensi-potensi ditopang oleh perwujudan
manusiawi untuk memiliki kekuatan kebudayaan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, c. Sarana kebudayaan yang bersifat fisik
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, yang merupakan produk dari
serta keterampilan yang dilakukan kebudayaan atau alat yang
sepanjang hayat. Pendidikan juga sebagai memberikan kemudahan dalam
upaya membangun budaya suatu berkehidupan.
masyarakat dalam menciptakan kehidupan Kebudayaan adalah sesuatu yang
yang modern, maju, dan harmoni yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
didasari oleh nilai-nilai budaya yang dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
diyakini bersama oleh suatu masyarakat. terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
Nilai-Nilai Budaya itu bersifat abstrak. E. B. Taylor (1871)
Nilai-nilai budaya merupakan dalam bukunya Primitive Culture
nilai- nilai yang disepakati dan tertanam mendefenisikan kebudayaan sebagai
dalam suatu masyarakat, lingkup keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
organisasi, lingkungan masyarakat, yang kepercayaan seni, moral, hukum, adat
mengakar pada suatu kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya
kepercayaan, simbol-simbol dengan yang diperoleh manusia sebagai anggota
karakteristik tertentu yang dapat masyarakat. Secara lebih terperinci,
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan Kuntiaraningrat (1974) membagi
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan kebudayaan menjadi unsur-unsur yang
terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai terdiri dari sistem religi dan upacara
budaya akan tampak pada simbol-simbol, keagamaan, sistem dan organisasi
slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
nampak sebagai acuan pokok moto suatu bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian
lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal serta sistem teknologi dan peralatan.
yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini Sedangkan menurut Astrley
yaitu : Montagu (1961), suatu kebudayaan akan
a. Simbol-simbol, slogan atau yang mencerminkan tanggapan manusia
lainnya yang kelihatan kasat mata terhadap kebutuhan dasar hidupnya.
(jelas) Karena dengan kebutuhan hidup inilah
b. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang yang mendorong manusia untuk
muncul akibat slogan, moto tersebut melahrkan berbagai tindakan untuk
c. Kepercayaan yang tertanam (believe menenuhi kebutuhan tersebut.
system) yang mengakar dan menjadi Kebudayaan merupakan sebuah konsep
kerangka acuan dalam bertindak dan yang menyatu dalam kehidupan manusia
berperilaku (tidak terlihat). dan merupakan seperangkat sistem
Nilai-nilai budaya adalah jiwa dari pengetahuan atau gagasan yang berfungsi
kebudayaan dan menjadi dasar dari menjadi blue print bagi sikap dan perilaku
segenap wujud kebudayaan dalam bentuk manusia sebagai warga kesatuan
tata hidup yang merupakan kegiatan sosialnya. Menurut Usman (2003)
manusia. Tata hidup merupakan komponen-komponen budaya terdiri dari:
pencerminan yang konkret dari nilai a. Pranata sosial atau lembaga-lembaga
budaya yang bersifat abstrak, yaitu: kemasyarakatan yang tumbuh
a. Kegiatan manusia dapat ditangkap dikalangan masyarakat,
oleh panca indera sedangkan nilai b. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang
budaya hanya tertangguk oleh budi berlaku,
manusia,
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli
1815
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1816
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1817
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1818
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1819
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1820
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1821
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
1822
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
guru, murid, dan orang tua yang dan menengah, bisa sukses menanamkan
mendukung pengembangan sekolah. nilai-nilai yang diajarkan tadi
Pengembangan Kurikulum di
Jepang Panduan tentang muatan PENUTUP
pembelajaran termuat dalam Pada dasarnya sistem pendidikan
GAKUSYUUSHIDOUYOURYOU di Indonesia Australia, USA, dan Jepang
(dokumen lengkap tentang tujuan PBM dalam hal jenjang pendidikan hampir
sekolah, materi pelajaran, pendidikan sama, yang membedakannya adalah jenis-
moral dan kegiatan khusus sebagai standar jenis sekolah atau keterampilan yang
minimum yang harus dicapai oleh sekolah diajarkannya terdapat perbedaan. Kultur
negeri, publik, dan swasta) yang pertama budaya yang sangat mengakar dalam
kali dibuat pada tahun 1947 bertepatan sejarah AS bahwa pendidikan menjadi
dengan lahirnya UU Pendidikan di tugas bagi keluarga dan masyarakat.
Jepang. Perubahan kurikulum mengikuti Pendidikan antara Indonesia dan Australia
pola 10 tahunan dengan memperhatikan tidaklah terlalu berbeda, yang
perubahan sosial dan ekonomi masyarakat membedakannya adalah perbedaan tingkat
Jepang dan dunia. Dengan demikian satuan pendidikan dari sistem kedua
pendidikan tidak lagi hanya sekedar negara tersebut. Perbedaan lainnya adalah
jiplakan dari hal-hal yang tertera dalam sistem pendidikan Australia sedikit lebih
kurikulum, tetapi merupakan fleksibel dari Indonesia. Bila Jepang
pengembangan standar minimal program menganut prinsip pendidikan humanis,
yang berorientasi kesiswaan. maka Indonesia nampak sekali menganut
Pendidikan Jepang tidak lepas dari prinsip behavioristik yang sangat
pendidikan moral (karakter) yang dehumanis dalam sistem pendidikannya.
diberikan pada setiap jenjang kelas Namun demikian, sistem pendidikan
sekolah yang diintegrasikan ke dalam Jepang tersebut telah terbukti memberikan
kurikulum pendidikan sehingga tercipta dampak positif terhadap optimalisasi
karakter bangsa Jepang (ulet, pekerja prestasi peserta didik.
keras, gigih, jujur, toleransi dan
kesetiakawanan yang tinggi). Kurikulum DAFTAR RUJUKAN
Jepang terdiri atas tiga kategori: (1) mata 1. Amirin, Tatang M.(2011).
pelajaran akademik (wajib dan pilihan), “Pengertian Sarana dan Prasarana
(2) pendidikan moral, dan (3) kegiatan Pendidikan.”[Online]. Tersedia :
khusus. Tatangmanguny.wordpress.com.
Di Jepang sendiri, meskipun ada Diakses: tanggal 20 Oktober 2016
pelajaran moral (doutoku) dan ada 2. Frederick Harbison & Charles A.
kurikulumnya secara spesifik apa yang Myers. 1984. Manpower and
harus diajarkan, namun apa definisi moral, Education: Country Studies in
baik-buruk, benar-salah, sama sekali tidak Economic Development. New York:
ada batasannya. Penekanannya lebih McGraw-Hill Book Company.
kepada nilai-nilai yang dianggap baik 3. Ichsan. 2008. Visi, Misi dan Tujuan
secara universal, seperti nilai-nilai Pendidikan Nasional. (Online). http://
kejujuran, kerja keras, menghormati hak tunas63. wordpress.com/2008/ 11 /07
orang lain, disiplin, rasa malu ketika tidak /visi-misi- dan- tujuan –pendidikan -
memenuhi kewajiban, dan sebagainya. Di nasional/, diakses tanggal 20 Oktober
Jepang sendiri, dengan kualitas guru-guru 2016
yang sangat baik, pendidikan moral yang 4. Karim, I.H. 2012. Perbedaan Tingkat
didukung dengan sistem pendidikan, serta Satuan Pendidikan Indonesia Dan
undang-undang yang fokus pada Australia.(Online).
pembentukan karakter di sekolah dasar
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli
1823
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai
http://stkipierahaternate.com. diakses
20 Oktober 2016.
5. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka
Cipta
6. Lhani, M. 2009. Potret Pendidikan
Amerika Serikat. (Online).
http://meilanikasim.wordpress.com/2
009/05/27/98/. Diakses tanggal 20
Oktober 2016.
7. Lubis, I. 2012. Perbandingan Sistem
Pendidikan Jepang Dengan
Indonesia. (Online).
http://makalahmajannaii.blogspot.co
m/2012/04/perbandingan-pendidikan-
sistem.html, diakses tanggal 20
Oktober 2016.
8. Montagu, A.M.F., 1960, An
Introduction to Physical
Anthropology, 3rdedn, Charles C
Thomas Publisher, U.S.
9. Nababan. 2009. Peranan Sistem
Pendidikan Nasional dalam
Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya.
Medan: Universitas HKBP
Nommensen. Makalah ini
disampaikan pada The 1st
International Symposium on
Education tanggal 20 Oktober 2016.
10. Nur, Agustiar Syah.
(2001). Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara. Bandung :
Lubuk Agung.
11. Redja Mudyahardjo, (2002).
Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers
12. Smith, Dan. (1999). The State of the
World Atlas. London: Penguin
Reference
13. Suparyo, Yossy. 2005. Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) UU No.20 Tahun
2003 beserta Penjelasannya.
Yogyakarta:Media Abadi
14. Yayatharyati. 2011. Kaitan Antara
Kebudayaan Dan Pendidikan.
(Online),http://kaitan-pendidikan-
dan-kebudayaan-ppt.com, diakses
tanggal 20 Oktober 2016
1824