Anda di halaman 1dari 12

Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

PENDIDIKAN DAN NILAI-NILAI BUDAYA: PERBANDINGAN


PENDIDIKAN ANTARA INDONESIA, AUSTRALIA,
USA DAN JEPANG
Oleh:

Berkat Persada Lase


Dosen Tetap YAPERTI Nias pada IKIP Gunungsitoli

Abstract

Education is the effort in establishing the culture of certain society in creeating a modern,
advance and harmony life, based on the mutual beliefs of culture in certain community.
Education and culture are bonded each other by values. The values of culture are the
values that bonded in the community to manage the harmony, integration and balance of
the life of community itself. The comparison of education among Indonesia, Australia, USA
and Japan is the culture that lives and rooted in the history of USA that education has
become the task for the family and community. The education system in Australia is more
flexible than Indonesia, while the Japan applies the humanistic education system than
Indonesia that applies the principle of behavioristic, which is more dehumanistics in its
education system.

Keywords : Education, Values of Culture, Indonesia, Australia, USA, Japan

PENDAHULUAN perkembangan ilmu dan teknologi, serta


Pada dasarnya pendidikan tidak perkembangan proses pemikiran
akan pernah bisa dilepaskan dari ruang manusia. Perkembangan-perkembangan
lingkup kebudayaan. Antara pendidikan tersebut tidak dapat disangkal
dan kebudayaan terdapat hubungan yang dipengaruhi oleh pendidikan. Bila
sangat erat dalam arti keduanya berkenaan kebudayaan berubah maka pendidikan
dengan suatu hal yang sama yakni nilai- juga bisa berubah dan bila pendidikan
nilai. Nilai-nilai kebubudayaan tersebut berubah akan dapat mengubah
adalah nilai-nilai yang melekat di kebudayaan. Tampak bahwa pendidikan
masyarakat yang mengatur keserasian, berperan dalam mengembangkan
keselarasan, serta keseimbangan dalam kebudayaan. Pendidikan adalah medan
kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks manusia dibina, ditumbuhkan, dan
kebudayaan, pendidikan memainkan dikembangkan potensi-potensinya.
peranan sebagai agen pengajaran nilai- Semakin potensi seseorang dikembangkan
nilai budaya. Dalam menjaga dan semakin ia mampu menciptakan atau
melestarikan kebudayaan sendiri, secara mengembangkan kebudayaan.
proses mentransfernya yang paling efektif Untuk itulah diperlukan suatu
dengan cara pendidikan. Keduanya sangat kajian yang dapat dijadikan sebagai salah
erat sekali hubungannya karena saling satu gambaran arah konsep dan kebijakan
melengkapi dan mendukung antara satu pendidikan yang baik. Salah satu caranya
sama lainnya. adalah dengan komparasi pendidikan di
Kebudayaan sebagai dinamika Indonesia dengan pendidikan di negara
kehidupan manusia akan terus yang mutu pendidikannya lebih baik.
berkembang sejalan dengan Komponen pendidik di Indonesia
perkembangan zaman, percepatan seharusnya juga membandingkan diri
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1813
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

dengan bangsa lain, dalam rangka membentuknya sesuai dengan tujuan


mengembangkan kualitas diri tersebut. kebudayaan. Pendidikan sebagai upaya
Maka dalam hal ini penulis membahas pengembangan sumber daya manusia
tentang pendidikan dan nilai-nilai budaya dalam arti seluas-luasnya dan kebudayaan
melalui perbandingan pendidikan antara sebagai milik seluruh bangsa, pada
indonesia, Australia, USA dan Jepang. hakekatnya merupakan dua hal yang
Penulis memilih beberapa Negara tersebut berkaitan erat. Dinyatakan demikian
karena perkebangan pendidikan di negara karena pendidikan berlangsung dalam
tersebut tidak terlepas dari nilai-nilai suatu iklim budaya tertentu. Pendidikan
kebudayaan yang melekat dalam diri yang dimaksud adalah suatu proses
bangsannya dan Negara-Negara tersebut kehidupan di dalam masyarakat.
juga memiliki kualitas tingkat pendidikan Menurut Tatang (2010), pada
yang tinggi dan diakui oleh dunia. dasarnya terdapat dua fungsi pokok
pendidikan, yaitu sebagai berikut.
PEMBAHASAN 1. Fungsi konservasi. Pendidikan
Pendidikan berfungsi untuk mentransmisikan,
Pendidikan adalah usaha sadar dan mewariskan atau melestarikan nilai-
terencana untuk mewujudkan suasana nilai budaya masyarakat atau
belajar dan proses pembelajaran agar mempertahankan kelangsungan
peserta didik secara aktif mengembangkan eksistensi masyarakat.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan 2. Fungsi inovasi/kreasi/transformasi.
spiritual keagamaan, pengendalian diri, Pendidikan berfungsi untuk
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, melakukan perubahan dan
serta keterampilan yang diperlukan pembaharuan masyarakat beserta
dirinya dan masyarakat. Pendidikan nilai-nilai budayanya.
bertujuan membentuk agar manusia dapat Kedua fungsi pendidikan
menunjukkan perilakunya sebagai sebagaimana dikemukakan di atas, dapat
makhluk yang berbudaya yang mampu kita pahami dan riil terjadi di dalam
bersosialisasi dalam masyarakatnya dan kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat
menyesuaikan diri dengan lingkungan terdapat nilai-nilai, pengetahuan, dan
dalam upaya mempertahankan kelakuan-kelakuan berpola yang masih
kelangsungan hidup, baik secara pribadi, relevan dan dipandang baik yang harus
kelompok, maupun masyarakat secara tetap dilestarikan. Sebaliknya, terdapat
keseluruhan (Yayatharyati, 2011). pula nilai-nilai, pengetahuan dan kelakuan
Carter V.Good dalam Dictinary of berpola yang sudah dipandang tidak
Education bahwa pendidikan itu relevan lagi dan tidak bernilai yang perlu
mengandung pengertian sebagai berikut. diubah atau diperbaharui. Adapun untuk
a. Proses perkembangan kecakapan melestarikan dan melakukan pembaharuan
seseorang dalam bentuk sikap dan atau perubahan tersebut masyarakat perlu
prilaku yang berlaku dalam melakukannya melalui pendidikan.
masyarakatnya. Berdasarkan deskripsi pendidikan
b. Proses sosial dimana seseorang diatas, maka pendidikan sebagai upaya
dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan menanamkan sikap dan keterampilan pada
yang terpimpin (misalnya sekolah) anggota masyarakat agar mereka kelak
sehingga ia dapat mencapai mampu memainkan peranan sesuai
kecakapan sosial dan dengan kedudukan dan peran sosial
mengembangkan pribadinya. masing-masing dalam masyarakat. Secara
Menurut Manan (1989 : 17) tidak langsung, pola ini menjadi proses
pendidikan adalah sebuah proses melalui melestarikan suatu kebudayaan. Selain itu,
kebudayaan yang mengontrol orang dan pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1814
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

sadar dan terencana dalam upaya b. Nilai budaya dan tata hidup manusia
mengembangkan potensi-potensi ditopang oleh perwujudan
manusiawi untuk memiliki kekuatan kebudayaan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, c. Sarana kebudayaan yang bersifat fisik
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, yang merupakan produk dari
serta keterampilan yang dilakukan kebudayaan atau alat yang
sepanjang hayat. Pendidikan juga sebagai memberikan kemudahan dalam
upaya membangun budaya suatu berkehidupan.
masyarakat dalam menciptakan kehidupan Kebudayaan adalah sesuatu yang
yang modern, maju, dan harmoni yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
didasari oleh nilai-nilai budaya yang dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
diyakini bersama oleh suatu masyarakat. terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
Nilai-Nilai Budaya itu bersifat abstrak. E. B. Taylor (1871)
Nilai-nilai budaya merupakan dalam bukunya Primitive Culture
nilai- nilai yang disepakati dan tertanam mendefenisikan kebudayaan sebagai
dalam suatu masyarakat, lingkup keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
organisasi, lingkungan masyarakat, yang kepercayaan seni, moral, hukum, adat
mengakar pada suatu kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya
kepercayaan, simbol-simbol dengan yang diperoleh manusia sebagai anggota
karakteristik tertentu yang dapat masyarakat. Secara lebih terperinci,
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan Kuntiaraningrat (1974) membagi
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan kebudayaan menjadi unsur-unsur yang
terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai terdiri dari sistem religi dan upacara
budaya akan tampak pada simbol-simbol, keagamaan, sistem dan organisasi
slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang kemasyarakatan, sistem pengetahuan,
nampak sebagai acuan pokok moto suatu bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian
lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal serta sistem teknologi dan peralatan.
yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini Sedangkan menurut Astrley
yaitu : Montagu (1961), suatu kebudayaan akan
a. Simbol-simbol, slogan atau yang mencerminkan tanggapan manusia
lainnya yang kelihatan kasat mata terhadap kebutuhan dasar hidupnya.
(jelas) Karena dengan kebutuhan hidup inilah
b. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang yang mendorong manusia untuk
muncul akibat slogan, moto tersebut melahrkan berbagai tindakan untuk
c. Kepercayaan yang tertanam (believe menenuhi kebutuhan tersebut.
system) yang mengakar dan menjadi Kebudayaan merupakan sebuah konsep
kerangka acuan dalam bertindak dan yang menyatu dalam kehidupan manusia
berperilaku (tidak terlihat). dan merupakan seperangkat sistem
Nilai-nilai budaya adalah jiwa dari pengetahuan atau gagasan yang berfungsi
kebudayaan dan menjadi dasar dari menjadi blue print bagi sikap dan perilaku
segenap wujud kebudayaan dalam bentuk manusia sebagai warga kesatuan
tata hidup yang merupakan kegiatan sosialnya. Menurut Usman (2003)
manusia. Tata hidup merupakan komponen-komponen budaya terdiri dari:
pencerminan yang konkret dari nilai a. Pranata sosial atau lembaga-lembaga
budaya yang bersifat abstrak, yaitu: kemasyarakatan yang tumbuh
a. Kegiatan manusia dapat ditangkap dikalangan masyarakat,
oleh panca indera sedangkan nilai b. Adat istiadat dan pola kebiasaan yang
budaya hanya tertangguk oleh budi berlaku,
manusia,
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1815
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

c. Proses sosial (kerjasama, akomodasi, diterapkan oleh suatu bangsa untuk


konflik) di kalangan masyarakat, mencapai kualitas dan tujuan yang telah
d. Akulturasi, asimilasi dan integrasi ditetapkan (Sugiharty, 2011).
dari berbagai kelompok masyarakat,
e. Kelompok dan organisasi sosial, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
f. Pelapisan (strata) sosial di kalangan Sistem Pendidikan Suatu Negara
masyarakat, Frederich harbison dan Charles A
g. Sikap dan persepsi masyarakat Myers dalam bukunya yang berjudul
terhadap program dan kegiatan. “education Manpower and Economic
Dapat disimpulkan bahwa nilai- Growth Stategis of Human Resource
nilai budaya merupakan dasar bagi tatanan Development” mengemukakan beberapa
kebidupan masyarakat. Artinya, dalam faktorfaktor yang mempengaruhi sistem
aspek kehidupan apapun, maka nilai-nilai pendidikan adalah sebagai berikut:
budaya merupakan acuan untuk bertindak a. Factor Historis
terutama dalam masalah pendidikan. Menurut harbison dan mayer,
Adapun nilai-nilai budaya yang berharga faktor sejarah pertumbuhan masyarakat
untuk diperjuangkan adalah: ditentukan oleh tiga hal yang saling
a. Nilai Kejujuran berkaitan, yaitu pendidikan, kemampuan
b. Nilai Patriotisme manusia dan pertumbuhan ekonomi. Atas
c. Nilai Persaingan pembagian di atas, harbison dan mayer
d. Nilai Harmonis dan Kerjasama membagi negara-negara di dunia ini
menjadi empat tingkat pertumbuhan
Sistem Pendidikan sebagai berikut:
Sistem pendidikan adalah 1. Negara yang belum berkembang
penyusunan standar proses pendidikan 2. Negara-negara yang sebagian bidang
untuk menentukan kegiatan pembelajaran kehidupannya telah mengalami
yang dilakukan oleh guru sebagai upaya kemajuan
ketercapaian Standar Kompetensi 3. Negara-negara yang sedang
Lulusan. Dengan demikian, standar proses mengalami setengah kemajuan,
dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru seperti Argentina, Mesir, Mexico,
dalam pengelolaan proses pembelajaran India, Arab Saudi, Indonesia, dan
serta menentukan komponen-komponen Afrika Selatan.
yang dapat mempengaruhi proses 4. Negara-negara yang telah mengalami
pendidikan. Salah satu pendekatan yang kemajuan, seperti Jepang, Singapura,
dapat digunakan untuk menentukan Inggris, Amerika Serikat, China,
kualitas proses pendidikan adalah Jerman, Perancis, Kanada, Australia,
pendekatan sistem. Melalui pendekatan dan Selandia Baru.
sistem kita dapat melihat berbagai aspek b. Faktor Geografis
yang dapat mempengaruhi keberhasilan Manusia atau bangsa hidup di
suatu proses. suatu lingkungan alam tertentu yang
Sistem pendidikan nasional berbeda-beda situasi dan kondisi
merupakan keseluruhan komponen alamiahnya. Maka berbeda pula tuntutan
pendidikan yang saling terkait secara hidup akibat pengaruh faktor geografis,
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan dan itu juga mempengaruhi sistem
nasional. Komponen-komponen pendidikan yang diperlukan di negara-
pendidikan tersebut diantaranya meliputi negara yang bersangkutan. Pengaruh
tujuan pendidikan, struktur dan jenis tersebur terlihat dari dua aspek yaitu: a.
pendidikan, dan manajemen pendidikan. Aspek klimatologis atau iklim b. Aspek
Komponen-komponen tersebut telah lingkungan alam dan sumber kekayaan
dipertimbangkan, diputuskan dan yang terkandung di dalamnya.
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1816
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

c. Faktor Kehidupan Ekonomi saling berkonfrontasi antara satu sama


Faktor ekonomi sangat erat lain. Di beberapa negara seperti Amerika
kaitannya dengan faktor geografis, karena perbedaan warna kulit menyebabkan
pembangunan ekomoni suatu negara pemisahan sistem pendidikan yang dapat
bergantung pada faktor geografis, oleh menimbulkan sentiment rasialis.
karena faktor geografis mengandung g. Tingkat Kemajuan Peradaban
sumber kekuatan baik yang berupa modal Setiap negara atau bangsa di dunia
materil maupun modal dasar mental ini memiliki kemampuan yang berbeda
spiritual penduduknya. Sesungguhnya dalam membangun dirinya sendiri untuk
pembangunan di bidang ekonomi mencapai tingkat kemajuan peradaban
merupakan refleksi dari kombinasi antara bangsa itu sendiri. Namun ada tiga faktor
sumber kemampuan manusia alam sekitar utama yang menjadi modal dasar
dan sistem kemasyarakatan serta kemajuan itu yaitu: a. Kemampuan
kebudayaannya. Kombinasi dari ketiga manusia sendiri b. Tingkat pendidikan c.
unsur ini sangat bertumpu pada faktor Pertumbuhan sistem kelembagaan
geografis dimana proses kehidupan sehari- masyarakat.
hari manusia berada dalam lingkupnya.
d. Politik Negara Perbandingan Pendidikan Antara
Antara ekonomi dan politik hampir Indonesia, Australia, Usa Dan Jepang
tak dapat dipisahkan, karena Pendidikan di Indonesia
pembangunan ekonomi memerlukan Sistem Pendidikan Nasional di
politik yang stabil, sedangkan stabilitas Indonesia bertujuan mencerdaskan
politik juga memerlukan stabilitas kehidupan bangsa dan mengembangkan
ekonomi, satu sama lain saling manusia lndonesia seutuhnya, yaitu
mempengaruhi dan saling memperkokoh. manusia yang beriman dan bertaqwa
Bilamana dalam suatu negara kehidupan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
politiknya sedang kacau, mustahil dapat berbudi pekerti luhur, memiliki
diciptakan suatu keseimbangan yang pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
serasi di dalam sistem pendidikan. Politik jasmani dan rohani, kepribadian yang
negara merupakan kompas yang harus mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
dijadikan pedoman dalam langkah- jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
langkah pengelolaanya. Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional
e. Faktor Kehidupan Agama Indonesia Undang-Undang No. 20 Tahun
Agama yang dipeluk oleh rakyat 2003 sebagai induk peraturan perundang-
suatu negara menduduki tempat penting undangan pendidikan yang mengatur
dalam sistem kehidupan masyarakat. pendidikan pada umumnya. Segala
Mengingat peranan dan pengaruh agama sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
dalam kehidupan masyarakat di suatu mulai dari prasekolah sampai dengan
negara, maka jika dikaitkan dengan sistem pendidikan tinggi. Pada pasal 1 ayat 2 UU
pendidikan yang dikembangkan dalam Sisdiknas berbunyi: “Pendidikan Nasional
suatu masyarakat, dapat menimbulkan adalah pendidikan yang berdasarkan
dampak seperti, di negara yang menindas Pancasila dan UUD 1945 yang berakar
kehidupan beragama secara mutlak pada nilai-nilai agama, kebudayan
menguasai sistem pendidikan. nasional Indonesia, dan tanggap terhadap
f. Faktor Kesukuan tuntutan perubahan zaman”. Ini berarti
Pengaruh kesukuan di beberapa bahwa teori-teori dan praktik-praktik
negara terhadap sistem pendidikan pendidikan yang diterapkan di Indonesia,
menyebabkan timbulnya pemisahan dan haruslah berakar pada kebudayaan
perpecahan kehidupan masyarakat atau Indonesia dan agama.
bangsa kedalam golongan-golongan yang
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1817
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

Dalam buku Pengantar Pendidikan, kemakmuran bagi setiap warga


Redja Mudyahardjo (hal.191) membagi negara dan negara sehingga mampu
empat bagian Karakteristik Pendidikan menghadapi gejolak apapun. Tujuan
Nasional Indonesia, yaitu: yang kedua adalah mengembangkan
a. Karakteristik sosial budaya Sistem manusia Indonesia seutuhnya yaitu
Pendidikan Nasional Indonesia manusia yang beriman dan bertakwa
berakar pada kebudayan bangsa terhadap Tuhan YME dan berbudi
Indonesia yaitu kebudayan yang luhur. Memiliki pengetahuan dan
timbul sebagai usaha budi daya rakyat keterampilan. Memiliki kesehatan
Indonesia yang berbentuk jasmani dan rohani. Memiliki
kebudayaan lama dan asli, kepribadian yang mantap dan mandiri
kebudayaan baru yang dikembangkan serta rasa tanggung jawab
menuju ke arah kemajuan adab, kemasyarakatan dan kebanggaan.
budaya, dan persatuan dengan tidak d. Karakteristik Kesisteman (sistemik)
menolak kebudayaan asing yang Pendidikan Nasional merupakan satu
dapat mengembangkan dan keseluruhan kegiatan dan satuan
memperkaya kebudayaan sendiri serta pendidikan yang dirancang
mempertinggi derajat kemanusiaan dilaksanakan dan dikembangkan
bangsa Indonesia. Sistem Pendidikan untuk ikut berusaha mencapai tujuan
Nasonal Indonesia berakar pada nasional. Pendidikan nasional
Bhineka TunggaL Ika yang harus mempunyai tugas utama agar tiap-tiap
menyerap dan mengembangkan warga negara berhak mendapatkan
karakteristik geografi, demografis, pengajaran (Pasal 31 UUD 1945).
sosial budaya, sosial politik, dan Untuk membuka kesempatan yang
sosial ekonomi daerah-daerah di seluas-luasnya lewat jalur pendidikan
seluruh wilayah Indonesia. sekolah dan luar sekolah yang
b. Karakteristik dasar dan fungsi Dasar menganut asas pendidikan seumur
yuridis formal dari sistem pendidikan hidup. Pendidikan Nasional mengatur
nasional Indonesia yang bersifat idiil bahwa jalur pendidikan sekolah
adalah pancasila sebagai dasar negara terdiri atas tiga jalur utama yakni
seperti yang tercantum dalam pendidikan dasar, pendidikan
pembukaan UUD 1945 dan yang menengah, dan pendidikan tinggi.
bersifat regulasi/mengatur bersumber Kurikulum, peserta didik, dan tenaga
pada pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD kependidikan tidak dapat dipisahkan
1945. Pasal 31 ayat 2 berbunyi dalam kegiatan belajar mengajar
“Setiap warga negara wajib mengikuti Undang-undang Sisdiknas No. 20
pendidikan dasar dan pemerintah Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
wajib membiayainya.” Ayat ini secara Nasional memuat penjelasan tentang
khusus berbicara tentang pendidikan satuan pendidikan, jalur pendidikan, jenis
dasar 9 tahun (tingkat SD dan SLTP), pendidikan, dan jenjang pendidikan yang
bahwa target yang dikehendaki adalah secara satu persatu akan di jelaskan.
warga negara yang berpendidikan a. Satuan Pendidikan Satuan pendidikan
minimal setingkat SLTP. (sekolah atau luar sekolah)
c. Karakteristik tujuan Pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-
Nasional bertujuan mencerdaskan mengajar yang dilaksanakan di
kehidupan bangsa dalam segala sekolah atau di luar sekolah.
sektor, politik, ekonomi, keamanan, b. Jalur Pendidikan Penyelenggaraan
kesehatan dan sebagainya. Yang pendidikan dilaksanakan melalui dua
makin menjadi kuat dan berkembang jalur yaitu jalur pendidikan sekolah
dalam memberikan keadilan dan dan luar sekolah. Jalur pendidikan
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1818
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

sekolah merupakan pendidikan yang arah asimilasi aktif (1945-1972),


diselenggarakan di sekolah melalui pendidikan untuk kaum migran bersifat
kegiatan belajar mengajar secara pasif. Artinya anak kaum imigran
berjenjang dan berkesinambungan. menyesuaikan diri dengan sistem
Jalur pendidikan luar sekolah pendidikan yang ada. Karena ada
merupakan pendidikan yang kesulitan dalam penggunaan bahasa
diselenggarakan di luar sekolah Inggris bagi anak imigran diberikanlah
melalui kegiatan belajar-mengajar bantuan laboratorium bahasa. Hingga
yang tidak harus berjenjang dan tahun 1970-ankurikulum masih terpusat
berkesinambungan. Pendidikan hingga menyulitkan di dalam
keluarga merupakan bagian dari jalur menyesuaikan dengan kebutuhan
pendidikan luar sekolah yang multietnis Australia.
diselenggarakan dalam keluarga yang Tujuan Pendidikan Multikultural
memberikan keyakinan agama, nilai adalah:
budaya, nilai moral dan keterampilan. a. Pengertian dan menghargai bahwa
c. Jenis Pendidikan Sistem pendidikan Australia pada hakekatnya adalah
nasional terdiri dari tujuh jenis masyarakat multibudaya di dalam
pendidikan yaitu pendidikan umum, sejarah, baik sebelum maupun
pendidikan kejuruan, pendidikan luar sesudah kolonisasi bangsa Eropa.
biasa, pendidikan kedinasan, b. Menemukan kesadaran dan kontribusi
pendidikan keagamaan, pendidikan dari berbagai latar kebudayaan untuk
akademik, dan pendidikan membangun Australia.
profesional. c. Pengertian antar budaya melalui
Jenjang pendidikan yang termasuk kajian-kajian tentang tingkah laku,
jalur pendidikan sekolah terdiri atas: kepercayaan, nilai-nilai yang
Pendidikan Dasar; Pendidikan Menengah; berkaitan dengan multikulturalisme.
dan Pendidikan Tinggi. Selain jenjang d. Tingkah laku yang memperkuat
pendidikan di atas, diselenggarakan keselarasan antar etnis.
pendidikan prasekolah. Jenjang e. Memperluas kesadaran akan
pendidikan yang termasuk jalur penerimaannya sebagai seseorang
pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang mempunyai identitas nasional
yang diselenggarakan di luar sekolah baik Australia tetapi juga akan identitas
di lembaga pemerintah, nonpemerintah, yang spesifik di dalam masyarakat
maupun sektor swasta dan masyarakat. multi budaya Australia.
Jenjang Pendidikan Formal
Pendidikan di Australia Rentang persekolahan (spend of
Australia tidak dapat menahan schooling) di berbagai negara bagian dan
masuknya orang Asia sehingga dia tidak wilayah terdapat persamaan dan sekaligus
dapat menutup ekonominya bagi bangsa- perbedaan, baik dari segi penamaan
bangsa Asia dan Pasifik, karena karena maupun penjejangannya. Rentang
imigran dari kedua benua itu masuk persekolahan di Australia yakni mulai dari
dengan jumlah dan waktu yang sangat TK (Kindergarten) sampai ke tahun ke-12
cepat. Akibatnya, Australia mengubah (pendidikan menengah), dilanjutkan ke
kebijakannya dari White Australia Policy pendidikan tinggi. Nama-nama jenjang
ke multicultural policy. Dampak dari persekolahan di Australia adalah Taman
perubahan kebijakan itu membuat orang Kanak-kanak (Kindergarten) atau
Aborigin meningkatkan kepercayaan Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary
dirinya. Pelaksanaan Pendidikan School), dan Sekolah Menengah (Junior
Multikultural dapat dibedakan tiga fase Secondary School dan Senior High
perkembangan yaitu dari politik pasif ke School). Pada pendidikan dasar dan
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1819
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

pendidikan menengah terdapat perbedaan Pendidikan di USA


lama pendidikan dari masing-masing Karakteristik utama sistem
negara bagian dan wilayah daratan, ada pendidikan Amerika Serikat adalah
yang pendidikan dasarnya 6 tahun dan berkarakter desentralisasi. Pemeintah
pendidikan menengah juga 6 tahun, serta federal, negara bagian, dan pemerintah
ada yang pendidikan dasarnya 7 tahun dan daerah memiliki aturan dan tanggung
pendidikan menengahnya 5 tahun. Ini jawab administrasi masing-masing yang
dikarenakan berdasarkan Konstitusi sangat jelas. Amerika Serikat tidak
Australia, pendidikan adalah tanggung mempunyai sistem pendidikan yang
jawab negara bagian. Pada setiap negara terpusat atau yang bersifat nasional.
bagian, seorang Menteri Pendidikan Namun bukan berarti pemerintah federal
dengan sebuah departemen pendidikan tidak memberikan arah dan pengaruhnya
melaksanakan pendidikan dasar dan terhadap masalah pendidikan. Badan
menengah, dan adakalanya juga legislatif, yudikatif dan eksekutif federal
pendidikan prasekolah pada daerah itu. sangat aktif dalam proses pembuatan
Sehingga masing-masing negara bagian keputusan mengenai pendidikan.
dan wilayah daratan mempunyai otoritas Pemerintah federal menyamakan alokasi
sendiri dalam pelaksanaan pendidikannya. pendanaan sekolah, menyediakan akses
Untuk negara bagian dan wilayah pendidikan bagi orang miskin dan orang
daratan New South Wales, Victoria, cacat. Tujuan sistem pendidikan di
Tasmania dan Australian Capital Amerika antara lain : 1) untuk mencapai
Territory, jenjang pendidikan dasar 6 kesatuan dalam kebhinekaan 2) untuk
tahun dan pendidikan menengah 6 tahun, mengembangkan cita-cita dan praktek
terdiri dari: Jenjang Pendidikan demokrasi 3) untuk membantu
Pendidikan Dasar (Primary School) pengembangan individu 4) untuk
Pendidikan Menengah (Junior Secondary memperbaiki kondisi sosial masyarakat 5)
SchoolSenior High School) Untuk negara untuk mempercepat kemajuan nasional
bagian dan wilayah daratan Queensland, Pengangkatan guru adalah
Lama pendidikan 6 tahun 4 tahun 2 tahun wewenang pemerintah negara bagian.
Australia Selatan, Australia Barat dan Masing- masing negara bagian
Northern Territory, jenjang pendidikan mempunyai ketentuan sendiri mengenai
dasar 7 tahun dan dan pendidikan persyaratan untuk memperoleh sertifikat
menengah 5 tahun, terdiri dari: Jenjang mengajar. Ada negara bagian yang
Pendidikan Pendidikan Dasar (Primary meminta persyaratan mengajar, seperti
School) Pendidikan Menengah (Junior menguasai tentang penyuluhan narkoba,
Secondary School Senior High School) menguasai bidang komputer dan
Lama pendidikan 7 tahun 3 tahun 2 tahun sebagainya. Ada pula negara bagian yang
Jenjang pada pendidikan tinggi, lama memberikan sertifikat mengajar untuk
pendidikan untuk memperolah gelar lulusan sarjana (S.1), tahap sertifikat
sarjana masingmasing perguruan tinggi kedua untuk lulusan Magister (S.2).
atau universitas mungkin sedikit berbeda. Kemudian memberikan ujian tertulis dan
Berikut adalah lama pendidikan tinggi praktek mengajar sebagai syarat
secara umum di Australia, adalah sebagai pengangkatan guru. Negara bagian juga
berikut : Tingkat kualifikasi Sertifikat mengeluarkan sertifikat untuk staf
Diploma Bachelors degree Graduate administrasi sekolah- kepala sekolah dan
Certificate Graduate Diploma Masters kakanwil pendidik.
degree PhD Durasi waktu 6-24 bulan 1,5 Tentang kurikulum dan
tahun-3 tahun 3-5 tahun 6 bulan 1 tahun 1- metodologi pengajaran di Amerika
2 tahun 4-5 tahun. Serikat, bahwa pemikir pendidik selalu
mengembangkan inovasi baru. Maka
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1820
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

muncullah kurikulum terintegrasi yaitu dengan menempuh strategi


(integrated curriculum), metode mengajar menjadikan sekolah sebagai pusat
yag berpusat pada siswa (student centered sosialisasi dan pembudayaan nilai-nilai
teaching method), pengajaran atas dasar baru yang dicita-citakan. Melalui
kemampuan dan minat individu pendekatan inilah, dari SD sampai
(individualized instruction), dan sekolah Perguruan Tinggi, AS berhasil
alternative. membentuk bangsanya yang dalam
Sistem pendidikan di Amerika perkembangannya melampaui masyarakat
mempunyai sifat yang khas yang berbeda induknya yaitu Eropa.
dari sistem pendidikan di negara-negara Kaitannya dengan nilai-nilai
lain. Hal ini terutama karena sistem kebudayaan yang perlu diwariskan dan
pemerintahannya yang mendelegasikan dikembangkan melalui sistem pendidikan
kebanyakan wewenang kepada negara pada suatu masyarakat, maka AS
bagian dan pemerintahan lokal (distrik memakai sistem demokrasi dalam
atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan yang dipelopori oleh John
pendidikan nasional yang ada adalah Dewey. Intinya adalah toleransi tidak
sistem pendidikan dalam artian terbatas hanya diperuntukkan untuk kepentingan
pada masing-masing negara bagian. Hal bersama akan tetapi juga menghargai
ini berdasarkan pada filosofi bahwa kepercayaan dan berinteraksi dengan
pemerintah (federal/pusat) harus dibatasi anggota masyarakat.
perannya, terutama dalam pengendalian
kebanyakan fungsi-fungsi publik seperti Pendidikan di Jepang
sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Jepang merupakan suatu negara
Karena itu di Amerika dalam pendidikan yang mengalami perkembangan sangat
dasar dan menengah tidak ada kurikulum pesat dalam bidang IPTEK. Meskipun
nasional bahkan tidak ada kurikulum pada awalnya pendidikan Jepang meniru
negara bagian. Apa yang ada hanyalah AS, namun pada bentuk akhir yang
semacam standar-standar kompetensi dipakai sampai saat ini ternyata berbeda.
lulusan yang ditetapkan pemerintahan AS menerapkan sistem pendidikan
negara bagian ataupun pemerintahan modern, sedangkan Jepang bersifat
lokal. konservatif. Dalam hal ini Jepang
Di Amerika Serikat sendiri melakukan penyesuaian terhadap budaya
terdapat beberapa lembaga akreditasi baik bangsa sendiri. Pendidikan Jepang adalah
regional maupun nasional yang egalitarian (persamaan derajat dan
mengakreditasi berbagai bidang kognitif), dimana Jepang mengabaikan
pendidikan maupun bidang profesional. perbedaan latar belakang, semua dianggap
Tetapi lembaga akreditasi itu tidak terkait sama dan tidak diskrimninasi antara
dengan pemerintah baik pusat maupun keluarga kaya dengan miskin, dalam
pemerintahan negara bagian. Lembaga memuji murid yang (dianggap) pandai
akreditasi tersebut memperoleh dengan yang (dianggap) bodoh. Semuanya
pengakuan melalui dua lembaga yaitu: adalah sama. Dalam hal biaya pendidikan,
Council Of Higher Education praktis tidak ada perbedaan biaya yang
Accreditation (CHEA) dan US. dikeluarkan oleh setiap murid dalam
Department of Education. AS ketika ingin jenjang yang sama, meskipun yang satu
membentuk masyarakat baru-pasca berada dalam sekolah yang ada teknologi
kemerdekaannya (4 Juli 1776) baru TV, LCD, komputer dan yang satu hanya
disadari bahwa masyarakatnya terdiri dari menggunakan papan tulis biasa.
berbagai ras dan asal negara yang Tujuan Pendidikan Nasional di
berbeda. Oleh karena itu, dalam hal ini Jepang adalah untuk meningkatkan
Amerika mencoba mencari terobosan baru perkembangan kepribadian secara utuh,
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1821
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

menghargai nilai-nilai individu, dan a. Mengembangkan kemampuan dasar


menanamkan jiwa yang bebas. Pendidikan skholastik siswa dalam model
di Jepang mulai mengalami kemajuan pembelajaran yang menyenangkan.
sejak dilakukannya reformasi pendidikan Ada 3 pokok arahan yaitu,
pada masa Restorasi Meiji (Meiji Ishin) pengembangan kelas kecil terdiri atas
dan bertambah pesat setelah masa 20 anak/kelas, pemanfaatan TIK
pendudukan AS, setelah kekalahan Jepang dalam proses belajar mengajar, dan
dalam PD II. Reformasi pendidikan pelaksanaan evaluasi belajar secara
Jepang dilakukan dengan mengikuti nasional.
konstitusi baru yang diterapkan AS pada b. Mendorong pengembangan
tahun 1947. Reformasi pendidikan kepribadian siswa menjadi pribadi
tersebut memiliki tujuan untuk yang hangat dan terbuka melalui
menciptakan masyarakat yang demokratis. aktifnya siswa dalam kegiatan
Dalam reformasi tersebut kemasyarakatan, juga perbaikan mutu
ditetapkan UU Pendidikan yang pokok- pembelajaran moral di sekolah.
pokoknya mengandung: c. Mengembangkan lingkungan belajar
a. Prinsip Legalisme, bahwa mekanisme yang menyenangkan dan jauh dari
pengelolaan diatur dengan UU dan tekanan, dengan melakukan kegiatan
peraturan. ekstrakurikuler OR, seni, dan sosial
b. Prinsip Administrasi yang lainnya.
Demokratis, bahwa sistem d. Menjadikan sekolah sebagai lembaga
administrasi pendidikan harus yang dapat dipercaya oleh orang tua
dibangun berdasarkan konsensus dan masyarakat. Dicapai dengan
nasional dan mencerminkan menerapkan sistem evaluasi sekolah
kebutuhan masyarakat dalam secara mandiri, evaluasi sekolah oleh
membuat formulasi kebijakan pihak luar, pembentukan school
pendidikan dan prosesnya. councillor, komite sekolah yang
c. Prinsip Netralitas, bahwa pewenangan beranggotakan orang tua, dan
pendidikan harus independen dan pengembangan sekolah berdasarkan
tidak dipengaruhi dan diinterfensi keadaan dan permintaan masyarakat
oleh kekuatan politik. setempat.
d. Prinsip Penyesuaian dan Penetapan e. Melatih guru menjadi tenaga
Kondisi Pendidikan, bahwa profesional.
pemegang kewenangan pusat dan f. Pengembangan universitas bertaraf
lokal mempunyai tanggung jawab internasional.
untuk menyediakan kesempatan g. Pembentukan filosofi pendidikan
pendidikan yang sama bagi semua yang sesuai untuk menyongsong abad
dengan menyediakan fasilitas baru, melalui reformasi konstitusi
pendidikan yang cukup. pendidikan.
e. Prinsip Desentralisasi, bahwa Sistem pendidikan di Jepang
pendidikan harus dikelola dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat,
berdasarkan otonomi pemerintahan perfektual (antara Provinsi dan
lokal. Kabupaten), municipal (antara Kabupaten
Untuk menyempurnakan tujuan dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem
pendidikan, tahun 2001 Kemenpen Jepang administrasi tersebut menerapkan
mengeluarkan rencana reformasi kombinasi antara sentralisasi,
pendidikan (Rainbow Plan) yang sesuai desentralisasi, Manajemen Berbasis
dengan problematika di Jepang, antara Sekolah (School Based Management), dan
lain berisi: partisipasi masyarakat. Di samping itu,
terdapat asosiasiasosiasi kepala sekolah,
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1822
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

guru, murid, dan orang tua yang dan menengah, bisa sukses menanamkan
mendukung pengembangan sekolah. nilai-nilai yang diajarkan tadi
Pengembangan Kurikulum di
Jepang Panduan tentang muatan PENUTUP
pembelajaran termuat dalam Pada dasarnya sistem pendidikan
GAKUSYUUSHIDOUYOURYOU di Indonesia Australia, USA, dan Jepang
(dokumen lengkap tentang tujuan PBM dalam hal jenjang pendidikan hampir
sekolah, materi pelajaran, pendidikan sama, yang membedakannya adalah jenis-
moral dan kegiatan khusus sebagai standar jenis sekolah atau keterampilan yang
minimum yang harus dicapai oleh sekolah diajarkannya terdapat perbedaan. Kultur
negeri, publik, dan swasta) yang pertama budaya yang sangat mengakar dalam
kali dibuat pada tahun 1947 bertepatan sejarah AS bahwa pendidikan menjadi
dengan lahirnya UU Pendidikan di tugas bagi keluarga dan masyarakat.
Jepang. Perubahan kurikulum mengikuti Pendidikan antara Indonesia dan Australia
pola 10 tahunan dengan memperhatikan tidaklah terlalu berbeda, yang
perubahan sosial dan ekonomi masyarakat membedakannya adalah perbedaan tingkat
Jepang dan dunia. Dengan demikian satuan pendidikan dari sistem kedua
pendidikan tidak lagi hanya sekedar negara tersebut. Perbedaan lainnya adalah
jiplakan dari hal-hal yang tertera dalam sistem pendidikan Australia sedikit lebih
kurikulum, tetapi merupakan fleksibel dari Indonesia. Bila Jepang
pengembangan standar minimal program menganut prinsip pendidikan humanis,
yang berorientasi kesiswaan. maka Indonesia nampak sekali menganut
Pendidikan Jepang tidak lepas dari prinsip behavioristik yang sangat
pendidikan moral (karakter) yang dehumanis dalam sistem pendidikannya.
diberikan pada setiap jenjang kelas Namun demikian, sistem pendidikan
sekolah yang diintegrasikan ke dalam Jepang tersebut telah terbukti memberikan
kurikulum pendidikan sehingga tercipta dampak positif terhadap optimalisasi
karakter bangsa Jepang (ulet, pekerja prestasi peserta didik.
keras, gigih, jujur, toleransi dan
kesetiakawanan yang tinggi). Kurikulum DAFTAR RUJUKAN
Jepang terdiri atas tiga kategori: (1) mata 1. Amirin, Tatang M.(2011).
pelajaran akademik (wajib dan pilihan), “Pengertian Sarana dan Prasarana
(2) pendidikan moral, dan (3) kegiatan Pendidikan.”[Online]. Tersedia :
khusus. Tatangmanguny.wordpress.com.
Di Jepang sendiri, meskipun ada Diakses: tanggal 20 Oktober 2016
pelajaran moral (doutoku) dan ada 2. Frederick Harbison & Charles A.
kurikulumnya secara spesifik apa yang Myers. 1984. Manpower and
harus diajarkan, namun apa definisi moral, Education: Country Studies in
baik-buruk, benar-salah, sama sekali tidak Economic Development. New York:
ada batasannya. Penekanannya lebih McGraw-Hill Book Company.
kepada nilai-nilai yang dianggap baik 3. Ichsan. 2008. Visi, Misi dan Tujuan
secara universal, seperti nilai-nilai Pendidikan Nasional. (Online). http://
kejujuran, kerja keras, menghormati hak tunas63. wordpress.com/2008/ 11 /07
orang lain, disiplin, rasa malu ketika tidak /visi-misi- dan- tujuan –pendidikan -
memenuhi kewajiban, dan sebagainya. Di nasional/, diakses tanggal 20 Oktober
Jepang sendiri, dengan kualitas guru-guru 2016
yang sangat baik, pendidikan moral yang 4. Karim, I.H. 2012. Perbedaan Tingkat
didukung dengan sistem pendidikan, serta Satuan Pendidikan Indonesia Dan
undang-undang yang fokus pada Australia.(Online).
pembentukan karakter di sekolah dasar
Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1823
Didaktik Volume 10, Nomor 2,Oktober 2016 Berkat Persada Lase: Pendidikan dan Nilai-nilai

http://stkipierahaternate.com. diakses
20 Oktober 2016.
5. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka
Cipta
6. Lhani, M. 2009. Potret Pendidikan
Amerika Serikat. (Online).
http://meilanikasim.wordpress.com/2
009/05/27/98/. Diakses tanggal 20
Oktober 2016.
7. Lubis, I. 2012. Perbandingan Sistem
Pendidikan Jepang Dengan
Indonesia. (Online).
http://makalahmajannaii.blogspot.co
m/2012/04/perbandingan-pendidikan-
sistem.html, diakses tanggal 20
Oktober 2016.
8. Montagu, A.M.F., 1960, An
Introduction to Physical
Anthropology, 3rdedn, Charles C
Thomas Publisher, U.S.
9. Nababan. 2009. Peranan Sistem
Pendidikan Nasional dalam
Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya.
Medan: Universitas HKBP
Nommensen. Makalah ini
disampaikan pada The 1st
International Symposium on
Education tanggal 20 Oktober 2016.
10. Nur, Agustiar Syah.
(2001). Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara. Bandung :
Lubuk Agung.
11. Redja Mudyahardjo, (2002).
Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers
12. Smith, Dan. (1999). The State of the
World Atlas. London: Penguin
Reference
13. Suparyo, Yossy. 2005. Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) UU No.20 Tahun
2003 beserta Penjelasannya.
Yogyakarta:Media Abadi
14. Yayatharyati. 2011. Kaitan Antara
Kebudayaan Dan Pendidikan.
(Online),http://kaitan-pendidikan-
dan-kebudayaan-ppt.com, diakses
tanggal 20 Oktober 2016

Diterbitkan TIM Jurnal Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunungsitoli

1824

Anda mungkin juga menyukai