Anda di halaman 1dari 1

Menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah empat macam amal yang dianggap paling

berat untuk dilakukan seorang muslim. 


Pertama adalah al’afwu ‘indal ghadhab. Memberi maaf ketika dalam keadaan emosi.
Memberikan maaf bukanlah hal yang mudah apalagi ketika dalam keadaan emosi. Untuk itulah
Rasulullah Saw pernah mengajari para sahabat untuk mengambil air wudhu untuk meredamkan
marah.  Karena marah merupakan bentuk lain dari api syaitan yang menyala-nyala, dan api itu
hanya bisa dikalahkan oleh air wudhu.
ِ َ‫الش يط‬
‫ َوإِ َّن‬،‫ان‬ ِ ‫ إِ َّن الْغَض‬: ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم‬ ِ ‫عن جدِّي ع‬
ْ َّ ‫ب م ْن‬ َ َ َ
َ َ ْ َ ُ َ ُ ‫س‬
ُ ‫ر‬
َ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ : ‫ال‬
َ َ‫ق‬ ‫ة‬
َ ‫ي‬
َّ‫ط‬ َ َ َْ
.ْ‫ضأ‬
َّ ‫َح ُد ُك ْم َف ْليََت َو‬ ِ ِ ِ ِ ‫ وإِمَّنَا تُطْ َفأُ الن‬،‫الشَّيطَا َن خلِق ِمن النَّا ِر‬
َ‫بأ‬َ ‫ فَإ َذا َغض‬،‫َّار بالْ َماء‬
ُ َ ْ َ ُ ْ
Demikianlah kondisi manusia ketika marah yang sulit sekali mengendalikan diri, oleh
karena itu jika seseorang dalam keadaan marah masih bisa memberikan maaf kepada orang lain,
maka sungguh itulah amal yang berat. Oleh karena itu, Allah SWT menjamin siapapun yang
dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka.
Selanjutnya Amal berat yang kedua adalah al juudi fil ‘usroh. Menjadi pemurah dan
dermawan ketika kondisi ‘saku’ (keuangan) kita sedang sempit atau tidak mapan. Menjadi
dermawan bukanlah perkara gampang, apalagi berlaku dermawan ketika kondisi keuangan
sangat menipis. Oleh karena itu Allah SWT memposisikan orang dermawan sangat dekat
dengan-Nya. dalam sebuah hadits diterangkan:

‫َّاس بَعِي ٌد ِم ْن النَّا ِر‬


ِ ‫يب ِم ْن الن‬
ٌ ‫ر‬ِ ‫ق‬
َ ِ ‫الس ِخي قَ ِريب ِمن اللَّ ِه قَ ِريب ِمن اجْل ن‬
‫َّة‬َ ْ ٌ ْ ٌ ُّ َّ
Bahwa orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan
masyarakatnya dan jauh dari neraka
Hadits ini bukanlah sekedar hadits motivasi, tetapi merupakan petunjuk dan rambu-
rambu bagi siapapun yang ingin memposisikan dirinya dekat dengan Allah SWT, maka
hendaklah ia menjadi orang yang dermawan. Baik dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam
kondisi sesak.
Ketiga, adalah al-iffah fil khulwah, yaitu menghindarkan diri dari tindakan haram dalam
keadaan sepi tanpa ada siapapun yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan
keikhlasan seseorang dalam beramal. Bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa
seseorang tidak perlu memperhatikan orang di lingkungannya. Karena jika seseorang melakukan
sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu karena orang
lain menjadi syirik. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Iyadh:
  ‫ والعمل ألجلهم شرك‬،‫ترك العمل ألجل الناس رياء‬ :‫قول ابن العياض‬
Ibnu Iyadh berkata: bahwa tidak melakukan sesuatu karena manusia adalah riya, dan
melakukan sesuatu karena manusia adalah syirik
Keempat, adalah qaulul haq liman yahofuhu au yajuruhu, yaitu berkata benar di depan
orang yang ditakuti atau diharapkan.  Jelas sekali materi terakhir ini berhubungan dengan
kejujuran. Karena kebanyakan orang berbicara menyesuaikan atau melihat siapa yang diajak
bicara. Seringkali orang akan membicarakan hal-hal yang disukai lawan bicaranya, apalagi jika
lawan bicaranya itu adalah orang yang ditakuti karena hubungan kerja atau hubungan keluarga.
Dengan kata lain amal terberat keempat ini merupakan usaha meghindarkan diri dari kebiasaan
menjilat. Baik menjilat kepada atasan atau kepada orang yang diharapkanDengan demikian
materi keempat ini sesuai dengan peribahasa:
‫مرا‬
ّ ‫قل احلق ولو كان‬
Katakanlah kebenaran waluapun pahit adanya.

Demikianlah khotbah Jum’ah kali ini, meskipun sekelumit semoga berMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai