Anda di halaman 1dari 4

Jama’ah sholat jum’at rahimakumulloh

Rasulullah ‫ صلي اهلل عليه وسلم‬bersabda,

ْ ‫صلَ َح اجْلَ َس ُد ُكلُّهُ َوِإذَا فَ َس َد‬


‫ت فَ َس َد اجْلَ َس ُد‬ َ ‫ت‬
ْ ‫صلَ َح‬ ْ ‫َأاَل َوِإ َّن يِف اجْلَ َس ِد ُم‬
َ ‫ضغَةً ِإذَا‬
ِ
‫ب‬ُ ‫ َأالَ َوه َي الْ َق ْل‬،ُ‫ُكلُّه‬
"Ketahuilah bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka
seluruh tubuh akan baik, dan apabila rusak maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah ia
adalah hati." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya perkara hati merupakan perkara yang besar, sehingga Allah menurunkan
kitab suciNya untuk memperbaiki hati. Hal yang menekankan pentingnya
memperhatikan hati adalah bahwa Allah menjadikan hati -sesuai hikmah dan ilmuNya-
sebagai tempat bagi cahaya dan petunjukNya. Hati adalah tempat ilmu pengetahuan.
Melalui hati, manusia dapat mengenal Rabbnya. Dengan hati, manusia mengenal nama-
nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Dengan hati, manusia dapat menghayati ayat-ayat
syar'iyahNya. Allah berfirman,

ٍ ُ‫َأفَاَل يتَ َدبَّرو َن الْ ُقرآ َن َْأم َعلَى ُقل‬


‫وب َأْق َفاهُلَا‬ ْ ُ َ
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci."
(Muhammad: 24).

Ayat ini menjelaskan bahwa hati manusia apabila terkunci, maka ia tidak akan dapat
memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat Nya.

Dengan hati pula manusia dapat merenungkan ayat-ayat kauniyah, yaitu ciptaan Allah
yang ada di alam semesta ini dan yang ada di dalam jiwa.

Allah Ta’ala berfirman,

‫وب َي ْع ِقلُو َن هِبَا َْأو آ َذا ٌن يَ ْس َمعُو َن هِبَا فَِإن ََّها اَل‬ ِ ‫اَأْلر‬
ٌ ُ‫ض َفتَ ُكو َن هَلُ ْم ُقل‬ ْ ‫َأَفلَ ْم يَ ِسريوا يِف‬
ُ
‫الص ُدو ِر‬
ُّ ‫وب الَّيِت يِف‬ ِ
ُ ُ‫َولَكن َت ْع َمى الْ ُقل‬ ‫ص ُار‬
َ ْ‫َت ْع َمى اَأْلب‬
"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka
dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj: 46).

Melalui ayat ini, Allah menjelaskan bahwa yang menjadi sandaran di dalam mengambil
pelajaran terhadap ayat-ayat kauniyah Allah dalam jagat ray dan dalam jiwa adalah
kecerdasan dan kesadaran hati.

Dan hal lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa hati merupakan
kendaraan yang digunakan seseorang untuk dapat menempuh perjalanan menuju
akhirat.
Faktor penyebab lain yang menekankan pentingnya menjaga hati adalah bahwa salah
satu sifat hati yang utama adalah mudah berbalik dan suka berubah. Hati sangat mudah
berubah, gampang berbuat, dan tidak menentu. Rasulullah ‫ صلي اهلل عليه وسلم‬bersabda,

ِ ِ ِ
‫ت َغ ْليًا‬ ْ ‫َأش ُّد انْقاَل بًا م َن الْق ْد ِر ِإذَا‬
ْ ‫اجتَ َم َع‬ َ ‫ب ابْ ِن‬
َ ‫آد َم‬ ُ ‫لََق ْل‬
"Sungguh, hati anak Adam itu sangat (mudah) berbolak-balik daripada bejana
apabila ia telah penuh dalam keadaan mendidih." (HR. Ahmad).

Jama’ah sholat jum’at rahimakumulloh

Pada kesempatan kali ini khatib akan membahas tema penyakit hati dan obat
penawarnya.

Penyakit hati

1. Syirik

Syirik adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang syirik adalah
orang yang bergantung kepada selain Allah. Bergantung kepada selain Allah adalah
perusak hati yang paling besar.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ َكاَّل َسيَ ْك ُف ُرو َن بِعِبَ َادهِتِ ْم َويَ ُكونُو َن َعلَْي ِه ْم‬.ً‫ون اللَّ ِه آهِلَةً لِّيَ ُكونُوا هَلُ ْم ِعّزا‬
ِ ‫واخَّتَ ُذوا ِمن د‬
ُ َ
ً‫ِض ّدا‬
"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-
sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka
(sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya)
terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka."
(Maryam: 81-82).

Maka orang yang paling terlantar adalah orang yang bergantung kepada selain Allah,
karena sesuatu yang hilang darinya berupa kemaslahatan, kebahagiaan dan
kesenangannya adalah lebih besar daripada sesuatu yang dia dapatkan dari
ketergantungannya kepada selain Allah. Bahkan sesuatu yang dia dapatkan itu pun
nampak akan terasa hambar dan hilang.

2. Mengikuti Nafsu dan Melakukan Dosa

Syahwat dan dosa merupakan penyebab kedua kerusakan hati. Allah Ta’ala berfirman,

ِ ِِ ِ
َ َ‫َأضلَّهُ اللَّهُ َعلَى ع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَى مَسْعه َو َق ْلبِه َو َج َع َل َعلَى ب‬
‫ص ِر ِه‬ َ ‫ت َم ِن اخَّتَ َذ ِإهَلَهُ َه َواهُ َو‬ َ ْ‫َأَفَرَأي‬
‫ِغ َش َاو ًة فَ َمن َي ْه ِد ِيه ِمن َب ْع ِد اللَّ ِه َأفَاَل تَ َذ َّكُرو َن‬
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya
Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Al-Jatsiyah: 23).
Semua dosa, baik yang besar maupun yang kecil itu merusak hati dan mengeruhkan
kebersihannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar semua dosa ditinggalkan.
Maka setiap orang yang beriman wajib meninggalkan dosa yang lahir maupun yang
batin, apalagi dosa-dosa hati sangat berbahaya dan mematikan. Di antara dosa hati yang
tersembunyi adalah riya' yang dapat merusak amal, ujub yang bisa menjadikan amal
bagai abu yang bertebaran, dan dengki yang dapat menghapus pahala-pahala kebajikan
dan memperbanyak dosa.

Jama’ah sholat jum’at rahimakumulloh

1.Terlalu Banyak Terbang dalam Angan-angan

Perusak hati selanjutnya adalah, 'terlalu banyak berangan-angan' yang mana ia akan
menjadi bencana bagi seorang yang berilmu. Sebagaimana dinyatakan bahwa berangan-
angan adalah modal bagi orang yang bangkrut, dan kendaraannya menuju janji-janji
setan berupa khayalan-khayalan yang mustahil dan kebohongan. Angan-angan kosong
dan khayalan-khayalan yang batil akan selalu bermain-main dengan para
pengendaranya, sebagaimana anjing bermain-main dengan daun kering. Angan-angan
kosong dan khayalan-khayalan yang batil adalah barang berharga bagi orang yang
berjiwa hina, murah dan rendah.

Pemilik kemauan yang tinggi dan cita-cita yang mulia meletakkan harapannya pada ilmu,
iman, dan amal yang mendekatkan diri-nya kepada Allah Ta’ala. Harapan orang yang
mulia ini adalah iman, cahaya, dan hikmah. Sedangkan angan-angan bagi mereka adalah
tipu daya dan kebohongan.

Oleh karena itu, Rasulullah ‫ صلي اهلل عليه وسلم‬memuji orang yang berharap kebaikan, bahkan
dalam beberapa hal Rasulullah ‫ صلي اهلل عليه وسلم‬menjanjikan pahala baginya seperti orang
yang melakukan kebaikan tersebut. Seperti bila ada orang yang berharap begini, "Bila
aku memiliki harta, maka aku akan beramal seperti Fulan, yang mengamalkan hartanya
karena takwa kepada Tuhannya. Dia menjalin silaturahim dengannya dan mengeluarkan
hak fakir miskin darinya." Rasulullah ‫ صلي اهلل عليه وسلم‬menyatakan,

ْ ‫مُهَا يِف‬
ٌ‫اَأْلج ِر َس َواء‬
"Kedua orang tersebut sama pahalanya." (HR. Ibnu Majah).

Yang kedua, Terlalu Kenyang

Rosululloh bersabda,

ِ َ‫ب اآْل د ِمي لَُقيمات ي ِقمن ص ْلبه فَِإ ْن َكا َن الَ ب َّد ف‬ ‫ِ ِ ِ حِب‬ ِ ‫ما مَأَل‬
ً‫اعال‬ ُ ُ َ ُ َ ْ ُ ٌ َ ْ ِّ َ ِ ‫ َ ْس‬،‫آدم ٌّي ِو َعاءً َشًّرا م ْن بَطْنه‬ َ َ َ
ِ ‫ث لِ َّلن َف‬
‫س‬ ِ ‫ث لِلشَّر‬
ٌ ُ‫اب َوثُل‬ ِ َّ ِ ٌ ُ‫ َف ُثل‬.
َ ٌ ُ‫ث للط َعام َوثُل‬
"Tidak ada yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah
bagi anak Adam beberapa suap makanan yang menguatkan otot-ototnya, namun bila dia
harus memakan makanan yang banyak, maka hendaklah dia mengatur sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas-(nya)." (HR. at-
Tirmidzi).
Bila seorang muslim terjerumus dalam 'terlalu banyak makan', maka dia pun tidak akan
selamat dari bencana 'terlalu banyak tidur', karena keduanya merupakan suatu
kelaziman.

3.Terlalu Banyak Tidur

Sesungguhnya 'terlalu banyak tidur' adalah termasuk perusak hati karena ia bisa
mematikannya, memberatkan badan, menyia-nyiakan waktu, mewariskan banyak
kealfaan, kelalaian, dan kemalasan. Di antara 'perkara terlalu banyak tidur' ini ada yang
tergolong sangat dibenci, dan ada yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi jasmani.
Dan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur pada saat sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Tidur di awal malam adalah lebih terpuji dan lebih bermanfaat daripada tidur di akhir
malam. Tidur di tengah hari lebih bermanfaat daripada tidur di salah satu ujungnya. Dan
setiap tidur yang lebih mendekat ke salah satu ujung siang hari, maka manfaatnya
semakin berkurang dan bahayanya semakin besar, apalagi tidur di waktu Ashar, dan tidur
sehabis Shubuh (tidaklah dilakukan) melainkan oleh orang-orang yang bergadang malam.

di antara tidur yang makruh adalah tidur antara sesudah shalat Shubuh hingga terbit
matahari, karena waktu ini adalah waktu yang sangat menguntungkan (untuk
mengumpulkan rizki). Dan menurut para peniti jalanNya, bahwa 'berjalan-jalan' setelah
Shubuh memiliki keistimewaan yang sangat besar. Bahkan bila orang berjalan sepanjang
malam, maka keistimewaannya tidak akan sama dengan 'berjalan-jalan' sehabis shubuh
hingga matahari terbit, karena ia adalah awal siang dan pembukanya, waktu turunnya
rizki, terjadinya pembagian jatah, dan terbukanya keberkahan.

‫الر ِحْيم‬ ‫ِإ‬ ِ ‫ات َأُقو ُل َقويِل هذا‬


ِ ‫فَاستَبِ ُقواْ اخْل ير‬
ّ ‫َأسَت ْغف ُر اهللَ نّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬
ْ َ ْ ْ َ َْ ْ

Anda mungkin juga menyukai