Anda di halaman 1dari 59

Air mutanajjis adalah air suci yang tercampur dengan najis.

Apa yang Anda lakukan, istinja dengan cara


mencelupkan kemaluan ke air di gayung, jelas sekali membuatnya menjadi mutanajjis.
Lalu bagaimana hukumnya? Imam Malik dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad, mengatakan bahwa air
mutanajjis adalah suci, JIKA tidak ada perubahan sifat air suci baik bau, rasa, dan warna, baik air itu sedikit atau
banyak, lebih dua qullah atau kurang. Tetapi, jika membuat berubah sifat air tersebut maka najis, dan tidak boleh
digunakan untuk mandi dan bersuci.
Imam Ash Shan’ani Rahimahullah menjelaskan:
‫ فاإلجماع هو الدليل على نجاسة ما‬،‫ أو ريحا ً فهو نجس‬،ً‫ أو لونا‬،ً‫ على أن الماء القليل والكثير إذا وقعت فيه نجاسة فغيرت له طعما‬:‫ قد أجمع العلماء‬:‫قال ابن المنذر‬
‫تغير أحد أوصافه‬
Berkata Ibnul Mundzir: “Para ulama telah ijma’ bahwa air yang sedikit dan banyak, jika terkena najis lalu berubah
rasa, warna, dan aroma, maka dia menjadi najis.” Maka, ijma’ adalah merupakan dalil atas kenajisan sesuatu
yang telah berubah salah satu sifat-sifatnya. (Subulus Salam, 1/91)

karena mutanajis adalah benda suci kena najis, seperti batu, kulit, baju, celana dan benda suci lainnya terkena
najis. Untuk itu mutanajis dapat disucikan. Misalnya batu yang suci terkena kotoran maka buanglah kotorannya
sampai tidak ada bekasnya, baik baunya, rasanya dan warnanya.

Hadits 46

‫بعثه إلى اليمن فسأله عن أشربة تصنع بها فقال وما هي قال صلى هللا عليه وسلم عن سعيد بن أبي بردة عن أبيه عن أبي موسى األشعري رضي هللا عنه أن النبي‬
‫ فقال كل مسكر حرام‬-‫فقلت ألبي بردة ما البتع قال نبيذ العسل والمزر نبيذ الشعير‬- ‫البتع والمزر‬

Dari Sai'id bin Abi Burdah dari ayahnya dari Abu Musa Al-Asy'ari bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengutusnya ke negeri Yaman maka iapun (Abu Musa) bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
hukum minum-minuman yang dibuat di Yaman. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bertanya kepadanya, "Apakah
minum-minuman tersebut?", ia menjawab, "Al-Bit'[1] dan dan Al-Mizr[2]. -Aku (Sa'id bin Abi Burdah) bertanya kepada
Abi Burdah, "Apakah itu Al-Bit'?", ia berkata, "Al-Bit' adalah nabidz[3] madu dan Al-Mizr adalah nabidz gandum"-.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Setiap yang memabukkan adalah haram" (HR Al-Bukhari 4/1579 no
4087 dan 5/2269 no 5773, Muslim 3/1586 no 1733)

Berkata sekelompok salaf bahwasanya peminum khomr melalui suatu waktu dimana ia tidak mengenal pada waktu tersebut
Robnya, padahal Allah hanyalah menciptakan mereka (para peminum khomr) untuk mengenalNya, mengingatNya, beribadah
kepadaNya, dan taat kepadaNya. Maka perkara apa saja yang mengantarkan kepada terhalanginya seorang hamba dengan
tujuan-tujuan penciptaannya dan menghalangi antara hamba dari mengenal dan mengingat serta bermunajat kepada RobNya
maka hukumnya adalah haram, dan perkara tersebut adalah mabuk. Dan hal ini berbeda dengan tidur, karena Allah telah
menjadikan hamba-hambaNya memiliki sifat tersebut dan menjadikan mereka harus membutuhkan hal itu, tidak ada penegak
untuk menegakkan tubuh-tubuh mereka kecuali dengan tidur karena tidur merupakan istirahat dari keletihan dan kelelahan.
Dan tidur merupakan salah satu nikmat Allah yang sangat besar kepada hamba-hambaNya. Jika seorang mukmin tidur sesuai
dengan kebutuhannya lalu bangun dari tidurnya untuk mengingat Allah dan bermunajat kepadaNya serta berdo'a kepadaNya
maka tidurnya itu merupakan penolong baginya untuk sholat dan berdzikir. Oleh karena itu sebagian salaf berkata, ‫إني أحتسب‬
‫" نومتي كما أحتسب قومتي‬Aku mengharapkan pahala dari Allah dengan tidurku sebagaimana aku mengharapkan pahala dengan
sholat malamku" (Jami'ul Ulum 1/421)

Akal adalah anggota tubuh yang membedakan antara hewan dan manusia, akal merupakan tempat memahami, dengan akal
seseorang bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan, antara hak dan batil. Oleh karena itu agama Islam sangat
memperhatikan penjagaan akal dan menjadikan sebagai tempat digantungkannya "taklif" (beban untuk menjalankan hukum-
hukum syari'at) dan Islam menjatuhkan taklif bagi orang yang kehilangan akal sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam

‫رفع القلم عن ثالثة عن المجنون المغلوب على عقله حتى يفيق وعن النائم حتى يستيقظ وعن الصبي حتى يحتلم‬

"Diangkat pena dari tiga (golongan), orang gila yang hilang akalnya hingga sadar, dari orang yang tidur hingga terjaga dan
dari anak kecil hingga bermimpi (dewasa)" (HR Abu Dawud 4/140 (dan ini adalah lafal dari Abu Dawud), Ibnu Majah 1/658,
Ibnu Hibban 1/356, Ibnu Khuzaimah 4/348)
Jika kita menelusuri ayat-ayat Al-Qur'an maka kita akan dapati bahwa penyebutan tentang akal berulang-ulang hingga 49 kali
dengan metode penyebutan yang bervariasi. Diantaranya:

1. Dengan pertanyaan untuk menghinakan َ‫ أَفَالَ ت َ ْع ِقلُون‬dan ayat seperti ini terulang dalam Al-Qur'an sebanyak 15 kali,
diantaranya

َ ‫س ُك ْم َوأَنت ُ ْم تَتْلُونَ ْال ِكت‬


َ‫َاب أَفَالَ ت َ ْع ِقلُون‬ َ َّ‫أَت َأ ْ ُم ُرونَ الن‬
َ ‫اس بِ ْالبِ ِر َوتَن‬
َ ُ‫س ْونَ أَنف‬

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal
kamu membaca Alkitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir? (QS. 2:44)

Allah memberikan pertanyaan ini kepada yang ditujukanNya adalah untuk menghinakan mereka disebabkan mereka tidak
menggunakan akal mereka untuk memikirkan ayat-ayat Allah, padahal Allah telah memberikan mereka karunia akal dan
Allah menurunkan kepada mereka ayat-ayat yang bisa dipahami dengan akal mereka. Pada akhirnya di akhirat kelak mereka
baru merasakan pentingnya menggunakan akal mereka sebagaimana penyesalan yang mereka ungkapkan kelak tatkala
mereka di neraka

‫ِير‬
ِ ‫سع‬َّ ‫ب ال‬ ْ َ‫َوقَالُوا لَ ْو ُكنَّا َن ْس َم ُع أ َ ْو نَ ْع ِق ُل َما ُكنَّا فِي أ‬
ِ ‫ص َحا‬

Dan mereka berkata:"Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk
penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS. 67:10)

2. Datang penyebutan akal juga dalam konteks َ‫ لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْع ِقلُون‬, dan ini berulang dalam Al-Qur'an delapan kali, diantaranya:

َ‫َّللاُ ْال َم ْوت َى َوي ُِري ُك ْم آيَا ِت ِه لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْع ِقلُون‬ ِ ‫فَقُ ْلنَا اض ِْربُوهُ ِببَ ْع‬
َّ ‫ض َها َكذَلِكَ يُحْ يِي‬

Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
kekuasaan-Nya, agar kamu mengerti. (QS. 2:73)

Demikian juga firman Allah

َ‫َكذَلِكَ يُبَيِنُ َّللاُ لَ ُك ْم آ َياتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْع ِقلُون‬

Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya), supaya kamu memahaminya. (QS. 2:242)

Dari bentuk penyebutan akal yang kedua ini jelas kita pahami bahwa Allah menurunkan dan menampakan ayat-ayatnya
adalah agar manusia menggunakan akal mereka untuk mentadabauri kebesaran Allah

3. Penyebutan akal juga dalam konteks َ‫ الَ يَ ْع ِقلُون‬dan ini berjumlah 11 kali, diantaranya firman Allah

َ َ‫أ َ َولَ ْو َكانَ آبَا ُؤ ُه ْم الَ يَ ْع ِقلُون‬


‫شيْئا ً َوالَ يَ ْهتَدُون‬

Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk? (QS. 2:170)

} َ‫ي فَ ُه ْم الَ يَ ْع ِقلُون‬


ٌ ‫ص ٌّم بُ ْك ٌم ع ُْم‬
ُ |

Mereka tuli, bisu, dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (QS. 2:171)

4. Penyebutan akal dalam Al-Qur'an juga datang konteks َ‫يَ ْع ِقلُون‬, dan ini berjumlah 8 kali, diantaranya firman Allah

‫ث‬ َ ‫س َماءِ مِ ْن َماءٍ فَأَحْ َيا ِب ِه ْاأل َ ْر‬


َّ ‫ض َب ْعدَ َم ْو ِت َها َو َب‬ َّ ‫َّللاُ مِ نَ ال‬ َ َّ‫ار َو ْالفُ ْلكِ َّالتِي ت َجْ ِري فِي ْال َبحْ ِر ِب َما َي ْن َف ُع الن‬
َّ ‫اس َو َما أ َ ْنزَ َل‬ َّ ِ‫اختِالف‬
ِ ‫الل ْي ِل َوالنَّ َه‬ ِ ‫ت َو ْاأل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم َي ْع ِقلُون‬
ٍ ‫ض ََليا‬ ِ ‫ر‬
ْ َ ْ
‫األ‬ ‫و‬
َ َ ِ‫اء‬‫م‬ ‫س‬
َّ ‫ال‬ ‫ي‬
َ‫ْن‬ ‫ب‬ ‫ر‬ َّ
‫خ‬ ‫س‬
َ ِ َ ُ ِ َ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫ح‬ ‫س‬
َّ ‫ال‬‫و‬ ‫اح‬
َ ِ َ ِ ‫ي‬ ‫الر‬ ِ‫يف‬ ‫ْر‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ت‬ ‫و‬َ ‫ة‬
ٍ ‫ب‬
َّ ‫ا‬َ ‫د‬ ‫ل‬
ِ ُ
‫ك‬ ‫ن‬ْ ِ‫م‬ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ِي‬ ‫ف‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (QS. 2:164)
Perhatikanlah, Allah dalam ayat ini sebelumnya menyebutkan terlebih dahulu ayat-ayat kauniah yang Allah hamparkan di
penjuru alam sebagai 'ibroh (pelajaran) bagi mereka yang menggunakan akal mereka

5. Penyebutan tentang akal juga datang dalam Al-Qur'an dalam konteks َ‫ ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع ِقلُون‬, dan ini berjumlah dua kali

ِ ‫ُور ُه ْم أ َ ْكبَ ُر قَ ْد بَ َّينَّا لَ ُك ُم ْاَليا‬


‫ت ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم‬ ُ ‫صد‬ َ ‫ت ْالبَ ْغ‬
ُ ‫ضا ُء مِ ْن أ َ ْف َوا ِه ِه ْم َو َما ت ُ ْخفِي‬ َ ‫طا َنةً مِ ْن دُونِ ُك ْم ال يَأْلُونَ ُك ْم َخبَاالً َودُّوا َما‬
ِ َ‫ع ِنت ُّ ْم قَ ْد بَد‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ال تَتَّخِ ذُوا ِب‬
َ‫ت َ ْع ِقلُون‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan orang-orang yang di luar kalanganmu
(karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu.
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah
Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. 3:118)

ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
َ‫ب َو َما بَ ْينَ ُه َما ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع ِقلُون‬ ِ ‫قَا َل َربُّ ْال َم ْش ِر‬

Musa berkata:"Rabb yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya (Itulah Rabbmu) jika kamu
mempergunakan akal". (QS. 26:28)

Yaitu jika kalian adalah orang-orang yang berakal maka terbitnya matahari di timur dan terbenamnya di barat menunjukan
bahwa tidak ada yang menguasainya kecuali Allah –padahal hal ini juga diketahui oleh orang yang jahil-

6. Penyebutan tentang akal juga datang dalam Al-Qur'an dalam konteks ُ‫عقَلُوه‬
َ dalam ayat berikut

(75:‫عقَلُوهُ َو ُه ْم يَ ْعلَ ُمونَ )البقرة‬


َ ‫َّللاِ ث ُ َّم يُ َح ِرفُونَهُ مِ ْن َب ْع ِد َما‬ ٌ ‫أَفَت َْط َمعُونَ أ َ ْن يُؤْ مِ نُوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكانَ فَ ِر‬
َ ‫يق مِ ْن ُه ْم يَ ْس َمعُونَ ك‬
َّ ‫َالم‬

Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman
Allah lalu mereka mengubahya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? (QS. 2:75)

7. Penyebutan tentang akal juga datang dalam Al-Qur'an dalam konteks ‫ يَ ْع ِقلُ َها‬dalam ayat berikut

{4:‫اس َو َما يَ ْع ِقلُ َها إِ َّال ْالعَا ِل ُمونَ ( )العنكبوت‬


ِ َّ‫ َوت ِْلكَ ْاأل َ ْمثَا ُل نَض ِْربُ َها لِلن‬3)

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang
berilmu. (QS. 29:43)

Ini adalah sekilas tentang bentuk-bentuk penyebutan akal dalam Al-Qur'an, maka jika penyebutan akal berulang-ulang dalam
Al-Qur'an dengan jumlah yang banyak maka hal ini menunjukan akan urgensinya akal, karena ia adalah tempat memahami
dan tempat digantungkannya taklif. Jika akal menempati kedudukan yang sangat penting ini maka Syari'at telah
memerintahkan untuk menjaga akal bahkan ia termasuk dari Ad-Dhoruriat Al-Khomsah (agama, jiwa, akal, harta, keturunan)
yang patut dijaga dalam kehidupan manusia.

Oleh karena itu perbuatan kriminal seseorang terhadap akalnya dengan meniadakan fugsi akal dan menghentikan aktifitas
akal maka orang tersebut pantas untuk dihukum akibat perbuatan kriminalnya tersebut walaupun pada hakikatnya orang
tersebut telah berbuat kriminal terhadap dirinya sendiri dimana ia telah menutup akalnya sehingga jadilah ia seperti hewan
atau lebih parah yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan karena alat yang digunakannya untuk
membedakan telah ia rusakan fungsinya.

Apakah merupakan tindakan seorang yang memiliki akal –dengan pilihannya- berusaha untuk menghilangkan fungsi
akalnya?? yang akal merupakan alat yang sangat teiti yang mampu mencatat masa lalunya dengan baik serta membuatnya
berjalan dalam jalan yang teratur, serta memberikan gambaran yang baik di masa depan, apakah ada orang yang berakal yang
ingin menghilangkan fungsi akalnya??. Sesungguhnya orang yang menghilangkan fungsi akalnya dengan sengaja,
perbuatannya itu menunjukan bahwa ia bisa tanpa akalnya, ia tidak butuh dengan akalnya, ia ingin berjalan di atas muka bumi
dengan keadaannya yang tanpa akal, dia ingin seperti hewan-hewan yang tidak bisa membedakan, atau seperti benda-benda
mati yang tidak bisa merasakan apa yang terjadi di daerah sekitarnya. (Lihat pembahasan Syaikh Sa'd Nida dalam majalah
Jami'ah Islamiyah no 54, hal 123-131)

Sebagian salaf berkata, "Aku heran dengan orang yang berakal yang sengaja dengan meminum khomr untuk menggabungkan
dirinya dalam golongan orang-orang yang tidak berakal (gila)"
Ibnu Abi Dunya menyebutkan bahwa ia melewati seorang yang sedang mabuk lalu orang mabuk tersebut kencing di kedua
telapak tangannya kemudian ia berbuat seakan-akan orang yang sedang berwudlu lalu berkata, ‫الحمد هلل الذي جعل اإلسالم نورأ والماء‬
‫" طهورأ‬Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Islam sebagai cahaya dan menjadikan air sebagai penyuci"
(Sebagaimana dinukil dalam Majalah Jami'ah Islamiyah no 54 hal 105-122)

Hukum Khomr

Allah telah mengharamkan khomr dengan firmanNya

‫ضا َء فِي‬ َ ‫طانُ أ َ ْن يُو ِق َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ‬
َ ‫ش ْي‬َّ ‫ ِإ َّن َما ي ُِريدُ ال‬،‫ان َفاجْ تَنِبُوهُ َل َع َّل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫ط‬ َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ ‫س مِ ْن‬ ٌ ْ‫صابُ َو ْاأل َ ْزال ُم ِرج‬ َ ‫يَا أَيُّ َها َّالذِينَ آ َمنُوا ِإ َّن َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاأل َ ْن‬
ُ‫سو ِلنَا ْالبَالغُ ْال ُمبِين‬ ُ ‫علَى َر‬ َ ‫سو َل َواحْ ذَ ُروا فَإ ِ ْن ت ََولَّ ْيت ُ ْم فَا ْعلَ ُموا أَنَّ َما‬ ُ ‫الر‬َّ ‫َّللاَ َوأَطِ يعُوا‬ َّ ‫صالةِ فَ َه ْل أَ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُهونَ َوأَطِ يعُوا‬
َّ ‫ع ِن ال‬ َّ ‫ع ْن ِذ ْك ِر‬
َ ‫َّللاِ َو‬ ُ َ‫| ْالخ َْم ِر َو ْال َم ْيس ِِر َوي‬
َ ‫صدَّ ُك ْم‬

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul-(Nya)
dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. 5:90-92)

Para ulama telah berdalil dengan ayat ini untuk menunjukan bahwa khomr adalah haram dan hukum pengharamannya adalah
sangat jelas dan qo'ti, hal ini dapat dilihat dari beberapa sisi:

1. Allah menjadikan khomr dan perjudian termasuk rijs (najis) sebagaimana firman Allah

Ayat ini dibuka dengan lafal ‫ إِ َّن َما‬yang memberikan faedah pengkhususan dan pembatasan, yang hal ini menunjukan tidak ada
sifat dalam khomr kecuali kenajisan. Dan jika kita memeriksa lafal ‫س‬ َ ْ‫الرج‬
ِ dalam Al-Qur'an maka kita akan dapati tidaklah
Allah menyifati dengan | ‫س‬
َ ْ‫الرج‬
ِ } kecuali pada perkara-perkara yang sangat buruk, diantaranya firman Allah

ِ َ ‫س مِ نَ ْاأل َ ْوث‬
{)30:‫ان )الحج‬ ِ ‫فَاجْ ت َ ِنبُوا‬
َ ْ‫الرج‬

maka jauhilah olehmu barhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan yang dusta. (QS. 22:30)

َ‫علَى الَّذِينَ ال يُؤْ مِ نُون‬


َ ‫س‬
َ ْ‫الرج‬ َّ ‫س َماءِ َكذَلِكَ َيجْ عَ ُل‬
ِ ُ‫َّللا‬ َّ َ‫ض ِيقا ً َح َرجا ً َكأَنَّ َما ي‬
َّ ‫صعَّدُ فِي ال‬ َ ‫ُضلَّهُ يَجْ عَ ْل‬
َ ُ‫صد َْره‬ ِ ‫ْالم َو َم ْن ي ُِر ْد أ َ ْن ي‬
ِ ‫إلس‬ َ ْ‫َّللاُ أ َ ْن يَ ْه ِديَهُ يَ ْش َرح‬
ِ ‫صد َْرهُ ِل‬ َّ ‫فَ َم ْن ي ُِر ِد‬

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya
untuk(memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya
sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki kelangit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang
tidak beriman. (QS. 6:125)

ٌ ‫َوأ َ َّما الَّذِينَ فِي قُلُو ِب ِه ْم َم َر‬


َ‫ض فَزَ ادَتْ ُه ْم ِرجْ سا ً ِإلَى ِرجْ ِس ِه ْم َو َماتُوا َو ُه ْم كَاف ُِرون‬

Dan adapun orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (QS. 9:125)

{ ‫غي َْر بَاغٍ َوال‬ ُ ‫ض‬


َ ‫ط َّر‬ َّ ‫س أ َ ْو ِفسْقا ً أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
ْ ‫َّللاِ بِ ِه فَ َم ِن ا‬ ٌ ْ‫ير فَإ ِ َّنهُ ِرج‬ ْ َ‫طاع ٍِم ي‬
ٍ ‫طعَ ُمهُ إِ َّال أ َ ْن يَ ُكونَ َم ْيتَةً أ َ ْو دَما ً َم ْسفُوحا ً أ َ ْو لَحْ َم خِ ْن ِز‬ َ ً ‫ي ُم َح َّرما‬
َ ‫علَى‬ َّ َ‫ي ِإل‬ ُ
َ ِ‫قُ ْل ال أ َ ِجدُ فِي َما أوح‬
145:‫ور َرحِ ي ٌم )األنعام‬ ٌ ُ ‫ف‬ ‫غ‬
َ َ‫َّك‬ ‫ب‬‫ر‬ َّ
‫ن‬
َ ِ َ ‫إ‬َ ‫ف‬ ٍ
‫د‬ ‫ا‬‫ع‬

Katakanlah:"Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang
hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya
semua itu kotor - atau binatang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Rabbmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". (QS. 6:145)

{)95:‫س َو َمأ ْ َوا ُه ْم َج َهنَّ ُم َجزَ ا ًء ِب َما كَانُوا َي ْك ِسبُونَ )التوبة‬ َ ‫ع ْن ُه ْم فَأَع ِْرضُوا‬
ٌ ْ‫ع ْن ُه ْم ِإنَّ ُه ْم ِرج‬ َ ‫اَّللِ لَ ُك ْم ِإذَا ا ْنقَلَ ْبت ُ ْم ِإلَ ْي ِه ْم ِلت ُ ْع ِرضُوا‬
َّ ‫س َيحْ ِلفُونَ ِب‬
َ
Kelak mereka bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada meraka, supaya kamu berpaling dari
mereka. Maka berpalinglah kepada mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahannam;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 9:95)

Maka demikianlah, meminum khomr termasuk dalam kalimat | ‫س‬


َ ْ‫الرج‬
ِ } bersama dengan kekufuran, dan orang-orang kafir,
serta penyembahan berhala

2. Allah menggandengkan antara khomr dan perjudian dengan bentuk-bentuk kesyirikan yaitu penyembahan
َ ‫ ْاأل َ ْن‬dan mengundi nasib dengan anak panah‫ْاأل َ ْزالم‬
berhala ُ‫صاب‬

3. Allah menjadikan khomr dan perjudian termasuk perbuatan syaitan, dan syaitan tidaklah melakukan kecuali keburukan
dan kejahatan, dan dalam bahasa Arab dan uslub (metode) Al-Qur'an adalah sebagai kinayah bagi sesuatu yang sangat keji
dan buruk

4. Allah memerintahkan untuk menjauhi khomr, dan larangan untuk menjauhi sesuatu lebih keras daripada larangan untuk
langsung mengkonsumsi sesuatu tersebut.

5. Allah mengkaitkan sikap penjauhan khomr dengan (‫ )ال َفالَح‬keberuntungan (kemenangan), dan lafal keberuntungan
mengandung makna keselamatan dari kerugian makna mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Allah menjelaskan bahwa
sikap mendekati khiomr mengantarkan kepada kerugian yang umum (baik di dunia maupun di akhirat)

6. Allah menjelaskan tentang akibat buruk dari meminum khomr dalam hubungan kemasyarakatan diantara manusia

{‫ضا َء فِي ْالخ َْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر‬


َ ‫طانُ أ َ ْن يُوقِ َع َب ْينَ ُك ُم ْالعَدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ‬
َ ‫ش ْي‬
َّ ‫|إِنَّ َما ي ُِريدُ ال‬

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu dan berjudi itu

7. Selain itu Allah juga menjelaskan tentang akibat buruk khomr yang berkaitan dengan akhirat yaitu terputusnya
hubungan antara peminum khomr dengan Robnya

}‫صال ِة‬
َّ ‫ع ِن ال‬ َّ ‫ع ْن ِذ ْك ِر‬
َ ‫َّللاِ َو‬ َ ‫صدَّ ُك ْم‬
ُ َ‫| َوي‬

dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat

8. Yang terakhir Allah tutup ayat ini yang mengandung metode-metode pengharaman di atas dengan pertanyaan untuk
penghinaan dengan firmanNya | َ‫( } فَ َه ْل أ َ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُهون‬maka tidakkah kalian berhenti (dari mengerjakan pekerjaan itu)??.) yang
menunjukan akan ancaman yang keras. Syaikh Sholeh Alu Syaikh berkata, “Allah membawakan perintah untk meninggalkan
khomr dalam bentuk pertanyaan, dan ini lebih mengena daripada dengan bentuk perintah secara langsung sebagaimana kaidah
ini telah diketahui oleh para ahli bahasa dan balagoh yaitu tentang perbedaan antara menta’birkan (mengungkapkan) perintah
dengan bentuk khobar dengan bentuk perintah secara langsung. Jika bentuk perintah langsung dirubah kepada bentuk khobar
atau pertanyaan maka hal ini menunjukan bahwa perintah tersebut lebih mengena dan lebih tegas. (Dari ceramah Syaikh
Sholeh Alu Syaikh yang berjudul Qimar wa Suaruhu Al-Muharromah)

9. Allah menyabung ayat perintah untuk menjauhi khomr dengan firmanNya

ُ‫سو ِلنَا ْال َبالغُ ا ْل ُمبِين‬ َ ‫سو َل َواحْ ذَ ُروا فَإ ِ ْن ت ََولَّ ْيت ُ ْم فَا ْعلَ ُموا أَنَّ َما‬
ُ ‫علَى َر‬ َّ ‫َّللاَ َوأَطِ يعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫َوأَطِ يعُوا‬

Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (QS. 5:92)

Lihatlah bagaimana Allah mengkaitkan pengharaman khomr dengan ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, yang jika seandainya stiap orang meniggalkan larangan-larangan Allah karena ketaatan kepada
Allah maka akan selesailah kebanyakan problematika yang ada di masyarakat.

Adapun jika kita mengingatkan para peminum khomr dengan menakut-nakuti mereka dengan penyakit dan bahaya yang bisa
ditimbulkan oleh khomr maka ini hanyalah dilakukan bagi orang-orang yang imannya lemah dan bukanlah metode yang baik
jika dijadikan metode yang utama. Bahkan kenyataan yang ada banyak dari peminum khomr yang tidak merasa khawatir
dengan kesehatannya, lihat saja orang-orang kafir mereka terus meminum khomr walaupun telah dijelaskan pada mereka
tentang bahaya khomr, bahkan penjelasan mereka (orang-orang kafir) tentang bahayanya khomr jauh lebih baik daripada
penjelasan kita (secara umum), namun hal ini kurang bermanfaat dalam menghentikan budaya minum khomr. Oleh karena itu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mentarbiayah (mendidik) para sahabatnya dengan mengkaitkan perintah untuk
meninggalkan larangan-larangan Allah dengan ketaatan kepada Allah, sehingga tatkala seseorang terbiasa meninggalkan
perkara yang dilarang oleh Allah karena ketaatan kepada Allah (bukan karena kepentingan dunia) maka akan semakin
bertambah imannya dan semakin mudah baginya untuk meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah. Jika kita perhatikan
bagaimana kisah para sahabat tatkala diharmkannya khomr sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits diantaranya …..

‫كنت ساقي القوم في منزل أبي طلحة فنزل تحريم الخمر فأمر مناديا فنادى فقال أبو طلحة أخرج فانظر ما هذا الصوت قال فخرجت فقلت هذا مناد ينادي أال إن الخمر‬
‫قد حرمت فقال لي اذهب فأهرقها قال فجرت في سكك المدينة‬

Dari Anas bin Malik ia berkata, ((Aku adalah penuang khomr bagi orang-orang di rumah Abu Tolhah lalu turunlah ayat
tentang pengharaman khomr maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh seseorang untuk menyerukan kepada
manusia (akan pengharaman khomr), lalu Abu Tolhah berkata kepadakum "Lihatlah suara apakah itu?" maka akupun keluar
lalu kukatakan kepadanya ini adalah suara seorang penyeru yang menyerukan bahwasanya khomr telah diharamkan. Lalu ia
berkata kepadaku, "Pergilah engkau dan tumpahkanlah khomr", maka akupun keluar lalu ditumpahkanlah khomr di jalan-
jalan kota Madinah)). [HR Al-Bukhari 4/1688 no 4344 dan Muslim 3?1670 no 1980]

Lihatlah para sahabat bagaimana mudahnya bagi mereka untuk berhenti dari meminum khomr padahal diantara mereka ada
yang merupakan pecandu khomr selama bertahun-tahun. Dan cukup bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk
menghentikan mereka dari meminum khomr dengan mengutus seseorang yang menyerukan akan diharamkannya khomr

Jika kita memperhatikan metode-metode pengharaman yang terdapat dalam ayat ini maka sangatlah jelas bahwasanya satu
satu jada dari metode-metode di atas sudah cukup untuk mengharamkan khomr apalagi jika berkumpul semua metode-metode
di atas. Namun anehnya masih saja ada orang yang menghalakan khomr atau berkata khomr hukumnya hanyalah makruh dan
tidak haram karena tidak ada dalam ayat yang jelas-jelas mengatakan |‫علَي ُك ُم ْالخ َْم ُر‬ ْ ‫( } ُح ِر َم‬diharamkan atas kalian khomr)
َ ‫ت‬
sebagaimana pengharaman bangkai |ُ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَة‬
َ ‫( } ُح ِر َمت‬diharamkan atas kalian memakan bangkai), yang ada hanyalah perintah
untuk menjauhi khomr | ُ‫( } فَاجْ تَ ِنبُوه‬jauihilah khomr). Sungguh benar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang sejak jauh-
jauh telah mengingatkan kita akan hal ini.

‫ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر والحرير والخمر والمعازف‬

Sungguh akan ada dari umatku kaum yang menghalalkan zina, kain sutra (bagi kaum pria), khomr, dan alat-alat music. ( HR
Al-Bukhari 5/2123 no 5268)

Barangsiapa yang mengamati dengan baik maka ia akan tahu bahwa Firman Allah ini |ُ‫( }فَاجْ ت َ ِنبُوه‬jauihilah khomr) lebih jelas
dan lebih mengena serta lebih kuat pengharamannya daripada seandainya jika Allah berkata |‫علَيء ُك ُم ْالخ َْم ُر‬ ْ ‫( } ُح ِر َم‬diharamkan
َ ‫ت‬
atas kalian khomr), karena perintah untuk menjauhi khomr berarti diharamkan mendekati khomr dengan bentuk apapun
apalagi sampai meminumnya[4].

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

‫أتاني جبريل فقال يا محمد إن هللا لعن الخمر وعاصرها ومعتصرها وشاربها وحاملها والمحمولة إليه وبايعها وساقيها ومسقيها هذا حديث صحيح اإلسناد وشاهده‬
‫حديث عبد هللا بن عمر ولم يخرجاه‬

((Jibril telah datang kepadaku dan berkata, "Wahai Muhammad sesungguhnya Allah melaknat khomr dan pemerasnya
(misalnya yang memeras anggur untuk dijadikan khomr-pen), dan orang yang meminta untuk memerasnya, peminumnya,
yang membawa khomr dan yang meminta untuk dibawakan khomr kepadanya, penjualnya, yang menuangkan khomr, dan
yang meminta untuk dituankan khomr")) [HR Ibnu Hibban (Al-Ihsan 12/178 no 5356) dari hadits Ibnu Abbas, Al-Hakim di
Al-Mustdrok 2/37 no 2234, dan beliau berkata, "Hadits ini isnadnya shahih dan ada syahidnya dari hadits Abdullah bin
Umar", Ahmad 1/316 no 2899]

Perhatikanlah khomr telah dilaknat oleh Allah bukan hanya peminumnya bahkan seluruh yang berkaitan dengan pengadaan
khomr dan peminuman khomr terlaknat, bahkan jika kita perhatikan hadits ini kebanyakan yang disebutkan untuk dilaknat
adalah yang membantu dan ikut andil dalam pengadaan khomr dan peminumannya. Jika yang membantu pengadaan khomr
serta peminumannya telah dilaknat oleh Allah bagaimanapula dengan yang meminumnya secara langsung.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda

‫كل مسكر خمر وكل مسكر حرام ومن شرب الخمر في الدنيا فمات وهو يدمنها لم يتب لم يشربها في اَلخرة‬
((Setiap yang memabukan adalah khomr dan setiap yang memabukan adalah khomr dan barangsiapa yang meminumnya di
dunia lalu mati dan dia masih terus jadi pecandu khomr yang tidak bertaubat maka ia tidak akan meminumnya di
akhirat)) [HR Muslim 3/1587 no 2003, dari hadits Ibnu Umar]

Maka sungguh sangatlah menyedihkan keadaan para pecandu khomr, sungguh merugi keadaan mereka, di dunia mereka telah
menghamburkan harta mereka, telah merusak tubuh mereka, telah menghilangkan akal mereka (sehingga seperti orang gila)
dan di akhirat kelak mereka akan terhalang dari meminum khomr yang ada di surga. Maka kerugian apakah lagi yang lebih
besar dari orang yang mencegah dirinya dari kenikmatan meminum khomr di surga. Allah berfirman,

} ‫ى َولَ ُه ْم فِي َها مِ ْن‬


ً ‫صف‬
َ ‫س ٍل ُم‬َ ‫ع‬َ ‫ار مِ ْن‬ ٌ ‫اربِينَ َوأ َ ْن َه‬
ِ ‫ش‬ ٌ ‫ط ْع ُمهُ َوأ َ ْن َه‬
َّ ‫ار مِ ْن خ َْم ٍر لَذَّةٍ لِل‬ َ ‫ار مِ ْن لَبَ ٍن لَ ْم يَتَغَيَّ ْر‬ ٌ ‫غي ِْر آس ٍِن َوأ َ ْن َه‬ ٌ ‫َمث َ ُل ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُو ِعدَ ْال ُمتَّقُونَ فِي َها أ َ ْن َه‬
َ ٍ‫ار مِ ْن َماء‬
(15:‫ط َع أ َ ْم َعا َء ُه ْم| )محمد‬َّ َ‫سقُوا َما ًء َحمِ يما ً فَق‬ ‫و‬
ُ َ ِ‫ار‬ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ٌ ‫د‬ ‫ل‬‫َا‬
‫خ‬
ِ َ ‫ُو‬‫ه‬ ‫ن‬ْ ‫م‬ َ
‫ك‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ب‬‫ر‬ ‫ن‬ْ ٌ ‫ة‬
َ ْ ِ ِ َ ِ‫ِ َ َ ِ َ َ َ م‬‫ِر‬ ‫ف‬ ْ
‫غ‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫م‬ َّ ‫ث‬‫ال‬ ‫ل‬ ُ
‫ك‬

(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-
sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai
dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka di
dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam,
dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya (QS. 47:15)

Allah sungguh maha adil, maka Allah akan membalas para hambanya yang meninggalkan khomr di dunia karena taat
kepadaNya dengan memberikan mereka khomr yang ledzat, yang diminum bukan untuk menghilangkan rasa dahaga namun
untuk keledzatan, bukan hanya sebotol atau dua botol, bukan cuma bergalon-galon, bahkan sungai khomr yang mengalir…

Sungguh malang nasib para pecandu khomr tersebut, tidak hanya mereka terhalangi dari meminum khomr yang ada disurga
bahkan mereka diberi minuman yang menjijikan sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

‫إن على هللا عز وجل عهدا لمن يشرب المسكر أن يسقيه من طينة الخبال قالوا يا رسول هللا وما طينة الخبال قال عرق أهل النار أو عصارة أهل النار‬

((Sesungguhnya ada janji Allah bagi barangsiapa yang meminum minuman yang memabukan yaitu Allah akan memberinya
minum cairan penduduk neraka)), mereka bertanya, "Wahai Rasulullah apakah itu cairan penduduk api neraka?",
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ((Keringat penduduk neraka atau ampas (sisa perasan) penduduk
neraka)) [HR Muslim 3/1587 no 2003, dari hadits Ibnu Umar]

Namun mereka tetap saja menjadi para pecandu khomr, sulit bagi mereka untuk meninggalkan kedunguan mereka itu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ‫(( إن مدمن الخمر كعابد الوثن‬Pecandu khomr seperti penyembah berhala)) [HR
Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam shahih ibnu Majah no 2736]

Ibnu Rojab berkata, "Karena orang yang menyembah berhala hatinya terkait dengan berhala tersbut hingga sulit baginya
untuk meninggalkannya, demikianlah pula dengan pecandu khomr sulit baginya untuk meninggalkan khomr"

Definisi Khomr

Khomr menurut istilah syari'at (terminologi) adalah segala sesuatu yang bisa memabukan tanpa membedakan apakah dari
bentuknya nampak bahwa ia memabukan atau bentuknya tidak menunjukan demikian, dan tanpa memandang dari dzat
apakah dibuat khomer tersebut, sama saja apakah terbuat dari anggur atau gandum atau nira atau yang lainnya, tanpa
memandang apakah berbentuk cairan ataukah berupa dzat padat, dan tanpa memandang apakah cara penggunaannya dengan
diminum ataukah dengan dimakan atau dengan dihirup, dimasukkan melewati suntikan atau dengan cara apapun, inilah yang
ditunjukan oleh hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan atsar para sahabat

Sekelompok ulama berkata, "Dan sama saja apakah yang memabukan tersebut adalah berbentuk benda padat atau benda cair
atau berupa makanan atau minuman, dan sama saja apakah yang memabukan tersebut berasal dari biji (hab) atau dari kurma
atau susu atau yang lainnya" (Jami'ul Ulum 1/423)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, ‫" ُك ُّل ُم ْسك ٍِر َخ ْم ٌر َو ُك ُّل خ َْم ٍر َح َرام‬Setiap yang memabukan adalah khomr dan setiap
khomr adalah haram" ( HR Muslim no 2003 dari hadits Ibnu Umar, Bab "bayanu anna kulla muskirin khomr wa anna kulla
khmr harom", Abu Dawud no 3679) ini adalah lafal Muslim, dalam riwayat yang lain ‫" ُك ُّل ُم ْسك ٍِر َح َرا ٌم‬Setiap yang memabukkan
adalah haram" ( HR Al-Bukhari no 4087, 4088 (bab ba'ts Mu'adz ilal yaman qobla hajjatil wada'), no 5773, Muslim no 1733)
tanpa membeda-bedakan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda ‫ع ْن ُك ِل ُم ْسك ٍِر‬ َ ‫" وإنِي أ َ ْن َه ُك ْم‬Dan aku melarang
kalian dari segala yang memabukan" (HR Abu Dawud no 3677, bab al-'inab yu'shoru lilkhomr)
Dan tatkala turun ayat pengharaman khomr maka para sahabat memahami juga secara umum tanpa membeda-bedakan akan
dzat asal pembuatan khomr tersebut, mereka juga memahami bahwa semua yang memabukan adalah khomr sama saja apakah
terdapat di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau tidak ada kemudian muncul di zaman mereka, atau di masa
mendatang, sama saja apakah namanya khomr atau dengan nama yang lain. (Fathul Bari 10/46)

‫فقال إنه قد نزل تحريم الخمر وهي من خمسة أشياء العنب والتمر والحنطة صلى هللا عليه وسلم عن ابن عمر رضي هللا عنهما قال خطب عمر على منبر رسول هللا‬
‫والشعير والعسل والخمر ما خامر العقل‬

Dar Ibnu Umar, ia berkata, "Umar berkhutbah di atas mimbar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia
berkata, "Sesungguhnya telah turun (ayat) pengharaman khomr, dan khomr berasal dari lima macam, anggur, kurma, hintoh,
syair, madu, dan khomr adalah apa yang menutup akal" (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari 5/2122 no 5266, Muslim 4/2322)

Apa yang dijelaskan oleh Umar adalah pengertian khomr secara istilah (terminology) bukan secara bahasa (etimologi).
Berkata Ibnu Hajr, ((Karena Umar bukan sedang berada dalam posisi menjelaskan definisi khomr menurut bahasa tetapi
beliau sedang berada dalam posisi menjelaskan defenisi khomr menurut hukum syar'i. Seakan-akan beliau berkata, "Khomr
yang diharamkan dalam syari'at adalah apa yang menutup akal" meskipun ahli bahasa berbeda pendapat tentang definisi
khomr menurut bahasa…kalaupun seandainya menurut bahasa khomr adalah sesuatu yang memabukan yang khusus berasal
dari anggur namun yang menjadi patokan adalah definisi menurut hukum syar'i, telah datang hadits-hadits yang menunjukan
bahwa sesuatu yang memabukan yang berasal dari selain anggur (juga) dinamakan khomr dan definisi menurut hukum syar'i
dikedepankan atas definisi menurut bahasa)) [Fathul Bari 10/47]

Atsar ini dibawakan oleh para penulis hadits dalam bab-bab hadits-hadits yang marfu' (yang disandarkan kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam) karena di sisi mereka atsar ini memiliki hukum marfu' karena ia adalah pengabaran dari seorang
sahabat yang menyaksikan turunnya ayat (tentang diharamkannya khomr) [QS Al-Maidah ayat 90] yang mengerti tentang
sebab turunya ayat ini. Umar telah mengucapkan perkataannya ini di hadapan para pembesar sahabat-sahabat Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan tidak dinukil bahwasanya ada sorang dari mereka yang mengingkari beliau. Umar hendak mengingatkan
bahwa yang dimaksud dengan khomr dalam ayat tidak hanya khusus bagi khomr yang terbuat dari anggur melainkan
mencakup semua khomr yang terbuat dari selain anggur. Apa yang dipahami oleh Umar ini telah dengan jelas diucapkan oleh
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits Nu'man bin Basyir (Fathul Bari 10/46)

‫يقول إن الخمر من العصير والزبيب والتمر والحنطة والشعير والذرة وإني صلى هللا عليه وسلم أن النعمان بن بشير خطب الناس بالكوفة فقال سمعت رسول هللا‬
‫أنهاكم عن كل مسكر‬

Nu'man bin Basyir berkhutbah dihadapan manusia di Kufah lalu ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam berkata bahwasanya khomr itu dari perasan (anggur), dari zabib (anggur yang dikeringkan), dari kurma, dari
hinthoh (gandum yang sudah dihaluskan), asy-Syai'r (yang masih belum dihaluskan) , dan dari Adz-Dzurroh (jagung) dan
aku melarang kalian dari segala yang memabukan" (HR Ibnu Hibban 12/219 no 5398, Abu Dawud 3/326 no 3677)

Penggunaan Alkohol pada Pemakaian Luar (bukan untuk diminum) ?

Syaikh Utsaimin ditanya tentang hukum penggunaan cairan yang mengandung alcohol untuk tujuan percetakan, gambar, peta,
untuk eksperimen ilmiah dan yang lain sebagainya??

Maka beliau menjawab, ((Telah diketahui bersama bahwa dzat alcohol kebanyakannya diambil dari kayu dan akar… ‫وجذور‬
‫ القصب وأليافه‬dan yang paling banyak kulit-kulit buah-buahan yang kecut seperti jeruk dan lemon sebagaimana yang kita
saksikan. Alkohol adalah cairan yang mudah terbakar dan cepat menguap, dan jika alcohol murni diminum maka bisa
membunuh peminumnya atau memberi mudhorot atau menyebabkan kecacatan. Namun jika alcohol tersebut dicampur
dengan dzat (cairan) lain dengan ukuran tertentu maka akan menjadikan campuran tersebut minuman yang memabukan. Oleh
karena itu alcohol jika dilihat dari dzatnya maka tidaklah digunakan sebagai minuman dan untuk mabuk-mabukan namun ia
jika dicampur dengan dzat lain maka hasil dari campuran itu memabukan. Dan apa saja yang memabukan maka ia adalah
khomr yang diharamkan berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijma' (kesepakatan) kaum muslimin. Namun apakah khomr
dzatnya adalah najis sebagaimana air kencing dan tai?, atau dzatnya tidak najis namun yang najis adalah makna (yang
terdapat di dalamnya)?, para ulama berselisih tentang permasalahan ini, dan mayoritas ulama berpendapat bahwa dzat khomr
adalah najis, namun yang benar menurutku dzat khomr tidaklah najis namun hanyalah maknanya yang najis. Hal ini
dikarenakan hal-hal berikut:

Pertama, karena tidak ada dalil akan najisnya dzat khomr. Dan jika tidak ada dalil yang menunjukan akan najisnya dzat
khomr maka dzat khomr adalah suci karena (kaidah mengatakan) asal segala sesuatu adalah suci, Dan tidak setiap yang haram
maka otomatis najis, racun haram namun tidak najis. Adapun firman Allah

َ ‫طانُ أ َ ْن يُوقِ َع َب ْينَ ُك ُم ْال َع َد َاوة َ َو ْال َب ْغ‬


} ‫ضا َء‬ َّ ‫ ِإ َّن َما ي ُِريدُ ال‬،‫ان َفاجْ تَنِبُوهُ َل َع َّل ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
َ ‫ش ْي‬ ِ ‫ط‬ َ ‫ع َم ِل ال َّش ْي‬
َ ‫س مِ ْن‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاأل َ ْن‬
ٌ ْ‫صابُ َو ْاأل َ ْزال ُم ِرج‬
(91-90 :‫صالةِ فَ َه ْل أَ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُهونَ | )المائدة‬ َّ ‫ع ِن ال‬
َ َ‫و‬ ِ َّ
‫َّللا‬ ‫ر‬
ِ ْ
‫ك‬ ‫ذ‬
ِ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ْ ‫م‬ ‫ك‬ُ َّ ‫د‬ ‫ص‬
ُ ‫ي‬
َ ‫و‬ ‫ِر‬ ‫س‬
َ ِ َ َ ِ ‫ي‬
ْ ‫م‬ ْ
‫ال‬‫و‬ ‫ر‬ ‫َم‬
ْ ‫خ‬ ْ
‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, ( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah najis termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka tidakkah kalian berhenti (dari mengerjakan
pekerjaan itu)??. (QS. 5:90-91)

Maka kami katakana bahwasanya penggunaan khomr untuk selain diminum hukumnya adalah boleh karena hal ini tidak
sesuai dengan firman Allah | ‫ان‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ ‫س مِ ْن‬
ٌ ْ‫(( } ِرج‬adalah najis termasuk perbuatan syaitan)), sebagaimana perjudian,
berhala-berhala (yang disembah), dan anak-anak panah (yang digunakan untuk mengundi nasib) dzatnya tidaklah najis maka
demikian pula dengan khomr

Kedua, khomr tatkala turun ayat pengharaman khomr maka khomr ditumpahkan di pasar-pasar yang ada di kota Madinah,
kalau seandainya khomr itu dzatnya najis maka akan diharamkan juga penumpannya di jalan-jalan yang dilewati oaring-orang
sebagaimana diharamkannya menumpahkan air kencing di pasar-pasar tersebut

Ketiga, Khomr tatkala diharamkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak memerintahkan untuk mencuci bejana-bejana
bekas diletakan khomr sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mencuci bejana-bejana tempat
diletakannya daging keledai negeri tatkala diharamkannya. Maka jika seandainya dzat khomr itu najis maka Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam akan memerintahkan para sahabat untuk mencuci bejana-bejana mereka yang bekas diletakan khomr.

Jika telah jelas bahwa dzat khomr tidaklah najis maka tidaklah wajib untuk mencuci sesuatu yang terkena khomr seperti baju,
bejana, dan yang lainnya serta tidak diharamkan penggunaan khomr pada selain penggunaan yang diharamkan yaitu untuk
diminum atau yang lainnya yang menyebabkan mafsadah (kerusakan) yang Allah menjadikan kerusakan merupakan sebab
untuk mengharamkan sesuatu.

Jika dikatakan, "Bukankah Allah mengatakan | ُ‫(( } فَاجْ تَنِبُوه‬Maka jauhilah khomr..)), dan konsekuensi dari perintah ini adalah
menjauhi khomr dalam segala keadaan?", maka jawabannya adalah sesungguhnya Allah menjelaskan sebab perintahNya
(untuk menjauhi khomr) yaitu firmanNya | َ ‫طانُ أ َ ْن يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْالعَدَ َاوة‬
َ ‫ش ْي‬
َّ ‫(( } ِإنَّ َما ي ُِريدُ ال‬Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan…)) hingga akhir ayat, dan sebab ini tidak ada pada khomr yang digunakan untuk selain diminum
dan yang semisalnya. Jika alcohol memiliki manfaat-manfaat yang terbebas dari mafsadah-mafsadah yang disebutkan oleh
Allah sebagai sebab adanya perintah (untuk menjauhi khomr) maka bukanlah hak kita untuk melarang orang-orang
menggunakan alcohol (untuk selain diminum), dan paling keras yang bisa katakana bahwasanya khomr termasuk perkara-
perkara yang subhat (tidak jelas hukumnya) dan sisi pengharamannya lemah. Maka jika memang ada kebutuhan untuk
menggunakannya (untuk selain diminum) maka hilanglah pengharamannya.

Oleh karenanya maka penggunaan alcohol pada perkara-perkara yang disebutkan oleh penanya hukumnya tidaklah mengapa
insya Allah, karena Allah telah menciptakan bagi kita seluruh yang ada di muka bumi ini dan telah menundukan apa-apa yang
ada di langit dan di bumi. Dan bukanlah hak kita untuk menahan sesuatu dan melarang hamba-hamba Allah dari sesuatu
tersebut kecuali dengan dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah.

Jika dikatakan, "Bukankah tatkala khomr diharamkan khomr-khomr tersebut (langsung) ditumpahkan?"

Jawabannya adalah hal itu mnunjukan kesungguhan dalam melaksanakan perintah dan untuk memutuskan hubungan jiwa
dengan khomr, lagi pula kita tidak melihat adanya manfaat khomr jika disimpan pada waktu itu, Allahlah yang lebih
mengetahui)) [Dari fatawa Syaikh Utsaimin no 210]

Ibnu Taimiyah berkata, "Berobat dengan memakan lemak babi hukumnya tidak boleh adapun berobat dengan memoleskan
minyak babi tersebut kemudian nantinya dicuci maka hukumnya dibangun diatas hukum tentang menyentuh najis –tatkala
dalam keadaan di luar sholat-, dan para ulama khilaf tentang hukum permasalahan ini. Dan yang benar hukumnya adalah
boleh jika dibutuhkan sebagaimana dibolehkannya seseorang untuk beristinja' (cebok) dengan tangannya dan menghilangkan
najis dengan tangannya. Dan apa-apa yang dibolehkan karena ada hajat (kebutuhan, namun tidak mendesak hingga sampai
pada keadaan darurat-pen) maka boleh pula digunakan untuk berobat sebagaimana dibolehkan berobat dengan menggunakan
memakai kain sutra menurut pendapat yang paling benar dari dua pendapat.
Dan apa-apa yang dibolehkan karena darurat (yang jika tidak dilakukan bisa mengakibatkan kematian-pen) seperti makanan-
makanan yang haram maka diharamkan untuk digunakan sebagai obat (yang dimakan) sebagaimana tidak boleh berobat
dengan meminum khomr…" (Majmu' Fatawa Syaikhul Islam 24/270)

Berkata Syaikh Utsaimin, "Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah) telah membedakan antara memakan dan selain memakan dalam
penggunaan benda-benda yang najis, apalagi dengan alcohol yang datnya tidak najis, karena jika alcohol bukanlah khomr
maka jelas akan kesuciannya dan jika ia merupakan khomr maka yang benar dzatnyapun tidak najis" (Fatwa Syaikh Utsaimin
no 211 tatkala beliau ditanya tentang hukum penggunaan alcohol untuk mengobati luka?, maka beliau berkata, "tidaklah
mengapa")

Hukum Meminum Obat yang Bahan Pencampurnya dari Alkohol

Syaikh Utsaimin menukil perkataan Syaikh Muhammad Rasyid Ridho dari fatawa beliau hal 1631 dimana ia berkata
"Kesimpulannya bahwasanya alcohol adalah dzat yang suci dan mensucikan dan merupakan dzat yang sangat urgen dalam
farmasi dan pengobatan dalam kedokteran serta pabrik-pabrik, dan alcohol masuk dalam obat-obat yang sangat banyak sekali.
Pengharaman penggunaan alcohol bagi kaum muslimin menghalangi mereka untuk memakari banyak bidang ilmu dan proyek
dan hal ini merupakan sebab terbesar keunggulan orang-orang kafir atas kaum muslimin dalam bidang kimia, farmasi,
kedokteranm pengobatan, dan industri dan pengharaman penggunaan alcohol bisa jadi merupakan sebab terbesar
meninggalnya orang-orang yang sakit dan yang terluka atau menyebabkan lama sembuhnya penyakit mereka atau semakin
parah sakit mereka" . Syaikh Utsaimin mengomentari fatwa ini, ((Ini adalah perkataan yang sangat kokoh, semoga Allah
merahmati beliau, adapun mencampurkan sebagian obat dengan sedikit alcohol maka hal ini tidaklah menjadikan haramnya
obat-obat tersebut jika campurannya sedikit dimana tidak nampak bekasnya setelah tercampur yang hal ini merupakan
pendapat para ulama. Berkata (Ibnu Qudamah) di Al-Mugni 8/306, "Jika ia mencampur adonan tepung dengan khomr untuk
dijadikan roti (dengan meletakan adonan tersebut di atas pembakaran-pen) lalu ia memakannya maka ia tidak diberi hukum
had karena api telah membakar seluruh bagian khomr tersebut maka tidak tersisa bekasnya", dan (Ibnu Qudamah) juga
berkata di Al-Iqna' dan syarhnya (4/71 penerbit Muqbil) jika ia mencampurkan khomr dengan air sehingga hilang bekas
khomr tersebut dalam air kemudian ia meminumnya maka ia tidaklah diberi hukuman had karena dengan lebur dan hilangnya
bekas khomr tersebut dalam air tidaklah merubah nama air tersebut (masih dinamakan air-pen), atau ia mengobati lukanya
dengan khomr maka iapun tidak diberi hukuman had karena ia tidak menggunakannya dengan meminumnya atau yang
semisalnya". Dan ini adalah sesuai dengan dalil dan logika. Adapun dalil maka telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam bahwasanya beliau bersabda

‫الماء طهور ال ينجسه شيء إال إن تغير ريحه أو طعمه أو لونه بناجسة تحدث فيه‬

((Air itu suci dan mensucikan dan tidak bisa dinajisi oleh sesuatupun kecuali jika berubah baunya atau rasanya atau warnanya
dengan najis yang mengenainya))

Walaupun pengecualian dalam hadits ini (yaitu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali jika berubah baunya…dst-
pen) lemah (sanadnya) hanya saja para ulama berijma' untuk mengamalkannya. Sisi pendalilan dari hadits ini yaitu jika jatuh
dalam air sesuatu yang najis yang tidak merubah kondisi air tersebut maka air tersebut tetap pada kesuciannya, maka
demikianlah pula dengan khomr jika dicampur dengan cairan yang lain yang halal kemudian tidak mempengaruhi kondisi
cairan tersebut maka cairan tersebut tetap pada keadaan asalnya. Dalam shahih Al-Bukhari (ta'liqon) berkata Abu Darda'
((‫[ ))وقال أبو الدرداء في المري ذبح الخمر النينان والشمس‬Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya secara ta'liqon 5/2092] (Al-
Mury adalah penyembelihan ikan paus dengan khomr dan matahari), Al-Mury adalah makanan yang terbuat dari ikan yang
diolesi dengan garam kemudian diberi khomr lalu dijemur di bawah terik matahari maka berubahlah rasa khomrnya. Maksud
dari atsar Abu Darda' di atas adalah ikan paus yang ada garamnya dan diletakan di bawah terik matahari sehingga
menghilangkan bekas khomr maka hukumnya adalah halal (untuk dimakan) [ Lihat Umdatul Qori 21/107]. Adapun jika
ditinjau dari logika maka khomr itu hanyalah diharamkan karen sifat yang dikandungnya yaitu memabukan, maka jika telah
hilang sifat tersebut maka hilanglah pengharamannya karena hukum itu berputar bersama 'illahnya (sebabnya), jika sebabnya
ada maka hukumnya ada dan jika hilang sebabnya maka hilanglah hukumnya jika 'illahnya (sebabnya) diketahui dengan pasti
berdasarkan nas atau ijma' sebagaimana dalam permasalahan kita ini (yaitu sebab pengharaman khomr diketahui dengan nas
yaitu karena sifatnya yang memabukan-pen). Sebagian orang menyangka bahwa sesuatu yang tercampur dengan khomr
hukumnya haram secara mutlak meskipun persentasi khomr tersebut kecil dan tidak nampak lagi bekas-bekasnya, dan mereka
menyangka bahwa inilah makna dari sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ‫(( ما أسكر كثيره فقليله حرام‬Apa yang jika banyaknya
memabukan maka sedikitnya haram)) lalu mereka berkata, "Dalam obat ini ada sedikit khomr yang jika banyak akan
memabukan maka hukumnya adalah haram". Maka dijawab bahwasanya khomr yang sedikit ini telah lebur dan hilang
bekasnya dalam cairan lain baik sifatnya maupun hukumnya maka hukumnya dikembalikan kepada yang mendominasinya
(yaitu cairan lain yang dicampuri khomr tersebut-pen). Adapun makna hadits tersebut adalah jika suatu minuman diminum
banyak oleh seseorang mengakibatkan ia mabuk dan jika ia meminum sedikit saja tidak mabuk maka walaupun meminum
sedikit hukumnya adalah haram, karena meminum sedikit merupakan sarana untuk meminum yang banyak. Hal ini dijelaskan
oleh hadits 'Aisyah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

‫كل مسكر حرام وما أسكر الفرق منه فملء الكف منه حرام‬

((Seluruh yang memabukan adalah haram, dan apa saja yang jika diminum seukuran farq memabukan maka meminum
seukuran telapak tangan juga haram))

Dan farq adalah suatu volume yang cukup untuk 16 ritl, artinya jika ada sebuah minuman yang hanya bisa memabukan
kecuali jika diminum seukuran farq maka meminum seukuran telapak tangan juga haram dan inilah makna dari hadits ‫ما أسكر‬
‫(( كثيره فقليله حرام‬Apa yang jika banyak memabukan maka sedikitnya haram))…

Aku ingin mengingatkan suatu permasalahan yang rancu pada sebagian para penuntut ilmu yaitu mereka menyangka bahwa
makna hadits ‫(( ما أسكر كثيره فقليله حرام‬Apa yang jika banyaknya memabukan maka sedikitnya haram)) adalah jika dicampurkan
sesuatu yang sedikit dari khomr dengan sesuatu cairan lain yang banyak maka hukumnya otomatis adalah haram, hal ini
bukanlah makna hadits ini. Namun makna dari hadits ini adalah jika suatu minuman hanya memabukan jika diminum dalam
jumlah yang banyak maka meminum sedikitpun dari minuman tersebut juga haram hukumnya (meskipun tidak memabukan).
Contohnya jika ada suatu minuman jika seseorang meminumnya sepuluh botol ia akan mabuk dan jika hanya meminum
sebotol tidak mabuk, maka sebotol minuman ini meskipun tidak memabukan namun hukumnya haram inilah makna hadits ‫ما‬
‫(( أسكر كثيره فقليله حرام‬Apa yang jika banyaknya memabukan maka sedikitnya haram)) [Fatawa Syaikh Utsaimin pertanyaan no
211]

Hukum Menggunakan Parfum yang ada Alkoholnya??

Syaikh Utsaimin ditanya tentang hukum penggunaan parfum yang mengandung kolonia (yang mengandung alcohol) dan
bagaimana hukum sholat dengan menggunakan baju yang tersentuh parfum tersebut??

Beliau menjawab, "Jika persentase alkohonya besar maka yang lebih utama adalah meninggalkan pemakaian parfum tersebut,
dan jika persentasenya kecil maka tidaklah mengapa. Adapun hukum sholat dengan pakaian yang tersentuh parfum tersebut
maka adalah sah"

Syaikh Albani berkata, ((Parfum-parfum yang mengandung alcohol yang bukan minyak tidaklah najis, namun bisa jadi
hukumnya adalah haram. Hukumnya haram jika persentase alcohol pada parfum-parfum tersebut besar hingga menjadikan
parfum-parfum tersebut suatu cairan yang memabukan, maka jika demikian jadilah parfum tersebut memabukan (khomr) dan
masuklah ia dalam keumuman hadits-hadits yang melarang dari jual beli dan pembuatan khomr. Maka tidaklah boleh bagi
kaum muslimin jika demikian untuk menggunakan parfum tersebut karena jenis penggunaan apapun terhadap parfum ini telah
masuk dalam keumuman firman Allah

ِ ‫األثْ ِم َو ْالعُد َْو‬


} ‫ان‬ ِ ْ ‫علَى‬
َ ‫(| َوال تَعَ َاونُوا‬2‫ من اَلية‬:‫)المائدة‬

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS. 5:2)

dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

((Allah melaknat khomr pada sepuluh perkara, peminumnya, penuangnya, yang meminta untuk dituangkan, yang
membawanya, yang dibawakan untuknya, yang menjualnya, yang membelinya)) Al-hadits

Oleh karenanya kami menasehati untuk menjauhi perdagangan parfum-parfum yang mengandung alcohol terlebih lagi jika
tertulis dalam lebelnya bahwa kandungan alkoholnya 60 persen atau 70 persen, maknanya yaitu memungkinkan untuk
mengubah parfum tersebut menjadi minuman yang memabukan.

Dan diantara kaidah-kaidah dalam syari'at adalah bab ‫( سد الذرشعة‬menutup sarana-sarana yang mengantarkan kepada
keharaman). Pengharaman syari'at terhadap sesuatu yang sedikit dari minuman yang memabukan termasuk dalam bab ini,
maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‫(( ما أسكر كثيره فقليله حرام‬Apa yang jika banyaknya memabukan maka
sedikitnya haram)). Kesimpulannya tidaklah boleh jual beli parfum berakohol jika persentasenya tinggi)) [Fatawa Al-
Madinah Al-Munawwaraoh hal 60, soal no 23]
Cara penyembuhan yang benar dengan taat kepada Allah… dan hal ini tertancap di sahabat

Dalam riwayat yang lain dari hadits Abi Burdah, ia berkata

‫قد أعطى جوامع الكلم بخواتمه فقال أنهى عن كل مسكر أسكر عن الصالة صلى هللا عليه وسلم قال وكان رسول هللا‬

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah diberikan (oleh Allah) "Jawami'ul kalim bi khowatimihi" lalu ia bersabda,
"Aku melarang dari setiap yang memabukan dari sholat" (HR Muslim 3/1586 no 1733) Jawami'ul kalim adalah perkataan
yang ringkas namun luas maknanya.

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya Allah adalah Dzat yang maha mengetahu segala sesuatu, sesungguhnya Allah
mengetahui akan ada hamba-hambaNya yang memiliki kecenderungan kepada hal-hal yang bersifat kesetanan, akan ada dari
hamba-hambanya yang mempermainkan dalil-dalil yang berkaitan dengan pengharaman khomr. Akan ada hambanya yang
mengikuti hawa nafsunya (bukan karena hasil ijtihad sebagaimana ijtihadnya para imam kaum nuslimin) yang mengatakan
bahwa khomr yang diharamkan hanyalah yang berasal dari anggur. Oleh karena itu Allah mewahyukan kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dengan jawami'ul kalim dengan sabdanya ‫(( كل مسكر خمر وكل مسكر حرام‬Setiap yang memabukan
adalah khomr dan semua khomr haram)).

Allah mengetahui bahwsanya akan ada dari kaum muslimin yang mempermainkan dalil-dalil pengharaman khomr yang
mereka berkata "Khomr hanya diharamkan kalau diminum hingga mabuk, adapun jika diminum sedikit namun tidak sampai
mabuk maka tidak diharamkan", maka Allahpun mewayhukan kepada RasulNya untuk bersabda,

‫كل مسكر حرام وما أسكر الفرق منه فملء الكف منه حرام‬

((Seluruh yang memabukan adalah haram, dan apa saja yang jika diminum seukuran farq[5] memabukan maka meminum
seukuran telapak tangan juga haram))

Allah juga mengetahui bahwasanya akan ada dari kaum muslimin yang mempermainkan dalil yang dimana mereka meminum
khomr namun mereka menggantikan nama khomr dengan nama yang lain kemudian mereka berkata, "Yang diharamkan
hanyalah khomr adapun yang saya minum ini namanya bukan khomr tapi minuman jiwa, atau jamu kesehatan, atau minuman
kesehatan", maka Allah mewahyukan kepada RasulNya untuk bersabda,

‫ليشربن ناس من أمتي الخمر يسمونها بغير اسمها‬

((Sungguh akan ada golongan dari umatku yang meminum khomr lalu mereka menamakan khomr dengan nama yang lain))
(HR Abu Dawud 3/329 no 3688, Ibnu Majah 2/1123 no 3384, Ibnu Hibban (Al-Ihsan 15/160 no 6758))

Abu ‘Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

[1] Dengan mengkasroh huruf ba' dan mensukun huruf ta', dan terkadang dengan memfathah huruf ta' (Fathul Bari 10/42)

[2] Dengan mengkasroh huruf mim dan mensukun huruf zay (Umdatul Qori 18/3)

[3] Dikatakan seseorang membuat nabidz dari kurma atau dari anggur jika ia meletakkan kurma atau anggur tersebut di
sebuah bejana yang berisi air hingga memekat hingga akhirnya memabukkan (lisanul arab 3/512)

Telah berulang-ulang penyebutan nabidz dalam hadits-hadits Nabi ÷ dan yang dimaksud dengannya adalah minum-minuman
yang dibuat dari kurma, madu, gandum, anggur, dan yang lainnya yang diletakkan di sebuah bejana yang berisi air (Lisanul
Arab 3/512)

[4] Telah kita ketahui bersama bawhasanya yang menyebabkan Nabi Adam dan istrinya Hawwa dikeluarkan dari surga adalah
karena mereka berdua memakan buah khuldi, hal ini menunjukan bahwa memakan buah khuldi adalah hukumnya haram bagi
mereka berdua, namun jika kita perhatikan ternyata Allah tidaklah mengatakan kepada mereka berdua "Janganlah kalian
َّ ‫َوال ت َ ْق َربَا َه ِذ ِه ال‬
berdua makan buah khuldi" tetapi yang Allah perintahkan kepada mereka berdua adalah firmannya | َ‫ش َج َرة َ فَت َ ُكونَا مِ ن‬
َّ
‫( }الظالِمِ ين‬maka janganlah kalian berdua mendekati pohon ini sehingga kalian menjadi termasuk orang-orang yang dzalim).
Apakah perbedaan antara perkataan Allah ((Janganlah kalian berdua mendekati pohon ini)) dengan jika seandainya Allah
berkata ((Janganlah kalian berdua memakan buah dari pohon ini))??,

Seakan-akan perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah wajib untuk dijauhi dan wajib untuk menjauhi medan dari perkara-
perkara tersebut, karena mendekati perkara-perkara yang haram akan membuka pintu-pintu syaitan untuk menggoda. Dari sini
maka kita tahu bahwa larangan untuk mendekati pohon lebih keras daripada larangan untuk memakan buah pohon tersebut,
karena seandainya seseorang dilarang untuk memakan buah dari suatu pohon namun tidak dilarang untuk mendekati pohon
tersebut maka boleh baginya untuk mendekati pohon tersebut dan memandang keindahannya, atau bahkan memanjatnya, atau
bahkan memegang buahnya dan memandang keranuman buahnya. Orang yang seperti ini maka sungguh sangat dikawatirkan
akan memakan buah pohon tersebut. Dari sini kita tahu bahwasanya larangan Allah kepada Adam untuk mendekati pohon
tersebut menunjukan bahwa mendekati pohon tersebut merupakan awal dari kemaksiatan. Oleh karena itu kita perhatikan di
Al-Qur'an, seluruh perkara-perkara yang diharamkan Allah berfirman |‫َّللاِ فَال ت َ ْق َربُوهَا‬َّ ُ‫اج ِد ت ِْلكَ ُحدُود‬ ِ ‫س‬ َ ‫عا ِكفُونَ فِي ْال َم‬ َ ‫} َوال ت ُ َباش ُِروه َُّن َوأ َ ْنت ُ ْم‬
(janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu ber-i'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (QS. 2:187)),
َّ ُ‫ت ِب ِه ت ِْلكَ ُحدُود‬
adapun perkara-perkara yang dihalalkan maka Allah berfirman | ‫َّللاِ فَال ت َ ْعتَدُوهَا‬ ْ َ‫علَ ْي ِه َما فِي َما ا ْفتَد‬
َ ‫( }فَال ُجنَا َح‬maka tidak ada
dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri utuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya.. (QS. 2:229)).

Bahkan perintah untuk menjauhi juga datang dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan akidah, contohnya firman Allah

ِ َ ‫س مِ نَ ْاأل َ ْوث‬
})30:‫ان| )الحج‬ ِ ‫فَاجْ ت َ ِنبُوا‬
َ ْ‫الرج‬

maka jauhilah olehmu barhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan yang dusta. (QS. 22:30)

Aapakah ada yang memahami bahwa penyembahan kepada berhala hukumnya hanyalah makruh karena Allah hanya
memerintahkan untuk menjauhi berhala-berhala tersebut tanpa mengharamkan dengan jelas penyambahan berhala?? (Lihat
pembahasan Syaikh Sa'd Nida dalam majalah Jami'a Islamiyah no 54, hal 123-131)

Darah

Masalah 97: Darah manusia dan setiap binatang yang memiliki darah memancar ketika uratnya dipotong
adalah najis. Dengan demikian, darah hewan yang tidak memiliki darah memancar, seperti ikan dan nyamuk,
adalah suci.

Masalah 98: Jika binatang yang berdaging halal disembelih sesuai dengan ketentuan syariat dan darahnya
telah keluar dari tubuhnya sesuai dengan kadar yang semestinya, maka darah yang tersisa di dalam tubuhnya
adalah suci. Akan tetapi, jika darahnya masuk kembali ke tubuhnya karena tarikan napas atau bagian kepalanya
terletak di tempat yang lebih tinggi, maka darah tersebut adalah najis.

Masalah 99: Berdasarkan ihtiyath mustahab, kita hendaknya menghindari (baca: tidak memakan) telur yang
setitik darah terdapat di dalamnya. Jika darah tersebut terdapat di dalam kuning telur, maka bagian putih telur—
tanpa isykal—adalah suci, selama kulit tipis yang mengelilingi kuning telur tersebut belum robek.

Masalah 100: Darah yang kadang-kadang keluar ketika kita sedang memerah air susu adalah najis dan
menajiskan air susu tersebut.

Masalah 101: Jika darah yang keluar dari sela-sela gigi telah hilang setelah bercampur dengan air ludah, maka
tidak wajib kita menghindari air ludah tersebut.

Masalah 102: Jika darah yang tersimpan di bawah kuku atau kulit akibat terbentur benda keras telah mati dan
tidak lagi dinamakan darah, maka darah tersebut adalah suci, dan jika masih dinamakan darah serta nampak
keluar, maka darah itu adalah najis. Atas dasar ini, apabila kuku atau kulit itu terkelupas sehingga darah itu menjadi
bagian luar badan, lalu membersihkan darah tersebut dan menyucikan tempatnya untuk berwudhu atau mandi
(wajib) menimbulkan kesulitan yang sangat menyusahkan (masyaqqah), maka kita harus bertayamum.

Masalah 103: Jika kita tidak mengetahui apakah yang berada di bawah kuku itu adalah darah yang sudah
mengering atau daging yang berbentuk seperti darah mengering karena terbentur dengan benda keras, maka ia
adalah suci.
Masalah 104: Jika setetes darah jatuh ke dalam makanan yang sedang mendidih, maka seluruh makanan dan
bejananya—berdasarkan ihtiyath wajib—adalah najis. Mendidih, panas, dan api tidak dapat menyucikannya.

Masalah 105: Nanah yang berada di sekeliling luka yang hampir sembuh adalah suci jika tidak diketahui nanah
itu telah bercampur dengan darah.

(6 – 7) Anjing dan Babi

Masalah 106: Anjing dan babi yang hidup di daratan adalah najis termasuk bulu, tulang, cakar, kuku, dan
cairan (yang keluar) darinya. Akan tetapi, anjing dan babi laut adalah suci.

Minuman Keras

Masalah 112: Minuman keras adalah najis, dan berdasarkan ihtiyath mustahab, segala benda yang dapat
memabukkan juga najis apabila benda itu berbentuk cair dengan sendirinya (baca: dari asalnya). Jika benda
tersebut tidak cair (dari asalnya), seperti mariyuana, maka benda itu tidak najis, meskipun telah dicampur dengan
sebuah cairan supaya ia menjadi cair.

Masalah 113: Seluruh jenis alkohol buatan yang banyak digunakan untuk mengecat pintu, jendela, kursi, dan
lain-lainnya adalah suci.

Masalah 114: Anggur dan air anggur yang mendidih dengan sendirinya atau dimasak adalah suci. Akan tetapi,
air anggur yang telah mendidih tersebut haram untuk diminum. Begitu juga, berdasarkanihtiyath wajib, haram
memakan anggur yang sudah mendidih itu.

Masalah 115: Kurma dan raisin (kismis) serta air (perasan)nya adalah suci dan halal untuk dimakan, meskipun
telah mendidih.

Masalah 116: Fuqo‘—yaitu minuman yang terbuat dari jou (biji-bijian semacam padi yang banyak ditemukan di
Timur Tengah—pen.) dan menyebabkan sedikit kemabukan adalah haram dan—berdasarkan ihtiyath wajib—
adalah najis. Akan tetapi, minuman jou yang tidak menyebabkan kemabukan sedikit pun adalah suci dan halal.

Makanan yang Halal


Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut
ketentuan syari’at Islam. segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan
ataupun binatang pada dasarnya adalah hahal dimakan, kecuali apabila ada nash
Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada sesuatu itu menjadi haram
karena memberi mengandung mudharat atau bahayabagi kehidupan manusia.
Allah berfirman:

Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah [2]: 168).
Dari dua ayat di atas maka jelaslah bahwa makanan yang dimakan oleh seorang
Muslm hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:
1. Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh
hukum syara’
2. Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam sedangkan “baik” ditinjau dari ilmu
kesehatan.
Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
1. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh
hukum syara’, seperti nasi, susu, telor, dan lain-lain.
2. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus
diperoleh dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara
medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka menjadi haramlah
ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
3. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang
halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses
pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika
disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka
dagingnya menjadi haram.
Ketentuan-ketentuan makanan yang halal dan yang haram telah dijelaskan
oleh Rasulullah melalui sabdanya, yang artinya:
Rasulullah SAW ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang
dipergunakan untuk perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda: Apa
yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di
dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang
itu termasuk yang dimaafkan”. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi).
Selanjutnya, Allah Swt berfirman:

Artinya:

(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’raf [7]:
157)
Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis makanan yang halal ialah:
1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.
2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan
kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
B. MINUMAN YANG HALAL
Minuman yang halal ialah minuman yang boleh diminum menuerut syari’at Islam.
Adapun minuman yang halal pada haris besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu:
1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi
kehidupan manusia baik membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa
maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah
memabukkan seperti arak yang telah berubah menjadi cuka.
3. Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang
terkena najis (mutanajis).
4. Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal
yang tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam.
C. Manfaat mengonsumsi makanan dan minuman yang halal
Seseorang yang sudah terbiasa mengonsmsi makanan dan minuman yang halal,
maka dirinya akan emmperoleh manfaat, di antaranya adalah:
1. Terjaga kesehatnnya sehingga dapat mempertahankan
hidupnya sampai denan batas yang ditetapkan Allah Swt
2. Mendapat ridha Allah Swt karena memilih jenis makanan dan
minuman yang halal
3. Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah
Swt sekaligus terhindar dari akhlak madzmumah (tercela)
D. Makanan yang Haram
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang
oleh syara’ untuk dimakan. Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada
bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan
mendapat pahala. Berikut adalah jenis-jenis makanan yangtermasuk diharamkan:
1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-
Maidah ayat 3 dan Al-An’am ayat 145 :
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (QS. Al-
Maidah [5]: 3)

Artinya:
Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’am [6]: 145)
Dari dua ayat diatas, terdapat beberapa jenis barang yang terang-terang
diharamkan, yaitu: Bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang), darah (kecuali hati
dan limpa), daging hewan yang disembelih ata nama selain Allah Swt), binatang
yang mati tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk binatang lain, diterkam oleh
binatang buas, dan yang disembelih untuk berhala.
2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.
Firman Allah:
Artinya:

(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’raf [7]:
157)
3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap
jiwa, raga, akal, moral dan aqidah.
Firman Allah:

Artinya:
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau
pun yang tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa
alasan yang benar. (QS. Al-A’raf [7]: 33).
4. Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari
binatang yang masih hidup.
Sabda Nabi Saw, artinya:
“Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang terpotong itu
termasuk bangkai”. (HR. Ahmad)
5. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti
makanan hasil curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang
dilarang agama.
E. Minuman yang Haram
Minuman yang aram adalah mnuman yang tidak boleh diminum karena dilarang oleh
syariat Ilsam. Adapun jenis minuman yang haram tersebut pada garis besarnya
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum
menimbulkan mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah
seperti arak, khamar, dan sejenisnya.
Allah berfirman

Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya. (QS. Al-Baqarah [2]: 219)
Dalam ayat lain Allah berfirman:

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah[5] : 90)
Nabi SAW bersabda, artinya:
Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan sedikit
juga tetap haram. (HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).
2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.
3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau
yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Selain dari makanan dan minuman yang halal dan yang haram ada pula makanan dan
minuman yang dimakruhkan, artinya sebaiknya tidak dimakan dan tidak diminum karena lebih banya
mengandung madharatnya dari pada manfaatnya. Contoh, petai, jengkol, bawang. Sementara itu
untuk rokok, terdapat kontroversi, ada yang menyatakan haram dan ada pula yang menghukuminya
makruh. Untuk memperdalam pengetahuan tentang hukum rokok, ada baiknya baca artikel
berikut: Fiqh Khilafiyah NU-Muhammadiyah; Seputar Hukum (me)rokok.
F. AKIBAT BURUK DARI MAKANAN DAN MINUMAN YANG HARAM
Apabila manusia memakan makanan dan meminum minuman yang haram
maka akan menimbulkan akibat buruk baik manusia itu sendiri baik terhadap
pribadinya maupun terhadap orang lain atau masyarakat bahwaka terhadap
lingkungannya. Di antara akibat buruk dari makanan dan miuman yang haram
adalah:
1. Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Dari Abu Hurairah R.a. ia berkata:
“Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Saw adalah Dzat Yang Maha Baik,
tidak mau menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan orang-orang mukmin sesuai dengan yang diperintahkan kepada
para Rasul. Allah Ta’ala berfirman: Hai Para Rasul, makanlah dari amaknan yang
baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang
yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang kami berikan kepada
kamu sekalian…” (HR. Muslim)
2. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman
keras yang mengandung alkohol), seperti:
a. Kecerdasan menurun
b. Cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif
c. Senang menyendiri dan melamun
d. Semangat kerja berkurangn
3. Makan dan minuman yang haram dapat membahayakan kesehatan
4. Makanan dan minuman yang haram memubadirkan harta
5. Menimbulkan permusuhan dan kebencian
6. Menghalangi mengingat Allah
Allah berfirman:

Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS. Al-Maidah[5] : 91)
Di Indonesia sudah ada Majlis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga
Pengawasan Obat dan Makanan (LPOM). Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan
mengawasi makanan dan minuman yang beredar di ndonesia, apakah telah
memenuhi syarat atau tidak. Seminggu Umat Islam akan mendapat ketenangan
dalam mengonsumsesi makanan dan minuman.

Sumber : http://silabusrppsdsmpsma.blogspot.co.id/2011/12/makanan-dan-
minuman-yang-halal-dan-haram.html

Penulis :
Drs. A. SUCHAIMI, M.A.
A. KETENTUAN HALAL-HARAMNYA MAKANAN/MINUMAN

1. Pengertian
Halal artinya boleh, dan haram artinya tidak boleh (dilarang). Ukuran halal-haramnya suatu
makanan/minuman adalah ditentukan oleh syari’at Islam, yang bersumber dari Al-Qur’an, hadis dan
ijtihad ulama’ (Ijmak & qiyas).
Nabi saw bersabda :

ُ‫ع ْنه‬ َ ‫ع ْنهُ فَ ُه َو ِم َّما‬


َ ‫عفَا‬ َ َ‫س َكت‬ َّ ‫َّللاُ فِ ْي ِكتَابِ ِه َو ْال َح َرا ُم َما َح َّر َم‬
َ ‫ َو َما‬,‫َّللاُ فِ ْي ِكت َابِ ِه‬ َّ ‫ ْال َح ََل ُل َما أ َ َح َّل‬....
Artinya : “Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-
Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang
dimaafkan”. (H.R. Ibnu Majah dan Tirmizi)

Jadi, Makanan dan minuman halalan adalah makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi
menurut ketentuan syariat Islam. Sedangkan Makanan dan minuman haram adalah makanan dan
minuman yang tidak boleh dikonsumsi menurut ketentuan syariat Islam.

2. Kriteria Halal-haramnya makanan & minuman


Kriteria halal-haramnya makanan & minuman dapat ditentukan melalui 6 segi, meliputi: 1)
ketentuan syari’at; 2) zat/barang; 3) cara memperolehnya; 4) proses pengolahan/produksi-nya; 5)
dampaknya; 6) bersertifikasi “Halal” dari MUI:

1). Ketentuan syari’at :


Segala sesuatu yang dinyatakan “halal” oleh syari’at Islam (Al-Qur’an, Hadis & Ijtihad Ulama’:
Ijmak-Qiyas) berarti boleh dikonsumsi, dan apa saja yang dinyatakan “haram” berarti tidak boleh
dikonsumsi.

2). Segi zat/barang :


Segala sesuatu yang “thoyyib” (baik, suci, & bergizi / bernutrisi) berarti boleh dikonsumsi,
dan apa saja yang “khobaits” (buruk, najis & menjijikkan), berarti tidak boleh dikonsumsi, seperti
tinja, kotoran, teletong, air kencing, nanah, kecoak, cacing, dll.
Allah berfirman, ‘ Artinya: “… dan (Allah) menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk.” (QS Al-A’rof,[7]: 157)

3). Segi cara memperolehnya:


Segala sesuatu diperoleh secara “halal”dan dibenarkan oleh agama, maka boleh dikonsumsi,
dan apa saja yang diperoleh secara “haram”, batil, dan tidak dibenarkan oleh agama, maka tidak
boleh dikonsumsi. Misalnya makanan/minuman yang diperoleh dari hasil mencuri, menipu,
korupsi, riba & pekerjaan maksiat lainnya.
Allah berfirman,Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S. an-
Nisā’/4 : 29)

4). Segi Proses Pengolahan/produksi :


Segala sesuatu yang diproduksi / diolah sesuai dengan yang dibenarkan oleh syari’at, maka
boleh dikonsumsi, dan apa saja diproduksi / diolah tidak sesuai dengan yang dibenarkan oleh
syari’at maka tidak boleh dikonsumsi. Misalnya makanan (nasi, ikan, daging, dll) digoreng dengan
minyak babi; masak sayuran yang dicampuri dengan benda najis (darah, bangkai, dll); madu & susu
yang dioplos dengan khomer (wiski, tuwak, ganja, morpin, sabu-sabu dan benda-benda narkotika
lainnya).

5). Dari segi dampaknya:


Segala makanan-minuman yang membawa manfaat dan dampak positif bagi jasmani dan rohani
maka boleh dikonsumsi, dan apa saja yang mendatangkan madhorot, berbahaya, dan dampak negatif
bagi jasmani dan rohani, maka tidak boleh dikonsumsi, misalnya racun, air raksa, kaca, paku, duri,
bensin, bara api, ganja, morpin, sabu-sabu, spiritus, baygon, dll.

6). Label “Halal” dari MUI


Segala bentuk produk makanan dan obatan-obatan yang mendapatkan Sertifikasi dan label
“Halal” dari MUI, berarti itu Halal untuk dikonsumsi. Adapun yang tidak ada sertifikasi dan label
“Halal” dari MUI, berarti belum jelas halal-haramnya untuk dikonsumsi.

3. Binatang yang Halal dan Haram Dikonsumsi


1). Hewan yang hidup di air
Semua jenis hewan yang hidup di dalam air, seperti di laut, danau, tambak, sungai, kolam
dll HALAL dikonsumsi, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati (bangkai).

2). Hewan Yang hidup di darat


Hewan-hewan yang hidup di darat ada yang halal dan ada yang haram dikonsumsi.
Hewan darat yang dagingnya HALAL dikonsumsi meliputi:
a. Hewan jenis bahimatul an’am (binatang ternak) seperti onta, sapi, kerbau, kambing dan biri-biri;
b. Hewan jenis unggas seperti ayam, bebek, itik, burung
c. Segala hewan yang baik, seperti kuda, kelinci, kijang, dan sejenisnya.
d. Hewan-hewan diatas (nomor a.b.c) harus melalui proses penyembelihan secara Islam.
Sedangkan hewan darat yang dagingnya HARAM dikonsumsi meliputi :
a. Haram karena disuruh membunuhnya. Seperti ular, tikus, gagak, elang dan anjing galak.
b. Haram karena dilarang membunuhnya. Seperti semut, lebah, burung hud-hud, burung suradi.
c. Haram karena kotor (keji, menjijikkan). Seperti kutu, ulat, kutu anjing, kepinding, cacing, bekecot dan
sejenisnya.
d. Haram karena memberi madhorot. Seperti binatang yang beracun
e. Haram karena ada larangan dari syari'at Islam (nash Al-Qur’an dan Hadis, serta hasil ijtihad), yang
meliputi :
(1). Berbagai jenis binatang buas, binatang bertaring dan berkuku tajam. Misalnya harimau,
gajah, kucing, tikus, ular, burung elang, burung gagak, musang, garangan dan sejenisnya.
(2). Keledai atau himar yang jinak (bukan liar).
(3). Anjing dan babi/celeng. Seluruh bagian tubuhnya haram dimakan, seperti dagingnya,
kulitnya, air liurnya, tulangnya dan lain-lain.
(4). Darah, kecuali berbentuk hati dan limpa
(5). Bangkai, yaitu semua hewan yang matinya tidak disembelih secara Islam, KECUALI
bangkai ikan dan belalang.
(6). Hewan yang disembelih atas nama selain Allah, atau untuk “sesajen” atau dikorbankan
untuk berhala, setan.
(7). Hewan darat yang matinya karena tercekik, dipukul, ditanduk, diterkam binatang buas.
Alloh berfirman,Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) : (1) bangkai, (2) darah, (3) daging
babi, dan (4) daging hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, (5) yang tercekik, (6)
yang dipukul, (7) yang jatuh, (8) yang ditanduk, dan (9) yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) (10) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah) (karena) itu
perbuatan fasik...” (Q.S. al-Māidah/5 : 3)

3). Binatang yang hidup di dua alam (di air dan di darat)
Semua hewan yang hidup di dua alam HARAM dikonsumsi, seperti katak, kura-kura,
buaya, komodo, dan sejenisnya,.

B. DAMPAK MENGONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN

Pada dasarnya, semua yang diperintahkan agama itu berdampak positif (bermanfaat) dan
semua yang dilarangnya tentu berdampak negatif (madhorot atau berbahaya) bagi kehidupan
manusia.

1. Manfaat Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal


Seseorang yang membiasakan diri mengonsumsi makanan dan minuman yang halal akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
1). Makanan yang halal dapat menyehatkan rohani, hati menjadi lembut, dan mempengaruhi kebaikan
watak/karakternya, akhlakul karimah.
2). mendapatkan ridho Allah.
3). Menyebabkan amal ibadahnya diterima
4). Menyebabkan doanya mudah dikabulkan
5). Terhindar dari perbuatan dosa. Karena ia telah menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan Allah.

2. Madhorot Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Haram


Mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram akan menimbulkan madhorot (akibat
buruk) bagi diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya. Di antara akibat buruk
tersebut adalah :
1). Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan oleh Allah Swt.
2). Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa terutama minuman keras (khamr).
a. Menyebabkan berbagai macam penyakit psikologis (gangguan jiwa), misalnya gangguan daya ingat,
gangguan mental, kegagalan daya pikir.
b. Menimbulkan beban mental, emosional, dan sosial yang sangat berat.
c. Menimbulkan beban penderitaan berkepanjangan dan hancurnya masa depan.
d. Hati menjadi keras dan watak menjadi kasar, sehingga sulit menerima hidayah dan cenderung
berbuat jahat/kasar.
3). Makan dan minuman yang haram dapat mengganggu kesehatan tubuh. Misalnya khamr dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit fisik, diantaranya tekanan darah tinggi, kanker, jantung,
liver, sistem kekebalan tubuh menurun, serta merusak jaringan saraf otak.
4). Menghalangi mengingat Allah dan rasa malas beribadah.
5). Berdosa, karena melanggar aturan Alloh.
6). Mendapatkan ancaman siksa di neraka
‫ار ا َ ْولَى‬
ُ َّ‫اَي لَحْ م نَ َبتَ ِم ْن َح َرام فَالن‬
Artinya: "Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram, maka nerakalah yang pantas menjadi
tempat tinggalnya" (HR Tirmidzi).
http://ustadzuna-gpaismpngresik.blogspot.co.id/2015/02/mengonsumsi-makanan-dan-minuman-
yang.html

Dunia di era globalisari memang serba memusingkan. Mau ini salah, mau
itu juga salah. Karena kita telah mengenal segala sesuatu dengan cara
pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-mana.
Termasuk makanan dan minuman yang haram. Berikut penjelasannya

A) Pengertian Makanan dan Minuman Halal

Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua
untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat
dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.

Tiap benda di permukaan bumi menurut hukum asalnya adalah halal kecuali kalau
ada larangan secara syar’i. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW pernah
ditanyapara sahabat tentang hukum minyak sapi (samin), keju, kulit
binatangbeserta bulunya untuk perhiasan maupun untuk tempat duduk.

1). Makanan Yang Dihalalkan Allah SWT

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali
ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama
Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang halal dan
baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang
diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh,
atau makanan bergizi.

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak
halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.

Makanan halal dari segi jenis ada tiga : (1) Berupa hewan yang ada di darat
maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung, ikan. (2) Berupa
nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain. (3)
Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.

Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :


1). Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti
bekerja sebagai buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.

2). Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan
itu halal , tetapi dibenci Allah seperti pengamen.

3). Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah,
warisan, wasiat, dll.

4). Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam
peperangan (ghoniyah).

2). Minuman Yang Dihalalkan

Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum
kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :

1). Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak
samin, dll.

2). Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk,
juice anggur, juice tomat, juice avokad, dll.

B). Manfaat Makanan Dan Minuman Dihalalkan

Makanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi
tentu sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila
makanan dan minuman yang didapatkan dari hasil yang halal tentu sangat berguna
untuk diri kita dan keluarga kita. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat
membawa berkah, barakah bukan bererti jumlahnya banyak, meskipun sedikit,
namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-hari dan juga bergizi
tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain halnya
dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi
tidak barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya
terbuang banyak hingga habis dalam waktu singkat.

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1). Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

2). dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

3). Mendapat perlindungan dari Allah SWT,


4). Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

5). Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

6). Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

C). Dalil Naqli tentang Makanan dan Minuman Halal.

1).

“… Barang yang di halalkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah halal, dan
barang yang diharamkan oleh Allah dalam kitab-Nya adalah haram. Dan
sesuatu yang tidak dilarang-Nya, mak barang itu termasuk yang diafkan-
Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Fiqih sunnah oleh Sulaiman Ar Rasyid).

2).

“Dan makanlah makan yang halal lagi bik dari apa yang Allah telah telah
berikan rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman
pada-Nya.”(QS. Al Maidah : 88).

3).

“Dia telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagian menjadi
minuman dan sebagainnya (menyuburkannya) tumbuhan-tumbuhan yang
ada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.”(QS.An Nahl :
10)

4).

“Wahai orang beriman sesungguhnya arak 9khimar), berjudi, qurban untuk


berhala, undian dengan panah adalah dosa dan termasuk perbuatan
syaitan, maka juhilah agar kamu mendapat keberuntungan (QS.Al Maidah
:90)

6).
“Sesungguhnya Sa’ad Ibnu Ubayyin mohon pada Rosulullah SAW agar
didoakan kepada Allah supaya doanya diterima (mustajab), maka beliau
bersabda kepadanya : “Perbaiki makanan, niscaya diterima doa-doamu
“(HR. Tabrani)

7).

“Maka makanlah rezeki yang halal lagi suci yang telah diberikan Allah
pada kamu…”(QS. An Nahl :114)

D). Pengertian Makanan dan Minuman Haram

Banyak terjadi salah sangka dari masyarakat bahwa menjari rezeki yang haram
saja sulit, apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman
tentang halal dan haram suatu rezeki. Akhirnya, banyak masyarakat menghalalkan
segala cara untuk mencari rezeki, padahal belum tentu halal. Kita sebagai orang
bertaqwa hendaknya menghindari hal itu dengan banyak mempelajari Al Qur’an
dan Hadist tentang pengertian halal dan haram.

1). Makanan Yang Diharamkan

Makanan yang diharamkan agama, yaitu makanan dan minuman yang


diharamkan di dalam Al Qur’an dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang
melarang, berarti halal.

Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :

a). Haram aini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai.
Haram karena sifat tersebut, ada tiga :

1). Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan
seperti daging babi, anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, nanah dll.

2). Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal
dari tumbuhan seperti kecubung, ganja, buah, serta daun beracun.
Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang telah bertuak
berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang
dimakan banyak kerugiannya.

3). Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut,
akan mati atau membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi.
Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya.
b). Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama.
Haram sababi banyak macamnya, yaitu :

1). Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti
mencuri, korupsi, menipu, merampok, dll.

2). Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan,
menang togel, dll.

3). Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti
daging babi, , miras, kemudian dibelikan makanan dan minuman.

4). Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu


menggandakan uang.

5). Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar.

2). Minuman Yang Diharamkan

Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada
ayat Al Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih
dikonsumsi dan dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit
di badan.

Minuman yang haram secara garis besar, yakni :

a). Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi,
darah kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan
lain-lain.

b). Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air
tape bertuak dari bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.

c). Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin,
spiritus, dan lainnya yang membahayakan.

E). Mudlarat Makanan dan Minuman Haram

Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung
lebih banyak mudlarat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun
banyak, namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan
barokah.

Dan juga makan haram merugikan orang lain yang tidak mengetahui hasil dari
perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena getahnya. Dan juga
yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah
bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan
keluarga sanak familinya.

Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :

1). Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak
mustajabah (maqbul).

2). Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan


mengarahkannya kepada kemaksiatan dengan uang itu.

3). Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.

4). Nama baik, kepercaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.

5). Berdosa, karena telaha malanggar aturan Allah

6). Merusak secara jasmani dan rohani kita.

F). Menerapkan Ketentuan Makan dan Minuman Halal dan Haram

Banyaknya makanan dan minuman, belum tentu membawa nikmat. Namun,


sedikit tapi barokah karena halal, itu jauh lebih baik. Dan menjadi penyelamat
keluarga dan sanaksaudara dari hasil haram bila dibagikan.

Kita sebagai muslim seharusnya makan dan minum yang halal, karena kita selalu
beribadah kepda Allah. Bila kita mengacuhkan aturannya, bukan tidak mungkin
allah memutuskan pindu rahmat, barokah, dan doanya tidak mustajabah (terkabul).

Sikap kita terhadap makanan dan minuman haram :

1). Hendaknya tidak makan dan minum yang hasil maksiat ataupun haram

2). Sebaiknya makan dan minum secukupnya.

3). Menghindari makanan dan minuman yang membahayakan tubuh.

4). Menghindari menghalalkan segala cara untuk mendapatkan makanan dan


minuman.

5). Menghindari perbuatan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rezeki.

Melalui ulasan diatas, kita sebaiknya berhati-hati. Apalagi sekarang sedang merebahnya
virus dan penyakit yang di dapat dari hewan yang haram (misal babi mengandung
virus H5N1) dan masih banyak lagi yang lain yang mungkin tidak kita ketahui.

Wallahu a'lam bish showab.***


Silahkan menyalin artikel ini dengan menyertakan link artikelnya!
Author: Firman Azka's Blog : Jumat, November 27, 2009
Labels: Halal - Haram

Read more: Hukum Islam Tentang Makanan dan Minuman ~ Kehidupan


Islam http://firmanazka.blogspot.com/2009/11/hukum-islam-tentang-makanan-dan-
minuman.html#ixzz3m6azoOhi
http://firmanazka.blogspot.com
Sabtu, 06 April 2013
MAKALAH (MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM )
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penelitian
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Metode Penelitian
1.5 Kegunaan Penelitian
1.6 Sisitematika
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia di era globalisari memang serba memusingkan, hal ini dipengaruhi karena kita telah mengenal
segala sesuatu dengan cara pintas dan tidak baik. Banyak terjadi kemungkaran di mana-
mana.Termasuk makanan dan minuman yang haram.Dalam pandangan Islam, makanan dipandang
punya nilai ibadah.Islam sangat memperhatikan persoalan makanan, dan menempatkannya sebagai
kebutuhan esensial yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan manusia.Sehubungan
dengan itu, manusia diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan baik, dan meninggalkan
makanan yang haram.
Di Indonesia sudah ada Majlis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga Pengawasan Obat dan
Makanan (LPOM).Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan mengawasi makanan dan minuman yang
beredar di ndonesia, apakah telah memenuhi syarat atau tidak. Seminggu Umat Islam akan
mendapat ketenangan dalam mengonsumsesi makanan dan minuman. Namun, kita juga harus
memiliki banyak pengetahuan yang lebih mengenai makanan dan minuman yang halal ataupun
haram agar kitapun dapat mengerti, memahami, serta menerapkan dalam kehidupan sehari hari
tentang apasajakan dan bagaimana cara menkonsumsi makanan serta minuman yang halal dan
sesuai dengan syariat islam.
1.2 Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai. Tujuan penyusun menyusun makalah ini diantaranya
adalah :
1.2.1 Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman,
1.2.2 Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca,
1.2.3 Agar dapat mengetahui apa itu makanan yang halal dan haram beserta jenis-jenisnya,
1.2.4 Agar kami dapat memilah-milih makanan dan minuman yang di halalkan dalam syariat islam,
1.2.5 Agar mengerti dan memahami dasar-dasar hukum makanan dan minuman yang halal serta
haram dalam islam,
1.2.6 Agar mengetahui berbagai manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal,
1.2.7 Agar mengetahui dampak dampak negative dan bahanyanya makanan yang haram,
1.2.8 Agar mengetahui cara memperoleh makanan dan minuman yang halal dan haram,
1.2.9 Untuk memenuhi nilai pada salah satu mata kuliah Pendididikan Agama Islam.

1.3 Rumusan Masalah


Masalah yang penyusun rumuskan antara lain adalah :
1.3.1 ApakahPengertian Makanan dan Minuman Halal dan Haram itu?
1.3.2 Apakah Dasar-dasar Hukum Makanan yang Halal ?
1.3.3 Bagaimanakah Jenis–jenis Makanan dan Minuman yang Halal itu?
1.3.4 Bagaimana Cara Memperoleh Makanan dan Minuman yang Halal?
1.3.5 Apakah Manfaat yang Didapat bila Kita Mengkonsumsi Makanan yang Halal?
1.3.6 Apakah Bahayanya Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang Haram?

1.4 Metode Penelitian


Metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan sedangkan penelitian
adalah cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan.
Maka metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari jawaban
permasalahan. Metode yang penyusun gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode Studi
Pustaka.
Metode Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil
data atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan (bias juga menggambil dari sumber lain.
Kelebihannya adalah memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya,tenaga dan waktu.Akan tetapi
dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat dipakai sebagai sumber
perolehan data dalam penelitian tersebut.

1.5 Kegunaan Penelitian


Kegunaan makalah yang penyusun susun diantaranya yaitu
1.5.1 Agar menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca,
1.5.2 Agar mengetahui makanan dan minuman yang halal dan haram,
1.5.3 Agar lebih berhati hati dan lebih selektif lagi dalam memilih makanan serta minuman yang
akan di konsumsi,
1.5.4 Agar mengetahui manfaat dan dampak dari makan dan minuman yang halal dan yang haram,

1.6 Sistematika Penelitian

BAB II ISI
2.1 Makanan dan Minuman yang Halal
2.1.1 Makanan Halal
Makanan yang halal ialah makanan yang dibolehkan untuk dimakan menurut ketentuan syari’at
Islam.segala sesuatu baik berupa tumbuhan, buah-buahan ataupun binatang pada dasarnya adalah
hahal dimakan, kecuali apabila ada nash Al-Quran atau Al-Hadits yang menghatamkannya. Ada
kemungkinan sesuatu itu menjadi haram karena memberi mengandung mudharat atau bahaya bagi
kehidupan manusia.
Firman Allah:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah [2]: 168).

Dari dua ayat di atas maka jelaslah bahwa makanan yang dimakan oleh seorang Muslm hendaknya
memenuhi 2 syarat, yaitu:
a. Halal, artinya diperbolehkan untk dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara’
b. Baik, artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan demikian “halal” itu ditinjau dari Islam sedangkan “baik” ditinjau dari ilmu kesehatan.
Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:
a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara’, seperti nasi,
susu, telor, dan lain-lain.
b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang
halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka
menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.
c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus diperoleh
dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti
kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka
dagingnya menjadi haram.
Ketentuan-ketentuan makanan yang halal dan yang haram telah dijelaskan oleh Rasulullah melalui
sabdanya, yang artinya:

Rasulullah SAW ditanya tentang minyak sanin, keju dan kulit binatang yang dipergunakan untuk
perhiasan atau tempat duduk. Rasulullah SAW bersabda: Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam
Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa
yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan”.(HR. Ibnu Majah dan
Turmudzi).

Selanjutnya, Allah Swt berfirman:

(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’raf [7]: 157)

Berdasarkan firman Allah dan hadits Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang
halal ialah:
1. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.
2. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
2.1.2 Minuman Halal
Minuman yang halal ialah minuman yang boleh diminum menuerut syari’at Islam.Adapun minuman
yang halal pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah memabukkan seperti arak
yang telah berubah menjadi cuka.
3. Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis (mutanajis).
4. Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak bertentangan
dengan ajaran Agama Islam.
2.1.3 Produk yang Memenuhi Makanan dan Minuman yang Halal
Produk Halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai Syariat Islam, Produk yang
memenuhi makanan dan Minuman yang halal diantaranya adalah :
1. Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi, seperti :lard (lemak babi),
gelatin babi, emulsifier babi (E471), lechitine babi, kuas dengan bulu babi (bristle), dll. QS. Al Baqoroh
(2) : 173, Al Maaidah (5) : 3.
2. Daging yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara Syariat Islam. QS. Al
Maaidah (5) : 3.
3. Semua bentuk makanan/minuman yang tidak mengandung alkohol dan turunannya, atau bukan
alkohol sebagai suatu ingredient yang sengaja ditambahkan, serta bukan khamr. QS. Al Baqoroh (2) :
219, Al Maaidah (5) : 90.
4. Bukan merupakan bangkai dan atau darah yang haram dimakan manusia. QS. Al Baqoroh (2) :
173.
5. Termasuk segala jenis makanan yang didapat/diperoleh secara halal (halal lighairihi).

2.2 Manfaat Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal


Seseorang yang sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, maka dirinya
akanmemperoleh manfaat, di antaranya adalah:
a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,
b. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,
c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT,
d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
e. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
f. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akherat
g. Terjaga kesehatannya
h. Mendapat ridha Allah Swt karena memilih jenis makanan dan minuman yang halal dan di ridhai
Allah SWT
i. Memiliki akhlaqul karimah karena telah menaati perintah Allah Swt sekaligus terhindar dari akhlak
madzmumah (tercela)
j. Dan lain sebagainya.

2.3 Makanan dan Minuman yang Haram


2.3.1 Makanan Haram
Haram artinya dilarang, jadi makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara’ untuk
dimakan.Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang
dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala. Berikut adalah jenis-jenis makanan yang
termasuk diharamkan:
1. Semua makanan yang disebutkan dalam firman Allah surat Al-Maidah ayat 3 dan Al-An’am ayat
145 :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. (QS. Al-Maidah [5]: 3)
Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah
yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-An’am [6]: 145)
Dari dua ayat diatas, terdapat beberapa jenis barang yang terang-terang diharamkan, yaitu: Bangkai
(kecuali bangkai ikan dan belalang), darah (kecuali hati dan limpa), daging hewan yang disembelih
ata nama selain Allah Swt), binatang yang mati tercekik, terpukul, terjatuh, karena ditanduk binatang
lain, diterkam oleh binatang buas, dan yang disembelih untuk berhala.
2. Semua makanan yang keji, yaitu yang kotor, menjijikan.
(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik
dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya.memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’raf [7]: 157)
3. Semua jenis makanan yang dapat mendatangkan mudharat terhadap jiwa, raga, akal, moral dan
aqidah.
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang
tersembunyi (akibatnya), dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.
(QS. Al-A’raf [7]: 33).
4. Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang yang masih hidup.
Sabda Nabi Saw, artinya:
“Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang terpotong itu termasuk bangkai”.
(HR. Ahmad)
5. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil curian, rampasan,
korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.
2.3.1.1 Yang Diharamkan Berdasarkan dalil Al Quran:
1. Makanan Milik orang lain; " Dan janganlah kamu memakanan makanan diantara kamu sekalian
dengan bathil" ( AL BAQARAH 188)
2.Bangkai. Yaitu bangkai hewan yang mati sendiri, bisa karena tercekik, dipukul, terjatuh, tertanduk,
dan juga sisa binatang buas.
3. Darah yang dikucurkan
4. Daging babi.
5. Sesuatu yang disembelih karena selain Allah
6. Binatang yang disembelih karena berhala
7. Khamr, yaitu sesuatu yang memabukan

" Diharamkan atas kamu sekalian bangkai, darah, daging babi, apa-apa(hewan) yang disembelih
karena selain Allah , yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam
binatang buas kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan yang disembelih untuk berhala..dst" (
AL MAIDAH 3)
2.3.1.2 Yang diharamkan Berdasarkan Hadist
1. Setiap yang bertaring
2. Himar
3. setiap yang memiliki cakar (cengkeraman)
4. Binatang yang makan kotoran.
2.3.2 Minuman yang Haram
Minuman yang haram adalah mnuman yang tidak boleh diminum karena dilarang oleh syariat Ilsam.
Adapun jenis minuman yang haram tersebut pada garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan mudharat dan merusak
badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak, khamar, dan sejenisnya.
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa
besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. (QS.
Al-Baqarah [2]: 219)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah[5] : 90)
Nabi SAW bersabda, artinya:
Sesuatu yang memabukkan dalam keadaan banyak, maka dalam keadaan sedikit juga tetap haram.
(HR An-Nasa’i, Abu Dawud dan Turmudzi).
2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.
3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halan atau yang bertentangan dengan
ajaran Islam.
2.3.2.1 Hukum tentang Haramnya Semua Jenis Minuman Keras
Khamar adalah minuman yang memabukkan.Dan semua minuman yang memabukkan hukumnya
haram.Baik minuman itu terbuat dari anggur, gandum atau bahan-bahan lainnya.

Rasulullah bersabda :

‫ وانّ من الشعير خمرا (رواه ابوداود والترمذى والنساء وابن ماجه‬،‫ وانّ من االعسل خمرا‬،‫ ومن الت ّمر خمرا‬،‫(انّ من العنب خمرا‬

“Anggur bisa dibuat khamar, kurma bisa dibuat khamar, madu bisa dibuat khamar, dan kacang
kedelai pun bisa dibuat khamar” (Hadits riwayat Abu Daud, Turmudzi, An-Nasai dan Ibnu Majjah).
Begitu pula aneka ragam minuman yang memabukkan selain yang telah kami sebutkan, seperti
whiskey, champagne, cognac, vodka dan lain sebagianya.
Rasulullah bersabda :

)‫ك ّل مسكر خمر وك ّل خمر حرام (رواه البخارى و مسلم‬

“Setiap barang yang memabukkan dinamakan khamar, dan setiap khamar itu haram hukumnya”
(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

)‫ك ّل شراب أشكر فهو حرام (رواه البخارى و مسلم‬

“Setiap minuman yang memabukkan hukumnya haram” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Islam tidak menentukan kadar – sedikit atau banyaknya – barang yang diminum, dan tidak
menentukan sedikit atau banyaknya alkohol yang dikandung di dalam minuman tersebut. Bahkan
Islam secara mutlak mengharamkan minuman keras. Hal ini bisa dipahami berdasarkan sabda Rasul
)‫وما اسكر كثيره فقليله حرام (رواه ابوداود والترمذى والنساء وابن ماجه‬

“Dan apa yang diminum dalam jumlah yang memabukkan, maka sedikitnya pun diharamkan” (Hadits
riwayat Abu Daud, Turmudzi, dan Ibnu Majjah).
Begitu pula Islam secara tegas menolak pengobatan yang menggunakan khamar.Telah diriwayatkan
bahwa Thariq ibnu Suwaid Al-Ju’fy bertanya kepada Nabi tentang khamar.Lalu dijawab oleh Nabi
dengan kata-kata larangan. Kemudian Al-Ju’fy bertanya lagi : “Wahai Rasulullah, saya membuat
untuk pengobatan, bagaimana pendapat anda?” Rasulullah menjawab : “Khamar itu bukanlah obat,
tetapi khamar adalah penyakit (Hadits riwayat Muslim)”.
Ternyata yang telah dikatakan Rasulullah tersebut diperkuat oleh pendapat para ahli kedokteran di
masa modern ini. Insya Allah bahasan selengkapnya akan kami urai pada bab terakhir.

2.4 AKIBAT BURUK DARI MAKANAN DAN MINUMAN YANG HARAM


Sudah semua kita ketahui bahwa setiap sesuatu yang diperbolehkan dalam agama mempunyai
manfaat yang luar biasa, demikian pula perkara yang diharamkan dalam agama karena didalamnya
terdapat perkara yang sangat membahayakan bagi diri seorang mu'min.Bahaya tersebut baik secara
lahir maupun bathin.
Karena sebaiknya sebagai seorang mu'min kita lebih selektif agar senantiasa yang masuk dalam
konsumsi kita berasal dari hal-hal yang halal dan baik, karena konsumsi makanan yang haram sangat
merugikan seorang mu'min dunia dan akherat. Sebagaimana sabda Rosulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam :
‫ار أَ ْولَى ِب ِه‬
ُ ‫(أخرجه الترمذي) ُك ُّل َلحْ ٍم نَبَتَ مِ نَ ا ْلح ََر ِام َفال َّن‬
"Setiap daging yang tumbuh dari perkara yang haram, maka neraka lebih pantas denganya". (HR.
Tirmidzi)
Konsumsi makanan, minuman ataupun pakaian yang haram akan menjadikan aktifitas ibadah
seseorang ditolak oleh Allah Ta'ala. Sebagaimana disebutkan dalam hadits marfu' dari Sayyidina
Abdullah Ibnu Abbas RA :
ِ ‫ت ا ْل ُمقَد‬
‫َّس يُنَادِى ُك َّل لَيْل‬ ِ ‫علَى بَ ْي‬ ِ ّ ِ َّ‫اس َم ْرفُ ْوعا ِإن‬
َ ‫لِل َملَكا‬ ٍ َّ‫عب‬
َ ‫ْث اب ِْن‬ُ ‫ع ْد ٌل ََ َح ِدي‬َ َ‫ف َوال‬ ٌ ‫ٍة َم ْن أ َ َك َل ح ََراما لَ ْم يُ ْقبَ ْل مِ ْنهُ ص َْر‬
"Hadits Marfu' dari Abdullah Ibnu Abbas RA, Sesungguhnya bagi Allah Ta'ala beberpa Malaikat diatas
baitul Muqoddas memanggil pada setiap malam, barang siapa yang makan makanan haram, maka
tidak diterima darinya ibada wajib maupun sunnah".
Mengkonsumsi makanan yang haram akan menghilangkan amal kebaikan yang telah dilakukan
oleh seseorang, meskipun ibadah yang dilakukan sangat banyak, sebagaimana disebutkan dalam
kitab "AZZAWAJIR 'AN IQTIROFIL KABAIR" sebuah riwayat sebagai berikut :

ُ ‫ قِي َل يَا َر‬. ‫ِف ِب ِه ْم فِي النَّ ِار‬


‫سو َل‬ َّ ‫ت كَأ َ ْمثَا ِل ِجبَا ِل ِتهَا َمةَ َحت َّى إذَا ِجي َء ِب ِه ْم َج َعلَهَا‬
ُ ‫َّللاُ َهبَاء َم ْنثُورا ث ُ َّم َي ْقذ‬ ِ ‫سنَا‬َ ‫اس َم َع ُه ْم مِ ْن ا ْل َح‬ ٍ َ‫يُؤْ تَى ي َْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ِبأُن‬
‫َّللاُ أَ ْع َما َل ُه ْم‬
َّ َ
‫ط‬ ‫ب‬
َ ْ‫ح‬َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬
ُ ‫و‬ُ ‫ذ‬ َ
‫خ‬ َ ‫أ‬ ‫ام‬‫َر‬
ِ َ ‫ح‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ْ
‫ن‬ ِ‫م‬ ‫ء‬ٌ ‫ي‬ ‫ش‬
َ
ْ ْ ‫م‬ ‫ه‬
ُ َ
‫ل‬ ‫ض‬
َ ‫َر‬
َ ‫ع‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬ ‫وا‬ ُ ‫ن‬ ‫َا‬
‫ك‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ َّ ‫ن‬َ ‫أ‬ ‫ْر‬
َ ‫ي‬ َ
‫غ‬ َ‫ون‬‫ج‬ُّ ‫ح‬
ُ ‫ي‬
َ ‫و‬
َ َ‫ُّون‬
‫ك‬ ‫ز‬َ ُ ‫ي‬ ‫و‬
َ َ‫ون‬ ‫م‬ُ ‫ُو‬
‫ص‬ ‫ي‬
َ ‫و‬
َ َ‫ُّون‬‫ل‬ ‫ص‬
َ ُ ‫ي‬ ‫وا‬ ُ‫ْف ذَ ِلكَ ؟ قَا َل كَان‬ َ ‫َّللا َكي‬
ِ َّ
"Akan didatangkan pada hari Qiyamat dengan beberapa manusia mereka mempunyai kebaikan-
kebaikan bagaikan gunung Tihamah,sehingga ketika didatangkan kepada mereka semuanya menjadi
percuma kemudian dilemparkan kedalam neraka, dikatakan wahai Rosulullah bagaimana itu terjadi ?
Beliau menjawab : mereka dulu sholat, puasa, zakat dan berhaji, hanya saja sesungguhnya mereka
ketika ditunjukkan sesuatu yang haram mengambilnya maka dihabpuskanlah amal-amalnya".
Lebih dari itu imam Sufya Atsauri mengatakan mengatakan bahwa orang yang menginfaqkan harta
haram untuk kebaikan bagaikan orang yang mensucikan pakaian dengan menggunakan air kencing.
‫ع ِة فَه َُو َك َم ْن َطه ََّر الث َّ ْوب‬ َ ‫ َم ْن أ َ ْنفَقَ ا ْلح ََرا َم فِي ال َّطا‬: ‫ي‬ ُّ ‫س ْفيَانُ الث َّ ْو ِر‬ُ ‫ََو َقا َل‬َ ‫ ِبا ْلب َْو ِل‬.
"Sufyan Atsauri berkata : Barang siapa yang menginfaqkan harta haram untuk kebaikan, maka
seperti seseorang yang mencuci pakaian dengan air kencing".

Selain itu, akibat lainnya diantaranya adalah:


1. Tidak Terkabulnya Doa
2. Mengikis Keimanan Pelakunya
3. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
4. Mengeraskan Hati Pelaku
5. Amal ibadahya tidak akan diterima dan doanya tidak akan dikabulkan Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
Dari Abu Hurairah R.a. ia berkata:
“Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah Saw adalah Dzat Yang Maha Baik, tidak mau
menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin
sesuai dengan yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman: Hai Para Rasul,
makanlah dari amaknan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih, Allah Swt berfirman: Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang kami berikan kepada kamu
sekalian…” (HR. Muslim)
6. Makanan dan minuman haram bisa merusak jiwa (terutama minuman keras yang mengandung
alkohol), seperti:
a. Kecerdasan menurun
b. Cenderung lupa dan melakukan hal-hal yang negatif
c. Senang menyendiri dan melamun
d. Semangat kerja berkurang
7. Makan dan minuman yang haram dapat membahayakan kesehatan
8. Makanan dan minuman yang haram memubadirkan harta
9. Menimbulkan permusuhan dan kebencian
10. Menghalangi mengingat Allah

2.5 Kandungan Al-Qur’an yang membahas Makan dan Minuman

a. Makanan
Makanan atau tha’am dalam bahasa Al-Quran adalah segala sesuatu yang dimakan atau dicicipi.
Karena itu “minuman” pun termasuk dalam pengertian tha’am. Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 249,
menggunakan kata syariba (minum) dan yath’am (makan) untuk objek berkaitan dengan air minum.
Kata tha’am dalam berbagai bentuknya terulang dalam Al-Quran sebanyak 48 kali yang antara
lain berbicara tentang berbagai aspek berkaitan dengan makanan. Belum lagi ayat-ayat lain yang
menggunakan kosa kata selainnya. Perhatian Al-Quran terhadap makanan sedemikian besar,
sampai-sampai menurut pakar tafsir Ibrahim bin Umar Al-Biqa’i, “Telah menjadi kebiasaan Allah
dalam Al-Quran bahwa Dia menyebut diri-Nya sebagai Yang Maha Esa, serta membuktikan hal
tersebut melalui uraian tentang ciptaan-Nya, kemudian memerintahkan untuk makan (atau menyebut
makanan).”
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa Al-Quran menjadikan kecukupan pangan serta terciptanya
stabilitas keamanan sebagai dua sebab utama kewajaran beribadah kepada Allah. Begitu antara lain
kandungan firman-Nya dalam surat Quraisy (106): 3-4
”Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”.
Bahasa Al-Quran menggunakan kata skala dalam berbagai bentuk untuk menunjuk pada aktivitas
“makan”. Tetapi kata tersebut tidak digunakannya semata-mata dalam arti “memasukkan sesuatu ke
tenggorokan”, tetapi ia berarti juga segala aktivitas dan usaha. Firman Allah dalam surat Al-An’am (6):
121
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu;
dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik.Yaitu dengan menyebut nama selain Allah”.
Penggalan ayat ini dipahami oleh Syeikh Abdul Halim Mahmud (mantan Pemimpin Tertinggi Al-
Azhar) sebagai larangan untuk melakukan aktivitas apa pun yang tidak disertai nama Allah. Ini
disebabkan karena kata “makan” di sini dipahami dalam arti luas yakni “segala bentuk
aktivitas”.Penggunaan kata tersebut untuk arti aktivitas, seakan-akan menyatakan bahwa aktivitas
membutuhkan kalori, dan kalori diperoleh melalui makanan.
Dalam sains, makanan dan minuman merupakan benda yang dikonsumsi oleh mahluk hidup untuk
mendapatkan nutrisi yang akan diubah menjadi satuan energi berupa ATP melalui proses
pencernaan untuk melangsungkan kehidupannya. Kata makanan lebih ditujukan kepada benda yang
padat, dan minuman untuk benda yang cair
Mahluk hidup membutuhkan makanan yang berbeda-beda, bergantung pada jenis mahluk hidup itu
sendiri.Seperti tanaman membutuhkan makakan berupa air, dan unsur hara, sedangkan hewan ada
yang memakan tanaman, dan juga daging.Lain lagi dengan jamur yang mengurai senyawa organik
yang telah mati, dan juga mahluk hidup mikroskopik seperti bakteri.
Dalam surat Quraisy (106): 3-4 disebutkan bahwa makanan diberikan oleh Alloh untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Dalam pandangan sains, ayat ini
relevan dengan ilmu pengetahuan, karena dengan makan rasa lapar itu akan hilang. Lapar itu sendiri
merupakan sinyal dari tubuh yang disampaikan ke otak apabila kadar gula dalam darah sudah
menipis, atau ketika jumlah asam lambung berlebih karena tidak ada makanan yang masuk. Lalu
tentang mengamankan dari ketakutan, bisa dibuktikan dengan pemecahan makanan yang pada
akhirnya akan diubah menjadi energi. Energi tersebut bisa digunakan dalam berbagai aktivitas
termasuk mengamankan diri dari ketakutan.
1. Pembahasan QS al-a’raf (7) ayat 31
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-
ibadat yang lain. Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan
pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan”.
Penafsiran
Ayat yang mulia ini merupakan bantahan terhadap kaum musyrikin yang melakukan tawaf di Baitullah
sambil telanjang secara sengaja; laki-laki bertawaf pada siang hari dan perempuan pada malam hari.
Maka Allah berfirman,: “Hai anak Adam, pakailah perhiasanmua setiap kali memasuki masjid.” Yang
dimaksud “perhiasan” di sini adalah pakaian untuk menutupi kubul dan dubur.Perhiasan lainya adalah
perabot rumah yang bagus dan barang-barag.Kaum musyrikin disuruh mengenakan baju tiap kali
mau memasuki masjid.Berdasarkan ayat ini, maka disunnahkan untuk mempercantik diri setiap kali
melakukan shala, terutama shalat Jum’at dan shalat Idul Fitri.Memakai parfum dan bersiwak
merupakan pelengkap dlam diri.
Pada sebuah Hadits yang diriwayatkan Nasa’i dan tirmidzi dinyatakan, orang-orang yang tawaf di
Baitullah sambil telanjang mengharamkan lemak selama musim haji.Maka Allah berfirman kepada
mereka, “Makanlah dan minumlah” jangan kamu berlebih-lebihan dalam mengharamkan.As-Sadi
berkata, firman Allah,”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Dalam QS al-a’raf (7) ayat 31 dissebutkan bahwa “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan”. Dalam pandangan sains, makan secara berlebihan hingga memenuhi volume maksimal
lambung memang tidak baik, karena jika lambung diisi penuh dengan makanan, maka asam lambung
yang berfungsi untuk mencerna karbohidrat tidak bisa bekerja maksimal, ada polisakarida yang tidak
terpecah jadi disakarida, sehingga pada pencernaan selanjutnya di usus halus, makanan tersebut
ttidak bisa diserap. Dan makanan yang dimakan menjadi sia-sia.Adapun jika bisa dicerna seluruhnya,
membutuhkan waktu yang banyak dan energi yang besar.Makan yang baik memang secukupnya
saja, namun dengan nutrisi yang lengkap.
2. Pembahasan QS al-Baqarah (2) ayat 168
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu”.
Penafsiran
Ajakan ayat di atas ditunjukan bukan hanya kepada orang-orang beriman-tetapi untuk seluruh
manusia-seprti terbaca diatas.Hal ini menunjukan bahwa bumi disiapkan Allah untuk seluruh
manusia, mukmin atau kafir. Setiap upaya dari siapapun untuk memonopoli hasil-hasilnya, baik ia
kelompok kecil maupun besar, keluarga,suku,bangsa,atau karyawan,dengan merugikan orang
lain,maka itu bertentangan dengan ketentuan Allah. Karena itu, semua manusia diajak untuk makan
yang halal yang ada dibumi.Tidak semua yang ada di dunia otomatis halal dimakan atau digunakan.
Allah menciptakan ular berbisa, bukan untuk dimakan,tetapi antara lain untuk digunakan bisanya
sebagai obat. Ada burung-burung yang diciptakan-Nya untuk memakan serangga yang merusak
tanaman, dengan demikian, tidak semua yang ada di bumi menjadi makanan yang halal, karena
bukan semua yang diciptakan-Nya diciptakan untuk makan makanan yang halal.
Makanan halal, adalah makanan yang tidak haram, yakni memakannya tidak dilarang oleh
agamanya.Makanan haram ada dua macam yaitu yang haram karena zatnya seperti babi, bangkai,
dan darah, dan juga yang haram karena sesuatu bukan dari zatnya, seprti makanan yang tidak
diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan atau digunakan.Makanan yang halal adalah yang bukan
termasuk kedua macam ini.
Sekali lagi perlu digaris bawahi, bahwa perintah ini ditunjukan kepada seluruh manusia, percaya
kepada Allah atau tidak. Seakan-akan Allah berfirman: Wahai orang-orang kafir, makanlah yang
halal, bertindaklah sesuai dengan hukum, karena itu bermanfaat untuk kalian dalam kehidupan dunia
kalian.
Namun demikian, tiadk semua makanan yang halal otomatis baik. Karena yang dinamai halal terdiri
dari empat macam: wajib, sunnah, mubah, dan makruh. Aktivitas pun demikian, makanan dan
aktivitas yang berkaitan dengan jasmani, seringkali digunakan setan untuk memperdaya manusia,
karena itu lanjutan ayat ini mengingatkan, Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Setan mempunyai jejak langkah, ia menjerumuskan manusia langkah demi langkah, tahap demi
tahap. Langkah hanyalah jarak antara dua kaki sewaktu berjalan, tetapi bila tidak disadari, langkah
demi langkah dapat menjerumuskan ke dalam bahaya.Setan pada mulanya hanya mengjak manusia
melangkah selangkah, tetapi langkah itu disusul dengan langkah lain, sampai akhirnya masuk sampai
ke neraka.
3. Pembahasan QS al-maidah (5) ayat 3
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
• Darah diatas maksudnya ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat
Al An-aam ayat 145.
Artinya: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah
yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang".
• Penyembelihanya maksudnya Ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.
• Anak panah diatas artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah
menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan
melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang
belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang
yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila
mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil
sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang
tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
• Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad s.a.w.
• Terpaksa diatas maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika
terpaksa.
Penafsiran
Diharamkan oleh Allah bahkan siapapun atas kamu memakan bangkai yaitu binatang yang mati
tanpa melalui penyembelihan yang sah, juga darah yang mengalir, sehingga tidak termasuk hati dan
jantung, daging babi, yakni seluruh tubuhnya termasuk lemak dan kulitnya, demikian juga daging
hewan apapun yang disembelih atas nama selain Allah dalam rangka ibadah atau menolak mudharat
yang diduga dapat tercapai dengan menyembelihnya, dan diharamkan juga yang mati karena tercekik
dengan cara atau alat apapun, disengaja maupun tidak. Demikian juga yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali jika binatang-binatang halal yang mengalami apa
yang disebut diatas belum sepenuhnya mati sehingga sempat kamu menyembelihnya, dan
diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah, yang demikian itu adalah kefasikan.
Dzulhijjah tahun X Hijriah ketika nabi Muhammad SAW melaksanakan haji wada’, orang-orang yang
kafir, baik yang mantap kekufurannya maupun tidak, telah berputus asa untuk mengalahkan dan
memudarkan agama yang kamu bawa dan juga berputus asa untuk membendung masyarakat
memeluknya, dan sebab itu pula janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada=Ku
semata-mata, karena pada hari ini juga telah Ku sempurnakan untuk kamu agama kamu, yakni telah
Ku-turumkan semua yang kamubutuhkan dari prinsip-prinsip petunjuk agama yang berkaitan dengan
halal dan haram, sehingga tugas kamu hanya menjabarkan dan atau menganalogikanya, dan telah
Ku-cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, sehingga kamu tidak butuh lagi kepada petunjuk agama
selainya, dan telah Ku-ridhai Islam itu yakni penyerahan diri sepenuhnya kepada-Ku menjadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa yakni berada dalam kondisi yang mengancam kelangsungan
hidupnya dan Allah akan memaafkanya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Dalam QS al-maidah (5) ayat 3 disebutkan bahwa Diharamkan bagi manusia untuk memakan
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat
disembelih terlebih dahulu. Dalam sisi sains, memakan bangkai sama saja dengan memasukkan
penyakit dalam tubuh. Bangkai adalah mahluk hidup(hewan) yang telah mati, jika mahluk hidup
tersebut telah mati maka akan diuraikan oleh mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dsb. Dan banyak
dari miikroorganisme itu bersifat patogen bagi manusia. Maka dari itu memakan bangkai bukanlah
cara yang baik untuk memenuhi nutrisi dalam tubuh.
Manusia juga dilarang memakan darah yang mengalir.Hal ini juga benar, karena darah merupakan
cairan yang berfungsi dalam sistem transpor tubuh.Di dalamnya terkandung nutrisi seperti zat
makanan, dan oksigen dan juga sampah seperti sisa metabolisme tubuh, karbon dioksida, racun, dan
virus, bakteri. Maka dengan memakan darah yang mengalir tersebut(baiik sudah diolah menjadi
marus terlebih dahulu) sama saja seeperti memasukkan nutrisi dan sampah dalam tubuh. Dan itu
adalah hal yang sia-sia.
Manusia juga dilarang memakan babi Hal ini juga benar, karena seperti yang telah kita ketahui, dalam
daging babi banyak terkandung cacing pita (Taenia asiatica atau Taenia solium). Cacing tersebut
mampu bertahan di suhu tinggi, sehingga ada kemungkinan tidak mati dalam proses pemasakan.
Jika cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka ia akan masuk ke usus dan menyerap nutrisi
dari makanan yang kita makan. Mengenai larangan memakan hewan yang mati bukan karena
disembelih, itu sama saja dengan memakan bangkai.
b. Minuman
Pada umumnya manusia mengonsumsi air yang bersih, jernih dan steril sebagai minuman utama
untuk dikonsumsi dan juga baik untuk kesehatan.Minuman umumnya menunjuk kepada cairan yang
ditelan.Kata ini kadang dipakai di pengertian yang lebih sempit untuk menunjuk ke minuman
beralkohol.
Setelah menjelaskan persoalan makanan, kini disinggung-Nya soal minuman yang terlarang dan
yang biasa berkaitan dengan minuman itu.Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum
khamar dan segala yang mengundi nasib dengan panah-panah, adalah kekjian dari aneka kekjian
yang termasuk perbuatan syaitan. Maka karena itu jauhilah ia, yakni perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan dengan memperoleh semua yang kamu harapakan.
4. Pembahasan QS al-maidah (5) ayat 90-91
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan.Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Penafsiran ayat 90
Buat mayoritas ulama’, apapun yang bila diminum/digunakan dalam kadar normal oleh seseorang
normal dan memabukannya, maka ia adalah khamar, dan ketika itu hukumnya haram, baik sedikit
apalagi banyak. Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “ setiap yang memabukkan adalah khamar,
dan setiap khamr adalah haram” (HR. Muslim dari Ibn Umar).
Kata (‫ )ميسر‬maisir terambil dari kata (‫ )يسر‬yusr yang berarti mudah. Judi dinamai maisir karena
pelakunya memperoleh harta dengan mudah dan kehilangan harta dengan mudah.Kata ini juga
berarti pemotongan dan pembagian.Dahulu, masyarakat jahiliyah berjudi dengan unta untuk
kemudian mereka potong dan bagi-bagi dagingnya sesuai kemenangan yang mereka raih.Dari segi
hukum maisir/judi adalah segala macam aktivitas yang dilakukan oleh dua pihak uatau lebih untuk
memenangkan suatu pilihan dengan menggunakan uang atau materi sebagai taruhan.
(‫ )االنصب‬al-Anshab dan (‫ )االزالم‬al-Azlam telah dibahas ketika membahas ayat 3 surat al-Maidah.
Mayoritas ulama’ memahami dari pengharaman khamar dan penamaanya sebagai rijs/keji serta
perintah menghindarinya sebagai bukti bahwa khamar adalah sesuatu yang najis.Firman-Nya: maka
jauhilah ia, mengandung kewajiban menjauhiya ari segala aspek pemanfaatan. Bukan saja tidak
boleh diminum, tetapi juga tidak boleh dijual, dan tidak boleh dijadikan obat.Demikian pendapat al-
Qurthubi.
Penafsiran ayat 91
Sesungguhnya syaitan itu hanya bermaksud mendorong dan menggambarkan kesenangan serta
kelezatan khamar dan perjudian untuk menimbulkan permusuhan dan bahkan kebencian diantara
kamu melalui upayanya memperindah dalam benak kamu khamar dan judi itu. Dampak buruknya di
dunia dan di akhirat nanti, yang melanggar akan mendapat siksa, karena disamping dampak buruk
itu, setan juga melalui kedua hal itu menghalangi kamu berdzikir mengingat Allah, baik dengan hati,
lidah maupun dengan perbuatan, dan secara khusus menghalangi kamu melaksanakan shalat.
Karena minum khamar menjadikan pelakunya tidak menyadari ucapan dan perbuatanya dan dengan
kemenangan atau kekalahan dalam berjudi menjadikan ia terpaku dan terpukau, hingga habis
waktunya dalam upaya meraih lebih banyak atau berusaha mengganti kerugianya, maka bila
demikian itu dampak buruk khamar dan perjudian. Melalui ayat ini dan ayat lalu dipahami bahwa
khamar dan perjudian mengakibatkan aneka keburukan besar. Keduanya adalah rijs, yakni sesuatu
yang kotor an buruk. Banyak segi keburukanya pada jasmani dan rohani manusia, akal dan pikiranya.
Dalam QS al-maidah (5) ayat 90-91 kita dilarang meminum khamar, yaitu minuman alkohol, miniman
yang mengandung alkohol. Karena alkohol yang dikonsumsi akan mengacaukan sistem saraf,
sehingga orang yang meminumnya akan sulit mengontrol fisik dan emosiinya. Efek jangka panjang
meminum alkohol antara lain Kerusakan jantung, Tekanan Darah Tinggi, Stroke, Kerusakan hati,
Kanker saluran pencernaan, Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung), Impotensi dan
berkurangnya kesuburan, Meningkatnya resiko terkena kanker payudara, Kesulitan tidur, Kerusakan
otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan, Sulit dalam mengingat dan
berkonsentrasi, Berkurangnya kemampuan untuk berfikir dan bergerak, Berkurangnya rasa malu,
Bicara cadel, Berkurangnya keseimbangan dan koordinasi tubuh, Refleks menjadi lambat,
Penglihatan kabur, Emosi yang labil, Mual, muntah – muntah, Tidak dapat berjalan tanpabantuan,
Apatis, mengantuk, Kesulitan bernafas, Tidak dapat mengingat beberapa kejadian, Tidak dapat
mengendalikanbuang air kecil, Kemungkinan kehilangankesadaran, Koma, hingga Kematian.
Allah berfirman:
Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS. Al-Maidah[5] : 91)

2.6 LPPOM
LPPOM adalah singkatan dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika.LPPOM ini adalah
suatu lembaga yang dibentuk oleh MUI dengan tugas mengaudit perusahaan yang menghendaki
mendapatkan Sertifikat Halal dari MUI.
LPPOM adalah lembaga khusus yang ditugaskan oleh MUI berdasarkan perundang-undangan resmi,
yaitu :
1. UU No. 7/1996 pasal 30 dan Penjelasannya;
2. PP No. 69/1999 pasal 10 dan Penjelasannya; serta
3. Piagam Kesepakatan Menteri Agama, MUI, dan Menteri Kesehatan pada Tahun 1996.
Berdasarkan ketentuan hukum tersebut, LPPOM MUI-lah yang mendapat amanah dan berwenang
melaksanakan tugas auditing Halal tersebut.
Saat ini, auditor LPPOM MUI DIY berjumlah 36 orang, 20 orang di antaranya telah bergelar
Doktor dan 6 orang bergelar Profesor di bidangnya. Selebihnya adalah auditor bergelar Master (S2).
Secara lebih rinci dapat diinformasikan bahwa Auditor Halal LPPOM MUI DIY terdiri dari 3
orang Dosen Fakultas Syariah IAIN Suka (Anggota Komisi Fatwa MUI DIY), 21 orang Dosen UGM
(Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas MIPA, Fakultas Biologi), 1 orang Dosen Fakultas Farmasi UAD, 1 orang staf ahli dari Dinas
Kesehatan Provinsi DIY, 1 orang staf ahli dari BBPOM DIY, serta diperkuat oleh 1 orang Dosen
Fakultas Hukum UII dan 1 orang staf ahli dari Departemen Agama.
Selain itu, pengurus akan sangat menghargai peranan para ahli agama yang berkenan memberikan
masukan, kritik, serta saran yang membangun.
LPPOM MUI Provinsi DIY pertama kali dibentuk dan bertugas pada tahun 2001.Sekarang ini adalah
kepengurusan tahun III untuk tahun periode kepengurusan 2007-2010.
Saat ini LPPOM menempati kantor sekretariat di Jl. Kapas No. 3, Semaki, Yogyakarta 55156.
LPPOM Provinsi DIY dapat pula dikontak melalui telepon 0274-7820626/3273811.
Atau melalui internet dengan alamat email : lppommui_diy@yahoo.com.
Prosedur permohonan Sertifikasi Halal dari MUI sangatlah mudah! Pemohon hanya disyaratkan untuk
mengisi blanko permohonan yang telah disediakan. Blanko tersebut dapat diambil di kantor
Sekretariat LPPOM (Jl. Kapas No. 3, Semaki, Yogyakarta).
Setelah diisi lengkap, formulir diserahkan kembali ke Kantor Sekretariat LPPOM untuk dilakukan desk
evaluation seperlunya. Apabila dianggap telah cukup, selanjutnya diadakan visitasi lapangan
(auditing lapangan) ke perusahaan untuk mengecek kebenaran proses produksi (menurut Syariat
Islam).
Hasil auditing lapangan tersebut selanjutnya dibahas pada Sidang Internal Auditor Halal
LPPOM.Apabila tidak terdapat masalah, selanjutnya produk yang bersangkutan direkomendasikan
kepada Komisi Fatwa MUI untuk mendapatkan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Jika diperlukan, pemeriksaan (auditing) dapat dilakukan sewaktu-waktu secara tiba-tiba tanpa
pemberitahuan sebelumnya kepada pihak perusahaan (Sidak).
Sertifikat Halal berlaku selama
2 tahun.Setelah itu, apabila diinginkan, Sertifikat Halal dapat diperpanjang kembali untuk masa 2
tahun berikutnya. Apabila produsen tidak memperbaharui Sertifikat Halalnya, produsen tidak diizinkan
lagi menggunakan label halal berdasarkan sertifikat yang berlaku dan akan diumumkan di berita
berkala LPPOM MUI.

Benarkah biaya Sertifikat Halal MUI mahal?

Isue biaya Sertifikat Halal mahal memang sengaja dihembuskan oleh para makelar (penjual jasa
pengurusan Sertifikat Halal) nakal agar muncul kesan (
image) bahwa biayanya memang mahal, sehingga seakan-akan sah-sah saja bagi para makelar
untuk memungut biaya mahal dari pengurusan Sertifikat Halal tersebut.
Biaya Sertifikat Halal memang berbeda-beda menurut JARAK dan SKALA USAHA perusahaan yang
bersangkutan.

Pada saat visitasi lapangan, adakah identitas khusus bagi para Auditor Halal LPPOM?
Pada saat auditing lapangan, Direktur LPPOM akan menugaskan Auditor Halal serta melengkapinya
dengan Surat Tugas dan
ID-Card resmi (warna hijau dengan foto full colour).

Dapatkah perusahaan di Jawa Tengah mengajukan permohonan Sertifikat Halal?


Lingkup kerja LPPOM MUI DIY adalah seluruh wilayah Provinsi DIY dan sebagian wilayah Provinsi
Jawa Tengah.Oleh karena itu, seluruh perusahaan yang berada di wilayah Jawa Tengah (yang
berdekatan dengan Provinsi DIY) untuk mengajukan Sertifikat Halal melalui LPPOM MUI DIY.

Bolehkah mencantumkan label halal dalam kemasan tanpa terlebih dahulu diaudit?
Undang-undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 menyebutkan bahwa setiap perusahaan
yang (memberikan janji dan) mencantumkan label halal pada kemasannya tetapi tidak dapat
membuktikannya, maka diancam pidana penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp 2 milyar
rupiah.

Apakah ada untungnya mengajukan dan memiliki Sertifikat Halal?


Orang Islam yang taat kepada syariat agamanya pastilah akan memilih makanan yang halal. Adanya
label halal pada kemasan membuat konsumen merasa tenang dan lebih mantap dalam memilih. Oleh
karena itu, sering terjadi pada beberapa perusahaan, keuntungannya meningkat tajam setelah
memiliki Sertifikat Halal.

Caution!
Untuk keperluan proses sertifikasi, LPPOM MUI DIY
tidak pernah menugaskan kepada seseorang ataupun badan usaha perantara.
Segala biaya di luar biaya resmi sertifikasi di luar tanggung jawab LPPOM MUI DIY.

BAB III PENUTUP


4.1. Kesimpulan
Perhatian Al-Quran terhadap makanan sedemikian besar, sampai-sampai menurut pakar tafsir
Ibrahim bin Umar Al-Biqa’i, “Telah menjadi kebiasaan Allah dalam Al-Quran bahwa Dia menyebut diri-
Nya sebagai Yang Maha Esa, serta membuktikan hal tersebut melalui uraian tentang ciptaan-Nya,
kemudian memerintahkan untuk makan (atau menyebut makanan).”
Oleh karena itu, makanlah yang halal lagi baik dari apa saja yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
Makanan dan minuman itu tidak dapat sembarangan di produksi dan di konsumsi.sebaiknya harus di
pastikan terlebih dahulu apakah makanan itu halal ataukah haram.karena dari makanan yang kita
konsumsi pun dapat mempengaruhi kepribadian diri.
Dengan begitu kita pun masih bias mengkonsumsi makanan yang enak-enak karena dari sekian
banyak makanan dan minuman yang berada di lingkungan kita itu,mayoritas berstatus halal walaupun
sebagian kecil masih ada makanan dan minuman yang haram.
Ketentuan ini sudah di akui oleh seluruh umat islam karena sudah ada hadits yang
mengaturnya.solusinya agar masyarakat tidak mengkonsumsi makanan haram yaitu; 1.menindak
lanjuti produsen yang produksi makanan haram
2. member sanksi terhadap orang yang mengkonsumsi makanan dan minuman haram
3. member label halal terhadap yang halal,dan tidak member label halal terhadap yang haram.

4.2. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan diantanya adalah
4.2.1 Kepada para pembaca agar dapat mengerti dan memahami mengenai makanan yang halal
dan haram agar dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari
4.2.2 Kepada masyarakat agar lebih selektif lagi dalam memilih makanan yang akuan diproduksi,
pastikan bahwa makanan tersebut halal,
4.22. Kepada para produsen agar dapat menghasilkan/memproduksi barang sesuai dengan
prosedur halalnya, pastikan bahwa komposisi yang ada benar-benar sesuai dengan bahan yang
digunakan dalam pembuatan produk makanan tersebut, dan memiliki label resmi dari LPPOM.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.facebook.com/note.php?note_id=462733088651&id=108099771547
Abdusalam baali wahid,2009,akidah dalam kehidupan sehari-hari
Jakarta:pustaka ibnu umar,105,
Sabiq, Sayyid, 1987. Fikih Sunnah.
Bandung:PT.Alma’arif,47,
www.google.com,makanan,minuman yang halal dan haram
www.google.com,undang-undang makanan haram

sumber : fajri http://ekafajrie.blogspot.co.id/2013/04/makalah-makanan-dan-minuman-dalam-


islam.html

MINGGU, 06 APRIL 2014

MAKALAH MAKANAN MINUMAN HALAL HARAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang muslim yang ingin mendekatkan diri, atau setidaknya berusaha untuk
taat kepada Allah Sang Maha Pencipta, tentulah kita harus menjalankan ibadah kepada Allah, baik
itu yang wajib maupun yang sunnah agar Allah ridho kepada kita. Namun ada hal lain yang tak
boleh kita abaikan dalam usaha memperoleh ridho Allah, yaitu makanan.

Apabila makanan kita terjaga dari makanan yang diharamkan Allah, atau dengan kata lain
kita hanya makan makanan yang dihalalkan Allah, niscaya ridho Allah itu tidak mustahil kita
peroleh jika kita taat kepada-Nya. Tetapi sebaliknya, meskipun kita taat, namun kita makan dari
makanan yang haram yang bukan karena terpaksa, maka akan sia-sialah usaha kita.

Untuk itu dalam makalah ini kami mencoba mengupas masalah makanan yang halal dan
yang haram serta hikmahnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian makanan dan minuman halal ?

1.2.2 Apa ciri-ciri makanan dan minuman halal menurut agama islam ?

1.2.3 Apa jenis-jenis makanan dan minuman halal menurut agama islam ?

1.2.4 Apa hikmah makan makanan dan minuman halal ?

1.2.5 Apa pengertian makanan dan minuman haram ?

1.2.6 Apa ciri-ciri makanan dan minuman haram menurut agama islam ?

1.2.7 Apa jenis-jenis makanan dan minuman haram menurut agama islam ?

1.2.8 Apa akibat makan makanan dan minuman haram ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan makanan yang halal maupun yang haram.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makanan dan Minuman Halal

Makanan :

Halal artinya dibenarkan. Sedangkan thoyyib artinya bermutu dan tidak membahayakan
kesehatan.Halal adalah suatu pekerjaan atau suatu jenis dari segala sesuatu yang dibolehkan
untuk dikerjakan atau untuk dikonsumsi, dan didalamnya tidak mengandung unsur riba dan
haram, dan cara mendapatkannya secara halal dijalan Allah Swt.Sebagai muslim, diharuskan
makan makanan yang halal dan thoyyib, artinya harus makan makanan yang sesuai dengan
tuntunan agama dan bermutu, tidak merusak kesehatan.Segala jenis makanan apa saja yang ada
di dunia halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakan makanan yang
halal dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh dari usaha yang diridhai
Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh, atau makanan bergizi.

Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari
kiamat dengan api neraka.

Dalam Islam, halalnya suatu makanan harus meliputi tiga hal, yaitu:

a. Halal karena dzatnya. Artinya, enda itu memang tidak dilarang oleh hukum syara’, seperti nasi,
susu, telor, dan lain-lain.

b. Halal cara mendapatkannya. Artinya sesuatu yang halal itu harus diperoleh dengan cara yang halal
pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuatu dengan hukum syara’ maka
menjadi haramlah ia. Sebagaimana, mencuri, menipu, dan lain-lain.

c. Halal karena proses/cara pengolahannya. Artinya selain sesuatu yang halal itu harus diperoleh
dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti
kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka
dagingnya menjadi haram.

Makanan halal dari segi jenis ada tiga :


1) Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung,
ikan.

2) Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.

3) Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.

Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :

1) Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai
buruh, petani, pegawai, tukang, sopir, dll.

2) Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal , tetapi
dibenci Allah seperti pengamen.

3) Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dll.

4) Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).

Allah SWT menjelaskan berhubung perkara ini di dalam surah al-Baqarah ayat 168:

Maksudnya: " Wahai sekalian manusia! makanlah dari apa yang ada dibumi yang halal lagi
baik; dan janganlah kamu ikut jejak langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu ialah
musuh yang terang nyata bagi kamu. "

(QS. Al Maidah : 88).

Artinya : “Dan makanlah makan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah telah berikan
rezekinya kepadmu bertaqwalah pada Allah yang kamu beriman pada-Nya.”

Minuman :

Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali
ada larangan yang mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :

1) Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak samin, dll.

2) Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk, juice anggur, juice
tomat, juice avokad, dll.
Adapun minuman yang halal pada haris besarnya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan manusia baik
membahayakan dari segi jasmani, akal, jiwa maupun aqidah.

2. Air atau cairan yang tidak memabukkan walaupun sebelumnya telah memabukkan seperti arak
yang telah berubah menjadi cuka.

3. Air atau ciran itu bukan berupa benda najis atau benda suci yang terkena najis (mutanajis).

4. Air atau cairan yang suci itu didaatkan dengan cara-cara yang halal yang tidak bertentangan
dengan ajaran Agama Islam.

2.2 Ciri - Ciri Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam

Ciri-ciri makanan halal :

 Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.

 Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

 semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

 Binatang yang tidak diharamkan dalam al-Quran dan hadis.

 Binatang yang disembelih dengan nama ALLAH SWT.

 Makanan yang bersih.

 Tumbuh-tumbuhan(buahan dan sayuran).

Ciri-ciri minuman halal :

 Semua minuman yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan.

 Semua minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.


 semua minuman yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan
tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

2.3 Jenis-Jenis Makanan dan Minuman Halal Menurut Agama Islam

Makanan :

 Nabati atau Tumbuhan : padi, buah-buahan, sayur-sayuran

 Hewani

1. Unta - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1

2. Kelinci - Nabi pernah menerima daging sembelihan kelinci (Bukhori Muslim)

3. Angsa

4. Rusa

5. Itik

6. Pinguin

7. Sapi - Termasuk binatang ternak yang disebut dalam surat al-Maidah ayat 1

8. Burung Beo

9. Belalang - Dimakan oleh Nabi dan para Sahabat, bangkainya pun halal

10. Burung merpati

11. Kuda - Dimakan oleh para sahabat pada zaman Nabi (Bukhori Muslim)

12. Ayam - Pernah dikonsumsi oleh Nabi

13. Jerapah - Imam Ahmad pernah ditanya dan beliau membolehkannya

14. Tupai

15. Burung merak

16. Kijang
17. Kanguru

18. Kambing - Termasuk binatang ternak

19. Burung Unta

20. Kambing hitam

21. Merpati liar

22. Semua bangkai ikan dan belalang adalah halal dimakan, dll

Minuman :

Jus, air putih, susu, madu, minyak samin , teh , kopi dan lain-lain

2.4 Hikmah Makan Makanan dan Minuman Halal

Makanan dan minuman yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu
sangat berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Apabila makanan dan
minuman yang didapatkan dari hasil yang halal tentu sangat berguna untuk diri kita dan keluarga
kita. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah bukan bererti
jumlahnya banyak, meskipun sedikit, namun uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhan sahari-
hari dan juga bergizi tinggi. Bermanfaat bagi pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Lain
halnya dengan hasil dan jenis barang yang memang haram, meskipun banyak sekali, tapi tidak
barokah, maka Allah menyulitkan baginya rahmat sehingga uangnnya terbuang banyak hingga
habis dalam waktu singkat.

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1) Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

2) Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

3) Mendapat perlindungan dari Allah SWT,

4) Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

5) Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
6) Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

7) Supaya doa dimakbulkan Allah SWT

Sabda Rasulullah SAW: “Seorang lelaki bermusafir sehingga rambutnya menjadi kusut dan
mukanya dipenuhi debu. Dia menadah tangannya dan berdoa kepada kepada Allah sedangkan
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan mulutnya disuap dengan
sesuatu yang haram bagaimana akan diperkenankan permohonannya.” (Hadis riwayat muslim,
ahmad dan Tarmizi)

8) Selamat dari seksaan api neraka

Saad bin abi waqas bertanya Rasulullah SAW: “Wahai rasulullah, pintalah kepada Allah
SWT supaya Dia menjadikan doaku mustajab.”

Jawab Baginda: “Wahai saad, jagalah soal makanmu nescaya kau menjadi orang yang
makbul doanya. Demi Allah yang nyawa Muhammad dalam tangan-Nya, jika seseorang lelaki
memasukkan sesuap makanan haram dalam perutnya, doanya tidak akan diterima selama empat
puluh hari.”

“Sesiapa hamba yang dagingnya tumbuh daripada makanan haram dan riba maka neraka
lebih layak baginya.” (Hadis riwayat ibnu abbas)

9) Amal ibadat diterima Allah SWT

Sabda Rasulullah SAW: “ Barang siapa bersembahyang dengan mengenakan pakaian yang
dibeli dengan sepuluh drham dan satu dirham daripadanya daripada sumber yang haram, Allah
SWT tidak akan menerima solatnya.” (Hadis riwayat Muslim)

10) Membentuk darah daging yang baik dalam badan

Sabda rasulullah SAW: “ Ingatlah Bahawa di dalam tubuh badan manusia itu ada sepotong
daging , yang apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia rosak, maka
rosaklah seluruh tubuh itu, ingatlah bahawa yang dimaksudkan itu ialah hati.” (Hadis riwayat
Bukhari dan Muslim)

Oleh itu, menjadi kewajipan dan tanggung jawab umat islam hari ini untuk lebih berhati-
hati dan mengambil berat berkaitan permakanan halal.

Hendaklah kita sentiasa memastikan setiap makanan yang diperoleh dan dimakan itu
adalah halal menurut syariat Allah SWT.

Sesungguhnya suruhan Allah SWT adalah untuk tujuan dan kebaikan manusia bersama.
2.5 Pengertian Makanan dan Minuman Haram

Makanan :

Makanan haram adalah makanan yang memudaratkan kesehatan jasmani dan


rohani Banyak terjadi salah sangka dari masyarakat bahwa menjari rezeki yang haram saja sulit,
apalagi yang halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman tentang halal dan haram suatu
rezeki. Akhirnya, banyak masyarakat menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki, padahal
belum tentu halal. Kita sebagai orang bertaqwa hendaknya menghindari hal itu dengan banyak
mempelajari Al Qur’an dan Hadist tentang pengertian halal dan haram.

Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :

a) Haram aini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat
tersebut, ada tiga :

1) Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi,
anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, nanah dll.

2) Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari tumbuhan seperti
kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang
telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang dimakan banyak
kerugiannya.

3) Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati atau
membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya.

b) Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama. Haram sababi banyak
macamnya, yaitu :

1) Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri, korupsi, menipu,
merampok, dll.

2) Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel, dll.

3) Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, , miras, kemudian
dibelikan makanan dan minuman.

4) Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang.

5) Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar.


Minuman :

Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al
Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan,
maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.

Minuman yang haram secara garis besar, yakni :

a) Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah kerbau,
bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.

b) Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak dari
bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.

c) Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan lainnya
yang membahayakan.

2.6 Ciri-Ciri Makanan dan Minuman Haram Menurut Agama Islam

Makanan :

 Merusakkan kewarasan akal.

 Memudaratkan kesehatan.

 Binatang disembelih tanpa menyebut nama Allah.

 Berbahaya
- Makan melebihi batas / berlebihan
- Racun
- Barang-barang yang diketahui berbahaya baik melalui penelitian, pengalaman, dan dokter

 Najis
- Seperti bangkai, darah haid, kotoran manusia, air kencing
- Semua benda najis pasti haram, tapi sesuatu yang haram belum tentu najis

 Memabukkan
- Setiap yang memabukkan adalah khomr dan setiap khomr hukumnya haram (HR. Muslim : 5336)
 Milik Orang Lain
- Memakan harta orang lain tanpa izin, baik dengan mencuri, memeras, menipu, dsb.

Minuman :
Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al
Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan dilakukan,
maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.

Minuman yang haram secara garis besar, yakni :

a) Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah kerbau,
bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.

b) Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak dari
bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.

c) Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan lainnya
yang membahayakan.

2.7 Jenis-Jenis Makanan dan Minuman Haram Menurut Agama Islam

Makanan yang diharamkan ada 2 macam yaitu :

1) Haram Dengan Sendirinya

Berdasarkan firman Allah SWT di dalam kitab suci Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad
SAW, maka dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram dikonsumsi manusia, antara lain:

a) Bangkai

Bangkai yaitu hewan yang mati bukan dengan cara syar'i baik karena mati sendiri, atau
karena tercekik, dipukul, disetrum, jatuh dari tempat tinggi, terkena tanduk hewan lain. Bangkai
yang haram dimakan adalah semua binatang darat yang mati bukan karena disembelih dengan
tata cara penyembelihan yang dibenarkan syari’at Islam. Misalnya binatang yang mati karena
tertabrak mobil, ditusuk dengan besi, dipukul dan tercekik.

Kecuali 3 jenis bangkai ini yang dihalalkan dimakan :

 Ikan. karena termasuk hewan air yang halal bangkainya.


 Belalang. Karena berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar secara marfu’
 Janin yang berada dalam perut hewan yang disembelih. Maksudnya jika hewan yang
disembelih sedang hamil, maka janin yang ada dalam perutnya halal untuk dimakan tanpa harus
disembelih ulang.
b) Darah

Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik secara langsung
maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai najis, kotor, menjijikkan, dan dapat
mengganggu kesehatan. Demikian juga darah yang sudah membeku yang lazim disebut maros
atau didih.

Sekalipun darah haram, namun ada pengecualian yaitu :

 Hati dan limpa berdasarkan hadits Ibnu Umar

 Sisa-sisa darah yang menempel pada daging, tulang / leher setelah disembelih

c) Daging Babi

Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak babi yang
dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah shortening, serta semua zat
yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan bahan campuran makanan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi bahan campuran
makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk gelatin, lemak, pepsin, dan lain-
lain. Kebanyakan sumber gelatin adalah hewan yang banyak digunakan di dunia Barat adalah babi.
Gelatin tidak hanya digunakan untuk memproduksi makanan, tetapi juga manisan, obat-obatan
dan produk-produk lainnya.

Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang mengandung unsur babi
dalam bentuk apapun haram dikonsumsi.

d) Binatang Buas

Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai kuku mencengkeram
adalah haram dimakan dagingnya, misalnya: harimau, anjing, kera, gajah, dan kucing.

e) Binatang Yang Menjijikkan (Al-Khabaits)

Binatang yang menijijikkan (al Khobaits) seperti binatang yang memakan kotoran dan
binatang melata di atas tanah, misalnya ulat, ular, dan kalajengking, dll adalah haram dikonsumsi,
kecuali ulat yang menyatu dengan buah-buahan sehingga sulit dipisahkan.

f) Binatang Yang Hidup Di Daratan Dan Sekaligus Di Lautan (Al-Barmawi)

Ulama berbeda pendapat tentang hukum mengkonsumsi hewan yang hidup di dua alam,
daratan dan sekaligus lautan (air) misalnya: kodok, kepiting, dan ular.

Menurut madzhab Hanafi dan Syafi’I hukumnya haram (tidak halal). Menurut madzhab
Maliki hukumnya mubah karena tidak ada nash al Qur’an atau hadits yang secara khusus
mengharamkannya. Sedangkan menurut madzhab Hambali, setiap binatang laut yang bisa hidup
di daratan, misalnya burung laut dan anjing laut, tidak halal dimakan dagingnya kecuali jika
disembelih.

Akan tetapi jika binatang tersebut tidak ada darahnya, misalnya kepiting, maka halal tanpa
disembelih terlebih dahulu.

g) Makanan Yang Najis Atau Terkena Najis

Semua makanan yang najis atau terkena najis (mutanajjis) adalah haram
dikonsumsi. Misalnya telur yang keluar dari binatang yang haram dimakan dagingnya, atau keluar
dari hewan yang halal dimakan dagingnya tetapi belum keras. Adapun telur yang keluar dari
hewan yang halal dimakan dagingnya dalam keadaan keras, hukumnya halal.

Demikian juga susu yang keluar dari hewan yang haram dimakan dagingnya. Akan tetapi jika
keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya adalah halal.

h) Makanan Yang Membahayakan Kesehatan Manusia

Semua jenis makanan yang membahayakan kesehatan manusia, baik berupa nabati maupun
hewani, haram dikonsumsi karena salah satu tujuan mengkonsumsi adalah untuk menjaga
kesehatan.

Seseorang yang mengidap penyakit tertentu diharamkan mengkonsumsi makanan yang


dapat menghambat penyembuhannya, apalagi jika menyebabkan semakin parahnya penyakit
yang diderita, meskipun makanan tersebut halal bagi orang sehat.

Misalnya, daging kambing. Meskipun halal dimakan bagi kebanyakan orang, tetapi dapat
berubah menjadi haram kalau dikonsumsi orang yang berpenyakit darah tinggi. Makanan dan
minuman yang mengandung kadar gula tinggi, halal dikonsumsi kebanyakan orang, tetapi dapat
berubah menjadi haram jika dikonsumsi orang berpenyakit diabetes karena dapat memperparah
penyakitnya.

Termasuk jenis makanan dan minuman yang membahayakan kesehatan manusia adalah
racun. Islam melarang umatnya mengkonsumsi semua makanan dan minuman yang mengandung
racun, baik yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, dsb. Seseorang yang sengaja menenggak
racun untuk bunuh diri, maka selamanya akan menjadi penghuni Neraka.

i) Makanan Yang Berpotensi Memabukkan

Allah SWT mengharamkan segala sesuiatu yang dapat mengganggu kesehatan manusia,
terutama kesehatan akal fikiran yang sangat vital bagi kehidupan mereka. Misalnya minuman
keras (khamar), yang berpotensi memabukkan dan semua yang membius, misalnya ganja
(hashisy), putauw, narkotika, dan obat-obatan terlarang lainnya.
2) Haram Karena Faktor Eksternal

a) Binatang Disembelih Untuk Sesaji

Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau dipersembahkan kepada makhluk halus,
misalnya kerbau, yang disembelih untuk ditanam kepalanya sebagai sesaji kepada dewa tanah
agar melindungi jembatan atau gedung yang akan dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk
persembahan Nyai Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan dagingnya, karena dapat
menimbulkan syirik dan merusak aqidah umat Islam, sekalipun ketika disembelih
dibacakan Basmalah.

b) Binatang Yang Disembelih Tanpa Membaca Basmalah

Hewan ternak yang disembelih tanpa membaca basmalah adalah haram dimakan
dagingnya kecuali jika lupa.

c) Makanan Yang Dikonsumsi Secara Berlebihan

Meskipun semua makanan dan minuman yang ada di dunia diperuntukkan manusia, tetapi
hendaklah mereka mengkonsumsi sesuai kebutuhan, tidak berlebih-lebihan (berfoya-foya). Sebab
jika berlebih-lebihan, maka dapat merugikan orang lain, di samping menimbulkan pelbagai macam
penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditimbulkan makanan dan minuman yang dikonsumsi
secara berlebihan. Sehubungan dengan hal itu, Allah SWT mengharamkan manusia
mengkonsumsinya secara berlebihan atau berbuat mubadzir sebagaimana yang terjadi
dalam pesta mabuk-mabukan.

d) Makanan Yang Diperoleh Dengan Cara Haram

Pada dasarnya semua makanan yang ada di muka bumi ini halal dikonsumsi sepanjang
tidak berbahaya bagi fisik dan psikis manusia. Akan tetapi akan dapat berubah menjadi haram,
jika diperoleh dengan cara yang diharamkan Allah SWT. Misalnya, makanan hasil curian, dibeli
dari uang hasil korupsi, manipulasi, riba, perjudian, pelacuran, dan sebagainya.

Contoh binatang haram :

1. Rayap - Karena kelompok serangga

2. Singa - Termasuk binatang buas yang bertaring

3. Kutu - Termasuk hewan khobaits (buruk atau menjijikan)

4. Nyamuk - Termasuk hewan khobaits

5. Burung hantu - Termasuk hewan khobaits


6. Musang - Termasuk hewan khobaits dan serupa dengan tikus

7. Buaya - Termasuk binatang yang bertaring dan memakan serangga dan katak

8. Rubah - Termasuk binatang buas yang bertaring

9. Tikus got - Termasuk hewan khobaits

10. Kumbang kotoran - Termasuk hewan khobaits

11. Elang pengembara - Termasuk burung berkuku tajam

12. Bunglon - Termasuk hewan khobaits

13. Keledai jinak - Nabi melarangnya

14. Ular - Nabi menyuruh membunuhnya dan para ulama bersepakat haramnya

15. Kelelawar - Imam Ahmad berkata, "Memang siapa yang mau memakannya?"

16. Babi - Berdasarkan al-Qur'an, hadits, dan ijma'

17. Kumbang pohon - Termasuk hewan khobaits

18. Beruang - Termasuk binatang buas yang bertaring

19. Cacing - Termasuk hewan khobaits

20. Serigala - Termasuk binatang buas yang bertaring

21. Lalat - Termasuk hewan khobaits

22. Kadal - Termasuk hewan khobaits

23. Kura - Kura - Termasuk hewan khobaits dan pemakan ular (Pendapat lain mengkatakan bahwa
kura-kura halal lihat tulisan dibawah)

24. Burung rajawali - Termasuk burung berkuku tajam

25. Katak - Nabi melarang membunuhnya

26. Kuskus - Termasuk hewan khobaits, binatang paling bau kentutnya

27. Burung elang - Termasuk burung berkuku tajam

28. Kalajengking - Para ulama bersepakat haramnya

29. Laba-Laba - Termasuk hewan khobaits


30. Burung gagak - Nabi menyuruh membunuhnya

31. Tikus - Nabi menyuruh membunuhnya

32. Gajah - Binatang buas yang bertaring \

33. Kera - Binatang bertaring. Ibnu Abdil Barr menukil ijma tentang haramnya

34. Kucing - Binatang buas bertaring

35. Landak - Dihukumi seperti tikus

36. Anjing - Binatang buas bertaring

37. Burung bangau - Pemangsa kotoran

38. Lebah - Nabi melarang membunuhnya

39. Macan tutul - Bintang buas yang bertaring

40. Semut - Nabi melarang membunuhnya

41. Warol / Biawak Naga - Pemangsa ular dan termasuk hewan khobaits

42. Cicak - Para ulama sepakat haramnya , dll

Minuman :

Segala minuman yang berakohol, arak, dan lain-lain

2.8 Akibat Makan Makanan dan Minuman Haram

Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak
mudlarat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah
atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah. Dan juga makan haram merugikan orang
lain yang tidak mengetahui hasil dari perbuatan haram itu. Sehingga teman, kerabat iktu terkena
getahnya. Dan juga yang mencari rezeki haram tidak tenang dalam hidupnya apalagi dalam jumlah
bayak dan besar karena takut diketahui dan mencemarkan nama baiknya dan keluarga sanak
familinya.

Ada beberapa mudlarat atau akibat lainnya, yaitu :


1) Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah
(maqbul).

2) Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya kepada
kemaksiatan dengan uang itu.

3) Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.

4) Nama baik, kepercaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.

5) Berdosa, karena telaha malanggar aturan Allah

6) Merusak secara jasmani dan rohani kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada dalil yang
melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh, dan boleh jadi
makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang tidak halal bisa
mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan haram, akan dibakar di hari
kiamat dengan api neraka.

Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan haram,
namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, di antaranya sebagaimana yang telah kami
uraian dalam pembahasan di atas.

Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat berguna bagi
kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani.. Hasil dari makanan minuman yang halal sangat
membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit. Makanan dan minuman haram, selain
dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya.
Hasil haram meskipun banyak, namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal
dan barokah.
3.2 Saran

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap makalah ini
tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga berharap pembaca
berkenan memberikan masukan bbaik berupa kritik maupun saran.

DAFTAR PUSTAKA

Thobib Al-Asyhar. 2003. Bahaya Makanan Haram Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani. Jakarat: Al-
Mawadi Prima

http://ukhuwahislah.blogspot.com/2013/06/makalah-makanan-halal-dan-makanan-haram.html

http://moslemsunnah.wordpress.com/2013/03/24/hukum-makan-bekicot-halal-atau-haram/

http://firmanazka.blogspot.com/2009/11/hukum-islam-tentang-makanan-dan-minuman.html

sumber : fitri handayani http://ucikfitrihandayani.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan-


minuman-halal-haram.html

http://www.slideshare.net/jusufan/makanan-dan-minuman-yang-halal-dan-yang-haram?related=2

Anda mungkin juga menyukai