Anda di halaman 1dari 10

Mengupas Tentang Hati

 KhotbahJumat.com
 
 July 4, 2011
 
 Bersih Hati , Khutbah Jumat Pilihan

Dalam khutbah Jumat ini, dijelaskan tentang pentingnya memperbaiki qalbu, sebab


Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat bentuk dan postur tubuh serta paras wajah
seseorang, tetapi yang dilihat tidak lain adalah qalbu dan amalannya.
Karena, qalbu yang sehat, akan membuahkan amalan yang baik pula. Sebagaimana
sabda Rasulullah, “Ketahuilah, bahwasanya pada setiap tubuh seseorang ada
segumpal daging. Jika dia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun,
apabila dia rusak, maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah,
bahwasanya segumpal daging tadi adalah qalbu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).
Semoga nasihat dalam khutbah ini bermanfaat. [Redaksi KhutbahJumat.com]

***

KHUTBAH PERTAMA

‫ضلَهُ َعلَى َكثِْي ٍر ِم َّم ْن‬ َّ َ‫ َوف‬،‫َح َس ِن َت ْق ِويْ ٍم‬ ِ


ْ ‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن َخلَ َق اإْلِ نْ َسا َن في أ‬ ِّ ‫له َر‬ِ ِ‫الْحم ُد ل‬
َْ
‫ض ْي ُل فِي‬ ِ ‫الت ْف‬
َّ ‫استَ َم َّر لَهُ ه َذا‬ ْ ‫اهلل‬ِ ‫اع ِة‬ َ َ‫اسَت َق َام َعلى ط‬ ِ
ْ ‫ فَِإن‬،‫َخلَ َق بِاإْلِ ْن َع ِام َوالتَّ ْك ِريْ ِم‬
َ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ ال‬،‫اب اأْل َلِْي ِم‬ ِ ‫ان َوال َْع َذ‬ ِ ‫ وإِالَّ ر َّد فِي ال َْهو‬،‫َّات الن َِّع ْي ِم‬
َ ُ َ
ِ ‫جن‬
َ
:‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َش ِه َد لَهُ َربُّهُ بَِق ْولِ ِه‬ َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬،‫ك لَهُ َو ُه َو الْ َخالَّ ُق ال َْعلِ ْي ِم‬
َ ْ‫َش ِري‬
ِ َّ ِ ِ ‫ك لَعلى ُخلُ ٍق َع ِظي ِم} صلَّى اهلل َعلَي ِه و َعلَى آلِ ِه وأ‬
‫ار ْوا َعلَى‬ ُ ‫َص َحابه الذيْ َن َس‬ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ‫{وإِن‬َ
‫ أ ََّم َب ْع ُد‬،‫ َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْيماً َكثِْي ًرا‬،‫الم ْستَ ِق ْي ِم‬ ِ ِّ ‫َّه ِج ال َق ِوي ِم و‬
ُ ‫الص َراط‬ َ ْ ْ ‫الن‬:
‫ َوإِنَّ َما‬،‫ص َو ِر ُك ْم‬
ُ ‫َن اهللَ ُس ْب َحانَهُ الَ َي ْنظُُر إِلَى‬
َّ ‫ َّات ُق ْوا اهللَ َت َعالى َوا ْعلَ ُم ْوا أ‬،‫َّاس‬
َ ُ ‫أ َُّي َها الن‬
‫ي ْنظُُر إِلَى ُقلُ ْوبِ ُك ْم َوأَ ْع َمالِ ُك ْم‬.
َ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan manusia dalam


sebaik-sebaik bentuk dan melebihkannya dengan berbagai keutamaan dari makhluk
lainnya. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi
kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa
Allah Subhanahu wa Ta’ala curahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya,para
sahabatnya, dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berjalan di atas petunjuknya.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan senantiasa


memperbaiki qalbu kita masing-masing. Ketahuilah rahimakumullah, bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat bentuk dan postur tubuh serta paras wajah
seseorang, tetapi yang dilihat tidak lain adalah qalbu dan amalannya. Oleh karena itu,
sebagaimana seseorang senantiasa membersihkan badan dan pakaiannya dari kotoran
yang mengenainya, seharusnya dia juga memperbaiki amalan dan
membersihkan qalbu-nya.

Bahkan, memerhatikan qalbu harus lebih diutamakan, karena rusaknya qalbu lebih


berbahaya daripada rusaknya anggota badan. Rusaknya qalbu akan dirasakan
akibatnya oleh si pemiliknya, baik ketika di dunia, apalagi saat di akhirat nanti. Akan
tetapi, rusaknya anggota badan hanya dirasakan saat di dunia dan akan berakhir
dengan datangnya kematian. Begitu pula baik dan tidaknya amalan anggota badan,
sangat dipengaruhi oleh keadaan qalbu seseorang. Hal ini sebagaimana sabda Nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫ْج َس ُد‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫د‬
َ ‫س‬‫ف‬
َ ‫ت‬
ْ ‫د‬
َ ‫س‬ ‫ف‬
َ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ‫و‬ ‫ه‬
ُ ُّ
‫ل‬ ‫ك‬
ُ ‫د‬
ُ ‫س‬‫ْج‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ح‬‫ل‬
َ ‫ص‬ ‫ت‬
ْ ‫ح‬ ‫ل‬
َ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ‫ة‬
ً ‫غ‬
َ ‫ض‬
ْ ‫م‬ ‫د‬ِ ‫أَالَ وإِ َّن فِي الْجس‬
َ َ َ َ ََ َ َ َ َ ُ ََ َ
ِ
ُ ‫ُكلُّهُ أَالَ َوه َي الْ َقل‬
‫ْب‬

“Ketahuilah, bahwasanya pada setiap tubuh seseorang ada segumpal daging. Jika
dia baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun, apabila dia rusak, maka
akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah, bahwasanya segumpal
daging tadi adalah qalbu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pada hadits tersebut kita memahami bahwa perbuatan anggota badan dipengaruhi oleh
keadaan qalbu seseorang. Apabila qalbu-nya dipenuhi dengan cinta kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, anggota badannya juga akan digunakan
untuk menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Sebaliknya, apabila qalbu-
nya dipenuhi oleh cinta kepada syahwat dan mengikuti hawa nafsu, anggota badannya
pun akan tunduk mengikuti keinginan syahwat dan hawa nafsunya. Oleh karena itu,
kedudukan qalbu terhadap anggota badan lainnya adalah ibarat seorang raja terhadap
para bawahannya yang selalu siap mengikuti perintahnya dan tidak menyelisihinya.
Karena itu, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada anggota badan apabila qalbu-
nya itu baik, dan sebaliknya, apa yang akan terjadi apabila qalbu-nya itu rusak.

Jamaah jum’ah rahimakumullah,

Dengan demikian, qalbu adalah bagian yang paling mulia pada diri manusia. Di


sanalah tempat ma’rifatullah, yaitu ilmu seseorang tentang Rabb-Nya. Di sana pula
tempatnya cinta, rasa takut, harapan, dan tawakkal-nya seseorang kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta amalan qalbu lainnya. Bahkan, di sanalah
tempatnya niat yang menjadi timbangan sah atau tidaknya dan diterima atau
ditolaknya amal ibadah seseorang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ات َوإِنَّ َما لِ ُك ِّل ْام ِر ٍئ َما َن َوى‬


ِ َّ‫الني‬
ِّ ِ‫ال ب‬
ُ ‫إِنَّ َما اأْل َ ْع َم‬
“Bahwa amalan itu tergantung dengan niat, dan seseorang mendapatkan apa yang
dia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Jika demikian, tidak cukup bagi seseorang untuk hanya memperbaiki amalan yang
lahiriah saja tanpa memerhatikan keadaan qalbu-nya. Akan tetapi, memerhatikan dan
memperbaiki qalbu seharusnya lebih didahulukan daripada memerhatikan amalan
lahiriah. Bahkan, amalan anggota badan yang nampak, tidak akan sah atau diterima
apabila tidak ada amalan qalbu yang disebut ikhlas. Oleh karen itu, setiap orang harus
memiliki amalan qalbu yang disebut ikhlas ini, untuk seluruh amalan ibadah yang
dilakukan oleh anggota badannya.

Hadirin rahimakumullah,

Sesungguhnya, qalbu ada yang bisa mengeras seperti kerasnya batu atau bahkan lebih
keras dari batu. Qalbu yang paling keras adalah yang paling jauh dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dari ketaatan kepada-Nya. Qalbu jenis ini tidak mau
menerima nasihat dan tidak berkeinginan untuk mencari petunjuk serta kebenaran,
sehingga pemiliknya tidak memperoleh manfaat kebaikan dari qalbu-nya, bahkan
tidak ada yang keluar dari qalbu-nya kecuali kejelekan.

Di sisi lain, ada pula qalbu yang lembut dan baik, yaitu qalbu yang selalu tunduk dan
patuh kepada Penciptanya. Qalbu jenis ini adalah qalbu yang siap menerima
kebenaran dari nasihat yang datang kepadanya.

Lembut dan kerasnya qalbu seseorang dipengaruhi oleh beberapa sebab yang


dilakukan oleh pemiliknya. Hal-hal yang bisa menjadi sebab baik dan
lembutnya qalbu di antaranya adalah membaca dan mendengarkan Alquran. Hal ini
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
‫ال‬ ِ ‫ِّعا ِّمن َخ ْشي ِة‬
َ ‫اهلل َوتِل‬
ُ َ‫ْك اْألَ ْمث‬ ً ‫د‬ ‫ص‬ ‫ت‬
َ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ِ ‫لَو أَنزلْنَا ه َذا الْ ُقرءا َن َعلَى جب ٍل لَّرأَيتَهُ َخ‬
‫اش‬ ْ َ ََ َ َ ْ
َ ْ َ ُ ً َْ
ِ ‫ض ِر ُب َها لِلن‬
‫َّاس لَ َعلَّ ُه ْم َيَت َف َّك ُرو َن‬ ْ َ‫ن‬
“Kalau sekiranya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan ketakutannya kepada Allah dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.”
(Al-Hasyr: 21)

Hadirin rahimakumullah,

Kalau gunung yang begitu keras saja bisa hancur, tentunya qalbu yang keras pun akan
menjadi lembut apabila si pemiliknya senantiasa memperbaikinya dengan membaca
dan mendengarkan, serta mempelajari Alquran. Di dalam ayat lainnya,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ِ ِ ِِ ِ َّ‫أَلَم يأ ِْن لِل‬


‫ْح ِّق َوالَيَ ُكونُوا‬ َ ‫وب ُه ْم لذ ْك ِر اهلل َو َما َن َز َل م َن ال‬ ُ ُ‫ين َء َامنُوا أَن تَ ْخ َش َع ُقل‬
َ ‫ذ‬ َْ
‫وب ُه ْم َو َكثِ ٌير ِّم ْن ُه ْم‬ َ َ‫اب ِمن َق ْب ُل فَط‬
ْ ‫ال َعلَْي ِه ُم اْألَ َم ُد َف َق َس‬
ُ ُ‫ت ُقل‬
ِ
َ َ‫ين أُوتُوا الْكت‬
ِ َّ
َ ‫َكالذ‬
‫اس ُقو َن‬ِ َ‫ف‬

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk qalbu
mereka mengingat Allah dan tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada
mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah
diturunkan kepada mereka Al-Kitab, kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu qalbu mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah
orang-orang yang fasik.” (Al-Hadid: 16)

Karena itu, kaum muslimin wajib senantiasa membaca dan mempelajari kandungan
Alquran, agar tidak seperti ahlul kitab yang menjadi keras qalbu-nya karena berpaling
dari kitab Taurat dan Injil.
Hadirin rahimakumullah,

Di antara perkara yang juga akan membuat lembutnya qalbu adalah mengingat


kematian, serta mengingat bahwa dunia ini adalah kehidupan yang sesaat, sedangkan
kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

‫ور ُك ْم َي ْو َم ال ِْقيَ َام ِة فَ َم ْن ُز ْح ِز َح َع ِن النَّا ِر‬ ِ ِ ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬


ُ ‫س َذآئ َقةُ ال َْم ْوت َوإِنَّ َما ُت َو َّف ْو َن أ‬
َ ‫ُج‬
‫الد ْنيَا إِالَّ َمتَاعُ الْغُُرو ِر‬
ُّ ُ‫ْحيَاة‬ ِ
َ ‫َوأُ ْدخ َل ال‬
َ ‫ْجنَّةَ َف َق ْد فَ َاز َو َما ال‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran: 185)

Hadirin rahimakumullah,

Di antara perkara yang menjadi sebab lembutnya qalbu adalah memperbanyak


mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala atau berzikir dengan zikir-zikir yang
ditetapkan oleh syariat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫وب ُه ْم‬ُ‫ل‬ ‫ق‬


ُ ‫ت‬
ْ ‫ل‬
َ ِ ‫إِنَّما الْم ْؤ ِمنُو َن الَّ ِذين إِ َذا ذُكِر اهلل و‬
‫ج‬
ُ َُ َ َ ُ َ
“Sesungguhnya, orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah qalbu mereka.” (Al-Anfal: 2)

Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫َوالَتُ ِط ْع َم ْن أَ ْغ َفلْنَا َقلْبَهُ َع ْن ِذ ْك ِرنَا َو َّاتبَ َع َه َواهُ َو َكا َن أ َْم ُرهُ ُف ُرطًا‬
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang qalbu-nya telah Kami lalaikan dari
mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan dia dalam keadaan melewati
batas.” (Al-Kahfi: 28)

Selanjutnya, di antara hal yang akan melembutkan qalbu adalah menerima apa yang


dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengamalkan ilmu yang
telah sampai kepadanya. Hal ini sebagaimana yang diberitakan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala di dalam Alquran tentang keadaan orang-orang musyrikin yang menjadi
keras qalbu-nya akibat perbuatan mereka berupa menolak dakwah atau ajakan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam firman-Nya,

‫ص َار ُه ْم َك َما لَ ْم ُي ْؤ ِمنُوا بِ ِه أ ََّو َل َم َّر ٍة َونَ َذ ُر ُه ْم فِي طُغْيَانِ ِه ْم‬ ِ ِّ‫و ُن َقل‬
َ ْ‫ب أَفْئ َدَت ُه ْم َوأَب‬ُ َ
‫َي ْع َم ُهو َن‬

“Dan (begitu pula) Kami memalingkan qalbu dan penglihatan mereka seperti mereka
belum pernah beriman kepadanya (Alquran) sejak awal pertama datang dan Kami
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Al-An’am: 110)

Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin yang menjadi keras qalbu mereka


sehingga tetap di atas kekafirannya akibat tidak menerima ajaran Islam yang
disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Begitu pula halnya dengan memerhatikan keadaan orang-orang yang sakit, fakir
miskin, dan orang-orang yang tertimpa musibah, termasuk sebab lembutnya qalbu.
Dengan memerhatikan keadaan mereka, seseorang akan mengetahui betapa banyak
dan besarnya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya sehingga menjadi
lembut qalbu-nya. Hal ini berbeda dengan orang yang justru selalu melihat keadaan
orang-orang yang kaya apalagi yang bermewah-mewah, maka dia akan jauh dari
bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjadi keras qalbu-nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan kepada Nabi-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam agar bersabar untuk berkumpul, serta tidak meninggalkan orang-
orang yang miskin dan orang-orang yang lemah dari kalangan kaum muslimin karena
ingin bersama orang-orang yang mendapatkan kemewahan dunia yang membuat
mereka lalai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam firman-Nya,

َ َ‫ين يَ ْدعُو َن َر َّب ُه ْم بِالْغَ َد ِاة َوال َْع ِش ِّي يُ ِري ُدو َن َو ْج َههُ َوالََت ْع ُد َع ْين‬
‫اك‬ ِ َّ
َ ‫ك َم َع الذ‬ َ ‫اصبِ ْر َن ْف َس‬
ْ ‫َو‬
ُّ ‫ْحيَ ِاة‬
‫الد ْنيَا‬ َ ‫َع ْن ُه ْم تُ ِري ُد ِزينَةَ ال‬
“Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di
pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini.” (Al-Kahfi: 28)

KHUTBAH KEDUA

ِ ‫ َش ِديْ ِد ال ِْع َق‬،‫ب‬ ِِ ِ ِ‫الْحم ُد ل‬


‫اب‬ ُ ‫ َوقَابِ ِل الت َّْوبَة م َّم ْن َي ُت ْو‬،‫ب‬ ِ ‫ب َو َعالَِّم الغُُي ْو‬ ِ ‫ب ال ُقلُ ْو‬ِ ِّ‫له ُم َقل‬ َْ
َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬،ُ‫ك لَه‬
‫َن ُم َح َّم ًدا‬ َ ْ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬،‫ب‬ ِ ‫ِع ْن َد قَ ْس َو ِة ال ُقلُ ْو‬
ً‫ان َسلَّ َم تَ ْسلِ ْيما‬ٍ ‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس‬
َ ْ َ ْ ََ َ َ ْ ‫أ‬ ‫و‬ ِ ِ‫ صلَّى اهلل َعلَي ِه و َعلَى آل‬،ُ‫َعب ُدهُ و رسولُه‬
‫ه‬ َ ْ ُ َ ُْ َ َ ْ
‫ أ ََّم َب ْع ُد‬،‫ َكثِْي ًرا‬:

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa hal-hal yang akan menyebabkan keras dan rusaknya qalbu sangat


banyak di masa kita sekarang ini. Oleh karena itu, kita semuanya harus senantiasa
waspada dan berhati-hati agar tidak terjatuh pada hal-hal yang
mengeraskan qalbu tersebut.
Di antaranya adalah tersibukkan dan tertipu dengan gemerlapnya dunia serta kurang
berhubungan dengan masjid, sehingga menjadikan sebagian besar waktunya hanyalah
untuk urusan dunia. Kedua hal ini menyebabkan kerasnya qalbu, karena akan
melupakan seseorang dari akhirat dan mengingat Yang Mahakuasa. Berbeda dengan
seseorang yang banyak berhubungan dengan masjid yang merupakan sebaik-baik
tempat di muka bumi ini, maka dia pun akan senantiasa mengingat Allah Subhanahu
wa Ta’ala.

Hadirin rahimakumullah,

Termasuk sebab yang membuat kerasnya qalbu adalah tidak menundukkan pandangan


dari melihat hal-hal yang diharamkan. Baik secara langsung, maupun melalui layar
televisi, internet, majalah, dan VCD, yang menampilkan gambar-gambar yang
terlarang dan sebagainya. Begitu pula mendengarkan lagu-lagu dan musik dengan
berbagai jenisnya. Kedua hal ini juga akan mengeraskan qalbu, karena akan
menjauhkan seseorang dari perkara yang bisa melembutkan qalbu yaitu berzikir dan
membaca Alquran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ِ ِ ِ
ُ ُ‫أَالَبِذ ْك ِر اهلل تَط َْمئ ُّن الْ ُقل‬
‫وب‬

“Ingatlah, dengan mengingat Allah-lah qalbu menjadi tenang.” (Ar-Ra’d: 28)

Jamaah jum’ah rahimakumullah,

Termasuk perkara yang akan membuat kerasnya qalbu adalah mengonsumsi makanan


dan minuman yang haram. Makanan dan minuman yang haram akan sangat
berpengaruh terhadap akhlak dan ibadah orang yang mengonsumsinya, sehingga akan
membuat orang tersebut menjadi rusak akhlaknya dan malas dalam beribadah kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitu pula seluruh jenis kemaksiatan, adalah sebab
kerasnya qalbu seseorang. Sebagaimana hal ini tersebut dalam firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫َكالَّ بَ ْل َرا َن َعلَى ُقلُوبِ ِهم َّما َكانُوا يَ ْك ِسبُو َن‬

“Sekali-kali tidak (demikian), bahkan sebenarnya apa yang mereka lakukan (dari
perbuatan kemaksiatan) itu menutupi qalbu mereka.” (Al-Muthaffifin:14)

Oleh karena itu, seseorang harus menjauhi segala jenis kemaksiatan apabila dirinya
menginginkan hati yang lembut.

Akhirnya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan


taufik-Nya kepada kita semua.

ِ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬


‫آل‬ َ ‫ي‬
ْ َّ
‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬َ ٍ ‫آل مح َّم‬
‫د‬ َ ُ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ََ َ َ َ
‫ت َعلَى‬َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك‬
ِ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد وبارك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
َ َ َّ‫إِ ْب َر ِاه ْي َم إِن‬
َ َّ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم إِن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
ََ َ
ِ ِ
‫ص ًرا َك َما َح َملْتَهُ َعلَى‬ ْ ِ‫َر َّبنَا الَ ُت َؤاخ ْذنَآإِن نَّسينَآ أ َْو أَ ْخطَأْنَا َر َّبنَا َوالَ تَ ْح ِم ْل َعلَْينَآإ‬
‫ف َعنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو ْار َح ْمنَآ‬ُ ‫ لَنَا بِ ِه َوا ْع‬   َ‫ين ِمن َق ْبلِنَا َر َّبنَا َوالَ تُ َح ِّملْنَا َماالَطَاقَة‬ ِ َّ
َ ‫الذ‬
‫ين‬ ِ
‫ر‬ ِ‫َنت موالَنَا فَانصرنَا َعلَى الْ َقوِم الْ َكاف‬
َ ْ ُْ َْ َ ‫أ‬
َّ ‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن أَقِ ِم‬
‫الصالَ َة‬ ِ ِ‫والْحم ُد ل‬
ِّ ‫له َر‬ َْ َ
Download Naskah Materi Khutbah Jumat

Anda mungkin juga menyukai