Anda di halaman 1dari 51

Zakat Untuk

Kesejahteraan Bersama
OLEH: SUPRIADI, SE

1
Potensi Zakat di Indonesia
 Hasil survey PIRAC

11 Kota Besar  Zakat  Rp. 4


Triliun

2
Potensi Zakat di Indonesia
 Pembayaran Zakat

 Atas Dasar Kesadaran Agama (99%)


Lebih Kuat
Pemahaman
 Motivasi ini
Lebih Langgeng Penge-
tahuan
3
Potensi Zakat di Indonesia
 Potensi Besar Belum Teraktualkan?

Sosialisasi Kelembagaan Pendayagunaan

Kese-
jahteraan
Pengaruh Yang Signifikan

Pengembangan
Dunia Usaha 4
Makna dan Hakikat Zakat

Secara bahasa (etimologi), zakat berarti:


 Suci

 Tumbuh • HARTA
 Berkembang • JIWA
 Berkah
• PERILAKU
 Beres

QS. 30:39, QS. 9:103, QS. 18:81

5
Makna dan Hakikat Zakat

Di dalam Al-Qur’an dan sunnah terdapat


pula beberapa kata yang sering digu-
nakan untuk Zakat :
 Shadaqah (QS. 9:60, QS. 9:103)

 Infaq (QS. 9:34)

 Hak (QS. 6:141)

6
Makna dan Hakikat Zakat


Shadaqah berasal dari kata‫( ص دق‬benar),
orang yang bershadaqah adalah orang yang
} ‫ص َدقَ ُة بُ ْرهَ ٌان{ا ل‬
benar imannya  ‫حديث‬ َّ ‫ا ل‬.
 Infaq mempunyai arti mengeluarkan harta
untuk suatu kebaikan yang diperintahkan Al-
lah SWT di luar zakat (QS. 2:195).
 Hak mempunyai makna zakat/shadaqah
merupakan hak para Mustahik, sekaligus hak
dari harta itu sendiri.
7
Makna dan Hakikat Zakat
Secara terminologis
 Zakat mempunyai arti mengeluarkan sebagian

harta dengan persyaratan tertentu untuk


diberikan kepada kelompok tertentu (mustahiq)
dengan persyaratan tertentu pula
 Infaq dan shadaqah mempunyai makna men-

geluarkan harta untuk kepentingan-kepentin-


gan yang diperintahkan Allah SWT di luar za-
kat. Shadaqah kadangkala dipergunakan untuk
sesuatu yang bersifat non materi
8
Urgensi dan Hikmah ZIS
1. Sebagai perwujudan dari keimanan kepada Al-
lah SWT dan keyakinan akan kebenaran
ajaran-Nya. (QS. 9:5, QS. 9:11)
2. Perwujudan syukur nikmat, terutama nikmat
benda. (QS. 93:11, QS. 14:7)
3. Meminimalisir sifat kikir, materialistik, egoistik
dan hanya mementingkan diri sendiri. Sifat
bakhil adalah sifat yang tercela yang akan
menjauhkan manusia dari rahmat Allah SWT.
(QS. 4:37).
9
Sabda Rasul Saw.
ِ َّ‫ الس َِّخ ُّى قَ ِريْبٌ ِّم َن هللاِ قَ ِريْبٌ ِّم َن الن‬: s ِ‫قَا َل َرس ُْو ُل هللا‬
‫اس‬
‫ار َو ْالبَ ِخ ْي ُل بَ ِع ْي ٌد ِّم َن هللاِ بَ ِع ْي ٌد ِّم َن‬ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫م‬
ِّ ‫د‬ ٌ ْ
‫ي‬ ‫ع‬ِ َ ‫ب‬ ‫ة‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ج‬
َ ْ
‫ال‬ ‫قَ ِريْبٌ ِّم َن‬
ُّ‫ار َو ْال َجا ِه ُل الس َِّخ ُّى َأ َحب‬ ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِّ ٌ‫ْب‬ ‫ي‬ ‫ر‬
ِ َ ‫ق‬ ‫ة‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ج‬ َ ْ
‫ال‬ ‫ن‬َ ‫م‬
ِّ ٌ
‫د‬ ْ
‫ي‬ ‫ع‬ِ َ ‫ب‬ ‫اس‬
ِ َّ ‫الن‬
.}‫ِإلَى هللاِ ِّم ْن َعابِ ٍد بَ ِخ ْي ٍل {رواه التّرمذى‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang pemurah itu dekat dengan Al-
lah, dekat dengan manusia, dekah dengan syurga, dan jauh dari neraka.
Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari
syurga, dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah,
itu lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi bakhil”. (HR.
Turmudzi).

10
Sifat kikir hanyalah akan menghancurkan
harta yang kita miliki. Setiap pagi di pintu
rumah kita ada Malaikat yang mendo’akan:

.ً ‫ت ُم ْم ِسكا ً تَلَفا‬ ِ ‫اللّه ّم اْئ‬


ِ ‫ت ُم ْنفِقا ً َخلَفا ً َواْئ‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Ya Allah berilah orang
yang berinfaq itu pengganti, dan orang yang menahan
diri (dari berzakat/berinfaq) kehancuran”.

11
Dalam sebuah hadits shahih lainnya,
Rasulullah Saw. bersabda:

َ ‫صنُ ْوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بِال َّز َكو ِة َو َدا ُو ْوا َم ْر‬


‫ضا ُك ْم‬ ِّ ‫َح‬
‫ص َدقَ ِة َوَأ ِع ُّد ْوا لِ ْلبَالَ ِء ال ُّد َعا ُء {رواه الخطيب‬ َّ ‫بِال‬
.}‫عن ابن مسعود‬
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bersihkanlah hartamu dengan
zakat, dan obatilah sakit kalian dengan bershadaqah, dan to-
laklah olehmu bencana-bencana itu dengan do’a". (HR.
Khatib dari Ibnu Mas’ud).

12
‫‪Urgensi dan Hikmah‬‬
‫‪ZIS‬‬
‫‪‬‬ ‫‪Membersihkan, mensucikan dan membuat‬‬
‫‪ketenangan jiwa Muzakki (orang yang‬‬
‫‪berzakat). Perhatikan Q.S. 70 : 19-25.‬‬

‫ص ْو ُم ْوا‬‫خمس ُك ْم َو ُ‬
‫َ‬ ‫ص لُّ ْوا‬
‫قال رسول هللا ‪ : s‬اِتَّقُ ْوا هللاَ َو َ‬
‫طيِّبَةً بِهَ ا َأ ْنفُس ُك ْم َوَأ ِط ْيع ُْوا‬
‫َش ْهر ُك ْم َوَأ ُّد ْوا َز َكاةَ َأ ْم َوالَ ُك ْم َ‬
‫َذا َأمر ُك ْم تَ ْد ُخلُ ْوا َجنَّةَ َربَّ ُك ْم{رواه الحاك م ع ن اب ى‬
‫أمامة}‪.‬‬
‫‪13‬‬
Artinya:
“Rasulullah Saw. bersabda: “Bertaqwalah kalian kepada
Allah, kerjakanlah shalat lima waktu, berpuasalah di bulan
Ramadhan, dan keluarkanlah zakat pada harta bendamu,
untuk kebaikan bagi dirimu dan ikutilah perintah pemimp-
inmu (yang membawa kepada kebaikan) niscaya Allah SWT
akan memasukkan kamu ke dalam syurga-Nya”. (HR.
Hakim dari Abi Umamah).

14
Urgensi dan Hikmah ZIS
 Harta yang dikeluarkan zakat dan infaq/ shadaqahnya
akan berkembang dan memberikan keberkahan kepada
pemiliknya. Pintu rizki akan selalu dibuka oleh Allah
SWT. (Q.S. 2 : 261, Q.S. 30 : 39, Q.S. 35 : 29-30).

،‫ التّواض ع الي ز ي د العب د إالّ رفع ة‬: s ‫قال رس ول هللا‬


ّ‫فتواضعوا يرفعك م هللا تعال ى والعف و الي ز ي د العب د إال‬
ّ
‫والص دقة الت ز ي د المال‬ ‫ع ّزاً فاعفوا يع ّزك م هللا تعال ى‬
.}‫إالّ كثرة فتص ّدقوا يرحمكم هللا {رواه ابن ابى ال ّدنيا‬
15
Artinya:
“Rasulullah Saw. bersabda: “Sikap rendah hati itu hanya
akan menambah seseorang makin menjadi mulia, maka dari
itu berlaku rendah hatilah kalian, niscaya Allah SWT akan
memuliakanmu. Sikap pemaaf hanya akan menambah seseo-
rang makin mulia, oleh karena itu banyak maaflah kalian,
niscaya Allah SWT akan memuliakanmu. Dan amal sedekah
itu hanyalah akan menambah seseorang makin banyak har-
tanya, maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah SWT akan
melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”. (HR. Ibnu Abu
Dunya).

16
Urgensi dan Hikmah ZIS
 Zakat, Infaq/Shadaqah merupakan perwujudan
kecintaan dan kasih sayang kepada sesama
ummat manusia. Kecintaan Muzakki akan
menghilangkan rasa dengki dan iri hati dari
kalangan Mustahik.
‫ الحس د يأك ل الحس نات كم ا تأك ل النّار‬: s ‫قال رس ول هللا‬
‫والص دقة تطف ئ الخطيئ ة كم ا يطف ئ الماء النّار‬
ّ ‫الحط ب‬
‫{رواه اب ن‬.‫والص يام جنّةٌ م ن النّار‬
ّ ّ
‫والص الة نور المؤم ن‬
.}‫ماجه‬
17
Artinya:

“Rasulullah Saw. bersabda: “Dengki itu bisa meng-


habiskan kebaikan, sebagaimana api membakar
kayu; sedekah itu dapat menghapuskan kesalahan,
sebagaimana air dapat memadamkan api; shalat itu
adalah cahaya orang yang beriman, dan puasa
adalah perisai dari siksa api neraka”. (HR. Ibnu
Majah).

18
‫ ترى المؤمنين فى تراحمهم‬: s ‫رسول هللا‬
‫وتواددهم وتعاطفهم كمثل الجسد إذا اشتكى‬
.‫عض ٌو تداعى له سائر جسده بالسّهر والح ّمى‬
.}‫البخارى‬ ‫رواه‬ {
“Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau akan melihat orang-
orang yang beriman dalam kasih sayang mereka, dalam
kecintaan mereka dan dalam keakraban mereka antar
sesamanya adalah bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu
anggotanya merasakan sakit, maka sakitnya itu akan merem-
bet ke seluruh tubuhnya, sehingga (semua anggota tubuhnya)
merasa sakit, dan merasakan demam (karenanya)”. (HR.
Bukhari).

19
Urgensi dan Hikmah ZIS

7. Zakat, Infaq/Shadaqah, merupakan salah satu sum-


ber dana pembangunan sarana dan prasarana yang
harus dimiliki ummat Islam, seperti sarana pen-
didikan, kesehatan, institusi ekonomi, dan seba-
gainya (Q.S. 9 : 71).
8. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar,
sebab zakat bukanlah membersihkan harta yang ko-
tor, melainkan membersihkan harta yang didapat
dengan cara yang bersih dan benar, dari harta
orang lain (Q.S. 51 : 19).

20
ّ : s ‫قال رس ول هللا‬
‫إن هللا اليقب ل‬
.}‫ {رواه مسلم‬.‫صدقة عن غلول‬
"Sabda Rasul : " Sesungguhnya Allah
tidak akan menerima shadaqah yang ada
unsur tipu daya". (H.R. Muslim).

21
Urgensi dan Hikmah ZIS
9. Dari sisi pembangunan kesejahteraan ummat, zakat
merupakan salah satu instrumen pemerataan pendap-
atan, dengan zakat yang dikelola dengan baik,
dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekali-
gus pemerataan pendapatan, economic with equity (Q.S.
59 : 7).
10. Ajaran zakat, infaq/shadaqah sesungguhnya mendorong
kaum muslimin untuk memiliki etos kerja dan usaha yang
tinggi, sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping
dapat memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya
juga bisa memberi kepada orang yang berhak meneri-
manya.
22
Ancaman bagi Penolak Mem-
bayar Zakat
1. Harta bendanya akan berubah menjadi azab di akhirat kelak (QS. 9
: 34-35).
2. Enggan berzakat dianggap mengambil harta para mustahik (QS. 9 :
60).
3. Enggan berzakat sama dengan mengundang azab Allah dalam ke-
hidupan dunia ini, misalnya kemarau yang panjang (H.R.
Thabrani dari Ibn Abbas).
4. Keberkahan harta dan kemaslahatan hidup akan hilang/berkurang
dengan sebab enggan berzakat.
5. Abu Bakar Shiddiq pernah memerangi orang yang enggan berza-
kat.
6. Rasulullah Saw. pernah akan melakukan isolasi sosial bagi orang
yang enggan untuk berzakat.

23
Zakat, infaq dan shadaqah

Urgensi dan Hikmah sama

Beda antara Zakat •Tidak ada nishab (Qs 3:134)


Vs •Tidak ada prosentase
Infaq dan Shadaqah •Penerima luas (Qs 2:215)

24
Harta Obyek Zakat

Tafsili (terurai) Ijmali (Global)


 Emas-perak Qs 9:34-35  Harta (Qs 9:103)
 Hasil pertanian Qs 6:141  Hasil usaha yang baik/
 Peternakan (al-hadits)
halal (Qs 2:267)
 Perdagangan (al-hadits)
 Beberapa hadits Nabi
 Hasil temuan/rikaz (al-ha-
dits)
Fatwa Ulama : Mu’tamar Internasional I tentang zakat di
Kuwait (30 April 1984 M), antara lain: profrsi, perusahaan
dan kegiatan usaha lainnya.
25
Contoh: Hasil Profesi
Hasil profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaries, dll)
merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di
masa salaf (generasi terdahulu). Oleh karena itu, bentuk kasab ini tidak
banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan zakat. Lain halnya
dengan bentuk kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, pe-
ternakan dan perniagaan. Ketiga bidang ini mendapat porsi pembahasan
yang sangat memadai dan mendetail. Meskipun demikian, bukan berarti
harta yang di dapat dari hasil profesi tersebut bebas dari zakat. Hal ini
disebabkan, zakat pada hakekatnya adalah pungutan harta yang diambil
dari orang-orang mampu untuk dibagikan kepada orang-orang miskin di-
antara mereka (sesuai dengan ketentuan syara’). Adapun istilah ulama
salaf bagi pendapatan rutin atau gaji yang didapatkan seseorang biasa
adalah a’thoyat. Sedangkan untuk profesi biasanya disebut dengan al-
maalul musthafaad.
26
Contoh: Hasil Profesi

Beberapa riwayat menjelaskan hal tersebut, diantaranya


adalah riwayat dari Ibnu Mas’ud, Mu’awiyah dan Umar bin
Abdul Aziz yang menjelaskan bahwa beliau mengambil za-
kat dari a’thoyat, jawaiz (hadiah) dab al-madholim (barang
ghasab yang dikembalikan). Abu Ubaid meriwayatkan,
“Adalah Umar bin Abdul Aziz memberi upah kepada peker-
jaannya dan mengambil zakatnya, dan apabila mengemba-
likan al-madholim (barang ghasab yang dikembalikan) di-
ambil zakatnya, dan beliau juga mengambil zakat dari
a’thoyat (gaji rutin) yang diberikan kepada yang meneri-
manya”.
27
Zakat Profesi

 Nishab Analogi zakat pertanian Qiyas


 Prosentase Analogi zakat emas Syabah
 Nishab  5 ausaq  524 kg beras  dikelu-
arkan setiap panen/hasil  QS. 6:141
 Contoh : Gaji setiap bulan  zakat 2 ½ %

28
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
1. Ayat-ayat Qur’an yang bersifat umum yang mewa-
jibkan semua jenis harta dikeluarkan zakatnya
2. Berbagai pendapat para ulama terdahulu maupun
sekarang, meskipun dengan menggunakan istilah
yang berbeda. Sebagian dengan menggunakan isti-
lah yang bersifat umum yaitu al-amwaal, sementara
sebagian lagi secara khusus memberikan istilah
dengan istilah al-mustafad seperti teradapat dalam
fiqh zakat dan al-fiqh al-Islamy wa ‘Adillatuhu.

29
Beberapa alasan Kewajiban
Zakat Profesi, antara lain:
3. Dari sudut keadilan – yang merupakan ciri utama ajaran Islam
– penetapan kewajiban zakat pada setiapa harta yang dimiliki
akan terasa sangat jelas, dibandingkan dengan hanya mene-
tapkan kewajiban zakat pada komoditas-komoditas tertentu
saja yang konvensional. Petani yang saat ini kondisinya secara
umum kurang beruntung, tetapi harus berzakat, apabila hasil
pertaniannya telah mencapaia nishab. Karena itu sangat adil
pula, apabila zakat inipun bersifat wajib pada penghasilan yang
didapatkan para dokter, para ahli hukum, konsultan dalam
berbagai bidang, para dosen, para pegawai dan karyawan yang
memiliki gaji tinggi, dan profesi lainnya.

30
Beberapa alasan Kewajiban
4.
Zakat Profesi, antara lain:
Sejalan dengan perkembangan kehidupan ummat manusia,
khususnya dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan melalui
keahlian dan profesi ini akan semakin berkembang dari waktu ke
waktu. Bahkan akan menjadi kegiatan ekonomi yang utama,
seperti terjadi di negara-negara industri sekarang ini. Penetapan
kewajiban zakat kepadanya, menunjukkan betapa hukum Islam
sangat aspiratif dan responsif terhadap perkembangan zaman. Afif
Abdul Fatah Thabari menyatakan bahwa aturan dalam Islam itu
bukan saja sekedar berdasarkan pada keadilan bagi seluruh um-
mat manusia, akan tetapi sejalan dengan kemaslahatan dan kebu-
tuhan hidup manusia, sepanjang zaman dan keadaan, walaupun
zaman itu bebeda dan berkembang dari waktu ke waktu.

31
Zakat Perusahaan
 Adapun yang menjadi landasan hukum kewa-
jiban zakat pada perusahaan adalah nash-nash
yang bersifat umum  QS. 2:267, QS. 9:103.
Juga merujuk pada hadits riwayat imam Bukhari
(hadits ke-1448 dan dikemukakan kembali dalam
hadits ke-1450 dan 1451) dari Muhammad bin
Abdillah al-Anshari dari bapaknya, ia berkata
bahwa Abu Bakar r.a. telah menulis sebuah surat
yang berisikan kewajiban yang diperintahkan Ra-
sulullah Saw.
32
Hadits Rasulullah Saw.

ُ ‫ق َوالَ يُفَ َّر‬


‫ق بَ ْي َن ُم ْجتَ َم ٍع‬ ‫ر‬َ ‫ت‬‫ف‬ْ
ٍ ِ ‫الَ يُ ْج َم ُع بَ ْي َن ُم‬
َّ ‫َخ ْشيَةَ ال‬
.‫ص َدقَ ِة‬
“..... Dan janganlah disatukan (dikumpulkan)
harta yang mula-mula terpisah. Sebaliknya jan-
gan pula dipisahkan harta yang pada mulanya
bersatu, karena takut mengeluarkan zakat".

33
Hadits Rasulullah Saw.

‫ان‬
ِ ‫ع‬َ ‫ج‬
َ ‫ا‬‫ر‬َ َ ‫ت‬َ ‫ي‬ ‫ا‬‫م‬ ُ ‫ه‬َّ ‫ن‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬ ْ
‫ي‬ َ
َ ‫ان ِم ْن َخلِ ْيط ِ ِإ‬ َ ‫َو َما َك‬
.‫بَ ْينَهُ َما بِالس َِّويَّ ِة‬
"..... Dan harta yang disatukan dari dua orang
yang berkongsi, maka dikembalikan kepada
keduanya secara sama".

34
Hadits tersebut pada awalnya, berdasarkan asbab al-
wurud-nya, adalah hanya berkaitan dengan
perkongsian dalam hewan ternak, sebagaimana
dikemukakan dalam berbagai kitab fiqhAkan tetapi
dengan dasar qiyas (analogi) dipergunakan pula un-
tuk berbagai syirkah dan perkongsian serta ker-
jasama usaha dalam berbagai bidang. Apalagi
syirkah dan perkongsian itu merupakan kegiatan us-
aha yang sangat dianjurkan oleh ajaran Islam, seba-
gaimana dikemukakan dalam sebuah hadits riwayat
Imam Abu Dawud, dari Abu Hurairah r.a. yang di-
marfu’-kannya (dinisbahkan kepada Rasulullah
Saw.), beliau bersabda,

35
ُ ِ‫ َأنَا ثَال‬: ‫ِإ َّن هللاَ تَعاَلَى يَقُ ْو ُل‬
‫ث ال َّش ِر ْي َك ْي ِن َمالَ ْم‬
‫ت ِم ْن‬ْ ‫احبُهُ فَِإ َذا َخانَهُ َخ َر َج‬ ِ ‫ص‬ َ ‫يَ ُخ ْن َأ َح ُدهُ َما‬
.‫بَ ْينِ ِه ْم‬
“Sesungguhnya Allah SWT berfirman :
“Aku adalah pihak ketiga dari dua orang
yang berkongsi (berserikat) selam salah
satunya tidak berkhianat kepada yang
lainnya. Jika terjadi pengkhianatan,
maka Aku akan keluar dari mereka".

36
Zakat Perusahaan

 Landasan hukum : Qs 2:267, Qs 9:103, Hadits


dalam Shahih Bukhari no 1448, 1450 dan 1451
 UU No 38 tahun 1999, tentang pengelolaan za-
kat, bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b) dike-
mukakan bahwa diantara obyek zakat yang wa-
jib dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan
dan perusahaan.

37
Berdasarkan hadits-hadits tersebut, keberadaan perusa-
haan sebagai wadah usaha menjadi badan hukum (recht
person). Karena itu Muktamar Internasional Pertama ten-
tang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H) menyatakan
bahwa kewajiban zakat sangat terkait dengan perusa-
haan, dengan catatan antara lain adanya kesepakatan
sebelumnya antara para pemegang saham, agar terjadi
keridhaan dan keikhlasan ketika mengeluarkannya. Ke-
sepakatan tersebut seyogyanya dituangkan dalam aturan
perusahaan, sehingga sifatnya menjadi mengikat. Pe-
rusahaan, menurut hasil muktamar tersebut termasuk ke
dalam syakhsan i'tibaran (badan hukum yang dianggap
orang) atau syakhsiyyah hukmiyyah menurut Mustafa
Ahmad Zarqa.
38
Oleh karena diantara individu itu kemudian timbul
transaksi, meminjam, menjual, berhubungan dengan pi-
hak luar, dan juga menjalin kerja sama. Segala kewa-
jiban dan hasil akhirnya pun dinikmati secara bersama,
termasuk didalamnya kewajiban kepada Allah SWT
dalam bentuk zakat. Tetapi diluar zakat perusahaan, tiap
individu juga wajib mengeluarkan zakat, sesuai dengan
penghasilan dan juga nishab-nya.
Dalam kaitan dengan kewajiban zakat perusahaan ini,
dalam undang-undang No. 38 Tahun 1999, tentang Pen-
gelolaan Zakat, Bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b)
dikemukakan bahwa di antara objek zakat yang wajib
dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan dan perusa-
haan.
39
Mustahiq Zakat

5. Fuqara 5. Memerdekakan bu-


6. Masakin dak
7. ‘Amilin ‘Alaiha 6. Orang-orang yang
berhutang
8. Muallaf
7. Sabilillah
8. Ibn Sabil

40
Azas Pelaksanaan (Manaje-
men) Zakat
Muzakki Amil/petugas Mustahiq

Doa (Qs
9:103)

Zakat Ada petugas/lembaga amil

Bersifat otoritatif disamping kari-


tatif

41
Manfaat Melalui Lembaga

Lembaga /petugas : BAZ dan LAZ (UU 38/99)


Manfaat :
1. Kepastian muzakki membayar zakat

2. Menghilangkan rasa rendah diri mustahiq

3. Efisiensi dan efektivitas (pengumpulan dan

penyaluran)
4. Syiar Islam

42
Contoh Pengelolaan zakat
Zakat = hak mutlak Mustahiq (Qs 9:60)
a. Orang yang bekerja  tidak memenuhi kebu-
tuhan hidup, diberi modal usaha dan peralatan
bekerja , didampingi, diawasi dan dibina oleh
Amil
b. Orang yang tidak mampu bekerja (fisik, usia),
diberi zakat konsumtif atau modal yang diusa-
hakan oleh orang/lembaga lain (dengan sistem
Syirkah)

43
Contoh Pengelolaan zakat

c. BAZ/LAZ  mendirikan kegiatan usaha.


Contoh : Pabrik, dimana pekerjanya dan
kepemilikan sahamnya adalah para
mustahiq
d. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
e. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan
f. Untuk meningkatkan kualitas da’wah, dll

44
Contoh Pengelolaan zakat

Catatan :
Perlu dilakukan sinergi/ta’awun antar
badan/lembaga zakat, terutama dalam
praktek pendistribusian /pemanfaatan
zakat dan bekerjasama dengan lembaga
keuangan syari’ah

45
Persyaratan Lembaga Zakat

1. Amanah
2. Terbuka
3. Profesional (memiliki waktu yang cukup)
4. Mengerti masalah zakat
5. Memiliki data Muzakki-Mustahiq
6. Memiliki program kerja
7. Memiliki badan hukum
8. Bersedia diaudit secara terbuka

46
Balasan bagi amil yang
amanah
1. Akan mendapatkan rahmat dan pertolongan Al-
lah swt
2. Akan menjadi amal shaleh yang bernilai abadi di
hadapan Allah swt
3. Menolong dan memudahkan urusan orang lain
akan dimudahkan urusannya oleh Allah swt
4. Berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup
orang-orang lemah, akan ditolong dan dimu-
dahkan rezekinya oleh Allah swt
5. Dan keutamaan lainnya
47
Wallahu A’lam bi Ash-Shawab

48
Potensi Zakat

Potensi zakat di Indonesia menurut Menteri Agama Said


Aqiel Munawar per tahunnya mencapai Rp. 7,5 triliun. Se-
mentara hasil survei yang dilakukan PIRAC (public interest
Research and Advocacy Center) mengenai Pola dan Ke-
cenderungan Masyarakat Berzakat di 11 kota besar
menyebutkan bahwa nilai zakat yang dibayarkan para
muzakki berkisar antara Rp. 124.200/tahun. Sedangkan ni-
lai zakat yang dibayarkan berkisar antara Rp. 44.000 sam-
pai Rp. 339.000 per tahun. Dari data tersebut PIRAC
memperkirakan jumlah dana ZIS yang tergalang di In-
donesia berjumlah sekitar Rp. 4 triliun.

49
Potensi Zakat
Besarnya potensi dana ZIS ini dikarenakan ajaran agama men-
jadi motivasi utama masyarakat untuk berderma. Hal ini tercer-
min dari salah satu hasil survei “Potensi dan Perilaku Masyarakat
dalam Menyumbang” yang dilakukan PIRAC di 11 kota besar di
Indonesia. Salah satu temuan menarik dari survei yang meli-
batkan 2.500 orang responden tersebut adalah dominannya
peran ajaran agama dalam mempengaruhi seseorang untuk
menyumbang. Hampir seluruh responden (99%) mengaku
menyumbang karena dorongan ajaran agama. Kegiatan keaga-
maan juga mendapatkan porsi sumbangan yang cukup besar
karena sebagian besar dari responden (84%) mengaku pernah
menyumbang untuk organisasi keagamaan atau kegiatan
keagamaan.
50
Potensi Zakat

Hanya sebagian kecil saja (16%) yang mengaku dalam


setahun terakhir ini tidak pernah menyumbang oragan-
isasi atau kegiatan keagamaan. Sedangkan rata-rata
jumlah sumbangan untuk organisasi atau kegiatan
kegamaan pun relatif besar yaitu mencapai Rp. 304.679
per tahun atau setara dengan US$ 34 (jika 1 US$ = Rp.
10.000,-). Potensi ini akan bisa diaktualkan manakala
langkah-langkah dan upaya sistematis dilakukan dengan
amanah, profesional dan penuh tanggungjawab.
Langkah-langkah tersebut antara lain mencakup: Sosial-
isasi, kelembagaan dan pendayagunaan.
51

Anda mungkin juga menyukai