Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pengampu : Nurlaili Adkhi Rizfa Faiza, M.E.

Alfi Durrotun
Amira Khatijah Adela Putri Annisa
Na’imah
21401028 21401139
21401026
1 Konsep Keadilan Distribusi

2 Hak Orang Lain pada Harta orang Muslim

3 Larangan Menimbun
Secara bahasa, distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution yang
mempunyai arti penyaluran dan pembagian. Secara istilah distribusi merupakan suatu
proses penyaluran atau penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan
para pemakai
Tujuan distribusi di antaranya:
1. menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat,
2. mengurangi ketidaksamaan pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat,
3. untuk menyucikan jiwa dan harta dari segala bentuk kotoran lahir ataupun batin,
4. untuk membangun generasi yang unggul,
5. untuk mengembangkan harta dari dua sisi spiritual dan ekonomi,
6. untuk pendidikan dan mengembangkan dakwah Islam melalui ekonomi,
7. dan untuk terbentuknyasolidaritas social di kalangan masyarakat
Definisi Menurut Hadist Nabi
Rasulullah sangat menganjurkan agar umat Islam mendistribusikan sebagian
harta dan penghasilan mereka. Distribusi yang dimaksud Nabi terbagi menjadi dua
jenis, yaitu distribusi barang dan jasa.
Ada dua jenis perbedaan dalam distribusi, yaitu yang pertama bersifat profit taking
(untuk mendapat keuntungan) dan yang kedua non-profit taking (tidak untuk mendapat
laba atau keuntungan).

Prinsip-prinsip distribusi
1. Prinsip keadilan dan pemerataan
2. Prinsip persaudaraan dan kasih saying
3. Prinsip solidaritas sosial
Secara definisi memahai arti keadilan tidak begitu sulit karena
terdapat beberapa perumusan sederhana. Namun untuk memahami tentang makna
keadilan tidaklah semudah membaca teks pengertian yang diberikan oleh para
pakar, karena ketika berbicara tentang makna berarti sudah bergerak dalam
tataran filosofis yang perlu perenungan secara mendalam sampai pada hakikat
yang paling dalam.
َ َ‫سلَّ َم يَقُو ُل ت‬
‫ص َّدقُوا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫س ِم ْعتُ النَّب‬ َ ‫ب قَا َل‬ ٍ ‫ارثَةَ بْنَ َو ْه‬ َ ‫َّدثَنَا َم ْعبَ ُد ب ُْن خَا ِل ٍد قَا َل‬
ِ ‫س ِم ْعتُ َح‬
‫ت بِ َها بِ ْاْل َ ْم ِس‬
َ ْ‫الر ُج ُل لَ ْو ِجئ‬َّ ‫ص َدقَتِ ِه فَ ََل يَ ِج ُد َم ْن يَ ْقبَلُ َها يَقُو ُل‬
َ ِ‫الر ُج ُل ب‬ َ ‫فَإِنَّهُ يَأْتِي‬
ٌ ‫علَ ْي ُك ْم زَ َم‬
َّ ‫ان يَ ْم ِشي‬
‫لَقَ ِب ْلت ُ َها فَأ َ َّما ْاليَ ْو َم فَ ََل َحا َجةَ ِلي ِب َها‬

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar Haritsah bin Wahab
berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Bershadaqalah, karena nanti akan datang
kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling dengan membawa shadaqahnya namun dia tidak
mendapatkan seorangpun yang menerimanya. Lalu seseorang berkata,: "Seandainya kamu datang membawanya
kemarin pasti aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi". (HR. Bukhari) [ No. 1411 Fathul
Bari] Shahih.
Terdapat dua rumusan tentang keadilan:
1. Pandangan bahwa yang dimaksudkan dengan keadilan itu ialah keserasian
antara penggunaan hak dan pelaksanaan kewajiban selaras dengan dalil
‚neraca hukum‛ yakni ‚takaran hak dan kewajiban‛.
2. Pandangan para ahli hukum yang pada dasarnya merumuskan bahwa
keadilan itu adalah keserasian antara kepastian hukum dan kesebandingan
hukum.
Hak orang lain dalam harta orang muslim itu yang dimaksud
adalah zakat. Bagi seorang muslim yang mempunyai kekayaan
berlimpah diwajibkan untuk berzakat kepada orang miskin. Ekonomi
islam akan berusaha untuk selalu menyejahterakan masyarakat yang
ekonominya kurang beruntung.
Di dalam al-qur’an sudah dijelaskan pada Surat Adz-Dzariyat ayat 19
yang berbunyi,
ِ ‫سا ٓ ِئ ِل َو ْٱل َم ْح ُر‬
‫وم‬ َّ ‫َو ِف ٓى أ َ ْم َٰ َو ِل ِه ْم َح ٌّق ِلل‬
Artinya : “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
Definisi
Menurut bahasa zakat mempunyai arti tumbuh dan berkembang.
Sedangkan menurut syariat, zakat merupakan kewajiban memberikan harta
tertentu, kepada kalangan orang tertentu, dengan ukuran dan dalam waktu
tertentu, serta memperhatikan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
Menurut Syekh Ahmad Zainuddin bin Abdul Aziz al-Maribari
dalam kitab karangannya yang berjudul fathul mu’in dijelaskan bahwa zakat
mal merupakan harta yang dikeluarkan dari harta benda yaitu emas, perak,
binatang, tumbuhan (biji - bijian), dan harta perniagaan.

Dasar Hukum
At-Taubah Ayat 103
‫س ِمي ٌع‬ َّ ‫س َك ٌن لَّ ُه ْم ۗ َو‬
َ ُ‫ٱّلل‬ َ ‫صلَ َٰوت َ َك‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬ َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِهم ِب َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َٰ َو ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
‫ع ِلي ٌم‬
َ
Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
1. Beragama Islam

2. Baligh dan Berakal


Syarat wajib adalah hal-hal yang
membuat seorang menjadi wajib
untuk melakukan zakat mal.
3. Merdeka
Bila salah satu syarat ini tidak
terpenuhi pada diri seseorang,
4. Memiliki hak penuh atas hartanya maka zakat mal itu menjadi
tidak wajib atas dirinya.

5. Telah mencapai satu nishab

6. Sudah genap satu tahun atas kepemilikan harta itu


َّ َ ‫اب ا‬
Di dalam Kitab Bulughul Marom bab ِ‫لز َكاة‬ ُ َ ‫ ِكت‬hadist nomor 621 juga
dijelaskan bahwa,

‫ث ُمعَاذًا‬ َّ ِ‫ ( أَ َّن اَلنَّب‬:‫ع ْن ُه َما‬


َ َ‫ي صلى هللا عليه وسلم بَع‬ َّ َ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬
ٍ ‫عب‬َ ‫ع ِن اِب ِْن‬
َ
‫علَ ْي ِه ْم‬ َ َّ َ ‫ ( أَ َّن‬:‫ َو ِفي ِه‬,‫ِيث‬
َ ‫َّللا قَ ِد اِ ْفتَ َر‬
َ ‫ض‬ َ ‫رضي هللا عنه ِإلَى ا َ ْليَ َم ِن ) فَ َذ َك َر ا َ ْل َحد‬
ُ ‫ َواللَّ ْف‬,‫علَ ْي ِه‬
‫ظ‬ َ ‫ فَت ُ َر ُّد فِي فُقَ َرائِ ِه ْم ) ُمتَّفَ ٌق‬,‫ تُؤْ َخذُ ِم ْن أ َ ْغنِيَائِ ِه ْم‬,‫ص َدقَةً فِي أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ
ِ ‫ِل ْلبُخ‬
‫َاري‬
Artinya : “Dari Ibnu Abbas r.a bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan
didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara
mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka." Muttafaq
Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.” Hadist ini termasuk hadist yang
shahih
Dari aspek ekonomi, zakat mempunyai manfaat yaitu untuk menghindari penumpukan harta
pada beberapa kalangan, mendistribusikan harta secara lebih adil dan merata, dapat menyejahterakan
kaum yang mempunyai kekurangan dalam hal materi/ harta dan diharapkan menghasilkan tata
ekonomi yang harmoni dan pertumbuhan ekonomi yang baik.
Selain itu dari aspek spiritual juga mempunyai manfaat, yaitu memperkuat iman kita,
menjaga sumber daya ekonomi atau distribusi kekayaan publik yang pada hakikatnya untuk
menyediakan atau mencukupi kebutuhan sehari hari umat Islam agar mereka dapat menunaikan
ibadah kepada Tuhan
Ihtikar adalah seseorang manahan suatu barang/komoditas padahal
dia tidak membutuhkannya sedangkan orang lain sangat membutuhkannya,
lalu dia akan menjualnya saat harga sudah naik tinggi sehingga menyulitkan
orang lain untuk mendapatkannya. Ihtikar jelas merupakan tindakan yang
dilarang karena menimbulkan kerugian besar bagi orang banyak.
ِ ‫اس ا َ ۡش َيا ٓ َء ُه ۡم َو ََل ت َعۡ ث َ ۡوا فِى ۡاَلَ ۡر‬
َ‫ض ُم ۡف ِس ِد ۡين‬ َ َّ‫سوا الن‬
ُ ‫َو ََل ت َ ۡب َخ‬
Artinya :” Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-
haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi”. (Q.S Asy-Syu'arâ:183)
Pada ayat di atas Allah Swt melarang berbuat kerusakan di muka
bumi. Kaitannya dengan Ihtikar, perilaku ini dapat menimbulkan kerusakan
pada perekonomian dan moral.
‫سو ُل‬ ُ ‫ب يُ َح ِد‬
ُ ‫ث أَ َّن َم ْع َم ًرا قَا َل قَا َل َر‬ َ ‫س ِعي ُد ب ُْن ْال ُم‬
ِ َّ‫سي‬ َ َ‫س ِعي ٍد قَا َل َكا ن‬ َ ‫َء ْن َي ْح‬
َ ‫ي َو ُه َو اب ُْن‬
َ ‫س ِع ْي ٍد فَ ِٕا نَّ َك ت َ ْحت َ ِك ُر قَا َل‬ َّ َ ‫َّللاُ َءلَ ْي ِه َو‬
َّ ‫صلَّى‬
‫س ِع ْي ٌد ِٕا َّن‬ ٌٔ ‫سل َم َم ْن ا ْحت َ َك َر فَ ُه َو خَا ِط‬
َ ‫ى فَ ِق ْي َل ِل‬ ِ َّ
َ ‫َّللا‬
َ ‫ث َه َذا ا ْل َح ِد‬
)‫يث َكا نَ َي ْحت َ ِك ُر (رواه مسلم‬ ُ ‫َم ْع َم ًرا الَّذِي َكا نَ يُ َح ِد‬
Artinya : “Dari Yahya yaitu Ibnu Sa'id, dia berkata; Sa'id Ibn
Musayyab menceritakan bahwa Ma'mar berkata, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa menimbun barang, maka dia berdosa”. (HR. Muslim)

Hadits di atas mengatakan bahwa sabda Rasulullah Saw di atas


memberi peringatan keras kepada para pebisnis yang melakukan tindakan
ihtikar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, menjual dengan
harga sesuka hatinya tanpa memikirkan kebutuhan masyarakat, dan
menjalankan usaha tanpa mengindahkan aturan-aturan Allah Swt dan Rasul-
Nya.

Anda mungkin juga menyukai