Pengertian zakat maal adalah harta yang dikeluarkan dari sebagian harta yang kita miliki, dan diberikan
kepada mereka yang berhak menerima (mustahik), dengan ketentuan yang sudah ditentukan. Zakat maal
ini ditentukan oleh haul (masanya) atau ketika sudah mencapai ukuran satu nisab.
Jika zakat fitrah berfungsi sebagai pembersih diri, dan dikeluarkan dalam bentuk makanan pokok, maka
penyebutan zakat maal ini juga berfungsi sebagai pembersih atas harta yang telah kita miliki, karena kita
ketahui sendiri bahwa semua yang kita miliki juga atas pemberian Allah swt.
Berbicara hukum, zakat maal ini hukumnya fardhu ‘ain atau wajib bagi siapapun yang kekayaannya
sudah mencapai ukuran satu haul atau nisab (batas minimal harta yang sudah wajib dikeluarkan
zakatnya.). Hal ini seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat at-Taubah (9) ayat 103:
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendoalah untuk mereka”
Karena berkaitan dengan harta, maka juga ada syarat-syarat tertentu bagi orang yang akan mengeluarkan
zakat maal ini, yakni:
1. Beragama Islam
2. Merdeka
3. Sudah mencapai ukuran nisab harta tersebut
4. Sudah mencapai satu tahun (untuk hasil pertanian maka dikeluarkan setiap kali panen)
5. Milik pribadi, tidak punya orang lain atau yang bersifat hutang
Mengenai dalil zakat maal ini sendiri juga dijelaskan dalam QS. At- Tauwbah (9) : 34, yang berrbunyi:
… ٣٤ ب أَلِ ٖيم
ٍ يل ٱهَّلل ِ فَبَش ِّۡرهُم بِ َع َذا َّ َِب َو ۡٱلف
َ ضةَ َواَل يُنفِقُونَ َها فِي
ِ ِ سب َّ ََوٱلَّ ِذينَ يَ ۡكنِ ُزون
َ ٱلذه
Artinya:
“ …Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”
Selain itu ada juga hadits nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah,
bahwa beliau perrnah mendengar nabi bersabda:
َ َوتَأْتِي ال َغنَ ُم َعلَى، تَطَ ُؤهُ بِأ َ ْخفَافِ َها، ِإ َذا ه َُو لَ ْم يُ ْع ِط ِفي َها َحقَّ َها، ْصا ِحبِ َها َعلَى َخ ْي ِر َما كَانَت
«صا ِحبِ َها َعلَى َخ ْي ِر َما كَانَتْ إِ َذا ِ تَأْتِي
َ اإلبِ ُل َعلَى
ُ َ َ َ ْ َ ُ َ
َوتنط ُحهُ بِق ُرونِ َها، تطؤهُ بِأظالفِ َها،»لَ ْم يُ ْع ِط فِي َها َحق َها..
ْ َ َّ
Artinya:
“Suatu hari kelak (Hari Kiamat), unta-unta akan datang kepada pemiliknya dalam keadaan yang baik-
baik, (tetapi) jika pemiliknya tidak memberikan hak (zakat) atas unta tersebut, maka unta tersebut akan
menginjak-injak pemiliknya, dan kelak juga akan datang (pada Hari Kiamat) kambing kepada pemliknya
dengan keadan yang baik, jika pemilik kambing tersebut tidak memberikan hak (zakat), maka kambing
itu akan menginjang-injak dan menanduki pemiliknya dengan tanduknya” (HR. Imam Bukhari)
1. Harta kekayaan
2. Hewan ternak, seperti kambing, sapi, unta , dan lain sebagainya
3. Benda berharga seperti emas, perak, dan lain-lainnya
4. Harta hasil pertanian atau makanan pokok
5. Harta hasil perniagaan
6. Harta rikaz (barang temuan)
Para Mustahik ini dalam al-Qur’an juga sudah dijelaksan dalam QS. at-Taubah (9): 60, yang berbunyi
ِِ ۗ ض ٗة ِّمنَ ٱهَّلل
َ سبِي ۖ ِل فَ ِري
َّ يل ٱهَّلل ِ َو ۡٱب ِن ٱل َ ب َو ۡٱل ٰ َغ ِر ِمينَ َوفِي
ِ ِسب ِ ٱلرقَا َ ٰ ص َد ٰقَتُ لِ ۡلفُقَ َرٓا ِء َو ۡٱل َم
ِّ س ِكي ِن َو ۡٱل ٰ َع ِملِينَ َعلَ ۡي َها َو ۡٱل ُم َؤلَّفَ ِة قُلُوبُ ُهمۡ َوفِي َّ نَّ َما ٱل
٦٠ يمٞ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َح ِك
Artinya:
“ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa mustahik itu terdiri dari delapan golongan:
Semoga dengan penjelasan singkat ini bisa menggugah hati kita semua untuk senantiasa menyisihkan atau
minimal memanajemen apa-apa yang telah diberikan Allah kepada kita. Supaya kita juga bisa berbagi dan
meringankan beban hidup mereka semuanya.