ك َس َك ٌن َ ص لِّ َعلَ ْي ِه ْم ِإ َّن َ َص الت َ يه ْم بِهَ ا َو َ ُخ ْذ ِم ْن َأ ْم َوالِ ِه ْم ِ ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّك )١٠٣( لَهُ ْم َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Dalil perintah Zakat )٤٣( ين ُ َِوَأق َ يموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِع “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku.” (QS. Al- Baqarah: 43) Perintah zakat ini berulang di dalam Al-Qur‘an dalam berbagai ayat sampai berulang hingga 32 kali. Begitu juga dalam sabda Nabi ketika memerintahkan pada Mu‘adz yang ingin berdakwah ke Yaman, “Jika mereka telah mentaati engkau (untuk mentauhidkan Allah dan menunaikan shalat ), maka ajarilah mereka sedekah (zakat) yang diwajibkan atas mereka di mana zakat tersebut diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan kemudian disebar kembali oleh orang miskin di antara mereka. (HR. Bukhari) Hukum Menolak Berzakat Pertama: Orang yang mengingkari kewajiban zakat. Sebagaimana yang sudah maklum bahwa bahwa zakat adalah bagian dari rukun Islam. Para ulama bersepakat (berijma‘) bahwa siapa yang menentang dan mengingkari rukun tarsebut, termasuk di dalamnya kewajiban zakat, maka ia telah kafir dan murtad dari Islam. Karena ini adalah perkara ma‘lum minad diini bid doruroh, yaitu sudah diketahui akan wajibnya. Imam Nawawi Rahimahullah berkata, “Barangsiapa mengingkari kewajiban zakat di zaman ini, ia kafir berdasarkan kesepakatan para ulama.” Kedua: Orang yang enggan menunaikan zakat karena bakhil, bukan karena inkar, maka hukum orang yang seperti ini adalah fasik, Karena telah melakukan maksiat, yaitu melanggar perintah yang telah ditetapkan oleh Allah. Ancaman Enggan Berzakat 1. Ancaman siksa yang amat berat.
ينَ يل هَّللا ِ َوالَّ ِذ
ِ ِون َع ْن َسب َ ص ُّد ُ َاط ِل َوي ِ َاس بِ ْالب ِ َّون َأ ْم َوا َل الن َ ُان لَيَْأ ُكل َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ ِ َين آ َمنُوا ِإ َّن َكثِيرًا ِم َن األحْ ب ِ َار َوالرُّ ْهب ار َجهَنَّ َمِ َ)يَ ْو َم يُحْ َمى َعلَ ْيهَا فِي ن٣٤( ب َألِ ٍيم ٍ يل هَّللا ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا َّ ِب َو ْالف ِ ِضةَ َوال يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسب َّ ون َ َالذه َ يَ ْكنِ ُز )٣٥( ون َ فَتُ ْك َوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوبُهُ ْم َوظُهُو ُرهُ ْم هَ َذا َما َكنَ ْزتُ ْم أل ْنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوقُوا َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكنِ ُز “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang- orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.“ (QS. At- Taubag: 34-35) 2. Harta yang tidak dizakati akan berubah menjadi adzab baginya. “Siapa saja yang memiliki emas atau perak tapi tidak mengeluarkan zakatnya melainkan pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan dari api neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka Jahannam, lalu disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali dingin akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia melihat tempat kembalinya apakah ke surga atau ke neraka.” (HR. Muslim) Asnaf penerima zakat QS. At-Taubah: 60 ِين َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوبُه ُْم َوفِي ال ِّرقَاب َ ِين َو ْال َعا ِمل ِ اء َو ْال َم َسا ِك ِ ات ِل ْلفُقَ َر َّ ِإنَّ َم ا ال ُ َص َدق )٦٠( ضةً ِم َن هَّللا ِ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم َ يل فَ ِريِ يل هَّللا ِ َواِب ِْن ال َّس ِب ِ ين َوفِي َس ِب ِ َو ْال َغ َ ار ِم “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Pertama: Fakir Yaitu mereka yang tidak mendapatkan sesuatu yang mencukupi separuh dari kebutuhanya, jika seseorang tidak memiliki sesuatu yang ia dapat nafkahkan untuk diri sendiri dan keluarganya selama setengah tahun, maka ia adalah fakir, ia diberi dari zakat sesuatu yang mencukupi dirinya dan keluarganya selama setahun Kedua: Miskin Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta, namun tidak dapat memenuhi kebutuhanya selama setahun penuh, maka mereka diberi sesuatu yang dapat menyempurnakan kekurangan untuk nafkah setahun. Jika seseorang tidak memiliki uang namun ia memiliki sumber pendapatan, seperti profesi, atau gaji, atau investasi yang dapat memberikan kecukupan padanya, maka ia tidak diberi zakat. Ketiga: ‘Amil Yaitu orang-orang yang mendapat tugas dari penguasa negara untuk mengumpulkan zakat dari para muzakki, dan membaginya kepada orang-orang yang berhak dan menjaganya, mereka ini diberi zakat sepadan dengan pekerjaanya meski meraka kaya. Keempat: Muallaf Mereka adalah para pemimpin kabilah yang tidak memiliki iman yang kuat, mereka diberi zakat untuk menguatkan keimanan mereka, sehingga mereka menjadi penyeru-penyeru islam dan tauladan yang baik. Kelima: Budak Termasuk di dalamnya memerdekakan budak dari uang zakat, dan membantu para budak yang ingin membeli dirinya, dan membebaskan tawanan islam. Keenam: Orang-orang yang berhutang Yaitu orang-orang yang tidak memiliki sesuatu yang dapat menutupi hutangnya, mereka diberi dari zakat sesuatu yang dapat menutupi hutangnya baik sedikit maupun banyak. Ketujuh: Fii Sabilillah Yakni jihad fi sabilillah, para mujahid dapat diberi zakat sejumlah yang dapat menyukupi mereka dalam berjihad, dan digunakan untuk membeli peralatan jihad. Dan termasuk dalam sabilillah adalah: menuntut ilmu syar'i, pelajar ilmu syar'i dapat diberi uang zakat agar bisa menuntut ilmu dan membeli kitab yang diperlukan, kecuali jika ia memiliki harta yang dapat mencukupinya dalam memenuhi kebutuhan itu. Kedelapan: Ibnu sabil Yaitu musafir yang perjalananya terputus, ia dapat diberi zakat agar dapat sampai ke negerinya. Perluasan sasaran zakat Fakir, Miskin, Yatim Operasional Zakat Membebaskan tawanan Memerdekakan Negara Islam terjajah Mahasiswa / Beasiswa Pelajar Pembangunan Masjid, RS, sarana umat lainnya Dakwah kepada non Muslim Pemberdayaan Ekonomi Fakir miskin Pembelian Senjata Perang dll Zakat Fitrah Zakat fitrah ialah zakat yang wajib disebabkan berbuka dari puasa Ramadhan Hukumnya adalah wajib atas setiap muslim, baik kecil atau dewasa, laki-laki atau wanita, budak belian atau merdeka Diriwyatkan oleh Bukahri dan Muslim dari Umar r.a. katanya: “Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah dari Ramadhan sebanyak satu sukat dari kurma atau satu sukat dari padi, atas hamba dan orang merdeka, laki-laki dan wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin” Hikmahnya Zakat fitrah disyariatkan pada bulan Syaban tahun kedua Hijriah, hikmahnya adalah untuk mensucikan orang yang puasa dari perbuatan dan perkataan kosong serta keji, dan untuk memberi makan orang-orang miskin Siapa yang membayarkannya sebelum shakat, maka itu merupakan zakat yang diterima, dan siapa yang membayarnya setelah shalat, maka itu menjadi sedekah di antara sedekah Atas siapa diwajibkan? Zakatb fitrah itu wajib atas setiap msulim yang merdeka, yang memiliki kelebihan selam satu hari satu malam sebanyak satu sha’ dari makanannya bersama keluarganya. Zakat itu wajib atas seseorang, baik buat dirinya, maupun buat keluarga yang menjadi tanggungannya seperti istri dan anak-anaknya, begitupun khadam (pembantu) yang mengurus pekerjaaan dan urusan rumah tangganya Kepada siapa zakat fitrah diberikan Yang menerima zakat fitrah itu sama dengan yang berhak menerima zakat, ayitu golongan yang delapan Fakir miskin merupakan golongan yang lebih utama untuk menerimanya, berdasarkan hadis nabi: “Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah utnuk mensucikan orang yang pyasa dari perkataan ksosng dan perbuatan keji, dan sebagai makanan bagi orang- orang miskin.” Waktu penyerahan zakat Fitrah Waktu yang dibolehkan, ayitu dari awal Ramadhan sampai penghabisan Ramadhan Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari di penghabisan Ramadhan Waktu yang lebih baik (sunat) yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi ke tempat salat hari raya Waktu makruh, yaitu membayar zakatbfitrah sesudah salat hari raya, tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya Waktu haram yaitu lebih telat lagi, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya. Membayar Fitrah dengan harganya Membayar zakat fitrah dengan uang seharga makanan, menurut mzahab Syafii tidak boleh, karena yang diwajibkan dalam hadis ialah sesatu yang mengenyangkan Dalam mazhab Hanafi, tidak ada halangan, karena fitrah itu hak orang-orang miskin, untuk menutupi hajat mereka, boleh dengan makanan dan boleh dengan uang, tidak ada bedanya. Fungsi Zakat a. Fungi diniyah Menegakan satu rukun dari rukun-rukun Islam yang menjadi sentral kebahagiaan hamba di dunia dan di akhirat. Zakat dapat mendekatknan hamba kepada Tuhannya dan menambah keimananya, seperti ketaatan-ketaatan yang lain. Zakat adalah pintu surga bagi orang yang menunaikannya. Pahala dan keberkahan yang besar yang diperoleh dari menunaikan zakat. Allah menghapus dosa-dosa dengan zakat. b. Fungsi Akhlakiyah Memasukan muzakki ke dalam barisan orang-orang dermawan yang pemurah. Zakat mengharuskan muzakki memiliki sifat penyayang kepada saudara-saudaranya yang tidak punya, dan para penyayang itu disayang Allah. Terbukti bahwa ketika jiwa memberikan kontribusinya secara finansial bagi kepentingan kaum muslimin, akan menjadikan dada terasa lapang dan jiwa terasa lega, dan mengharuskan seseorang menjadi dicintai karena telah memberikan manfaat bagi saudaranya. Bahwa zakat itu dapat mensucikan akhlak pelakunya dari sifat kikir dan pelit. c. Fungsi Ijtimaiyyah Zakat mengokohkan ikatan-ikatan cinta antara kaya dan miskin, karena jiwa sesungguhnya diciptakan dengan kecenderungan mencintai orang yang berbuat baik kepadanya. Zakat dapat menutupi kebutuhan fakir miskin yang mayoritas di kebanyakan negeri. Zakat dapat memperkokoh kaum muslimin dan meninggikan derajat mereka, karena itu salah satu dari sasaran zakat adalah jihad fi sabilillah Zakat dapat menghapus rasa iri dengki dan cemburu dari dalam dada kaum fakir miskin. Zakat dapat menumbuhkan harta dan memperbanyak berkah. Di dalam pembayaran zakat terdapat perluasan daerah harta, karena suatu harta jika dicairkan sebagian darinya, maka akan meluas jangkauanya, dan banyak orang yang mengambil manfaat darinya,