Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Infaq Dan Sadaqah Menurut Hadis Dan AL-Qur’an

Guru Pengmampu : Imam Rohani, S.Ag

KELOMPOK I

KETUA : ABRISAN FADLAN TSAQIF

ANGGOTA : AHMAD ZAENURI

ANANDA NAILA HUSNA

AULIA WAHYU SALSABILLA

DENNIA MAULYTA

MTSN 1 KOTAWARINGIN TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


PRAKATA

Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT yang maha kuasa dan segala karunia-Nya kami
menerbitkan makalah ini.Terimakasih yang sebesar besarnya kepada seluruh anggota
Kelompok Yang Sudah Membantu Dalam penyusunan makalah ini.saya dan yang lain sudah
yakin pasti banyak kekurangan terhadap makalah kami,kami menerima segala kritik dan
saran untuk makalah kami. Sekian kami sekali lagi mengucapkan terimakasih.
Daftar Isi
Prakata……………………………………………………………………………………………………………… 2

Daftar isi……………………………………………………………………………………………………………. 3

BAB 1 INFAQ MENURUT AL-QUR’AN…………………………………………………………………. 4

BAB 2 HADIST DAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG SADAQAH……………………………….. 6

BAB 3 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………… 12

A.KESIMPULAN

B.SARAN-SARAN

SUMBER………………………………………………………………………....................................... 17
INFAQ adalah salah satu tema yang mendapat porsi pembahasan cukup banyak
dalam alquran. Banyak sekali ayat-ayat alquran tentang berinfak yang tersebar di
berbagai surat dalam alquran. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang berinfak yang
semoga bisa menjadi motivasi bagi kita untuk menjadi pribadi yang dermawan dalam
membelanjakan harta di jalan Allah.

َ‫صاَل ةَ َو ِم َّما َرزَ ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِقُون‬ ِ ‫ْب فِي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِينَ * الَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ ْال َغ ْي‬
َّ ‫ب َويُقِي ُمونَ ال‬ َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
َ ِ‫َذل‬

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanyam, petunjuk bagi mereka yang
bertakwa, (2) (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, menegakkan shalat,
dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (3) – (Q.S Al-
Baqarah: 2-3)

ِ َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َو َما تُقَ ِّد ُموا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن َخي ٍْر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ِإ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬

Tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan
untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. – (Q.S Al-Baqarah: 110)

‫ب‬ِ ‫ب َولَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َو ْال َماَل ِئ َك ِة َو ْال ِكتَا‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّر َأ ْن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَي‬
َ‫صاَل ة‬ ‫َأ‬
َّ ‫ب َو قَا َم ال‬ ِ ‫يل َوالسَّاِئلِينَ َوفِي ال ِّرقَا‬ ْ ْ ُ ْ
ِ ِ‫ال َعلَى ُحبِّ ِه َذ ِوي القرْ بَى َواليَتَا َمى َوال َم َسا ِكينَ َوا ْبنَ ال َّسب‬ ْ
َ ‫َوالنَّبِيِّينَ َوآتَى ال َم‬
‫ُأ‬ ‫ْأ‬ ‫ْأ‬
‫ص َدقُوا‬َ َ‫ك الَّ ِذين‬ َ ‫س ولَِئ‬ ِ َ‫ضرَّا ِء َو ِحينَ ْالب‬ َّ ‫َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموفُونَ بِ َع ْه ِد ِه ْم ِإ َذا عَاهَدُوا َوالصَّابِ ِرينَ فِي ْالبَ َسا ِء َوال‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُمتَّقُون‬ َ ‫َوُأولَِئ‬

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan
(musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang
melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila
berjanji, dan orang yang sabar dalam kesusahan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa. – (Q.S Al-Baqarah: 177)

َ‫يل هَّللا ِ َواَل تُ ْلقُوا بَِأ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة َوَأحْ ِسنُوا ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬
ِ ِ‫َوَأ ْنفِقُوا فِي َسب‬

Infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke
dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik. – (Q.S Al-Baqarah: 195)

‫يَ ْسَألُونَكَ َما َذا يُ ْنفِقُونَ قُلْ َما َأ ْنفَ ْقتُ ْم ِم ْن خَ ي ٍْر فَلِ ْل َوالِ َد ْي ِن َواَأْل ْق َربِينَ َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن‬
‫خَ ي ٍْر فَِإ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم‬
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan.
Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi
kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu lakukan, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui. – (Q.S Al-Baqarah: 215)

َ َ‫اس َوِإ ْث ُمهُ َما َأ ْكبَ ُر ِم ْن نَ ْف ِع ِه َما َويَ ْسَألُون‬


‫ك َما َذا يُ ْنفِقُونَ قُ ِل‬ ِ َّ‫ك َع ِن ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر قُلْ فِي ِه َما ِإ ْث ٌم َكبِي ٌر َو َمنَافِ ُع لِلن‬
َ َ‫يَ ْسَألُون‬
َّ ُ َّ
َ‫ت ل َعلك ْم تَتَفَكرُون‬ َ ‫آْل‬ ُ َ ‫هَّللا‬
ِ ‫ك يُبَيِّنُ ُ لك ُم ا يَا‬ َ ْ
َ ِ‫ال َعف َو َكذل‬ ْ

‫ق لِ َم ْن يَّ َش ۤا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ٖه َويَ ْق ِد ُر‬ َ ‫قُلْ اِ َّن َرب ِّْي يَ ْب ُسطُ الرِّ ْز‬
‫لَ ٗه ۗ َو َمٓا اَ ْنفَ ْقتُ ْم ِّم ْن َش ْي ٍء فَهُ َو ي ُْخلِفُ ٗه ۚ َوهُ َو َخ ْي ُر‬
‫ال ٰ ّر ِزقِي َْن‬
39. Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi
siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu
infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi

“Dari Hakîm bin Hizâm radhiyallâhu ‘anhu, dari Nabi shallallâhu ‘alaihi wa
sallam , Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tangan yang di atas
lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang
menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan
dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan
dirinya maka Allâh akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup
maka Allâh akan memberikan kecukupan kepadanya.” (Hadits Riwayat Al-
Bukhari dari hakim bin Hizam radhiyallâhu ‘anhu, Shahîh al-Bukhâriy, juz II,
hal. 139, hadits no. 1427
Hadist dan Ayat Al-Qur’an Tentang
Sedekah

Sedekah itu terbagi menjadi dua yaitu sedekah sunnah atau sedekah spontan (at-
tatawwu) bisa disebut dengan infaq dan ada sedekah wajib (zakat). Allah SWT dan
Nabi SAW menganjurkan kepada umat Muslim untuk bersedekah karena pahalanya
sangat besar.

Sifat-Sifat Orang Munafik dalam Surah At


Taubah Ayat 79
o

Dalam Surah At Taubah ayat 79 Allah SWT menjelaskan kepada hamba-Nya untuk
melakukan sedekah dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan. Bersedekahlah jangan
mendengar ucapan buruk dari orang-orang munafik.

‫الذي يلمزون المطوعين من المؤمنين في الصدقات والذين ال يجدون إال جهدهم فيسخرون منهم‬
‫سخرهللا منهم ولهم عذاب أليم‬
Artinya adalah orang-orang munafik banyak yang mencela orang mukmin ketika
sedang melakukan sedekah. Orang-orang munafik itu akan mencela orang-orang yang
tidak mendapatkan (untuk disedekahkan) sekedar dari kesanggupannya.

Allah SWT akan membalas penghinaan yang diberikan oleh orang munafik itu dan
memberikan mereka azab yang pedih. Berdasarkan ayat ini sudah jelas bahwa orang-
orang munafik itu memiliki sifat yang kikir, tidak bersyukur dan sering mengucapkan
sumpah palsu.

Sifat buruk lainnya dari orang-orang munafik adalah sering mencela atau menghina
orang-orang mukmin yang melakukan sedekah dengan ikhlas. Orang-orang munafik
sering mengatakan bahwa orang yang bersedekah itu mengharapkan imbalan.

o Pahala Sedekah Dilipatgandakan dalam


Surah Al Hadid Ayat 18
Hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah yang berikutnya ini terdapat pada Surah
Al Hadid ayat 18. Dalam ayat ini Allah menjelaskan mengenai ganjaran yang akan
didapatkan bagi orang rajin bersedekah. Arti dari Surah Al Hadid ayat 18 adalah

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan


meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan
(balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapatkan pahala yang mulia

Tafsir dari ayat tersebut adalah orang-orang yang menyedekahkan sebagian hartanya
baik perempuan maupun laki-laki dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan maka
akan mendatangkan banyak pahala. Allah SWT akan membalaskan kebaikan hatinya
dengan mengirimkan kebaikan pula.

Bagi hamba Allah yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta
menjalankan semua perintah-Nya maka orang-orang itu adalah orang pecinta
kebenaran dengan hati tulus. Karena hal itu orang-orang tersebut berhak mendapatkan
pahala dan kebaikan.

Berbeda dengan nasib orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an serta
mengingkari ajaran Nabi Muhammad SAW. Orang-orang kafir itu nantinya akan
menjadi penghuni dan kekal di dalamnya. Allah SWT juga akan membuka kebusukan
hatinya dan memberikannya azab yang pedih kelak di akhirat.

o Sedekah Untuk Membersihkan Jiwa dalam


Surah At Taubah Ayat 103
Surah At Taubah Ayat 103 juga salah satu hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah
anak yatim yang bisa menjadi pembersih jiwa, adapun bunyi ayatnya adalah,

‫خذمن أموالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها وصل عليهم إن صلو تك سكن لهم وهللا سميع عليم‬

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT memberikan perintah kepada Rasul SAW untuk
mengambil zakat dari harta manusia (orang-orang kaya). Zakat yang diberikan
kepada fakir miskin itu berguna untuk membersihkan jiwa dari perasaan kotor.

Selain itu gunanya adalah untuk menghilangkan perasaan kikir dan menumbuhan
perasaan cinta terhadap umat muslim lainnya.

Jika hati seseorang menjadi suci maka akan tumbuh kebaikan di dalam hatinya serta
doakanlah mereka. Sudah jelas dalam ayat ini bahwa zakat adalah suatu hal yang
o Bahwa Sedekah Bisa Membantu di Kala Sulit
dalam Surah Al Baqarah Ayat 177
Surah Al Baqarah ayat 177 ini menjelaskan bahwa bentuk kebaikan bukan hanya
melaksanakan ibadah Shalat saja akan tetapi juga membagikan sebagian hartanya
dengan ikhlas kepada orang yang membutuhkan. Anda bisa memberikannya kepada
fakir miskin dan anak yatim piatu.

Anak-anak yatim piatu adalah anak yang sudah tidak memiliki orangtua lagi untuk
menyambung hidupnya. Oleh karena itu mereka sangat membutuhkan uluran tangan
dari Anda agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu sebuah hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah juga menganjurkan


memberikan kepada musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan.

Musafir kerap kali kehabisan bekal di tengah perjalanan dan untuk meringankan
bebannya maka Anda tidak ada salahnya memberikan sebagian rezeki.

o Surah Al Baqarah Ayat 267 Tentang Sekedah


adalah Harta Terbaik
Sebaik-baiknya harta adalah harta yang disedekahkan kepada orang lain. Berdasarkan
ayat 267 ini Allah SWT memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk beriman.
Beriman yang dimaksud di sini adalah bersedekah.

Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ketika ingin bersedekah maka berikanlah harta yang
paling disayang dan terbaik. Allah SWT tidak mengizinkan hamba-Nya bersedekah
menggunakan harta yang didapatkan dengan cara buruk seperti mencuri dan
merampok.

Allah tidak mau menerima harta dari seseorang yang bersedekah menggunakan harta
buruk. Sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Baik jadi ketika bersedekah Anda
harus menggunakan harta sebaik-baiknya.

o Hadist Mengenai Keutamaan Untuk


Bersedekah
Anjuran bersedekah tidak hanya dijelaskan dalam Al-Qur’an saja akan tetapi juga
dijelaskan dalam hadist Nabi SAW. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Al Baihaqi menjelaskan bahwa dengan bersedekah maka akan mendatangkan
kebaikan dan melindungi seseorang dari bencana.

o Hadist Mengenai Keutamaan Sedekah


Sebagai Penghalang Masuk Neraka
Adapun hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah yang lain ini diriwayatkan oleh
Imam At Thabrani yang menjelaskan bahwa hanya dengan memberikan sebiji kurma
saja itu sudah disebut dengan sedekah. Dengan sebiji kurma maka seseorang bisa
makan.

Berdasarkan hadist tersebut bahwa sedekah tidak ditentukan berapa jumlahnya.


Orang muslim bisa menyedekahkan sebagian hartanya walaupun sedikit seperti sebiji
kurma. Dengan sebiji kurma maka hal itu bisa menolong orang yang sedang
kelaparan.

Jadi ketika bertemu dengan peminta-minta di jalan yang sedang menggendong


anaknya, jika tidak memiliki uang bisa menyedekahkan makanan. Tidak ada salahnya
menolong fakir miskin di sekitar kita karena sesungguhnya rezekinya tidak akan
habis melainkan akan ditambah oleh Allah SWT.

o Sedekah Bisa Menahan Murka Allah SWT


Ada sebuah hadist yang menjelaskan bahwa dengan bersedekah maka bisa menahan
murka Allah SWT. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi yang berbunyi,

‫الصدقة تطفئ غضب الرب وتدفع ميتة السوء‬


Arti dari hadist ini adalah sedekah itu bisa menahan amarah Allah SWT dan menolak
seseorang agar tidak mati dalam keadaan su’ul khotimah (buruk). Jadi manfaat
sedekah sangat banyak sekali karena tidak hanya memberikan perlindungan di dunia
saja melainkan juga di akhirat kelak.

o Sedekah Sebagai Pembuka Pintu Rizki


Mungkin sebagian orang berfikir bahwa ketika membagikan sebagian hartanya ke
orang yang tidak mampu maka hartanya akan habis.
Itu anggapan yang salah bahkan sebaliknya hartanya akan dilipatgandakan karena
sedekah mampu membuka pintu rizki. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist riwayat
Bukhari Muslim.

Hadist tersebut mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda tidak ada suatu
haripun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat
kepadanya. Lalu salah satu malaikatnya berkata “Ya Allah berikanlah pengganti
bagi siapa saja yang menafkahkan hartanya di jalan-Mu

Sedangkan malaikat yang satunya lagi pun berkata, “Ya Allah berikanlah
kebinasaan (kehancuran) pada orang-orang yang menahan hartanya (bakhil).” (HR
Imam Bukhari dan Muslim).

Sedekah nantinya akan menjadi penolong kelak di akhirat, yang bisa melindungi
seseorang dari api neraka. Berbeda dengan orang yang pelit maka dirinya akan binasa
sesuai dengan janji Allah SWT.

Orang-Orang yang Berhak Menerima


Sedekah
Setelah mengetahui apa saja hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah beserta
artinya penting untuk tahu kepada siapa saja Anda bisa memberikan sedekah. Jika ada
8 golongan yang berhak menerima zakat lantas siapa saja yang bisa menerima
sedekah?

o Sanak Saudara atau Famili


Orang pertama yang berhak menerima sedekah adalah sanak saudara atau famili.
Imam Nawawi dalam kitabnya yang berjudul Al-Majmu’ Syarah Al-
Muhadzab menjelaskan bahwa para ulama sudah sepakat mengenai pemberian
sedekah diutamakan kepada sanak saudara atau famili.

Zaman dulu di sebuah khutbah ketika pelaksanaan Shalat Idul Adha dan Idul Fitri,
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa memerintahkan kepada umatnya untuk
bersedekah. Saat itu Zainab yang merupakan istri Ibnu Mas’ud berkata bahwa dirinya
ingin bersedekah.

Akan tetapi suaminya mengatakan bahwa sebaiknya harta Zainab itu diberikan
kepada dirinya dan anaknya dan Rasul SAW pun mengiyakan perkataan dari Ibnu
Mas’ud tersebut karena keluarga lebih berhak mendapatkan sedekah dibandingkan
dengan orang lain.

o Orang-Orang Terdekat
Ada juga hadist dan ayat Al-Qur’an tentang sedekah yang diberikan kepada orang
terdekat dulu baru orang lain. Bahwa yang berhak menerima sedekah setelah keluarga
sendiri adalah orang terdekat. Rasul melarang umatnya untuk bersedekah ketika harta
yang digunakan itu masih dibutuhkan untuk nafkah.

Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, saat itu ada seseorang bertanya kepada
Rasul SAW bahwa ia memiliki satu dinar. Rasul berkata bahwa pergunakan dinar
tersebut untuk dirinya dan ia pun bertanya lagi bahwa masih ada satu dinar yang lain.

Rasul pun menegaskan bahwa berikan dinar tersebut kepada istrinya dan orang itu
berkata bahwa dirinya masih memiliki satu dinar lagi. Rasul menjawab pergunakan
dinar tersebut untuk anak-anaknya baru setelah itu bisa memberikan dinar ke orang-
orang terdekat.

Jika saat itu orang-orang terdekat yang dimaksud adalah para pelayan, fakir miskin
dan gharim (orang yang memiliki hutang). Hal itu dikarenakan kita masih memiliki
tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya.
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Sedekah menurut bahasa adalah sebuah kata benda yang dipakai untuk suatu
hal yang disedekahkan, kata tersebut diambil dari unsur huruf ad, dal dan qaf, dan
dari unsur a - idq, diambil kata sedekah karena

sedekah itu menunjukkan kepada kebenaran penghambaan kepada Allah.


Istilah adaqah dalam bahasa kita sering disebut dengan sedekah, kata ini
terambil dari kata-kata Arab, adaqah yang mempunyai arti pemberian sesuatu dari
seseorang kepada orang lain dengan benar-benar mengharap ridha Allah tanpa
mengharapkan apa-apa dari seseorang yang diberi. Dari pengertian ini maka inti dari
sedekah adalah terletak pada pemberian, dimana pemberian ini dimksudkan untuk
mencari ridha Allah, bukan mencari hal-ahal lain. Jadi ada dua hal terpenting dalam
sedekah, yakni adanya pemberian dan adanya keikhlasan. Dua hal ini harus ada
dalam sedekah sebab keduanya merupakan unsur terpenting. Jika salah satu dari
kedua unsur itu tidak ada, maka sedekah akan menjadi sia-sia. Hanya ada pemberian
saja namun tidak adah unsur ikhlas maka sedekah boleh jadi tertolak dan tidak
dinilai sebagai ibadah oleh Allah.

Sesungguhnya ada sisi persamaan antara sedekah dengnan zakat, meskipun


pada sisi yang lain ada juga perbedaan. Persamaan antara sedekah dengan zakat
adalah terletak pada sisi pemberiannya keduaduanya merupakan sebuah pemberian
yang diberikan seseorang terhadap orang lain. Sedangkan bedanya adalah terletak
pada hukum pelaksanaannya. Kalau zakat hukumnya wajib, maka sedekah dihukumi
sunnah. Dan karena hukumnya sunnah maka tidak ada tekanan bahwa bahwa
sedekah harus dikeluarkan oleh orang-orang tertentu. Sedekah sifatnya umum,
meski bukan orang kaya, selagi ada sisa dan kelebihan
uang dan selagi ada kelebihan meski bersifat non materi, seseorang dianjurkan
untuk banyak-banyak bersedekah1.

Letak perbedaan antara sedekah dengan zakat, dari segi hukum zakat bersifat
wajib sementara sedekah tidak, zakat diwajibkan begi orang-orang tertentu,
sementara sedekah diserukan kepada semua orang, seruan ini mengisyaratkan
bahwa sebenarnya sedekah bisa dilakukan oleh semua orang tanpa terkecuali.
Beda dengan zakat yang hanya biswa dilakukan oleh mereka-mereka yang punya
banyak kelebihan harta, berpijak dari kenyataan inilah maka Allah sendiri
memberikan kelonggaran terhadap kita dalam hal sedekah, diamana kelonggaran
ini tidak terdapat pada perintah zakat, kalau perintah zakat pemberiaannya hanya
terbatas pada benda-banda yang bersifat materi, maka tidak demikian dalam
sedekah. Islam tidak menentukan berapa besar jumlah yang harus dikeluarkan,
tidak pula pada jenis dan waktunya, shadaqoh bisa berupa uang, pakaian benda
lain yang bermanfaat, bahkan sumbangan pemikiran,perkataan baik, permohonan
maaf, pengorbanan tenaga, waktu dan semua jenis jasa juga termasuk shadaqoh,
termasuk dianggap sedekah pula adalah terswenyum kepada orang lain. Pada
prinsipnya shadaqoh itu tidak terbatas pada suatu jenis tertentu dari amalamal
kebajikan, tetapi pada dasarnya shadaqoh ialah segala kebajikan dalam bentuk
apapun tanpa terkecuali2. Ringkasan perbedaan dan persamaan

Zakat Infak Sedekah


Wajib bagi yang Secara umum:
Hukum telah memenuhi Sunnah sunnah
syarat Wajib Sedekah wajib =
zakat
Nishab (batas Ada - -
minimal)
Haul/ waktu Ada - -

1 Asrifin An Nakhrawie, Bersedekahlah Meskipun dalam Keadaan Susah, Lumbung Insani,


Jakarta, 2001, hlm. 58.
2 Asrifin An Nakhrawie, Bersedekahlah Meskipun dalam Keadaan Susah, Lumbung Insani, Jakarta,
2001, hlm. 59-60.
Lebih utama: Lebih utama:
keluarga, keluarga,
kerabat, kerabat,
Mustahiq 8 golongan orang/lembaga orang/lembaga
yang sangat yang sangat
memerlukan memerlukan,
bahkan boleh
untuk orang
kaya
Delam bentuk Harta/materi Harta/materi Harta/materi dan
non materi
Catatan:Infak wajib yaitu nafkah kepada istri, anak (keluarga).

kesimpulan pada bagan diatas, Sebagian ulama’ fiqih menyatakan bahwa


sedekah wajib adalah zakat dan sedekah sunnah dinamakan infak, sebagian yang
lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat sedangkan infak sunnah dinamakan
sedekah

Menurut Wahbah az-Zuhaili sedekah itu apapun yang kalian infakkan


baiknya itu didasari keikhlasan hanya karena Allah swt. semata atau karena riya’
atau dibarengi dengan sikap al-Mannu(Mengungkitungkit sedekah yang telah
diberikan) atau al-Adzaa (Perbuatan yang menyakiti dan merugikan orang lain)
sesungguhnya Allah swt. mengetahui semua itu dan akan memberikan balasan yang
sesuai, jika baik maka balasannya juga baik, tetapi jika jelek maka balasannya juga
jelek

Menurut Wahbah az-Zuhaili sedekah baik banyak maupun sedikit yang


didasari keikhlasan hanya karena mencari ridha Allah swt. dan ampunan-Nya
dengan dilandasi keimanan dan keyakinan bahwa Allah swt. akan memberi mereka
pahala atas nafkah yang mereka keluarkan dengan pahala yang melimpah

Menurut Wahabah az-Zuhaili berpendapat bahwa al-quran ayat 271 dari


surah al-Baqarah ini kaitannya adalah dengan sedekah sunnah, ayat ini juga
mengandung penjelasan bahwa menyembunyikan sedekah sunnah lebih utama
daripada menampakkannya. Begitu juga halnya dengan ibadah-ibadah lainnya,
melakukannya dengan sembunyi-sembunyi lebih baik jika memang ibadah tersebut
adalah ibadah sunnah. Karena melakukannya secara sembunyi-sembunyi bisa
menjamin kemurniannya dan lebih terjauhkan dari sikap riya’. Kecuali jika dengan
melakukannya secara terang-terangan diyakini bisa mendatangkan maslahat, seperti
bisa menarik orang lain untuk menirunya. Allah swt. menjadikan sedekah sunnah
secara sembunyi-sembunyi lebih utama 70 kali lipat dibanding yang ditampakkan.
Allah swt. menjadikan sedekah wajib secara terangterangan lebih utama 25 kali lipat
dibanding yang disembunyikan. Adapun sedekah wajib (zakat) maka kebanyakan
para ulama berpendapat bahwa menampakkannya lebih utama daripada
menyembunyikannya. Hal ini dikarenakan ibadah-ibadah yang bersifat fardhu susah
untuk dimasuki oleh sikap riya’, sedangkan yang bersifat sunnah sangat rentan
terhadap sikap riya’

B. Saran-saran
Berkaitan dengan pembahasan di atas, penulis hendak memberi saran
kepada pembaca,:

1. Setiap ummat muslim hendaklah bersedekah karena sedekah dapat


menghindarkan dari segala bentuk bahaya .

2. Pengertian sedekah sebenarnya sangat simple, sesuatu yang sifatnya memberi


baik itu bentuknya materi maupun non materi disebut sedekah

3. Hendaklah setiap melakukan sedekah hendaklah didasari dengan tulus ikhlas

4. Sedekah hendaknya dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi jika nisbahnya


suatu amalan ibadah sunnah

5. Boleh melakukan sedekah secara terang-terangan apabila amalan tersebut


menjadi tauladan bagi orang lain
6. Hendeaklah melakukan sedekah dengan terang-terangan dilakukan pada
amalan yang fardhu karena amalan tersebut sulit dimasuki sifat riya’

Dengan terselesainya penelitian Konsep Sedekah dalam Al-Qur’an Surat Al-


Baqarah Ayat 271 Menurut Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Zuhaili ini penulis
ucapkan puji syukur kepada Allah Swt yang memberikan rahmat, taufik, hidayah,
serta kekuatan yang tak terhingga kepada penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Meskipun terdapat banyak kekurangan adalah sifat penulis sebagai
manusia yang lemah.

Ungkapan terima kasih tak terbatas penulis sampaikan kepada semua pihak
yang turut ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan
penulis semoga karya yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri. Tak lupa penulis ucapkan maaf sebesarbesarnya atas pihak yang sudah
direpotkan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini, serta mohon maaf jika dalam
penyususnan kalimat maupun penggunaan tata bahasa yang kurang baik atau tidak
tepat. Karena penulis adalah manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan dan khilaf.
Kritik saran sangat diharapkan, guna memperbaiki kekurangankekurangan
dalam karya ini hingga mampu menghasilkan karya yang lebih baik dan berkualitas.
Semoga skripsi ini menambah pengetahuan bagi kita semua āmīn...
SUMBER : GOOGLE

Anda mungkin juga menyukai