Anda di halaman 1dari 5

SERIAL TAUJIHAT LT212 (Segmen Tarbiyah Maliyah)

No. 3 / Pekan ke 2 Juni 2018

SHUNDUQUNA JUYUBUNA
(Kas Dakwah Kami adalah dari Saku-saku Kami)

___________________________________________________________________
Catatan: Setelah mendapatkan taujih ini para kader semakin ringan untuk menginfaqkan hartanya
dalam rangka membiayai kegiatan pemenangan dakwah.

‫ فَبِ َم تَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ إِ ًذا ؟‬،َ‫ص َدقَة‬


َ َ‫فَالَ ِجهَا َد َوال‬
“Tanpa jihad dan tanpa shadaqah, dengan apa kamu akan masuk surga?” (HR. Ahmad, dalam Tafsir Ibn
Kasir)

Ikhwati fillah…,

Banyak orang bertanya, dari mana sumber dana kegiatan-kegiatan dakwah kita? Jawaban kita tegas dan
jelas: shunduquna juyubuna, sumber dana kita adalah dari saku-saku kita. Jawaban ini tidak akan pernah
berubah sampai kapanpun. Kenapa? Karena dengan cara begitulah kita ingin membeli surga Allah swt.

‫ر‬ٞ ‫) تُ ۡؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َوتُ ٰ َج ِه ُدونَ فِي َسبِي ِل ٱهَّلل ِ بِأَمۡ ٰ َولِ ُكمۡ َوأَنفُ ِس ُكمۡۚ ٰ َذلِ ُكمۡ َخ ۡي‬١٠( ‫ب أَلِ ٖيم‬ ْ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ِ ُ‫وا ه َۡل أَ ُدلُّ ُكمۡ َعلَ ٰى تِ ٰ َج َر ٖة ت‬
ٍ ‫نجي ُكم ِّم ۡن َع َذا‬
)١١( َ‫لَّ ُكمۡ ِإن ُكنتُمۡ ت َۡعلَ ُمون‬

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih, (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
(Q.S. Ash-Shaff: 10-11)

Mohon antum catat dan beri garis bawah yang tebal: “bi amwalikum wa anfusikum”, berjuang di jalan
Allah dengan hartamu dan jiwamu. Bukan “bi amwalikum wa anfusihim”, dengan hartamu dan jiwa
mereka. Bukan juga “bi amwalihim wa anfusikum”, dengan harta mereka dan jiwamu.

Mengerahkan seluruh potensi yang kita punya, harta dan jiwa, adalah bukti kesungguhan dan
ketotalitasan kita dalam berdakwah dan berjihad. Dan itu ciri orang-orang pedamba keridhoan Allah
swt.
ۢ ‫ت ٱهَّلل ۚ ِ َوٱهَّلل ُ َر ُء‬
‫وفُ بِ ۡٱل ِعبَا ِد‬ َ ‫اس َمن يَ ۡش ِري ن َۡف َسهُ ۡٱبتِغَٓا َء َم ۡر‬
ِ ‫ضا‬ ِ َّ‫َو ِمنَ ٱلن‬
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 207)

Itulah ciri dan jati diri setiap kader dakwah!

1
MEMBIAYAI DA'WAH DENGAN HARTA KITA ADALAH JIHAD BESAR

Di antara seruan Allah SWT dalam memobilisasi kaum Muslimin untuk berjihad di jalan-Nya
adalah dalam Surat At-Taubah ayat 41:

ِ ‫والِ ُك ْم َوأَنفُسِ ُك ْم فِي َس ِب‬


َ ‫يل هّللا ِ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم إِن ُكن ُت ْم َتعْ لَم‬
‫ُون‬ َ ‫ا ْنفِرُو ْا ِخ َفا ًفا َو ِث َقاالً َو َجا ِه ُدو ْا ِبأ َ ْم‬
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan
harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
(QS. At-Taubah: 41)

Infak di jalan Allah menjadi sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan dalam jihad fii sabilillah,
baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Dalam ayat tersebut secara gamblang
disebutkan bahwa berjihadlah dengan harta dan jiwamu.

Para shahabat radhiyallahu ‘anhum berlomba-lomba menginfakkan harta mereka setiap kali seruan
infak datang kepada mereka. Abu Bakar menginfakkan seluruh hartanya kepada Rasulullah, Umar
menginfakkan separuh hartanya kepada Rasulullah, Utsman bin Affan pernah menginfakkan seribu
ekor unta berikut isinya. Pantaslah para muassis dakwah pada zaman sekarang ini pun
mengandalkan penggalangan dana dari infak para pendukungnya dengan slogan shunduuqunaa
juyuubuna. Tidak mengandalkan kepada uluran tangan dan belas kasihan orang lain. Asy-Syahid Hasan
Al-Banna pernah menolak pemberian dari kerajaan Inggris untuk aktivitas dakwah beliau.

Mengapa kita diharuskan berjihad dengan harta kita? Hal itu disebabkan karena kebatilan pun untuk
bisa eksis, didukung oleh para pendukung kebatilan (orang-orang kafir) yang berani
mengeluarkan biaya besar. Allah berfirman:

‫ِين َك َفرُو ْا إِلَى َج َه َّن َم‬ َ ‫يل هّللا ِ َف َسيُنفِقُو َن َها ُث َّم َت ُكونُ َعلَي ِْه ْم َحسْ َر ًة ُث َّم ي ُْغلَب‬
َ ‫ُون َوالَّذ‬ ُ ‫ون أَمْ َوالَ ُه ْم لِ َي‬
ِ ‫صدُّو ْا َعن َس ِب‬ َ ‫إِنَّ الَّذ‬
َ ُ‫ِين َك َفرُو ْا يُنفِق‬
َ ‫يُحْ َشر‬
‫ُون‬
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang)
dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan," (QS. Al-Anfal: 36)
Oleh karena itu, pelalaian akan infak di jalan Allah ini akan menyebabkan surutnya kembali cahaya
Islam dan tertutupinya kebenaran Islam. Tertutup oleh kegelapan kebatilan dan kezhaliman yang
mengobral harta mereka untuk melawan kebenaran. Perhatikanlah dalam penggalan sejarah ketika
para sahabat berkeinginan meminta dispensasi kepada Rasulullah untuk tidak lagi berinfak dan
meninggalkan dakwah yang telah maju di Madinah untuk sekadar memetik keuntungan duniawi.
Permintaan dispensasi tersebut dijawab oleh Allah dengan sebuah penegasan untuk berinfak di jalan Allah
SWT.

َ ‫يل هّللا ِ َوالَ ُت ْلقُو ْا ِبأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى ال َّت ْهلُ َك ِة َوأَحْ سِ ُن َو ْا إِنَّ هّللا َ ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ن‬
َ‫ِين‬ ِ ‫أَنفِقُو ْا فِي َس ِب‬
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)

2
Ikhwati fillah pedamba keridhoan Allah swt…,

Ketahuilah, orang-orang kafir dalam membuat kerusakan di muka bumi ini, mengerahkan semua sumber
daya yang mereka miliki. Mereka membelanjakan uang dan harta mereka, padahal mereka tidak akan
mendapat balasan di akhirat. Bahkan, itu hanya menjadi sesuatu yang akan mereka sesali.
ۗ ‫يل ٱهَّلل ۚ ِ فَ َسيُنفِقُونَهَا ثُ َّم تَ ُكونُ َعلَ ۡي ِهمۡ َح ۡس َر ٗة ثُ َّم ي ُۡغلَب‬
َ‫ُونَ َوٱلَّ ِذينَ َكفَر ُٓو ْا إِلَ ٰى َجهَنَّ َم ي ُۡح َشرُون‬ ْ ‫ص ُّد‬
ِ ِ‫وا عَن َسب‬ ُ َ‫ُوا يُنفِقُونَ أَمۡ ٰ َولَهُمۡ لِي‬
ْ ‫إِ َّن ٱلَّ ِذينَ َكفَر‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari
jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka
akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (Q.S. Al-Anfal:
36)

Karena itu, jadi sangat aneh jika seorang kader dakwah justru bakhil terhadap dakwah, atau penuh
keraguan untuk membiayai sendiri semua kegiatan dakwahnya.

Ikhwati fillah yang tulus dalam dakwah….,

Keengganan kita mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah untuk membiayai dakwah adalah salah satu
faktor yang membuat musuh-musuh dakwah menajdi berani dan hilang rasa gentar mereka terhadap
umat Islam. Kebakhilan kita adalah palu godam yang secara tidak sadar kita hantamkan dan dapat
menghancurkan bangun kekuatan umat dan dakwah. Padahal kita diwajibkan Allah swt. untuk
membangun dan memelihara kekuatan umat agar dapat memperlemah api permusuhan yang ada di
dada-dada para musuh dakwah.

‫اط ْالخَ ْي ِل تُرْ ِهبُونَ بِ ِه َع ُد َّو هَّللا ِ َو َع ُد َّو ُك ْم َو َءاخَ ِرينَ ِم ْن دُونِ ِه ْم اَل تَ ْعلَ ُمونَهُ ُم هَّللا ُ يَ ْعلَ ُمهُ ْم َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن‬
ِ َ‫َوأَ ِع ُّدوا لَهُ ْم َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم ِم ْن قُ َّو ٍة َو ِم ْن ِرب‬
ْ ُ‫ف ِإلَ ْي ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم اَل ت‬
َ‫ظلَ ُمون‬ َّ ‫يل هَّللا ِ يُ َو‬
ِ ِ‫َي ٍء فِي َسب‬
ْ ‫ش‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda
yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah,
musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-Anfal: 60)

Ikhwati fillah yang istiqomah dalam dakwah…,

Kesempurnaan kita beramal ditunjukkan dengan cara berjihad, baik dengan jiwa, harta, dan lisan seperti
yang Rasulullah saw. sabdakan, “Berjihadlah kalian menghadapi kaum musyrikin (kafirin) dengan harta,
jiwa dan lisan kalian.”  (HR. Abu Daud dan lainnya). Namun, terkadang adakalanya dikarenakan halangan
syar’I tertentu, kita “terpaksa” tidak terlibat secara langsung dalam berjihad. Jangan tinggalkan
seluruhnya! Ibnul Qayyim Al-Jauzi berpendapat dalam Zaadul Ma’ad bahwa apabila seseorang tidak
berangkat ke medan jihad (tidak berjihad dengan jiwa), maka ia tetap wajib berjihad dengan harta.
Orang yang berhalangan hadir dalam jihad, tapi tetap berjihad dengan hartanya, ia tetap dicatat sebagai
orang yang ikut berjihad. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menyiapkan kendaraan perang di
jalan Allah berarti ia telah ikut berperang, dan barang siapa meninggalkan perang tetapi menggantinya
dengan kebaikan berarti ia pun telah ikut berperang.”  (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).

3
Bahkan di hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa mengkarantina kuda perang untuk
berjihad di jalan Allah, maka kenyang dan kotorannya (maksudnya segala upaya untuk
mengenyangkannya dan tenaga untuk membersihkan kotorannya) akan ditimbang oleh Allah pada hari
kiamat.”  (HR. Bukhari)

Ikhwati fillah yang dicintai Allah swt…,

Ketahuilah, orang-orang yang tidak berkontribusi apa-apa untuk melakukan perbaikan, melawan
kemunkaran dan kezhaliman adalah sama dengan mayit. Keberadaannya dalam dakwah sama seperti
ketidakadaannya, wujuduhu ka adamihi. Orang-orang seperti itu kelak pada gilirannya akan digantikan
oleh Allah dengan generasi yang lebih baik, yang tidak bersikap seperti mereka.

‫هَاأَ ْنتُ ْم هَؤُاَل ِء تُ ْدعَوْ نَ لِتُ ْنفِقُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ فَ ِم ْن ُك ْم َم ْن يَبْخَ ُل َو َم ْن يَبْخَ لْ فَإِنَّ َما يَبْخَ ُل ع َْن نَ ْف ِس ِه َوهَّللا ُ ْال َغنِ ُّي َوأَ ْنتُ ُم ْالفُقَ َرا ُء َوإِ ْن تَتَ َولَّوْ ا يَ ْستَ ْب ِدلْ قَوْ ًما‬
‫َغي َْر ُك ْم ثُ َّم اَل يَ ُكونُوا أَ ْمثَالَ ُك ْم‬

“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di
antara kamu ada orang yang bakhil, dan siapa yang bakhil sesungguhnya dia hanyalah bakhil terhadap
dirinya sendiri. Dan Allahlah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang
membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang
lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).”  (Q.S. Muhammad: 38)

Ikhwati fillah yang shiddiq di jalan dakwah….,

Tentu nya kita berharap tidak menjadi orang bakhil yang akan disingkirkan Allah dari perjuangan dakwah
ini. Kita berharap dapat membuktikan diri sebagai mukmin sejati yang pantang untuk digantikan, orang-
orang yang pantang mundur dari gelanggang dakwah dan jihad fii sabilillah. Karena itu, pasti kita juga
bukan orang yang selalu minta izin untuk tidak terlibat langsung dalam amal dakwah dan tidak akan
pernah minta izin untuk tidak berinfaq.

َ ُ‫اَل َي ْستَأْ ِذن‬


‫ك الَّ ِذينَ ي ُْؤ ِمنُونَ ِباهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر أَ ْن يُ َجا ِهدُوا بِأ َ ْم َوالِ ِه ْم َوأَ ْنفُ ِس ِه ْم َوهَّللا ُ َعلِي ٌم بِ ْال ُمتَّقِين‬

“Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk
(tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang
bertaqwa.”  (Q.S. At-Taubah: 44)

Hendaknya kita menjadi orang-orang yang tetap berinfaq untuk dakwah ini dalam keadaan
lapang maupun sempit seperti yang dicirikan Allah swt. di ayat 134 surat Ali Imran.

َ ‫اس َوهَّللا ُ ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ن‬


‫ِين‬ َ ‫ِين ْال َغ ْي َظ َو ْال َعاف‬
ِ ‫ِين َع ِن ال َّن‬ َ ‫ون فِي السَّرَّ ا ِء َوالضَّرَّ ا ِء َو ْال َكاظِ م‬ َ ‫لَّذ‬
َ ُ‫ِين ُي ْنفِق‬
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik pada waktu lapang maupun sempit, serta
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali Imran: 134).”

4
Ikhwati fillah….,

Tentu saja syetan akan menghasut agar kita menahan uluran tangan dari menunaikan zakat, berinfaq,
dan bersedekah guna membiayai upaya pemenangan dakwah ini, camkan jawaban Rasulullah saw. ini
kepada orang Arab Badui yang ingin masuk Islam tapi minta diizinkan tidak berjihad dan tidak membayar
zakat:

‫ فَبِ َم تَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ِإ ًذا ؟‬،َ‫ص َدقَة‬


َ َ‫فَالَ ِجهَا َد َوال‬
“Tanpa jihad dan tanpa shadaqah, dengan apa kamu akan masuk surga?” (HR. Ahmad)

Semoga Allah swt. memberikan keistiqomahan kepada kita untuk terus berjuang dan menghidupkan
dakwah ini zakat, infaq, dan shadaqah kita. Aamiin….

Anda mungkin juga menyukai