Anda di halaman 1dari 5

Tafsir Surat Al-Furqan, ayat 63-67

- July 04, 2015


‫وإِذَا‬ َ ‫ون ً ا‬ ْ ‫ه‬َ ‫ض‬ ِ ‫األر‬ ْ ‫ون عَلَى‬ َ ‫ش‬ ُ ‫م‬ ْ َ ‫ين ي‬َ ‫ذ‬ ِ َّ ‫ن ال‬ ِ ‫م‬ َ ‫ح‬ ْ ‫عب َ ادُ ال َّر‬ ِ ‫{و‬ َ
‫ون‬
َ ُ ‫ين يَبِيت‬
َ ‫ذ‬ َّ
ِ ‫وال‬ َ )63( ‫ما‬ ً ‫س ال‬ َ ‫ون ق الوا‬ ُ َ َ ‫هل‬ ُ ِ ‫جا‬ ْ
َ ‫م ال‬ ُ ‫ه‬ َ
ُ َ ‫خ اطب‬ َ
‫ف‬ ْ ‫ر‬ ِ ‫اص‬ ‫ون َربَّن َ ا‬ ُ ‫قول‬ ُ َ ‫ين ي‬َ ‫ذ‬ ِ َّ ‫وال‬ َ )64( ‫ما‬ ً ‫قيَا‬ ِ ‫و‬ َ ‫جدًا‬ َّ ‫س‬ ُ ‫م‬ ْ ‫ه‬
ْ َ ِ ِّ ‫ل ِ َرب‬
‫ت‬ ْ َ‫س اء‬ َ ‫ها‬ َ َّ ‫) إِن‬65( ‫ما‬ ً ‫غ َرا‬ َ ‫ان‬ َ َ ‫ها ك‬ َ َ ‫عذَاب‬ َ ‫ن‬ َّ ِ ‫م إ‬ َ َّ ‫هن‬ َ ‫ج‬ َ ‫اب‬ َ َ ‫عذ‬ َ ‫عنَّا‬ َ
‫فوا‬ ُ ‫ر‬ِ ‫س‬ ْ ُ‫م ي‬ ْ َ ‫ق وا ل‬ ُ ‫ف‬ َ ْ ‫ين إِذَا أَن‬ َ ‫ذ‬ ِ َّ ‫وال‬َ )66( ‫م ا‬ ً ‫قا‬ َ ‫م‬ ُ ‫و‬ َ ‫ق ًّرا‬ َ َ‫س ت‬ ْ ‫م‬ ُ
} )67( ‫ما‬ ً ‫وا‬ َ ‫ق‬ َ ‫ك‬ َ ِ ‫ن ذَل‬ َ ْ ‫ان بَي‬ َ َ ‫وك‬ َ ‫قت ُ ُروا‬ ْ َ‫م ي‬ ْ َ ‫ول‬ َ
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas
bumi dengan rendah hati; dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab
Jahanam dari kami. Sesungguhnya azabnya itu adalah kehinaan yang kekal.” Sesungguhnya
Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang
apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir; dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
Berikut ini adalah sifat-sifat hamba-hamba Allah Yang beriman, yaitu:
}‫ونًا‬
ْ ‫ه‬
َ ‫ض‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ون عَلَى‬
َ ‫ش‬ُ ‫م‬
ْ َ ‫ين ي‬
َ ‫ذ‬ِ َّ ‫{ال‬
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati. (Al-Furqan: 63)
Yaitu dengan langkah yang tenang dan anggun, tidak sombong, dan tidak angkuh. Sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
}‫حا‬
ً ‫م َر‬
َ ‫ض‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫في‬
ِ ‫ش‬
ِ ‫م‬
ْ َ ‫{وال ت‬
َ
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. (Al-Isra: 37), hingga akhir
ayat.
Cara jalan mereka tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, dan tidak takabur. Tetapi makna
yang dimaksud bukanlah orang-orang mukmin itu berjalan dengan langkah seperti orang sakit,
karena dibuat-buat dan pamer. Karena sesungguhnya penghulu anak Adam (yakni Nabi Saw.)
apabila berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi (yakni dengan langkah yang
tepat) seakan-akan bumi melipatkan diri untuknya.
Sebagian ulama Salaf memakruhkan berjalan dengan langkah yang lemah dan dibuat-buat,
sehingga diriwayatkan dari Umar bahwa ia melihat seorang pemuda berjalan pelan-pelan. Maka
ia bertanya, "Mengapa kamu berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit?" Pemuda itu
menjawab, "Tidak, wahai Amirul Mu-minin." Maka Umar memukulnya dengan cambuk dan
memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat.
Makna yang dimaksud dengan haunan dalam ayat ini ialah rendah hati dan anggun, seperti yang
disebutkan dalam sabda Rasulullah Saw.:
‫ َو َم ا‬،‫ص لَّ ْوا‬ ِ ِّ ‫ وأْتُوه ا و َعلَي ُكم‬،‫الص اَل ةَ فَاَل تَأْتُوه ا وأَْنتُم تَس عو َن‬
َّ ‫"إِذَا أََت ْيتُ ُم‬
َ َ‫ فَ َم ا أَ ْد َر ْكتُ ْم ف‬،ُ‫الس كينَة‬ ُ ْ َ َ َ َْ ْ ْ َ َ
"‫فَاتَ ُك ْم فَأَتِ ُّموا‬
Apabila kalian mendatangi (tempat) salat (masjid), janganlah kalian mendatanginya dengan
berlari kecil, tetapi berjalanlah dengan langkah yang tenang. Apa yang kalian jumpai dari salat
itu, kerjakanlah; dan apa yang kamu tertinggal darinya, maka sempurnakanlah.
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Umar ibnul Mukhtar, dari Al-
Hasan Al-Basri sehubungan dengan makna finnan-Nya: Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha
Pemurah. (Al-Furqan: 63), hingga akhir ayat. Bahwa orang-orang mukmin adalah orang-orang
yang rendah hati demi Allah, pendengaran dan penglihatan serta semua anggota tubuh mereka
menampilkan sikap yang rendah hati; sehingga orang yang jahil menduga mereka sebagai orang
yang sakit, padahal mereka sama sekali tidak sakit. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang sehat, tetapi hati mereka dipenuhi oleh rasa takut kepada Allah, tidak seperti selain mereka;
dan mereka tidak menyukai dunia karena pengetahuan mereka tentang akhirat. Maka mereka
mengatakan dalam doanya, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari
kami." Ingatlah, demi Allah, kesusahan mereka tidaklah seperti kesusahan manusia. Tiada
sesuatu pun yang menjadi dambaan mereka selain dari memohon surga. Sesungguhnya mereka
menangis karena takut terhadap neraka. Sesungguhnya barang siapa yang tidak
berbelasungkawa dengan belasungkawa Allah, maka jiwanya akan dicabut meninggalkan dunia
dalam keadaan kecewa. Dan barang siapa yang tidak melihat nikmat Allah selain hanya pada
makanan atau minuman, maka sesungguhnya amalnya akan sedikit dan azabnya akan datang
menimpanya.
****
Firman Allah Swt.:
}‫ما‬ َ ‫قالُوا‬
ً ‫سال‬ َ ُ ‫هل‬
َ ‫ون‬ َ ْ ‫م ال‬
ِ ‫جا‬ ُ َ ‫{وإِذَا خَاطَب‬
ُ ‫ه‬ َ
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.
(Al-Furqan: 63)
Yaitu apabila orang-orang jahil menilai mereka sebagai orang-orang yang kurang akalnya yang
diungkapkannya kepada mereka dengan kata-kata yang buruk, maka mereka tidak membalasnya
dengan hal yang semisal, melainkan memaafkan, dan tidaklah mereka mengatakan perkataan
kecuali yang baik-baik. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.; semakin orang jahil
bersikap keras, maka semakin pemaaf dan penyantun pula sikap beliau. Dan seperti yang
disebutkan oleh firman Allah Swt. dalam ayat yang lain:
}‫ه‬
ُ ْ ‫عن‬ ُ ‫ْو أَع َْر‬
َ ‫ضوا‬ َ ‫عوا اللَّغ‬
ُ ‫م‬ َ ‫{وإِذَا‬
ِ ‫س‬ َ
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya.
(Al-Qasas: 55)
،‫ َع ْن أَبِي َخالِ ٍد ال َْوالِبِ ِّي‬،‫ش‬ ِ ‫ َع ِن اأْل َ ْع َم‬،‫ َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ٍر‬،‫َس َو ُد بْ ُن َع ِام ٍر‬
ْ ‫ َح َّد َثنَا أ‬:‫َح َم ُد‬ ْ ‫ام أ‬ُ ‫ال اإْلِ َم‬
َ َ‫ق‬
ِ ِ ُ ‫ال رس‬ ِ ْ ‫َع ِن الن‬
‫ب رج ٌل َر ُجاًل‬ َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم‬
َّ ‫[و َس‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫الم َزني ق‬ ُ ‫ُّع َم ان بْ ِن ُم َق ّرن‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ ‫ َف َق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫الساَل ُم‬
َّ ‫ك‬ َ ‫ َعلَْي‬:‫ول‬ُ ‫وب َي ُق‬ ُ ُ‫الر ُج ُل ال َْم ْسب‬ َّ ‫ فَ َج َع َل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ُ‫ِع ْن َده‬
‫ َوإِذَا‬.‫َح ُّق بِ ِه‬ َ‫تأ‬ َ ْ‫ت َوأَن‬َ ْ‫ بَ ْل أَن‬:ُ‫ال لَه‬َ َ‫ك َه َذا ق‬ َ ‫ ُكلَّ َما َشتَ َم‬،‫ك‬ َ ‫ب َع ْن‬ُّ ‫ "أ ََما] إِ َّن َملِ ًكا َب ْينَ ُك َما يَ ُذ‬:‫َو َسلَّ َم‬
" .‫َح ُّق بِ ِه‬
َ‫تأ‬ َ ْ‫ َوأَن‬،‫ك‬ َ ‫ اَل بَ ْل َعلَْي‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫الساَل ُم‬ َّ ‫ك‬ َ ‫ َعلَْي‬:ُ‫ال لَه‬َ َ‫ق‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar, dari Al-A'masy, dari Abu Khalid Al-Walibi, dari An-
Nu'man ibnu Muqarrin Al-Muzani yang mengatakan bahwa pada suatu hari ada seorang lelaki
mencaci maki lelaki lainnya di hadapan Rasulullah Saw., lalu orang yang dicaci mengatakan,
"'Alaikas salam (semoga engkau selamat)." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Ingatlah,
sesungguhnya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu. Setiap kali orang itu
mencacimu, malaikat itu berkata, "Bahkan kamulah yang berhak, kamulah yang berhak
dicaci.”Dan apabila kamu katakan kepadanya, " 'Alaikas salam," maka malaikat itu berkata,
"Tidak, dia tidak berhak mendapatkannya, engkaulah yang berhak mendapatkannya.”
Sanad hadis berpredikat hasan, tetapi mereka tidak mengetengahkannya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka mengucapkan kata-kata
yang baik. (Al-Furqan: 63) Mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung petunjuk.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa mereka menjawab dengan kata-kata yang baik.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, mereka mengatakan, "Salamun 'alaikum (semoga keselamatan
terlimpahkan kepada kalian)."
Jika mereka dinilai sebagai orang yang kurang akalnya, maka mereka bersabar. Mereka tetap
bergaul dengan hamba-hamba Allah di siang harinya dan bersabar terhadap apa pun yang
mereka dengar. Kemudian disebutkan bahwa pada malam harinya mereka melakukan ibadah.
****
Allah Swt. berfirman:
}‫ما‬
ً ‫قيَا‬
ِ ‫و‬
َ ‫جدًا‬
َّ ‫س‬
ُ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ِ ِّ ‫ون ل ِ َرب‬
َ ُ ‫ين يَبِيت‬
َ ‫ذ‬ِ َّ ‫{وال‬
َ
Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.
(Al-Furqan: 64)
Yakni mengerjakan ketaatan dan beribadah kepada-Nya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ ‫ار‬
ِ ‫ح‬َ ‫األس‬
ْ ِ ‫وب‬
َ ‫ون‬
َ ‫ع‬
ُ ‫ج‬
َ ‫ه‬
ْ َ‫م ا ي‬ ِ ْ ‫ن اللَّي‬
َ ‫ل‬ َ ‫م‬ َ ‫{ك َ انُوا‬
ِ ‫قلِيال‬
}‫ون‬َ ‫ْف ُر‬
ِ ‫ستَغ‬ْ َ‫ي‬
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah). (Az-Zariyat: 17-18)
‫ع‬
ِ ‫اج‬
ِ ‫ض‬ َ ْ ‫َن ال‬
َ ‫م‬ ِ ‫مع‬
ْ ‫ه‬
ُ ُ ‫جنُوب‬ َ ‫جا‬
ُ ‫فى‬ َ َ ‫تَت‬
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. (As-Sajdah: 16), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
َ
ِ ‫ح ذَ ُر اآل‬
َ‫خ َرة‬ ْ َ‫م ا ي‬ َ ‫و‬
ً ِ ‫قائ‬ َ ‫اجدًا‬
ِ ‫س‬ ِ ْ ‫ت آنَاءَ اللَّي‬
َ ‫ل‬ ٌ ِ ‫قان‬َ ‫و‬ َ ‫ه‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫م‬َّ ‫{أ‬
}‫ه‬ ِ ِّ ‫ة َرب‬َ ‫م‬
َ ‫ح‬ْ ‫جو َر‬ُ ‫وي َ ْر‬
َ
ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? (Az-Zumar: 9), hingga akhir
ayat.
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
‫ن‬
َّ ِ ‫م إ‬
َ َّ ‫هن‬
َ ‫ج‬ َ َ‫ع ذ‬
َ ‫اب‬ َ ‫عنَّا‬
َ ‫ف‬
ْ ‫ر‬
ِ ‫اص‬
ْ ‫ون َربَّن َ ا‬
َ ُ ‫قول‬
ُ َ ‫ين ي‬
َ ‫ذ‬ِ َّ ‫{وال‬
َ
}‫ما‬
ً ‫غ َرا‬ َ َ ‫ها ك‬
َ ‫ان‬ َ َ ‫عذَاب‬
َ
Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami.
Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” (Al-Furqan: 65)
Yaitu tetap dan abadi. Seperti yang dikatakan oleh seorang penyair sehubungan dengan makna
garaman ini, melalui salah satu bait syairnya:
... ‫ ِط َج ِزياَل فَِإنَّهُ اَل ُيبَالي‬... ‫ َوإِ ْن ُي ْعـ‬،‫إ ْن ُي َع ّذب يَ ُك ْن غَ َر ًاما‬
Jika dia (orang yang disanjung penyair) menyiksa, maka siksaannya terus-
menerus lagi tetap; dan jika dia memberi dengan pemberian yang banyak,
ia tidak peduli (berapa pun banyaknya).
Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sesungguhnya azab
Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal. (Al-Furqan: 65) Segala sesuatu yang menimpa anak
Adam, lalu lenyap darinya, tidak dapat dikatakan garam. Sesungguhnya pengertian garam itu
tiada lain bagi sesuatu yang kekal selagi ada bumi dan langit.
Hal yang sama dikatakan oleh Sulaiman At-Taimi.
Muhammad ibnu Ka'b telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sesungguhnya
azab Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal. (Al-Furqan: 65) Yakni mereka tidak
merasakan nikmat hidup di dunia ini. Sesungguhnya Allah Swt. menanyakan kepada orang-
orang kafir tentang nikmat (yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka). Mereka tidak dapat
mempertanggungjawabkannya kepada Allah. Maka Allah menghukum mereka, lalu
memasukkan mereka ke dalam neraka.
*****
}‫ما‬ َ ‫م‬
ً ‫قا‬ ُ ‫و‬ َ َ ‫ست‬
َ ‫ق ًّرا‬ ْ ‫م‬
ُ ‫ت‬
ْ َ‫ساء‬
َ ‫ها‬
َ َّ ‫{إِن‬
Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (Al-Furqan:
66)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Al-Hasan ibnur Rabi', telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Al-
A'masy, dari Malik ibnul Haris yang mengatakan bahwa apabila seseorang dilemparkan ke
dalam neraka, maka ia terjatuh ke dalamnya. Dan apabila sampai pada salah satu pintunya,
dikatakan kepadanya, "Tetaplah di tempatmu, kamu akan diberi jamuan terlebih dahulu." Maka
ia diberi minum racun ular hitam dan kalajengking. Perawi mengatakan bahwa lalu kulit,
rambut, urat, dan otot-ototnya pecah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Al-Hasan ibnur Rabi', telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Al-
A'masy, dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair yang mengatakan, "Sesungguhnya di dalam
neraka benar-benar terdapat sumur-sumur yang di dalamnya terdapat ular-ular yang besarnya
seperti unta, dan kalajengking-kalajengking yang besarnya seperti begal yang besar. Apabila ahli
neraka dilemparkan ke dalam neraka, maka ular-ular dan kalajengking-kalajengking itu keluar
dari tempat persembunyiannya menuju kepada mereka, lalu menggigit dan mematuki kulit dan
rambut mereka sehingga daging mereka sampai ke telapak kaki tersayat. Dan apabila ular-ular
dan kalajengking-kalajengking itu merasakan panasnya neraka, maka mereka kembali ke
tempatnya.
،‫ع ْن أَبِي ِظاَل ٍل‬- ِ
َ ‫ي ْعنِي ابْ َن م ْس ِكي ٍن‬- َ ‫ َح َّد َثنَا َس اَّل ٌم‬،‫وس ى‬ َ ‫س ُن بْ ُن ُم‬ َ ‫ َح َّد َثنَا ال‬:‫َح َم ُد‬
َ ‫ْح‬ ُ ‫ال اإْلِ َم‬
ْ ‫ام أ‬ َ َ‫ق‬
ِ ِ َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّم ق‬ ِ ‫ر‬- ‫ك‬ ٍ ِ‫س بْ ِن مال‬
َ ‫ "إ َّن َع ْب ًدا في َج َهن‬:‫ال‬
‫َّم‬ َ َ ‫ع ِن النَّبِ ِّي‬-َ ُ‫ض َي اللَّهُ َع ْن ه‬ َ َ ِ َ‫َع ْن أَن‬
‫ َفَي ْنطَلِ ُق‬.‫ب فَ آتِنِي بِ َع ْب ِدي َه َذا‬ ِِ
ْ ‫ ا ْذ َه‬:‫ول اللَّهُ لج ْب ِري َل‬ ُ ‫ َفَي ُق‬.‫ يَ ا َمنَّا ُن‬،‫ يَ ا َحنَّا ُن‬:‫ف َس نَ ٍة‬ َ ْ‫ادي أَل‬ ِ َ‫لِين‬
ُ
ُ ‫ َفَي ُق‬،ُ‫ َفَي ْر ِج ُع إِلَى َربِِّه َع َّز َو َج َّل َفيُ ْخبِ ُره‬،‫يل َفيَ ِج ُد أ َْه َل النَّا ِر ُمنكبين َي ْب ُكو َن‬
:‫ول اللَّهُ َع َّز َو َج َّل‬ ُ ‫ج ْب ِر‬
ِ
،‫ يَا َع ْب ِدي‬:ُ‫ول لَ ه‬ ُ ‫ َفَي ُق‬،‫ َفيَ ِجيءُ بِ ِه َفيُوقِ ُف هُ َعلَى َربِِّه َع َّز َو َج َّل‬.‫ان َك َذا َو َك َذا‬ ِ ‫آتِنِي بِ ِه فَِإنَّهُ فِي م َك‬
َ
.‫ ُردُّوا َع ْب ِدي‬:‫ول‬ ُ ‫ َفَي ُق‬.‫ َش َّر َم ِقي ٍل‬،‫ان‬ ٍ ‫ب َش َّر م َك‬
َ ِّ ‫ يَ ا َر‬:‫ول‬ ُ ‫ك؟ َفَي ُق‬ َ َ‫ك َو َم ِقيل‬ َ َ‫ت َم َكان‬َ ‫ف َو َج ْد‬ َ ‫َك ْي‬
ُ ‫ت أ َْر ُجو إِ ْذ أَ ْخ َر َج ْتنِي ِم ْن َها أَ ْن َت ُردَّنِي فِ َيها! َفَي ُق‬
‫ َد َع ْوا َع ْب ِدي‬:‫ول‬ ُ ‫ َما ُك ْن‬،‫ب‬ِّ ‫ يَا َر‬:‫ول‬ُ ‫َفَي ُق‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Musa, tela'
menceritakan kepada kami Salam ibnu Miskin, dari Abu Zhalali, dari Anas ibnu Malik r.a., dari
Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya ada seorang hamba di dalam neraka Jahanam
berseru selama seribu tahun dengan mengucapkan, "Ya hannan Ya Mannan " (Wahai Tuhan
Yang Maha Pengasih, wahai Tuhan Yang Maha Pemberi anugerah). Maka Allah Swt. berfirman
kepada Jibril, "Pergilah kamu dan bawalah hamba-Ku itu.” Jibril berangkat, dan ia menjumpai
ahli neraka dalam keadaan terjungkal seraya menangis. Lalu Jibril kembali menghadap kepada
Tuhannya, dan menceritakan kepada-Nya apa yang telah dilihatnya. Allah Swt. berfirman,
"Bawalah dia kepada-Ku, sesungguhnya dia berada di tempat anu.” Maka Jibril membawa
orang tersebut dan memberdirikannya di hadapan Allah Swt. Allah berfirman, "Hai hamba-Ku,
bagaimanakah kamu jumpai tempat tinggal dan tempat peristirahatanmu?” Si hamba
menjawab, "Wahai Tuhanku, benar benar tempat yang buruk dan tempat peristirahatan yang
buruk.” Maka Allah Swt. berfirman, "Kembalikanlah hamba-Ku (ke tempatnya).” Si hamba
berkata, "Wahai Tuhanku, setelah Engkau keluarkan daku dari neraka, daku sama sekali tidak
berharap untuk dikembalikan kepadanya.” Maka Allah Swt. berfirman, "Biarkanlah hamba-
Ku.”
*****
Firman Allah Swt.:
َ ‫{والَّذين إذَا أ‬
}‫قت ُ ُروا‬ ْ َ ‫ول‬
ْ َ‫م ي‬ ُ ‫ر‬
َ ‫فوا‬ ِ ‫س‬
ْ ُ ‫ي‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ‫وا‬ ُ
‫ق‬ َ
‫ف‬ ْ ‫ن‬ ِ َ ِ َ
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak
(pula) kikir. (Al-Furqan: 67)
Yakni mereka tidak menghambur-hamburkan hartanya dalam berinfak lebih dari apa yang
diperlukan, tidak pula kikir terhadap keluarganya yang berakibat mengurangi hak keluarga dan
kebutuhan keluarga tidak tercukupi. Tetapi mereka membelanjakan hartanya dengan
pembelanjaan yang seimbang dan selektif serta pertengahan. Sebaik-baik perkara ialah yang
dilakukan secara pertengahan, yakni tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir.
}‫ما‬
ً ‫وا‬
َ ‫ق‬ َ ِ ‫ن ذَل‬
َ ‫ك‬ َ َ ‫{وك‬
َ ْ ‫ان بَي‬ َ
dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al-Furqan: 67)
Seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
َ ْ‫سط‬
}‫ها‬ ُ ْ ‫وال تَب‬ َ ‫ق‬
َ ‫ك‬ ُ ‫ة إِلَى‬
ِ ُ ‫عن‬ ً َ ‫مغْلُول‬ َ َ‫ل يَد‬
َ ‫ك‬ ْ ‫ع‬
َ ‫ج‬
ْ َ ‫{وال ت‬
َ
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya. (Al-Isra: 29), hingga akhir ayat.
َّ َ‫ َح َّدثَنِي أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن َع ْب ِد اللَّ ِه بْ ِن أَبِي َم ْريَ َم الْغ‬،‫ام بْ ُن َخالِ ٍد‬
‫ َع ْن‬،‫س انِ ُّي‬ ِ
ُ‫ص‬ َ ‫ َح َّد َثنَا ع‬:‫َح َم ُد‬ ُ ‫ال اإْلِ َم‬
ْ ‫ام أ‬ َ َ‫ق‬
‫الر ُج ِل ِر ْف ُق هُ فِي‬ َّ ‫"م ْن فِ ْق ِه‬ ِ :‫ال‬ َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬ ِ
َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،‫ َع ْن أَبِي ال َّد ْر َداء‬،‫ض ْم َرة‬ َ
."‫شتِ ِه‬َ ‫َم ِعي‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isham ibnu Khalid, telah
menceritakan kepadaku Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Abu Tamim Al-Gassani, dari Damrah,
dari Abu Darda, dari Nabi Saw. yang telah mengatakan: Seorang lelaki yang bijak ialah yang
berlaku ekonomis dalam penghidupannya.
Akan tetapi, mereka (Ahlus Sunan) tidak ada yang mengetengahkannya.
ِ
‫ َح َّد َثنَا‬،‫الع ْبدي‬َ ‫ بْ ُن َع ْبد ال َْع ِزي ِز‬ ‫ َح َّد َثنَا ُس َكين‬،‫اد‬
ُ ‫ْح َّد‬
َ ‫ َح َّد َثنَا أَبُو عَُب ْي َد َة ال‬:‫ضا‬ ً ْ‫َح َم ُد أَي‬ ُ ‫ال [اإْلِ َم‬
ْ ‫ام] أ‬ َ َ‫ق‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ٍ ‫ َعن َعب ِد اللَّ ِه ب ِن مسع‬،‫ص‬ ِ ِ
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ود ق‬ ُْ َ ْ ْ ْ ِ ‫َح َو‬ ْ ‫اله َجري َع ْن أَبِي اأْل‬ َ ‫يم‬ ُ ‫إ ْب َراه‬
َ َ‫ال َم ِن اقْت‬
"‫ص َد‬ َ :‫َو َسلَّ َم‬
َ ‫"ما َع‬
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah Al-Haddad, telah
menceritakan kepada kami Miskin ibnu Abdul Aziz Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami
Ibrahim Al-Hijri, dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: Seseorang yang berlaku ekonomis tidak akan miskin.
Mereka (Ahlus Sunan) tidak ada yang mengetengahkan hadis ini.
ٍ ‫ ح َّد َثنَا إِ ْب ر ِاهيم بْن مح َّم ِد بْ ِن م ْيم‬،‫َحم ُد بْن ي ْحيى‬ ُ ِ‫ْحاف‬
‫ون َح َّد َثنَا‬ َُ َُُ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ ‫ َح َّد َثنَا أ‬:‫ظ أَبُو بَ ْك ٍر الَْب َّز ُار‬ َ ‫ال ال‬ َ َ‫ق‬
‫ول‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ ‫ي ْعنِي ال َْع ْب ِس َّي‬-
َ َ‫ع ْن ُح َذ ْي َف ةَ ق‬- ٍ ِ‫ َع ْن ُم ْس لِ ِم بْ ِن َحب‬،‫ بْ ُن َح ِك ٍيم‬ ‫َس ِعي ُد‬
َ ‫ َع ْن بِاَل ٍل‬،‫يب‬
ِ ‫ وأَحسن الْ َق‬،‫اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعلَي ِه وسلَّم "ما أَحسن الْ َقص َد فِي ال ِْغنَى‬
‫ص َد‬ْ ‫س َن الْ َق‬ ْ ‫ َوأ‬،‫ص َد في الْ َف ْق ِر‬
َ ‫َح‬ ْ ََ ْ َ ْ ََ ْ َ َ َ َ ْ َ
"‫اد ِة‬
َ َ‫فِي ال ِْعب‬
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu
Yahya, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Maimun, telah
menceritakan kepada kami Sa'd ibnu Hakim, dari Muslim ibnu Habib, dari Bilal Al-Absi, dari
Huzaifah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Betapa baiknya sikap
ekonomis dalam keadaan berkecukupan, dan betapa baiknya sikap ekonomis dalam keadaan
fakir, dan betapa baiknya sikap ekonomis (pertengahan) dalam (hal) ibadah.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa ia tidak mengetahui hadis ini melainkan hanya melalui
hadis Huzaifah r.a.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa membelanjakan harta dijalan Allah tidak ada batas
berlebih-lebihan. Iyas ibnu Mu'awiyah mengatakan bahwa hal yang melampaui perintah Allah
adalah perbuatan berlebih-lebihan. Selain dia mengatakan bahwa berlebih-lebihan dalam
membelanjakan harta itu bila digunakan untuk berbuat durhaka kepada Allah Swt.:

http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-al-furqan-ayat-63-67.html

Anda mungkin juga menyukai