Anda di halaman 1dari 10

Hari akhir pasti datang dan dialami oleh semua umat manusia.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf


ayat 197 mengenai hari akhir (kiamat) yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah
SWT.

Arab: ‫ت َوالْا َْر ِضۗ ل َا تَأ ْ ِتيْك ُْم اِلَّا‬


‫الس ٰم ٰو ِـ‬ ْ ‫جلِ ّيْ َها لِ َو ْق ِت َهٓا اِلَّا ُه َوۘ ثَقُل‬
َ ّ ‫َت ِفى‬ َ ُ‫ىهاۗ ق ُْلاِن ّ ََما ِعل ُْم َها ِعن ْ َد َربّ ِْيۚ ل َا ي‬ َ َّ‫اع ِة ا َي‬
َ ‫ان ُم ْر ٰس‬ َ ‫الس‬
َ ّ ‫ع ِن‬
َ ‫يَ ْسٔـ َـَٔل ُْون َ َك‬
ِ
‫َاسَا يَ ْعل َُم ْو َن‬ َ َ ِ ٰ ِ ٰ ِ ِ ِ
‫عن ْ َهاۗ ق ُْلان ّ ََما عل ُْم َها عن ْ َد الل ّه َولك ّن اكْث ََر الن ّ ل‬ َ ‫ي‬ ِ َ
ٌ ّ ‫بَ ْغتَ ًة ۗيَ ْسٔـ َـَٔل ُْون َ َك كَان ّ ََك َحف‬

Latin: yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā
huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul
innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah,
"Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat
menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di
langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang
(hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."Hari akhir pasti datang dan
dialami oleh semua umat manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 197 mengenai hari
akhir (kiamat) yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.

Arab: ‫ت َوالْا َْر ِضۗ ل َا تَأ ْ ِتيْك ُْم اِلَّا‬ ‫الس ٰم ٰو ِـ‬ َ ّ ‫َت ِفى‬ ْ ‫ج ِل ّيْ َها لِ َو ْق ِت َهٓا اِلَّا ُه َوۘ ثَ ُقل‬
َ ُ‫ىه ۗا ق ُْلاِن ّ ََما ِعل ُْم َها ِعن ْ َد َربّ ِْيۚ ل َا ي‬ َ َّ‫اع ِة ا َي‬
َ ‫ان ُم ْر ٰس‬ َ ‫الس‬
َ ّ ‫ع ِن‬
َ ‫يَ ْسٔـ ََٔـل ُْون َ َك‬
‫عن ْ َهاۗ ق ُْلاِن ّ ََما ِعل ُْم َها ِعن ْ َد الل ّ ٰ ِه َول ٰ ِك ّ َن اَكْث ََر الن ّ ِ ل‬
‫َاسَا يَ ْعل َُم ْو َن‬ َ ‫ي‬ ٌ ّ ‫َب ْغتَ ًة ۗيَ ْسٔـ ََٔـل ُْون َ َك كَاَن ّ ََك َح ِف‬

Latin: yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā
huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul
innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah,
"Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat
menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di
langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang
(hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."DALIL-DALIL IMAN KEPADA
QADHA’ DAN QADHAR
Oleh

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd

Dalil yang menunjukkan rukun yang agung dari rukun-rukun iman ini ialah al-Qur-an, as-Sunnah, ijma’,
fitrah, akal, dan panca indera.

Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an

Dalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya firman Allah Azza wa Jalla

‫َو َكانَ أَ ْم ُر هَّللا ِ قَ َدرًا َم ْقدُورًا‬

“…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” [Al-Ahzab/33 :38]

Juga firman-Nya:

ٍ ‫َي ٍء َخلَ ْقنَاهُ ِبقَد‬


‫َر‬ ْ ‫إِنَّا ُك َّل ش‬

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” [Al-Qamar/54 : 49]

Dan juga firman-Nya yang lain:

ٍ ُ‫َر َم ْعل‬
‫وم‬ ٍ ‫َي ٍء إِاَّل ِع ْن َدنَا خَ َزائِنُهُ َو َما نُن َِّزلُهُ إِاَّل بِقَد‬
ْ ‫َوإِ ْن ِم ْن ش‬

“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya
melainkan dengan ukuran tertentu.” [Al-Hijr/15 : 21]
Juga firman-Nya:

َ‫وم فَقَ َدرْ نَا فَنِ ْع َم ْالقَا ِدرُون‬


ٍ ُ‫َر َم ْعل‬
ٍ ‫إِلَ ٰى قَد‬

“Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang
menentukan.” [Al-Mursalaat/77 : 22-23]

Juga firman-Nya yang lain:

ٍ ‫ثُ َّم ِج ْئتَ َعلَ ٰى قَد‬


‫َر يَا ُمو َس ٰى‬

“…Kemudian engkau datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” [Thaahaa/20 : 40]

Dan juga firman-Nya:

‫َي ٍء فَقَ َّد َرهُ تَ ْق ِديرًا‬


ْ ‫ق ُك َّل ش‬
َ َ‫َوخَ ل‬

“…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-
rapinya.” [Al-Furqaan/25 : 2]

Dan firman-Nya yang lain:

‫َوالَّ ِذي قَ َّد َر فَهَد َٰى‬

“Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” [Al-A’laa/87 : 3]


Firman-Nya yang lain:

‫ض َي هَّللا ُ أَ ْمرًا َكانَ َم ْف ُعواًل‬


ِ ‫لِيَ ْق‬

“… (Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti
dilaksanakan…” [Al-Anfaal/8: 42]

Serta firman-Nya yang lain :

ِ ْ‫ب لَتُ ْف ِسد َُّن فِي اأْل َر‬


‫ض َم َّرتَي ِْن‬ ِ ‫ض ْينَا ِإلَ ٰى َبنِي إِ ْس َرائِي َل فِي ْال ِكتَا‬
َ َ‫َوق‬

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi ini dua kali…” [Al-Israa’/17 : 4]

Dalil-Dalil Dari As-Sunnah

Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang terdapat
dalam hadits Jibril Alaihissalam

ِ ‫َوتُ ْؤ ِمنَ بِ ْالقَد‬


‫َر خَ ي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬

“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1]

Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan, “Saya mengetahui sejumlah
orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan
ketentuan takdir.’ Ia melanjutkan, “Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala
sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan
kelemahan.’”[2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ ‫ْ لَوْ أَنِّ ْي فَ َع ْل‬:‫صابَكَ َش ْي ٌئ فَالَ تَقُل‬


‫ قَ َد ُر هللاِ َو َما شَا َء فَ َع َل‬:ْ‫ َولَ ِك ْن قُل‬،‫ َكانَ َك َذا َو َك َذا‬،‫ت‬ َ َ‫َوإِ ْن أ‬

“…Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya
akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang
dikehendakinya pasti terjadi… .’” [3]

Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini dalil-dalil yang banyak dari al-
Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan atas apa yang telah disebutkan.

Dalil-Dalil Dari Ijma’

Sedangkan menurut Ijma’, maka kaum muslimin telah bersepakat tentang kewajiban beriman kepada
qadar, yang baik dan yang buruk, yang berasal dari Allah. An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Sudah
jelas dalil-dalil yang qath’i dari al-Qur-an, as-Sunnah, ijma’ Sahabat, dan Ahlul Hil wal ‘Aqd dari kalangan
salaf dan khalaf tentang ketetapan qadar Allah Azza wa Jalla.” [4]

Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Sudah menjadi pendapat salaf seluruhnya bahwa seluruh perkara
semuanya dengan takdir Allah Ta’ala.” [5]

Dalil-Dalil Dari Fitrah

Adapun berdasarkan fitrah, bahwa iman kepada qadar adalah sesuatu yang telah dimaklumi secara
fitrah, baik dahulu maupun sekarang, dan tidak ada yangDalil-Dalil Dari Akal

Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah Pencipta alam semesta ini,
Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya. Tidak mungkin alam ini diadakan dengan sistim yang
menakjubkan, saling menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan akibat sedemikian rupa ini adalah
secara kebetulan. Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem pada asal wujud-nya, lalu
bagaimana menjadi tersistem pada saat adanya dan perkembangannya?
Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta, maka sudah pasti sesuatu tidak terjadi dalam
kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki dan ditakdirkan-Nya.Hari akhir pasti datang dan dialami
oleh semua umat manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 197 mengenai hari akhir
(kiamat) yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah SWT.

Arab: ‫ت َوالْا َْر ِضۗ ل َا تَأ ْ ِتيْك ُْم اِلَّا‬ ‫الس ٰم ٰو ِـ‬ َ ّ ‫َت ِفى‬ ْ ‫جلِ ّيْ َها لِ َو ْق ِت َهٓا اِلَّا ُه َوۘ ثَقُل‬َ ُ‫ىهاۗ ق ُْلاِن ّ ََما ِعل ُْم َها ِعن ْ َد َربّ ِْيۚ ل َا ي‬ َ َّ‫اع ِة ا َي‬
َ ‫ان ُم ْر ٰس‬ َ ‫الس‬
َ ّ ‫ع ِن‬
َ ‫يَ ْسٔـ َـَٔل ُْون َ َك‬
‫عن ْ َهاۗ ق ُْلاِن ّ ََما ِعل ُْم َها ِعن ْ َد الل ّ ٰ ِه َول ٰ ِك ّ َن اَكْث ََر الن ّ ِ ل‬
‫َاسَا يَ ْعل َُم ْو َن‬ ‫ي‬
َ ٌّ َ ّ ِ
‫ف‬ ‫ح‬ ‫َك‬ َ ‫ن‬َ ‫ا‬َ ‫ك‬ ‫ك‬
َ ‫ن‬ ‫ُو‬ ‫ل‬‫ـ‬
‫ٔـ‬ ‫س‬ ‫ۗي‬ ‫ة‬ ‫ت‬‫غ‬
َ ْ ََٔ ْ َ ً َ ْ َ ‫ب‬

Latin: yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā
huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul
innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah,
"Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat
menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di
langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang
(hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."DALIL NAQLI DAN AQLI
BERIMAN KEPADA HARI AKHIR

Dalil Naqli

Dalil-dalil Naqli tentang beriman pada hari akhir

Dalil naqli yang berkenaan dengan beriman pada hari akhir, dijelaskan dalam Al-Qur’an,
diantaranya sebagai berikut:

a. Surat Al-Hajj ayat 1-2:

‫ٰۤيـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُ ۡوا َربَّ ُك ۚمۡ‌ اِ َّن زَ ۡلزَ لَةَ السَّا َع ِة ش َۡىء َع ِظ ۡي ٌم‬

‫اب هّٰللا ِ َش ِد ۡيد‬


َ ‫اس س ُٰك ٰرى َو َما هُمۡ ِبس ُٰك ٰرى َو ٰلـ ِك َّن َع َذ‬
َ َّ‫ت َحمۡ ٍل َحمۡ لَهَا َوتَ َرى الن‬ َ ‫ض َع ٍة َع َّم ۤا اَ ۡر‬
َ ‫ض َع ۡت َوت‬
ِ ‫َض ُع ُكلُّ َذا‬ ِ ‫يَ ۡو َم ت ََر ۡونَهَا ت َۡذهَ ُل ُكلُّ ُم ۡر‬

Artinya:

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah
suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala
wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.

b. Surat Az-Zalzalah

.‫ت ااۡل َ ۡرضُ اَ ۡثقَالَهَا‬


ِ ‫ َواَ ۡخ َر َج‬.‫ت ااۡل َ ۡرضُ ِز ۡلزَ الَهَا‬
ِ َ‫اِ َذا ُز ۡل ِزل‬

ُ ‫ يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ٍذ تُ َحد‬.‌‫َوقَا َل ااۡل ِ ۡن َسانُ َما لَهَا‬


‫ِّث اَ ۡخبَا َرهَا‬

.‫بِا َ َّن َربَّكَ اَ ۡو ٰحى لَهَا‬

ۙ ‫َّص ُد ُر النَّاسُ اَ ۡشتَاتًا‬


ۡ ‫لِّيُ َر ۡوا اَ ۡع َمالَهُمۡ ؕ  يَ ۡو َم ِٕٕٮِـ ٍذ ي‬

ؕ ‫فَ َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثقَا َل َذ َّر ٍة خَ ۡيرًا يَّ َر ٗه‬

َ َ‫َو َم ۡن ي َّۡع َم ۡل ِم ۡثق‬


‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرا يَّ َر ٗه‬

Artinya:

1) Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)

2) Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya

3) Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?"

4) Pada hari itu bumi menceritakan beritanya

5) Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya

6) Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam- macam, supaya diperlihatkan
kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka

7) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

8) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula

c. surat Al-Hajj ayat 7:

ُ ‫ب فِ ۡيهَا ۙ َواَ َّن هّٰللا َ يَ ۡـب َع‬


‫ث َم ۡنفِى ۡالقُب ُۡو ِر‬ َ ‫َّواَ َّن السَّا َعةَ ٰاتِيَةٌ اَّل َر ۡي‬

Artinya:

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya, dan bahwasanya
Allah membangkitkan semua orang di alam kubur.”(Q.S. Al-Hajj:7)
a. Dalil Naqli ( Al-Qur’an )

Kebenaran akan datangnya Hari Akhir banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut :

1. Kebenaran akan terjadinya Hari Kebangkitan ( Yaum Al-Ba’ts ), yaitu menghidupkan kembali orang-
orang yang sudah mati. Sebagaimana Firman Allah :

)۱۵ -۱۶ : ‫ ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَ َم ِة تُ ْب َعثُوْ نَ ( المؤمنون‬. َ‫ثُ َّم إِنَّ ُك ْم بَ ْع َد َذلِكَ لَ َميِّتُّوْ ن‬

Artinya :

“ kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan
dibangkitkan ( dari kuburmu ) di hari kiamat ” ( QS. Al-Mu’minun : 15-16 ).

Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti ada, bujkti keberadaannya diperkuat oleh Al-Qur’an, Sunnah
dan Ijma’ umat Islam.

2. Kebenaran akan adanya Hari Penghitungan Amal ( Yaum Al-Hisab ) dan Hari Pembalasan ( Yaum Al-
Jaza’ ). Sebagaimana Firman-Nya :

) ٢٥-٢٦ : ‫ ثُ َّم إِ َّن َعلَ ْينَا ِحسا َ بَهُ ْم ( الغشية‬. ‫إِ َّن إِلَيْنا َ إِياَبَهُ ْم‬

Artinya :

“ sesungguhnya kepada kami mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami menghisab
mereka ” ( QS. Al-Ghasyiyah : 25-26).

Dalam ayat lain juga disebutkan :

ْ ‫َم ْن جا َ َء ِب ْال َح َسنَ ِة فَلَهُ َع ْش ُر اَ ْمثا َ لِهَا َو َم ْن َجا َء بِال َّس ِّي َء ِة فَالَ يُجْ زَى إِالَّ ِم ْثلَهَا َوهُ ْم الَ ي‬
.َ‫ُظلَ ُموْ ن‬

( ١٦٠ : ‫)االنعم‬

Artinya :

“ barang siapa membawa amal yang baik maka baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat amalnya, dan
barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi balasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya ( dirugikan ).” (QS. Al-An’am: 160)
3. Kebenaran akan datangnya Hari Kiamat dan bagaimana kedatangan Hari Kiamat.Dalil Aqli tentang
beriman kepada hari akhir

Iman kepada hari akhir adalah mempercayai dengan sepenuh hati terhadap perubahan dahsyat
yang terjadi pada alam semesta ini. Perubahan ini merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia yang
fana dan dimulainya kehidupan akhirat yang kekal. Perihal adanya kehancuran total dunia fana ini dan
adanya kehidupan di akhirat setelah hancurnya dunia, dapat diketahui melalui firman-firmannya dalam
Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw. Akal sehat pasti akan meyakini dan menerimanya, karena hal itu
sangat mungkin terjadi.

Kehancuran total yang meliputi seluruh isi alam ini bukanlah sesuatu yang mustahil, dan bukan
pula sesuatu yang menyimpang dari akal sehat. Para ahli ilmu alam telah sepakat bahwa sesuatu yang
baru (makhluk) pasti ada awalnya dan suatu saat pasti ada batas akhirnya. Waktu pun akan berputar
menurut putarannya yang wajar dan pasti, sehingga pada akhirnya akan sampailah pada masa
kerusakan dan kepunahan.

Selain dalil-dalil yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, kebenaran akan datangnya Hari Akhir dapat
kita pikirkan melalui akal jernih, diantaranya :

Bumi yang kita huni awalnya brupa kabut panas sebagaimana yang dikemukakan oleh Kant Laplaz dalam
teori “ Big Bang ”. Kemudian kabut panas tersebut berubah menjadi cairan, yang kemudian membeku
dan membentuk permukaan bumi dan berkembang secara terus menerus.

04

Semua benda-benda angkasa lainnya juga mengalami proses berkembang. Hal itu sebagaimana balon
karet yang ditiup, setiap harinya makin besar, makin luas dan terus berubah.

Pada suatu saat proses ini akan berhenti, sebagaimana balon karet yang ditiup, ada saatnya ia
mengalami titik dimana tidak mampu mengembang lagi, dan akhirnya meletus. Begitu juga alam
semesta ini yang suatu saat akan sampai pada titik dimana ia tidak mampu lagi berkembang, hingga
akhirnya hancur bertabrakan. Begitulah sepintas gambaran tentang datangnya Hari Akhir

# .Adapun dalil AQLI mengenai beriman kepada Allah SWT adalah bagaimana alam semesta berjalan
dengan teratur di mana siang berganti menjadi malam, matahari terbit dari timur dan tenggelam di
barat, alam semesta yang berjalan harmonis dan sebagainya adalah dalil aqli beriman kepada Allah SWT,
yang artinya meyakini keberadaan Allah sebagai Sang Khaliq lewat alam semesta, lewan penciptaan-Nya
di sekeliling kita.Makna Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah merupakan asas dan pokok dari keimanan, yakni keyakinan yang pasti bahwa Allah
adalah Rabb dan pemilik segala sesuatu, Dialah satu-satunya pencipta, pengatur segala sesuatu, dan
Dialah satu-satunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Semua sesembahan selain Dia
adalah sesembahan yang batil, dan beribadah kepada selain-Nya adalah kebatilan. Allah Ta’ala
berfirman,

‫اط ُل َوأَ َّن هللاَ ه َُو ْال َعلِ ُّي ْال َكبِي ُر‬
ِ َ‫ق َوأَ َّن َمايَ ْد ُعونَ ِمن دُونِ ِه ه َُو ْالب‬
ُّ ‫َذلِكَ بِأ َ َّن هللاَ هُ َو ْال َح‬

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan
sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah,
Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Hajj: 62)

Dialah Allah yang disifati dengan sifat yang sempurna dan mulia, tersucikan dari segala kekurangan dan
cacat. Ini merupakan perwujudan tauhid yang tiga, yatu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhdi
asma’ wa shifat. Keimanan kepada Allah mengandung tiga macam tauhid ini, karena makna iman kepada
Allah adalah keyakinan yang pasti tentang keesaan Allah Ta’ala dalam rububiyah, uluhiyah, dan seluruh
nama dan sifat-Nya. (Al Irysaad ilaa shahiihil I’tiqaad,

Anda mungkin juga menyukai