Anda di halaman 1dari 22

SENANTIASA

MUHASABAH DIRI
PENDAHULUAN

 Kondisi semakin tidak menentu


 Berbagai peristiwa dan musibah terus-menerus melanda negeri
 Pandemi tak kunjung henti, solusi yang tidak jelas, polemik dan
ketidakadilan semakin merajalela, kemaksiatan semakin menjadi-
jadi
 Dalam setiap zaman, krisis dan bencana nyaris tidak bisa dielakkan.
Namun yang berbeda adalah sikap manusia dalam menghadapi
krisis dan bencana tersebut
QS Al-Araf 97-98
َ ُ ِ ْ َ َ َ ُ َ ُ َ ِ ‫ى أَن يَأ‬
‫نن‬ ُ ِٰٓ َ َ ‫م‬‫ه‬ُ َ ‫ا‬ ً ‫ي‬ ‫ب‬ َ َ ‫ُس‬ْ ‫أ‬‫ب‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫ت‬ْ ٰٓ ‫أَفَأ َ ِم َن أ َ ْه ُل ْٱلقُ َر‬

َ ُ‫ض احى ََ ُه ْم يَ ْلعَب‬


‫نن‬ ُ ْ ‫ى أَن يَأْتِيَ ُهم بَأ‬
ُ ََ‫ُس‬ ٰٓ ‫أ َ ََأ َ ِم َن أ َ ْه ُل ْٱلقُ َر‬
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksa Kami kepada mereka di malam hari di waktu
mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari
sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain?
QS Al-Araf : 99 -100

‫ٱَّللِ ۚ فَ ََل يَأ ْ َم ُن َم ْك َر ه‬


َ‫ٱَّللِ ِإ هَّل ْٱلقَ ْن ُم ْٱل َخ ِس ُرَن‬ ۟ َُ‫أَفَأ َ ِم‬
‫نا َم ْك َر ه‬
‫ش ٰٓ ُء‬َ ََ ‫ض ِم ۢن بَ ْع ِد أ َ ْه ِل َه ٰٓ أَن له ْن‬
َ ‫أ َ ََلَ ْم يَ ْه ِد ِللهذِينَ يَ ِرثُننَ ْٱْل َ ْر‬
َ‫َلَى ُُلُن ِب ِه ْم فَ ُه ْم ََّل يَ ْس َُعُنن‬ ْ َََ ۚ ‫ص ْبََ ُهم ِبذَُُن ِب ِه ْم‬
َ ُُ َ‫َْب‬ َ َ‫أ‬
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)?
Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan
apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah
(lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab
mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka
sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi?)”
PERINTAH UNTUK MUHASABAH
QS Al-Hasyr : 18

ْ ‫س َم َُده َم‬
‫ت‬ ٌ ‫ظ ْر ََ ْف‬ ُ َْ َ ً‫ّللاَ ََ ْل‬ َ ‫يَ أَيُّ َه اله ِذ‬
‫ين آ َ َمَُنا اتهقُنا ه‬
َ ُ‫ير ِب َُ ت َ ْع َُل‬
‫نن‬ ٌ ‫ّللاَ َخ ِب‬ ‫ِلغَ ٍد ََاتهقُنا ه‬
‫ّللاَ ِإ هن ه‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk persiapan hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dari apa yang kamu
kerjakan.”
Dalam hadits Rasulullah bersabda:

‫صلهى ه‬
ُ‫ّللا‬ َ ِ ِ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ه‬ َ‫ال‬ ْ
‫ن‬ َ
َ ُ ‫ه‬َْ َ
َ ُ ‫هللا‬ ‫ي‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ر‬
َ ‫س‬ ٍ َْ َ َ ‫َ ْن‬
‫شدها ِد ب ِْن أ‬ َ
َ ََ ُ‫سه‬
َ‫َ ُِ َل ِل َُ بَ ْعد‬ َ ‫ان ََ ْف‬ َ َ‫س َم ْن د‬ ُ ‫ُسله َم َُ َل ْال َك ِي‬ َ ََ ‫َلَ ْي ِه‬
َ
‫َلَى ه‬
ِ‫ّللا‬ َ ‫سهُ َه َنا َه ََت َ ََُهى‬ َ ‫ ََ ْالعَ ِج ُز َم ْن أَتْبَ َُ ََ ْف‬،‫ت‬ ِ ‫ْال َُ ْن‬
“Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa
beliau bersabda, ‘Orang yang cerdas (sukses) adalah orang
yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal
untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang
lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta
berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR Tirmidzi. Ia berkata,
“Ini hadits hasan”).
Sayyidina Umar bin Khattab pernah
bertutur
‫ض‬ ِ ‫ُسبُ ْنا ََتَزَ يهَُ ْنا ِل ْلعَ ْر‬
َ ‫س ُك ْم َُ ْب َل أ َ ْن ت ُ َح‬
َ ُ‫َح ُِسبُنا أ َ َْف‬
‫َلَى َم ْن‬ َ ‫ب يَ ْن َم ْال ِقيَ َم ِة‬ُ ‫س‬ َ ‫ف ْال ِح‬ ُّ ‫اْل َ ْكبَ ِر ََ ِإَه َُ يَ ِخ‬
“ َ‫سهُ فِى الدُّ َْي‬ َ ‫ب ََ ْف‬ َ ‫ُس‬َ ‫َح‬
“Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab,
dan berhias dirilah kalian untuk menghadapi
penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab
pada hari kiamat akan menjadi ringan hanya bagi orang
yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
BISA JADI KARENA MAKSIAT DAN
DOSA KITA
‫ضَ اك‬
َ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ش‬
َ ‫ي‬ ‫ع‬
ِ ‫م‬
َ ُ ‫ۥ‬
‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ه‬
‫ن‬ ِ ‫إ‬َ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫ر‬ ِ ْ
‫ك‬ ‫ذ‬
ِ ‫ن‬ َ ‫ض‬ ‫ر‬َْ َ
َ َ َ ‫ََ َم ْن أ‬
‫ش ُر ۥهُ يَ ْن َم ْٱل ِقيَ َُ ِة أ َ َْ َُى‬ُ ‫َََ َْح‬
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". [TQS at-Toha : 124]
MUHASABAHLAH

 Maka dari itu seharusnya para penguasa negeri-negeri Muslim,


Masyarakat dan setiap individu dari kita segera sadar dan
mengevaluasi secara menyeluruh.
 Menelaah apa yang sebenarnya terjadi, apa penyebab dan
bagaimana solusinya?
 Dan dapat dipastikan bahwa manusia-manusia tesebut telah
melakukan dosa dengan melalaikan hukum-hukum Allah SWT.
 Evaluasi dan muhasabah dapat dilakukan pada tiga aspek yaitu
sistem (negara), masyarakat dan individu.
NEGARA DAN PENGUASA

 Apakah penguasa negeri-negeri Muslim sudah menerapkan aturan


dan hukum-hukum Allah SWT?

‫ٱَّللِ ُح ْك اُ ِلقَ ْن ٍم‬


‫س ُن ِم َن ه‬
َ ‫ح‬
ْ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ َ
َ َ ۚ ‫نن‬
َ ُ ‫غ‬ ‫ب‬
ْ َ ‫ي‬ ‫ة‬
ِ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬
ِ ‫ه‬ ْ
َِ َ ‫أ‬
‫ج‬‫ٱل‬ ‫م‬‫ك‬ْ ‫ح‬
ُ َ ‫ف‬َ
َ َُُِ‫يُن‬
‫نن‬
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan
(hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah
bagi orang-orang yang yakin?” [TQS al-Maidah : 50]
Masyarakat (Ketakwaan Komunal)

‫َلَ ْي ِهم‬
َ َ َ ‫ح‬
ْ َ ًَ ‫ف‬َ ‫ل‬ ۟
‫ا‬ ‫ن‬َ ‫ق‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ٱ‬
ْ َ َ َ َ َ ۟
‫نا‬ُ َ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ٰٓ
‫ى‬ ‫ر‬ُ ‫ق‬ ْ
‫ٱل‬ ‫ل‬
َ ‫ه‬ْ َ ‫أ‬ ‫ه‬
‫ن‬ َ ‫ََلَ ْن أ‬
َُ ‫نا فَأ َ َخ ْذََ ُهم ِب‬ ۟ ُ‫ض ََلَ ِكن َكذهب‬ ‫ر‬ْ َ
ِ ‫س َُ ٰٓ ِء ََ ْٱْل‬ ‫ت ِم َن ٱل ه‬ ٍ ‫بَ َر َك‬
َ ُ‫نا يَ ْك ِسب‬
‫نن‬ ۟ َُ ‫َك‬
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.” [TQS Al-araf 96]
Individu

‫س َم‬ ٌ ‫ف‬ْ َ َ ‫ر‬


ْ ُ
‫ظ‬ ْ
َ َ ً ْ
‫ل‬ َ
َ َ ‫ه‬
‫ّللا‬ ‫نا‬ ُ ‫ق‬‫ه‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫نا‬ُ َ ‫م‬
َ َ ‫آ‬ ‫ين‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫ه‬
َ ‫يَ أ‬
ُّ ‫ي‬َ
َ ُ‫ير ِب َُ ت َ ْع َُل‬
‫نن‬ ٌ ‫ّللاَ َخ ِب‬ ‫ّللاَ ِإ هن ه‬ ‫ت ِلغَ ٍد ََاتهقُنا ه‬ ْ ‫َُده َم‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk persiapan hari esok. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui dari apa yang kamu kerjakan.”
[QS Al-Hasyr : 18]
MUHASABAH UNTUK BERTOBAT

 Keduanya tidak dapat dipisahkan karena tobat adalah peninjauan


atau koreksi terhadap perbuatan atau sikap diri sendiri yang sudah
dilakukan dengan rasa penyesalan.
Surat An-Nur : 31 & Surat Al-A’raf : 201

َ ‫نن لَعَله ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح‬


‫نن‬ ‫ََتُنبُ ٰٓن ۟ا ِإلَى ه‬
َ َُ‫ٱَّللِ َج ُِيعا أَيُّ َه ْٱل ُُْْ ِم‬
Artinya, “Bertobatlah kalian kepada Allah, wahai orang-orang
yang beriman, agar kalian beruntung,”

َ ‫ش ْي‬
‫ْ ِن تَذَ هك ُرَا فَإِذَا‬ ‫ف ِم َن ال ه‬ َ ‫س ُه ْم‬
ٌ ِِ ‫ط‬ َ ‫ِإ هن اله ِذ‬
‫ين اتهقَ ْنا ِإذَا َم ه‬
‫َن‬
َ ‫ْص ُر‬ِ ‫ُه ْم ُمب‬
Artinya, “Sungguh, orang-orang yang bertakwa bila ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, lalu ketika itu
juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)”
1. Muhasabah untuk Ishlah
(memperbaiki diri)
 Introspeksi membuka mata kita tentang kelemahan-kelemahan,
kekurangan-kekurangan, untuk di kemudian diperbaiki.
 Introspeksi juga adanya perencanaan sebelum melakukan sesuatu
agar kesalahan yang serupa tidak terulang.
 Sebagai hamba, manusia diwajibkan untuk memposisikan
kehidupan di akhirat lebih utama daripada alam duniawi ini.
 Introspeksi diri bahwa kelak semua yang diperbuat anggota badan
manusia akan dipertanggungjawabkan di kehidupan kelak.
Surat Yasin ayat 65:

ُ‫َلَى أ َ ْف َنا ِه ِه ْم ََت ُ َك ِل ََُُ أ َ ْي ِد ْي ِه ْم ََت َ ْش َهد‬ ‫م‬


َ ُ ً
ِ ْ
‫َخ‬ َ ‫م‬ ‫ن‬
َ ْ َ ‫ي‬ ْ
‫ال‬
‫أ َ ْر ُجلُ ُه ْم ِب َُ َك َُ ْنا يَ ْك ِسبُ ْن َن‬
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka
usahakan”
2. Dengan Muhasabah
Menghindari Kesombongan
 Muhasabah fokus pikiran tertuju pada kekurangan diri sendiri.
 Disibukkan dengan mencermati kesalahan diri sendiri ketimbang
memvonis salah orang lain;
 mencari kesesatan pikiran dan perilaku diri sendiri
QS An-Najm : 32

‫س ُك ْم ُه َن أ َ َْلَ ُم ِب َُ ِن اتهقَى‬
َُ ‫فََل تُزَ ُّكنا أ َ َْف‬
Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling
mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS An-Najm: 32)
QS Al-Baqarah 214

َ ‫نا ْٱل َجَهةَ ََلَ هُ يَأْتِ ُكم همث َ ُل ٱله ِذ‬


‫ين َخلَ ْن ۟ا ِمن‬ ۟ ُ‫أ َ ْم َح ِس ْبً ُ ْم أَن ت َ ْد ُخل‬
‫ُسن ُل‬ ‫نا َحًهى يَقُن َل ه‬
ُ ‫ٱلر‬ ۟ ُ‫ض هرآٰ ُء ََ ُز ْل ِزل‬ َْ ‫سًْ ُه ُم ْٱلبَأ‬
‫ُس ٰٓ ُء ََٱل ه‬ ‫َُ ْب ِل ُكم ۖ هم ه‬
ٌ ‫ٱَّللِ َُ ِر‬
‫يب‬ ‫ص َر ه‬ْ ََ ‫َّل ِإ هن‬ ٰٓ َ َ ‫ٱَّللِ أ أ‬
‫ص ُر ه‬ ْ ََ ‫نا َمعَ ۥهُ َمًَى‬ ۟ َُ‫ين َءا َم‬ َ ‫ََٱله ِذ‬
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-
orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka
dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”
ALHASIL

 Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang


senantiasa mengevaluasi diri terutama dari dosa-dosa yang kita
lakukan semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT
 Dan semoga pula dengan muhasabah dan tobat yang senantiasa
kita lakukan menyegerakan pertolongan Allah SWT
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai