Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN ZAKAT DALAM AL-QUR’AN DAN HADITS

1. Ayat tentang zakat

Kewajiban berzakat ditetapkan oleh beberapa ayat al-Qur’an,


diantaranya adalah firman Allah pada surah At-Taubah ayat 103 yang
berbunyi :

َ ُ‫َسَكَن لَ ُه ْم َوُهَّللا‬
‫َس ِميع ََع َِليم‬ َ ‫ص ِل ََعَلَ ْي ِه ْم ِِإَّن‬
َ َ‫ص َاَلتََك‬ َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخذْ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”1

2. Hadits Tentang Zakat


Hadist tentang zakat diriwayatkan oleh Imam al-Ashabani yang
artinya:

“Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas hartawan muslim


suatu kewajiban zakat yang dapat menanggulangi kemiskinan.
Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir menderita kelaparan atau
kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada pada
hartawan muslim. Ingatlah, Allah SWT akan melakukan perhitungan
yang teliti dan meminta pertanggung jawaban mereka dan
selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih”2
Hadits tersebut secara eksplisit menegaskan posisi zakat
sebagai instrument pengaman social, yang bertugas menjembatani
transfer kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.

1
Departemen Agama RI, Al-qur’anul Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia (Jakarta
Timur: PT. Arga Printing)
2
Syauqi Irfan, 2009. “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan” . Pemikiran dan
Gagasan. Vol.2 No:1, 2009,Hal 1-11

1|Zakat dan Perangkatnya


KAJIAN ZAKAT TAFSIR DAN SYARKH

1. Tafsir Al-Qur’an
Dari surah At-Taubah, Tafsir Jalalain:
Ambilah sedekah dari sebagian harta mereka, dengan sedekah
itu kamu membersihkann dan menyucikan mereka dari dosa dosa
mereka, maka nabi SAW. Mengambil sepertiga harta mereka
kemudian menyedekahkannya dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenangan jiwa rahmat bagi
mereka menurut suatu pendapat yang dimaksud dengan sakanun ialah
ketenangan batin lantaran tobat mereka di terima. (Dan Allah Maha
Mendengar lagi maha mengetahui).3

2. Syarkh Hadits

َ ‫ أ ُ ِم ْرتُ أ َ َّْن أُقَاتِ َل الن‬:َ‫َسَل َم َقال‬


‫اس‬ َ ‫َع ََل ْي ِه َو‬
َ ُ‫صَلى ُهَّللا‬ ُ ‫ أََّن َر‬،‫ضي ُهَّللاُ ََع ْن ُه َما‬
َ ِ‫َس ْو َل ُهَّللا‬ ُ ‫ََع ْن اب ِْن‬
ِ ‫َع َم َر َر‬
َ‫ فَإِذَا فَ َعَلُ ْوا ذَلَِك‬،َ‫ َويُؤْ تُواالزكَاة‬،َ‫ َويُ ِق ْي ُمواالصاَلَة‬،ِ‫َس ْو ُل ُهَّللا‬ ُ ‫َحتى َي ْش َهد ُْوا أ َ َّْن الَ ِِإلَهَ ِِإال ُهَّللاُ َوأََّن ُم َحمدًا َر‬
َ ‫سابُ ُه ْم ََعَلَى ُهَّللاِ تَ َع‬
‫الى‬ َ ‫ َو ِح‬،‫ق ا ِأل َْساَلَ ِم‬ِ ‫ص ُم ْوا ِمنِ ْي ِد َما َء ُه ْم َوأَ ْم َوالَ ُه ْم ِِإال ِب َح‬
َ ‫ََع‬

Dari Ibnu Umar -radhuyallahu ‘anhuma-, bahwa Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintah untuk
memerangi manusia hingga mereka bersyahadat ‘aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, dan (aku
bersaksi bahwa) Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka
melakukan hal itu, darah dan harta mereka telah terlindung dariku,
kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungan (amalan) mereka di sisi
Allah”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Syarah (Penjelasan Hadits):

1). Sabda beliau ( ُ‫)أ ُ ِم ْرت‬, berarti yang memerintahkan Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Allah, karena tidak ada yang
memerintahkan beliau (dalam perintah agama, Pent.), kecuali Allah.

3
Jalaludin Asy-Syuyuthi. Tafsir Jalalain. (Tasikmalaya: Pustaka Al-Hidayah.2003). Halaman
103

2|Zakat dan Perangkatnya


Dan jika seorang sahabat berkata, “Kami diperintah demikian, atau
dilarang demikian”, berarti yang memerintah dan yang melarang
beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2). Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, dan
yang menjadi Khalifah (pemimpin kaum Muslimin) adalah Abu
Bakar radhiallahu ‘anhu, sebagian orang-orang Arab murtad (keluar
dari agama Islam), dan sebagian mereka juga ada yang tidak mau
membayar zakat. Abu Bakar bertekad untuk memerangi mereka.

3). Ada orang-orang yang dikecualikan dalam hadits (Ibnu Umar) di


atas, yaitu Ahlul Kitab (Yahudi dan Nashara), dengan syarat jika
mereka membayar jizyah[1]. Hal ini berdasarkan Al-Qur’an.

4). Dua kalimat syahadat adalah dua kalimat yang cukup membuat
seseorang yang mengucapkannya masuk Islam. Dan mengucapkan
kedua kalimat tersebut adalah kewajiban yang pertama kali bagi
seorang yang masuk Islam. Adapun perkataan dan pendapat orang-
orang Ahli Kalam (Ahli Filsafat) yang menyatakan bahwa seorang
baru dianggap masuk Islam jika ia mempelajari teori tertentu atau
berniat untuk itu, maka hal itu tidak perlu dipedulikan.

5). Peperangan terhadap orang yang menolak menunaikan zakat


adalah ditujukan kepada orang yang benar-benar enggan
menunaikannya dan menentangnya. Adapun jika ia tidak
menentangnya, maka zakatnya dapat diambil darinya secara paksa.

َ َ‫سابُ ُه ْم ََعَلَى ُهَّللاِ تَع‬


6). Sabdanya (‫الى‬ َ ‫)و ِح‬,
َ maksudnya adalah bahwa orang
yang jelas-jelas menampakkan keislamannya dan ia telah
mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat), maka darah dan
hartanya terlindung. Jika ia memang sungguh-sungguh dalam
keislamannya dan pengucapan syahadatnya secara lahir dan batin,
maka hal tersebut akan bermanfaat baginya di sisi Allah kelak.
Namun jika batinnya menyelisihi lahirnya secara munafiq, maka ia
termasuk penghuni kerak neraka yang paling dalam.4

4
Syauqi Irfan. “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan”. Pemikiran dan
Gagasan. Vol.2. No.1.2009. Halaman 1-11

3|Zakat dan Perangkatnya


SEJARAH ZAKAT ISLAM

1. Zakat Pada Masa Nabi

Rasulullah saw. pernah mengangkat dan menginstruksikan kepada


beberapa sahabat (‘Umar ibn al-Khattab, Ibnu Qais ‘Ubadah ibn Samit
dan Mu‘az ibn Jabal) sebagai ‘amil zakat (pengumpul zakat) di tingkat
daerah. Mereka bertanggung jawab membina berbagai negeri guna
mengingatkan para penduduknya tentang kewajiban zakat. Zakat
diperuntukkan untuk mengurangi kemiskinan dengan menolong mereka
yang membutuhkan5 Pada masa Nabi Muhammad saw., ada lima jenis
kekayaan yang dikenakan wajib zakat, yaitu: uang, barang dagangan, hasil
pertanian (gandum dan padi) dan buah-buahan, dan rikaz (barang temuan)6.
Selain lima jenis harta yang wajib zakat di atas, harta profesi dan jasa
sesungguhnya sejak periode kepemimpinan Rasullah saw. juga dikenakan
wajib zakat.

Dalam bidang pengelolaan zakat Nabi Muhammad saw.


memberikan contoh dan petunjuk oprasionalnya. Manajemen operasional
yang bersifat teknis tersebut dapat dilihat pada pembagian struktur amil
zakat, yang terdiri dari: (1) Katabah, petugas yang mencatat para
wajib zakat, (2) Hasabah, petugas yang menaksir, menghitung zakat, (3)
Jubah, petugas yang menarik, mengambil zakat dari para muzakki, (4)
Khazanah, petugas yang menghimpun dan memelihara harta, dan (5)
Qasamah, petugas yang menyalurkan zakat pada mustahiq (orang yang
berhak menerima zakat)7.

2. Zakat Pada Masa Sahabat

Untuk mengetahui dengan lebih jelas pola operasional aplikasi


dan implementasi zakat pada masa sahabat dapat dilihat dalam periode-
periode berikut ini:

5
Amer al-Roubaie, “Dimensi Global Kemiskinan di Dunia Muslim: Sebuah Penilaian
Kuantitatif”. Islamika, Vol. 2, No.3 Desember 2005, h. 91.
6
Rifyal Ka’bah, Penegakan Syari’at Islam di Indonesia .(Jakarta: Khairul Bayan, 2004) h. 63.
7
Mustafa Edwin Nasution, et. al., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana,
2006), h. 21

4|Zakat dan Perangkatnya


Pertama, periode Abu Bakar as-Siddiq ra.

Pengelolaan zakat pada masa Abu Bakar as-Siddiq ra. sedikit


mengalami kendala. Pasalnya, beberapa umat muslim menolak
membayar zakat. Mereka meyakini bahwa zakat adalah pendapat personal
Nabi saw8. Menurut golongan ingkar zakat ini, zakat tidak wajib
ditunaikan pasca wafatnya Nabi saw. Pemahaman yang salah ini hanya
terbatas di kalangan suku-suku Arab Baduwi. Suku-suku Arab Baduwi
ini menganggap pembayaran zakat sebagai hukuman atau beban yang
merugikan.

Kedua, periode ‘Umar ibn al-Khattab ra.

‘Umar ra. adalah salah satu sahabat Nabi saw.. Ia menetapkan


suatu hukum berdasarkan realitas sosial. Di antara ketetapan ‘Umar ra.
adalah menghapus zakat bagi golongan mu’allaf, enggan memungut
sebagian ‘usyr (zakat tanaman) karena merupakan ibadah pasti,
mewajibkan kharraj (sewa tanah), menerapkan zakat kuda yang tidak
pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad saw9.

Tindakan ‘Umar ra. menghapus kewajiban zakat pada


mu’allafbukan berarti mengubah hukum agama dan mengenyampingkan
ayat-ayat al-Qur’an. Ia hanya mengubah fatwa sesuai dengan perubahan
zaman yang jelas berbeda dari zaman Rasulullah saw10. Sementara itu
‘Umar tetap membebankan kewajiban zakat dua kali lipat terhadap
orang-orang Nasrani Bani Taglab, hal ini disebut zakat mud}a‘afah. Zakat
muda‘afah itu adalah terdiri dari jizyah (cukai perlindungan)11dan
beban tambahan. Jizyah sebagai imbangan kebebasan bela negara,
kebebasan Hankamnas, yang diwajibkan kepada warga negara muslim.
Sedangkan beban tambahannya adalah sebagai imbangan zakat yang
diwajibkan secara khusus kepada umat Islam. Umar ra. tidak merasa ada
yang salah dalam menarik pajak atau jizyah dengan nama zakat dari

8
Ahmad Munif Suratmaputra, Filsafat Hukum Islam al-Ghazali ( Jakarta: Pustaka
Firdaus. 2002), h. 104.
9
Iskandar Usman, Istihsan dan Pembaharuan Hukum Islam . (Jakarta: Raja Grafindo,
1994) h. 184.
10
Yusuf Qaradawi. al- Fiqh az-Zakah, cet. ke-4, (Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1997).
Hal.32
11
Mahayuddin Hj. Yahya, Sejarah Islam .(Kuala Lumpur: Fajar Bakti, 1995), h. 173.

5|Zakat dan Perangkatnya


orang-orang Nasrani karena mereka tidak setuju dengan istilah jizyah
tersebut12.

Ketiga, periode ‘Usma>n ibn ‘Affan ra.

Pengelolaan zakat pada masa ‘Usma>n dibagi menjadi dua macam: (1)
Zakat al-amwalaz}-zahirah (harta benda yang tampak), seperti binatang
ternak dan hasil bumi, dan (2) Zakat al-amwl al-batiniyah (harta benda
yang tidak tampak atau tersembunyi), seperti uang dan barang
perniagaan. Zakat kategori pertama dikumpulkan oleh negara,
sedangkan yang kedua diserahkan kepada masing-masing individu yang
berkewajiban mengeluarkan zakatnya sendiri sebagai bentuk self
assessment13

Keempat, periode ‘Ali ibn Abi Talib ra.

Situasi politik pada masa kepemimpinan Khalifah ‘Ali ibn Abi


Talib ra. berjalan tidak stabil, penuh peperangan dan pertumpahan
darah. Akan tetapi, ‘Ali ibn Abi Talib ra. tetap mencurahkan
perhatiannya yang sangat serius dalam mengelola zakat. Ia melihat bahwa
zakat merupakan urat nadi kehidupan bagi pemerintahan dan agama.
Ketika ‘Ali ibn Abi Talib ra. bertemu dengan orang-orang fakir miskin
dan para pengemis buta yang beragama non-muslim (Nasrani), ia
menyatakan biaya hidup mereka harus ditanggung oleh Baitul Mal.
Khalifah ‘Ali ibn Abi Talib ra. juga ikut terjun langsung dalam
mendistribusikan zakat kepada para mustahiq (delapan golongan yang
berhak menerima zakat)14. Harta kekayaan yang wajib zakat pada masa
Khalifah ‘Ali ibn Abi Talib ra. ini sangat beragam. Jenis barang-barang
yang wajib zakat pada waktu itu berupa dirham, dinar, emas dan jenis
kekayaan apapun tetap dikenai kewajiban zakat15.

12
Sjechul Hadi Permono, Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola Zakat .(
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h. 131.
13
Permono, Sjechul Hadi, Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola Zakat,(
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995). Hal.8
14
Abdurrachman Qodir, Zakat dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial . (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998), h. 94.
15
Yusuf Qaradawi. al- Fiqh az-Zakah, cet. ke-4, ( Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1997).
Hal.493

6|Zakat dan Perangkatnya


3. Zakat Pada Masa Tabi‘in

Pengelolaan zakat pada masa tabi‘in terekam dalam catatan


sejarah Daulah Bani Umayyah, yang berlangsung selama hampir 90
tahun (41-127H). Khalifah ‘Umar ibn ‘Abd al-‘Aziz (717 M) adalah
tokoh terkemuka yang patut dikenang sejarah, khususnya dalam hal
pengelolaan zakat. Di tangannya, pengelolaan zakat mengalami reformasi
yang sangat memukau. Semua jenis harta kekayaan wajib dikenai
zakat. Pada masanya, sistem dan manajemen zakat ditangani dengan amat
profesional. Jenis harta dan kekayaan yang dikenai wajib zakat semakin
beragam.

‘Umar ibn ‘Abd al-‘Aziz adalah orang pertama yang mewajibkan


zakat dari harta kekayaan yang diperoleh dari penghasilan usaha atau hasil
jasa, termasuk gaji, honorarium, penghasilan berbagai profesi dan berbagai
mal mustafad lainnya16. Sehingga pada masa kepemimpinannya, dana
zakat melimpah ruah tersimpan di Baitul Mal. Bahkan petugas amil zakat
kesulitan mencari golongan fakir miskin yang membutuhkan harta
zakat17.

Beberapa faktor utama yang melatarbelakangi kesuksesan


manajemen dan pengelolaan zakat pada masa Khalifah ‘Umar ibn ‘Abd al-
‘Azi>z. Pertama, adanya kesadaran kolektif dan pemberdayaan Baitul
Mal dengan optimal. Kedua, komitmen tinggi seorang pemimpin dan
didukung oleh kesadaran umat secara umum untuk menciptakan
kesejahteraan, solidaritas, dan pemberdayaan umat. Ketiga, kesadaran di
kalangan muzakki (pembayar zakat) yang relatif mapan secara ekonomis
dan memiliki loyalitas tinggi demi kepentingan umat. Keempat, adanya
kepercayaan terhadap birokrasi atau pengelola zakat yang bertugas
mengumpulkan dan mendistribusikan zakat18.

DEFINISI ZAKAT

16
Yusuf Qaradawi,. al- Fiqh az-Zakah, cet. ke-4, (Beirut: Mu’assasah ar-Risalah, 1997).
Hal.520
17
Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam. ( Jakarta: Mutiara, 1994). h. 144.
18
Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi . ( Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2003) h. 8-10

7|Zakat dan Perangkatnya


zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji. Sedangkan
menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada para
mustahiq (yang berhak) menerimanya dengan beberapa syarat zakat yaitu
pemberian sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak
menerimanya dan hukumnya wajib. Dalam bahasa Arab, kata zakah secara
harfiah berarti berkembang atau tumbuh. Kadang diartikan bersih atau suci.
Adapun dalam pembahasan fikih, istilah zakat diartikan sebagai sejumlah
harta tertentu yang wajib dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya.19

Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan
termasuk salah satu rukun Islam. Dan secara arti kata zakat berasal dari
bahasa Arab dari akar kata zaka mengandung beberapa arti seperti
membersihkan, bertumbuh dan berkah. Dalam terminologi hukum (syara’)
zakat diartikan: “pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu
menurut syarat-syarat yang ditentukan”

MACAM-MACAM ZAKAT

1.Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat diri yang dikeluarkan oleh setiap umat Islam
yang hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal. Zakat
fitrah adalah tindakan untuk mensucikan jiwa.20
Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah adalah makanan pokok (yang
mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau
2,5 kg. Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan
pokok yang harus dibayarkan.
Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut21 :
a.Beragama Islam.

19
Tim Abdi Guru, Agama Islam, (Jakarta : Erlangga,2005) hal. 150
20
Amir Syarifuddin. Garis-garis Besar Fiqh,( Bogor: Kencana.2003), hal. 37
21
Tim Abdi Guru, Agama Islam, (Jakarta : Erlangga,2005). hal. 152

8|Zakat dan Perangkatnya


b.Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan
Ramadhan.
c.Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri
dan wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari raya dan
siang harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti itu, maka boleh
menerima dari orang lain sehingga dia dapat membayar zakat dan
mempunyai persediaan makanan.
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika terbenam
matahari pada malam Idul Fitri. Adapun beberapa waktu dan hukum
membayar zakat fitrah pada waktu itu adalah :
a. Waktu mubah, awal bulan Ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan.
b. Waktu wajib, mulai terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan.
c. Waktu sunah, sesudah sholat subuh sebelum sholat Idul Fitri.
d. Waktu makruh, sesudah sholat Idul Fitri tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya Idul Fitri.
e. Waktu haram, sesudah terbenam matahari pada hari raya Idul Fitri.
Apabila terlambat membayar zakat sesudah sampai tahunnya dan
harta itu sudah di tangannya, yang menerima zakat pun sudah ada. Maka jika
benda itu hilang, ia wajib mengganti zakatnya itu karena kelalaiannya22

2.Zakat Mal
Dalam bahasa Arab, mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat
yang berhubungan dengan harta atau zakat yang diwajibkan atas suatu harta
tertentu. Zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena
sudah sampai nisab (batas seseorang harus mengeluarkan zakat). Zakat mal
adalah zakat harta yang dimiliki oleh seseorang karena sudah sampai nisab
(batas seseorang harus mengeluarkan zakat)23
Harta Benda yang Wajib Dizakati dan Nisabnya:
1. Hewan Peliharaan
22
Tim Abdi Guru, Agama Islam, (Jakarta : Erlangga,2005). hal. 152
23
Indi Aunullah, Ensiklopedi Fikih untuk Remaja Jilid 2 ,(Yogyakarta : Pustaka Insan
Madani,2008) hal.18

9|Zakat dan Perangkatnya


2. Emas dan Perak
3. Biji dan Buah-Buahan
4. Harta Terpendam
5. Hasil tambang
Secara umum seseorang berkewajiban mengeluarkan zakat mal apabila
sudah memiliki syarat sebagai berikut :
a. Islam
b. Merdeka (bukan budak)
c. Hak milik yang sempurna
d. Telah mencapai nisab
e.Masa memiliki sudah sampai satu tahun (selain tanaman dan buah-buahan)

HUKUM ZAKAT

Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib sebagai salah satu rukun


Islam. Namun demikian, tidak semua orang yang memiliki harta terkena
kewajiban zakat mal. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik terkait
dengan pemilik harta maupun harta itu sendiri.24

ORANG-ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

” Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, orang-orang yang berjuang untuk
Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

24
M. Ali Hasan. Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial di
Indonesia,( Jakarta : Kencana,2008). hal. 17

10 | Z a k a t d a n P e r a n g k a t n y a
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. At Taubah : 60)25
1. Orang fakir : tidak mempunyai mata pencaharian tetap dan tidak
ada yang menanggung kebutuhan hidup sehari-
harinya.
2. Orang miskin : mempunyai mata pencaharian tetapi
penghasilannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Amil : yang mengurusi zakat, mulai dari pengumpulan
sampai dengan pembagian kepada yang berhak.
4. Hamba Sahaya : orang yang menjadi budak dan dapat
diperjualbelikan.
5. Fi Sabilillah : yang memperjuangkan agama Islam.
6. Muallaf : 1. Orang yang baru masuk Islam dan
imannya belum teguh.
2. Orang Islam yang berpengaruh dalam
kaumnya.
3. Orang Islam yang berpengaruh
terhadap kafir.
4. Orang yang menolak atau
menangani kejahatan orang yang
anti zakat.
7. Orang yang berhutang : 1. Orang yang berhutang karena
mendamaikan dua orang yang
berselisih.
2. Orang yang berhutang untuk
kepentingan dirinya yang
dibolehkan.
3. Orang yang berhutang karena
menjamin utang orang lain,

25
Departemen Agama RI, Al-qur’anul Karim dan Terjemahan Bahasa Indonesia (Jakarta
Timur: PT. Arga Printing)

11 | Z a k a t d a n P e r a n g k a t n y a
sedangkan dia dan orang yang
dijamin tidak mampu membayar.
26

ORANG-ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT

1.Orang kafir (hanya berhak diberi sedekah)


2.Orang atheis
3.Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muttalib
4.Ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi
tanggungan orang yang berzakat.27

MANFAAT ZAKAT DALAM KEHIDUPAN

Beberapa manfaat berzakat antara lain :


1.Menolong orang yang lemah dan menderita, agar dia dapat
menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluk-Nya.
2.Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta
mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah.
3.Ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang telah diberikan
kepada kita.
4. Menjaga kejahatan-kejahatan yang dimungkinkan timbul dari si
miskin.
5. Mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling mencintai antara si
kaya dan si miskin.
6.Menggapai berkah, tambahan dan ganti dari Allah SWT, sebagaimana
Dia berfirman:

26
M. Ali Hasan. Zakat dan Infak : Salah Satu Solusi Mengatasi Problem Sosial di
Indonesia, (Jakarta : Kencana,2008), hal. 17
27
Tim KKG PAI Kota Surabaya, Pendidikan Agama Islam , (Surabaya : CV Citra
Cemara,2006), hal. 60

12 | Z a k a t d a n P e r a n g k a t n y a
”Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan
bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki
yang sebaik-baiknya.” (QS: Saba': 39). 28

28
Tim Abdi Guru, Agama Islam, (Jakarta : Erlangga,2005), hal. 160

13 | Z a k a t d a n P e r a n g k a t n y a

Anda mungkin juga menyukai