Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Sejarah Kelembagaan Ekonomi Islam
Diusun Oleh :
Difi Dahliana
NIM. F04408104
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
KONSENTRASI EKONOMI ISLAM
SURABAYA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
POKOK BAHASAN
1
A. Nomenklatur dan Definisi Wakaf
Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang
eksplisit dalam al-Qur’an dan Sunnah. Ulama berpendapat bahwa
perintah wakaf merupakan bagian dari perintah untuk melakukan al-khayr
(kebaikan). Dasarnya adalah firman Allah SWT berikut:
b. Wakaf yang digunakan hanya oleh umat Islam, seperti wakaf masjid,
pemakaman muslim, dan sebagainya.
س َم ِعيل قَا َل َح َّدثَنَا ا ْلعَ ََلء ع َْن أ َ ِبي ِه ع َْنْ ع ِلي ْبن ح ْجر قَا َل َح َّدثَنَا ِإ َ أ َ ْخبَ َرنَا
سان ِ ْ َسلَّ َم قَا َل ِإذَا َمات
َ اْل ْن َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ّللا َ ّللا ِ َّ أ َ َّن َرسو َل:َأ َ ِبي ه َر ْي َرة
1
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif (Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2008), h. 7-8.
2
َ ص َدقَة َج ِاريَة َو ِع ْلم ي ْنتَفَع ِب ِه َو َولَد
صا ِلح َ ع َمله ِإ َّّل ِم ْن ث َ ََلثَة ِم ْن
َ ا ْنقَ َط َع
.يَدْعو لَه
“(Seluruh pahala) perbuatan manusia terputus apabila telah meninggal
kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
saleh yang mendo’akannya”. (HR. Muslim)
1. Barang yang diwakafkan itu berupa barang tetap yang dapat diambil
manfaatnya, sehingga tidak seperti mewakafkan makanan yang akan
habis setelah dimakan;
2. Yang diberi wakaf sudah jelas, bukan yang akan ada, sehingga tidak
mungkin memberikan wakaf kepada orang yang belum lahir, sudah
meninggal, mesjid yang belum ada, dan semacamnya;
2
Sofyan Hasan, Pengantar hukum Zakat dan Wakaf (Surabaya: al-Ikhlas, 1995), h.71.
3
Kompilasi Hukum Islam (KHI), bab I, pasal 215, ayat (1).
4
Ahmad Rofiq dan Abdurrahman, Fiqih (Bandung: Armico, 1998), h. 85.
3
3. Barang yang diwakafkan bukan barang haram, tidak dibenarkan
mewakafkan tempat perjudian atau tempat lokalisasi pelacuran, atau
semacamnya.5
1. Al-Qur’an
“Hai orang-orang yang beriman! Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usaha kamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu.” (Q.S. al-Baqarah : 267)
“Dan kebaikan apa saja yang mereka lakukan, maka sekali-kali mereka tidak
akan terhalangi dari pahalanya, dan Allah Maha Mengetahui keadaan orang-
orang yang bertaqwa”. (Q.S. Ali Imran, 115).
2. Hadith
ص ِارى َح َّدثَ َنا ا ْبن ع َْون قَا َل َ ّللاِ األَ ْن َ س ِعيد َح َّدثَ َنا م َح َّمد ْبن
َّ ع ْب ِد َ َح َّدثَ َنا قتَ ْي َبة ْبن
اب أَ ْرضًا َ ص َ َب أ ِ أَ َّن ع َم َر ْب َن ا ْل َخ َّطا- رضى هللا عنهما- أَ ْنبَأَنِى نَافِع ع َِن ا ْب ِن ع َم َر
، ِّللاَّ فَقَا َل يَا َرسو َل، ستَأ ْ ِمره فِي َها ْ َ ي- صلى هللا عليه وسلم- فَأَتَى النَّ ِب َّى، ِب َخ ْي َب َر
« فَ َما تَأْمر ِب ِه قَا َل، س ِع ْندِى ِم ْنه َ َ لَ ْم أ ِص ْب َماّلً قَط أَ ْنف، ص ْبت أَ ْرضًا ِب َخ ْيبَ َر َ َِإنِى أ
ََّق بِ َها ع َمر أَنَّه ّلَ يبَاع َوّل َ صد َ َ قَا َل فَت. » ص َّد ْقتَ بِ َها َ َ َوت، صلَ َها ْ َستَ أ ِ إِ ْن
ْ َشئْتَ َحب
َوفِى، ب ِ الرقَا
ِ َوفِى، اء َوفِى ا ْلق ْربَى ِ ق ِب َها فِى ا ْلفقَ َر َ َ َوت، ورث
َ ص َّد َ يو َهب َوّلَ ي
ْ َ
علَى َم ْن َو ِليَ َها أ ْن يَأك َل ِم ْن َها َ ّلَ جنَا َح، ف ِ ض ْيَّ َوال، س ِبي ِل َّ َوا ْب ِن ال، ِّللاَّ س ِبي ِلَ
.ًغ ْي َر متَأَثِل َماّل
َ ين فَقَا َل َ س ِير ِ قَا َل فَ َح َّدثْت بِ ِه ا ْب َن. غ ْي َر متَ َم ِولَ َوي ْط ِع َم، وف ِ بِا ْل َم ْعر
Hadits dari Abdullah ibn Umar, katanya: Umar (Bapakku) mendapatkan
sebidang tanah di Khaibar, maka beliau mendatangi Rasulullah, dan berkata:
“Saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar yang aku tidak hanya ingin
mendapatkan hartanya semata, maka apa yang akan engkau perintahkan
kepadaku dengan tanah itu? Jawab rasulullah: Jika engkau mau, pertahankan
5
Qodri Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 122.
4
pokok harta tanah itu, dan bershadaqahlah dari hasilnya.” Maka, Umar pun
bershadaqah dengan hasil sebidang tanah itu, beliau tidak menjual atau
menghibahkan tanah tersebut, ataupun mewariskannya. Shadaqahnya, beliau
salurkan kepada orang fakir-miskin, kerabat, memerdekakan budak, fii
sabilillah, tamu, ibnu sabil, dan beliau tidak melarang orang lain untuk
mengambil dan memakannya asal sebatas kewajaran, atau memberi makan
kawannya asalkan bukan untuk memperkaya diri. (HR. Bukhari & Muslim)
س َم ِعيل قَا َل َح َّدثَ َنا ا ْلعَ ََلء ع َْن أَ ِبي ِه ع َْن أَ ِبي
ْ ِع ِلي ْبن حجْ ر قَا َل َح َّدثَ َنا إ َ أَ ْخبَ َر َنا
ع َملهَ سان ا ْنقَ َط َع ِ ْ َسلَّ َم قَا َل ِإذَا َمات
َ اْل ْن َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ّللا َّ أَ َّن َرسو َل:ه َر ْي َر َة
َ ِّللا
.صا ِلح يَدْعو لَه َ ص َدقَة َج ِاريَة َو ِع ْلم ي ْنتَفَع ِب ِه َو َولَد َ إِ َّّل ِم ْن ثَ ََلثَة ِم ْن
Hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Jika anak keturunan Adam
wafat, maka terputuslah seluruh amalnya, kecuali tiga perkara: (1) Shadaqah
jariyah, (2) Ilmu yang bermanfaat, dan (3) Anak shalih yang mendoakannya”.
(HR. Muslim)
4. Ijma’
Dalam sejarah Islam wakaf telah dikenal sejak masa Rasulullah SAW,
wakaf disyariatkan setelah hijrah ke Madinah, pada tahun kedua Hijriyah.
Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat mengenai siapa yang pertama kali
melaksanakan syariat wakaf. Pendapat pertama mengatakan yang pertama
kali mensyariatkan wakaf adalah Rasulullah yakni wakaf tanah milik Nabi
6
Tafsir Al-Qurthuby, 6/339.
5
SAW untuk dibangun masjid.7 Ketika Rasulullah dan Abu Bakr berangkat
hijrah, dalam perjalanan menuju Madinah, Rasulullah sempat singgah di
Quba, di sana Rasulullah sempat meletakkan pondasi masjid yakni masjid
Quba.8 Pendapat kedua mengatakan yang yang pertama kali melaksanakan
syariat wakaf adalah Umar ibn al-K{at{t{ab yakni wakaf tanah di K{aibar.
Permasalahan yang muncul dalam era ini adalah tujuan mulia wakaf
generasi sahabat dibelokkan menjadi tujuan-tujuan tertentu yang tidak baik
walaupun secara hukum wakaf sendiri tidak menyalahi. Sebagai contoh,
orang-orang pada masa itu berwakaf dengan tujuan untuk menghalang-
halangi sebagian ahli waris mendapatkan haknya. Diperparah lagi adanya
7
Wahyudi, “Sejarah dan Perkembangan Wakaf”, http://bw-indonesia.net/index.php?
option=com_content&task=view&id =58&Itemid=54
8
Jusmaliani, Kebijakan Ekonomi Dalam Islam (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005), h. 153.
9
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan Wakaf, h. 9.
10
Ibid.
11
Ibid, 10.
12
http://Republika Newsroom.co.id/sejarahdanperkembangan wakaf.doc (02 Mei 2009).
6
diskriminasi terhadap anak-anak perempuan, karena ada sebagian orang yang
berwakaf hanya untuk anak laki-lakinya, atau mewakafkan sebagian besar
hartanya agar harta waris tidak jatuh ke anak-anak perempuannya, minimal
jatahnya berkurang. Dalam kitab al-Mudawwanah dikatakan bahwa K{alifah
‘Umar ibn ‘Abd al-Aziz sebelum meninggal dunia pernah berkeinginan untuk
mengembalikan sedekah/wakaf orang-orang yang mengabaikan anak
perempuan mereka.13
13
Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi.. Hukum Wakaf. (Bogor: Dompet Dhuafa Republika dan
IIMaN, 2004).
14
Wahyudi, “Sejarah dan … .
7
Kehakiman yang dikelola dengan baik dan hasilnya disalurkan kepada yang
berhak dan yang membutuhkan. 15
8
kuburan Imam Shafi’i dengan cara mewakafkan kebun pertanian dan pulau
al-Fil.19
19
http://MahchmudiMuhson.Lc-El_ShohwahDiscussion.net/universitasaustralia.com.au, (23
April 2009).
20
Wahyudi, “Sejarah dan … .
9
B. Perkembangan Menuju Era Wakaf Produktif
Bukan hal yang salah jika wakaf produktif, sebagai bentuk penafsiran
yang relative baru mengenai wakaf sangat diharapkan mampu menginjeksi
ekonomi umat (Islam) yang telah lama terpuruk. Fleksibilitas konsep fikih
wakaf, ajaran wakaf masuk dalam wilayah ijtihad, dengan sendirinya menjadi
pendukung yang bisa dikembangkan pengelolaannya secara optimal. Agar
ajaran, konsep dan praktik wakaf bisa mengiringi perkembangan persoalan
yang semakin kompleks, sehingga relevan. Karena kesejahteraan dan
kemaslahatan umat tidak akan dicapai jika solusinya tidak relevan dan tidak
menyentuh akar permasalahannya.
10
harta wakaf juga lebih banyak yang tidak menghasilkan (77 persen) daripada
yang menghasilkan atau produktif (23 persen). Pemanfaatan terbesar harta
wakaf adalah masjid (79 persen) daripada peruntukkan lainnya, dan lebih
banyak berada di pedesaan (59 persen) daripada perkotaan (41 persen). Selain
itu, diketahui bahwa jumlah nadzir yang bekerja secara penuh itu minim (16
persen). Umumnya mereka bekerja sambilan dan tidak diberi upah (92
persen).21
c. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang
dibolehkan syar’i.
21
Muhammad Cholil Nafis, “Menghitung Potensi Wakaf Uang Indonesia”,
http://malangraya.web.id/2009/05/04/menghitung-potensi-wakaf-uang/
22
Achmad Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif: Sebuah Upaya
Progresif untuk Kesejahteraan Umat (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006), h. viii.
23
Republika Newsroom, “Diluncurkan, Gerakan Wakaf Uang”
http://www.republika.co.id/berita/51471/Diluncurkan_Gerakan_Wakaf_Uang, (20 Mei 2009).
11
d. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh
dijual, dihibahkan dan atau diwariskan.24
24
Jaih Mubarok, Wakaf…, h. 127.
25
Jaih Mubarok, Wakaf…, h. 106.
26
PP No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
27
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, h. 85.
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
14