Anda di halaman 1dari 18

Edukasi Zakat

Dr. Kh. Hamim Ilyas (Dewan Syariah Lazismu Pusat)


Pendahuluan
• Potensi zakat di Indonesia pada tahun 2020 sebesar 330 T.
• Target realisasi pada 2020 sebesar 12 T berdasar capaian
realisasi pada 2019 sebesar 10 T.
• Kendala realisasi: literasi zakat, lembaga dan SDM pengelola
zakat, dan regulasi zakat.
• Edukasi zakat untuk mengatasi kendala pertama.
• Edukasi setidaknya meliputi pengetahuan dan konasi.
Konsep Zakat
 Infaq
• Pengertian: membelanjakan harta untuk kepentingan umum.
• Pembagian: wajib dan sunat.

 Infaq Wajib:
Zakat mal, zakat fitrah, fidyah, kafarat, infak yang menjadi nadzar, infak
tanggap darurat.
Konsep Zakat Mal
 Harta yang wajib dizakati
• Thayyibati ma kasabtum : Perdagangan, Peternakan, Profesi, Investasi,
dan lain-lain.
• Ma akhrajna lakum minal ardl : Pertanian, Perkebunan, Pertambangan,
Budi Daya Laut,Rikaz , Tabungan/Simpanan, Logam Mulia, Tabungan/
Deposito, Tanah, dan lain-lain.
• Al-‘Afwa (untuk hati-hati): Kelebihan Pakaian, Kelebihan Sepatu,
Kelebihan Peralatan Tranportasi, Peralatan Komunikasi, dan lain-lain,
Kelebihan Rumah, dan lain-lain.
Konsep Zakat Mal
 Subyek Wajib Zakat
• Individu
• Lembaga

 Nishab dan Waktu Pembayaran


• Harta yang wajib dizakati a, c, dan d pada pokoknya 2,5%; tahun
kepemilikan.
• Harta yang wajib dizakati b: waktu panen atau mendapatkan.
• Mustahik zakat (8 ashnaf): Fakir, Miskin, ‘Amil, Muallaf, Riqab, Gharim,
Sabilillah, Ibnus sabil.
Konsep Zakat Fitrah
 Harta yang digunakan membayar zakat:
• Makanan pokok.
• Nilai / harga makanan pokok.
 Subyek zakat:
Memiliki kelebihan konsumsi sehari semalam.
 Kadar zakat yang dikeluarkan:
• Ukuran lama: 1sha’ = 4mudd (1mudd =isi cakupan kedua telapak
tangan= 610 gram).
• Setara 2, 5 kg beras.
 Mustahik zakat fitrah: Fakir, Miskin.
‫‪Konsep Zakat Fitrah‬‬
‫‪Waktu pembayaran Zakat Fitrah:‬‬
‫ﺑﺪاﺋﻊ اﻟﺼﻨﺎﺋﻊ ﻓﻲ ﺗﺮﺗﻴﺐ اﻟﺸﺮاﺋﻊ )‪• (74 /2‬‬
‫)ﻓ ْﺼ ٌﻞ( ‪• :‬‬ ‫َ‬
‫ﺎل ْاﻟ َﺤ َﺴ ُﻦ ْﺑ ُﻦ •‬ ‫ﻴﺮ َﻋ ْﻦ َﻳ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻔ ْﻄ ِﺮ‪َ ،‬و َﻗ َ‬ ‫َ‬
‫َو ﻣﺎ َو ْﻗ ُﺖ دَ ا ِﺋﻬَ ﺎ َﻓ َﺠ ِﻤﻴﻊُ ْاﻟﻌُ ُﻤ ِﺮ ِﻋﻨْﺪَ َﻋﺎﻣ ِﺔ ْﺻ َﺤ ِﺎﺑﻨَﺎ َوﻻ َﺗ ْﺴ ُﻘ ُﻂ ِﺑﺎﻟﺘ ِﺧ ِ‬
‫آﺧ ِﺮ ِه َوا َذا ﻟَ ْﻢ ﻳُ َﺆد َﻫﺎ َﺣﺘﻰ َﻣ َﻀﻰ ْاﻟ َﻴ ْﻮ ُم َﺳ َﻘ َﻄ ْﺖ‪.‬‬ ‫ﺎد‪َ :‬و ْﻗ ُﺖ دَ ا ِﺋﻬَ ﺎ َﻳ ْﻮ ُم ْاﻟ ِﻔ ْﻄ ِﺮ ِﻣ ْﻦ و ِﻟ ِﻪ إﻟَﻰ ِ‬ ‫ِز َﻳ ٍ‬
‫اؤ ُه ِﺑ ِﻪ ﻛ َ ْﺎﻻ ْﺿ ِﺤﻴ ِﺔ‪• .‬‬
‫وف ِﺑ َﻴ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻔ ْﻄ ِﺮ َﻓ َﻴ ْﺨﺘَ ﺺ دَ ُ‬ ‫َو ْﺟ ُﻪ َﻗ ْﻮل ْاﻟ َﺤ َﺴﻦ إن َﻫ َﺬا َﺣﻖ َﻣ ْﻌ ُﺮ ٌ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َو ْﺟ ُﻪ َﻗ ْﻮل ِ ْاﻟ َﻌﺎﻣ ِﺔ إن ْاﻻ ْﻣ َﺮ ِﺑ دَ ا ِﺋﻬَ ﺎ ُﻣ ْﻄﻠَ ٌﻖ َﻋ ْﻦ ْاﻟ َﻮ ْﻗ ِﺖ َﻓ َﻴ ِﺠ ُﺐ ِﻓﻲ ُﻣ ْﻄﻠَﻖ ِ ْاﻟ َﻮ ْﻗ ِﺖ َﻏ ْﻴ َﺮ َﻋ ْﻴﻦ ٍ َواﻧ َﻤﺎ ﻳَﺘَ َﻌﻴ ُﻦ •‬
‫ات َو َﻏ ْﻴ ِﺮ َذ ِﻟ َﻚ َو ِﻓﻲ ي َو ْﻗ ٍﺖ دى ﻛ َ َ‬
‫ﺎن‬ ‫ﺂﺧ ِﺮ ْاﻟﻌُ ُﻤ ِﺮ ﻛ َ ْﺎﻻ ْﻣ ِﺮ ِﺑﺎﻟﺰﻛ َ ِ‬
‫ﺎة‪َ ،‬و ْاﻟﻌُ ْﺸ ِﺮ‪َ ،‬و ْاﻟﻜَﻔﺎ َر ِ‬ ‫ِﺑﺘَ ْﻌ ِﻴﻴ ِﻨ ِﻪ ِﻓ ْﻌ ًﻼ‪ْ ،‬و ِﺑ ِ‬
‫ﺎت ْاﻟ ُﻤ َﻮﺳ َﻌ ِﺔ‪َ ،‬ﻏ ْﻴ َﺮ ن ْاﻟ ُﻤ ْﺴﺘَ َﺤﺐ ْن َﻳ ْﺨ ُﺮ َج َﻗ ْﺒ َﻞ ْاﻟ ُﺨ ُﺮوجِ إﻟَﻰ‬ ‫ﺎﺿ ًﻴﺎ ﻛ َ َﻤﺎ ِﻓﻲ َﺳﺎ ِﺋ ِﺮ ْاﻟ َﻮ ِ‬
‫اﺟ َﺒ ِ‬ ‫ُﻣ َﺆد ًﻳﺎ َﻻ َﻗ ِ‬
‫ﺎن َﻳ ْﻔ َﻌ ُﻞ َو ِﻟ َﻘ ْﻮ ِﻟ ِﻪ ‪َ -‬ﺻﻠﻰ ا ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ‪-‬‬ ‫ﻮل ا ِ ‪َ -‬ﺻﻠﻰ ا ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ‪ -‬ﻛ َ َﺬا ﻛ َ َ‬ ‫ْاﻟ ُﻤ َﺼﻠﻰ؛ ِﻻن َر ُﺳ َ‬
‫ﻴﻦ َﻋ ْﻦ‬‫اﺳﺘَ ْﻐﻨَﻰ ْاﻟ ِﻤ ْﺴ ِﻜ ُ‬ ‫ُﻮﻫ ْﻢ َﻋ ْﻦ ْاﻟ َﻤ ْﺴ ﻟَ ِﺔ ِﻓﻲ ِﻣ ْﺜﻞ ِ َﻫ َﺬا ْاﻟ َﻴ ْﻮ ِم« َﻓﺎ َذا ْﺧ َﺮ َج َﻗ ْﺒ َﻞ ْاﻟ ُﺨ ُﺮوجِ إﻟَﻰ ْاﻟ ُﻤ َﺼﻠﻰ ْ‬ ‫» ْﻏﻨ ُ‬
‫ﺎر َغ ْاﻟ َﻘ ْﻠ ِﺐ ُﻣ ْﻄ َﻤ ِﺌﻦ ْ‬
‫اﻟﻨﻔ ِﺲ‪.‬‬ ‫اﻟﺴ َﺆال ِ ِﻓﻲ َﻳ ْﻮ ِﻣ ِﻪ َذ ِﻟ َﻚ َﻓ ُﻴ َﺼﻠﻲ َﻓ ِ‬
Landasan Filosofis Zakat
 QS Adz-Dzariyat, 51: 19

ِ ‫ﻖ ﻟﻠﺴﺂ ِﺋﻞ ِ َو ۡٱﻟ َﻤ ۡﺤ ُﺮ‬ٞ ّ ‫َو ِﻓ ٓﻲ ۡﻣ ٰ َﻮ ِﻟ ِﻬ ۡﻢ َﺣ‬


• ١٩ ‫وم‬

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
Kedudukan Zakat
Zakat merupakan bagian darial-‘Urwatul Wutsqa (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Islam) berupa Trilogi Islam, Iman
dan Ihsan.
Islam: Ketundukan untuk Mewujudkan
Hidup Baik di Dunia dan Akhirat
Islam adalah ketundukan kepada Allah yang mengungkapkan
kehendak-Nya dalam 3 ayat:qauliyyah, kauniyyah dantarikhiyyah,
yang menjadi mental kesadaran Muslim. Kesadaran adalah
realitas primer yang ekspresi kesadaran ‘islam” ini di antaranya
adalah ketaatan yang disertai dengan ketundukan puncak yang
disebut ibadah. Hadis dari Umar menjelaskan “Islam” dalam
pengertian ketundukan dengan ibadah ini yang kemudian
populer disebut sebagai rukun Islam dan dalam Muhammadiyah
khashshah.
disebut ibadah
Islam: Ketundukan untuk Mewujudkan
Hidup Baik di Dunia dan Akhirat
• Syahadat:Ibadah khashshah puncak ketundukan yang menjadi pangkal berislam dengan
ketundukan pikiran.
• Shalat:Ibadah khashshah puncak ketundukan yang menjadi pangkal moralitas publik
menyebarkan kedamaian, rahmat Allah dan berkat-Nya (makna shalat diawali dengan
takbir dan diakhiri dengan salam).
• Zakat:Ibadah khashshah puncak ketundukan yang menjadi pangkal kesejahteraan sosial
(at-Taubah, 9: 103) dengan mewujudkanan-nama’ war rai’ (masyarakat yang tumbuh,
berkembang, subur dan indah).
• Puasa:Ibadah khashshah puncak ketundukan yang menjadi pangkal kecerdasan
emosional, pengendalian diri (al-Baqarah, 2: 183).
• Haji:Ibadah khashshah puncak ketundukan yang membuktikan kesetiaan(wala’)
kepada Allah dan menjadi pangkal kesetiaan kepada agama, negara dan keluarga yang
ekspresinya setia membela nasib hamba-Nya (haji mabrur adalah menyebarkan
kedamaian dan memberi makan kepada yang kelaparan).
Iman: Keyakinan untuk Mewujudkan
Hidup Baik di Dunia dan Akhirat
Iman dalam bahasa arab dibentuk dari satu kata yang kata kerja
intransitifnya amina-ya’manu danmashdar- nyaamnan thuma’ninatun
{ nafsi
wa zawalul khaufi : tenteramnya jiwa (damai) dan tiadanya ketakutan (aman)},
amanan (al-halah allati yakunu ‘alaihal insan: keadaan aman dan damai yang
dialami manusia) dan amanatan (ma ya’manu ‘alaihi al-insan: sesuatu yang
menjadi dasar manusia merasa smsn dan damai). Iman merupakan mashdar
dari kata kerja transitifnya sehingga jika dipahami dari asal bahasanya
pengertian iman adalah kepercayaan yang potensial membuat aman dan
damai dan aktual membuat manusia merasa aman dan damai serta aktual
membuat manusia memiliki amanahtrust atau dalam kehidupan pribadi,
kehidupan sosial dan kehidupan dengan alam. Dalam al-Baqarah, 2: 256 iman
kepada Allah dilawankan dengan pengingkaran kepadathaghut dan dalam
hadis riwayat Khalifah Umar, iman terdiri atas 6 rukun:
Iman: Keyakinan untuk Mewujudkan
Hidup Baik di Dunia dan Akhirat
• Iman kepada Allah: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan integritas (anti thaghut
berupa syetan), integrasi sosial (antithaghut berupa Fir’aun dan tokoh-tokoh perusak
perdamaian) dan rasionalitas (anti thaghut berupa dukun/ kahin) .
• Iman kepada Malaikat: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan pengendalian hidup
melalui kontrol yang fungsional.
• Iman kepada kitab suci: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan peradaban maju.
• Iman kepada para rasul: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan pembebasan
kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat.
• Iman kepada Hari Kiamat: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan
pertanggungjawaban dalam hidup.
• Iman kepadaqadar: kepercayaan yang menjadi pangkal mewujudkan usaha-usaha sesuai
dengan kodrat (kodrat manusia: kodrat wujud, kodrat eksistensi dan kodrat potensi) dan
terukur.
Ihsan: Pengabdian untuk Mewujudkan
Hidup Baik di Dunia dan Akhirat
Dalam hadis riwayat Khalifah Umar ihsan diberi pengertian:an ta’bud
Allah ka annaka tarahu fa in lam takun tarahu fa innahu yaraka .Ta’bud
adalah kata kerja yang mashdar- nya bisa‘ibadah (pengertiannya telah
disebutkan di atas) yang hanya dilakukan kepada Allah dan juga bisa
‘ubudiyyah yang berarti penghambaan atau pengabdian sehingga bisa
dilakukan kepada Allah dan kepada yang lain ( manusia, negara dan
lain-lain). Dengan memperhatikan kedudukan manusia di bumi
sebagai hamba dan khalifah Allah yang harus menyelenggarakan
kehidupan dengan atas nama-Nya, membawa nama-Nya dan dengan
ta’bud
memohon berkat-Nya, dalam hadis tersebut bermakna
pengabdian. Pengabdian manusia kepada Allah dengan kedudukan itu
dilaksanakan dengan peran-peran sebagai berikut:
Fungsi, Makna dan Spriritualitas Zakat
• Fungsi:az-zakah, an-nama’ war rai’ (tumbuh-berkembang dan
subur-indah).
• Makna:shadaqah, bukti kesungguhan iman.
• Spiritualitas:al-atqa, orang yang paling bertakwa.Al-Atqa adalah
akramakum, paling mulia dengan banyak memberi.
Konasi
• Tujuan hidup: etis, spiritual dan eskatologis.
• Spiritual: syukur.
• Psikologis: empati.
• Moral: malu dan tanggung jawab.
• Sosial: kesetiakawanan.
Pelaksanaan Edukasi
• Peserta: publik dan individu.
• Sifat: formal, non-formal dan informal.
• Strategi: pendekatan, model, metode dan teknik disesuaikan
dengan kebutuhan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai