Anda di halaman 1dari 25

PERUNDANG UNDANGAN ZAKAT

UU No 23 Tahun 2011

Tim Balai Diklat Keagamaan Semarang


Tahun 2023
TUJUAN

Sejarah lahirnya pengelolaan


zakat
Pokok UU No 23 th. 2011 tentang
Pengelolaan Zakat
Organisasi dan Struktur
Pengelola Zakat
Latar Belakang lahirnya Pengelolaan Zakat
PERAN NEGARA DALAM MENGELOLA ZAKAT ERA
RASULULLAH

A Syariat zakat diturunkan kepada Rasulullah saw pada


tahun kedua hijriyah.
B Pada masa itu, Rasulullah saw turun tangan dan
mengangkat beberapa sahabat sebagai amil zakat
yang bertugas
• menarik zakat dari para wajib zakat (muzaki),
• mendatanya di Baitul Maal,
• dan menyalurkannya kepada orang-orang yang
berhak menerima zakat (mustahik).
PERAN NEGARA DALAM
MENGELOLA ZAKAT ERA SAHABAT

• Khalifah Mu’awiyah ra., mengelola zakat dan


dipergunakan oleh negara melalui Baitul Maal
• Umar bin Abdul Aziz, di mana pada masa ini, ijtihad
zakat atas penghasilan ditetapkan oleh khalifah dan
bersifat wajib
• pengelolaan zakat sepenuhnya dilaksanakan oleh
waliyul amr, yaitu pemerintah yang memiliki kekuasaan
untuk menarik zakat dari tangan para muzaki.
PERAN NEGARA DALAM MENGELOLA ZAKAT
DI INDONESIA
• Abad ke 7 M, kesadaran masyarakat Islam terhadap zakat pada waktu menganggap
zakat tidak sepenting shalat dan puasa. (namun Blanda merasa terancam)
• pengumpulan zakat di Aceh sudah dimulai pada masa Kerajaan Aceh, yakni pada
masa Sultan Alaudin Riayat Syah (1539-1567).
• Menjelang Kemerdekaan Majlis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), pada tahun 1943,
membentuk Baitul Maal untuk mengorganisasikan pengelolaan zakat secara
terkoordinasi.
• Pada 24 Oktober 1943, Jepang memaksa MIAI untuk membubarkan diri, karena
khawatir mengancam keberadaannya
• Presiden Soeharto 26 Oktober 1968, rekomendasi perlunya membentuk lembaga
zakat yang kemudian direspon dengan pembentukan BAZIS DKI Jakarta melalui
keputusan Gubernur Ali Sadikin No. Cb-14/8/18/68 tentang pembentukan Badan
Amil Zakat berdasarkan syariat Islam tanggal 5 Desember 1968
• Kepres No. 44 tahun 1969 tentang Pembentukan Panitia Penggunaan Uang Zakat
yang diketuai Menko Kesra Dr. KH. Idham Chalid.
• Tahun 1999, pemerintah melahirkan UU No 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat. organisasi pengelola zakat yaitu
Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat
dan dikukuhkan oleh pemerintah. BAZNAS pusat, BAZNAS
Propinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota.
• fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan dan
pendayagunaan zakat. 
• 27 Oktober 2011, Pemerintah dan DPR RI menyetujui
Undang-undang pengelolaan zakat pengganti UU No. 38
Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai UU Nomor
23 Tahun 2011 pada tanggal 25 November 2011. tujuannya:
1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam
pengelolaan zakat
2) meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
PERAN NEGARA DALAM MENGELOLA ZAKAT
DI INDONESIA
• Zakat sebagai alat pengumpulan logistik perlawanan
Kolonialisme Belanda. Sehingga Belanda melarang melalui
kebijakannya Bijblad Nomor 1892 tahun 1866 dan Bijblad
6200 tahun 1905 melarang petugas keagamaan, pegawai
pemerintah dari kepala desa sampai bupati, termasuk priayi
pribumi ikut serta dalam pengumpulan zakat.
• masyarakat Aceh telah menggunakan sebagian dana zakat
untuk membiayai perang dengan Belanda4, sebagaimana
Belanda membiayai perangnya dengan sebagian dana pajak.
• pengumpulan zakat di Aceh sudah dimulai pada masa
Kerajaan Aceh, yakni pada masa Sultan Alaudin Riayat Syah
(1539-1567).
By: Dr. Ahmad
Mujahidin, SH., M.H.
Peneliti dan Pengajar Pada
Badan Litbang Diklat
Kumdil MA-RI
MODEL PENGELOLAAN ZAKAT OLEH
NEGARA
• Model pertama, pengelolaan zakat diakui oleh negara yang
diakomodasi dalam peraturan perundang-undangan dan bersifat
wajib kepada penduduk muslim di negara ter-sebut (Era Rasul)
• Kedua, pengelolaan zakat diakui oleh negara yang diatur dalam
undang-undang, namun tidak bersifat wajib kepada penduduk muslim
(Arab Saudi dan Sudan)
• Ketiga, pengelolaan zakat tidak diatur dalam tata perundang-
undangan dan diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
ZAKAT DAN PENGELOLAAN EKONOMI NASIONAL
Permasalahan Indonesia:
1.Kesenjangan sosial yang tinggi, Rasio Gini 0,397 (BPS, 2016)
2.Kemiskinan yang tinggi mencapai 10,86% (BPS, 2016)
3.IPM Indonesia menengah-rendah (0,684) dengan peringkat 110 dari 188 (UNDP, 2015)
4.Indonesia sebagai Wilayah Rawan Bencana.

•Agenda Pemerintah dalam APBN:


Alokasi 5% Kesehatan; 20% Pendidikan;
Intervensi kesenjangan dengan perluasan Pembesaran transfer dana ke daerah & penguatan
DAK;
Penguatan program intervensi sosial: Program Keluarga Harapan, Program Indonesia Sehat,
Program Indonesia Pintar, dan kebijakan jaminan sosial lainnya.
Ekonomi Syariah & Keuangan Inklusif:
• Dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia, zakat merupakan
pilar pembangunan ekonomi sebagai religious-financial sector;
• Hanya 49% penduduk yang telah mengakses institusi keuangan formal, karena
penghasilan dan edukasi yang rendah, tingginya biaya administrasi, dan hal teknis
lain yang sulit.

Peran Zakat:
• Memoderasi kesenjangan sosial;
• Membangkitkan ekonomi kerakyatan;
• Mendorong munculnya model terobosan dalam pengentasan kemiskinan;
• Mengembangkan sumber pendanaan pembangunan kesejahteraan umat di luar
APBN
Pokok UU Pengelolaan Zakat
UU No. 23 Tahun 2011
Pembahasan

. Pembentukan BAZNAS , BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota;


• Untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah membentuk BAZNAS (Psl. 5 ayat (1).
• Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 66/P Tahun 2015 Pengankatan Anggota Badan Amil Zakat
Nasional Periode 2015-2020.
• BAZNAS Provinsi dibentuk oleh Menteri atas usul Gubernur , setelah mendapat pertimbangan BAZNAS
(Psl. 32).
• Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 118 tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil
Zakat Provinsi
• BAZNAS Kab/kota dibentuk oleh Dirjen yang mempunyai tugas bidang zakat pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang agama atas usulan bupati/walikota setelah mendapat
pertimbangan Baznas. (Psl. 39).
• Keputusan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor : DJ.III/499tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan DirekturJenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor: DJ. II/568 tahun
2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se-Indonesia

15
Keduduka LEMBAGA
PEMERINTAH

n
BAZNAS MANDIRI
BAZNAS
LEMBAGA
NON

Sebagai
STRUKTURAL

LNS BERTANGGUNG
JAWAB KEPADA
Pasal 5 Ayat 3, PRESIDEN + Melalui
Menteri?
UU 23/2011
Organisasi dan Struktur Pengelola Zakat

By: Dr. Ahmad


Mujahidin, SH., M.H.
Peneliti dan Pengajar Pada
Badan Litbang Diklat
Kumdil MA-RI
Manfaat Melalui Lembaga
Lembaga /petugas : BAZ dan LAZ (UU 38/99 Tentang Pengelolaan Zakat)

Manfaat :
1. Kepastian muzakki membayar zakat
2. Menghilangkan rasa rendah diri mustahiq
3. Efisiensi dan efektivitas (pengumpulan dan penyaluran)
4. Syiar Islam

23
Persyaratan Lembaga Zakat
1. Amanah
2. Terbuka
3. Profesional (memiliki waktu yang cukup)
4. Mengerti masalah zakat
5. Memiliki data Muzakki-Mustahiq
6. Memiliki program kerja
7. Memiliki badan hukum
8. Bersedia diaudit secara terbuka

24
Terima Kasih

25

Anda mungkin juga menyukai