37-43
• Pengelolaan Zakat di Indonesia secara nasional dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). (Pasal 1
angka 7 UU 23/2011)
• Untuk melaksanakan pengelolaan Zakat, Pemerintah membentuk BAZNAS (Pasal 5 UU 23/2011)
• Fungsi BAZNAS diatur di Pasal 7 diantaranya :
a.perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
b.pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
c.pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; dan
d.pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat
• BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis kepada Presiden melalui Menteri dan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
39. PERKEMBANGAN ZAKAT DALAM
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Karena belum ada hasil yang maksimal, Pada tahun 1991, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 dan 47 Tahun 1991 tentang
Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah dan Instruksi Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1991 tentang
Pembinaan Teknis Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
1998 tentang Pembinaan Umum Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah.
• pada tahun 1997 juga keluar Keputusan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun 1998, yang memberi wewenang
kepada masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan social bagi fakir miskin untuk melakukan
pengumpulan dana maupun menerima dan menyalurkan ZIS (lembaga sosial keagamaan yang bertugas untuk
mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq, dan sedekah)
• Pada masa awal reformasi yaitu masa pemerintahan BJ Habibie, tepatnya tanggal 23 September 1999 disahkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
• Undang-Undang Pengelolaan Zakat tersebut ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor
581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji
Nomor D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat
• Selanjutnya sesuai dengan perkembangannya, pada tahun 2011 lahirlah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
40. BENTUK SENGKETA ZAKAT DI
PENGADILAN AGAMA
• Pasal 1 angka 3 UU 23/2011 tentang Pengelolaan zakat mendefinisikan Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh
seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk kemaslahatan umum
• Pasal 668 angka 1 KHES mendefinisikan infak adalah pendermaan atau pemberian rizki/karunia atau
penafkahan sesuatu kepada pihak lain, berdasarkan rasa ikhlas dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah.
• Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan Islam (seperti : menafkahi keluarga, membantu dana untuk yatim piatu, fakir –
miskin, menyumbang untuk operasional masjid, atau menolong orang yang terkena musibah).
• Dari sisi etimologi, infak berasal dari kata anfaqa yang yang bermakna mengeluarkan atau membelanjakan harta
https://purbalingga.kemenag.go.id/apa-itu-zakat-dan-apa-pula-perbedaannya-dengan-infak-dan-sedekah/
42. DASAR HUKUM INFAK
Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab. Allah memberi kebebasan
kepada pemiliknya untuk menentukan waktu dan besaran harta yang
dikeluarkannya sebagai cerminan kadar keimanan seseorang. Dalam al-Qur'an
perintah Infaq ditujukan kepada setiap orang yang bertaqwa, baik yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam al Quran Surat Ali Imran ayat 134.
https://purbalingga.kemenag.go.id/apa-itu-zakat-dan-apa-pula-perbedaannya-
dengan-infak-dan-sedekah/