Anda di halaman 1dari 5

Nama: Khodijah Srikandi

Nim: 1213030060
Kelas: HTN-3-B
Mata Kuliah: Hukum Zakat dan Wakaf
SOAL UAS TAKEHOME
MATKUL HUKUM ZAKAT DAN WAKAF
HTN/III A, B DAN C

1. Zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Dalam
rangka meningkatkan daya guna dan hasil gunanya, zakat harus dikelola secara melembaga
sesuai dengan syariat Islam. Untuk mencapai tujuan di atas, Pemerintah menerbitkan
undang-undang nomor 23 tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2014.
Walaupun undang-undang tersebut sudah berjalan selama 11 tahun, namun zakat yang
terhimpun masih jauh dari potensi yang ada. Kemukakan analisis anda tentang undang-
undang dan PP di atas dari sisi kelebihan dan kekurangannya. Bandingkan dengan
undangundang zakat yang sebelumnya yaitu undang-undang Nomor 38 tahun 1999.
Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum
dalam masyarakat sehingga perlu diganti. Pengelolaan zakat yang diatur dalam Undang-
Undang ini meliputi kegiatan perencanaan, pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan.1
Sesuai tujuan besar pengelolaan zakat sebagaimana yang diamanahkan UU No.23/2011,
meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan
meningkatkan kesadaran manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan, maka ada beberapa hal yang bisa dikaji kembali untuk diberi
penguatan dalam ketentuan yang termaktub dalam undang-undang zakat agar tujuan
tersebut dapat terealisasi secara efektif sebagaimana yang dicita-citakan.
2. Bagaimana pengelolaan zakat yang dilakukan di Indonesia yang anda ketahui. Berikan
konsep pengelolaan zakat yang terbaik menurut anda dan berikan contoh pengelolaan
zakat yang berhasil baik di Indonesia maupun negara muslim lainnya.

1
UU 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, 2022. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-23-2011-
pengelolaan-zakat
Terdapat dua pengelolaan zakat di Indonesia yang memiliki tugas untuk ‎mengelola,
membagi dan mendayagunakan zakat yaitu BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) ‎dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) didirikan oleh pemerintah
atas usulan dari Kementerian ‎Agama Republik Indonesia dan disetujui oleh Presiden dan
pengelolaannya diatur dalam ‎undang-undang. ‎Selanjutnya, adapun Lembaga Amil Zakat
(LAZ) ini dibentuk dan dilaksanakan oleh ‎masyarakat/swasta atau organisasi-organisasi
Islam yang ada di Indonesia.
Pengelolaan zakat terbaik menurut saya adalah pengelolaan zakat di Brunei Darussalam.
Karena di Brunei Darussalam, pengelolaan zakat terdiri dari pengurus zakat, penghimpunan
zakat, dan pendistribusian zakat. Adapun model-model pemberdayaan zakat di Brunei
Darussalam terdiri dari lima macam program,yaitu program pelayanan sosial dan
kesejahteraan masyarakat, program pengembangan ekonomi ummat,program peningkatan
kualitas pendidikan, program kepentingan dakwah dan syiar Islam dan bantuan untuk
muallaf. Semua program tersebut diberikan langsung dari dana zakat. Pendistribusian zakat
di Negara ini masih berpola konsumtif. Karena Sultan berprinsip bahwa zakat yang
terkumpul harus langsung diberikan kepada yang berhak dan tidak boleh ditangguhkan
khususnya kepada asnaf fakir miskin dan gharimin. Sehingga belum ada zakat produktif di
Brunei Darussalam. 2
Dalam hal pengelolaan zakat di Negara Brunei Darussalam kerajaan sangat berperan aktif.
Karena zakat diurus langsung oleh kerajaan di bawah tanggung jawab Majlis Ugama Islam
Brunei (MUIB) . dengan begitu pengelolaan zakat tersentralisasi dalam satu pintu. MUIB
telah melantik sebuah jabatan Bagian Kutipan dan Agihan Zakat (BAKAZ) yang bertindak
sebagai amil zakat. Dan amil zakat dilantik oleh MUIB di setiap daerah. Sehingga tidak ada
lembagalembaga Independen yang mengurus zakat. Sedangkan di Indonesia lembaga
pengelola zakat terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil
Zakat (LAZ).
3. Jelaskan bagaimana pengelolaan zakat pada masa Rasulullah, sahabat khulafa ar-rasyidin,
bani Umayah dan bani Abasiyah.
Pada masa Rasulullah saw. dan para sahabat, pengelolaan zakat dilakukan langsung oleh
panitia khusus yang disebut amil zakat. Mereka mendapat wewenang penuh dari Rasul
2
Febrianti, PRAKTEK PENGELOLAAN ZAKAT DI NEGARA MUSLIM ( STUDI PADA NEGARA BRUNEI DARUSSALAM ),
Skripsi, 2011, hal 56
untuk mendata kaum muslimin yang wajib mengeluarkan zakat dan mendistribusikannya
kepada mereka yang berhak menerimanya. Rasulullah saw membuat tempat pengumpulan
dan pengelolaan distribusi zakat yang bernama Baitul Maal (rumah harta), yang saat itu
terletak di Masjid Nabawi. Pada saat itu, Rasulullah juga mengutus para sahabatnya untuk
menjadi amil (pengelola zakat) di daerah jazirah Arab termasuk di dalamnya kota Yaman.3
Berbagai kebijakan mengenai zakat pada masa Rasulullah dan dikembangkan oleh
Khulafaurrasyidin. Kebijakan Abu Bakar mengenai zakat yaitu seperti membela hak-hak
fakir miskin dan golongan-golongan ekonomi lemah. Kemudian tidak membeda-bedakan,
dengan maksud bahwa semua masyarakat berhak memperoleh zakat, apabila kondisi
kehidupannya membutuhkan serta masuk ke dalam kelompk asnaf. Kemudian, pada masa
Umar Bin Khattab dengan cara melantik amil-amil yang siap ditugaskab untuk
mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Kemudian, pada masa Usman bin Affan
bahwasanya pengelolaan zakatnya tidak ada perubahan, saat itu Usman melantik Zaid bin
Tsabit untuk mengelola dan mendistribusikan zakat. Dan terakhir masa Ali bin Abi Thalib,
Ali melakukan pemberhentian para pejabat yang melakukan tindakan korupsi, dan Ali juga
menerapkan prinsip pemerataan.
Pada masa Bani Umayyah, sejarah perkembangan dinasti Umayyah ini terdapat seorang
khalifah yang mengharuskan adanya kewajiban zakat dari harta yang diperoleh dari gaji
dan honorarium yang dalam istilah saat ini disebut dengan zakat profesi. Masa
pemerintahan Bani Umayyah, Baitul Mal dibagi menjadi dua bagian; umum dan khusus.
Pendapatan Baitul Mal umum diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum, sedangkan
pendapatan Baitul Mal khusus diperuntukkan bagi para sultan dan keluarganya. Namun
dalam prakteknya, tidak jarang ditemukan berbagai penyimpangan penyaluran harta Baitul
Mal tersebut. Pengeluaran untuk kebutuhan para sultan, keluarga, dan para sahabat
dekatnya banyak yang diambilkan dari kas Baitul Mal umum. Begitu pula halnya dengan
pengeluaran hadiah hadiah untuk para pembesar negara dan berbagai pengeluaran lainnya
yang tidak berhubungan dengan kesejahteraan umat Islam secara keseluruhan.4
Dalam struktur kenegaraan dinasti Abbasiyah, zakat memiliki departemen sendiri yakni
departemen shadaqah. Departemen ini bertanggung jawab dalam pengumpulan dan

3
Moh Jurianto, Buku Panduan Ibadah Zakat (Tangerang: Yayasan Pengkajian Hadis elBukhari, 2020). h. 16
4
Ruslan Husein Marasabessy, Analisa Pola Distribusi Pada Masa Daulah Umayyah dan Abasiyyah (Jurnal Asy-
Syukriyyahi). h. 26
pendistribusian zakat. Sumber dana yang paling lazim bagi pembangunan Madrasah adalah
lembaga wakaf, sebuah cara tradisional dalam Islam untuk mendukung lembaga yang
melayani kebutuhan masyarakat umum. Menyumbangkan materi (zakat) yang
diperuntukkan bagi para mustahiq dan pengembangan Islam merupakan bagian dari rukun
Islam. Demikian halnya dalam pembangunan Madrasah, wazir Nizam Al-Mulk menyediakan
dana wakaf untuk membiayai mudarris, imam dan juga mahasiswa yang menerima
beasiswa dan fasilitas asrama.
4. Wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu
dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan
kesejahteraan umum. Mempertimbangkan hal demikian, maka pemerintah menerbitkan
Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf dan Peraturan Pemerintah nomor 42
tahun 2006 tentang pelaksanaannya. Kemukakan analisis anda tentang undang-undang dan
PP di atas dari sisi kelebihan dan kekurangannya.
Dimana didalam peraturan pemerintah nomor 42 tahun 2006 berisi tentang apa itu wakaf,
apa itu nadzir dan bagaimana ia menjalankan fuk=ngsinya serta apa saja criteria untuk
menjadi seorang nadzir. Bagaiman jenis harta wakaf, sifat benda wakaf, akta ikrar wakaf,
dan sebagainya, serta bagaiman tatacara dalam melakukan suatu kegiatan wakaf. Sebelum
adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf
hanya menyangkut perwakafan tentang benda tak bergerak yang lebih banyak
dipergunakan untuk kepentingan komsumtif seperti masjid, madrasah, kuburan, pesantren
musholla, sekolah dan lain sebagainya. Akan tetapi setelah berlakunya Undang-Undang
tentang Wakaf benda wakaf tidak hanya benda tak bergerak tetapi juga termasuk benda
bergerak antara lain uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan
intelektual, hak sewa dan benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
peraturan perundang undangan yang berlaku ( lihat pasal 16 ayat 1 dan 3 UU No. 41 tahun
2004). Ketentuan tersebut sebelumnya telah diperkuat oleh fatwa MUI tanggal 11 Mei
2002 yang menyatakan bahwa benda wakaf termasuk juga uang tunai dan surat-surat
berharga dengan ketentuan nilai pokok uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh
dijual dihibahkan dan atau diwariskan.
5. Undang-undang wakaf sudah berjalan kurang lebih 18 tahun, dalam realitanya pengelolaan
wakaf banyak sekali dijumpai hambatan. Jelaskan apa saja yang menjadi tantangan dan
hambatan dalam pengelolaan wakaf serta potensi dan peluangnya.

Di Indonesia terdapat beberapa permasalahan yang menjadi tantangan pengelolaan zakat,


yaitu masalah regulator, masalah OPZ, dan masalah mustahik dan muzakki. Oleh karena
itu, diperlukan beberapa solusi untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang ada,
guna meningkatkan pengelolaan zakat di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan beberapa
solusi untuk memecahkan beberapa masalah yang ada seperti optimalisasi sosialisasi
zakat, membangun citra lembaga zakat yang amanah dan profesional, membangun
sumber daya manusia (SDM) yang siap untuk berjuang dalam mengembangkan zakat
di indonesia, memperbaiki dan menyempurnakan perangkat peraturan tentang zakat di
indonesia, menciptakan standarisasi mekanisme kerja BAZ dan LAZ, memperkuat sinergi
antar lembaga zakat, membangun sistem zakat nasionalyang mandiri dan profesional,
dimana beberapa solusi tersebut diharapkan dapat memperbaiki manajemen zakat di
indonesia.

PETUNJUK PENGERJAAN SOAL

1. Jawaban diketik dengan disertai sumber referensi


2. Referensi ditulis dalam bentuk foot note
3. Batas akhir pengumpulan jawaban hari Sabtu, 31 Desember 2022 pukul 24.00
4. Jawaban dikumpulkan melalui google form yang dibuat oleh PJ matkul masing-masing kelas

Anda mungkin juga menyukai