LANDASAN TEORI
A. Konsep Zakat
1. Definisi Zakat
2011 tentang pengelolaan zakat, dalam Bab 1 Pasal 1 mengatakan “Zakat adalah harta
yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untukdiberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam 1. Zakat sebagai rukun islam
diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik
zakat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan keseimbangan sosial di dunia
dengan cara tolong menolong yang kaya memberi pertologan kepada yang lemah 2.
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan istilah sangat nyata dan erat
sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya menjadi suci, baik, tumbuh atau
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga dari rukun Islam yang lima,
karenanya zakat merupakan ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh seorang
seseorang menjadi kafir dan diperangi orang yang enggan daripada mengeluarkan
1
UU No23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
2
Elsi Kartika Sari, pengantar hukum zakat dan wakaf (Jakarta,PT Grasindo,2006)
zakat dan apabila perlu harus diambil daripadanya dengan kekerasan maupun perang
sekalipun.
pendayagunaan serta pertanggung jawaban harta zakat agar harta zakat tersebut dapat
telah ditentukan dalam syara’ sehingga dapat tercapai misi utama zakat yaitu untuk
mengentaskan kemiskinan.
taubah:103, bahwa zakat itu diambil dari orang-orang yang berkewajiban untuk
petugas (amil). Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelolaan zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan antara lain
yaitu:
hanya karena dengan alasan tidak percaya terhadap amil zakat, kemudian
Fikih zakat menyatakan bahwa seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat
a. Beragama islam
b. Mukallaf
baiknya.
3
http://baitulmal.co.id
4
Yusuf al qardhawi, Hukum Zakat, (Bandung: Mizan, 1996)
f. Kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya.
Seiring dengan perintah Allah kepada umat Islam untuk membayarkan zakat,
Islam mengatur dengan tegas dan jelas tentang pengelolaan harta zakat. Manajemen
zakat yang ditawarkan oleh Islam dapat memberikan kepastian keberhasilan dana
zakat sebagai dana umat Islam. Hal itu terlihat dalam Al-Qur’an bahwa Allah
samping itu, surat At-Taubah ayat 60 dengan tegas dan jelas mengemukakan tentang
yang berhak mendapatkan dana hasil zakat yang dikenal dengan kelompok delapan
asnaf. Dari kedua ayat tersebut di atas, jelas bahwa pengelolaan zakat, mulai dari
wewenang Rasul dan dalam konteks sekarang, zakat dikelola oleh pemerintah5.
Dalam operasional zakat, Rasul SAW telah mendelegasikan tugas tersebut dengan
menunjuk amil zakat. Penunjukan amil memberikan pemahaman bahwa zakat bukan
diurus oleh orang perorangan, tetapi dikelola secara profesional dan terorganisir.
selain sebagai bentuk pengabdian seorang hamba kepada Allah. Zakat juga sebagai
5
http:// Konsultan Ekonomi.blogspot.com
6
http:// Manajemen Pengelolaan Zakat.
bentuk bakti sesamanya. Dalam islam, perintah zakat didasarka pada berbagai sumber
hukum Islam yaitu didalam Al-Qur’an, sunnah maupun ijma’ ulama. Dan dalam
1. Al-Qur’an
Zakat dan Al-Qur’an menunjukan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara
lain adalah :
Artinya : Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu akan
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
ال ال
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
mengeluarkan zakat.
2. As-Sunnah
Zakat adalah rukun islam yang ketiga dan salah satu pilar bangunannya yang
kesalahan dan dosa. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal8.
Artinya “Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,
3. Ijma’ Ulama
Sedangkan menurut Ijma’ Ulama zakat merupakan salah satu rukun dari pada
segala rukun Islam yang lima. Adapun hukum mengeluarkan zakat adanya
kesepakatan semua (ulama) umat Islam di semua Negara sepakat bahwa zakat adalah
wajib9.
8
http://www. Zakat dalam Islam Assabbab.com.htm
9
Ibnu Mundzir. Al-Ij ma’ (Jakarta:Akbar Media, 2012)
Berdasarkan UU RI No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yang kini
2011 pasal 1 ayat 2 BAB I ketentuannya berbunyi : “Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang
penanggulangan kemiskinan.
zakat, berarti membicarakan usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam
menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah
karna zakat memiliki peran dan fungsi sosial ekonimi yang penting, maka negara
berkewajiban dan bertanggun jawab dalam pengelolaan zakat. Dalam zara itulah akan
10
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
menunjang dengan terbentuknya keadaan ekonomi yang grow with equity, yaitu
kenal dengan adanya skala prioritas. Metode prioritas ini dapat di pakai sebagai alat
yang efektif untuk melaksanakan fungsi alokasi dan distribusi dalam kebijaksanaan
pendayagunaan zakat, misalnya kita ambil contoh salah satu ashnaf yang menerima
zakat ibnu sabil, ibnu sabil mempunyai pengertian yang secara bahasa berarti anak
jalanan atau musafir yang kehabisan bekal, tetapi juga untuk keperluan pengungsi,
Sebagai pokok ajaran agama atau ibadah, Tujuan zakat merupakan sasaran
manusia.
masyarakat.
Dalam relasi hubungan antara Muzzaki dan Mustahik itu adalah sama-sama
mencakup dengan zakat. Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang
tentang pengelolaan zakatMuzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang
bahwa zakat tidak hanya diwajibkan kepada perorangan saja. Seluruh ahli fiqih
sepakat bahwa setiap muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib menunaikan zakat.
Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang orang yang belum baligh dan gila.
Menurut mazhab imamiyah, harta orang gila, anak-anak, dan budak tidak wajib
dizakati, dan baru wajib dizakati ketika pemiliknya sudah baligh, berakal, dan
meredeka. Ini berdasarkan sabda rasulallah SAW. “Tiga orang terbebas dari
ketentuan hukum; kanak-kanak hingga dia baligh, orang tidur hingga ia bangun dan
Bagi mereka yang memahami zakat seperti ibadah yang lain, yakni seperti
shalat, puasa dan lain-lain, tidak mewajibkan anak-anak yang belum baligh dan orang
gila menunaikan zakat. Adapun mereka yang menganggap zakat sebagai hak orang-
11
UU No, 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
orang fakir atas harta orang-orang kaya, mewajibkan anak-anak yang belum baligh
Manurut madhab Hanafi, Syafi’i dan Hanbali Islam merupakan syarat atas
pendapatnya kepada ucapan Abu Bakar bahwa zakat adalah sebuah kewajiban dari
Rasulallah SAW kepada kaum Muslimin.Sementara, orang kafir baik pada masa
pendapatnya pada dalil bahwa orang-orang kafir juga terbebani melakukan berbagai
Mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. Pada ayat 60
َّ َّللاِ َو
َّللاُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم َّ َضةً ِمن
َ ال َّسبِي ِل فَ ِري
Artinya:
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Mu’allaf
5. Riqab (budak)
Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim yang
zakatMuzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim yang
bekewajiban menunaikan zakat. Dari pengertian di atas jelaslah bahwa zakat tidak
hanya diwajibkan kepada perorangan saja. Seluruh ahli fiqih sepakat bahwa setiap
muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib menunaikan zakat. Akan tetapi mereka
Dalam zaman modern sekarang ini kemiskinan bukan saja ditentukan oleh
melalui konsep garis kemiskinan akan berbeda beda di antara berbagai negara.
amil zakat sendiri sudah berkembang sedemikian rupa seperti lembaga BAZNAS
dan LAZ di Kota Bekasi, dan Baitul Mal di Kota Bekasi. Terbentuknya badan-
Yang terakhir dari mustahiq zakat yang akan diutarakan di sini adalah
konsep riqab yang sering diterjemahkan dengan hamba sahaya. Banyak orang
berpendapat bahwa di era modern sekarang ini, hamba sahaya sudah tidak relevan
bahwa hamba sahaya model lama tidak ditemukan lagi. Namun, hal ini bukan
belenggu yang mengikat leher mereka. Dari berbagai pengalaman, kita dapat
menjumpai banyak sekali orang-orang miskin yang terjebak oleh rentenir dan
mereka hampir tidak bisa membebaskan dirinya lagi dari ikatan para lintah darat
dari penindasan rentenir itu. Inilah bukti bahwa kandungan al-Qur'an akan tetap
B. Penyaluran (Pendistibusian)
Pendistribusian adalah tata cara atau tindakan penyaluran barang atau jasa
kepada pihak lain dengan tujuan tertentu. Sasaran (Mustahik) zakat sudah di tentukan
sebagaimana disebutkan dalam surat Attaubah ayat 60 yaitu delapan golongan. Yang
pertama dan yang kedua, fakir dan miskin. Orang fakir dan miskin ini mendapat
posisi yang pertama diberi harta zakat oleh Allah. Ini menunjukan bahwa sasaran
Oleh karna itu Al-Qur’an lebih mengutamakan golongan fakir miskin. Dan
diturunkan dalam bahasa arab yang jelas, mengingat dalam mengatasasi masalah
kemiskinan dan menyantuni kaum fakir miskin merupakan sasaran pertama dan
menjadi tujuan zakat, zakat yang utama. Dalam mencapai sasaran tersebut diperlukan
pendistribusian zakat yang tujuannya agar harta zakat sampai kepada mustahik.
14
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 dalam pasal 26
Pembayaran harta zakat tersebut oleh Muzzaki dapat dilakukan secara lansung kepada
Mustahik atau lewat lembaga zakat nantinya akan disalurkan kepada Mustahik15 .
kepada Mustahik tujuannya agar terjadi interaksi langsung antara Muzaki dan
2. Muzzaki membayar zakat lewat lembaga zakat. Zakat yang paling utama
sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur,an dan Al-Hadits melalui Amil zakat yang
amanah dan terpercaya. Hal ini sebagaimana terkandung dalam surat At-taubah ayat
103. Distribusi zakat terkandung hanya bersirkulasi pada suatu tempat terentu. Ketika
zakat dikelola secara keseimbangan dan diberikan lansung oleh si pemberi zakat
(Muzakki) kepada Mustahik (penerima zakat). Hal ini salah satu faktor penyebabnya
karna kurang adanya lembaga zakat yang profesional yang menyampaikan dana zakat
kesejahteraan masyarakat16.
Zakat tidak lagi dibayar langsung dari Muzakki kepada Mustahik. Itu tidak
mengurangi fungsi dan pran zakat dalam mengentaskan kemiskinan. Disamping itu,
pengelola zakat oleh lembaga pengelola zakat akan lebih banyak manfaatnya, apalagi
15
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, diterjemahkan Salman Harun DKK dari kitab Hukum Al-Zakah, (Bandung:
Mizan, 1996)
16
Didin Hafidhuddin, Zakat dan Peningkatan Kesejahteraan (Upaya Memahami Kembali Makna dan
Hakikat Zakat) alam Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta: Penerbit UIN Syarif Hidayatullah,2002)
yang memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan, antara
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para Mustahik zakat apabila berhadapan
lansung untuk menerima zakat dan para Muzakki. Ketiga, untuk mencapai efesiensi
dan efektifitas serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zajat menurut skala
prioritas yang ada pada suatu tempat. Zakat sebetulnya dapat menjadi salah satu
alternatif pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang selama ini timpang. Hal ini
bisa terlaksana apabila pengelolaan zakat dilakukan secara benar dalam hal
problem zakat yang selama ini menjadi penghambat optimalisasi peranan lembaga
pun sangat minim. Padahal dengan keterlibatan dari semua pihak, maka optimalisasi
peran lembaga zakat untuk menciptakan keadilan sosial sebagaimana esensi dari
Allah SWT telah menentukan Mustahik zakat di dalam firmannya dala surat
At-Taubah ayat 60. Dari ayat ini jelas kelihatan bahwa pengelola zakat tidak
Mustahik. Disini terdapat kaidah umum, bahwa pengelola zakat dalam melakukan
17
Muhammad Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam Indonesia, (Jakarta: PT. raja Grafindi
Persada,1995)
pengalokasiannya, mereka harus memperhatikan kemaslahatan umat Islam. Dalam
mendistribusikan zakat kepada Mustahik yang delapan. Dalam hal ini, para ulama
fikih telah membuat beberapa cara yang dapat membantu pengelola zakat dalam
menerapkan kaidah ini, maka akan terdapat surplus pada harta zakat. Jika hal
lebih berhak kepada yang lain. Setiap kaidah yang disimpulkan dari sumber
syariat Islam ini dapat diterapkan tergantung pada pendapat zakat dan kondisi
yang stabil.
Pengumpulan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang di bentuk oleh
pemerintahan dan lembaga amil zakat yang di bentuk oleh masyarakat dan di
18
Hikmat dan Hidayat, Panduan Pintar Zakat, (Jakarta: Qultummedia,2008)
kukuhkan/ di resmikan oleh pem erintah setempat. Teknik pengumpulan zakat di sini
dapat di salurkan melaui pemotongan gaji bagi para pegawai yang beragama muslim,
melalui masjid di daerah setempat. dengan adanya zakat di sini dapat mengurangi
penghasilan kena pajak. Pihak-pihak yang sudah di tunjuk dan memiliki kewenangan
untuk mengelola zakat adalah BAZNAS, Amil Zakat. Pendistribusian zakat adalah
suatu bentuk penyaluran dana zakat dari seorang muzaki kepada seorag mustahiq
1. Fakir, yaitu orang yang tidak memiliki penghasilan yang tetap untuk
3. .Amil, yaitu orang yang bertugas sebagai pengabil zakat dari para muzaki
4. Mu’allaf, yaitu orang yang keluar dari agama selain islam kemudian pindah
8. Ibnu sabil, yaitu orang yang sedang kehabisan bekal saat dalam perjalanan
dan tidak mempunyai harta untuk mencapai wilayah yang akan dia tuju.
Porsi pembagian zakat untuk fakir dan miskin, riqab dan gharim masing
masing 50%, sedang sabilillah dan mualaf 25%, ibnu sabil dan amil 12,5%. Ada
yaitu :
sekitar sudah menerima semua maka jika masih ada sisa baru di berikan untuk
Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib di lakukan oleh setiap
20
https://id.m.Wikipedia.org/wiki/zakat.
21
http://sistem Penyaluran Zakat Menurut Hukum.
Karena zakat merupakan salah satu solusi untuk mengentaskan kemiskinan suatu
negara. Pendistribusian zakat harus sesuai sasaran yaitu delapan asnaf yang meliputi
fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, ghorim, fisabilillah, dan ibnu sabil22. Cara
pendistribusian zakat dapat melalui lembaga amil zakat seperti Baznas, Laz dan lain
sebagainya.
Badan Amil Zakat Nasional Kota Bekasi atau disingkat BAZNAS Kota bekasi
zakat. BAZNAS Kota Bekasi berusaha mewujudkan masyarakat Bekasi sadar zakat
BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Bekasi dibentuk dan dilakukan
berdasarkan:
pengelolanya.
1. Visi
“Menjadi Badan Amil Zakat Nasional Kota Bekasi yang amanah, transparan
dan Profesional”
2. Misi
Bekasi untuk tahun 2017 ini terbagi menjadi empat fokus program yaitu :
1. Bekasi Berdaya.
termandirikan usahanya.
2. Bekasi Cerdas.
yang menjadi fokus program ini, kursus peningkatan kapasitas para siswa
3. Bekasi Sehat.
Terdiri dari bantuan biaya pengobatan bagi para Dhuafa dan layanan jaminan
akan ditingkatkan kerjasama program secara strategis dengan pihak lain demi
program.
4. Bekasi Ihsan.
program ini. Baik berupa bantuan perlengkapan fisik rumah ibadah hingga
menjadikan masjid sebagai mitra program zakat mampu kian mendekatkan
prasarana)
1. Tujuan
zakat
2. Fungsi
berkesinambungan.
a. Komisi Pengawasan, yang dijabati oleh seorang ketua. Komisi ini mempunyai
Nasional (BAZNAS)
b. Badan Pelaksanaan, yaitu terdiri dari seorang Ketua Umum dan dibantu oleh
dua oang ketua. Seorang sekretaris dan wakilnya, seorang bendahara umum,
c. Dewan pertimbangan, yang dijabati oleh seorang ketua umum, Dewan ini
mempunyai tugas pokok yaitu, memberikan saran. Pendapat dan nasihat yang
Tabel 3.1
(BAZNAS)
KOTA BEKASI
BAZNAS Kota Bekasi berada diantara dinas dan instansi pemerintah Kota Bekasi.
Hubungan dengan lingkungan sekitar dapat terjalin dengan baik dan bahkan
lingkungan sekitar itu jugalah yang paling besar memberikan kontribusi atau
penyedia dana.
Sebagai lembaga yang resmi dan diberi kewenangan dalam pengelolaan zakat
BAZNAS Kota Bekasi dalam rangka akuntabilitas perlun didasari berbagai regulasi