Disusun Oleh :
2023
PENDAHULUAN
Islam melalui kitab sucinya menjelaskan perlunya keselarasan dalam kehidupan, termasuk
dalam hal ekonomi. Al-Qur'an menganjurkan kepada umat manusia yang mampu untuk
megeluarkan zakat, sebagai rukun islam keempat yang akan melengkapi jati diri seorang muslim.
Perintah zakat, disini disamping mengandung dimensi materi, juga menyimpan dimensi ruhi.
Bila zakat diterapkan secara benar dan menyeluruh, ia memiliki peran sangat esensial dalam
tarbiyah ruhiyah, yang selanjutnya akan merealisasi keadilan sosial dan melahirkan pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan pesat. Dalam al-Qur’an dikatakan “Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mu`min, jiwa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”.2
Hal itu dikarenakan, Zakat merupakan manifestasi dari kegotongroyongan antara orang
kaya dengan fakir miskin. Pemberdayaan zakat merupakan perlindungan bagi masyarakat dari
bencana ekonomi yaitu kemiskinan dan kelangkaan suatu barang. Sedangkan Lembaga zakat
merupakan sarana distribusi kekayaan yang punya kewajiban kolektif terhadap perekonomian
umat Islam. Konsep zakat disini punya hitung-hitungan sendiri dalam penyucian harta, agar yang
kaya tak merasa terbebani dan yang miskin bisa mendapatkan sumber modal secara
berkesinambungan. Dalam ekonomi Islam ia disebut sebagai alat pengentas kemiskinan dalam
bentuk distribusi pendapatan.3
Namun nyatanya angka kemiskinan di Indonesia mencapai 34.69 juta jiwa atau 15,42%
dari total penduduk Indonesia, hal ini menunjukkan tujuan zakat belum terealisasi dengan baik
sebagai sarana pengentasan kemiskinan umat yang sempurna. Ia masih dianggap sebatas simbol
agama belaka karena pada nyatanya banyak ummat Islam yang mampu tetapi tidak tahu menahu
1
Junaidi Safitri, Implementasi Konsep Zakat dalam Al-Qur'an Sebagai Upaya mengentas Kemiskinan,
Jurnal Studi Islam. hlm. 20.
2
Ibid, hlm. 21.
3
Ibid, hlm. 21.
tentang zakat.4 Bahkan sekedar mengetahui hukum zakat saja banyak orang yang tidak tahu
bagaimana menyalurkan kewajiban zakatnya sehingga kesadaran untuk membayar zakat belum
tumbuh dan berkembang.5
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam tulisan ini, maka penulis merumuskan permasalahan
yang akan dibahas dengan membuat pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa saja ayat ayat yang membahas tentang zakat dalam Al-Qur'an?
2. Apa saja ayat ayat yang membahas tentang fungsi zakat?
3. Apa petunjuk al-Qur'an tentang fungsi zakat?
PEMBAHASAN
Secara etimologis zakat berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata dasar masdar kata
zaka-yazku-zaka’an, yang berarti tumbuh, berkah, bersih, suci dan baik. 6 Sedangkan secara
4
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press), hlm. 53.
5
Junaidi Safitri,.....hlm. 22.
6
M. Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur'an Kajian Kosakata, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), juz 3, hlm.
1124.
terminologis, banyak ulama maupun para ahli menafsirkannya dengan redaksi yang berbeda
beda. Namun penafsiran itu berujung pada satu kesimpulan bahwa zakat adalah nama bagi
sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah kepada
pemiliknya untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.7
Zakat secara bahasa artinya suci dan subur. Menurut istilah syara’ zakat adalah
mengeluarkan sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai sedekah wajib kepada mereka
yang telah ditetapkan menurut syarat syarat yang telah ditentukan oleh hukum Islam. Maka
sangat jelas sekali bahwa zakat adalah salah satu perintah Allah yang wajib ditunaikan oleh
setiap ummat Islam.8
Zakat juga dalam bahasa adalah tumbuh dan berkah dan banyak kebaikan, sepeti halnya
zakat tumbuhan jika bertumbuh, dan zakat si fulan atau banyak kebaikannya. Dinamakan tumbuh
karena harta menumbuhkan keberkahan dalam mengeluarkannya.9 Menurut sayyid sabiq zakat
adalah suatu nama atau sebutan yang dikeluarkan oleh manusia dari hak Allah kepada fakir
miskin. Segala sesuatu yang diniatkan untuk ibadah kepada Allah akan ada timbal balik bagi
pelakunya dan tidak akan pernah habis.10
Pada dasarnya al-Qur’an pada periode Makkah sudah menanamkan mental kewajiban
berzakat dalam jiwa para sahabat Rasul. Ayat 38 surat Ar-Ruum memerintahkan untuk
”memberikan hak kepada kerabat yang terdekat, fakir miskin dan orang orang yang ada dalam
perjalanan.” begitu pula dengan ayat zakat yang lain yang masih memakai bentuk khabariyah
(berita), menilai bahwa penunaian zakat merupakan sikap dasar bagi orang-orang mu’min dan
menegaskan bahwa yang tidak menunaikan zakat adalah ciri ciri orang yang musyrik dan kufur
7
Muhammad, Zakat dan Kemiskinan, Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Ummat (Yogyakarta: UII Press,
2005), hlm. 34.
8
Moh. Rifai, Fiqih Islam Lengkap (Semarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 346.
9
Imam Tqiyuddin, Kifayatul Akhyar (Surabaya: Darul Ilmi Indonesia), hlm.140.
10
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Qahirah: Darul Fatih), hlm. 235.
terhadap hari akhir. Oleh karena itulah para sahabat terpanggil untuk menunaikan zakat
meskipun ayat ayat yang turun di Makkah tidak bersifat amr (perintah).11
11
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 29.
12
Ibid, hlm. 27.
permusuhan, fitnah serta peperangan. Hal ini terjadi karena harta sudah menjadi keseimbangan
hidup, baik individu maupun masyarakat, maka harta pun bisa memicu perebutan dan
pertengkaran. Maka dari itu agama mewajibkan kepada para pemilik harta supaya mengeluarkan
zakatnya sehingga kekayaan mampu menjadi sarana perdamaian bukan lagi pemicu
pertengkaran.13
Harta yang tidak dizakati diumpamakan seperti halnya baju yang kita kenakan sehari hari,
tanpa pernah dicuci atau gigi yang tak pernah dibersihkan sehari hari atau bahkan selembar
karpet di ruangan ber-AC pun perlu disikat dan dibersihkan agar tidak gatal dan menyimpan
penyakit. Maka demikian pulalah kondisi harta kita. Meskipun kita mendapatkan harta tersebut
didapatkan dengan jalan yang halal, tetap saja perlu dibersihkan untuk memastikan
keberkahannya.14
Secara metematis harta yang kita zakatkan akan mengurangi nominal harta yang kita miliki
tapi dalam pandangan Allah justru bertambah. Sebaliknya harta yang diberikan untuk riba yang
secara matematis menambah nominal harta justru tidak bertambah dalam pandangan Allah.15
13
Muhammad,...hlm. 35.
14
Ibid, hlm. 37.
15
Ibid, hlm. 38.
KESIMPULAN
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang penting dan harus dilaksanakan oleh setiap
Muslim yang mampu. Al-Qur'an mengatur tentang zakat sebagai kewajiban bagi setiap orang
yang memiliki harta yang mencukupi untuk membayar zakat. Zakat dipandang sebagai bentuk
ibadah yang mengikat manusia dengan sesama manusia dan Tuhan. Al-Qur'an menjelaskan
bahwa zakat memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk membantu fakir miskin, memperbaiki
ekonomi masyarakat, dan membentuk persaudaraan di antara umat Muslim.
Dalam konteks sosial, zakat memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan
sosial, mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Oleh
karena itu, zakat merupakan bentuk kewajiban sosial yang harus dilaksanakan oleh setiap
Muslim yang mampu. Zakat memiliki makna yang penting dalam Islam dan perlu diaplikasikan
dalam kehidupan sehari hari. Zakat merupakan bentuk ibadah yang mempunyai tujuan sosial,
spiritual, dan ekonomi bagi kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Junaidi. Implementasi Konsep Zakat dalam Al-Qur'an Sebagai Upaya mengentas
Daud Ali, Muhammad. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press).
Quraish Shihab, Muhammad. 2007. Ensiklopedia Al-Qur'an Kajian Kosakata, (Jakarta:
Rifai, Muhammad. Fiqih Islam Lengkap (Semarang: PT. Karya Toha Putra).
Asnaini, 2008. Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar).