A. Pengertian Zakat
Zakat termasuk salah satu rukun Islam, Zakat mulai disyari’atkan pada bulan
Syawal tahun ke 2 Hijriah sesudah pada bulan Ramadhannya diwajibkan zakat fitrah.Jadi
mula-mula diwajibkan zakat fitrah, baru kemudian diwajibkan zakat mal atau kekayaan.1
Zakat diwajibkan atas orang Islam yang mempunyai kekayaan yang cukup nishab,
yaitu jumlah minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.Jika kurang dari itu
kekayaan belum dikenai zakat. Adapun saat haul ialah waktu wajib mengeluarkan zakat
yang telah memenuhi nishabnya (dimiliki cukup dalam waktu setahun).2
Di dalam al-Qur’an, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalat
sejumlah 82 ayat.Dari sini dapat disimpulkan secara deduktif bahwa setelah shalat, zakat
merupakan rukun Islam terpenting.Zakat dan shalat dalam al-Qur’an dan al-Hadist
dijadikan sebagai perlambang keseluruhan ajaran Islam.Pelaksanaan shalat
melambangkan baiknya hubungan seorang dengan Tuhannya, sedang zakat adalah
lambang harmonisnya hubungan antara sesama manusia.Oleh karena itu zakat dan shalat
merupakan pilar-pilar berdirinya bangunan Islam.Jika keduanya hancur, Islam sulit untuk
bertahan.3
Zakat menurut menurut asal kata, zakat yang berasal dari kata زكاةberarti berkah,
bersih, baik dan meningkat.4 Sedangkan secara bahasa, berarti nama’ (kesuburan),
thaharah (kesucian), barakah (keberkahan), dan berarti juga tazkiyah
(mensucikan).5Penjelasan makna secaraharfiah tersebut mengerucut pada pengertian zakat
1
Direktorat, Pengembangan Zakat dan Wakaf Dirjen Bimas Islam Dan Penyelenggara Haji (Jakarta:
Depag RI. 2003), hlm. 118
2
Direktorat, Pengembangan Zakat dan Wakaf Dirjen Bimas Islam Dan Penyelenggara Haji (Jakarta:
Depag RI. 2003)
3
Muhammad. Zakat Profesi: Wacana Pemikiran Dalam Fiqh Kontemporer. (Jakarta: Salemba Diniyah.
2002)
4
Munawir Ahmad Warson. Kamus Al Munawir Arab-Indonesia Terlengkap.(Surabaya: Pustaka
Progresif. 1997)
5
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy.Pedoman Zakat.(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006)
sebagai prosespembersihan diri yang didapatkan setelah pelaksanaan
kewajibanmembayar zakat.6
Menurut Yusuf Qardawi, arti dasar dari kata zakat ditinjau dari segi bahasa adalah
suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Semuanya digunakan dalam Qur’an dan hadist.Tetapi
yang terkuat, kata dasar Zaka berarti bertambah dan tumbuh. 7 Zakat merupakan nama
atau sebutan dari sesuatu hak Allah SWT yang dikeluarkan seseorang kepada fakir
miskin. Dinamakan zakat karena didalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkat,
membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan.8
6
Fazrur Rahman, Economic Doktrines of Islam. TerjSuroyo Nastangin “Doktrin Ekonomi Islam”.
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1996)
7
Yusuf Qaradhawi. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2007)
8
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 1985)
9
Yusuf Qaradhawi. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul Hakim.
2005)
10
Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa, 1997)
11
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy.Pedoman Zakat.(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2006)
zakat dengan menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai
milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syari’at karena Allah.
Mazhab Syafi’i, zakat merupakan sebuah ungkapan keluarnya harta sesuai dengan
cara khusus. Sedangkan menurut mazhab Hambali, zakatialah hak yang wajib dikeluarkan
dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.12
Selain menggunakan istilah ”zakat”, terdapat beberapa istilah lain yang berbeda
redaksi namun memiliki kesamaan pengertian dengan zakat yang disebutkan dalam al-
Qur’an. Beberapa istilah tersebut di antaranya adalah:
a. Zakat
Sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 43:
12
Wahbah Az Zuhayly, Fiqh wa Adillah. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2003)
13
Muhammad Ali Nuruddin. Zakat sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal.(Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006)
14
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: Gema Insani. 2002)
15
Muhammad Zuhri, Pelaksanaan Pendistribusian Zakat Mal Di Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak. (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.2000)
“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah kamu bersama orang-orang
yang rukuk” (QS. al-Baqarah : 43)
b. Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sessuatu.Pemaknaan istilah infaq berarti memberikan sejumlah harta
tertentu bagi orang yang membutuhkan.Secara syari’at, infaq berarti mengeluarkan
sebagian harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.Istilah infaq
adalah sebagian harta seseorang yang dikeluarkan untuk kepentingan umum dengan
tidak perlu memperhatikan nishab dan haulnya.Infaq dapat dikeluarkan oleh orang yang
beriman baik yang berpenghasilan tinggi atau rendah, dalam keadaan lapang ataupun
sempit.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya sebagian besar dari orang-
orang Yahudi dan Rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan
jalan yang bathil, dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat siksa yang
pedih). (Q.S. at-Taubah : 34)
Allah SWT juga menjelaskan bahwa orang yang benarbenar beriman, adalah
orang yang menginfaqkan hartanya hanya untuk mengharapkan ridha Allah.Mereka
tidak berinfaq demi nafsu, atau tujuan apapun.Mereka berinfaq hanya karena
Allah.Oleh karena itu, mereka merasa tenang jika Allah menerima shodaqoh mereka,
merasa tenang karena berkah yang diberikan Allah dalam harta mereka dan merasa
tenang dengan pahala dan pemberian Allah.16
c. Shadaqah
16
Syaikh Muhammad bin Salih, Fatwa-fatwa Zakat, (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2008)
Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar.Orang yang suka
bershadaqah adalah orang yang benar pengakuan imannya.Shodaqoh mempunyai
pengertian yang luas disbanding infaq, tidak hanya berasal dari harta.Misalnya dalam
sebuah hadits dikatakan bahwa senyum dan menyingkirkan duri dari jalan termasuk
shadaqah.Jika zakat sesuatu yang dikeluarkan dari jenis harta tertentu, dengan syarat
tertentu dan diberikan kepada golongan tertentu.17
17
Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat, (Jakarta: PT. Cemara Indah, 1985)
dengan tujuan mencari popularitas dan pujian orang lain, padahal sebenarnya mereka
tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Adapun dalil-dalil yang menjadi dasar hukum wajib zakat, antara lain:
a. Al-Qur’an
Artinya: “Dan dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-
orang yang ruku”(QS. al-Baqarah : 43)
Al-Baqarah: 267
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
b. Al-Hadits
Selain al-Qur’an, zakat juga didasarkan pada hadits Rasulullah SAW. Adapun
hadits yang berhubungan dengan zakat di antaranya:
1) Hadits yang diriwayatkan oleh jama’ah dari Ibnu Abbas r.a., ketika Nabi SAW
mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, yang berbunyi:
Artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a. sesungguhnya Nabi telah mengutus Mu’adz bin
Jabal ke negeri Yaman, Nabi Muhammad SAW bersabda: Serulah (ajaklah)
mereka untuk mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa saya
(Muhammad) adalah utusan Allah. Jika mereka menerima itu, maka
beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu
dalam sehari semalam. Jika hal ini telah mereka taati, sampaikanlah bahwa
Allah SWT mewajibkan zakat pada harta benda mereka, yang diambil dari
orang-orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin di antara mereka” (HR.
Bukhari).
2) Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Muslim dari Ibnu Umar.
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah SAW bersabda: Islam didasarkan
pada lima sendi yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
bahwasannyaMuhammad itu utusan Allah, dan mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, haji dan puasa di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari).
c. Ijma’
Imam-imam madzhab dan mujtahid mempunyai peranan yang besar dalam
pemecahan-pemecahan masalah zakat yang belum dijelaskan oleh nash-nash yang
sharih.Ijma’ menurut istilah ushul fiqh adalah kesepakatan seluruh mujtahid di
kalangan umat Islam pada suatu masa setelah Rasulullah SAW wafat atas hokum
syara’ mengenai suatu kejadian.18
Ijma’ di sini sepakat bahwa zakat adalah wajib bahkan para sahabat Nabi
sepakat untuk membunuh orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat.Dengan
demikian siapa yang mengingkari wajibnya (kefardhuannya) berarti dia kafir.19
2. Klasifikasi Zakat
Zakat secara fungsinya terbagi menjadi dua jenis, yakni zakat fitrah dan zakat
mal. Zakat fitrah kata fitri berasal dari kata dasar ( ) فطرyang berarti membuat,
menciptakan, menimbulkan, berbuka, makan pagi (Ali dan Mudhor, 2003: 1398).
Menurut para ahli fiqh, fitrah adalah tabiat yang suci dan asli yang dibawa manusia
sejak lahir.20Zakat fitrah juga disebut zakat badan atau zakat kepala atau zakat pribadi
menurut para ahli fiqh.21
Artinya: “Hal tersebut diatas dikatakan bahwa zakat fitrah atau zakat tubuh adalah
zakat badan karena zakat tersebut membersihkan diri atau jiwa atau mensucikannya
dan meningkatkan derajat anaknya”.
Jadi, zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dibayarkan setiap
muslim setelah bulan Ramadhan, baik laki-laki, wanita, dewasa maupun anak kecil,
18
Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Usul Fiqh, (Kuwait: Dar al-Qolam, 1994)
19
Wahbah Az Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1995)
20
Dahlan, Abdul Azis (eds). Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 1996)
21
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat. (Bogor: Litera Antar Nusa. 2007)
baik orang merdeka maupun hamba sahaya (budak) yang tujuannya untuk
membersihkan dan mensucikan jiwa manusia.22
Pengeluaran zakat fitrah itu dengan maksud untuk mensucikan orang yang
berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatanperbuatan yang tidak ada gunanya selama
menjalankan ibadah puasa Ramadhan, sekaligus untuk memberikan makanan orang-
orang fakir miskin agar tidak meminta-minta pada hari Idhul fitri. 23 Sebagaimana
hadis Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas yaitu:
Artinya : “Rasulullah telah memfardhukan zakat fitrah untuk pensuci bagi orang-
orang yang berpuasa dari tutur kata yang siasia dan carut maki, dan untuk menjadi
makanan bagi orang-orang miskin. Maka barang siapa memberikannya sebelum
pergi bersembahyang, maka itulah zakat yang diterima, dan barang siapa
memberikannya, sesudah bersembahyang, maka pemberian itu dipandang sebagai
sedekah biasa”(al-Kahlani, 1985: 546)
Pengertian zakat fitrah dalam UU RI No. 38 Tahun 1999 pasal 11 ayat 1
adalah sejumlah bahan makanan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan oleh
setiap orang muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya yang memiliki
kelebihan makanan pokok untuk sehari pada hari raya Idhul fitri24
22
Abdul Azis Dahlan (eds). Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 1996)
23
Yusuf Qaradhawi. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2007)
24
Zuhri, Muhammad, Pelaksanaan Pendistribusian Zakat Mal Di Desa Brambang Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak. (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2000)
25
Yusuf Qaradhawi. Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2007)
Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. berkata: cukupkanlah mereka pada hari ini supaya
mereka tidak perlu meminta-minta untuk memenuhi hajat hidupnya dan
keluarganya”. (H.R. Ibnu Adi dan Daru al-Quthni)
Sedangkan zakat mal merupakan zakat yang berhubungan dengan harta,
yang dikeluarkan karena harta tersebut telah dimiliki penuh selama satu tahun
(haul) dan memenuhi standar nisabnya (kadarminimum harta yang terkena zakat).
Dalam terjamah kifayatul akhyar harta yang wajib dizakati ada 5 macam, yaitu:26
1) Ternak
2) Emas
3) Tanaman (hasil tanaman)
4) Buah-buahan
5) Barang dagang
Standar ketentuan besarnya zakat yang harus dikeluarkan dari zakat mal
sangat variatif tergantung pada obyek zakatnya. Misalnya, untuk zakat perniagaan
nisabnya setara dengan zakat emas, yakni 94 gr, zakatnya 2,5 %. Di dalam
pengeluaran zakat meskipun harus menunggu selama satu tahun dimiliki (haul),
namun pengeluarannya tidak harus menunggu akhir tahun, yaitu sistem
pengeluaran dapat disesuaikan denga periode penerimaan rezeki. Zakat ini terdiri
dari: zakat emas dan perak, binatang, tumbuh-tumbuhan (buah-buahan), barang
perniagaan dan zakat profesi.
Sedangkan syarat-syarat zakat meliputi syarat wajib dan syarat sahnya zakat
dengan penjelasan sebagai berikut:
2) Islam
Menurut Ijma' zakat tidak wajib atas orang-orang kafir karena zakat ini
merupakan ibadah mahdah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang suci.
b) Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati, diisyaratkan produktif
dan berkembang
Hal ini dikarenakan sebab salah satu makna zakat adalah berkembang
dan produktifitas yang dihasilkan dari barang barang yang produktif
e) Kepemilikan harta telah mencapai setahun atau telah sampai jangka waktu yang
mewajibkan seseorang mengeluarkan zakat missal pada masa panen.
f) Harta tersebut bukan merupakan harta hasil utang.29
b. Syarat Sah
Syarat-syarat syah pelaksanaan zakat:
28
M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. (Jakarta: UI Press. 2008)
29
Wahbah Az Zuhayly, Fiqh wa Adillah. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2003)
1) Niat
Para fuqaha sepakat bahwa niat merupakan syarat pelaksanaan zakat.
Pendapat ini berdasarkan sabda nabi SAW yang artinya sebagai berikut :
انمااالعمالباالنیات
b. Hikmah Zakat
Kesenjangan penghasilan rezeki dan mata pencaharian merupakan
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Allah melebihkan sebagian golongan dari
sebagian yang lain dalam hal rezeki. Allah mewajibkan orang yang kaya untuk
memberikan hak yang wajib kepada orang fakir.34
33
Elsi Kartika Sari.Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006)
34
Wahbah Az Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1995)
Dan segi harta yang dibayarkan zakatnva, zakat berarti membersihkan harta
dari hak fakir-miskin dan lain-lainnya yang melekat pada harta orang kaya.Dengan
demikian.jika zakat tidak dibayarkan ini berarti bahwa harta" orang kaya itu
dikotori oleh hak orang lain yang belum dibayarkan. Akan tetapi jangan lain
diartikan bahwa zakat adalah harta kotor sebab jika tidak demikian halnya. Orang
yang berhak menerima zakat menjadi tempat pembuangan harta kotor.
Akan tetapi harus dicatat bahwa dengan adanya kewajiban zakat atas
golongan kaya itu tidak berarti bahwa Islam mendidik kaum fakir-miskin untuk
selalu menantikan haknya pada harta golongan kaya.Islam mengajarkan agar setiap
muslim bekerja untuk memperoleh kecukupan kebutuhan hidup diri sendiri dan
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya dan sekaligus Islam mencela orang
yang menggantungkan diri pada kebaikan hati orang lain untuk memberi bantuan
kepadanya.
35
http//insanulilallbab.wordpress.com/2013/03/12/zakat-produktif-dalamperspektif-Islam/ di akses pada
tanggal 29 april 2015
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan dan pengawasan dalam pelaksanaan
zakat.
Tujuan pelaksanaan pengelolaan zakat oleh pengelola zakat antara lain: pertama,
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penuaian dan pelayanan zakat. Sebagaimana
realitas yang ada di masyarakat, sebagian masyarakat umat Islam yang kaya (mampu)
belum manunaikan ibadah zakatnya, jelas ini bukan persoalan kemampuan, tetapi
menyangkut kurangnya kesadaran berzakat dikalangan umat Islam.
Ketiga, meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.Setiap lembaga zakat
sebaiknya memiliki database tentang muzakki dan mustahik.Profil muzakki perlu didata
untuk mengetahui potensi-potensi atau peluang untuk melakukan sosialisasi maupun
pembinaan kepada muzakki.Muzakki adalah nasabah kita seumur hidup, maka perlu
adanya perhatian dan pembinaan yang memadai guna memupuk nilai
kepercayaannya.Terhadap mustahik pun juga demikian, program pendistribusian dan
pendayagunaan harus diarahkan sejauh mana mustahik tersebut dapat meningkatkan
kualitas hidupnya, dari status mustahik berubah menjadi muzakki.37
36
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
37
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press.
2011)
Dalam pelaksanaan zakat terdapat tiga pihak. Pihak yang pertama, yaitu pembayar
zakat (muzakki); pihak kedua, yaitu penerima zakat (mustahik); pihak ketiga, yaitu
penyalur zakat (qabidh), yang terdiri dari Imam dan aparatnya atau wakil muzakki.38
38
Mursyid, Mekanisme Pengunpulan Zakat Infaq dan Shadaqah (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-
undang), (Yogyakarta: Magistra Insania Press. 2006)
39
Direktorat Urusan Agama Islam Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Petunjuk Teknis Pengelolaan
Zakat, (Departemen Agama RI, 2000)
Zakat mempunyai peranan penting dalam sistem perekonomian Islam. Zakat
berfungsi sebagai sumber dana dalam menciptakan pemerataan kehidupan ekonomi,
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Islam. Disamping sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah, zakat juga berfungsi membersihkan diri dan harta
kekayaan dari kotoran-kotoran akhlak dan penyelewengan akidah, juga menjadi tumpuan
harapan kaum dhu’afa (fakir miskin) sekaligus menjadi penunjang pelestarian dan
pengembangan ajaran Islam dalam masyarakat.zakat juga merupakan sarana yang
menghubungkan tali silaturrahmi antara kelompok muzakki dengan kelompok dhu’afa.
Sebagai sumber dana pembangunan umat Islam, zakat dapat menjadi kekuatan modal
yang sangat besar jika ditunjang oleh cara pengelolaannya yang baik. Untuk itu, perlu
diciptakan kondisi sebagai berikut:40
40
Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 20088)
Istilah pendistribusian berasal dari kata distribusi yang berarti penyaluran atau
pembagian kepada beberapa tempat.Oleh karena itu, kata ini mengandung makan
pemberian harta zakat kepada para mustahik zakat secara konsumtif.
Penyaluran zakat dilihat dari bentuknya dapat dilakukan dalam dua hal:
1) Bentuk sesaat
Penyaluran bentuk sesaat adalah penyaluran zakat hanya diberikan kepada
seseorang satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga berarti bahwa penyaluran
kepada mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian ekonomi mustahik.
Hal ini dikarenakan mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandriri,
seperti pada diri orang tua yang sudah jompo, dan orang cacat.
2) Bentuk pemberdayaan
Penyaluran bentuk pemberdayaan merupakan penyaluran zakat yang
disertai target merubah kondisi mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini
adalah target besar yang tidak dapat dengan mudah atau dalam waktu yang singkat
dapat terealisir.Karena itu, penyaluran zakat harus disertai dengan pemahaman
yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima.Apabila
permasalahanya adalah permasalahan kemiskinan, harus diketahui penyebab
kemiskinan tersebut sehingga dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya
target yang telah direncanakan.42
41
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press.
2011)
42
Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press.
2011)
Distribusi dana zakat produktif terdiri dari tiga kata yang masing-masing
memiliki arti yaitu distribusi, dana zakat dan produktif. Distribusi berarti kegiatan
penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen
guna mengambil kebutuhan manusia. Dana zakat berarti adalah dana yang
diperoleh dari muzakky (orang yang berkewajiban membayar zakat) kepada
mustahiq (orang yang berhak menerima dana zakat) melalui amil baik BAZ
ataupun LAZ. Sedangkan produktif sendiri diartikan sebagai kegiatan yang
menghasilkan yang dilakukan secara terus menerus, berkembang, dan tidak
konsumtif (langsung habis).
43
Jaribah bin Ahmad al Haristri, Fiqih Ekonomi Umar bin al Khatab, (Jakarta : Khalifah, 2006). hal. 212
44
Ibid, hal 2018
Jadi distribusai dana zakat produktif merupakan penyaluran dana zakat
yang fungsinya memberikan dana manfaat dalam jangka panjang bagi mustahiq
sehingga kelak mustahiq mempunyai penghasilan dari usaha produktifnya.
Distribusi dana zakat secara produktif sebenarnya bukan barang baru yang
seperti ini dikumandakan pemikir ekonomi Islam. Distribusi produktif telah
dilaksanakan oleh manusia yang pertama kali menerima syariat zakat dari Allah
SWT yaitu Nabi Muhammad SAW. Kegiatan itu terdapat dalam hadist riwayat
Imam muslimyangmenjelaskan bahwa Nabi pernah memberikan zakat kepada
Salim bin Abdillah bin Umar, dan Nabi menyuruhnya untuk dikembangkan dan
hasilkan disedekahkan lagi. Sahabat Salim pun mengikuti perintah Nabi untuk
mengelola hartanya hingga suatu waktu Salim bisa mengeluarkan sedekah dari
usahanya.
45
Nukhto Arvawie Kurde, Memungut Zakat & Infaq Profesi oleh Pemerintah Daerah (Bagi Pegawai
Negeri dan Pegawai Pemerintah Daerah), (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005).
46
Yayat Hidayat, Zakat Pofesi Solusi Mengentaskan Kemiskinan Ummat, (Bandung : Pangger Press,
2007).
terdistribusi dengan sia-sia, maka jalan yang ditempuh pada setiap lembaga adalah
membaca peluang usaha untuk dijadikan sebuah program pemberdayaan ekonomi
mustahiq. Sedangkan pada poin kedua dijadikan syarat sebagai bahan
pengontrolan BAZ bagi seluruh lembaga amil zakat yang melakukan distribusi
secara produktif.
1) Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu
mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar.Berdasarkan tingkat pendapatannya, penduduk yang miskin secara
absolut berarti memiliki kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan
pokok.Misalnya belum mampu memenuhi kebutuhan makan secara standar
(kurang dari 3 kali dalam sehari).
2) Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat
disekitarnya.Penduduk dengan kemiskinan relatif memungkinkan untuk hidup
lebih layak dibandingkan dengan penduduk dengan kemiskinan
absolut.Namun memang masih di bawah masyarakat pada umumnya.Misalnya
tingkat pendapatannya belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder
diantaranya kebutuhan rekreasi, kesehatan dan hiburan.
3) Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Penduduk dengan kemiskinan cultural (kebiasaan) cenderung untuk tidak mau
merubah keadaan yang terjadi pada dirinya.Tidak adanya usaha progresif
(kearah kemajuan) guna perbaiakan tingkat pendapatan dan penghidupan yang
layak dan lebih baik.Penduduk dengan kemiskinan cultural pasrah dengan
keadaan yang melingkupi dirinya.
c. Penerima dana zakat (mustahik zakat)
Penyaluran dana zakat dalam konteks alqur’an diberikan kepada 8 asnaf,
tetapi tidak selamanya zakat diberikan kepada mereka semuanya. Adakalanya
49
Abdul Azis Dahlan (eds). Ensiklopedi Hukum Islam.(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 1996)
zakat diberikan kesebagaiannyaterutama fakir dan miskin dikarenakan oleh
beberapa sebab, seperti dana zakatnya sedikit maupun mustahik yang ditentukan
hanya sebagian dari delapan asnaf. Lalu bagaimana cara membagikan dananya, ?
Imam mazhab berbeda pandangan dalam menentukan kasus diatas, Imam
Syafi’I berpendapat apabila zakat yang terkumpul sedikit, maka zakat dibagikan
secukupnya hingga semua mustahiq memperole bagiannya namun apabila tidak
mencukupi untuk dibagikan semuanya maka boleh dibagikan hanya untuk 3 orang
seperti yang dikutip dalam Masail Fiqhiyah karya Drs. Masjfuk Zuhdi, bahwa
Imam Syafi’I berpegangan denagn hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim,
Abu Daud, An Nasai, dan Ahmad dari Qabishah bin Mukhariq al-Hilali, yang
menunjukan bahwa zakat boleh diberikan kepada50
1) Seorang yang menaggung hutang untuk mendamaikan permusuhan /
perselisihan orang-orang Islam, sehingga ia bebas sama sekali dari beban itu.
2) Seorang yang ludes hartanya karena musibah misalnya ; gempa bumi, banjir,
Tsunami atau lainnya hingga ia bisa bangun kembali dan mandiri.
3) Seorang yang ditimpa kemiskinan dan kebutuhan, sehingga ia bebas dari
kemiskinan dan kebutuhan, kemudian bisa mandiri.
Imam Abu Hanafi berpendapat zakat boleh diberikan pada satu kelompok
saja, sedangkan imam malik berpendapat zakat dapat diberikan hanya kepada
orang-orang yang membutuhkan saja.Dilihat dari pandangan para Imam penulis
mengedepankan pendistribusian zakat sebagai prioritas dalam artian apa yang
dibutuhkan mustahiq saat in aka diberikan keperluannya sehingga zakat benar-
benar menjadi alternative dalam mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan
social.
Konsep pendistribusian zakat Secara formal telah diatur Allah SWT, yaitu
dalam QS. At Taubah: 60
a) Fakir
Menurut jumhur ulama fiqih, fakir adalah orang-orang yang tidak
mempunyai harta atau penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, tempat dan segala keperluan pokok lainnya, baik untuk dirinya sendiri
maupun keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.51
b) Miskin
Jumhur ulama mengatakan bahwa orang miskin adalah orang yang
mempunyai harta atau penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan diri dan
tanggungannya, tetapi penghasilan tersebut tidak mencukupi.52
c) Amil
Amil adalah orang-orang yang ditugaskan oleh imam, kepala
pemerintah atau wakilnya, yang bertugas untuk mengumpulkan harta zakat
dan mengurus administrasinya.Amil merupakan orang yang bertanggung
jawab melaksankan segala sesuatu yang berkenaan dengan zakat mulai dari
mendata wajib zakat, mengumpulkan, membukukan, memelihara dan
mendistribusikan zakat.
d) Muallaf
Muallaf adalah orang-orang yang masih lemah niatnya dalam memeluk
Islam, maka seorang pemimpin perlu membujuk hatinya dengan sesuatu
pemberian untuk menguatkan keIslamannya, dengan pemberian sebagian
zakat itu diharapkan orang-orang yang setaraf dengannya ikut masuk Islam.53
(Rachim dan Fathoni, 1987: 225).
51
Abdul Azis Dahlan (eds). 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. 1996)
52
53
Muhammad, Zakat Profesi: Wacana Pemikiran dalam Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Salemba Diniyah,
2002)
1) Muallaf muslim ialah orang yang masuk Islam tetapi niatnya atau imannya
masih lemah, maka diperkuat dengan member zakat.
2) Orang yang telah masuk Islam dan niatnya cukup kuat, dan ia terkemuka
dikalangan kaumnya, dia diberi zakat dengan harapan kawan-kawan akan
tertarik masuk Islam.
3) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang kaum kafir di
sampingnya.
4) Muallaf yang dapat membendung kejahatan orang yang membangkang
membayar zakat.
e) Ar-Riqab
Yang artinya mukatab adalah budak berlian yang diberi kebebasan
usaha mengumpulkan kekayaan agar bisa menebus dirinya untuk merdeka.54
f) Al-Gharim
Al-gharim adalah orang-orang yang mempunyai hutang yang
dipergunakan untuk perbuatan yang bukan untuk maksiat, dan zakat diberikan
agar mereka dapat membayar hutangnya.55
g) Sabilillah
Menurut jumhur ulama sabilillah adalah membelanjakan dana zakat
untuk orang-orang yang berperang dan petugas-petugas jaga perbatasan /
untuk jihad. Sebagian ulama madzhab Syafi’i dan Hanbali mengatakan, dana
zakat tidak boleh dibagikan kecuali kepada orang-orang yang berperang dan
orang-orang yang berjihad yang fakir. Pendapat ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa orang kaya yang berperang itu sudah dapat
mempersiapkan diri dan menyiapkan perlengkapannya.Sedangkan orang fakir
yang ikut perang, dibiayai Negara.56
h) Ibnu Sabil
54
Al-Ghazali, Rahasia Puasa dan Zakat, Terjemahan oleh Muhammad Al-Baqir.(Bandung: Karisma.
1994)
55
Muhammad bin Ahmad bin Rasyid al-Qurtubi, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, (Dar al-
Fikr. Tnp.: ttp., t.t)
56
F. Masdar Mas’udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS. (Jakarta: Piramedia. 2004)
Ibnu Sabil adalah orang asing yang menempuh perjalanan ke negeri
lain dan sudah tidak punya harta lagi. Menurut Ahmad Azhar Basyir, Ibnu
Sabil adalah orang yang sedang dalam perantauan atau perjalanan.
Kekurangan atau kehabisan bekal, untuk biaya hidup atau pulang ketempat
asalnya.Yang termasuk golongan ini adalah pengungsi-pengungsi yang
meninggalkan kampung halamannya untuk menyelamatkan diri atau
agamanya dari tindakan penguassa yang sewenang-wenang.57
57
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: PT. Sinar Baru Algensindo, 1997)