Anda di halaman 1dari 48

MATA KULIAH

PANCASILA
Pertemuan IV, Sabtu10 Oktober 2020
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Kata ‘hakikat’ dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam


dari segala sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan
yang mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dengan sesuatu
lain dan bersifat mutlak.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Ditunjukkan oleh Notonagoro (1975: 58), hakikat segala sesuatu


mengandung kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau
membentuknya. Misalnya, hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak, yaitu
hidrogen dan oksigen. Kebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak
untuk mewujudkan air. Dengan kata lain, kedua unsur tersebut secara
bersama-sama menyusun air sehingga terpisah dari benda yang lainnya,
misalnya dengan batu, kayu, air raksa dan lain sebagainya.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Terkait dengan hakikat sila-sila Pancasila, pengertian kata ‘hakikat’ dapat


dipahami dalam tiga kategori, yaitu:
1)Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum
yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat
abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata: ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Menurut bentuknya, Pancasila terdiri atas kata-kata dasar Tuhan,


manusia, satu, rakyat, dan adil yang dibubuhi awalan dan akhiran, berupa
ke dan an (sila I, II, IV, dan V), sedangkan yang satu berupa per dan an
(sila III). Kedua macam awalan dan akhiran itu mempunyai kesamaan
dalam maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak atau mujarad,
tidak maujud atau lebih tidak maujud arti daripada kata dasarnya
(Notonagoro, 1967: 39).
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA
2) Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus, artinya terikat kepada
barang sesuatu. Hakikat pribadi Pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila
Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama,
nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia
sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain di dunia. Sifat-
sifat dan ciri-ciri ini tetap melekat dan ada pada bangsa Indonesia. Hakikat pribadi
inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian, dan totalitas
kongkritnya disebut kepribadian Pancasila.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA
3) Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat
kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara.
Dalam realisasinya, Pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud
pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang
sesuai dengan kenyataan seharihari, tempat, keadaan dan waktu. Dengan realisasi
hakikat kongkrit itu, pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan negara setiap hari
bersifat dinamis, antisipatif, dan sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan,
serta perubahan zaman (Notonagoro, 1975: 58-61).
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Pancasila yang berisi lima sila, menurut Notonagoro (1967: 32) merupakan
satu kesatuan utuh. Kesatuan sila-sila Pancasila tersebut, diuraikan sebagai
berikut:
1.Kesatuan sila-sila Pancasila dalam struktur yang bersifat hirarkis dan
berbentuk piramidal. Susunan secara hirarkis mengandung pengertian
bahwa sila-sila Pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada
di atas menjadi landasan sila yang ada di bawahnya.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Sila pertama melandasi sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila
ketiga melandasi sila keempat, dan sila keempat melandasi sila kelima.
Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hirarkis sila-sila Pancasila menurut urut-urutan luas (kwantitas)
dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas). Dengan demikian, diperoleh
pengertian bahwa menurut urut-urutannya, setiap sila merupakan
pengkhususan dari sila-sila yang ada dimukanya.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Dalam susunan hirarkis dan piramidal, sila Ketuhanan yang Maha Esa
menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan
keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan
yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan
berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di
dalamnya mengandung sila-sila lainnya.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem yang


bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut, sebagaimana diungkapkan oleh Notonagoro (1984: 61
dan 1975: 52, 57), bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya
sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang
ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada
sebagai akibat adanya Tuhan (sila pertama).
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA
Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena
negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan
hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (sila kedua).
Dengan demikian, negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang
bersatu (sila ketiga). Selanjutnya terbentuklah persekutuan hidup bersama
yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di
samping wilayah dan pemerintah.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Rakyat adalah totalitas individu-individu dalam negara yang


bersatu (sila keempat). Adapun keadilan yang pada hakikatnya
merupakan tujuan bersama atau keadilan sosial (sila kelima)
pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama
yang disebut negara.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

2. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi


dan saling mengkualifikasi Sila-sila Pancasila sebagai
kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling
mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka hubungan
hirarkis piramidal seperti di atas.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

Dalam rumusan ini, tiap-tiap sila mengandung empat sila


lainnya atau dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Untuk
kelengkapan hubungan kesatuan keseluruhan sila-sila
Pancasila yang dipersatukan dengan rumusan hirarkis
piramidal tersebut, berikut disampaikan kesatuan sila-sila
Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

a. Sila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan


yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

b. Sila kedua; kemanusiaan yang adil dan beradab adalah


kemanusiaan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

c. Sila ketiga; persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-


Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

d. Sila keempat; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah
kerakyatan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia;
HAKIKAT SILA-SILA DALAM PANCASILA

e. Sila kelima; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


adalah keadilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (Notonagoro, 1975: 43-44).
HAKIKAT PANCASILA
Bicara tentang hakikat berarti membicarakan tentang hal-hal yang hakiki atau mendasar.
Demikian juga halnya dengan upaya memehami hakikat pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Karena pancasila memiliki keluasan arti filosofis, maka dari dua pengertian pokok tersebut
 dapat di beri arti yang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut;
•Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
•Pancasila sebagai dasar negara
•Pancasila sebagai sumber dari segal sumber hukum
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Adapun yang dimaksud adalah Pancasila sebagai pegangan hidup,


pedoman hidup, petunjuk hidup dan jalan hidup (way of life).  Sebagai
pandangan hidup bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau
petunjuk dalam kehidupan sehari-ahari. Ini berati, Pancasila sebagai
pandangan hidup merupakan petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
hidup dan kehidupan di segala bidang.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia bersumber pada akar budaya dan
nilai-nilai religius sebagai keyakinan bangsa Indonesia, maka dengan pandangan
hidup yang diyakini inilah bangsa Indonesia dapat dan mampu memandang dan
memecahkan masalah yang dihadapi secara tepat. Pandangan hidup bagi suatu
bangsa mempunyai arti menuntun, sebab dengan pandangan hidup yang dipegang
teguh maka bangsa tersebut memiliki landasan fundamental yang menjadi pegangan
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Dengan pandangan hidup yang jelas, bangsa Indonesia akan memiliki


pegangan dan pedoman bagaimana mengenal serta memecahkan berbagai
masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum dan persoalan lainnya
dalam gerak masyarakat yang semakin maju. (Kaelan. 2000: 197).
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Sebagai pandangan hidup bangsa, di dalam Pancasila terkandung konsep


dasar kehidupan yang dicita-citakan serta dasar pikiran terdalam dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itulah
Pancasila harus menjadi pemersatu bangsa yang tidak boleh mematikan
keanekaragaman yang ada sebagai Bhinneka Tunggal Ika.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Dengan demikian Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang


memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup sehari-
hari dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala daya
upaya bangsa Indonesia dalam membangun dirinya akan terarah sesuai
garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara dapat disebut pula
sebagai ideologi bangsa dan negara. Sebagai ideologi, Pancasila diangkat
dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai religius yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Ideologi memiliki arti
pengetahuan tentang ide-ide. Di samping memiliki arti pengetahuan tentang
ide-ide, ideologi juga mencakup arti pengertian-pengertian dasar, gagasan-
gagasan dan cita-cita.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Di dalam perkembangannya ideologi memiliki arti yang berbeda-beda,


seperti misalnya Karl Marx mengartikan ideologi sebagai pandangan hidup
yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. (Kaelan. 2000: 201).
Gunawan Setiardja (1993:19) mengemukakan bahwa ideologi adalah
seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan
pedoman dan cita-cita hidup.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Berdasar uraian di atas, manfaat dijadikannya pancasila sebagai pandangan


hidup bangsa antara lain untuk:
1)Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat
meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan
simbol-simbol atau semboyan tertentu.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

2) Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada


seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya,
gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata.
3) Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk
berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi  itu sendiri
serta untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi
sumber insiparsi bagi perjungan selanjutnya.
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

Selain sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila juga sebagai


Kepribadian Bangsa. Ini berati, sebagai halnya bendera merah putih sebagai
ciri khas bangsa atau negara Indonesia yang membedakan dengan bangsa
atau negara lain,  Pancasila juga merupakan ciri khas bang Indonesia yang
tercermin dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang senantiasa selaras,
serasi dan seimbang sesuai deng nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Seperti yang kita ketahui bersama, Pancasila merupakan salah satu dasar
fundamental Negara Republik Indonesia. Dalam hal ini, setiap hal yang
berkaitan dengan negara Republik Indonesia seharusnya ditetapkan dan
diputuskan dengan memperhatikan nilai – nilai yang ada dalam Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Jika kita maknai dari frasa kata yang membentuknya, maka pengertian


Pancasila sebagai dasar Negara artinya setiap hal yang menyangkut dengan
urusan – urusan atau pun masalah kenegaraan harus diputuskan dengan
dilandasi atau pun didasari dengan nilai – nilai yang terkandung di dalam
Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Dalam pembukaan Undang – undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sendiri
disebutkan bahwa :
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia…
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang


berkeudalatan rakyat dengan berdasar kepada keTuhanan yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia dan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Jika berkaca dari isi pembukaan UUD Tahun 1945, maka semua pihak yang
ada dalam Negara Republik Indonesia (termasuk para pelaku atau pun
pewenang kekuasaan di pemerintahan) wajib menerapkan nilai – nilai yang
terkandung di dalam pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Sebagai dasar negara, pancasila memiliki beberapa fungsi dasar sebagai berikut :
•Sumber hukum negara Republik Indonesia;
•Cita – cita hukum negara Republik Indonesia;
•Sumber penyemangat para pelaksana penegakan hukum dan pelaksana pemerintahan
Republik Indonesia;
•Sebagai norma yang mendasari setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah mau pun
penegak hukum Republik Indonesia;
•Sebagai suasana kebatinan dari UUD 1945.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

Sumber hukum ialah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan


peraturan perundang-undangan,baik berupa sumber hukum tertulis maupun
tidak tertulis.
Sejarah Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis (hukum) tercantum
dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 menjelaskan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI
atas nama bangsa Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS melalui Ketetapan MPRS No. XX/
MPRS/1966 ( jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978 )
. Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia
yang hakikatnya adalah sebuah pandangan hidup.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam pasal 2
UU No.10 tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan yang menyatakan
“Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara”.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Dilihat dari materinya,Pancasila digali dari pandangan hidup bangsa
Indonesia yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Dasar Pancasila terbuat dari materi atau bahan dalam negeri yang
merupakan asli murni dan menjadi kebanggaan bangsa. Dasar negara
Republik Indonesia tidak diimpor dari luar, meskipun mungkin saja mendapat
pengaruh dari luar.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Dalam ilmu pengetahuan hukum,pengertian sumber dari segala sumber
hukum dapat diartikan sebagai sumber pengenal (kenbron van het recht) dan
diartikan sebagai sumber asal, sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab
timbulnya aturan hukum (welbron van recht).
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Maka pengertian Pancasila sebagai sumber bukanlah dalam pengertian
sumber hukum kenbron sumber tempat ditemukannya, tempat melihat dan
mengetahui norma hukum positif, akan tetapi dalam arti welbron sebagai
asal-usul nilai, sumber nilai yang menjadi sumber dari hukum positif. Jadi,
Pancasila merupakan sumber nilai dan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya dibentuklah norma-norma hukum oleh negara.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama
segala perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala
bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Proklamasi kemerdekaan merupakan norma yang pertama sebagai
penjelmaan pertama dari sumber dari segala sumber hukum yaitu pancasila
yang merupakan jiwa dan pandangan hidup bangsaIndonesia. Pada tanggal
18 Agustus 1945 sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia itu
dijelmakan dalam pembukaan UUD 1945 dan pembukaan kecuali merupakan
penjelmaan sumber dari segala sumber hukum sekaligus juga merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental seperti yang diuraikan oleh
Notonegoro.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proklamasi kemerdekaan
merupakan penjelmaan pertama dari Pancasila sumber dari segala sumber
hukum dan pembukaan merupakan UUD 1945 merupakan penjelmaan kedua
dari Pancasila sumber dari segala sumber hukum yang memberi tujuan
dasar dan perangkat untuk mencapai tujuan itu.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Karena pembukaan UUD 1945 merupakan staatsfundamentalforms, yang
mengandung 4 pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila itu sendiri,
serta Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, maka dapat
disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 merupakan filsafat hukum
Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER
HUKUM
Penjabaran tentang filsafat hukum Indonesia terdapat pada teori hukumnya.
Sesuai dengan bunyi kalimat kunci dalam penjelasan UUD 1945 : Undang-
Undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan dan pasal-pasalnya.
Apabila UUD 1945 merupakan filsafat hukum Indonesia, maka batang tubuh
berikut dengan penjelasan UUD 1945 adalah teoori hukumnya. Teori hukum
tersebut meletakkan dasar-dasar falsafah hukum positif kita.
Sekian dan Terima Kasih
SAMPAI JUMPA DI PERTEMUAN SELANJUTNYA 

Anda mungkin juga menyukai