Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
1. Pengertian zakat......................................................................................................................2
2. Dasar Hukum dan pendapat ulama kontemporer tentang Zakat........................................2
3. Macam macam zakat...............................................................................................................3
4. Syarat dan rukun zakat...........................................................................................................3
5. Golongan Mustahiq.................................................................................................................4
6. Perbedaan antara zakat dan shodaqoh..................................................................................5
7. Manfaat zakat..........................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap umat Muslim berkewajiban untuk memberikan sedekah dari rezeki yang
dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Al-Qur'an. Pada awalnya, Al-Qur'an
hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak
wajib). Namun, pada kemudian hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat
menjadi wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat
ini dengan menetapkan pajak bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban
kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam.
Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya
mengenai jumlah zakat tersebut.

Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan
kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak
yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu
membayar. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu
harus dibayarkan. Kejatuhan para kalifah dan negara-negara Islam menyebabkan zakat tidak
dapat diselenggarakan dengan berdasarkan hukum lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Zakat?
2. Apa Dasar hukum dan pendapat ulama tentang zakat?
3. Apa saja macam-macam zakat?
4. Apa saja syarat dan rukun zakat?
5. Siapa saja golongan mustahiq itu
6. Apa perbedaan zakat dan shadaqah
7. Apa saja manfaat zakat

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian zakat
2. Untuk mengetahui dasar hukum dan pendapat ulama tentang zakat
3. Untuk mengetahui macam macam zakat
4. Untuk mengetahui syarat dan rukun zakat
5. Untuk mengetahui golongan mustahiq zakat
6. Untuk mengetahui perbedaan antara zakat dan shadaqah
7. Untuk mengetahui manfaat zakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian zakat
Zakat secara bahasa Arab 'zaka' yang berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan
'berkembang'.
Makna tumbuh dan berkembang dalam zakat artinya dalam menunaikan zakat akan
menghasilkan banyak pahala. Sementara itu makna suci dalam zakat dimaksudkan sebagai
sarana untuk mensucikan jiwa dan pencuci dosa-dosa yang telah lalu.Di dalam zakat
terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan, kebersihan jiwa, dan memupuk
kebaikan. Itulah mengapa disebut dengan zakat.
Sedangkan Zakat dalam segi istilah adalah kegiatan mengeluarkan harta tertentu dari
seseorang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
(mustahiq).

2. Dasar Hukum dan pendapat ulama kontemporer tentang Zakat


Ketentuan mengenai zakat di Indonesia telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Agama Nomor 52 Tahun 2014. Menurut aturan tersebut, zakat adalah harta wajib dikeluarkan
oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki orang Islam untuk diberikan kepada
yang berhak menerima sesuai dengan syariat Islam.

Dan dasar hukum mengeluarkan zakat telah dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 110.
Allah SWT berfirman:

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ َ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ ۗ َو َما تُقَ ِّد ُموْ ا اِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن َخي ٍْر ت َِج ُدوْ هُ ِع ْن َد ِ ۗ اِ َّن َ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
١١٠ - ‫ص ْي ٌر‬

Artinya: "Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu
kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sungguh, Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Adapun dasar hukum yang dinukil dari hadits Nabi tentang perintah zakat sebagai berikut.
‫ زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل‬.‫م‬.‫ فرض رسول هلال ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫الصالة فهي زكاة مقبو لة ومن اداها بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات‬

Artinya:“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”
(HR Abu Dawud dan Ibn Majah).

2
Adapun pendapat dari beberapa ulama tentang zakat:
 T. M. Hasbi ash-Shidieqy, berkesimpulan bahwa zakat itu wajib dipungut dari harta
anak-anak kecil dan orang gila, karena zakat itu adalah fardhu ain yang diharapkan
terhadap harta, maka siapa saja yang berharta baik dia masih kecil atau sudah
mukallaf, baik dia berakal ataupun tidak, wajib mengeluarkan zakat. Adapun
pelaksanaannya dibebankan atas para wali.
 Menurut Ulama Abu Hanifah dan Imam Malik, zakat boleh dibagikan kepada satu
golongan saja dari mustahik yang delapan. Bahkan menurut Abu Hanifah, zakat boleh
diberikan kepada satu orang saja dari salah satu asnaf, yaitu diberikan kepada yang
paling membutuhkan.
 Rasyid Ridha dalam tafsir al-Manar mengemukakan bahwa adanya perbedaan
pendapat antara ulama salaf dan ulama-ulama sekarang dibeberapa Negara dalam
masalah ini, menunjukkan bahwa tidak adanya sunah amaliah di zaman Rasulullah
SAW, dalam hal pengelolaan dan pendistribusian harta zakat.
 Adapun menurut Yusuf al-Qardhawy, batasan gharim yang tidak berhak menerima
bagian dari zakat adalah gharim yang masih mempunyai harta yang dapat membayar
hutangnya, sehingga apabila ia kaya dan mampu untuk menutupi hutangnya dengan
uang atau benda yang dimilikinya.

3. Macam macam zakat


Zakat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu zakat harta benda (zakat mal) dan zakat
badan (zakat fitrah).
1. Zakat Mal
Zakat mal atau zakat harta adalah zakat yang wajib dikeluarkan seorang muslim
sesuai dengan nisab dan haulnya. Nisab merupakan syarat minimum harta yang dapat
dikategorikan sebagai wajib zakat. Sementara haul adalah masa kepemilikan harta sudah
berlalu selama 12 bulan Qamariyah/tahun Hijriyah.
Tidak ada batasan waktu dalam mengeluarkan zakat maal. Artinya bisa dikeluarkan
sepanjang tahun ketika syaratnya sudah terpenuhi.
Zakat jenis ini akan melahirkan banyak jenis zakat lainnya di antaranya zakat
penghasilan, perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, hasil temuan,
obligasi, tabungan, emas, dan perak dan lain sebagainya.

2. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan bagi setiap muslim pada bulan
Ramadan. Tepatnya saat menjelang Idul Fitri. Besaran zakat fitrah setiap orang adalah satu
sha' atau setara dengan 3,5 liter atau sekitar 2,5 kilogram makanan pokok.
Zakat ini bisa berupa beras, gandum, dan sejenisnya sesuai dengan daerah yang
bersangkutan. Zakat fitrah juga bisa diganti dengan uang, namun harus setara dengan
harga makanan pokok sesuai besaran zakat tersebut.

3
4. Syarat dan rukun zakat
a. Syarat Wajib Zakat Fitrah
1. Beragama Islam
2. Setiap orang yang beragam Islam wajib membayarkan zakat fitrah.
3. Merdeka
4. Orang yang merdeka, dalam artian bukan dari kalangan budak atau hamba sahaya,
wajib membayarkan zakat fitrah.
5. Mampu atau berkecukupan
6. orang yang mampu dan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
wajib membayar zakat fitrah, termasuk untuk orang yang dinafkahinya.
7. Menemui waktu dan nishab wajib zakat
8. Membayarkan zakat fitrah dilakukan apabila telah memenuhi waktu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan batas takaran harta.

b. Rukun zakat
Rukun-rukun zakat adalah sebagai berikut:
1. Niat zakat fitrah, yaitu niat untuk membersihkan diri dari kotoran dan dosa dengan
membayar zakat fitrah
2. Terdapat muzakki, yaitu orang yang berzakat
3. Terdapat mustahiq, yaitu orang yang berhak menerima zakat
4. Memberikan dana atau makanan pokok yang dizakati, yaitu harta yang disisihkan
untuk zakat harus sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditentukan oleh syariat Islam

5. Golongan Mustahiq
Zakat adalah kewajiban rutin tahunan yang harus dikeluarkan atas dasar standar
tertentu dalam batas waktu yang ditentukan. Penyaluran zakat hanya untuk pihak penerima
(mustahiq) dengan kriteria yang terbatas yakni 8 golongan (ashnaf), merujuk pada firman
Allah dalam al Quran Surat Attaubah ayat 60 :

‫هّٰللا‬
ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال ٰع ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى ال ِّرقَا‬
َ ‫ب َو ْال ٰغ ِر ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِ ْي ِل ِ َواب ِْن ال َّسبِي ۗ ِْل فَ ِري‬
ً‫ْضة‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ِّمنَ ِ ۗ َو ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬

" Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang orang fakir, orang-orang miskin, para Amil
Zakat, orang orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk
orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai
kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana” (Terjemah Kemenag
2019, QS. 9:60).

4
Dalam surat At-Taubah ayat 60 diatas, sudah ditulis dengan jelas, bahwa terdapat 8
golongan yang mempunyai hak untuk menerima zakat.
Berikut adalah 8 golongan yang berhak mendapat zakat fitrah, antara lain :
1. Fakir
2. Orang yang disebut fakir artinya tidak punya harta maupun tenaga yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan.
3. Miskin
4. Orang yang mempunyai pekerjaan tetapi kurang dapat mencukupi kebutuhan
5. Amil
6. Amil merupakan orang yang bertugas mengurus zakat
7. Muallaf
8. Mualaf merupakan orang yang pertama kali masuk islam
9. Hamba sahaya
10. Orang yang mempunyai hutang (Gharim)
11. Orang yang sedang berjuang di jalan Allah atau bisa disebut sabillilah
12. Ibnu sabil

6. Perbedaan antara zakat dan shodaqoh


a. Zakat
Menurut bahasa, zakat bisa ditilik dari bahasa Arab, kata zakā, yang berarti suci,
tumbuh dan berkembang. Dengan makna bahasa tersebut (yakni “suci, tumbuh dan
berkembang”), menurut Ibnu Hajar Al 'Asqalani sesuai tinjauan syariat, maka itulah yang
akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan pada harta (termasuk pula dalam
perdagangan – pertanian) dan pahala yakni membersihkan atau mensucikan. Sedangkan
menurut terminologi syariah, zakat berarti sebagian harta yang wajib diserahkan kepada
orang-orang tertentu (fakir, miskin, mualaf, orang yang terlilit hutang, sabilillah,
memerdekakan budak, orang dalam perjalanan, dan amil zakat) dalam waktu tertentu.
Wajib dikeluarkan bagi seorang Muslim yang berakal, baligh, dan merdeka. Zakat adalah
kewajiban rutin tahunan yang harus dikeluarkan atas dasar standar tertentu dalam batas
waktu yang ditentukan.

b. Sedekah
Sedekah secara bahasa, berasal dari kata “shidqoh” (bahasa Arab) yang artinya
“benar”. Menurut tafsiran para ulama, orang yang suka bersedekah adalah orang yang
benar pengakuan imannya. Jadi, sedekah adalah perwujudan sekaligus cermin keimanan.
Pengertian dari sisi terminologi, sedekah berarti pemberian sukarela kepada orang lain
(terutama kepada orang-orang miskin) yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun
waktunya. Sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga
dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan
dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah.

5
Adapun sifat hukum dari sedekah adalah sunah, yaitu suatu suatu amalan yang apabila
diamalkan (dikerjakan) akan mendapatkan pahala dan apabila tidak diamalkan
(ditinggalkan) tidak akan mendapatkan dosa.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa, berbeda dengan Zakat yang ditentukan
nisabnya, sedangkan sedekah tidak memiliki batas. Zakat ditentukan siapa saja yang
berhak menerimanya sedangkan sedekah boleh diberikan kepada siapa saja yang
membutuhkannya. Sedangkan dalam hal teknis pemberiannya, zakat, dan sedekah itu
boleh dinampakan ataupun disembunyikan. Allah berfirman :
‫ت فَنِ ِع َّما ِه ۚ َي َواِ ْن تُ ْخفُوْ هَا َوتُْؤ تُوْ هَا ْالفُقَ َر ۤا َء فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ۗ َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِّم ْن َسي ِّٰاتِ ُك ْم ۗ َوهّٰللا ُ بِ َما‬
ِ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِ ْن تُ ْبدُوا ال‬
‫تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر‬
“ Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (akan tetapi,) jika kamu
menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik
bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Maha teliti terhadap apa
yang kamu kerjakan” (Terjemah Kemenag 2019, QS. 2:271).

7. Manfaat zakat
1. Menyempurnakan Iman
2. Bukti Ketaatan kepada Allah
3. Membersihkan Jiwa
4. Menenangkan Hati
5. Salah Satu Tiket Menuju Surga
6. Pelindung di Hari Akhir
7. Mempelajari Agama Lebih Dalam
8. Membawa Kebajikan
9. Meninggal dengan Tenang
10. Membentengi Diri dari Bencana
11. Sarana Pengendalian Diri
12. Mengelola Uang Lebih Baik
13. Menghapus Dosa
14. Menghadirkan Keadilan Sosial
15. Menumbuhkan Solidaritas Bersama
16. Menghilangkan Rasa Iri
17. Mencegah Kriminalitas
18. Melatih Kerendahan Hati
19. Meningkatkan Rezeki
20. Menambah Keberkahan

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk salah satu rukun Islam. Dan secara
arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari akar kata zaka mengandung beberapa arti
seperti membersihkan, bertumbuh dan berkah. Dalam terminologi hukum (syara’) zakat
diartikan: “pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-
syarat yang ditentukan”
2. Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat maal.
3. Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil, muallaf,
hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan yang tidak
berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang kaya, keturunan Rasulullah, orang yang
dalam tanggungan yang berzakat.
4. Perbedaan antara zakat dengan shadaqah terletak pada waktu pemberiannya dan juga
jumlah yang diberikan.
5. Hikmah berzakat adalah sebagai berikut: Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan
membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil, Zakat mengandung arti rasa
persamaan yang memikirkan nasib kehidupan sesama manusia, Zakat dapat menjaga dari
timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si
kaya, Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan
nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Suhaib,Mohammad. PEMBAGIAN ZAKAT TERHADAP GHARIM MENURUT


FIKIH KLASIK DAN FIKIH KONTEMPORER.2009, diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id. pada
tanggal 1 Mei 2023.

Journal Dra. Hj. Elpianti Sahara Pakpahan, S.Pd.I., M.A.PANDANGAN ULAMA TENTANG ZAKAT
PROFESI.2017, diakses dari
https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/download/350/330/. Pada tanggal 1 Mei 2023.

Santoso.20 Manfaat Zakat yang Perlu Diketahui Umat Muslim.2023, diakses dari
https://yatimmandiri.org/blog/berbagi/manfaat-zakat/. Pada tanggal 1 Mei 2023.

Public relation PYI.Syarat, Rukun. dan Tata Cara Zakat Yang Perlu Diketahui !.2020, diakses dari
https://ilovezakat.id/news/syarat_rukun_dan_tata_cara_zakat_yang_perlu_diketahui pada tanggal 1
Mei 2023.

Universitas Islam An Nur Lampung.Syarat dan Rukun Zakat.2023, diakses dari


https://an-nur.ac.id/syarat-dan-rukun-zakat/. Pada tanggal 1 Mei 2023.

Aziz,khikam.Apa itu Zakat, dan Apa pula Perbedaannya dengan Infak, dan Sedekah ?.2019, diakses
dari https://purbalingga.kemenag.go.id/apa-itu-zakat-dan-apa-pula-perbedaannya-dengan-infak-dan-
sedekah/. Pada tanggal 1 Mei 2023.

Kristina.Pengertian, Hukum, Jenis, dan Cara Menghitungnya.2022, diakses dari


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6027496/zakat-pengertian-hukum-jenis-dan-cara-
menghitungnya.Pada tanggal 1 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai